Apa itu PPN? Pajak Pertambahan Nilai atau PPN adalah pungutan yang dibebankan atas
transaksi jual-beli barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau wajib
pajak badan yang telah menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).
PPN termasuk jenis pajak tidak langsung, maksudnya pajak tersebut disetor oleh
pihak lain (pedagang) yang bukan penanggung pajak atau dengan kata lain,
penanggung pajak (konsumen akhir) tidak menyetorkan langsung pajak yang ia
tanggung.
Jadi, yang berkewajiban memungut, menyetor dan melaporkan PPN adalah para
Pedagang/Penjual. Namun, pihak yang berkewajiban membayar PPN adalah Konsumen
Akhir.
PPN atau Pajak Pertambahan Nilai dikenakan dan disetorkan oleh pengusaha atau
perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Namun beban PPN tersebut ditanggung oleh konsumen akhir. Sejak 1 Juli 2016, PKP se-
Indonesia wajib membuat faktur pajak elektronik atau e-Faktur untuk menghindari
penerbitan faktur pajak fiktif untuk pengenaan PPN kepada lawan transaksinya.
Pengusaha Kena Pajak Sebagai Pihak yang Menyetor dan Melaporkan PPN
Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pihak yang wajib menyetor dan melaporkan PPN.
Setiap tanggal di akhir bulan adalah batas akhir waktu penyetoran dan pelaporan PPN
oleh PKP.
Sesuai dengan ketentuan PMK No.197/PMK.03/2013, suatu perusahaan atau seorang
pengusaha ditetapkan sebagai PKP bila transaksi penjualannya melampaui jumlah Rp 4,8
miliar dalam setahun.
Jika pengusaha tidak dapat mencapai transaksi dengan jumlah Rp 4,8 miliar tersebut,
maka pengusaha dapat langsung mencabut permohonan pengukuhan sebagai PKP.
Dengan menjadi PKP, pengusaha wajib memungut, menyetor dan melaporkan PPN yang
terutang. Dalam perhitungan PPN yang wajib disetor oleh PKP, ada yang disebut dengan
pajak keluaran dan pajak masukan.
Pajak keluaran ialah PPN yang dipungut ketika PKP menjual produknya. Sedangkan,
pajak masukan ialah PPN yang dibayar ketika PKP membeli, memperoleh maupun
membuat produknya.
Di OnlinePajak, Anda dapat membuat ID billing, setor pajak online dan e-Filing SPT
Masa PPN secara mudah, hanya dalam 1 klik dan gratis! OnlinePajak juga terjamin
keamanannya karena sudah mendapatkan ISO 27001.
Kesimpulan
PPN atau Pajak Pertambahan Nilai adalah jenis pajak yang disetor dan dilaporkan
pihak penjual yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Batas waktu penyetoran dan pelaporan PPN adalah setiap akhir bulan.
Sejak tanggal 1 Juli 2016, PKP se-Indonesia wajib membuat e-Faktur atau faktur
pajak elektronik sebagai prasyarat pelaporan SPT Masa PPN.
Pajak keluaran adalah PPN yang dipungut ketika PKP menjual produknya.
Pajak masukan ialah PPN yang dibayar ketika PKP membeli, memperoleh maupun
membuat produknya.
Di OnlinePajak, PKP dapat membuat SPT Masa PPN, ID billing, setor online dan
efiling PPN dalam satu aplikasi terpadu dan hanya membutuhkan 1 klik saja!
e-Faktur, PPN
PENGERTIAN PPNBM
PPnBM adalah pajak yang dikenakan selain Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk penjualan barang-
barang yang tergolong sebagai barang mewah
PRINSIP PPNBM
Berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
(PPnBM) merupakan pajak yang dikenakan pada barang yang tergolong mewah yang dilakukan oleh
produsen (pengusaha) untuk menghasilkan atau mengimpor barang tersebut dalam kegiatan usaha
atau pekerjaannya.
BEA MATEREI
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat perdata dan dokumen untuk
digunakan di dalam pengadilan. ... Nilai bea meterai yang berlaku adalah Rp3.000 dan Rp6.000
sesuai jenis dokumen yang dikenai bea dan penggunaan dokumen.
Tarif bea meterai baru yang bersifat tunggal atau yang lebih dikenal dengan bea meterai Rp 10.000
atau materai Rp 10.000 di tahun 2021 (materai 10.000) sudah mulai berlaku. Sementara, meterai Rp
3.000 dan materai Rp 6.000 tetap berlaku dalam masa transisi hingga 31 Desember 2021.
Bea Materai merupakan jenis pajak yang dibebankan karena adanya pemanfaatan dokumen, seperti
surat perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga serta efek. Di mana,
keseluruhan dokumen tersebut tercantum di dalamnya jumlah uang maupun nominal yang
jumlahnya sesuai dengan ketentuan berlaku.
Untuk dokumen yang dibuat secara sepihak maka bea meterai menjadi terutang pada pihak yang
menerima dokumen tersebut. Sementara itu, untuk dokumen yang dibuat oleh dua pihak atau lebih
maka bea meterai menjadi terutang pada masing-masing pihak atas dokumen yang diterimanya
Mulai tanggal 1 Januari 2021, setiap TC secara langsung akan dikenakan bea meterai. Sampai dengan
ditunjuknya AB sebagai Wajib Pungut, pemenuhan kewajiban bea meterai menjadi tanggung jawab
investor
Dokumen yang berupa surat berharga, maka bea materai terutang oleh pihak yang menerbitkan
surat berharga. Bea Meterai juga terutang oleh pihak yang menerima atau pihak yang mendapat
manfaat dari dokumen, kecuali pihak atau pihak-pihak yang bersangkutan menentukan lain.
FUNGSI BEA MATEREI
Fungsi meterai berdasarkan Pasal 1 Ayat (1) UU No. 13 tahun 1985 tentang Bea Meterai adalah
pajak dokumen yang dibebankan oleh negara untuk dokumen-dokumen tertentu. Surat pernyataan
atau perjanjian yang tidak dibubuhkan meterai tidak membuat pernyataan atau perjanjian tersebut
menjadi tidak sah.