Protein sebagian besar dalam kehidupan sehari-hari selalu kita persepsikan sebagai daging atau
kedelai darijenis tumbuhan. Kita juga akan mempelajari bagaimana proses pencernaan protein
dalam saluran digestifkita sehingga dapat dimanfaatkan sebagai zat pembangun maupun
regulator aktivitassel dalam tubuh.
BIOMEKANIKA
Sub pokok Bahasan : Gaya Pada Tubuh dan analisa Gaya Dalam Tubuh
Materi Pembahasan
PENDAHULUAN
Salam hangat dan bahagia selalu, semoga Tuhan YME senantiasa memberikan
kekuatan, perlindungan dan keselamatan kepada kita, Amin.
Mata kuliah ini memberikan pemahaman agar mahasiswa mengetahui, mengerti dan
memahami arti pentingnya Fisika dalam kehidupan manusia sehingga dapat menerapkan
konsep fisika dalam kesehatan. Dengan kemampuan menganalisa dan berpikir kritis tentang
fisika dalam bidang kesehatan, mempresentasikan dan membahas masalah-masalah fisika di
bidang kesehatan, dan mampu mencari dan memilih konsep fisika sesuai dengan
permasalahan yang terjadi, maka Anda akan berpeluang besar untuk menemukan
langkahlangkah yang efektif dalam penyelesaian masalah-masalah dalam asuhan
keperawatan.
Bab 2 berjudul Pengantar Fisika ini membahas tentang Konsep Biomekanika,
Bioelektrik, dan Bioakustik.
Bab ini dikemas dalam tiga topik dan seluruhnya diberikan alokasi 9 jam pembelajaran,
yang disusun dengan urutan sebagai berikut.
Topik 1: Konsep Biomekanik
Topik 2: Konsep Bioelektrik
Topik 3: Konsep Fluida
Setelah mempelajari Topik 2 ini, peserta PJJ diharapkan mampu menjelaskan satuan
pengukuran, hukum dasar biomekanika, gaya pada tubuh, analisa gaya dan kegunaan dalam
klinik, fisika olahraga. Mampu menjelaskan konsep kelistrikan dalam aktivitas sistem organ
saraf dan kardiovaskuler. Mampu menjelaskan konsep bunyi, gelombang bunyi dan
kecepatan, sumber bunyi, pembagian frekuensi bunyi, intensitas bunyi, skala desibel,
kekerasan bunyi, asas dopler, ultrasonic dalam kedokteran, alat pendengaran, bising, vibrasi.
Bab kedua ini merupakan ilmu yang mendasari fisiologi dari organ atupum sistem organ.
Belajar fisika berarti mengenali beberapa konsep seperti partikel, massa, muatan, dan
lainnya, yang lalu memiliki hubungan tertentu satu dengan yang lainnya; kemudian
mempelajari teori teori yang mampu menjelaskan dan merangkum sebanyak mungkin
peristiwa dan hubungan. Fisika selalu bertitik tolak dari hasil pengamatan (melihat), lalu
dipelajari untuk melihat bagaimana hubungan yang ada antara beberapa besaran yang
relevan. Hal ini sesuai dengan proses keperawatan yang bertitik tolak dari pengkajian sampai
dengan evaluasi. Mekanika mempelajari pergerakan tubuh, peawat pun selalu berhubungan
dengan mobilisasi klien. Fluida mempelajari cairan yang dalam kaitannya sangat
berhubungan dengan kebutuhan dan keseimbangan cairan tubuh. Bio akustik erat kaitannya
dengan salah satu fungsi pancaindra yaitu pendengaran.
Topik 1
Biomekanika
Setelah menyelesaikan Unit Topik 1 diharapkan Anda memahami ilmu fisika tentang
konsep biomekanika sebagai landasan dalam malaksanakan asuhan keperawatan.
Setelah menyelesaikan Topik 1, diharapkan Anda dapat:
Menjelaskan pengukuran dan satuan.
Hukum dasar biomekanika.
Gaya pada tubuh dan analisa gaya kegunaan dalam bidang kesehatan.
Pada bagian ini akan dibahas tentang pengukuran dan satuan yang merupakan dasar
dalam hasil pengamatan. Satuan sangat erat kaitannya dalam fisika karena semua hasil ukur
harus memiliki besaran (baik vektor/skalar). Biomekanika merupakan dasar dalam mempelajari
gerak benda, dalam hal ini yang kita pelajari adalah pergerakan manusia. Semuanya berdasarkan
hukum-hukum Newton. Aspek yang terkait dengan pergerakan adalah konsep kecepatan dan
percepatan, gravitasi, pusat masa, konsep statis, dan dinamis. Kita juga dituntut untuk dapat
melakukan analisis gaya untuk menentukan masalah dan mencari solusi. Terakhir kita dapat
mengaplikasikannya di dalam dunia kesehatan seperti pengangkutan pasien, mobilisasi klien,
traksi, gaya otot, sistem pengumpil.
1. Konsep biomekanika
Agar memudahkan Anda memahami materi ini, kami akan menguraikan materi ini ke dalam
empat pertanyaan sebagai panduan seperti di bawah ini.
Model: Imaginasi ilmuwan tentang peristiwa alam yang dibuat untuk menjelaskan peristiwa
alam yang sesungguhnya dengan berdasar pada idealisasi dan asumsi-asumsi. Pemodelan adalah
melakukan pendekatan untuk mendapatkan gambaran sederhana dan bersifat umum yang
bermanfaat dalam membantu pengkajian suatu masalah. Model dapat berbentuk suatu gambar
skema sederhana atau berbentuk persamaan matematis, baik dalam pengamatan peristiwa alam
ataupun eksperimen diperlukan pengukuran besaran fisika untuk mendapatkan data kuantitatif
untuk menguji kebenaran model dan memahami sistem tersebut.
Pengukuran adalah proses pembandingan besaran yang tidak diketahui dengan besaran
standar yang telah ditetapkan. Untuk itu diperlukan Alat Ukur. Fisika = “Science of
Measurement” Pengukuran terhadap sifat-sifat fisis dilakukan dengan membandingkan besaran
yang akan diukur dengan suatu besaran standar yang dinyatakan dengan bilangan dan satuan.
Ada dua komponen penting dalam penyajian Hasil Pengukuran, yaitu “Harga” dan “Satuan”.
Untuk menentukan Harga dan Satuan diperlukan standar ukuran dan Sistem Satuan. (Terdapat
berbagai sistem satuan, baik yang berlaku secara lokal/tradisional maupun internasional). Dalam
dunia keilmuan telah disepakati bahwa sistem satuan yang dipakai adalah Sistem Internasional
atau SI (Le Systeme International d’Unites) dan penyajian harga digunakan Sistem Matriks
(desimal). Untuk membuat alat ukur perlu dilakukan Kalibrasi. Kalibrasi dilakukan berdasarkan
standar ukuran (acuan) dan satuan yang dipakai. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat berbagai
macam sistem satuan dan sistem penyajian harga (angka). Pengukuran adalah cara untuk
mendapatkan informasi yang kuantitatif terhadap sifat-sifat fisis. Sifat-sifat fisis = ‘
Besaran-besaran fisis adalah pembentuk utama fisika yang menyatakan hukum-hukum fisika,
misalnya: panjang, massa, waktu, gaya, kecepatan, resistivitas, temperatur dsb. Besaran
dinyatakan dengan angka dan satuan adalah ukuran dari suatu besaran. Besaran yang tidak
tergantung pada besaran-besaran lainnya disebut besaran pokok. Besaran dasar/besaran pokok
adalah besaran fisis yang terdefinisi secara praktis dan dapat diterima secara International. Misal:
Massa satuannya kilogram, Panjang satuannya meter, waktu satuannya detik. Ada yang
dinamakan besaran turunan, yang ditetapkan berdasarkan satuan-satuan besaran pokok, misalnya
luas, volume dan massa jenis, laju, percepatan, gaya dsb.
Dalam setiap melakukan pengukuran tentunya dapat terjadi kesalahan, berikut ini faktor
kesalahan yang mungkin dilakukan dalam pengukuran data medis:
1. False positive (FP): penderita dinyatakan menderita suatu penyakit padahal sama sekali
tidak.
2. False negative (FN): penderita dinyatakan tidak menderita suatu penyakit padahal
menderita penyakit tersebut.
Saudara-Saudara peserta PJJ yang berbahagia, hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran
untuk mengurangi FP dan FN: Dalam pengambilan pengukuran, sering terjadi kesalahan paralaks
atau deviasi pembacaan hasil pengukuran, hal ini akibat kesalahan pengamat ketika membaca
nilai pengukuran, Pengulangan pengukuran, Penggunaan alatalat yang dapat dipercaya, Kalibrasi
sepatutnya terhadap alat.
3.1.1 Benda mempunyai sifat mempertahankan keadaannya; setiap benda yang dalam
keadaan diam mempunyai kecenderungan untuk tetap diam, sedangkan bila benda sedang
bergerak maka benda itu cenderung untuk terus bergerak.
3.1.2 Sifat ini diartikan sebagai kelembaman (inersia). Hukum Newton pertama dikenal
sebagai hukum kelembaman. Oleh Newton gejala ini dinyatakan sebagai berikut: “Setiap
benda akan tetap berada pada keadaan diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali jika
benda itu dipaksa untuk mengubah keadaan tersebut oleh gaya-gaya yang dikerjakan
pada benda itu”. F = 0
3.2.1 Bila ada gaya yang bekerja pada suatu benda maka benda tersebut akan mengalami
suatu percepatan yang arahnya sama dengan arah gaya.
F = m.a
Di mana :
a = percepatan (ms-2 )
F = Kg ms-2 = Newton
Bila percepatan = 0, berarti benda bergerak lurus beraturan (kecepatan tetap) atau dalam
keadaan diam.
3.3.1 Apabila sebuah benda mengerjakan gaya pada benda lain (disebut aksi), maka
benda yang kedua ini akan mengerjakan gaya pada benda pertama sama besar dan
berlawanan arah dengan gaya pada benda pertama (disebut reaksi).
4. Aspek Biomekanika
4.1 Gravitasi dan pusat masa
Gravitasi adalah gaya tarikan bumi terhadap suatu benda. Jika suatu benda dilepaskan dari
suatu ketinggian, maka benda tersebut akan jatuh dengan kecepatan yang semakin meningkat
karena adanya pengaruh gaya gravitasi. Percepatan gravitasi dilambangkan dengan g, rata-rata
percepatan gravitasi di permukaan bumi adalah 9,8 m/detik2 . Gaya gravitasi pada benda padat
bisa disederhanakan bekerja pada satu titik yang menjadi pusat bekerjanya gravitasi. Pusat
gravitasi orang normal sekitar 58% dari tinggi orang tersebut di atas telapak kaki. Kurangnya
pengendalian otot, kecelakaan, penyakit, kehamilan, berat badan berlebih, atau postur yang
buruk menyebabkan berubahnya posisi cg (central gravitasi atau pusat gravitasi) ke lokasi tak
alami di tubuh. Biasanya titik pusat bekerjanya gravitasi ini juga sebagai titik pusat massa suatu
benda, yaitu titik seluruh massa dari benda tersebut berada. Akvitivas yang dilakukan manusia
menyebabkan titik pusat massanya tidak selalu tetap pada tubuh manusia. Manusia akan selalu
mengatur sikap badannya agar merasa nyaman. Ketika mengangkat beban yang berat, seseorang
akan mengatur sikap badannya untuk mencapai kestabilan (kesetimbangan stabil) ketika
membawa beban tersebut. Tubuh mengompensasi cara berdirinya saat mengangkat kopor berat
dengan satu lengan. Lengan yang berlawanan bergeser ke luar dan tubuh miring menjauhi objek
agar cg terletak di tempat yang sesuai untuk kesetimbangan.
4.2.2 Jumlah Momen gaya (∑ =0) Momen gaya adalah perkalian antara lengan l dengan
gaya F yang bekerja pada lengan tersebut.
=Fxl
Lengan merupakan jarak dari sumbu perputaran menuju tempat gaya bekerja. Lengan ini
arahnya tegak lurus dengan gaya tersebut. Untuk gaya yang sama, makin besar lengan
yang memisahkan antara titik pusat massa atau titik diam dengan tempat gaya bekerja
menyebabkan makin mudahnya sistem melakukan gerak rotasi. Benda dikatakan dalam
keadaan statis apabila tidak bergerak sama sekali. Dengan kata lain benda tersebut tidak
berpindah tempat (bertranslasi) dan tidak berputar (berotasi). Jika benda bergerak, gerak
translasi atau berotasi atau kedua duanya sekaligus, berarti benda tersebut dalam keadaan
dinamis
. 4.3 Gaya Gesek Gesekan (friksi) dan kehilangan energi yang terjadi akibat gesekan
dapat muncul di mana pun dalam kehidupan kita sehari-hari. Gesekan yang merugikan:
membatasi efisiensi berbagai mesin. Gesekan yang menguntungkan: saat tangan kita
memegang tambang, berjalan atau berlari, rem mobil. Gaya maksimum gesekan: f = μN,
(dengan μ adalah koefisien gesek, N adalah gaya Normal).
Adanya gaya gesek ini membuat kita dapat melangkah dan tidak tergelincir. Kalau
koefisien gesek sangat kecil seperti daerah berminyak, berair atau daerah es, gaya gesek akan
kecil sehingga kita dapat tergelincir yang tidak saja membuat kita malu tetapi juga dapat
menyebabkan cedera. Komponen gaya horizontal dari tumit sewaktu mengenai lantai saat
seseorang berjalan telah dihitung dan didapatkan sekitar 0,15 w; dengan w adalah berat orang
tersebut. Secara umum, gaya gesekan harus cukup besar saat tumit menyentuh lantai dan saat
jempol kaki meninggalkan permukaan tanah agar tidak terpeleset.
4.4.4 Kecenderungan zat-zat padat dengan berbagai densitas yang larut dalam suatu
cairan untuk berpisah.
Apabila percepatannya cukup besar, tubuh akan kehilangan kendali karena tidak
memiliki gaya otot yang memadai untuk bekerja melawan gaya percepatan yang besar. Darah
akan terkumpul di berbagai bagian tubuh, lokasinya bergantung pada arah percepatan. Bila
seseorang mengalami percepatan dengan kepala lebih dahulu, kurangnya aliran darah ke otak
akan menyebabkan pandangan gelap dan hilang kesadaran. Saat menumbuk suatu benda
padat, bagian tubuh (atau keseluruhan) akan mengalami perlambatan (deselerasi) yang cepat
menghasilkan gaya-gaya yang besar. Gaya setara dengan laju perubahan momentum
F = m a = m (Δv/Δt)= Δ(mv)/Δt
Contoh dari gaya dinamik di tubuh adalah pertambahan berat saat jantung berdenyut
(sistol). Sekitar 0,06 kg darah mendapat kecepatan sekitar 1 m/s ke atas dalam waktu t = 0,1
detik. Momentum yang diberikan kpd massa darah: