Skenario 1
Dokter Syakir adalah dokter senior di Pukesmas X, oleh karena adanya pengembangan pelayanan primer
maka dr. Syakir harus ikut merubah pola pelayanan kesehatan ke arah pelayanan dokter keluarga.
Perubahan tersebut harus di ikuti oleh dr.Syakir demi melindungi dirinya selaku dokter dan melindungi
pasien sesuai UU Praktik Kedokteran yang berlaku. Sesuai perannya sebagai dokter keluarga, dalam
memberikan pelayanan kesehatan dr.Syakir juga harus memenuhi area kompetensi dokter keluarga.
Untuk dapat memberikan pelayanan paripurna kepada keluarga binaan, dr.Syakir harus bekerja secara
profesional dan menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan dokter keluarga,
mulai dari tata cara pengisian status pasien, mengenali bentuk dan jenis keluarga. Untuk kemudahan
mendeteksi masalah kesehatan dalam keluarga binaan, dr.Syakir menggunakan beberapa alat bantu
seperti Genogram, Family Map, Family APGAR, Family SCREEM dan beberapa alat bantu lainnya.
Bagaimana anda menjelaskan masalah diatas?
TERMINOLOGI :
1. FOME ( Family Oriented Medical Education) : sebuah kegiatan yang diangkatkan oleh pihak
fakultas kedokteran yang memiliki tujuan untuk melahirkan dokter dengan kompetensi sebagai
dokter dengan perdektannya sebagai dokter keluarga.
2. Genogram : suatu alat bantu berupa peta skema(visual maps) dari silsilah keluarga pasien yang
berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera mendapatkan informasi tentang nama
anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga.
3. Family APGAR : instrumen yg digunakan sebagai penilaian cepat untuk mengetahui berfungsinya
sebuah keluarga di mata individu pasien
4. Family Map : alat visual untuk menggambarkan hubungan dan pola interaksi didalam keluarga
yg menggunakan simbol2 tertentu
5. Family SCREEM: alat yg digunakan untuk menilai kemampuan sebuah keluarga mencari
pelayanan kesehatan dan menghadapi sebuah krisis
RUMUSAN MASALAH :
HIPOTESA :
1. - 1970 : COME
- 1981 : KSDK
- 1990 : KDKI
- 1993 : PBL
- 2001 : SEMUA FK SEPAKAT FOME DILAKSANAKAN
- 2003 : FOME MULAI DILAKUKAN DI 3 FK
- 2004 : PEMBENTUKAN KURIKULUM FK
- 2005 SAMPAI SEKARANG : FOME RESMI DILAKUKAN
2. Kelebihannya :Lebih aktif dan bertanggung jawab dan dpt melakukan pencegahan
Kekuranganya : keterbatasan waktu, finansial, focus hanya pd satu keluarga,
terbatasnya pertolongan dokter, gangguan pd interview, ketergantungan terhadap
dokter yang berlebihan.
3. - Meningkatkan pemahaman dokter dan keluarga
- Menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan pasien
- Meningkatkan kepuasan pasien
- Mengetahui bagaimana kondisi kesehatan masyarakat tsb →institusi
- Meningkatkan hubungan pasien keluarga
4. - UU no 20 tahun 2013
Pasal 7 ayat 5
Permenkes 28 tahun 2011 ttg izin klinik
UUPK no.28 tahun 2004
Kepmenkes 128 tahun 2004 ttg kebijakan kesehatan primer
Kompetensi:
Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi
dalam praktek kedokteran keluarga
7. fungsi :
- Memberikan kesehatan klg paripurna, efisien sesuai dg peraturan yg berlaku
- Meningkatkan peran serta klg dalam perilaku hidup shat
- Menjalin kerjasama dg semua fasilitas kesehatan dalam rujukan
- Sumber daya yg terbatas agar digunakan secara efektif
- Menjaga hubungsn baik dan terbuka dg pelaku jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat lainnya
- Membina klg pasien dlm meningkatkan taraf pengobatan, rehabilitasi klg
- Mengikutseratakan klg dalam penanggulangan penyakitnya
Kompetisi2
Alat bantu
ruang lingkup
kegiatan
LEARNING OBJECTIVES :
1. Sejarah FOME
- Peran
- Fungsi
2. Bentuk kegiatan dari FOME
a. Peran dokter keluarga dan kompetensi dokter keluarga
b. Jenis dan bentuk bentuk keluarga
3. Alat bantu kegiatan ( genogram , family APGAR, fsmily Map, family SCREEM, family life cycle dan
family life line)
JUMP 7:
1. SEJARAH FOME
Tahun 1979 FKUI memasukkan materi kedokteran keluarga dalam pendidikan
mahasiswa kedokteran. Di Tahun 2001, semua FK (saat itu berjumlah 38) sepakat
untuk memasukkan materi kedokteran keluarga di dalam kurikulum. Tahun 2003
disepakati oleh 38 FK bahwa materi kedokteran keluarga dalam tahap preklinik
dan tahap klinik dan tahun 2004 disusun kurikulum berbasis kompetensi untuk
seluruh Indonesia yang bertujuan meluluskan dokter primer dengan pendekatan
kedokteran keluarga. Di Tahun 2012 berdirilah Konsorsium Kedokteran Keluarga
Indonesia dengan pembiayaan HPEQ untuk menunjang pendidikan under dan
postgraduate dokter keluarga.
peran
Untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan dan untuk mewujudkan program
MDGs, berbagai konsep pelayanan kesehatan harus menyesuaikan diri.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan konsep ini, dilaksanakan
dengan mengikuti Sistem Kesehatan Nasional yang mengintegrasikan pelayanan
kesehatankomunitas dengan perorangan (pergeseran dari Community
Oriented Medical Education – COME ke Family Oriented Medical
Education – FOME), yang mengedepankan preventif – promotif, tetapi tidak
mengurangi kuratif dan rehabilitatif,yaitu dengan pendekatan pada 9 (sembilan)
fungsi keluarga. Mengacu pada Visi (masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat)
dan Misi (membuat rakyat sehat),Departemen Kesehatan Dalam Pembangunan
Bidang Kesehatan mengembangkanPelayanan Kedokteran Keluarga (Direktorat
Bina Pelayanan Medik, 2007). Dokter Keluarga harus mempunyai peran
menentukan untuk mencapai kualitaspelayanan, pembiayaan yang memadai
dan adil. Suatu tantangan besar untukmemberikan pendidikan kesehatan
berorientasi pada pendekatan fungsi keluarga yang efektif untuk memelihara
kesehatan individu dan keluarga dikarenakan selama ini kesehatan belum menjadi
kebutuhan pokok individu dan keluarga. Hal tersebut disebabkan ketidaktahuan
dari masyarakat, masyarakat masih menganut paradigma sakit, perilaku yang salah
dan banyak yang tidak mampu. Dengan adanya suatu pendekatan kesehatan
yang lebih komprehensif terhadap keluarga, hal ini pun diharapkan
mampu memotivasi dokter untuk mengembangkan penelitian seluas-luasnya
demi mewujudkan program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sekaligus untuk pengembangan diri sesuai dengan kompetensinya
sebagai seorang dokter keluarga.
1.Genogram
Bagian yang menggambarkan pohon keluarga yang mencatat informasi tentang
silsilah genetie dari keluarga dan hubungan (psikososial dan internasional) antara
mereka selama paling sedikitnya tiga generasi dengan menggunakan symbol-
symbol yang telah baku
GENOGRAM HARUS MEMUAT INFORMASI TENTANG:
1. STRUKTUR KELUARGA / POHON KELUARGA
2. PETA FUNGSIONAL
3. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
4. KEJADIAN-KEJADIAN KRITIS DALAM KELUARGA
POHON KELUARGA:
a. Paling sedikit terdiri dari 3 generasi
b. Anak pertama dari tiap generasi terletak paling kiri, kemudian bergeser ke kanan
untuk anak kedua dan seterusnya
c. Nama keluarga diletekkan paling atas.
d. Nama dan umur diletakkan dibawah tiap-tiap simbol
e. Beri tanda panah pada anggota keluarga yang menjadi pasien.
f. Beri tanggan pembuatan diagram tersebut sehingga umur dapat disesuaikan
sepanjang waktu
PETA FUNGSIONIL
Manfaat genogram
Memberi gambaran yang lebih mengenai dinamika keluarga, khususnya
hubungan antar anggota keluarga.
Menilai secara keseluruhan kesatuan keluarga.
Menilai kekuatan, kelemahan dan kemampuan menahan tekanan/stress dimasa
mendatang.
RIWAYAT PENYAKIT
Dengan genogram dapat dilihat adanya penyakit turunan atau kecenderungan
problem kesehatan yang ada dalam keluarga.
KEJADIAN-KEJADIAN KRITIS DALAM KELUARGA
Peralihan penting
Perpindahan tempat/migrasi
Kehilangan
Kesuksesan
2.family apgar
1. Ini adalah alat yang mengukur kualitas fungsi keluarga.
2. Ini adalah teknik kertas dan pensil 10 hingga 15 menit yang memunculkan
persepsi pasien dan tingkat kepuasan pada keadaan saat ini dari hubungan anggota
keluarganya
(Smilkstein, 1978)
3. Ini adalah kuesioner 5 item yang dirancang untuk memperoleh persepsi pasien
tentang keadaan terkini hubungan keluarganya dan yang berfungsi sebagai
instrumen skrining cepat untuk disfungsi keluarga.
Situasi yang membutuhkan family APGAR
1.Ketika keluarga akan terlibat langsung dalam merawat pasien.
2.Ketika merawat pasien baru untuk mendapatkan info yang berfungsi sebagai
pandangan umum fungsi keluarga.
3.Ketika merawat pasien yang keluarganya dalam krisis.
4.Ketika perilaku pasien membuat Anda mencurigai adanya masalah psikososial
mungkin karena disfungsi keluarga
5.Kesulitan menikah atau seksual.
6.Penyalahgunaan narkoba atau alkohol.
7.Bukti pelecehan seksual dan fisik pada istri atau anak.
3. Family map
Alat yang dirancang untuk mencerminkan hubungan keluarga dan pola interaksi
-menyediakan deskripsi skematis tentang siapa yang akan meminta bantuan
dalam membuat keputusan untuk pasien
Komponen yang menelusuri proses sebuah keluarga:
1. ENMESHMENT - kita harus mencari tahu apakah anggota keluarga jarang
bertindak secara mandiri atau terlibat satu sama lain
2. DISENGAGEMENT - kita harus mencari tahu apakah anggota keluarga
terisolasi satu sama lain atau memiliki sedikit respons emosional dari satu
sama lain
3. TRIANGULATION - kita harus mencari tahu apakah keluarga berbicara
langsung satu sama lain tentang masalah pribadi
4. COALITION - kita harus mencari tahu apakah satu keluarga berpihak pada
anggota lain
5. Family SCREEM
-akronim yang mewakili sumber daya keluarga dan merupakan alat di mana dokter
keluarga membantu anggota keluarga mengidentifikasi dan menilai sumber daya
mereka untuk menghadapi krisis. Jika ada kekurangan sumber daya, itu juga dapat
berfungsi sebagai semacam patologi dalam situasi tertentu.
-Hubungan perilaku kesehatan, praktik dan pemanfaatan layanan kesehatan dan
hambatan untuk perawatan pasien.
- biasanya digunakan ketika kebutuhan untuk perawatan lama atau bertahan
seumur hidup seperti dalam kasus pasien yang sakit kronis, sakit parah, dan
perawatan di rumah sakit.
-Ini juga dapat digunakan untuk menilai sumber daya pasien yang sulit dan tidak
patuh
Penjabaran:
1. social sosial - Sumber Daya = interaksi sosial terbukti di antara anggota
keluarga. Patologi = keluarga secara sosial terisolasi dari kelompok keluarga ekstra
2. culture budaya - Sumber Daya = kebanggaan atau kepuasan budaya dapat
diidentifikasi. Patologi = keluarga memiliki perasaan inferioritas budaya-etnis atau
rasa malu
3. religion agama - Sumber Daya = agama menawarkan pengalaman spiritual yang
memuaskan. Patologi = dogma dan ritual sangat kaku sehingga membatasi
kapasitas pemecahan masalah keluarga
4. economy ekonomi - Sumber Daya = kemampuan untuk memenuhi tuntutan
ekonomi dari peristiwa kehidupan normal dan penyakit. Patologi = masalah
keuangan mempersulit keluarga untuk memenuhi tuntutan moneter akibat krisis
atau penyakit
5. education pendidikan - Sumber Daya = pendidikan anggota keluarga cukup
untuk memungkinkan anggota memecahkan atau memahami sebagian besar
masalah. Patologi = batasi kemampuan anggota keluarga untuk memahami
masalah atau solusi yang disarankan
6. medical medis - Sumber Daya = perawatan medis tersedia melalui saluran yang
mudah dibuat. Patologi = tidak dapat diakses dan kurang dimanfaatkan
Pengasuh keluarga diminta untuk memilih salah satu dari tanggapan berikut:
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Setuju Sangat Setuju
Interpretasi SCREEM-RES mirip dengan Family APGAR di mana jumlah skor ditafsirkan
(Medina et al. 2011):
0-6 = keluarga memiliki sumber daya keluarga yang sangat tidak memadai.
7-12 = sumber daya keluarga yang tidak memadai.
13-18 = sumber daya keluarga yang memadai.