Anda di halaman 1dari 16

MODUL 1

FAMILY ORIENTED MEDICAL EDUCATION

Skenario 1

Keluarga Binaan dr. Syakir

Dokter Syakir adalah dokter senior di Pukesmas X, oleh karena adanya pengembangan pelayanan primer
maka dr. Syakir harus ikut merubah pola pelayanan kesehatan ke arah pelayanan dokter keluarga.
Perubahan tersebut harus di ikuti oleh dr.Syakir demi melindungi dirinya selaku dokter dan melindungi
pasien sesuai UU Praktik Kedokteran yang berlaku. Sesuai perannya sebagai dokter keluarga, dalam
memberikan pelayanan kesehatan dr.Syakir juga harus memenuhi area kompetensi dokter keluarga.
Untuk dapat memberikan pelayanan paripurna kepada keluarga binaan, dr.Syakir harus bekerja secara
profesional dan menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan dokter keluarga,
mulai dari tata cara pengisian status pasien, mengenali bentuk dan jenis keluarga. Untuk kemudahan
mendeteksi masalah kesehatan dalam keluarga binaan, dr.Syakir menggunakan beberapa alat bantu
seperti Genogram, Family Map, Family APGAR, Family SCREEM dan beberapa alat bantu lainnya.
Bagaimana anda menjelaskan masalah diatas?

TERMINOLOGI :

1. FOME ( Family Oriented Medical Education) : sebuah kegiatan yang diangkatkan oleh pihak
fakultas kedokteran yang memiliki tujuan untuk melahirkan dokter dengan kompetensi sebagai
dokter dengan perdektannya sebagai dokter keluarga.

2. Genogram : suatu alat bantu berupa peta skema(visual maps) dari silsilah keluarga pasien yang
berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera mendapatkan informasi tentang nama
anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga.

3. Family APGAR : instrumen yg digunakan sebagai penilaian cepat untuk mengetahui berfungsinya
sebuah keluarga di mata individu pasien

4. Family Map : alat visual untuk menggambarkan hubungan dan pola interaksi didalam keluarga
yg menggunakan simbol2 tertentu

5. Family SCREEM: alat yg digunakan untuk menilai kemampuan sebuah keluarga mencari
pelayanan kesehatan dan menghadapi sebuah krisis

RUMUSAN MASALAH :

1. Bagaimana sejarah perjalanan dari FOME?


2. Apa kebelihan dan kekurangan dari FOME?
3. Apa manfaat dilakukannya FOME?
4. Apa dasar UU untuk FOME?
5. Apa saja jenis-jenis dari pelayanan kesehatan ?
6. Apa saja prinsip dan kompetensi dari dokter keluarga ?
7. Apa saja peranan dari dokter keluarga?
8. Bagaimana unsur2 dari Genogram?
9. Apa saja yg termasuk penilaian dari family APGAR dan family SCREEM?
10. Bagaimana bentuk, jenis dan status dari keluarga ?

HIPOTESA :

1. - 1970 : COME
- 1981 : KSDK
- 1990 : KDKI
- 1993 : PBL
- 2001 : SEMUA FK SEPAKAT FOME DILAKSANAKAN
- 2003 : FOME MULAI DILAKUKAN DI 3 FK
- 2004 : PEMBENTUKAN KURIKULUM FK
- 2005 SAMPAI SEKARANG : FOME RESMI DILAKUKAN

2. Kelebihannya :Lebih aktif dan bertanggung jawab dan dpt melakukan pencegahan
Kekuranganya : keterbatasan waktu, finansial, focus hanya pd satu keluarga,
terbatasnya pertolongan dokter, gangguan pd interview, ketergantungan terhadap
dokter yang berlebihan.
3. - Meningkatkan pemahaman dokter dan keluarga
- Menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan pasien
- Meningkatkan kepuasan pasien
- Mengetahui bagaimana kondisi kesehatan masyarakat tsb →institusi
- Meningkatkan hubungan pasien keluarga

4. - UU no 20 tahun 2013
 Pasal 7 ayat 5
 Permenkes 28 tahun 2011 ttg izin klinik
 UUPK no.28 tahun 2004
 Kepmenkes 128 tahun 2004 ttg kebijakan kesehatan primer

5. Bentuk bentuk pelayanan kesehatan:


1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer)
Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar dan dilakukan bersama
masyarakat dan dimotori oleh:
a. Dokter Umum (Tenaga Medis)
b. Perawat Mantri (Tenaga Paramedis)
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder)
Pelayanan kesehatan sekunder adalah pelayanan yang lebih bersifat spesialis dan bahkan
kadang kala pelayanan subspesialis, tetapi masih terbatas.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
a. a.Dokter Spesialis
b. b.Dokter Subspesialis terbatas
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier)
Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan
subspesialis serta subspesialis luas.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
a. a.Dokter Subspesialis
b. b.Dokter Subspesialis Luas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau pelayanan
rawat inap (rehabilitasi).
6. Prinsip :
 Pelayanan yang holistik dan komprehensif
 Pelayanan yang kontinu
 Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
 Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
 Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari
keluarganya
 Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan
lingkungan tempat tinggalnya
 Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
 Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan
 Pelayananyang sadarbiayadan sadar mutu

Kompetensi:

 Keterampilan komunikasi efektif

 Keterampilan klinik dasar

  Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi
dalam praktek kedokteran keluarga

 Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat


dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir dan bekerja sama
dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer

 Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi

 Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayat

 Etika moral dan profesionalisme dalam praktek

7. fungsi :
- Memberikan kesehatan klg paripurna, efisien sesuai dg peraturan yg berlaku
- Meningkatkan peran serta klg dalam perilaku hidup shat
- Menjalin kerjasama dg semua fasilitas kesehatan dalam rujukan
- Sumber daya yg terbatas agar digunakan secara efektif
- Menjaga hubungsn baik dan terbuka dg pelaku jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat lainnya
- Membina klg pasien dlm meningkatkan taraf pengobatan, rehabilitasi klg
- Mengikutseratakan klg dalam penanggulangan penyakitnya

8. Harus memuat info dari struktur klgnya


- Nama
- Umur
- Status menikah
- Riwayat perkawinan
- Anak2
- Penyakit spesifik
- Keluarga satu rumah

9. Family APGAR (Adaptability, Partnership, Growth,Affection, Resolve) : APGAR keluarga


( Adaptasi, Kemitraan, Pertumbuhan, Kasih Sayang, Kebersamaan ) : alat screening
untuk disfungsi keluarga, kepuasan individu mengenai hubungan kekeluargaan
Family SCREEM (Social, Cultural, Religious, Economic, Educational, Medical) : SCREEM
keluarga ( Sosial, Kultural, Religi, Ekonomi, Edukasi, Medis ) : menggambarkan
ketersediaan sumber, penilaian kapasitas keluarga dalam berpartisipasi pada ketentuan
pelayanan kesehatan atau mengatasi krisis
10. 1. Keluarga inti (nuclear family)
2. Keluarga besar (extended family)
3. Keluarga campuran (blended family) Yang dimaksudkan dengan keluarga campuran
adalah keluarga yang terdiri dari suami, isteri, anak-anak kandung serta anak-anak tiri.
4. Keluarga menurut hukum umum (common law family)
5. Keluarga orang tua tunggal (single parent family)
6. Keluarga hidup bersama (commune family)
7. Keluarga serial (serial family).
8. Keluarga gabungan (composite family)
9. Keluarga tinggal bersama (cohabilation family)
SKEMA:

Sejarah FOME FOME Manfaat dan


peranan

Peran dokter Bentuk kegiatan dan Jenis dan bentuk


keluarga tahapan pelaksanaan keluarga

Kompetisi2
Alat bantu
ruang lingkup
kegiatan

Family Family Family Family Family


Genogram
Map APGAR SCREEM life cycle life line

LEARNING OBJECTIVES :

1. Sejarah FOME
- Peran
- Fungsi
2. Bentuk kegiatan dari FOME
a. Peran dokter keluarga dan kompetensi dokter keluarga
b. Jenis dan bentuk bentuk keluarga
3. Alat bantu kegiatan ( genogram , family APGAR, fsmily Map, family SCREEM, family life cycle dan
family life line)

JUMP 7:

1. SEJARAH FOME
Tahun 1979 FKUI memasukkan materi kedokteran keluarga dalam pendidikan
mahasiswa kedokteran. Di Tahun 2001, semua FK (saat itu berjumlah 38) sepakat
untuk memasukkan materi kedokteran keluarga di dalam kurikulum. Tahun 2003
disepakati oleh 38 FK bahwa materi kedokteran keluarga dalam tahap preklinik
dan tahap klinik dan tahun 2004 disusun kurikulum berbasis kompetensi untuk
seluruh Indonesia yang bertujuan meluluskan dokter primer dengan pendekatan
kedokteran keluarga. Di Tahun 2012 berdirilah Konsorsium Kedokteran Keluarga
Indonesia dengan pembiayaan HPEQ untuk menunjang pendidikan under dan
postgraduate dokter keluarga.

peran
Untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan dan untuk mewujudkan program
MDGs, berbagai konsep pelayanan kesehatan harus menyesuaikan diri.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan konsep ini, dilaksanakan
dengan mengikuti Sistem Kesehatan Nasional yang mengintegrasikan pelayanan
kesehatankomunitas dengan perorangan (pergeseran dari Community
Oriented Medical Education – COME ke Family Oriented Medical
Education – FOME), yang mengedepankan preventif – promotif, tetapi tidak
mengurangi kuratif dan rehabilitatif,yaitu dengan pendekatan pada 9 (sembilan)
fungsi keluarga. Mengacu pada Visi (masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat)
dan Misi (membuat rakyat sehat),Departemen Kesehatan Dalam Pembangunan
Bidang Kesehatan mengembangkanPelayanan Kedokteran Keluarga (Direktorat
Bina Pelayanan Medik, 2007). Dokter Keluarga harus mempunyai peran
menentukan untuk mencapai kualitaspelayanan, pembiayaan yang memadai
dan adil. Suatu tantangan besar untukmemberikan pendidikan kesehatan
berorientasi pada pendekatan fungsi keluarga yang efektif untuk memelihara
kesehatan individu dan keluarga dikarenakan selama ini kesehatan belum menjadi
kebutuhan pokok individu dan keluarga. Hal tersebut disebabkan ketidaktahuan
dari masyarakat, masyarakat masih menganut paradigma sakit, perilaku yang salah
dan banyak yang tidak mampu. Dengan adanya suatu pendekatan kesehatan
yang lebih komprehensif terhadap keluarga, hal ini pun diharapkan
mampu memotivasi dokter untuk mengembangkan penelitian seluas-luasnya
demi mewujudkan program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sekaligus untuk pengembangan diri sesuai dengan kompetensinya
sebagai seorang dokter keluarga.

2. Bentuk kegiatan FOME


Peran dokter keluarga:
1) menjadi kontak pertama dengan pasien dan memberi pembinaan berkelanjutan
(continuing care);
(2) Membuat diagnosis medis dan penangannnya;
(3) Membuat diagnosis psikologis dan penangannya;
(4) Memberi dukungan personal bagi setiap pasien dengan berbagai latar belakang
dan berbagai stadium penyakit;
(5) Mengkomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnosis, pengobatan,
dan prognosis;
(6) Melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit kronik dan kecacatan
melalui penilaian risiko, pendidikan kesehatan, deteksi dini penyakit, terapi
preventif, dan perubahan perilaku (Goroll, 2006). Apabila seorang dokter
melakukan sesuai ciri-ciri tersebut maka bisa dikatakan bahwa dokter tersebut
adalah dokter keluarga.

1. Dokter sebagai kontak pertama(first contact)


2. Layanan bersifat pribadi (personal care)
Dokter keluarga memberikan pelayanan pribadi dengan mempertimbangkan
pasien sebagai bagian dalam keluarga.
3. Pelayanan paripurna(comprehensive)
Dokter memberikan pelayanan menyeluruh memadukan promosi
Kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi dengan aspek
fisik, fisiologis, psikologis dan social budaya.
4. Pelayanan berkesinambungan (continuous care)
Patient centered, bukan disease centered
5. Mengutamakan pencegahan (prevention first)
Karna berangkat dari paradigma sehat, maka upaya pencegahan dilakukan
sedini mungkin
6. Koordinasi
Dalam upaya mengatasi masalah pasien, dokter juga harus berkoordinasi
dengan disiplin ilmu lainnya.
7. Kolaborasi
Bila pasien butuh penanganan yang diluar kompetensinya, maka dokter akan
bekerja sama dalam mengalokasikan pasiennya pada pihak yang competen.
8. Family oriented
Dokter keluarga memperhatikan konteks keluarga, dampak kondisi pasien
terhadap keluarga dan sebaliknya
9. Community oriented
Dalam mengatasi pasien dokter harus memperhatikan kondisi pasien
terhadap komunitas disekitarnya dan sebaliknya
Kompetensi dokter keluarga:
Kompetensi dasar:
1. Keterampilan komunikasi efektif
2. Keterampilan klinik dasar
3. Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu perilaku dan
epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga
4. Keterampilan pengelolaan masalah Kesehatan pada individu, keluarga
ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistic.
Berkesinambungan, terkoordinir, dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan
Kesehatan Primer
5. Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi
6. Mawas diri dan pengembangan diri
7. Etika, moral dan profesionalisme dalam praktik
jenis dan bentuk keluarga
1. Keluarga inti (nuclear family), keluarga yang dibentuk akibat ikatan perkawinan,
yang direncanakan yang terdiri atas suami, istri, anak2 baik hasil menikah ataupun
adopsi
2. Keluarga besar (extended family), keluarga inti ditambah keluarga lain yang
masih ada hubungan darah contohnya kakek, nenek, apman, bibi.
3. Keluarga campuran (blended family) Yang dimaksudkan dengan keluarga
campuran adalah keluarga yang terdiri dari suami, isteri, anak-anak kandung serta
anak-anak tiri.
4. Keluarga menurut hukum umum (common law family)
5. Keluarga orang tua tunggal (single parent family)
6. Keluarga hidup bersama (commune family)
7. Keluarga serial (serial family).
8. Keluarga gabungan (composite family), keluarga hasil perkawinan poligami dan
tinggal bersama
9. Keluarga kohabitasi, dua orang menjadi satu keluarga tanpa menikah, bisa
memilik anak ataupun tidak.

Lo 3: alat bantu kegiatan

1.Genogram
Bagian yang menggambarkan pohon keluarga yang mencatat informasi tentang
silsilah genetie dari keluarga dan hubungan (psikososial dan internasional) antara
mereka selama paling sedikitnya tiga generasi dengan menggunakan symbol-
symbol yang telah baku
GENOGRAM HARUS MEMUAT INFORMASI TENTANG:
1. STRUKTUR KELUARGA / POHON KELUARGA
2. PETA FUNGSIONAL
3. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
4. KEJADIAN-KEJADIAN KRITIS DALAM KELUARGA

 POHON KELUARGA:
a. Paling sedikit terdiri dari 3 generasi
b. Anak pertama dari tiap generasi terletak paling kiri, kemudian bergeser ke kanan
untuk anak kedua dan seterusnya
c. Nama keluarga diletekkan paling atas.
d. Nama dan umur diletakkan dibawah tiap-tiap simbol
e. Beri tanda panah pada anggota keluarga yang menjadi pasien.
f. Beri tanggan pembuatan diagram tersebut sehingga umur dapat disesuaikan
sepanjang waktu
PETA FUNGSIONIL
Manfaat genogram
 Memberi gambaran yang lebih mengenai dinamika keluarga, khususnya
hubungan antar anggota keluarga.
 Menilai secara keseluruhan kesatuan keluarga.
 Menilai kekuatan, kelemahan dan kemampuan menahan tekanan/stress dimasa
mendatang.
 RIWAYAT PENYAKIT
Dengan genogram dapat dilihat adanya penyakit turunan atau kecenderungan
problem kesehatan yang ada dalam keluarga.
 KEJADIAN-KEJADIAN KRITIS DALAM KELUARGA
 Peralihan penting
 Perpindahan tempat/migrasi
 Kehilangan
 Kesuksesan

2.family apgar
1. Ini adalah alat yang mengukur kualitas fungsi keluarga.
2. Ini adalah teknik kertas dan pensil 10 hingga 15 menit yang memunculkan
persepsi pasien dan tingkat kepuasan pada keadaan saat ini dari hubungan anggota
keluarganya
(Smilkstein, 1978)
3. Ini adalah kuesioner 5 item yang dirancang untuk memperoleh persepsi pasien
tentang keadaan terkini hubungan keluarganya dan yang berfungsi sebagai
instrumen skrining cepat untuk disfungsi keluarga.
Situasi yang membutuhkan family APGAR
1.Ketika keluarga akan terlibat langsung dalam merawat pasien.
2.Ketika merawat pasien baru untuk mendapatkan info yang berfungsi sebagai
pandangan umum fungsi keluarga.
3.Ketika merawat pasien yang keluarganya dalam krisis.
4.Ketika perilaku pasien membuat Anda mencurigai adanya masalah psikososial
mungkin karena disfungsi keluarga
5.Kesulitan menikah atau seksual.
6.Penyalahgunaan narkoba atau alkohol.
7.Bukti pelecehan seksual dan fisik pada istri atau anak.

3. Family map
Alat yang dirancang untuk mencerminkan hubungan keluarga dan pola interaksi
-menyediakan deskripsi skematis tentang siapa yang akan meminta bantuan
dalam membuat keputusan untuk pasien
Komponen yang menelusuri proses sebuah keluarga:
1. ENMESHMENT - kita harus mencari tahu apakah anggota keluarga jarang
bertindak secara mandiri atau terlibat satu sama lain
2. DISENGAGEMENT - kita harus mencari tahu apakah anggota keluarga
terisolasi satu sama lain atau memiliki sedikit respons emosional dari satu
sama lain
3. TRIANGULATION - kita harus mencari tahu apakah keluarga berbicara
langsung satu sama lain tentang masalah pribadi
4. COALITION - kita harus mencari tahu apakah satu keluarga berpihak pada
anggota lain

5. Family SCREEM
-akronim yang mewakili sumber daya keluarga dan merupakan alat di mana dokter
keluarga membantu anggota keluarga mengidentifikasi dan menilai sumber daya
mereka untuk menghadapi krisis. Jika ada kekurangan sumber daya, itu juga dapat
berfungsi sebagai semacam patologi dalam situasi tertentu.
-Hubungan perilaku kesehatan, praktik dan pemanfaatan layanan kesehatan dan
hambatan untuk perawatan pasien.
- biasanya digunakan ketika kebutuhan untuk perawatan lama atau bertahan
seumur hidup seperti dalam kasus pasien yang sakit kronis, sakit parah, dan
perawatan di rumah sakit.
-Ini juga dapat digunakan untuk menilai sumber daya pasien yang sulit dan tidak
patuh
Penjabaran:
1. social sosial - Sumber Daya = interaksi sosial terbukti di antara anggota
keluarga. Patologi = keluarga secara sosial terisolasi dari kelompok keluarga ekstra
2. culture budaya - Sumber Daya = kebanggaan atau kepuasan budaya dapat
diidentifikasi. Patologi = keluarga memiliki perasaan inferioritas budaya-etnis atau
rasa malu
3. religion agama - Sumber Daya = agama menawarkan pengalaman spiritual yang
memuaskan. Patologi = dogma dan ritual sangat kaku sehingga membatasi
kapasitas pemecahan masalah keluarga
4. economy ekonomi - Sumber Daya = kemampuan untuk memenuhi tuntutan
ekonomi dari peristiwa kehidupan normal dan penyakit. Patologi = masalah
keuangan mempersulit keluarga untuk memenuhi tuntutan moneter akibat krisis
atau penyakit
5. education pendidikan - Sumber Daya = pendidikan anggota keluarga cukup
untuk memungkinkan anggota memecahkan atau memahami sebagian besar
masalah. Patologi = batasi kemampuan anggota keluarga untuk memahami
masalah atau solusi yang disarankan
6. medical medis - Sumber Daya = perawatan medis tersedia melalui saluran yang
mudah dibuat. Patologi = tidak dapat diakses dan kurang dimanfaatkan

Pengasuh keluarga diminta untuk memilih salah satu dari tanggapan berikut:
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Setuju Sangat Setuju

Interpretasi SCREEM-RES mirip dengan Family APGAR di mana jumlah skor ditafsirkan
(Medina et al. 2011):
0-6 = keluarga memiliki sumber daya keluarga yang sangat tidak memadai.
7-12 = sumber daya keluarga yang tidak memadai.
13-18 = sumber daya keluarga yang memadai.

6. Family life cycle


Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan
fungsi keluarga sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan
gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami
kebanyakan keluarga.
Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis
menggabungkan variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga,
umur anggota keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.
MODEL SIKLUS HIDUP KELUARGA
Tahap-tahap siklus hidup keluarga digambarkan ke dalam 2 model, yaitu:
1) Siklus Hidup Keluarga Model Tradisional
Siklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian
besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah,
pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit
dasar. Tahapan dari FLC model tradisional adalah:
– Tahap I: Bachelor
Pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
– Tahap II: Honeymooners
Pasangan muda yang baru menikah.
– Tahap III: Parenthood
Pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup
bersama.
– Tahap IV: Postparenthood
Sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal
hidup bersama.
– Tahap V: Dissolution
Salah satu pasangan sudah meninggal.
2) Siklus Hidup Keluarga Model Non-Traditional
a. Family Household
1. Childless Couples: pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak
dikarenakan oleh pasangan tersebut lebih memilih pada pekerjaan.
2. Pasangan yang menikah diumur diatas 30 tahun – menikah terlalu lama
dikarenakan karir dimana memutuskan untuk memiliki sedikit anak atau justru
malah tidak memiliki anak.
3. Pasangan yang memiliki anak di usia yang terlalu dewasa (diatas 30 tahun).
4. Single Parent I: single parent yang terjadi karena perceraian.
5. Single Parent II: pria dan wanita muda yang mempunyai satu atau lebih anak
diluar pernikahan.
6. Single Parent III: seseorang yang mengadopsi satu atau lebih anak.
7. Extended Family: seseorang yang kembali tinggal dengan orang tuanya untuk
menghindari biaya yang dikeluarkan sendiri sambil menjalankan karirnya.
Misalnya anak, atau cucu yang cerai kemudian kembali ke rumah orang tuanya.
b. Non-Family Household
1. Pasangan tidak menikah
2. Perceraian tanpa anak
3. Single Person: orang yang menunda pernikahan atau bahkan memutuskan
untk tidak menikah
4. Janda atau duda

7. Family life line


alat yang merangkum sejarah keluarga, khususnya pengalaman individu atau
keluarga selama periode waktu dengan cara yang diurutkan secara kronologis, dan
mencakup bagaimana keluarga telah mengatasi peristiwa-peristiwa kehidupan yang
penuh tekanan
-Interpretasi didasarkan pada peristiwa paling signifikan yang mungkin
memengaruhi kesehatan setiap anggota atau memengaruhi perilaku atau persepsi
yang mencari kesehatan terhadap kesehatan individu atau keluarga.
-digunakan untuk menunjukkan peristiwa penting keluarga selama periode waktu
dalam urutan kronologis termasuk krisis normatif dan non normatif
-kadang-kadang ditempatkan berdampingan dengan riwayat penyakit
-bisa juga untuk membantu memproses seberapa fleksibel sebuah keluarga ketika
berhadapan dengan perubahan-perubahan ini

Anda mungkin juga menyukai