Anda di halaman 1dari 5

a.

Pendahuluan
Gizi masyarakat sebagai cerminan dari keadaan gizi individu
merupakan faktor yang amat penting karena gizi adalah zat kehidupan yang
sangat esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia sepanjang
hayatnya. Tanpa gizi yang memadai tidak mungkin terwujud sumber daya
manusia (SDM) yang sehat, cerdas, aktif dan produktif. Peran gizi terhadap
tumbuh kembang sangat jelas. Pertumbuhan dalam arti proses bertambahnya
struktur dan ukuran tubuh adalah hasil langsung pemenuhan kebutuhan gizi
khususnya energi dan protein. Tidak jarang dari mereka yang mengalami
gangguan tumbuh kembang karena kekurangan energi dan protein juga
menderita kekurangan zat gizi mikro yaitu vitamin dan mineral. Salah satu zat
gizi yang berperan dalam tumbuh kembang adalah yodium yang terdapat
dalam garam di masyarakat.
Upaya penanggulangan telah dilakukan melalui suplementasi yodium
(injeksi atau kapsul yodium) kepada kelompok masyarakat yang paling
membutuhkan. Namun demikian, bila dilakukan sebagai program jangka
panjang, maka biaya yang diperlukan akan sangat tinggi. Stratergi jangka
panjang yang lebih murah dan berkesinambungan adalah fortifikasi bahan
makanan, maka untuk pencegahan defisiensi yodium dilakukan fortifikasi
pada garam. Selain itu, untuk mendeteksi lebih awal dapat dilakukan survey
garam yodium skala rumah tangga.
Kegiatan ini haruslah sesuai dengan visi, misi, moto dan tata nilainya.
Visi dari Puskesmas Cukir adalah masyarakat sehat di wilayah kerja
Puskesmas Cukir. Sedangkan misi Puskesmas Cukir antara lain:
memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dan
mampu untuk menciptakan lingkungan yang sehat; menyelenggarakan
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar, memuaskan masyarakat dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat; memelihara dan meningkatkan
mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan; melaksanakan
program kesehatan secara profesional dan berintegritas; mengembangkan
sistem manajemen dan informasi kesehatan.
Moto dari Puskesmas Cukir adalah siap memberikan pelayanan yang
BERMUTU (Bersahabat, Empati, Ramah, Manusiawi, Unggul, Tanggap dan

1
Utama). Sedangkan untuk tata nilai Puskesmas Cukir (PRIMA) antara lain:
Peduli, Ramah, Inovatif, Manusiawi dan Akurat.

b. Latar belakang
Masalah kekurangan yodium sudah sejak lama dikenal di Indonesia.
Yodium merupakan zat gizi mikro penting untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan mental. Masalah GAKY merupakan masalah yang serius
mengingat dampaknya secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang mencakup 3
aspek, yaitu aspek perkembangan kecerdasan, aspek perkembangan sosial dan
aspek perkembangan ekonomi.
Hasil Riskesdas tahun 2013, secara keseluruhan (perkotaan dan
pedesaan) rumah tangga yang mengonsumsi garam mengandung cukup
yodium mencapai 77,1%, yang mengonsumsi garam kurang mengandung
yodium sebesar 14,8% dan yang tidak mengandung yodium sebesar 8,1%.
Berkaitan dengan itu Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
mengeluarkan Surat Edaran Nomor : JM.03.03/BV/2195/09 tertanggal 3 Juli
2009, mengenai Percepatan Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang
Yodium yang antara lain menginstruksikan kepada seluruh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota agar meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam
peningkatan garam beryodium dan menghentikan suplementasi kapsul
minyak yodium pada sasaran (WUS, ibu hamil, ibu menyusui dan anak
SD/MI). Hal ini diperkuat dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 63
tahun 2010 tentang Pedoman Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium di Daerah.
Berdasarkan ulasan tersebut, Puskesmas Cukir bagian gizi melakukan
monitoring garam iodium untuk mendeteksi dini apakah keluarga di wilayah
Puskesmas Cukir sudah menggunakan garam yang mengandung iodium atau
belum. Survey diharapkan mengetahui jumlah keluarga yang menggunakan
atau mengkonsumsi garam iodium.
Hasil monitoring atau pemantauan garam beryodium wilayah kerja
Puskesmas Cukir tahun 2019 dari 26 KK dengan sasaran 286 rumah tangga,
yang menunjukan bahwa rumah tangga yang menggunakan garam beryodium

2
cukup dengan prosentase sebanyak 95.5%, garam kurang yodium sebanyak
3.8 % dan garam tidak beryodium sebanyak 0.7%

c. Tujuan umum dan tujuan khusus


1. Tujuan Umum
Mengetahui dan memantau cakupan keluarga di wilayah kerja
Puskesmas Cukir yang menggunakan dan mengkonsumsi garam iodium.
2. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai gizi;
b) Meningkatkan jumlah keluarga yang sadar gizi;
c) Meningkatkan keluarga yang menggunakan garam yodium.

d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


Kegiatan pokok pada kegiatan ini adalah melakukan monitoring dengan
mengambil sampel per desa sebanyak 26 KK, dengan rincian kegiatan sebagai
berikut:

NO PROGRAM KEGIATAN BULAN TEMPAT PELAKSANA


Monitoring Petugas
1 GIZI Garam September 11 Desa Puskesmas
Yodium Cukir

e. Cara melaksanakan kegiatan


1. Petugas gizi menyampaikan pemberitahuan pelaksanaan kegiatan
monitoring garam pada pos timbang melalui bidan desa;
2. Bidan desa menyampaikan informasi kepada kader untuk melakukan
kunjungan rumah yang dijadikan sampel monitoring garam beryodium;
3. Kader melakukan pemeriksaan garam menggunakan iodina test;
4. Petugas merekap data hasil pemeriksaan yang dilaksanakan oleh kader
dan melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten.

f. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah keluarga di 11 desa wilayah kerja
Puskesmas Cukir dengan mengambil sampel per desa sebanyak 26 KK.

3
g. Jadwal pelaksanaan kegiatan
NO KEGIATAN TANGGAL TEMPAT PELAKSANA
1 September 2021 Jatirejo

2 September 2021 Bendet

4 September 2021 Kedawong

6 September 2021 Bulurejo

7 September 2021 Ceweng


Monitoring Pelaksana gizi, bidan
1 8 September 2021 Puton
desa, kader
garam yodium
9 September 2021 Ngudirejo

10 September 2021 Grogol

11 September 2021 Kayangan

13 September 2021 Cukir

14 September 2021 Bandung

h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah selesai kegiatan
monitoring.

i. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan


Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan dilakukan pada akhir bulan.

j. Pendanaan
Tidak ada pendanaan pada kegiatan ini.

k. Peran lintas program


KIA terutama bidan desa berperan sebagai inisiator dan dukungan
sumber daya.

l. Peran lintas sektor

4
1) Kepala desa sebagai fasilitator;
2) Tokoh masyarakat sebagai motivator.
Jombang,
Penanggungjawab UKM Pelaksana Gizi UKM

Maria Zulfah, Amd. Keb Vika Reviana Widodo, S.Gz


NIP. 198004012008012009 NIP. 199102242015052001

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Cukir

drg. Muhamad Arif Setijadi


NIP. 196210151989011002

Anda mungkin juga menyukai