Fira Yuliana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pertumbuhan aset dan struktur modal
terhadap profitabilitas pada Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2009-2014. Dengan menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan yang menjadi sampel
penelitian dan analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pertumbuhan aset berpengaruh positif terhadap profitabilitas dengan nilai koefisien beta
sebesar 0,144. Hal ini berarti semakin besar Pertumbuhan Aset, maka Profitabilitas semakin
besar. Hasil pengujian menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,009 dan nilai t hitung sebesar
3,107 dimana P < 0,05. Struktur modal berpengaruh negatif terhadap profitabilitas dengan nilai
koefisien beta sebesar -0,399. Hal ini berarti semakin besar Struktur Modal, maka Profitabilitas
semakin kecil. Hasil pengujian menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai t hitung
sebesar -5,040 dimana P < 0,05.
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of asset growth and capital structure on profitability in
Cement Companies Listed in Indonesia Stock Exchange 2009-2014. By using secondary data from
a sample of financial reports and analysis of research data using multiple linear regression. The
results showed that the positive effect of asset growth to profitability with a beta coefficient of
0.144. This means that the greater the growth in assets, the greater the profitability. The test
results demonstrate the significant value of 0.009 and t value of 3.107 where P <0.05. Capital
structure negatively affect the profitability of the value of the beta coefficient of -0.399. This means
that the larger the capital structure, the profitability of the smaller. The test results demonstrate
the significant value of 0.000 and t value of -5.040 where P <0.05.
2. Kerangka Konseptual
Pertumbuhan Aset
(X1)
Profitabilitas
(Y)
Struktur Modal
(X2)
Keterangan:
b. Struktur Modal
Struktur modal merupakan proporsi atau bauran dari penggunaan modal
sendiri dan utang dalam memenuhi dana permanen jangka panjang
perusahaan. Untuk mengukur atau menggambar proposi hutang
dibandingkan total ekuitas perusahaan digunakan Debt to Equity Ratio
(DER).
6. Hasil Penelitian
6.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian regresi linear berganda berguna untuk mengetahui tingkat
pengaruh variabel independen yang terdiri dari Pertumbuhan Aset dan Struktur
Modal terhadap variabel dependen yaitu Profitabilitas. Berdasarkan pengujian
diperoleh hasil yang dapat disajikan dalam tabel berikut.
6.2.2 Uji
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa nilai probabilitas untuk variabel
Pertumbuhan Aset dan Struktur Modal lebih kecil daripada probabilitas yang
disyaratkan (5%). Dari hasil uji t ditunjukkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan Pertumbuhan Aset dan Struktur Modal secara parsial terhadap
Profitabilitas.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti terjadi interkorelasi antar variabel bebas yang
menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linier yang signifikan.Apabila
koefisien korelasi variabel yang bersangkutan nilainya terletak diluar batas-
C. Uji Heteroskedastisitas
Uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi gejala
heteroskedastisitas adalah uji glejser yang dilakukan dengan cara melakukan
regresi varian gangguan (residual) dengan variabel bebasnya sehingga
didapat nilai P. Untuk mengetahui adanya gejala gangguan atau tidak adalah
apabila nilai P 0,05, berarti menunjukkan tidak terjadi gangguan dan begitu
pula sebaliknya.
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Variabel thitung Sig. Keterangan
X1 1,510 0,157 Non Heteroskedastisitas
X2 -1,442 0,175 Non Heteroskedastisitas
Sumber: Lampiran 5
D. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji asumsi bahwa data haruslah
bersifat bebas dalam pengertian bahwa data pada periode sebelumnya ataupun
pada periode sesudahnya. Menurut Santoso (2002:219) pengujian
autokorelasi dilakukan untuk mendeteksi apakah terjadi korelasi diantara
anggota serangkaian data penelitian yang diruntut waktu (time series) atau
menurut ruang (cross section).
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan pengujian uji statistik Durbin
Watson, dimana besarnya nilai statistik Durbin Watson dilambangkan dengan
d atau DW. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Durbin-
Watson test dengan tabel uji Durbin-Watson. Adapun nilai Durbin-Watson
tabel untuk n = 15 pada level of significant 5% didapatkan nilai d L sebesar
0,946 dan nilai dU sebesar 1,546. Adapun hasil pengujian yang dapat dilihat
pada Lampiran 4 didapat nilai DW sebesar 1,899 yang berarti terletak
diantara dU< d < 4 – dU (1,546<2,060< 2,454). Hal ini berarti model regresi
di atas tidak terdapat masalah autokorelasi.
7. Pembahasan
Setelah dilakukan pengujian statistik secara parsial (individu) dengan menggunakan
uji t, maka analisis lebih lanjut dari hasil analisis regresi adalah:
Salah satu cara pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat
profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Growth
mempengaruhi profitabilitas, melalui aset yang dimiliki sehingga berpengaruh
terhadap produktivitas dan efesiensi perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada
profitabilitas. Total aset dipilih sebagi ukuran growth dengan mempertimbangkan
nilai aset relatif stabil dibandingkan nilai market capitalized dan penjualan
(Shudarmadji, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Sriwardany (2006)
membuktikan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh negatif terhadap kinerja
keuangan dan Kusumasari et al. (2009) membuktikan bahwa pertumbuhan aset
berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan
Hasil uji regresi menunjukkan variabel Struktur Modal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap terhadap Profitabilitas dengan koefisien regresi sebesar -0,399.
Hal ini berarti semakin besar Struktur Modal, maka Profitabilitas semakin kecil.
Pada umumnya perusahaan lebih menyukai pendapatan yang mereka terima Pemilik
sebuah perusahaan mungkin dapat mempergunakan hutang yang berjumlah relatif
besar untuk mambatasi manajernya. Rasio hutang yang tinggi akan meningkatkan
ancaman kebangkrutan untuk menjadi lebih berhati-hati dan tidak menghambur-
hamburkan uang para pemegang saham. Kebanyakan pengambilalihan perusahaan
dan pembelian melalui hutang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dengan
mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi para manajer (Brigham & Houston,
2007).
Penelitian yang dilakukan oleh Denise dan Robert (2009), menemukan bahwa
strategi investasi yang berdasarkan kepemilikan modal dari dalam perusahaan
(modal sendiri) memiliki hubungan positif terhadap profitabilitas perusahaan,
artinya jika perusahaan memperoleh hasil yang lebih besar dari dana yang dipinjam
daripada yang harus dibayar sebagai bunga, maka hasil pengembalian berupa
profit untuk para pemilik akan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh
Kusumasari et al (2009) menemukan bahwa pengaruh struktur modal berpengaruh
tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh Safieddine dan Titman (1997) menemukan bahwa kinerja keuangan perusahaan
yang meningkat seiring dengan rekapitalisasi peningkatan leverage.
3. Koefisien determinasi berganda (R2) sebesar 0,702, hal ini berarti 70,2%
variasi perubahan Profitabilitas dipengaruhi oleh variabel Pertumbuhan Aset
dan Struktur Modal sedangkan sisanya sebesar 29,8% disebabkan oleh faktor
lain yang tidak termasuk dalam persamaan regresi yang dibuat.
8.2 Saran
Daftar Pustaka
Baridwan, Zaky. 2007. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode.
Yogyakarta: YKPN.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2007. Metode Penelitian Bisinis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Referensi Website :
www.idx.com
www.sahamok.ac.id