TIM PENELITI :
1. NI WAYAN SUDATRI, S.Si., M.Si. (Ketua)
2. NI MADE SUARTINI, S.Si.,M.Si. (Anggota)
Dibiayai Dari Dana DIPA BLU Universitas Udayana Tahun Anggaran 2013
dengan Surat Perjanjian Kontrak No. 74.97/UN14.2?PNL.01.03.00/2013 tanggal
16 Mei 2013
1
LEMBAR PENGESAHAN
---------------------------------------------------------------------------------------------------
----
1. Judul Penelitian : Kualitas Sperma Mencit Jantan
(Mus musculus L.) yang Terpapar
Radiasi Sinar X
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------
2. Ketua Peneliti
a. Nama lengkap dengan Gelar : Ni Wayan Sudatri, S.Si.,M.Si.
2
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------
Denpasar, Oktober 2013
Mengetahui: Ketua Peneliti
Dekan FMIPA
Menyetahui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Massyarakat
3
RINGKASAN
Sinar X telah lama dimanfaatkan untuk mendiagnosis dan terapi penyakit.
Dengan photo sinar X bagian-bagian tulang yang mengalami kelainan ataupun patah
bisa diketahui, munculnya tumor atau kelainan-kelainan organ bagian dalam juga bisa
dideteksi. Terapi tumor atau kanker dengan radiasi telah meningkatkan harapan hidup
rata-rata pada manusia (Baker, 2008). Namun dibalik manfaat yang diberikan oleh
teknologi radiasi, efek negatifnya juga sering diperdebatkan. Sinar X merupakan
radiasi pengion yang berenergi tinggi. Sinar ini akan mengionkan bahan-bahan yang
dilaluinya (Soewondo, 1988). Ketika terapi, selain membunuh sel-sel kanker, radiasi
ini juga merusak sel-sel normal disekitarnya. Hal ini akan mengakibatkan sel normal
ikut mati atau kalau tidak mati dia akan mengalami mutasi yang dalam jangka waktu
tertentu berubah menjadi sel kanker (Balentova, 2007).
Testis merupakan gonad jantan yang berfungsi untuk menghasilkan sel-sel
sperma. Di dalam Testis terdapat tubulus seminiferus, dimana spermatogenis terjadi.
Hasil penelitian Suharjo (2002) menunjukkan bahwa mencit jantan yang diiradiasi
dengan radiasi sinar X dosis tunggal 200 rad mengalami penurunan jumlah dan
diameter Tubulus Seminiferus. Berat badan dan berat testis tikus jantan yang diradiasi
dengan dosis 2 sampai 5 gray juga mengalami penurunan (Yamasaki, et al. 2010).
Sedangkan hasil penelitian Zhang et al.(1999) menunjukkan motilitas reaksi
akrosomal sperma manusia yang diberikan radiasi tinggi 16, 32, dan 64 gray
dikombinasikan dengan ion 16O+ 6 mengalami penurunan yang sangat tajam.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas Sperma
mencit jantan dewasa (Mus musculus L.) yang diradiasi dengan sinar X dosis
berulang sehingga pada manusia, diagnosis maupun terapi dengan sinar X dilakukan
lebih hati-hati agar tidak menimbulkan efek samping seperti kemandulan.
Rancangan percobaan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Eksperimental dimana : 24 ekor mencit jantan diradiasi , sedangkan 8
ekor sebagai kontrol. Kelompok pertama 8 ekor diradiasi dengan sinar X dosis 1 x
200 rad, kelompok kedua 8 ekor diradiasi dengan sinar X dosis 2 x 200 rad, dan
kelompok ketiga 8 ekor diradiasi dengan sinar X dosis 3 x 200 rad. Sehari setelah
perlakuan pada masing-masing kelompok dibunuh dengan cara dislokasi leher dan
dibedah. Spermatozoa diambil dari cauda epididimis. Cauda epididimis diletakkan di
cawan petri yang telah berisi 2 ml Na Cl 0,9%, kemudian organ dicacah menjadi
potongan-potongan kecil. Variabel yang diamati meliputi : motilitas spermatozoa,
4
viabilitas spermatozoa, morfologi spermatozoa, dan jumlah spermatozoa percauda
epididimis.
Data kuantitatif yang didapatkan dianalisis secara statistika dengan analisis
sidik ragam one way ANOVA memakai program komputer dan bila terdapat
perbedaan yang nyata atau sangat nyata akan dilanjutkan dengan uji LSD dengan Post
Hoc test. Sedangkan data qualitatif (morfologi sperma) akan disajikan dalam bentuk
gambar.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemaparan radiasi sinar x dosis
200 rad memberikan pengaruh yang nyata terhadap penurunan kualitas sperma mencit
jantan (Mus musculus L.). Penurunan kualitas sperma semakin meningkat dengan
dilakukannya pemaparan berulang.
Kata kunci : sinar x, kualitas sperma, Mus musculus L.
5
SUMMARY
X-ray radiation has been used for diagnosis and treatment of disease . With X-
ray photo sections of bone fractures or abnormalities can be known , the emergence of
tumors or abnormalities in the internal organs can also be detected . Tumor or cancer
therapy with radiation has increased the average life expectancy in humans ( Baker ,
2008) . But behind the benefits provided by the technology of radiation , its negative
effects are also often debated . X-rays are high-energy ionizing radiation . This beam
will ionizing materials in its path ( Soewondo , 1988) . When therapy , in addition to
killing cancer cells , this radiation also damages normal cells around them . This will
result in normal cells go dead or if not dead it will have a mutation in a specific period
of time to change into cancer cells ( Balentova , 2007) .
Testis is the male gonad that produces sperm cells . In the testes contained
seminiferous tubules , where spermatogenis happen . The results Suharjo (2002 )
showed that male mice were irradiated with X-ray radiation dose 200 rad has
decreased the number and diameter of the seminiferous tubules . Body weight and
testicular weight male mice irradiated with doses of 2 to 5 gray also decreased
( Yamasaki , et al . 2010) . The research of Zhang et al . (1999 ) showed human sperm
motility akrosomal reaction given the high radiation 16 , 32 , and 64 gray combined
with ion 16O + 6 experienced a very sharp decline .
The purpose of this study was to determine sperm quality adult male mice ( Mus
musculus L. ) were irradiated with X -rays so that repeated doses in humans ,
diagnosis and treatment with X -rays done carefully so as not to cause sterility .
The experimental design used in this study is Experimental design in which :
24 male mice were irradiated , while the 8 tails as controls . The first group of 8 tails
irradiated with X-ray dose of 1 x 200 rad , the second group of 8 tails irradiated with
X-ray dose of 2 x 200 rad , and a third group 8 tails irradiated with X-ray dose of 3 x
200 rad . The day after treatment in each group were killed by neck dislocation and
dissected . Spermatozoa taken from the cauda epididymis . Cauda epididymis is
placed in a petri dish which had contained 2 ml Na Cl 0.9 % , then the organs chopped
into small pieces . Observed variables include : sperm motility , sperm viability ,
sperm morphology , and the number of epididymal spermatozoa
percauda.Quantitative data obtained were analyzed statistically by analysis of
variance using one-way ANOVA computer program and when there is a real
6
difference or a very real test will be followed by the LSD Post Hoc test . While the
data is qualitative ( sperm morphology ) will be presented in the form of images .
The results of this study suggest that exposure to x-ray radiation dose of 200
rads give real effect to the decline in sperm quality of male mice ( Mus musculus L. ) .
Decrease sperm quality does increase with repeated exposure
7
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa karena atas
berkatNya penulis berhasil menyelesaikan laporan akhir penelitian Hibah Dosen
Muda yang berjudul ” Kualitas sperma mencit jantan (Mus musculus) yang terpapar
radiasi sinar X” tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas
Udayana yang telah mendanai penelitian ini melalui dana PNBP Hibah Dosen
Muda Tahun Anggaran 2013.
2. Dra. AA..SA.Sukmaningsih, M.Repro. selaku pembimbing yang banyak
memberikan arahan serta bantuan alat dan zat yang diberikan kepada penulis
selama penelitian berlangsung.
3. Ni Made Suartin, S.Si.M.Si. dan Dwi Ariani Y., S.Si.,M.Si. atas bantuannya selama
penelitian.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir penelitian ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan
agar di dalam penulisan-penulisan berikutnya menjadi lebih sempurna. Dan semoga
tulisan ini dapat memberikan mamfaat bagi pihak yang memerlukannya.
Penulis
8
Daftar Isi
9
Daftar Gambar
10
I. PENDAHULUAN
11
diameter Tubulus Seminiferus. Berat badan dan berat testis tikus jantan yang diradiasi
dengan dosis 2 sampai 5 gray juga mengalami penurunan (Yamasaki, et al. 2010).
Sedangkan hasil penelitian Zhang et al.(1999) menunjukkan motilitas reaksi
akrosomal sperma manusia yang diberikan radiasi tinggi 16, 32, dan 64 gray
dikombinasikan dengan ion 16O+ 6 mengalami penurunan yang sangat tajam.
Oleh karena itu, saya ingin melihat efek radiasi sinar X terhadap kualitas
sperma dengan mempergunakan mencit jantan dewasa sebagai hewan coba.
Bagaiman kualitas sperma mencit jantan dewasa (Mus musculus L.) yang
diradiasi dengan sinar X ?
12
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sinar X
Sinar X merupakan radiasi elektromagnetik, tidak bermuatan dan
mempunyai daya tembus yang sangat kuat. Frekuensi sinar x berkisar dari 10 6
sampai 1020 Hertz (Hz) dan panjang gelombangnya berkisar antara 10 -9 sampai 10-6
cm. Sinar X mempunyai karakteristik yang mirif dengan sinar gamma. Perbedaannya
terletak pada frekuensi dan panjang gelombangnya. Sinar gamma mempunyai
frekuensi 1020–10 25 Hertz dan panjang gelombangnya jauh lebih pendek dari sinar X
yaitu 10 -11– 10 -8cm. Perbedaan lainnya adalalah sinar X dibangkitkan melalui pesawat
sinar X sehingga kekuatan sinarnya dapat diatur dengan menaikkan dan menurunkan
voltase listrik, sedangkan sinar gamma dipancarkan langsung oleh inti atom radioaktif
((Sumardika, 2009); Muklis, 2000).
Sinar X dapat menembus berbagai materi yang tidak dapat ditembus oleh
sinar tampak biasa. Dengan kemampuannya itu, dalam bidang kesehatan sinar X
banyak dipakai untuk mendiagnosis penyakit dan terapi penyakit seperti kanker dan
tumor. Namun dibalik manfaatnya, sejak lama diketahui bahwa sinar ini menimbulkan
reaksi-reaksi biologis yang dapat merusak seperti; menyebabkan kemandulan,
menyebabkan mutasi gen dan kelainan-kelainan morfologi. Besarnya pengaruh yang
terjadi pada materi biologi tergantung dari dosis radiasi yang diterima, dan
karakteristik dari jaringan tersebut. Pengaruh ini sangat kuat pada sel-sel yang sedang
aktif membelah (Soewondo, 1988; Suyatno, 2008).
2.2. Testis
Testis merupakan gonad jantan yang berfungsi untuk menghasilkan sel-sel
sperma. Di dalam Testis terdapat tubulus seminiferus, dimana spermatogenis terjadi.
Sel cikal bakal sperma disebut dengan spermatogonium. Spermatogonium dalam
tubulus semeiniferus adalah jaringan yang sedang aktif membelah. Spermatogonium
sangat sensitif terhadap sinar X. Dalam percobaan pada mencit jantan menggunakan
berbagai dosis sinar-X (108-504 rad), yang kemudian dikawinkan pada berbagai
interval waktu (1-7, 8-14, 15-21 dan 64-80) hari setelah iradiasi dapat menyebabkan
kematian post implantasi dominan yang bertambah sejalan dengan dosis, dan paling
tinggi dicapai dalam minggu ketiga. Tingkat radiosensitivitasnya diketahui lebih besar
pada tahap spermatid awal. (Williams, 1981 dalam Suharjo. 2002). Sedangkan organ
13
reproduksi lain seperti prostat, vesikula seminalis dan epididimis relatif resinten
terhadap radiasi.
Hasil Penelitian Sailer et al. (2006) menunjukkan bahwa testis tikus yang
terkena radiasi 400 rad menghasilkan sperma yang banyak mengalami abnormalitas
pada morfologinya. Pada tingkat penyinaran yang kronik maka testis menjadi atrofis
dan mengecil serta fibrotik, dua atau tiga bulan setelah iradiasi terjadi penebalan pada
dasar membram tubulus yaitu dengan adanya perubahan hyaline pada jaringan
pengikat. Pada keadaan ini, sperma yang rusak telah disingkirkan, dan
memperlihatkan tidak adanya proses spermatogenesis. Beberapa sel sertoli dan sel
Leydig tidak diubah.
IV.METODE PENELITIAN
14
Bahan- bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah NaCl 0.9%,
pewarna Eosin 2% dalam aquades, Metanol 2% dalam aquades dan aquades.
Sedangkan hewan coba yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 32
ekor mencit jantan (Mus musculus L.) galur Swiss, umur 3 bulan, berat badan 25-30
gram yang diberi makan pelet standar untuk ayam dan air minum ad libitum.
15
berdasarkan katagori 2 dan 3 dibagi dengan banyaknya sperma yang diamati dikalikan
100%.
Viabilitas Sperma
Untuk melihat viabilitas spermatozoa, suspensi spermatozoa dalam NaCl 0.9%
dipipet sebanyak satu tetes, kemudian diletakkan pada gelas objek, dilanjutkan dengan
fiksasi formalin 2% dalam aquades selama 10 menit lalu dibuat apusan. Setelah
kering lalu diberi pewarna Eosin 2% dalam aquades selama 15 menit kemudian
dibilas dengan aquades dan diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 400x.
Sperma yang hidup tidak berwarna sedangkan sperma yang mati berwarna. Dan
hasilnya dinyatakan dalam persen.(Lina, 2012)
Morfologi Sperma
Pengamatan morfologi spermazoa dilakukan dengan sediaan apusan spermatozoa
yang diwarnai denga Eosin 2% dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran
400x. Pengamatan morfologi ditekankan pada kelainan bentuk dan abnormalitas
spermatozoa. Bentuk spermatozoa disebut abnormal bila terdapat satu atau lebih
bagian spermatozoa yang abnormal (kepala, midpiece, ekor). Hasilnya dinyatakan
dalam persen.
Jumlah Spermatozoa
Untuk melihat jumlah spermatozoa, suspensi spermatozoa dalam NaCl 0.9% dipipet
dan diteteskan pada kamar hitung Neubauer/hemositometer dan diamati di bawah
mikroskop dengan pembesaran 100x. Jumlah spermatozoa dinyatakan dalam satuan
juta per cauda epididimis.
16
4.6. Diagram Alir Penelitian
Pengamatan
Analisis Data
17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.Hasil
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa pemaparan radiasi sinar X dengan
dosis 200 rad sebanyak satu kali, pemaparan sinar x dosis 200 rad 2 kali dan
pemaparan sinar x dosis 200 rad 3 kali memberikan pengaruh yang sangat nyata
terhadap beberapa variabel kualitas sperma yang diamati. Hasil pengamatan dan uji
one way ANOVA ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut.
Tabel 1. Hasil rata-rata dan standar deviasi kualitas sperma mencit jantan yang
terpapar radiasi sinar X
Va riabel Perlakuan
Kontrol Radiasi 1 x200 Radiasi 2x 200 Radiasi 3x rad
rad rad
Viabilitas Hidup 82.5 ± 7.326 a 74.75 ±10.307 a 33.75 ±8.846 b 33.75 ±9.945 b
Mati 17.7 ±7.326 a 25.25 ±10.307 a 66.25 ±8.846 b 66.25 ±9.945 b
Gerak cepat 52 ±8.286 a 25.5 ±10.213 a b 15.5 ±9.746 b 8 ±9.673 c
Mortalitas Gerak di
tempat 11.5 ±6.608 14 ±10.231 11 ±6.377 11 ±2.500
Gerak pelan 8.5 ±3.00 7.5 ±7.593 15 ± 10.39 17 ±8.449
Diam 27.75 ± 5.73 a 53 ±18.293 b 59 ±10.344 b 64 ± 6.481 b
Morfologi Normal 80.25 ±11.6 a 64.25 ±7.97 a b 50.50 ±9.883 bc 33.50 ±9.94 c
Abnormal 19.75 ±11.6 a 35.75 ±7.97 b 49.5 ±9.88 b 66.5 ± 9.94 c
Jumlah sperma/ lapangan
pandang 6.75 ±1.258 a 5.0 ±1.154 a b 4.5 ±0.577 b c 2.75 ±1.707 c
Keterangan : huruf yang sama pada variable dalam satu baris berarti tidak berbeda nyata
(memiliki pengaruh yang sama), sedangkan huruf yang berbeda pada variable
dalam baris yang sama berarti memiliki pengaruh yang berbeda (berbeda
nyata) terhadap kualitas sperma mencit jantan dewasa (Mus musculus L.)
18
Jumlah Spermatozoa
8
7
6.75
6
Jumlah 5
5 4.5
sperma
4
(juta/cauda
3
epididimis) 2.25
2
0
Kontrol P1x P2x P3x
(Perlakuan)
Gambar 1. Grafik rata-rata jumlah spermatozoa mencit jjantan dewasa (Mus musculus
L.) kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diradiasi sinar x
19
90
82.5 Viabilitas
80 74.75
70 66.25 66.25
60
50
Viabilitas (%)
40 Hidup
33.75 33.75
Mati
30 25.25
20 17.7
10
0
Kontrol P1x P2x P3x
Perlakuan
20
90
80.25
Morfologi
80
70 66.5
64.25
60
50.549.5
50
Morfologi (%)
40 35.75 Normal
33.5
Abnormal
30
19.75
20
10
0
Kontrol P1x P2x P3x
Perlakuan
Gambar 4 : Grafik rata-rata Morfologi spermatozoa mencit jjantan dewasa (Mus musculus
L.) kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diradiasi sinar x
21
jumlah spermatozoa yang bergerak cepat berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol.
Jumlah spermatozoa yang bergerak cepat lebih sedikit dibandingkan dengan kontrol
pada semua perlakuan. Sedangkan jumlah sperma yang gerak lambat dan gerak di
tempa, menurut hasil uji statistik tidak berbeda secara nyata. Sebaliknya jumlah
sperma yang tidak bergerak/diam berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol pada
semua perlakuan. Jumlah sperma yang tidak bergerak meningkat drastis pada semua
perlakuan.
70
Motilitas 64
59
60
52 53
50
40
Gerak cepat
Motilitas(%)
30 28 Gerak di tempat
25.5
Gerak lambat
20 17 Tak bergerak/diam
15.5 15
14
11.5 11 11
8.5 7.5 8
10
0
Kontrol P1x P2x P3x
Perlakuan
5.2.Pembahasan
Pemaparan radiasi sinar x dosis 200 rad memberikan pengaruh yang nyata
pada hampir semua parameter yang diamati, baik yang dilakukan sekali maupun yang
dilakukan berulang kali. Hal ini diakibatkan karena rasiasi sinar x mempunyai energi
tinggi sehingga mampu mengionkan materi yang dilaluinya termasuk materi biologi
yaitu sel. Sel-sel yang terkena radiasi akan mengalami kerusakan sehinggga bisa
mengganggu proses fisiologis sel tersebut atau bisa menyebabkan kematian sel.
Disamping itu sel-sel pembentuk sel- sel kelamin dan sel-sel yang sedang aktif
membelah mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap radiasi.
22
Terganggunya sel-sel pembentuk kelamin dalam hal ini testis, akan berakibat
terhadap kualitas sperma yang dihasilkan. Hal ini terlihat sangat nyata pada jumlah
spermatozoa percauda epididimis yang dihasilkan. Jumlah spermatozoa pada
kelompok yang dipapar radiasi sinar x menurun drastis dibandingkan dengan kontrol.
Begitu juga halnya motilitas sperma. Spermatozoa yang terpapar radiasi sinar x lebih
banyak banyak yang tidak bergerak/ diam dan jumlah spermatozoa yang bergerak
cepat lebih sedikit dibandingkan dengan kontrol. Begitu juga halnya dengan viabilitas
sperma, pada kelompok perlakuan lebih banyak spermatozoa yang mati dibandingkan
dengan sperma yang hidup. Sedangkan untuk morfologi sperma, kelompok perlakuan
lebih banyak spermatozoa yang mempunyai morfologi abnormal terutama perlakuan
P3. Banyak spermatozoa kelompok perlakuan yang mempunyai ekor sperma
berbentuk lingkar atau melengkung sehingga dari segi motilitas akan menurun. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sailer et al. (2006)
yaitu terjadi peningkatan abnormalitas morfologi sperma pada testis mencit yang
diradiasi dengan dosis 400 rad.
Penurunan kualitas sperma pada kelompok mencit jantan yang terpapar
radiasia sinar x, sudah tentu akan menurunkan fertilitas pada hewan tersebut sehingga
efek radiasi ini pada manusia diperkirakan kurang lebih akan mirif karena kita
memiliki kemiripan sistem fisiologis dengan hewan ini. Oleh karena itu penggunaan
dosis radiasi sinar x secara berulang pada manusia, baik untuk diagnosis maupun
untuk terapi harus lebih hati-hati lagi sehingga tidak mengakibatkan infertilitas.
23
VI. SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
pemaparan radiasi sinar x dosis 200 rad memberikan pengaruh yang nyata terhadap
penurunan kualitas sperma mencit jantan (Mus musculus L.). Penurunan kualitas
sperma semakin meningkat dengan dilakukannya pemaparan berulang.
6.2. Saran
Untuk mengetahui korelasi antara penurunan kualitas sperma dan kerusakan
sel- sel testis pada mencit jantan maka perlu dilakuan penelitiann lebih lanjut
mengenai dampak radiasi sinar x secara berulang terhadap gambaran histologis testis
mencit jantan (Mus musculus L.).
24
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, 2013. X-Rays: How safe are they? National Radiological Protection
Board. www.nrpb.org.uk (diunduh 13 Pebruari 2013)
Alatas, Zubaidah, 2006. Efek Pewarisan Akibat Radiasi Pengion. Buletin Alara. Vol
8 (2).
Baker, Mike, 2008. Role of Epigenic Change in Direct and Indirect Radiation Effects.
Univercity of Lethbrigde. Canada.pp. 144.
Balentova S., Racecova E., 2007. Effects of Low Dose Irradiation on Proliferation
Dinamic Rostal Migration Steam of Adult Rats. Folia Biologica.. Vol..53
(1).74-75.
Lina ,P, 2012. Kualitas Spermatozoa Mencit jantan Dewasa Setelah Diberikan
Monosodium Glutamat. Skripsi S1. Tidak Dipublikasikan.
Mukhlis A., 2000. Dasar-Dasar Proteksi Radiasi.Penerbit Rineka Cipta. Jakarta, hal
31-33.
Sailer, B.L., L.K. Josh, Erickson, Tajiran M.A., Evenson D.P, 2006. Effects of X-
irradiation on mouse testicular cells and sperm chromatin structure.
Environmental and Molecular Mutagenesis.Vol. 25 ( 1), 23–30.
Soewondo J. AL., 1988. Dasar-dasar Radioisotop dan Radiasi dalam Biologi. Pusat
Antar Universitas Institut Pertanian Bogor.hal 207-268.
Suharjo, 2002. Efek Radiasi Dosis Tunggal Pada Sel Spermatogenik Mencit Dewasa
Strain Quacker Bush (CSL). Jurnal Bionatura. Vol 4 (2). 87-95.
25
Pretreatment. I. Histopathological Analysis Reveals Stage Dependence of
Attenuated Apoptosis. Toxicological Sciences 117(2), 449–456
Zhang H, Wei ZQ, Li WJ, Li Q, Dang BR, Chen WQ, Xie HM, Zhang SM, He J,
Huang T, Zheng RL.1999. Effects of 16O+6 ion irradiation on human sperm
spontaneous chemiluminescence, motility, acrosome reaction and viability in
vitro.Pubmed 32(1):1-6.
26
.
LAMPIRAN
27
Descriptives
Jmlh
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mini Maximu
Mean mum m
Lower Bound Upper Bound
Control 4 6.7500 1.25831 .62915 4.7478 8.7522 5.00 8.00
px1 4 5.0000 1.15470 .57735 3.1626 6.8374 4.00 6.00
px2 4 4.5000 .57735 .28868 3.5813 5.4187 4.00 5.00
px3 4 2.2500 .95743 .47871 .7265 3.7735 1.00 3.00
Total 16 4.6250 1.89297 .47324 3.6163 5.6337 1.00 8.00
ANOVA
Jmlh
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between
41.250 3 13.750 13.200 .000
Groups
Within Groups 12.500 12 1.042
Total 53.750 15
Jmlh
Waller-Duncan
Spermatozo N Subset for alpha = 0.05
a 1 2 3
px3 4 2.2500
px2 4 4.5000
px1 4 5.0000 5.0000
kontrol 4 6.7500
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
b. Type 1/Type 2 Error Seriousness Ratio = 100.
28
Descriptives
Viabilitas.Hidup
N Mean Std. Std. Error 95% Confidence Interval for Minimu Maximu
Deviation Mean m m
Lower Bound Upper Bound
kontrol 4 82.5000 7.32575 3.66288 70.8431 94.1569 72.00 88.00
px1 4 74.7500 10.30776 5.15388 58.3480 91.1520 60.00 84.00
px2 4 33.7500 8.84590 4.42295 19.6742 47.8258 22.00 43.00
px3 4 33.7500 9.94569 4.97284 17.9242 49.5758 20.00 42.00
Total 16 56.1875 24.74731 6.18683 43.0006 69.3744 20.00 88.00
ANOVA
Viabilitas.Hidup
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between
8175.188 3 2725.063 32.337 .000
Groups
Within Groups 1011.250 12 84.271
Total 9186.438 15
Viabilitas.Hidup
Waller-Duncan
Viabilitas N Subset for alpha =
Hidup 0.05
1 2
px2 4 33.7500
px3 4 33.7500
px1 4 74.7500
Control 4 82.5000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
b. Type 1/Type 2 Error Seriousness Ratio = 100.
29
Descriptives
Viabilitas.Mati
N Mean Std. Std. Error 95% Confidence Interval for Minimu Maximu
Deviation Mean m m
Lower Bound Upper Bound
kontrol 4 17.5000 7.32575 3.66288 5.8431 29.1569 12.00 28.00
px1 4 25.2500 10.30776 5.15388 8.8480 41.6520 16.00 40.00
px2 4 66.2500 8.84590 4.42295 52.1742 80.3258 57.00 78.00
px3 4 66.2500 9.94569 4.97284 50.4242 82.0758 58.00 80.00
Total 16 43.8125 24.74731 6.18683 30.6256 56.9994 12.00 80.00
ANOVA
Viabilitas.Mati
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between
8175.188 3 2725.063 32.337 .000
Groups
Within Groups 1011.250 12 84.271
Total 9186.438 15
Viabilitas.Mati
Waller-Duncan
Viabilitas N Subset for alpha =
Mati 0.05
1 2
kontrol 4 17.5000
px1 4 25.2500
px2 4 66.2500
px3 4 66.2500
30
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
b. Type 1/Type 2 Error Seriousness Ratio =
100.
Descriptives
Morfologi.Normal
N Mean Std. Std. Error 95% Confidence Interval for Minimu Maximu
Deviation Mean m m
Lower Bound Upper Bound
kontrol 4 80.2500 11.67262 5.83631 61.6763 98.8237 65.00 92.00
px1 4 64.2500 7.97392 3.98696 51.5617 76.9383 54.00 73.00
px2 4 50.5000 9.88264 4.94132 34.7745 66.2255 36.00 58.00
px3 4 33.5000 9.94987 4.97494 17.6675 49.3325 25.00 44.00
Total 16 57.1250 19.89933 4.97483 46.5214 67.7286 25.00 92.00
ANOVA
Morfologi.Normal
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between
4750.250 3 1583.417 15.974 .000
Groups
Within Groups 1189.500 12 99.125
Total 5939.750 15
Morfologi.Normal
Waller-Duncan
Morfologi N Subset for alpha = 0.05
Normal 1 2 3
px3 4 33.5000
31
px2 4 50.5000 50.5000
px1 4 64.2500 64.2500
Control 4 80.2500
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
b. Type 1/Type 2 Error Seriousness Ratio = 100.
Descriptives
Morfologi.Abnormal
N Mean Std. Std. Error 95% Confidence Interval for Minimu Maximu
Deviation Mean m m
Lower Bound Upper Bound
kontrol 4 19.7500 11.67262 5.83631 1.1763 38.3237 8.00 35.00
px1 4 35.7500 7.97392 3.98696 23.0617 48.4383 27.00 46.00
px2 4 47.0000 5.09902 2.54951 38.8863 55.1137 42.00 54.00
px3 4 66.5000 9.94987 4.97494 50.6675 82.3325 56.00 75.00
Total 16 42.2500 19.34080 4.83520 31.9440 52.5560 8.00 75.00
ANOVA
Morfologi.Abnormal
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between
4636.500 3 1545.500 19.031 .000
Groups
Within Groups 974.500 12 81.208
Total 5611.000 15
Morfologi.Abnormal
Waller-Duncan
Morfologi N Subset for alpha = 0.05
Abnormal 1 2 3
32
Control 4 19.7500
px1 4 35.7500
px2 4 47.0000
px3 4 66.5000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
b. Type 1/Type 2 Error Seriousness Ratio = 100.
Descriptives
Motilitas.Gerak.Cepat
N Mean Std. Std. Error 95% Confidence Interval for Minimu Maximu
Deviation Mean m m
Lower Bound Upper Bound
kontro
4 52.0000 8.28654 4.14327 38.8143 65.1857 43.00 60.00
l
px1 4 25.5000 10.21437 5.10718 9.2467 41.7533 17.00 40.00
px2 4 14.5000 9.74679 4.87340 -1.0093 30.0093 5.00 26.00
px3 4 7.7500 9.67385 4.83692 -7.6433 23.1433 .00 20.00
Total 16 24.9375 19.37857 4.84464 14.6114 35.2636 .00 60.00
ANOVA
Motilitas.Gerak.Cepat
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between
4548.188 3 1516.063 16.771 .000
Groups
Within Groups 1084.750 12 90.396
Total 5632.938 15
Motilitas.Gerak.Cepat
Waller-Duncan
Motilitas Gerak N Subset for alpha = 0.05
33
Cepat 1 2 3
px3 4 7.7500
px2 4 14.5000 14.5000
px1 4 25.5000
Control 4 52.0000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
b. Type 1/Type 2 Error Seriousness Ratio = 100.
Descriptives
Motilitas.Gerak.Ditempat
N Mean Std. Std. Error 95% Confidence Interval for Minimu Maximu
Deviation Mean m m
Lower Bound Upper Bound
kontrol 4 11.5000 6.60808 3.30404 .9851 22.0149 4.00 18.00
px1 4 14.0000 10.23067 5.11534 -2.2793 30.2793 3.00 25.00
px2 4 11.0000 6.37704 3.18852 .8527 21.1473 6.00 20.00
px3 4 11.2500 2.50000 1.25000 7.2719 15.2281 8.00 14.00
Total 16 11.9375 6.37149 1.59287 8.5424 15.3326 3.00 25.00
ANOVA
Motilitas.Gerak.Ditempat
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between
23.188 3 7.729 .158 .922
Groups
Within Groups 585.750 12 48.813
Total 608.938 15
Descriptives
Motilitas.Gerak.Lambat
34
N Mean Std. Std. Error 95% Confidence Interval for Minimu Maximu
Deviation Mean m m
Lower Bound Upper Bound
kontrol 4 8.5000 3.00000 1.50000 3.7263 13.2737 6.00 12.00
px1 4 7.5000 7.59386 3.79693 -4.5835 19.5835 .00 17.00
px2 4 15.0000 10.39230 5.19615 -1.5365 31.5365 6.00 30.00
px3 4 17.0000 8.44591 4.22295 3.5607 30.4393 6.00 25.00
Total 16 12.0000 8.18128 2.04532 7.6405 16.3595 .00 30.00
Descriptives
Motilitas.Gerak.Diam
N Mean Std. Std. Error 95% Confidence Interval for Minimu Maximu
Deviation Mean m m
Lower Bound Upper Bound
kontrol 4 27.7500 5.73730 2.86865 18.6207 36.8793 20.00 33.00
px1 4 53.0000 18.29390 9.14695 23.8903 82.1097 30.00 74.00
px2 4 59.5000 10.34408 5.17204 43.0403 75.9597 48.00 72.00
px3 4 64.0000 6.48074 3.24037 53.6877 74.3123 56.00 71.00
Total 16 51.0625 17.68792 4.42198 41.6373 60.4877 20.00 74.00
ANOVA
Motilitas.Gerak.Diam
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between
3143.188 3 1047.729 8.113 .003
Groups
Within Groups 1549.750 12 129.146
Total 4692.938 15
Motilitas.Gerak.Diam
35
Waller-Duncan
Motilitas Gerak N Subset for alpha =
Diam 0.05
1 2
Control 4 27.7500
px1 4 53.0000
px2 4 59.5000
px3 4 64.0000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
b. Type 1/Type 2 Error Seriousness Ratio = 100.
Sarana
a. Laboratorium
Kegiatan analisis sperma dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan, Fakultas
MIPA, Universitas Udayana, Bali. Untuk perlakuan radiasi dilakukan di Bagian
Radiologi RSU Sanglah.
b. Peralatan utama:
Peralatan yang diperlukan seperti Mikroskop Sterio, hemositometer untuk
pengamatan sperma sudah tersedia di Lab Fiologi Hewan FMIPA, Universitas
Udayana. Semua peralatan ada dalam kondisi baik.
36
LAMPIRAN BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM
PENELITI
1. KETUA PENELITI
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap Ni Wayan Sudatri, S.Si.,M.Si.
2. Jabtan Fungsional Lektor
3. Jabatan Struktural -
4. NIP 197110311998022001
5. NIDN 0031107102
6. Tempat danTanggal Lahir Tihingan, 31 Oktober 1971
7. Alamat Rumah Jln Pratu Md Rampug Gg Mekarsari 14 Banjar
Sasih Batubulan Gianyar
8. Nomor Telpon/HP 081805550907
9. Alamat Kantor Kampus Bukit Jimbaran Gedung AR
10. Nomor Telpon/ Faks.
11. Alamat E-mail Wayan_sudatri@yahoo.com
12. Lulusan yang telah dihasilkan S1 2 orang S2…orang S3…..orang
13. Mata Kuliah yang diampu 1.Fisiologi Hewan
2.Biologi Radiasi
3.Patologi Hewan
4.Penanganan Hewan Percobaan
5.Biologi Dasar
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Progam S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana IPB
Bidang Ilmu Biologi Biologi (Fisiologi
Hewan)
Tahun Masuk 1990 2004
Tahun Lulus 1996 2006
Judul Pengaruh IAA Pengaruh Somatotropin
Skripsi/Thesis/Desertasi terhadap Partenokarpi Terhadap Perubahan
pada Mentimun Fisiologis pada Tikus
Betina Usia 6 bulan dan
Satu tahun
Nama Dr. Adriani Astiti Prof..Dr. Wasmen
Pembimbing/Promotor Dra. Ihal Muflihah, Manalu
M.Si. Dr. Nastiti Kusumorini
37
2. 2007 Explorasi Tanaman obat HIBAH
Tradisional di Bali (anggota) bersaing
3. 2008 Jenis-Jenis Cangkang Moluska - -
yang Dijual Sebagai Souvenir di
Pantai Nusa Dua.(anggota)
Pendanaan
Judul Pengabdian Kepada
No. Tahun Jml (Juta
Masyarakat Sumber *)
Rp.)
1. 2012 DIPA 4
Pelepasan Tukik di Pantai Sindu UNUD
2. 2010 Bakti Sosial jurusan Biologi FMIPA Unud di
Sobangan
3. 2010 Pengenalan Teknik Budidaya Tomat Impor Di DIPA 4
Dusun Padpadan Desa Pengotan UNUD
4. 2009 Pembinaan Tim Olimpiade Biologi SMAN 1
Sukawati
5. 2009 Pembinaan Olimpiade Biologi SMA Kota Denpasar
6. 2008 Pembinaan OSN Siswa SMP/SMA Tingkat Provinsi
7. 2008 Pembinaan OSN Tingkat Provinsi Bali
38
UNUD
2 Kadar Kolagen Kulit dan Tulang Tikus 2010 Jurnal Biologi
Betina Usia 6 Bulan dan Satu Tahun yang UNUD
Disuplementasi Somatotropin. (Penulis
Pertama)
3. Somatotropin Supplementation improve 2010 Proceedings 2 rd
Skin and Bone Collagen Concentration International On
Six-month and One Year Old Female Rats Bioscience and
(Penulis Pertama) Biotechnology
39
2.
3.
4.
Dst.
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian : dosen muda (Ketua Peneliti)
40
5. NIDN 0028107101
6. Tempat dan Tanggal Lahir Muncan/ 28 Oktober 1971
7. Alamat Rumah Jl. Siulan Gang soka No. 3 Denpasar
8. Nomor Telepon/Faks /HP 08179723240
9. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Alamat Kantor Ilmu Pengetahuan Alam-Universitas
Udayana. Kampus Bukit Jimbaran
10. Alamat e-mail msuartini@yahoo.co.id
11. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 7 orang; S-2= Orang; S-3= Orang
12. Mata Kuliah yg diampu 1. Biologi Dasar
2. Taksonomi Invertebrata
3. Anatomi Hewan Invertebrata
4. Entomologi
B. Riwayat Pendidikan
No Pendanaan
Tahun Judul Penelitian
. Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2008 Jenis-Jenis Moluska Yang Cangkangnya Kelompok
Dijual Sebagai Souvenir di Pantai Nusa Studi
Dua, Bali (Anggota Peneliti) Ekowisata
2. 2009 Inventarisasi Psocidae Hibah Rp. 85.205.000
(Psocoptera:Insekta) sebagai Indikator Kompetitif
Kerusakan Lingkungan di Nusa Penida
dan Kawasan Bali Timur (Anggota
Peneliti)
3. 2011 Jenis-jenis Moluska di Areal Mandiri
Persawahan Desa Budaya Kesiman
Kertalangu, Denpasar
41
4 2011 Makrozoobentos di Hutan Mangrove BTDC
Sekitar Lagoon Nusa Dua (Anggota
Peneliti)
Pendanaan
No Judul Pengabdian Kepada
Tahun Jml (Juta
. Masyarakat Sumber *)
Rp.)
1. 2008 Pelatihan basic Science untuk Guru SMA Disdikpora
Bidang Biologi se Bali Prov. Bali
2. 2008 Pembinaan OSN Siswa SMP/SMA Disdikpora
Tingkat Provinsi Prov. Bali
3. 2009 Pembinaan OSN Siswa Tingkat SMA Disdikpora
Prov. Bali
4. 2009 Pembinaan Olimpiade Biologi SMA Kota Dinas
Denpasar Pendidikan
Kota
Denpasar
5. 2010 Pengenalan Teknik Budidaya Tomat DIPA UNUD Rp.
Impor di Dusun Padpadan Desa 4.000.000
Pengotan, Kecamatan Bangli, Kabupaten
Bangli
6. 2010 Pembinaan Guru Olimpiade Sains Disdikpora
Tingkat SMA Provinsi Bali Prov. Bali
7. 2010 Pembinaan Siswa Olimpiade Sains Disdikpora
Tingkat SMA Provinsi Bali Prov. Bali
8. 2011 Pembinaan Siswa olimpiade Sains Dinas
Tingkat Kodya Pendidikan
Kota
Denpasar
9. 2011 Bakti Sosial Mahasiswa Jurusan Biologi Jurusan
FMIPA UNUD di Bukit Jimbaran Biologi
Badung Bali
10. 2012 Bakti Sosial Mahasiswa Biologi FMIPA Jurusan
Unud di Bukit Jati Gianyar Bali Biologi
11. 2012 Pelepasan tukik dan Bersih Pantai S2 Biologi Rp.
Sindhu, sanur-Denpasar-Bali 4000.000
42
and
Biotechnology
43
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam
5 Tahun Terakhir
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan penelitian : Dosen Muda
44
45