OLEH :
KELOMPOK 6
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, Karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PALLIATIVE CARE DENGAN KASUS GAGAL GINJAL KRONIK”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Palliatif
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………..1
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………….2
1.3 TUJUAN………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PERMASALAHAN PALLIATIVE CARE
PADA GAGAL GINJAL KRONIK………………………………..3
2.2 JENIS TERAPEUTIK PERAWATAN PALLIATIVE CARE PADA
GAGAL GINJAL KRONIK………………………………………..5
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA GAGAL
GINJAL KRONIK………………………………………………….8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana permasalahan palliative care pada gagal ginjal kronik?
2. Bagaimana jenis-jenis tindakan terapeutik untuk perawatan palliative
pada gagal ginjal kronik?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada penderita gagal ginjal kronik?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Problem oksigenisasi
b. Problem eliminasi
2. Penatalaksanaan :
3
a. Berikan kesempatan klien mempergunakan caranya
sendiri dalam menghadapi kematiannya sejauh tidak
merusak.
4
a. Jangan mencoba menyenangkan klien lanjut usia.
Ingatlah bahwa tindakan ini sebenarnya hanyalah
memenuhi kebutuhan petugas, jangan takut menyaksikan
klien lanjut usia atau menangis. Hal ini merupakan
ungkapan pengekspresian kesedihannya. Anda boleh saja
berduka cita dengan empati bukan simpati.
5
Teknik Komunikasi Pada Pasien Dengan Penyakit Terminal terminal
menurut Stuart & Sundeen (2009), adalah sebagai berikut :
Tahap Denial Pada tahap ini kita dapat mempergunakan teknik
komunikasi :
a. Listening
b. Silent
c. Broad opening
6
merupakan hal yang normal dalam merespon perasaan
kehilangan menjelang kematian.
Tahap Bargaining
a. Focusing
b. Sharing perception
Tahap Depresi
Tahap Acceptance
Informing
7
Broad opening
1. Kehilangan kesehatan
2. Kehilangan situasi
a. Identitas Pasien
Nama : NY. S
Umur : 50 Tahun
Agama : Hindu
8
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Nomor RM : 879679
2. Keluhan Utama
9
3. Pernah dirawat/dioperasi. Lamanya dirawat, Pasien mengatakan
pernah dirawat di RS Margono selama 5hari.
4. Penggunaan obat
◦ Dextrose 50% 10 tpm
◦ Ranitidin 2 x 50 mg IV
◦ Furosemid 3 x 10 mg IV
◦ Amlodipin 3 x 10 mg tablet
◦ Kalsium karbonat 3 x 500 mg tablet
◦ Oksigen 3L/mnt
5. Alergi
6. Status imunisasi
8. Riwayat Psikososial
b. Konsep diri :
10
2. Ideal diri : Pasien berkeinginan agar anak-anaknya menjadi
orang yang sukses dan memiliki pekerjaan yang mapan.
c. Keadaan emosi
Pasien sering merasa takut akan masa depan yang akan dihadapi dan
perasaan marah yang berhubungan dengan pertanyaan mengapa hal tersebut
terjadi pada dirinya.
Tahap Berduka
11
Klien tahu bahwa dia menderita Gagal Ginjal Kronis, namun
dirinya belum mau menerima dan berusaha meminta pada Tuhan
merubah hal tersebut.
9. Riwayat Social
a. Nutrisi
1. Sebelum Sakit
Pasien biasa makan 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk, pasien
jarang mengkonsumsi sayur-sayuran. Pasien makan hanya sedikit
12
kurang lebih setengah porsi. Minum 6-8 gelas/hari berupa air putih dan
teh.
2. Selama Sakit
b. Pola Eliminasi
1. Sebelum Sakit
2. Selama Sakit
Pasien biasa BAB 1 kali sehari dengan karakter feses cair, warna
kuning. Pasien BAK melalui selang nefrostomi yang dipasang pada
punggung bagian kanan dan kiri, produksi urine kurang lebih 600cc per
hari dengan warna kemerahan dan terdapat stosel. Pasien terpasang
nefrostomi sejak tanggal 25 Januari 2020
1. Sebelum Sakit
a. Keadaan aktivitas sehari-hari. Pasien dapat menjalankan
aktivitas sehari-hari secara mandiri seperti halnya BAB, BAK,
makan, dan juga mandi. Dan pasien tidak menggunakan alat
bantu apapun selama menjalankan aktivitasnya.
b. Keadaan pernafasan. Pasien tidak biasa menggunakan obat-
obatan untuk melancarkan pernafasan. Tidak ada rasa sesak
selama bernafas.
13
c. Kebutuhan tidur. Pasien biasa tidur kurang lebih 7 jam sehari,
pasien biasa mulai tidur pukul 22.00 WIB dan bangun pukul
4.30 WIB. Pasien biasa tidur siang kurang lebih 1,5 jam.
Kebutuhan istirahat. Waktu luang biasa digunakan untuk
bersantai di rumah. Pasien biasa duduk di depan rumah dan
berbincang-bincang dengan anaknya ataupun tetangga dekat
rumah
2. Selama Sakit
a. Keadaan aktifitas sehari-hari. Keluarga pasien mengatakan jika
aktivitas pasien dibantu oleh keluarga diantaranya memakai
baju, makan, mandi, duduk, ataupun untuk miring kanan kiri
pasien juga membutuhkan bantuan. Pasien BAK melalui selang
nefrostomi. Pasien makan ataupun minum menggunakan NGT.
b. Keadaan pernafasan. Pasien mengatakan sering merasa sesak
jika terlalu banyak bergerak. Pasien mengatakan posisi yang
nyaman agar tidak sesak jika kepalanya lebih ditinggikan.
Respirasi rate 19x/menit.
c. Keadaan kardiovaskuler. Pasien mengatakan tidak ada rasa
nyeri dada ataupun pusing. Nadi 98x/menit.
d. Kebutuhan tidur. Pasien mengatakan jika tidur sering terbangun
karena merasa tidak nyaman selama di rumah sakit. Kebutuhan
tidur pasien kurang lebih 5- 6 jam sehari. Pasien terlihat lemas,
mata sayu.
e. Kebutuhan istirahat. Pasien mengatakan merasa bosan di rumah
sakit dan ingin cepat pulang. Selain itu pasien mengatakan tidak
bisa tidur jika berada di rumah sakit.
a. Keadaan Umum
14
Kesadaran : composmentis
GCS : 15, E : 4; M : 6; V: 5
Nadi `: 98 x/mnt
RR : 30 x/mnt
o
Suhu : 38 C
BB : 68 kg
TB : 155cm
Kepala : tidak ada kelainan
Mata : tidak ada kelainan
Telinga : tidak ada kelainan
Hidung :terpasang NGT pada lubang hidung kiri dan terpasang
oksigen 3 liter / menit
Mulut dan kerongkongan : tidak ada kelainan
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Tengkuk : Tidak terjadi kaku kuduk.
Dada
Inspeksi : Simetris, tidak terdapat benjolan
Palpasi : Tidak ada ketinggalan gerak, respirasi
rate 19x/menit.
Perkusi : Terdengar suara sonor.
Auskultasi : Suara nafas vesikuler
Punggung
15
Tidak ada kelainan bentuk punggung. Pada bagian
punggung terpasang selang nefrostomi pada bagian kanan dan kiri
sejak tanggal 25 Januari 2010 dan selang nefrostomi bagian kiri
merembes.
Abdomen
Inspeksi : Abdomen simetris, tidak terdapat bekas
luka pada bagian abdomen
Auskultasi : Terdengar suara bising usus.
Perkusi : Terdengar suara tympani.
Palpasi : Supel, tidak ada distensi abdomen.
Anus dan rektum : tidak ada kelainan.
Genetalia : tidak ada kelainan
Ekstremitas
Atas
Kaki kanan dan kiri bengkak. Anggota gerak lengkap dan kekuatan
otot lemah.
16
ANALISA DATA
17
DS : Pasien mengatakan sesak napas Hiperventilasi Ketidakefektifan pola
saat malam hari napas
DO : Pasien terpasang oksigen 3 liter /
menit, RR : 30 x / menit
18
DS : Pasien mengatakan BAK sedikit Penurunan kemampuan ginjal dalam Kelebihan volume cairan
DO : Pasien tampak edema,turunnya meregulasi cairan dan elektrolit
rentang gerak atau lemah ,TD
160/100 mm/Hg berat badan naik
dari 58-68kg, RR 30 x/menit.
Penurunan Hb (Hb : 9,7 g/dl),
hematokrit 26 %. Ureum darah
130,1 mg/dl, kreatinin darah 10, 33
mg /dl
NIC
Dx Tujuan NOC
19
1 Setelah NOC : NIC :
dilakukan a. Respiratory Status: ventilation Airway Management
tindakan b. Respiratory Status : airway a. Posisikan
keperawatan patency pasien
selama 3×24 c. Vital Sign Status untuk
jam Kriteria hasil : memaksim
diharapkan a. Mendemonstrasikan suara napas alkan
pola napas yang bersih, tidak ada sianosis, ventilasi
efektif dan dyspneu b. Auskultasi
b. Menunjukkan jalan napas yang suara
paten napas,
c. Tanda- tanda vital dalam rentang catat
yang normal adanya
suara
tambahan
c. Atur intake
untuk
cairan
mengoptim
alkan
keseimban
gan
d. Monitor
respirasi
dan status
oksigen
e. Monitor
aliran
20
oksigen
f. Monitor
TD, nadi,
RR
g. Monitor
frekuensi
dan irama
pernapasan
21
2 Setelah
NOC : NIC :
dilakukan
tindakan
keperawatan a. Electrolit and acid base balance Fluid Management
selama 3x24
jam b. Fluid balance
diharapkan a. Pertahankan
tidak terjadi c. Keparahan overload cairan catatan intake
kelebihan
volume cairan dan output yang
yang sistemik Kriteria Hasil :
akurat (balance
e. Kolaborasi
pemberian
diuretic sesuai
interuksi
(furosemid)
f. Batasi masukan
cairan
g. Lakukan
dialysis
22
Fluid Monitoring
a. Tentukan
riwayat jumlah
dan tipe intake
cairan dan
eliminasi
b. Timbang berat
badan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan
kemampuan ginjal dalam meregulasi cairan dan elektrolit
BAB III
PENUTUP
23
3.1 KESIMPULAN
1. Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit yang berjalan progresif
dan lambat (berlangsung dalam beberapa tahun), dimulai dengan: penurunan
cadangan ginjal, insufisiensi ginjal, gagal ginjal, penyakit ginjal tingkat akhir
yang disertai dengan komplikasi-komplikasi target organ, dan akhirnya
menyebabkan kematian.
2. Untuk memperlambat gagal ginjal kronik menjadi gagal ginjal
terminal, perlu dilakukan diagnosa dini, yaitu dengan melihat gambaran klinis,
laboratorium sederhana, dan segera memperbaiki keadaan komplikasi yang
terjadi.
3. Jika sudah terjadi gagal ginjal terminal, pengobatan yang sebaiknya
dilakukan adalah: dialisis dan transplantasi ginjal. Pengobatan ini dilakukan
untuk mencegah atau memperlambat tejadinya kematian.
3.2 SARAN
1. Dengan mengetahui permasalahan penyebab penyakit gagal ginjal
kronik, diharapkan masyarakat lebih berhati-hati dan menghindari penyebab
penyakit ini serta benar-benar menjaga kesehatan melalui makanan maupun
berolaharaga yang benar.
2. Para tenaga ahli juga sebaiknya memberikan penyuluhan secara jelas
mengenai bahayanya penyakit ini serta tindakan pengobatan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :
EGC
24
Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
http://repository.unmuhjember.ac.id/1008/1/ARTIKEL.pdf
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/1997/1/Nur%20Ilmi.pdf
25