NAMA : HARNIAH
STAMBUK : 15120200179
KELOMPOK : 2
Pemantauan Terapi Obat (PTO) dan Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan terapi obat merupakan suatu kegiatan untuk menjamin bahwa
terapi obat yang diterima oleh pasien itu efektif dan aman serta rasional.
Tujuan pemantauan terapi obat:
1. Menigkatkan evektivitas terapi
2. Meminimalkan resiko ROTD (Reaksi Obat Yang Tidak Diinginkan)
Berupa efek samping ataupun reaksi alergi terhadap obat
Manfaat pemantauan terapi obat yaitu:
1. Terhindarnya resiko klinik
Mengurangi resiko yang kemungkinan terjadi dengan penggunaan obat yang tepat
2. Efisiensi biaya
Hal yang diperhatikan sebelum melakukan pemantauan terapi obat yaitu:
1. Seleksi pasien yang akan dipantau terapi obatnya
Seleksi pasien melalui 3 sudut pandang yaitu:
a. Kondisi pasien
Diutamakan untuk pasien yang mengalami gejala atau penyakit yang
komplikasi, cancer, gangguan pada hati dan ginjal, pasien geriatric maupun
pediatric, pasien hamil, menyusui, pasien yang berada dalam perawatan
intensif.
b. Obat yang diterima pasien
Pasien yang menerima obat indeks terapi sempit, obat-obat yang dapat
mengakibatkan nefrotoksik dan hepatotoksik, pasien yang menerima obat
sitostatika, antikoagulan, obat-obat kardiovaskuler, dan obat-obat yang
memiliki reaksi obat yang tidak dikehendaki dengan potensi yang tinggi
c. Kompleksitas regimen
Misalnya pasien mendapatkan polifarmasi, mendapatkan variasi rute
pemberian, variasi aturan pakai, rute pemeberian khusus
2. Rekam medis pasien
3. Profil pengobatan
4. Referensi
5. Kalkulator
6. Formulir pemantauan terapi obat
a. Form CPPT (Catatan pengobatan pasien terintegrasi)
b. Form pemberian obatpasien
c. Form insiden keselamatan pasien
d. Form Monitoring efek samping obat
Setelah persiapan pemantauan terapi obat selesai maka dilanjutkan ke tahap
pemantauan terapi obat dengan menggunakan metode SOAP (subjective, Objective,
Assesment, Plan).
1. Subjective
Informasi yang hanya bias didapatkan dari pasien berupa identitas, gejala,
riwayat penyakit dan pengobatan, riwayat penggunaan obat, riwayat keluarga,
riwayat social (merokok, makanan dan minuman).
Hal-hal yang dapat diperhatikan dari data subjektif:
a. Apakah usia pasien berkaitan dengan obat?
b. Apakah gejala yang dialami pasien dirasakan sebelum atau setelah
mendapatkan obat?
c. Apakah pasien memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan obat?
d. Apakah pasien membawa obat dari rumah?
e. Apakah pasien merokok?
2. Objektif
Merupakan data dari hasil observasi dokter atau perawat, missal:
a. Tanda-tanda vital (TD,Nadi, Pernapasan, Suhu)
b. BB, TB, BMI
c. Diagnosa dokter
d. Labs (blood test, urine test, microbiology, etc)
e. Diagnostic test (x-ray, CT/MRI, EKG)
f. Pengobatan saat ini
Adapun hal-hal yang diperoleh dari data objektif:
a. Apakah obat mempengaruhi TTV?
b. Apakah dosis obat membutuhkan BB atau BSA?
c. Apakahobat sesuai dengan diagnosis dokter?
d. Apakah ada perubahan nilai lab setelah menggunakan obat?
e. Apakah ada interaksi yang perlu diperhatikan pada terapi saat ini?
3. Assessment
Berisi DRP (Drug Releated Probleme) atau Pharmaceutical issue
Langkah menentukan DRPs:
a. Urutkan DRPs (menggunakan angka)
b. Urutkan masalah (mulai dari yang paling penting/ mengancam jiwa / terkait
kondisi klinis)
c. Dapat disertakan alasan (untuk pemula, dengan menyertakan printout EBM)
Ada 8 jenis DRPs utama yaitu:
a. Ada indikasi tidak ada obat
b. Penggunaan obat tanpa indikasi
c. Salah dalam memilih obat
Pengaruh faktor resiko, ada kondisi khusus yang menyebabkan salah
memilih obat
Ditetapkan Oleh
Direktur RS
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR drN
08/09/2021
OPERASIONAL
dr. Nia, Sp. OT (K)
NIP. 19790706 202001 2 002
PENGERTIAN Merupakan tata cara menangani obat sitostatika secara profesional
yang merupakan rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi
semula menjadi produk baru dengan proses pelarutan atau
penambahan bahan lain yang dilakukan secara aseptis oleh
apoteker di sarana pelayanan kesehatan dan didukung dengan
peralatan dan ruangan yang dapat menjamin kemanan petugas dan
lingkungan dari keterpaparan obat sitostatika serta dapat menjaga
sterilitas dari produk yang dihasilkan
TUJUAN 1. Meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan kesehatan
2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial, kontaminasi sediaan,
paparan terhadap petugas dan lingkungan, untuk mencegah
kesalahan dalam pemberian obat, serta untuk menjamin
kualitas mutu sediaan
3. Sebagai pedoman bagi apoteker dalam melakukan
pencampuran sediaan steril sitostatika secara aseptis di
Instalasi Farmasi
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Utama RS UMI Nomor HK. 35/RS-UMI/SK-
Dir/05/2020 Tentang Pelayanan Kefarmasian
2. Undang – Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1998 nomor 138, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3871);
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nov1197/MENKES/SK/X/2004
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
5. PerMenKes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
6. KepMenKes No. 129/MenKes/SK/2008 Tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit
7. Permenkes No. 72 tahun 2016 tentang standar pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit
PENCAMPURAN SITOSTATIKA
kondisi penyimpanan.
tertutup.
5. Musnahkan limbah dengan incenerator 1000ºC.
6. Cuci tangan.
F. Penanganan Tumpahan
Membersihkan tumpahan dalam ruangan steril dapat
dilakukan petugas tersebut atau meminta pertolongan orang
lain dengan menggunakan chemotherapy spill kit yang terdiri
dari:
1. Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam ruang steril
- Meminta pertolongan, jangan tinggalkan area
sebelum diizinkan.
- Beri tanda peringatan di sekitar area.
- Petugas penolong menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD)
- Angkat partikel kaca dan pecahan-pecahan dengan
menggunakan alat seperti sendok dan tempatkan
dalam kantong buangan.
- Serap tumpahan cair dengan kassa penyerap dan
buang dalam kantong tersebut.
- Serap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan
buang dalam kantong tersebut.
- Cuci seluruh area dengan larutan detergent.
- Bilas dengan aquadest.
- Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh
obat terangkat.
- Tanggalkan glove luar dan tutup kaki, tempatkan
dalam kantong pertama.
- Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua.
- Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung
tangan dalam, tempatkan dalam kantong kedua.
- Ikat kantong secara aman dan masukan dalam tempat
penampung khusus untuk dimusnahkan dengan
incenerator.
- Cuci tangan.