Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konseling merupakan aktivitas menciptakan hubungan yang bersifat


membantu klien memahami diri, menyeleksi tindakan, mengintervensi situasi
antar pribadi dan melatih kepemimpinan. Dengan tujuan untuk mencapai
penyesuaian diri yang lebih baik dan perkembangan kematangan melalui
pemberian rangsangan pada klien agar dapat menggali potensi diri. Seorang
konselor yang baik perlu menguasai beberapa keterampilan dasar yang biasanya
disebut dengan micro skill. Diantaranya adalah (1) minimal respon, (2) refleksi,
(3) mode visual, auditori dan sentuhan, (4) bertanya, (5) merangkum, (6)
reframing, (7) konfrontansi, (8) mengubah keyakinan diri yang merusak, (9)
menormalkan keadaan emosi, (10) mengeksplorasi pilihan, (11) memfasilitasi
tindakan dan (12) penghentian. Untuk menghasilkan kualitas dan keefektifan yang
baik, konselor perlu menggunakan kemampuan tersebut secara tepat selama
proses konseling.

Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor untuk


meningkatkan kualitas dan keefektifan proses konseling adalah refleksi isi dan
perasaan. Dalam makalah ini akan dijelaskan keterampilan dasar konseling berupa
refleksi isi dan perasaan beserta dengan contoh-contohnya. Pada kemampuan ini,
konselor perlu memberi feedback yang berisi refleksi isi dan perasaan secara tepat
pada saat proses konseling. Kadang-kadang ketika konselor menyatakan kembali
kemarahan atau ketidaksukaan klien dengan mengatakan “Anda sedang marah”,
klien akan menolak untuk mengakuinya. Hal tersebut disebabkan oleh kebiasaan
sejak kecil yang menyatakan bahwa marah itu salah dan menangis itu tidak baik.

Dengan demikian diperlukanlah seorang konselor yang memungkinkan


klien untuk sepenuhnya mengalami emosi dan merasa lebih baik setelah
menyadari perasaannnya. Salah satu keterampilan yang dapat membantu konselor
untuk menyadari hal itu adalah dengan menggunakan keterampilan refleksi isi dan
perasaan yang mana akan membantu klien untuk menghubungkan antara perasaan
dan proses kognitif yang mendasarinya dan membantu konselor untuk memhami
dunia klien lebih dalam.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pentingnya memahami emosi?


2. Apa keterampilan merefleksikan perasaan?
3. Mengapa sulit mencerminkan perasaan?
4. Bagaimana merefleksikan perasaan?
5. Apa saja formula untuk mencerminkan perasaan?
6. Bagaimana meningkatkan kosakata perasaan?
7. Apa yang dimaksud berhenti dan refleksi?
8. Apa saja masalah umum dalam merefleksikan masalah?
C. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pentingnya memahami emosi?

2. Untuk mengetahui keterampilan merefleksikan perasaan?

3. Untuk mengetahui sulit mencerminkan perasaan?

4. Untuk mengetahui Bagaimana merefleksikan perasaan?

5. Untuk mengetahui Apa saja formula untuk mencerminkan perasaan?

6. Untuk mengetahui Bagaimana meningkatkan kosakata perasaan?

7. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud berhenti dan refleksi?

8. Untuk mengetahui Apa saja masalah umum dalam merefleksikan masalah?

Anda mungkin juga menyukai