Epidemiologi Striktur Uretra
Epidemiologi Striktur Uretra
Striktur uretra masih merupakan masalah yang sering ditemukan pada bagian
dunia tertentu. Striktur uretra lebih sering terjadi pada pria dari pada wanita,
karena uretra pada wanita lebih pendek dan jarang terkena infeksi. Segala sesuatu
yang melukai uretra dapat menyebabkan striktur. Orang dapat terlahir dengan
striktur uretra, meskipun hal tersebut jarang terjadi.
Salah satu penyebab striktur uretra adalah pemasangan kateter dalam waktu yang
cukup lama. Pola penyakit striktur uretra yang ditemukan di Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung menyebutkan sebagian besar pasien (82%) masuk dengan
retensi urin. Penyebab utama terjadinya striktur adalah manipulasi uretra (44%)
dan trauma (33%). Salah satu manipulasi uretra adalah pemasangan kateter
Folley.
Studi yang dilakukan di India menyebutkan penyebab dari striktur uretra meliputi
trauma pelvis (54%), post-kateterisasi (21,1%), infeksi (15,2%), dan post-
instrument (5,6%). Study ini menunjukkan kesimpulan bahwa etiologi diatas
menentukan prognosis dari penatalaksanaan striktur uretra. Studi yang dilakukan
oleh Lumen,et all juga mendapatkan hasil7 sebanyak 45,5% striktur uretra
disebabkan iatrogenik yang didalamnya termasuk reseksi transuretral, kateterisasi
uretra, cystoscopy, prostatectomy, brachytherapy, dan pembedahan hypospadia.
Penelitian ini menjadi penting mengingat prosedur pemasangan kateter uretra
merupakan prosedur rutin pada penanganan kasus retensi urin akut seperti benign
prostat hiperplasia, adanya bekuan darah, urethritis, kronik obstruksi yang
menyebabkan hidronefrosis, dan dekompresi kantung kemih akibat permasalahan
saraf
Sebuah studi di Nigeria melaporkan pola striktur uretra. Dalam studi ini
menyebutkan delapan puluh empat pasien (83 laki-laki dan 1 perempuan) dengan
striktur uretra dilihat dalam sebuah periode dengan usia rata-rata 43,1 tahun.
Trauma bertanggung jawab untuk 60 (72,3%) kasus, dengan kecelakaan lalu lintas
sebanyak 29 orang (34,9%), dengan trauma iatrogenik sebesar 17 (20,5%) dari
semua kasus striktur uretra. Pemasangan kateter uretra bertanggung jawab pada 13
pasien (76,5%) dari kasus iatrogenik. Uretritis purulen bertanggung jawab untuk
22 (26,5%) kasus. Lima puluh (60,2%) kasus terletak di uretra anterior sedangkan
dua puluh tiga (39,8%) berada di posterior. Lima puluh tujuh pasien dilakukan
urethroplasty dengan kekambuhan 14% dan 8 pasien mengalami dilatasi uretra
dengan kekambuhan 50% pada 1 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Tijani KH, Adesnya AA, Ogo CN. The New pattern of Urethral Stricture Disease
in Lagos, Nigeria. Niger Postgrad Med J. 2009 Jun;16(2):162-5