Anda di halaman 1dari 4

Resume : Aspek Legal Etik Keperawatan di Puskesmas

Kelompok :2

1. Dwi Prasetyo Wardani (NIM 172310101221)


2. Ilham Febriyanto (NIM 172310101223)
3. Zulaihah (NIM 172310101226)
4. Fairuz InAmil Arsyad (NIM 172310101227)

A. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok.

B. Fungsi Puskesmas
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

C. Kegiatan Pokok Puskesmas


1. Upaya kesehatan ibu dan anak
2. Upaya keluarga berencana
3. Upaya perbaikan gizi
4. Upaya kesehatan lingkungan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan peny. Menular
6. Upaya pengobatan
7. Upaya penyluhan kes. Masyarakat
8. Upaya kesehatan sekolah
9. Upaya kesehatan olahraga
10. Upaya kesehatan masyarakat
11. Upaya peningkatan kesehatan kerja
12. Upaya kes. Gigi dan mulut
13. Upaya kes. Jiwa
14. Upaya pembinaan peran serta masyarakat
15. Upaya pengobatan tradisional
D. Kasus dan Pembahasan

1. Kasus Pertama
Di Puskesmas Yame Distrik Yakomi, merupakan puskesmas yang
terletak di ibu kota kecamatan dengan membawahi 8 kampung dengan
akses transportasi jalur sungai dengan menggunakan speed boat.
Dengan keterbatasan puskesmas dalam menjalankan pelayanannya.
Sedikit contoh kasus tentang pelaksanaan imunisasi yang tidak sesuai
dengan SOP. Dilihat dari pendistribusian vaksin yang tidak memadai
dalam hal pengiriman, suhu tidak dipertahankan dalam rentang suhu
amannya vaksin(2-8). Dikarenakan jarak tempuh dari kabupaten ke
distrik jauh dan transportasi hanya memakai jalur sungai dengan waktu
tempuh 8 jam. Hal itu menyebabkan kualitas vaksin tidak dipastikan
dalam kondisi baik, dan vaksin tersebut tetap diberikan ke pasien.
Untuk sementara belum ada laporan mengenai keluhan pasca
imunisasi.
Pembahasan :
Kasus tersebut sangat melanggar legal etik keperawatan yang termuat
di UU Keperawatan No. 38 pasal 37 ayat 2 yaitu, memberikan
pelayanan keperawatan sesuai dngan kode etik, standar Pelayanan
Keperawatan, standar profesi, standar Prosedur Operasional,dan
ketentuan peraturan perundang-undangan;. Meskipun belum ada
laporan dan keluhan dari pasien terkait imunisasi, tetapi hal itu tetap
melanggar aspek legal keperawatan.
2. Kasus Kedua
Pelaksanaan pelayanan keperawatan di Puskesmas Yame tidak ada
SOP yang mengatur tindakan keperawatan. Jadi, tindakan keperawatan
hanya berdasar pada dasar keilmuan. Selain karena keterbatasan alat
dan minimnya fasilitas sehingga tindakan serba terbatas. Pada
perawatan luka, alat-alat yang digunakan tidak steril dan berkarat. Cara
membersihkannya hanya dicuci dengan sabun dan disetrilkan dengan
cara dibakar dngan alkohol.
Pembahasan:
Kasus diatas tidak memenuhi SOP dan sangat membahayakan pasien.
Karena kesterilan alat sangat diragukan, dan tingkat infeksi sangat
tinggi. Hal itu bertentangan dengan UU keperawatan No. 38 pasal 37
ayat (1) dan ayat (2). Ayat 1 berkaitan dengan perawat harus
melengkapi sarana dan prasarana pelayanan keperawatan sesuai
dengan standar pelayanan keperawatan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Ayat 2 berkaitan dengan perawat harus
memberikan pelayanan sesuai dengan SOP .
3. Kasus Ketiga
Pelaksanaan kegiatan keperawatan di Puskesmas Yame, belum
memenuhi aspek legal keperawatan. Di lapangan, mereka kurang
memperhatikan hak pasien mengenai informed consent, pasien
cenderung pasif, dan pasrah kepada tenaga medis(perawat). Selain dari
faktor SDM yang masih belum mumpuni dan tenaga medis yang masih
belum menerapkan aspek legal keperawatan. Hal ini sangat merugikan
pasien dalam hal informasi mengenai tindakan yang akan dilakukan
padanya serta risiko yang berkaitan dg tindkan tersebut.
Pembahasan:
Pelayanan keperawatan di Puskesmas Yame belum memenuhi aspek
legal keperawatan yang termuat dalam UU UU kesehatan yg
diturunkan dalam Kepmenkes 1239 dan Permenkes No.
HK.02.02/Menkes148/i/2010, terdapat 3 kegiatan yang berhubungan
dengan aspek legal keperawatan yaitu: proses keperawatan, tindakan
keperawatan dan informed consent.
4. Kasus Keempat
Karena tidak adanya tenaga medis (dokter) di Puskesmas Yame,
mengharuskan perawat melakukan tindakan-tindakan yang bukan
tugas perawat. Misanya tindakan-tindakan invasif seperti injeksi,
heacting, dan memberikan obat tanpa resep dari dokter. Namun,
puskesmas mempunyai surat mandat yang diturunkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Mappi.
Pembahasan:
Kasus diatas merupakan bentuk delegasi atau pelimpahan wewenang
sebagaimana dimaksud dalam UU no. 38 Keperawatan pasal 22 dan
32.
Daftar Pustaka

UU Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan.


Kepmenkes 1239 dan Permenkes No. HK.02.02/Menkes148/i/2010

Anda mungkin juga menyukai