Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Peran Personil Sekolah


Bimbingan dan konseling disekolah merupakan suatu kegiatan bersama. Semua personil
sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru pembimbing, guru mata pelajaran dan
wali kelas) mempunyai peranan masing-masing dalam melaksanakan program bimbingan dan
konseling. Dalam hal ini, guru pembimbing berperan sebagai koordinator dan pelaksana
utama. Berikut akan diuraikan tugas masing-masing personil tersebut, khususnya dalam
kaitannya dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling, antara lain:
A.    Peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan pendidikan di
sekolah memegang peranan strategis dalam mengembangkan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Secara garis besarnya, Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan
tanggung jawab kepala sekolah dalam bimbingan dan konseling, sebagai berikut :
 Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah,
sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu
kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis.
 Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
 Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,
penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.
 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
 Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat mengembangkan kemampuan
profesionalnya, melalui berbagai kegiatan pengembangan profesi.
 Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang
dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.

B.     Peran Wakil Kepala Sekolah

wakil kepala sekolah sebagi pembantu kepala sekolah, membantu kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah dalam hal:

 Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua


personil sekolah . 
 Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling.
 Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi wakil
kepala sekolah yang berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling.

 
 
C.    Peran Koordinator Bimbingan dan Konseling
Koordinator bimbingan dan konseling bertugas sebagai berikut:
   -      Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam:

 Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada segenap warga


sekolah (peserta didik, guru dan personil sekolah lainnya), orangtua peserta didik
dan masyarakat.
 Menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling (program satuan layanan
dan kegiatan pendukung, program ming guan, bulanan, semesteran dan tahunan).
 Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling.
 Memberikan tindak lanjut terhadap analisis penilaian bimbingan dan konseling.
 Melaksanakan program bimbingan dan konseling.
 Mengadministrasikan program kegiatan bimbingan dan konseling.
 Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling.

-    Mengusulkan kepada Kepala Sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya tenaga, prasarana,
sarana alat serta perlengkapan pelayanan bimbingan dan konseling.

D.    Peran Guru Pembimbing

Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, guru pembimbing bertugas sebagai
berikut:
 Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.
 Merencanakan program bimbingan dan konseling (terutama program-program satuan
layanan dan satuan kegiatan pendukung. Dan untuk satuan-satuan waktu tertentu,
program-program tersebut dikemas dalam program mingguan, bulanan, semesteran dan
tahunan.
 Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling.
 Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
 Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan
dan konseling.
 Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
 Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.
 Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan yang
dilaksanakannya.

Ahmadi dan Uhbiyanti (1991) mengemukakan peran guru sebagai pembimbing dalam
melaksanakan proses belajar-mengajar, sebagai berikut:
 Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap peserta didik merasa aman, dan
berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan
perhatian. Suasana yang demikian dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan
dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.
 Mengusahakan agar peserta didik dapat memahami diri, kecakapan-kecakapan, sikap,
minat, dan pembawaanya.
 Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik. Tingkah laku
peserta didik yang tidak matang dalam perkembangan sosialnya dapat merugikan dirinya
sendiri maupun teman-temannya.
 Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk memperoleh hasil
yang lebih baik. Guru dapat memberikan fasilitas waktu, alat atau tempat bagi peserta
didik  untuk mengembangkan kemampuannya.
 Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan, dan minatnya.
Berhubung guru relatif lama bergaul  dengan peserta didik, maka kesempatan tersebut
dapat dimanfaatkannya untuk memahami potensi peserta didik. Guru dapat menunjukkan
arah minat yang cocok dengan bakat dan kemampuannya. Melalui penyajian materi
pelajaran, usaha bimbingan tersebut dapat dilaksanakan.

Di lain pihak, guru juga mempunyai beberapa ketentuan menurut Koestoer


Pratowisastro (1982). Keterbatasan-keterbatasan guru tersebut antara lain :
 Guru tidak mungkin lagi menangani masalah siswa yang bermacam-macam, karena
guru tidak terlatih untuk melakukan semua tugas.
 Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah
tugas yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah.

2.3. Pembagian Siswa Asuh Diantara Guru Pembimbing


 pembimbing yang menjadi kepala sekolah ,wajib melaksanakan bimbingan dan
kosenling terhadap 40 orang peserta didik.
 Point (9) guru pembimbing sebagaimana tersebut ayat (7) yang menjadi wakil kepala
sekolah wajib melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 75 orang peserta
didik.

Anda mungkin juga menyukai