Anda di halaman 1dari 20

ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting
pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik
karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai
biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari
hewan dan tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut
protein hewani, sedangkan protein yang berasal dari tumbuhan
disebut protein nabati.

Protein adalah senyawa polipeptida yang dihasilkan dari


polimerisasi asam- asam amino yang menyusun satu molekul protein
berkisar dari 50 sampai 1000 unit. Protein merupakan senyawa yang
sangat penting dalam system kehidupan, sebab protein memainkan
peranan yang vital dalam semua aktivitas sel- sel tubuh makhluk
hidup, mulai dari virus sampai kepada tubuh manusia.

Percobaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah larutan


contoh yang digunakan mengandung asam amino dan protein maka
akan dilakukan reaksi uji terhadap asam amino dan reaksi uji
terhadap protein serta reaksi spesifik asam amino dan protein
dengan menggunakan pereaksi yang sesuai.

Hubungan protein dalam bidang farmasi yaitu biasanya albumin


digunakan sebagai obat bagi orang yang kekurangan protein dan
sebagai penetralisir untuk keracunan logam-logam berat. Adapun
obat yang mengandung protein dalam sedian bentuk tablet yaitu
Becom C dan dalam bentuk sedian injeksi adalah albumin injeksi.

Adapun manfaat yang dapat diambil dalam percobaan ini


adalah kita dapat mengetahui reaksi-reaksi yang digunakan untuk
mengidentifikasikan asam amino dan protein dengan menggunakan
pereaksi-pereaksi tertentu.

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

Protein memegang peranan penting dalam perkembangan


tubuh makhluk hidup, yaitu struktur, fungsi, reproduksi dan
merupakan salah satu bahan makanan yang sangat penting dan
banyak berfungsi bagi tubuh kita seperti : selain sebagai zat
pembangun, protein juga dapat berfungsi sebagai pengganti sel - sel
yang sudah rusak atau tua, sebagai zat emulgator bagi lemak dalam
tubuh, dan juga sebagai zat perantara cairan dalam tubuh, seperti air
dan getah bening.
1.2 Maksud Praktikum
Maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengidentifikasi aktivitas
asam amino dan protein.

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan dari percobaan ini yaitu :

a. Mengetahui adanya asam amino pada sampel albumin telur dan


susudengan uji ninhydrin, cysteina, dan cystin.
b. Mengetahui adanya protein pada sampel albumin telurdan
susudengan tes biuret, pengendapan dengan logam dan
pengendapan dengan alkohol.
c. Mengidentifikasi asam amino dan protein pada sampel albumin
telur, dan susu.

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA

.1 Teori Umum
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus
amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein
mempunyai gugug –NH2 pada atom karbon α dari posisi –COOH.
Rumus umum asam amino ialah (Poedjiadi,2009) :
R-CH-COOH

NH2
Dari rumus umum tersebut dapat dilihat bahwa atom karbon α
ialah atom karbon asimetrik, kecuali bila R ialah atom H. Oleh karena
itu asam amino juga mempunyai sifat memutar bidang cahaya
terpolarisasi atau aktivitas optic (Poedjiadi, 2009).
Asam amino merupakan senyawa-senyawa kristalin yang tak
berwarna, larut dalam air (kecuali sistin dan tirosin) mereka ada
umumnya larut dalam alkohol encer, tidak larut dalam alkohol absolut
atau dalam eter atau dalam pelarut-pelarut organic yang umum. Ada
sejumlah asam amino seperti: glisin, alanine, serin, mempunyai rasa
yang manis. Glutamat mempunyai rasa gurih, sedangkan asam-
asam lainnya mempunyai rasa yang pahit (Sastrohamidjojo, 2005).
Asam amino membentuk garam internal yang disebut ion
zwiter.Proton yang lemah dari asam karboksilat mudah diahlikan
kepada gugus amino, yaitu basa lemah, sehingga terbentuk garam
internal (Willbraham, 2007).
Asam-asam amino berada dalam campuran yang seimbang
antara bentuk non ionic dan bentuk dipol.Keseimbangan lebih
condong ke arah kanan, hingga asam-asam amino 50 persen lebih
berada dalam bentuk dipol atau bentuk zwitterion. Hingga asam-
asam amino mempunyai karakteristik seperti garam. Asam-asam

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

amino bersifat ampoter dan bila bereaksi dapat bersifat sebagai


asam atau basa (Sastrohamidjojo, 2005).
Telah diketahui bahwa beberapa molekul asam amino dapat
berikatan satu dengan lain membentuk suatu senyawa yang disebut
peptide. Apabila jumlah asam amino yang berikatan tidak lebih dari
sepuluh molekul disebut oligopeptida. Peptida yang dibentuk oleh
dua molekul asam amino disebut dipeptida. Selanjutnya tripeptida
dan tetrapeptida ialah yang terdiri atas tiga molekul dan empat
molekul asam amino. Polipeptida ialah peptide yang molekulnya
terdiri dari banyak molekul asam amino, dimana protein merupakan
polipeptida yang terdiri atas lebih dari seratus asam amino
(Poedjiadi, 2009).
Protein terdiri atas atom karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen,
dan beberapa ada yang mengandung sulfur. Tesusun dari
serangkaian asam amino dengan berat molekul yang relative sangat
besar, yaitu berkisar 8.000 sampai 10.000 (Devi, 2010).
Asam amino adalah senyawa organic yang merupakan
monomer (satuan pembentuk) protein. Asam amino mempunyai dua
gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil yang terikat
pada atom karbon yang sama. Atom karbon mengikat gugus amino
adalah atom karbon α terhadap karboksil, karenanya dapat disebut
asam α amino karboksilat. Rumus umum asam amino dapat
ditunjukkan sebagai berikut (Anonim, 2013) :
R
α
H2N C CHOOH

H
Protein adalah salah satu makrobiomolekuler yang berfungsi
sebagai pembentuk struktur sel daripada makhluk hidup termasuk
manusia. Protein adalah polimer dari asam-asam amino yang

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

tersambung melalui ikatan peptida oleh karenanya dapat disebut


juga sebagai polipeptida. Hal yang menarik bahwa protein pada
semua bentuk kehidupan (organism) hanya mengandung 20 jenis
asam amino, namun interkoneksinya menghasilkan ragam makhluk
hidup yang tak terhingga banyaknya. (Anonim, 2013)
Protein yang tersusun dari hanya asam amino disebut protein
sederhana. Adapun yang mengandung bahan selain asam amino,
seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat, disebut protein
kompleks. Secara biokimiawi 20% dari susunan tubuh orang dewasa
terdiri dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah dan jenis
asam aminonya (Devi, 2010).
Struktur protein biasanya dibagi menjadi empat tingkat
organisasi. Struktur primer adalah sebutan untuk urutan asam amino
khas dari rantai polipepida. Struktur sekunder meliputi bagian-bagian
dari rantai polipeptida yang distabilkan oleh suatu pola teratur dari
ikatan-ikatan hidrogen antara gugus CO dan gugus NH dari tulang
punggung, misalnya α-heliks. Istilah struktur tersier berlaku pada
struktur tiga dimensi yang distabilkan oleh gaya disperse, ikatan
hidrogen, dan gaya antar molekul lainya. Struktur tersier berbeda
dengan struktur sekunder karena asam amino yang mengambil
bagian dalam interaksi ini mungkin jaraknya berjauhan dalam rantai
polipeptida. Molekul protein dapat terdiri atas lebih dari satu rantai
polipeptida. Jadi, selain berbagai interaksi di dalam rantai yang
menghasilkan struktur sekunder dan tersier, kita juga harus
mempertimbangkan interaksi diantara rantai. Susunan keseluruhan
rantai polipeptida dinamakan struktur kuaterner. Sebagai contoh,
molekul hemoglobin terdiri atas empat rantai polipeptida terpisah,
atau subunit. Subunit-subunit ini diikat oleh gaya van der waals dan
gaya ionik (Chang, 2003).
Protein dapat dipilah berdasarkan jenis asam amino yang
dikandungnya. Protein esensial mengandung semua jenis asam

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

amino esensial dalam jumlah yang lengkap. Ada delapan jenis asam
amino esensial yang harus ada pada makanan kita untuk memenuhi
kebutuhan pertumbuhan dan penggatian jaringan rusak. Kedelapan
asam amino tersebut adalah fenil alanin, valin, treonin, metionin,
triptofan,isoleusin, leusin, dan lisin. Sementara asam-asam amino
lainnya seperti tamin, glutation, asam glutamat, arginin dan
sebagainya merupakan golongan asam amino nonsesensial kendati
asam amino seperti glutamine dan arginin kadang-kadang
digolongkan sebagai conditionally essential amino acid (asam amino
ensensial pada kondisi tertentu). Asam amino nonesensial sama
pentingnya seperti asam amino esensial. Perbedaanya adalah
bahwa asam amino nonesensial dapat dibuat didalam tubuh kita
sendiri, sementara asam amino nonesensial hanya dapat diperoleh
tubuh dari makanan sehari-hari karena tubuh tidak mampu
memproduksinya (Hartono, 2006).
Ada delapan kategori fungsi protein yaitu membangun jaringan
tubuh yang baru, memperbaiki jaringan tubuh, menghasilkan
senyawa esensial, mengatur tekanan osmotik, mengatur
kesetimbangan cairan, elektrolit dan asam basa, menghasilkan
pertahanan tubuh, menghasilkan mekanisme transportasi, dan
menghasilkan energy (Hartono, 2006).
Pereaksi-pereaksi tertentu bila ditambahkan pada protein akan
memberikan warna. Dalam beberapa hal ada atau tidaknya asam-
asam amino tertentuk dapat ditunjukkan dengan tes-tes berikut
( Sastrohamidjojo, 2005) :
1. Reaksi Biuret
Dalam pemakaian tes biuret ini, larutan protein dibuat alkali
dengan NaOH dan ditambahkan juga setetes larutan tembaga sulfat
encer. Bila tes ini sesuai dengan larutan yang diselidiki akan timbul
warna merah-violet atau biru-violet. Tes ini positif untuk senyawa-
senyawa yang mengandung gugus amida asam, jadi tidak hanya

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

untuk protein; tetapi terhadap zat-zat seperti biuret dan malonamida


juga dapat.
2. Reaksi Millon
Pereaksi Millon dibuat dengan melarutkan merkuri di dalam
asam-asam nitrat pekat, kemudian dilarutkan dengan air. Pereaksi
mengandung merkuri nitrat dan nitrit. Tes ini akan memberikan warna
merah atau endapan merah, bila protein dibiarkan beberapa lama
dengan pereaksi atau bila campuran dipanaskan. Reaksi tergantung
adanya gugus hidroksifenil; jadi positif untuk adanya tirosin.
3. Reaksi Xantoprotein
Kebanyakan dari protein-protein bila ditambah dengan asam
nitrat pekat akan memberikan warna kuning atau endapan kuning.
Penambahan dengan basa akan merubah warna menjadi jingga. Tes
ini tergantung adanya inti benzene di dalam protein ( pembentukan
turunan dari nitro dan dinitro benzene), hingga tes ini spesifik untuk
tirosin dan triptopan.
4. Reaksi Molisch
Protein-protein yang mengandung gugus karboksilat
memberikan tes Molisch positif. Dalam tes ini larutan karbohidrat
yang telah ditambah dengan sedkit alpa naptol diberi asam sulfat
pekat, akan timbul cincin yang berwarna di antara dua lapisan.
5. Tes Belerang
Protein-protein yang mengandung baik sistein atau sistin bila
dipanaskan dengan larutan natrium hidroksida akan terurai menjadi
sulfide. Penambahan larutan garam timbale akan memerikan
endapan dari timbal sulfide.
6. Reaksi Ninhidrin
Asam-asam alfa amino bila ditambah dengan pereaksi ninhidrin
akan menghasilkan senyawa yang berwarna biru.
.2 Uraian Bahan
1. Air Suling (Ditjen POM, 1979)

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA


Nama Lain : Air Suling
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
2. Asam Nitrat (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : ACCIDUM NITRAS
Nama Lain : ASAM NITRAT
RM / BM : HNO3 / 63
Pemerian : Cairan jernih berasap, hampir tidak
berwarna sampai berwarna kuning
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pereaksi uji asam kuat
3. Cystine (Ditjen POM, 1979)
Nama : CYSTINE
Resmi
Nama Lain : CYSTINE
RM / BM : 240,29/HOOC(NH2)CHCH2SCH2CH(NH)COO
H
Pemerian : Serbuk Hablur Putih
Penyimpana : Dalam wadah tertutup baik.
n
Kegunaan : sampel asam amino murni
4. Ninhydrin (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : NINHYDRIN
Nama Lain : Ninhidrina
RM / BM : C9H4O3
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau kuning sangat
pucat
Kelarutan : Larut pada suhu 60º dalam 20 bagian air.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
5. NaOH (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama Lain : Natrium Hidroksida
RM / BM : NaOH / 40,00
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau kuning sangat
pucat
Kelarutan : Bentuk batang, butiran, massa hablur

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

atau keping, keras, rapuh, dan


menunjukkan susunanhablur, putih;
mudah meleleh basah. Sangat alkalis
dan korosif, segera menyerap CO2.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam
Bentuk batang, butiran, massa hablur
atau
Kegunaan : Sebagai pereaksi
6. Timbal Asetat (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : PLUMBI ACETAS
Nama Lain : Timbal asetat
RM / BM : NaOH / 40,00
Pemerian : C4H5O4Pb.3H2O / 379,33
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air,umumnya
beroperasi; dalam 2 bagian gliserol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi uji pengendapan logam
7. CuSO4 (Ditjen POM, 1979
Nama Resmi : CUPRUM SULFAS
Nama Lain : Tembaga (II) Sulfat
RM / BM : NaOH / 40,00
Pemerian : Serbuk hablur atau keabuan bebas dari
sedikit warna biru.
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol (95 %) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
8. Albumin telur ( Dirjen POM,1995 )
Nama Resmi : Albumin humani selutio
Nama Lain : Larutan albumin
RM / BM : NaOH / 40,00
Pemerian : Tergantung kadar protein
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam
bagian.
Kegunaan : Sebagai pereaksi

.2 Prosedur Kerja (Anonim,2015)


1. Reaksi Uji terhadap Asam Amino
A. Tes Ninhydrin

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

Isi tabung reaksi dengan 3 mL larutan protein. Tambahkan


0,5 mL larutan ninhydrin. Panaskan hingga mendidih. Amati
perubahan yang terjadi.

B. Uji Cysteina

Ambil beberapa krystal cysteina HCl. Masukkan kedalam


tabung reaksi. Larutkan dalam 5 mL air. Tambahkan 0,5 mL Na
Nitroprussida 1%. Tambahkan 0,5 mL NH 3. Amati perubahan
yang terjadi.

C. Uji Cystine

Masukkan beberapa serbuk cystine dalam tabung reaksi.


Larutkan dalam 5 mL NaOH 1 M. Tambahkan Pb Act. Amati
perubahan yang terjadi.
2. Reaksi Uji Protein
A. Tes Biuret
3mL larutan protein ditambahkan 1 mL NaOH 2,5 M,
campurkan dengan baik. Tambahkan setetes CuSO 4 0,01 M.
Campurkan, jika timbul warna, tambahkan lagi setetes atau
lebih CuSO4. Ulangi percobaan ini dengan menggunakan
larutan asam amino.
B. Tes Pengendapan dengan Logam
Tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M ke dalam 3 mL larutan
protein. Ulangi dengan menggunakan ( CH3COO)2Pb.
C. Pengendapan Dengan Alkohol
Tabung I II III
Larutan Albumin 5 mL 5 mL 5 mL
HCl 0,1 M 1 mL - -
NaOH 0,1 M - 1 mL -
Buffer asatat pH 4,7 - - 1 mL
Etanol 95 % 6 mL 6 mL 6 mL

3. Reaksi-Reaksi Spesifik Asam Amino dan Protein

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

Reaksi-reaksi pengendapan
1. Termakogulasi
Basakan 5 ml larutan avalbumin dengan satu tetes NaOH
0,1 N panaskan sampai mendidih. Amati dan asamkan larutan
panas ini dengan asam asetat 0,1 M. Amati apa yang terjadi.

2. Pengendapan dengan asam kuat


Asam nitrat

Dalam tabung reaksi yang mengandung 2 ml larutan


ovalbumin. Ditambahkan dengan menggunakan pipet, tanpa
mencampur 1 ml asam nitrat pekat pada dasar tabung. Amati
cincin flokulasinya.
BAB 3 METODE KERJA

.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum cawan porselin,
gegep kayu, gelas kimia 50 ml, Gelas ukur 10 ml, lampu spirtus,
pipet volume, rak tabung, dan tabung reaksi.
3.2 Bahan
Adapun bahan yang di gunakan air suling , albumin telur ayam
kampong; ras; burung puyuh; dan itik. Cysteina HCl, CuSO4 0,01
M,Cystine, Etanol 95 %, HCl 0,1 M, , HgCl2,NH3, NaOH 0,1 M,
Ninhydrin 0,1 %, Natrium Pb-asetat, Nitroprussida 1%, Pb Act 0,2 M,
Pb Act 0,2 M dan susu Frisian flag ; ultra ; kedelai ; cap beruang.
3.3 Cara Kerja
1.Reaksi uji terhadap asam amino
a. Tes Ninhydrin
1) Ditambahkan 0,5 ml larutan ninhydrin 0,1% pada 3 ml
larutan protein.
2) Dipanaskan hingga mendidih
3) Dicatat hasil pengamatan
4) Diulangi menggunakan asam amino (glysin)

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

b. Cysteina
1) Dimasukkan serbuk cysteina ke dalam tabung reaksi.
2) Ditambahkan 5ml air lalu dipipet 1ml ke tabung lain.
3) Ditambahkan lar Na-nitroprusida 0,5 ml, dicatat perubahan
warna
4) Ditambahkan lagi lar NH3 , diamati perubahan warna
5) Dilakukan hal yang sama tetapi menggunakan albumin
1ml.
c. Cystine
1) Dimasukkan beberapa serbuk cystine dalam tabung reaksi.
2) Dilarutkan dalam 5 mL NaOH 1 M.
3) Ditambahkan Pb Act.
4) Diamati perubahan yang terjadi.

2. Reaksi uji protein


a. Tes biuret
1) Ditambahkan 1 ml NaOH 0,1 M ke dalam 3 ml larutan
protein
2) Ditambahkan setetes CuSO4 0,01 M
3) Dicampur, jika timbul warna ditambahkan lagi setetes atau
lebih CuSO4.
4) Diamati perubahan yang terjadi
b. Tes Pengendapan dengan Logam
1) Dilarutkan 3 mL albumin telur ke dalam tabung reaksi.
2) Ditambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M.
3) Diulangi percobaan di atas dengan menggunakan Pb Act
4) Diamati perubahan yang terjadi.
5) Diulangi cara kerja dengan menggunakan susu
c. Pengendapan Dengan Alkohol
1) Dilarutkan 3 ml larutan albumin telur bebek ke dalam tabung
reaksi.
2) Ditambahkan 1 ml HCl 0,1 M pada tabung I
3) Ditambahkan 1 ml NaOH 0,1 M pada tabung II

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

4) Ditambahkan 1 ml Ph 4,7 pada tabung III


5) Ditambahkan 1 ml alkohol 6 mL
6) Diamati perubahan yang terjadi.
7) Diulangi cara kerja dengan menggunakan susu

3. Reaksi spesifik asam amino dan protein

Reaksi-reaksi pengendapan

1. Termokoagulasi

a. Ditambahkan 1 tetes NaOH 0,1N kedalam 5 ml larutan

albumin.

b. Dipanaskan sampai mendidih

c. Diamati perubahan yang terjadi

2. Reaksi pengendapan dengan asam kuat

Asam nitrat

1) Ditambahkan 1 ml asam nitrat pada 2 ml larutan ovalbumin

2) Diamati perubahan yang terjadi

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

.1 Hasil Pengamatan
1. Reaksi uji terhadap asam amino
A. Tes Ninhydrin
Larutan Warna dengan Warna setelah
Ninhydrin pemanasan
Susu tetap Berwarna abu-abu (tidak
terbentuk koagulasi)
Telur terdapat koagulasi Terkoagulasi sepenuhnya
pada bagian atas

B. Cystine
Telur + Na-nitropeussida + NaOH berwarna bening (kuning)

+ kristal Pb asetatbewana kuning kecoklatan dan terjadi


koagulasi, setelah didiamkan berwarna merah bata

C. Cystena
Larutan contoh Larutan Na- Amonium hidroksida
Nitroprussida 1% (0,5 mL)

Kristal cystema Bening melarut kuning

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

(dalam 5 mL
aquadest)
telur Warna putih telur Warna putih telur
(tidak larut) (larut)
susu Warna tetap Putih pucat

2. Reaksi uji protein


A. Tes biuret
No Larutan NaOH 2,5 M CuSO4 CuSO4 0,01
. Contoh 0,01 M M berlebih
1. Telur puyuh Tidak terjadi Hijau Hijau tosca
perubahan tosca
2. Susu Ultra Tidak terjadi Biru Biru benhis
perubahan benhis

B. Tes Pengendapan dengan Logam


N Larutan contoh HgCl 0,2 M (CH3COO)2 Pb 0,2 M
o
1 Telur puyuh Denaturasi Denaturasi

C. Pengendapan Dengan Alkohol


Tabung
Larutan contoh
I (HCl) II (NaOH) III (buffer asetat)
Albumin telur
Denaturasi Denaturasi Denaturasi
puyuh

3. Reaksi spesifik asam amino dan protein


Termokoagulasi Asam nitat
Terjadi koagulasi Terjadi koagulasi

.2 Pembahasan

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

Protein merupakan senyawa polimer alam yang tersusun dari


berbagai asam amino melalui ikatan peeptida. Asam amino yang
merupakan monomer (satuan pembentuk) protein amino adalah
satuan senyawa yang mempunya dua gugus fungsi yaitu gugusan
amino dan gugusan karboksil.

Dalam percobaan ini kita menggunakan dua sampel yaitu telur


ayam ras, ayam kampung, itik dan puyuh serta susu Frisian flag,
ultra, kedelai, beruang karena dalam albumin mengandung protein.
Dengan tujuan untuk mengetahui jenis asam amino apa yang
teradpat dalam albumin tersebut melalui reaksi uji protein dan asam
amino serta reaksi spesifiknya menggunakan pereaksi spesifik.

Pada percobaan kali ini dilakukan beberapa uji yaitu uji


Ninhydrin, uji Cysteina, dan uji Cystein. Pada uji ninhydrin sampel
yang digunakan yaitu susu dan albumin telur . Saat susu
ditambahkan dengan larutan ninhydrin tidak terjadi perubahan dan
setelah pemanasan berwarna abu-abu (tidak terbentuk koagulasi).
Maka dapat dipastikan bahwa pada susu positif mengandung asam
amino. Saat albumin telur ditambahkan dengan larutan ninhydrin
terdapat koagulasi pada bagian atas dan setelah pemanasan terjadi
terkoagulasi sepenuhnya, uji ini terjadi karena ninhydrin bereaksi
dengan asam amino membentuk aldehid dan melepaskan NH 3 dan
CO2. Dan NH3 akan me,bentuk kompleks warna.
Pada uji cysteina, saat krystal cysteina di larutkan dalam air,
krystal tersebut tidak sepenuhnya larut dalam air ada beberapa
bagian yang tidak larut air. Kemudian saat di tambahkan Na-
nitroprussida warna dari larutan tersebut bening melarut dan setelah
penambahan NH3 warna larutannya berubah menjadi warna kuning.
Saat telur ditambahkan Na-nitroprussida warna dari larutan tersebut
putih telur (tidak larut) dan setelah penambahan NH 3 warna
larutannya tetap (larut). Hal ini dikarenakan natrium nitroprossida

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

bereaksi dengan asam amino dan cysteina untuk membentuk


senyawa berwarna merah. Saat susu ditambahkan Na-nitroprussida
warna dari larutan tersebut warna tetap dan setelah penambahan
NH3 warna larutannya putih pucat. Hal ini dikarenakan natrium
nitroprossida bereaksi dengan asam amino dan cysteina untuk
membentuk senyawa berwarna merah.

Dan pada uji cystine dengan penambahan NaOH 1 M, dan


penambahan timbal asetat (Pb) berwarna bening (kuning) pada saat
proses pemanasan yang kemudian berwana kuning kecoklatan dan
terjadi koagulasi, dan saat mendidih berubah warna menjadi merah
bata. Hal ini disebabkan karena timbal (Pb) dengan asam amino
saling berikatan dan membentuk endapan putih. Jadi pada uji ini
positif mengandung asam amino.

Pada percobaan uji protein dimana yang dilakukan tes biuret.


Dengan menggunakan albumin telur saat ditambahkan dengan
NaOH 2,5M tidak terjadi perubahan, dan pada saat penambahan
CuSO4 0,01 M, maupun yang berlebih menghasilkan warna ungu
pada bagian lapisan atasnya, dan warna putih pada bagian lapisan
bawahnya. Lalu menggunakan susu dengan penambahan NaOH 2,5
M tidak terjadi pula perubahan dan penambahan CuSo 4 0,01 M
terbentuk warna ungu, dan diberi secara berlebih terbentuk 2 lapisan
warna ungu pada bagian atas, dan putih pada bagian bawahnya. Tes
biuret ini dilakukan untuk mengetahui ikatan peptide atau ikatan yang
menghubungkan asam amino dan protein pada sampel.

Pada percobaan pengendapan dengan logam, albumin yang


direaksikan dengan (CH3COOH)2Pb dan HgCI2 menghasilkan larutan
yang mengalami denaturasi. Hal ini terjadi karena untuk
mengendapkan protein dengan ion logam, diperlukan pH larutan di
atas titik isoelektrik sedangkan pengendapan oleh ion negatif

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

memerlukan pH di bawah titik isoelektrik. Pengendapan dengan logam


berat, larutan albumin akan membentuk endapan karena adanya
gugus sulfurhidril yang dikandung oleh protein. Jadi dalam hal ini Hg
dan Pb bereaksi dengan protein akan memberikan endapan karena
logam tersebut diikat oleh albumin sehingga logam tersebut
mengendap.
Pada pengendapan dengan alkohol diperoleh hasil untuk
tabung I setelah ditambahkan HCI menghasilkan warna bening dan
terjadi denaturasi sebagian dibawah tabung reaksi dan setelah
ditambahkan etanol 95% maka penggumpalan terjadi secara
keseluruhan dan untuk tabung II setelah ditambahkan NaOH
menghasilkan larutan bening dan setelah ditambahkan etanol 95%,
denaturasi yang terjadi hanya sebagian. Hal ini menandakan bahwa
larutan protein telah berkurang, dikarenakan adanya penambahan
etanol.

Pada reaksi termokoagulasi jika albumin telur jika ditambah


NaOH dan dipanaskan sampai mendidih maka terjadi koagulasi
sedangkan jika ditambah dengan CH 3COOH maka terjadi bagian
atasnya mencair dan bagian bawahnya menggumpal.

Pada reaksi asam nitrat untuk albumin telur jika ditambah


dengan HNO3 maka akan terjadi koagulasi. Pada reaksi
pengendapan dengan asam kuat terbentuk koagulasi.Hal ini
disebabkan karena pada saat penambahan asam kuat yang
direaksikan dengan larutan protein menyebabkan suatu denaturasi.

Salting out adalah penurunan kelarutan dalam suatu larutan


garam, sedagkan salting in adalah peningkatan kelarutan dalam
suatu larutan garam. Salting in ditandai dengan terjadinya
peningkatan kelarutan suatu protein dengan suatu larutan garam,
proses ini akanmeningkatkan kekuatan ionic pada larutan hingga

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

tercapai suatu koneksi optimum dan dilanjutkan dengan penurunan


kelarutan yang disebut denan salting out.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

.1 Kesimpulan
Dari data pengamatan dapat disimpulkan bahwa albumin telur
dan susu mengandung protein dengan melakukan reaksi asama
amino dan protein serta reaksi spesifiknya.

.2 Saran
Sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan untuk
praktikum telah disiapkan terlebih dahulu agar praktikum dapat
berjalan dengan lancar..

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081
ASAM AMINO, PROTEIN, UJI SPESIFIK

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013, “Kimia Dasar”, Universitas Hasanuddin : Makassar

Anonim, 2015, “Penuntun dan Laporan Praktikum Biokimia”, Universitas


Muslim Indonesia : Makassar

Chang, Raymond, 2003, “Kimia Dasar., Konsep Inti Jilid I edisi ketiga”,
Erlangga : Jakarta
Devi, Nirmala, 2010, “Nutrien and Food: Gizi untuk Keluarga”, PT
Gramedia Pustaka : Jakarta

Ditjen, POM., l975, “Farmakope Indonesia Edisi III”, Depkes RI : Jakarta

Hartono, 2006, “Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit”, EGC : Jakarta

Poedjiadi, 2009, “Dasar-dasar Biokimia”, UI – Press : Jakarta


Sastrohamidjojo, Hardjono., 2005, “Kimia Organik”, Penerbit UGM :
Yogyakarta

Wilbraham, Antony,C., Matta, Michael, S., 2007, “Pengantar Kimia


Organik dan Hayati”, Penerbit ITB : Bandung

AYU MELINDA NURUL ILMI AINUN NISSA, S.Farm., Apt.


15020140081

Anda mungkin juga menyukai