Anda di halaman 1dari 4

SEMINAR AUDIT KEUANGAN

“CORPORATE WHISTLEBLOWER LAWS DETER ACCOUNTING FRAUD”


KP C - WEEK 4

KAP MICHAEL SENTOSA

Yehova Michael – 130318129 (Partner)


Putu Diantari Pradnyani – 130318256 (Manager)
Jeanne Julietta – 130318168 (Senior)
Claudia – 130318143 (Junior)
Lian Giovani C – 130318172 (Junior)
Anastasia Ellen – 130318183 (Junior)

UNIVERSITAS SURABAYA
FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
SEMESTER GENAP 2020/2021
PEMBAHASAN

Sistem pelaporan pelanggaran atau whistleblowing system adalah suatu


sistem yang dirancang sedemikian rupa mengenai kriteria kecurangan yang di
laporkan yang meliputi 5W+1H, tindak lanjut dari laporan tersebut, reward dan
perlindungan bagi sang pelapor atau whistleblower, dan hukuman atau sanksi
untuk terlapor. Sistem ini disusun sebagai salah satu upaya untuk mencegah
terjadinya pelanggaran dan kejahatan di internal perusahaan. Sistem ini
disediakan agar para karyawannya atau orang diluar perusahaan dapat
melaporkan kejahatan yang dilakukan di internal perusahaan, pembuatan
whistleblowing system ini untuk mencegah kerugian yang diderita perusahaan,
serta untuk menyelamatkan perusahaan. Sistem yang dibangun ini kemudian
disesuaikan ke dalam aturan perusahaan masing-masing, sehingga diharapkan
sistem ini akan memberikan manfaat bagi peningkatan pelaksanaan corporate
governance.

PRO

Melalui penelitian kelompok kami terkait kasus Whistleblowing, kami


menyimpulkan bahwa dengan adanya sistem ini dapat membantu organisasi
dalam pelaporan pelanggaran, tindakan illegal, atau tidak bermoral kepada
pihak di dalam atau di luar organisasi. Tentunya orang yang melakukan
pelaporan dapat dikatakan sebagai Whistleblower, dimana dia dapat
merupakan seseorang yang memang terlibat dalam penyimpangan atau
mereka yang tidak terlibat dalam penyimpangan namun mengetahui adanya
penyimpangan atau kecurangan. Adanya seorang Whistleblower di dalam
sebuah organisasi diharapkan mampu untuk melakukan pengungkapan
terhadap bentuk kecurangan apa pun dikarenakan mereka memiliki akses dan
rahasia organisasi terhadap informasi organisasi. Seorang Whistleblower juga
harus memiliki bukti tentang kasus kecurangan di perusahaan tersebut berupa
data-data yang lengkap dan dapat dipercaya. Dengan adanya sistem ini,
kedepannya tidak ada lagi tindakan kecurangan yang diulangi oleh orang –
orang yang terlibat, sehingga kerugian yang diderita perusahaan dapat dicegah
dan diharapkan dengan adanya sistem ini dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG).

KONTRA

Whistleblowing merupakan pelaporan yang dilakukan oleh anggota


organisasi aktif maupun nonaktif mengenai pelanggaran, tindakan ilegal atau
tidak bermoral kepada pihak di dalam maupun di luar organisasi (Khan, 2009).
Dalam kondisi ini apabila sistem whistleblowing dijalankan, maka secara tidak
langsung akan dapat membawa whistleblower kepada kondisi yang tidak aman.
Alasan ketidaksetujuan akan penerapan sistem tersebut diantaranya yaitu
whistleblower akan lebih sulit mencari pekerjaan dikarenakan tindakan
pelaporan yang dilakukan, kurang adanya dasar hukum yang kuat untuk
menjamin perlindungan terhadap whistleblower, kurangnya pemahaman
perspektif bersama aparat penegak hukum dalam memberikan perlindungan
terhadap whistleblower. Selain itu terdapat hasil pengujian hipotesis yang
mengatakan bahwa persepsi biaya pribadi ketika melakukan pelaporan akan
berpengaruh negatif terhadap niat whistleblowing. Hal ini dapat dimaksudkan
bahwa semakin tinggi persepsi biaya pribadi ketika melaporkan, maka akan
mengurangi niat seseorang untuk melakukan whistleblowing. Contohnya yaitu
karyawan akuntansi takut menjadi korban, diejek, dilecehkan atau diintimidasi
oleh orang yang melakukan kesalahan dalam manajemen.
KESIMPULAN

Berdasarkan asumsi pro dan kontra tersebut, kesimpulan yang dapat


kami ambil yaitu dengan adanya sistem whistleblowing ini dapat membantu
organisasi dalam pelaporan pelanggaran, tindakan illegal, atau tidak bermoral
kepada pihak di dalam atau di luar organisasi, serta kedepannya tidak ada lagi
tindakan kecurangan yang diulangi oleh orang – orang yang terlibat, sehingga
kerugian yang diderita perusahaan dapat dicegah dan diharapkan dengan
adanya sistem ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan pelaksanaan
Good Corporate Governance (GCG). Namun dalam kondisi ini apabila sistem
whistleblowing dijalankan, maka secara tidak langsung akan dapat membawa
whistleblower kepada kondisi yang tidak aman karena whistleblower akan lebih
sulit mencari pekerjaan dikarenakan tindakan pelaporan yang dilakukan, kurang
adanya dasar hukum yang kuat untuk menjamin perlindungan terhadap
whistleblower, kurangnya pemahaman perspektif bersama aparat penegak
hukum dalam memberikan perlindungan terhadap whistleblower. Jadi, dengan
adanya penerapan sistem ini perusahaan maupun whistleblower akan sama-
sama terkena dampaknya. Perusahaan akan banyak terjadi fraud dan
whistleblower dapat merugikan diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Khan, M.A. (2009). “Auditors and Whistleblowing Law”. Accountant Today.


April 2009, pp. 12- 14.

Amri, Gusti. 2008. Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran – SPP


(Whistleblower System – WBS), Komite Nasional Kebijakan
Governance

Anda mungkin juga menyukai