Putu Diantari Pradnyani – 130318256 (Manager) Jeanne Julietta – 130318168 (Senior) Claudia – 130318143 (Junior) Lian Giovani C – 130318172 (Junior) Anastasia Ellen – 130318183 (Junior)
UNIVERSITAS SURABAYA FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA SEMESTER GENAP 2020/2021 PEMBAHASAN
Sistem pelaporan pelanggaran atau whistleblowing system adalah suatu
sistem yang dirancang sedemikian rupa mengenai kriteria kecurangan yang di laporkan yang meliputi 5W+1H, tindak lanjut dari laporan tersebut, reward dan perlindungan bagi sang pelapor atau whistleblower, dan hukuman atau sanksi untuk terlapor. Sistem ini disusun sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan kejahatan di internal perusahaan. Sistem ini disediakan agar para karyawannya atau orang diluar perusahaan dapat melaporkan kejahatan yang dilakukan di internal perusahaan, pembuatan whistleblowing system ini untuk mencegah kerugian yang diderita perusahaan, serta untuk menyelamatkan perusahaan. Sistem yang dibangun ini kemudian disesuaikan ke dalam aturan perusahaan masing-masing, sehingga diharapkan sistem ini akan memberikan manfaat bagi peningkatan pelaksanaan corporate governance.
PRO
Melalui penelitian kelompok kami terkait kasus Whistleblowing, kami
menyimpulkan bahwa dengan adanya sistem ini dapat membantu organisasi dalam pelaporan pelanggaran, tindakan illegal, atau tidak bermoral kepada pihak di dalam atau di luar organisasi. Tentunya orang yang melakukan pelaporan dapat dikatakan sebagai Whistleblower, dimana dia dapat merupakan seseorang yang memang terlibat dalam penyimpangan atau mereka yang tidak terlibat dalam penyimpangan namun mengetahui adanya penyimpangan atau kecurangan. Adanya seorang Whistleblower di dalam sebuah organisasi diharapkan mampu untuk melakukan pengungkapan terhadap bentuk kecurangan apa pun dikarenakan mereka memiliki akses dan rahasia organisasi terhadap informasi organisasi. Seorang Whistleblower juga harus memiliki bukti tentang kasus kecurangan di perusahaan tersebut berupa data-data yang lengkap dan dapat dipercaya. Dengan adanya sistem ini, kedepannya tidak ada lagi tindakan kecurangan yang diulangi oleh orang – orang yang terlibat, sehingga kerugian yang diderita perusahaan dapat dicegah dan diharapkan dengan adanya sistem ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG).
KONTRA
Whistleblowing merupakan pelaporan yang dilakukan oleh anggota
organisasi aktif maupun nonaktif mengenai pelanggaran, tindakan ilegal atau tidak bermoral kepada pihak di dalam maupun di luar organisasi (Khan, 2009). Dalam kondisi ini apabila sistem whistleblowing dijalankan, maka secara tidak langsung akan dapat membawa whistleblower kepada kondisi yang tidak aman. Alasan ketidaksetujuan akan penerapan sistem tersebut diantaranya yaitu whistleblower akan lebih sulit mencari pekerjaan dikarenakan tindakan pelaporan yang dilakukan, kurang adanya dasar hukum yang kuat untuk menjamin perlindungan terhadap whistleblower, kurangnya pemahaman perspektif bersama aparat penegak hukum dalam memberikan perlindungan terhadap whistleblower. Selain itu terdapat hasil pengujian hipotesis yang mengatakan bahwa persepsi biaya pribadi ketika melakukan pelaporan akan berpengaruh negatif terhadap niat whistleblowing. Hal ini dapat dimaksudkan bahwa semakin tinggi persepsi biaya pribadi ketika melaporkan, maka akan mengurangi niat seseorang untuk melakukan whistleblowing. Contohnya yaitu karyawan akuntansi takut menjadi korban, diejek, dilecehkan atau diintimidasi oleh orang yang melakukan kesalahan dalam manajemen. KESIMPULAN
Berdasarkan asumsi pro dan kontra tersebut, kesimpulan yang dapat
kami ambil yaitu dengan adanya sistem whistleblowing ini dapat membantu organisasi dalam pelaporan pelanggaran, tindakan illegal, atau tidak bermoral kepada pihak di dalam atau di luar organisasi, serta kedepannya tidak ada lagi tindakan kecurangan yang diulangi oleh orang – orang yang terlibat, sehingga kerugian yang diderita perusahaan dapat dicegah dan diharapkan dengan adanya sistem ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG). Namun dalam kondisi ini apabila sistem whistleblowing dijalankan, maka secara tidak langsung akan dapat membawa whistleblower kepada kondisi yang tidak aman karena whistleblower akan lebih sulit mencari pekerjaan dikarenakan tindakan pelaporan yang dilakukan, kurang adanya dasar hukum yang kuat untuk menjamin perlindungan terhadap whistleblower, kurangnya pemahaman perspektif bersama aparat penegak hukum dalam memberikan perlindungan terhadap whistleblower. Jadi, dengan adanya penerapan sistem ini perusahaan maupun whistleblower akan sama- sama terkena dampaknya. Perusahaan akan banyak terjadi fraud dan whistleblower dapat merugikan diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Khan, M.A. (2009). “Auditors and Whistleblowing Law”. Accountant Today.
April 2009, pp. 12- 14.
Amri, Gusti. 2008. Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran – SPP
(Whistleblower System – WBS), Komite Nasional Kebijakan Governance