Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Pengertian
Keterampilan metakognitif merupakan keterampilan yang dimiliki setiap
individu mengenai belajar, bagaimana cara belajar atau memahami cara
menyelesaikan permasalahan/kendala yang dialami dirinya sendiri dalam
mencapai suatu kompetensi. John Flavell mendefinisikan metakognitif pada akhir
tahun 1970 sebagai “cognition about cognition phenomena” atau lebih sederhana
“thinking about thinking” (Lai, 2011). Metakognitif merujuk pada kemampuan
berpikir tingkat tinggi yang mencakup kontrol aktif mengenai hubungan proses
kognitif dalam memecahkan suatu masalah.
Kemampuan metakognitif merupakan salah satu aspek penting dalam
pembelajaran. Menurut Dawson (2008), seseorang yang memiliki perkembangan
metakognisi yang baik akan lebih baik dalam memecahkan masalah, membuat
keputusan dan berpikir kritis, lebih termotivasi untuk belajar, lebih mampu
mengatur emosi (meskipun dalam situasi yang sulit) serta lebih mampu mengatasi
kesulitan. Artinya dalam hal ini peserta didik sangat mengenali dirinya,
mengetahui kesalahannya dan berusaha memperbaikinya. Untuk itu guru perlu
berusaha melatih peserta didik agar mempunyai kemampuan metakognitif serta
memunculkannya sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah sains yang merupakan fokus pendidikan sains di Indonesia.

2.2 Komponen atau indikator


Flavell (1979) menyebutkan bahwa peserta didik dapat dikatakan memiliki
keterampilan metakognitif apabila memiliki dua komponen yaitu pengetahuan
metakognitif dan pengaturan metakognitif. Pengetahuan metakognitif
didefinisikan sebagai kesadaran mengenai jumlah pengetahuan dan keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan metakognitif dikategori menjadi tiga
bagian yaitu
1. Variabel personal yang mencakup kepercayaan terhadap segala sesuatu tentang
sifat alami manusia sebagai pengolah kognitif.
2. Variabel tugas yang mencakup pengetahuan mengenai tuntutan berbagai tugas.
3. Variabel strategi yang mencakup pengetahuan mengenai berbagai macam
strategi yang kemungkinan besar dapat digunakan.
Adapun yang dimaksud dengan pengaturan metakognitif, Flavell
menyebutkan dalam konteks ini adalah pengalaman metakognitif, yakni
pengalaman sebagai pemeriksa “quality control” yang membantu pebelajar untuk
mencapai keberhasilan.
Lai (2011) berpendapat bahwa komponen keterampilan metakognitif
meliputi tiga aktivitas yaitu:
1. Keterampilan merencanakan, mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi
dan menyeleksi strategi serta sumber yang tepat, menetapkan tujuan yang akan
dicapai, mempersiapkan pengetahuan awal untuk mencapai tujuan, dan
merencanakan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan.
2. Keterampilan memantau, mencakup kehadiran dan kesadaran dalam
memahami pengetahuan, pelaksanaan tugas, dan dapat menguji
pengetahuannya sendiri.
3. Keterampilan mengevaluasi mencakup keterampilan dalam menilai suatu
produk dan mengatur proses suatu pembelajaran.
Beberapa indikator yang digunakan dalam keterampilan metakognitif
dijabarkan pada Tabel 2.1 sebagai berikut.
N Level Metakognitif Sub Level Metakognitif (Indikator)
o
1 Menyadari proses berpikir dan  Menyatakan tujuan
mampu menggambarkannya  Mengetahui tentang apa dan bagaimana
 Menyadari bahwa tugas yang diberikan
membutuhkan banyak referensi
 Menyadari kemampuan sendiri dalam
mengerjakan tugas
 Mengidentifikasi informasi
 Merancang apa yang akan dipelajari
2 Mengembangkan  Memikirkan tujuan yang telah ditetapkan
pengenalan strategi berpikir  Mengelaborasi informasi dari berbagai
sumber
 Mengetahui bahwa strategi eloborasi
meningkatkan pemahaman
 Memikirkan bagaimana orang lain
memikirkan tugas
3 Merefleksi prosedur secara  Menilai pencapaian tujuan
evaluatif  Menyusun dan menginterpretasi data
 Mengatasi hambatan dalam pemecahan
masalah
 Mengidentifikasi sumber-sumber
kesalahan dari data yang diperoleh
4 Mentransfer pengalaman  Menggunakan prosedur/cara yang
pengetahuan pada konteks berbeda untuk penyelesaian masalah yang
lain sama
 Menggunakan prosedur/cara yang sama
untuk masalah yang lain
 Mengembangkan prosedur/cara untuk
masalah yang sama
 Mengaplikasikan pengalamannya pada
situasi yang baru
5 Menghubungkan  Menganalisis kompleksnya masalah
pemahaman konseptual  Menyeleksi informasi penting yang
dengan pengalaman digunakan dalam pemecahan masalah
prosedural  Memikirkan proses berpikirnya selama
pemecahan masalah
Sumber: Iskandar (2014)
Keterampilan metakognitif dapat diukur dengan rubrik keterampilan
metakognitif seperti yang tercantum pada Tabel 2.2 berikut ini.
Tabel 2.2 Rubrik Keterampilan Metakognitif
Skor Deskripsi
7 Jawaban ditulis dalam kalimat sendiri. Urutan jawaban harmonis serta
sistematis. Jawabannya adalah logika dalam tata bahasa yang benar, didukung
dengan menjelaskan alasan (analitik, evaluatif, atau penjelasan kreatif), dan
jawabannya benar.
6 Jawaban ditulis dalam kalimat sendiri. Urutan jawaban harmonis serta
sistematis. Jawabannya adalah logika dalam tata bahasa kurang benar,
didukung dengan menjelaskan alasan (analitik, evaluatif, atau penjelasan
kreatif), dan jawabannya benar.
5 Jawaban ditulis dalam kalimat sendiri. Urutan jawabannya kurang / tidak
harmonis serta kurang / tidak sistematis. Jawabannya adalah kurang / tidak
logika dalam tata bahasa kurang benar, didukung dengan menjelaskan alasan
(analitik, evaluatif, atau penjelasan kreatif), dan jawabannya benar.
4 Jawaban tidak ditulis dalam kalimat sendiri. Urutan kalimat jawaban harmonis
serta sistematis. Jawabannya adalah logika dalam tata bahasa yang benar,
didukung dengan menjelaskan alasan (analitik, evaluatif, atau penjelasan
kreatif), dan jawabannya benar.
3 Jawaban tidak ditulis dalam kalimat sendiri. Urutan kalimat jawaban kurang /
tidak harmonis serta kurang / tidak sistematis. Jawabannya adalah kurang /
tidak logika, dalam tata bahasa kurang benar, didukung dengan menjelaskan
alasan (analitik, evaluatif, atau penjelasan kreatif), dan jawabannya benar.
2 Jawaban tidak ditulis dalam kalimat sendiri. Urutan kalimat jawaban kurang /
tidak harmonis serta kurang / tidak sistematis. Jawabannya adalah kurang /
tidak logika, dalam tata bahasa kurang benar, tidak didukung dengan
menjelaskan alasan (analitik, evaluatif, atau penjelasan kreatif), dan
jawabannya adalah kurang tepat.
1 Jawaban tidak ditulis dalam kalimat sendiri. Urutan kalimat jawaban kurang /
tidak harmonis serta kurang / tidak sistematis. Jawabannya adalah kurang /
tidak logika dalam tata bahasa kurang benar, tidak didukung dengan
menjelaskan alasan (analitik, evaluatif, atau penjelasan kreatif), dan
jawabannya aadalah tidak benar.
0 Tidak ada jawaban
Sumber: Corebima (2010)
2.3 Penerapan Pendekatan Keterampilan Metakognitif
Guru dapat menerapkan pendekatan keterampilan metakognitif yang terdiri
dari penetapan tujuan pembelajaran, bagaimana cara mencapai tujuan, pengecekan
apakah tujuan sudah tercapai jika belum bagaimana cara mengatasinya, dan
evaluasi menyeluruh. Melalui penerapan keterampilan metakognitif diharapkan
peserta didik dapat mengontrol proses konstruk pengetahuan. Penguasaan
keterampilan metakognitif memerlukan proses yang cukup lama, namun guru
dapat memulai dengan cara misalnya perencanaan atau evaluasi, analisis masalah.

Proses metakognisi mencakup kemampuan untuk bertanya dan menjawab


pertanyaan tentang:

1) Apa yang saya ketahui tentang hal ini, topik dan masalah subjek?
2) Apakah saya mengetahui apa yang harus saya ketahui?
3) Apakah saya mengetahui dimana saya bisa mendapatkan beberapa informasi,
pengetahuan?
4) Berapa lama waktu yang saya perlukan untuk belajar ini?
5) Apa saja strategi dan taktik yang dapat saya gunakan untuk belajar ini?
6) Apakah saya mengerti apa yang saya dengar, baca atau lihat?
7) Bagaimana saya mengetahui jika saya sedang belajar pada tingkatan yang
sesuai?
8) Bagaimana saya dapat melihat jika saya membuat kesalahan?
9) Bagaimana saya harus merevisi rencana saya jika tidak sesuai dengan harapan
dan kepuasan saya?

Melalui proses metakognisi peserta didik diharapkan dapat mengembangkan


pengalaman untuk dapat merumuskan, mengajukan dan menguji hipotesis dalam
percobaan, merancang, dan membuat instrumen percobaan, mengumpulkan,
mengelola dan menafsirkan data serta menerapkan secara lisan dan tertulis.
Dengan mencermati berbagai kemampuan, keterampilan dan kompetensi maka
sistem penilaian yang digunakan harus menggunakan sistem penilaian yang dapat
mengungkap kemampuan, keterampilan dan kompetensi secara menyeluruh.

Contoh Soal Metakognitif


Indikator :
Menganalisis keterkaitan ciri dan metagenesis tumbuhan dengan peranannya
dalam berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari
Soal
Seandainya kamu ditunjuk sebagai pejabat pemerintah, kelompok Angiospermae
yang mana yang kamu pilih sebagai jalur hijau dengan syarat tidak merusak aspal,
jelaskan jawabanmu!
Jawaban
Mengemukakan pendapat mengenai Angiospermae yang tepat bahwa pohon
mahoni atau pohon angsana dapat dijadikan jalur hijau karena naungannya tidak
terlalu luas serta sistem perakarannya biasa sehingga tidak merusak aspal.
Indikator :
Menganalisis keterkaitan ciri morfologi dan anatomi hewan dengan peranannya
dalam berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari
Soal
Prediksikan dampak yang ditimbulkan apabila terjadi pemutihan terumbu karang
dalam jangka waktu yang panjang!
Jawaban
Memprediksi dampak yang ditimbulkan apabila terjadi pemutihan terumbu karang
yaitu dampak pada ekosistem menjadi tidak seimbang karena terumbu karang
merupakan tempat berlindungnya ikan dan makanan ikan. Hal ini menyebabkan
produksi ikan menurun sehingga terjadi penurunan dalam bidang perekonomian.

2.5 Manfaat
Keterampilan metakognitif memiliki beberapa manfaat. Berikut ini adalah
manfaat keterampilan metakognitif yang dikemukakan oleh Corebima (2006)
1) Menekankan monitoring diri dan tanggung jawab siswa (monitoring diri
merupakan kecakapan berpikir tinggi).
2) Pengembangan kecakapan metakognitif pada para siswa adalah suatu tujuan
pendidikan yang karena kecakapan itu dapat membantu mereka menjadi self-
regulated learners. Self-regulated learners bertanggung jawab terhadap
kemajuan belajarnya sendiri dan mengadaptasi strategi belajarnya mencapai
tuntutan tugas.
3) Metakognitif memegang salah satu peranan kritis (sangat penting) agar
pembelajaran berhasil.
4) Keterampilan metakognisi memungkinkan para siswa berkembang sebagai
pebelajar mandiri, karena mendorong mereka menjadi manajer atas dirinya
sendiri serta menjadi penilai atas pemikiran dan pembelajarannya sendiri.
5) Keterampilan berpikir dan keterampilan belajar adalah contoh-contoh
keterampilan metakognitif, maka para siswa dapat belajar berpikir tentang
proses berpikirnya sendiri, serta menerapkan strategi-strategi belajar khusus
untuk berpikir sendiri melalui tugas yang sulit.
6) Melalui metakognisi siswa mampu menjadi pebelajar mandiri, menumbuhkan
sikap jujur dan berani melakukan kesalahan dan akan meningkatkan hasil
belajar secara nyata.
7) Keterampilan metakognitif diyakini memegang peran penting pada banyak
tipe aktivitas kognitif termasuk pemahaman, komunikasi, perhatian
(attention), ingatan (memory) dan pemecahan masalah; sejumlah peneliti
yakin bahwa penggunaan strategi yang tidak efektif adalah salah satu
penyebab ketidakmampuan belajar.
Berdasarkan penjabaran peran keterampilan metakognitif maka
keterampilan ini sangat penting untuk terus dikembangkan dan diberdayakan.
Pemberdayaan keterampilan metakognitif selama pembelajaran dapat dilakukan
melalui pembiasaan strategi belajar metakognitif kepada pebelajar, maupun
melalui implementasi strategi pembelajaran yang sesuai (Malahayati, 2014).
Pembelajaran yang diorientasikan pada keterampilan metakognitif akan
menjadikan proses pembelajaran kognitif lebih bermakna. Pebelajar yang
memiliki keterampilan metakognitif baik, akan mampu mengkoordinir pola
belajarnya dengan baik pula, sehingga berdampak positif pada hasil belajar.

Anda mungkin juga menyukai