Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Monokotil dan dikotil termasuk dalam kelompok tumbuhan berbiji tertutup
(angiospermae) yaitu tumbuhan yang mengalami pembuahan ganda serta
memiliki daging buah. Lalu angiospermae dikelompokkan menjadi dua kelas yang
didasarkan pada jumlah keping biji atau daun lembaga pada bakal embrionya.
Kata monokotil berasal dari bahasa latin, (mono) berarti tunggal atau satu,
sedangkan kotiledon merupakan daun lembaga pada biji. Dinamakan monokotil
dikarenakan hanya memiliki daun lembaga tunggal pada biji yang terbentuk dari
pembuahan. Dengan demikian, embrio yang terletak di dalam biji hanya memiliki
daun lembaga yang tunggal yang tidak terbelah ketika biji mulai berkecambah.
Daun lembaga ini mengandung cadangan makanan yang berfungsi untuk
mencukupi kebutuhan embrio semasa perkecambahan. Arti kata dikotil ialah
berkeping dua atau memiliki dua daun lembaga. Pada kelompok ini biji memiliki
dua daun lembaga yang menyatu saat berupa biji. Namun, ketika biji ini
berkecambah maka daun biji akan terbelah menjadi dua. Biji berkeping dua dapat
dikenali dengan melihat struktur biji yang memiliki arah belahan, seperti yang
ditemukan pada biji kacang, mangga, dan lainnya. Seperti pada kelompok
monokotil, lempeng daun lembaga ini mengandung cadangan makanan yang
berfungsi sebagai penyedia makanan ketika perkecambahan. (Sudarmiyati, 2011).
Manfaat pengelompokkan tumuhan monokotil dan dikotil yaitu
mempermudah untuk mengenal objek yang beranekaragam dengan cara mencari
persamaan dan perbedaan ciri serta sifat tumbuhan monokotil dan dikotil. Dimana
tiap jenis tumbuhan memiliki cirri-ciri tertentu yang menandakan tumbuhan
tersebut masuk kelompok tumbuhan monokotil atau dikotil.(Trisna 201).
Manfaat mempelajari sruktur tumbuhan dikotil yaitu supaya kita dapat
mengetahui bentuk luar dari umbuhan monokotil dan dikotil dan mempermudah
kita untuk membedakannya. lebih memahami morfologi, anatomi dan sistem
perkecambahan tumbuhan golongan dikotil atau monokotil.

1
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum dengan materi Pengenalan Struktur Tumbuhan Monokotil
dan Dikotil yaitu:
1. Mengetahui perbedaan morfologi tumbuhan monokotil dan dikotil dari
bentuk biji, akar, batang, daun dan bunga.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Tumbuhan Monokotil dan Dikotil


Tumbuhan monokotil merupakan tumbuhan yang memiliki satu kotiledon.
Memiliki tulang daun yang sejajar atau melengkung, batangnya berkas
pengangkutnya tersebar di seluruh bagian, dan juga memiliki akar yang berbentuk
serabut, sedangkan tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan yang memiliki dua
kotiledon mempunyai tulang daun yang berbentuk menyirip, batang yang tersusun
atas lingkaran, bunga yang di miliki terdiri dari 2,4,5 dan kelipatannya, akar yang
di milikinya berbentuk tunggang. (Sudarmiyati, 2011).

2.2. Perbedaan Morfologi Tumbuhan Monokotil dan Dikotil


Perbedaan antara Monokotil dan Dikotil dapat dilihat dari akar, batang, daun,
dan bijinya. keduanya memiliki ciri khas masing-masing yang bisa kita lihat
secara kasat mata, diantaranya sebagai berikut: pada tumbuhan monokotil bentuk
akar memiliki perakaran serabut, Bentuk sumsum atau pola tulang daun
Melengkung atau sejajar, memiliki tudung akar / kaliptra, memiliki bentuk biji
berkeping satu, pada batang tidak terdapat kambium, Jumlah kelopak bunga
Umumnya adalah kelipatan tiga, Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar
lembaga / keleorhiza, pertumbuhan akar dan batang memanjang dan tidak bisa
membesar. Tumbuhan dikotil memiliki berkas pembuluh angkut yang tersebar dan
tidak teratur. Secara umum batang dikotil didapatkan cabang dan pada batang
terdapat kambium, sistem parakaran tunggang, bentuk daun atau sistem tulang
daun menyirip atau menjari, dan pada akar juga akan ditemukan kambium, Tidak
ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil, pada biji terdapat dua keeping biji,
Jumlah kelopak bunga Biasanya kelipatan empat atau lima, selain tumbuh
memanjang tumbuhan dikotil juga mengalami pertumbuhan membesar atau
melebar, dikarenakan aktivitas kambium. Berkas pembuluh angkut xylem dan
floem tersusun teratur dalam satu lingkaran. (Subandi, 2003).

3
2.3. Perbedaan Anatomi Tumbuhan Monokotil dan Dikotil
Secara anatomi tumbuhan monokotil Tidak mempunyai kambium veskuler,
pembuluh angkutnya tersebar, berkas pengangkut dibungkus oleh sarung berkas
pengangkut, memiliki epidermis yang tebal, mempunyai maristem interkalar,tidak
mempunyai jari-jari empelur. Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu
lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil
terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang
artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya
kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh
membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder.
Pada tumbuhan dikotil terdapat kambium veskuler, pembuluh angkut teratur
dalam susunan lingkaran atau berseling radial, tidak memiliki epidermis, tidak
mempunyai meristem interkalar, jari-jari empelur berupa derekan parenkim
diantara berkas pengangkut. Pada bagian batang dikotil terdapat epidermis yang
terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.
Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang
mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan
gabus yang dibentuk dari kambium gabus. Korteks batang yang disebut juga kulit
pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis
tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
Endodermis batang yang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel,
merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan
Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis
tumbuhan Gymnospermae. Stele/ Silinder Pusat Merupakan lapisan terdalam dari
batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan
pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak
saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan
floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan
parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi
kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan

4
pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang
(Sutoyo, 1998).
III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan Praktikum Biologi Umum dengan materi Pengenalan Struktur
Tumbuhan Monokotil dan Dikotil, dilaksanakan pada hari Minggu, 20 Desember
2020 pukul 13:00-14:00 WIB bertempat di Rumah Masing-masing, Universitas
Palangka Raya.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan pada Praktikum Biologi Umum dengan materi
Pengenalan Struktur Tumbuhan Monokotil dan Dikotil yaitu alang-alang
(Imperata cylindrical), pandan, keladi, mangga, bayam, kembang sepatu, bunga
kamboja. Alat yang digunakan kaca pembesar atau kamera hp dengan
pembesaran.

3.3. Cara Kerja


Adapun cara kerja dalam praktikum dengan materi Pengenalan Struktur
Monokotil dan Dikotil yaitu sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Mengamati dan menyimpulkan pada bagian akar, batang, daun dan bunga.
3. Menulis pada table sebagai hasil pengamatan.
4. Mendokumentasikan hasil pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai