Pekerjaan Arsitektur
BAGIAN 3
PEKERJAAN ARSITEKTUR
BAGIAN 3.1.
PEKERJAAN DINDING
PEKERJAAN DINDING BATA MERAH
Pasal 3.1.1. : Umum
1.1. Meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pelaksanaan pemasangan bata
merah untuk keperluan proyek.
1.2. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan
alat alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
1.3. Pekerjaan pemasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk perencana.
Pasal 3.1.2. : Persyaratan bahan
2.1. Batu bata yang dikehendaki adalah batu bata merah lokal bakaran kayu yang
berkualitas baik yaitu dengan hasil pembakaran yang matang berukuran
sama kira-kira 5x11x22 cm tidak boleh terdapat pecah-pecah (melebihi 20
%) dan tidak diperbolehkan memasang bata yang pernah dipakai.
3.2. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam
gambar arsitektur terutama gambar detail dan gambar potongan mengenai
ukuran tebal/ tinggi/ peil dan bentuk profilnya.
3.3. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan aduk campuran 1
PC : 5 pasir pasang. untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar
dari permukaan sloof sampai ketinggian 50 cm diatas permukaan lantai dasar,
dinding didaerah basah setinggi 160 cm dari pemukaan lantai, serta semua
dinding yang pada gambar menggunakan simbol aduk trasraam/kedap air
digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 PC : 3 pasir pasang.
3.4. Perekat harus dicampur dalam alat pencampur yang telah disetujuh atau
dicampur dengan tangan pada permukaan yang keras, dilarang memakai
perekat yang sudah mulai mengeras untuk dipakai lagi.
3.5. Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex lokal dengan kwalitas
terbaik yang disetujui Perencana, siku dan sama ukurannya 5 x 11 x 23 cm.
3.6. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum
hingga penuh.
3.7. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar siar harus dikerok sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan lemudian disiram air.
3.8. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar siar telah dikerok serta dibersihkan.
3.9. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis atau maksimum setinggi 1 m setiap harinya, diikuti
dengan cor kolom praktis.
3.10. Toleransi terhadap as dinding adalah kurang lebih 1 cm (sebelum
diaci/diplester)
3.11. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan lok
penguat (kolom praktis) dengan ukuran 15x15 cm, dengan tulangan pokok 4
diameter 12 mm, beugel diameter 8 mm jarak 15 cm.
3.12. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/scaffolding/stieger sama
sekali tidak diperkenankan.
3.13. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek stek besi beton
diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
3.14. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari
5% Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
3.15. Pasang batu bata dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setelah
15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan
harus cermat, rapi dan benar benar tegak lurus.
3.16. Pemasangan angkur
Pasangkan angkur pada permukaan perletakan pasangan kolom,
permukaan kolom baja atau balok dengan cara dilas. Buatkan jarak 60 cm
untuk arah vertikal dan 120 cm untuk arah horizontal dengan panjang
angkur efektif 15 cm.
Tentukan posisi atau tempat-tempat angkur ini terkoordinasi dengan tera
siar datar dan tegak.
3.17. Balok/kolom praktis
Laksanakan pekerjaan balok dan kolom praktis ini seperti yang diisyaratkan
dalam spesifikasi pekerjaan beton, disetiap luas pasangan pasangan
dinding bata ringan > 9 m2 dan yang berhubungan dengan opening untuk
kusen alumunium harus diberi kolom/balok praktis ukuran 8 x 8 cm dengan
besi tulangan utama 4 Ø 8, sengkang Ø 6 jarak 20 cm. Bila didalam
gambar tidak terlihat, maka ketentuan ini harus dipatuhi.
Pengecoran beton ini baru dapat dilaksanakan jika pekerjaan koordinasi
lainnya yang bersinggungan langsung sudah dipastikan kedudukannya.
3.18. Pembersihan dan perlindungan
Bersihkan bagian-bagian yang terkena adukan dengan segera, kemudian
berikan perlindungan atau hindari pasangan dari benturan-benturan keras
selama sekurang-kurangnya 3 hari setelah seluruh dari sebuah bidang kerja
selesai terpasang.
Pasal 3.1.4. : Syarat Syarat Kualitas Pekerjaan
4.1. Toleransi terhadap as dinding adalah kurang lebih 1 cm (sebelum
diaci/diplester)
4.2. Pasangan batu bata dapat diterima/ diserahkan apabila deviasi bidang pada
arah diagonal dinding seluas 12 m² tidak lebih dari 0.5 cm (sebelum
diaci/diplester).
4.3. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
BAGIAN 3.2.
PEKERJAAN PLESTERAN
Pasal 3.2.1. : Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plester dinding ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian
dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar.
Pasal 3.2.2. : Persyaratan Bahan
2.1. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan).
2.2. Portland Composite Cement (PCC)
Semen memenuhi persyaratan mutu portland Composite Cement SNI 15-
7064-2004. Dapat digunakan secara luas untuk konstruksi umum pada semua
beton. Struktur bangunan bertingkat, struktur jembatan, struktur jalan beton,
bahan bangunan, beton pra tekan dan pra cetak, pasangan bata, Plesteran
dan acian, panel beton, paving block, hollow brick, batako, lebih mudah
dikerjakan, suhu beton lebih rendah sehingga tidak mudah retak, lebih tahan
terhadap sulfat, lebih kedap air dan permukaan acian lebih halus.
2.3. Semen dipergunakan adalah MU-301/AKA-200 atau sejenisnya, yang
memenuhi persyaratan ASTM C-150.
2.4. Air untuk campuran plester harus bebas dari unsur-unsur asing, minyak,
asam, zat nabati/organis yang dapat merugikan dan mempengaruhi
pengikatan awalplester /screeding.
2.5. Zat tambah (admixture) tidak boleh digunakan tanpa adanya persetujuan
Konsultan Pengawas.
2.6. Perekat bata ringan digunakan Mortar siap pakai untuk bata ringan
2.7. Plasteran dinding menggunakan Mortar Siap Pakai Plester Instan dengan
acian instan
2.8. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
2.9. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
2.10. Bahan bahan instan / siap pakai.
Pasal 3.2.3. : Syarat-syarat Pelaksanaan
PEMBANGUNAN GUDANG ASET KANTOR LINTAS SKPD WILAYAH TENGGULUNAN, SIDOARJO
3 -4
TAHUN ANGGARAN 2019
BAGIAN 3
Pekerjaan Arsitektur
3.1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Perencana/Konsultan
Pengawas, dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
3.2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton
atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas sesuai Uraian dan Syarat Pekerjaan yang
tertulis dalam buku ini.
3.3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam
gambar Arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan
mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
3.4. Pasangan batu bata ringan, dengan menggunakan adukan Mortar siap pakai
untuk dinding bata ringan.
3.5. Setelah bata terpasang dengan adukan, nad/siar-siar harus dikerok rata dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
3.6. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan Mortar siap pakai
untuk plesteran harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah
dikerok serta dibersihkan.
3.7. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci
atau di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar
dalam dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian dengan
Mortar siap pakai atau pemasangan keramik dinding.
3.8. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum
8-10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
3.9. Bidang dinding bata ringan yang luasnya lebih besar dari 12 m2
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran
minimal 11 x 11 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel
diameter 6 mm jarak 20 cm.
3.10. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
3.11. Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan yang berhubungan dengan
setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek
besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam
dalam pasangan bata ringan sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan
lain.
3.12. Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah 2 (dua) melebihi
dari 2 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
3.13. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
3.14. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa conduit instalasi listrik dan pipa plumbing untuk seluruh
bagian/unit, untuk menghindari permukaan plesteran yang tidak rata ataupun
retak rambut dikemudian hari.
3.15. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-
lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.
3.16. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan
difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plesterannya).
3.17. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai
spesi kedap air.
3.18. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya
diberi alur-alur garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan
yang lebih baik terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk yang menerima
cat.
3.19. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan
bidang.
3.20. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom
yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.
Tebal plesteran maksimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus
diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari
plesterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas.
3.21. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam
satu bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm
dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
3.22. Untuk pemukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi,
Penyedia jasa Konstruksi berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas
tanggungan Penyedia jasa Konstruksi.
5.1.
BAGIAN 3.5.
PEKERJAAN DINDING KERAMIK
Pasal 3.5.1. : Umum
.1. Meliputi pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan semua bahan
yang dilaksanakan oleh Penyedia jasa Konstruksi sebagaimana dalam gambar
atau yang dipersyaratkan dalam dokumen kontrak.
.1. Pekerjaan dinding Dinding Keramik ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pejabat Pembuat
Komitmen / Konsultan Pengawas.
Pasal 3.5.2. : Persyaratan bahan
2.1. Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain sebagainya untuk
penyelesaian pekerjaan pelapis dinding luar sesuai yang tercantum dalam
gambar kerja.
2.2. Bahan yang digunakan dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas
Ketahanan terhadap retak rambut : tidak ada keretakan rambut.
Memiliki ketahanan terhadap bahan Kimia Basa/Garam domestik serta
Asam dan Alkali dengan konsentrasi rendah
Mempunyai rongga atau alur khusus di sisi belakang tile sehingga
membantu daya rekat yang kuat.
Warna Dinding Keramik ditentukan kemudian.
Lembaran Dinding Keramik memiliki kelurusan sisi dan kesikuan maksimal
0,5 %
Lembaran tidak bergelombang dan memiliki kedataran permukaan
tengah, tepi dan puntir maksimal 0,5 %.
2.3. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pejabat
Pembuat Komitmen / Konsultan Pengawas.
2.4. Penyedia jasa Konstruksi harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan
persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan
Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen.
2.5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Pejabat Pembuat Komitmen /
Konsultan Pengawas.
3.16. Dinding Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar
4-5 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus.
Siar-siar Dinding Keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga
membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan
bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
3.17. Bersihkan permukaan Dinding Keramik segera jika terkotori dengan pekerjaan
grouting dan kotoran lainnya, bersihkan dengan hati-hati, tanpa merusak
permukaan, lindungi Dinding Keramik selama 14 hari setelah pemasangan
dengan Tripleks atau pelindung lainnya.
3.18. Nat-nat pada pemasangan Dinding Keramik harus diisi dengan bahan
komponen semen mortar siap pakai (tile grout) yang dicampur air diisikan ke
nat Dinding Keramik dan diratakan dengan busa (spons)
3.19. Pemasangan Dinding Keramik pada dinding kamar mandi atau lokasi lain yang
disyaratkan harus memakai waterproofing dilakukan setelah hasil tes
waterproofing memenuhi syarat dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
Pasal 3.5.4. : Finishing
4.1. Setelah Keramik terpasang selama 24 jam, naad diisi dengan bahan grouting
dengan warna sesuai Dinding Keramik
4.2. Jumlah pemakaian 0,5 - 1 kg/m2.
4.3. Pemakaian grouting harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat bahan
tersebut.
BAGIAN 3.6.
PEKERJAAN LANTAI FLOOR HARDENER
Pasal 3.6.1. : Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja , bahan bahan, peralatan dan alat alat bantu
lainnya untuk persiapan pelaksanakan pekerjaan dan selama berlangsungnya
pekerjaan konstruksi agar pekerjaan konstruksi menjadi berhasil yang baik
dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan finishing permukaan lantai beton dengan
floor hardener seperti tertera pada gambar.
Pasal 3.6.2. : Bahan-bahan :
3.1. Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain sebagainya untuk
penyelesaian pekerjaan pelapis lantai sesuai yang tercantum dalam gambar
kerja.
Floor hardener : Non oxidising metalic floor hardener
Merek : Sika /Fosroc/BASF setara kualitas yang disetujui
Direksi Pengawas.
Curing Agent : Sesuai petunjuk produk
Coverage/dosage : 5 Kg/m2 (for heavy duty used).
Colours : Natural.
3.2. Pemasangan dan Pelaksanaan
a. Permukaan beton dasar yang akan di floor hardener harus cukup
mengandung semen untuk menghindari keretakan akan timbul pada
pekerjaan floor hardener.
b. Waktu aplikasi
c. Pelaksanaan pekerjaan permukaan lantai dengan floor hardener mengikuti
petunjuk cara aplikasi produk dari produsen. Lebih disukai pekerjaan ini
dilakukan oleh sub-kontraktor aplikator yang telah mendapatkan sertifikasi
dari produsen
d. Joint cutting untuk expansion joint hanya dijinkan setelah mencapai umur
pekerjaan floor hardener min. 3 hari. Metode lain untuk pemutusan lantai di
expasion joint bisa diajukan dan pelaksanaannya dengan persetujuan
perencana.
e. Penaburan Floor hardener:
Plat beton siap untuk ditaburi Floor Hardener apabila permukaanya ditekan
dengan ibu jari hanya akan meninggalkan bekas sedalam 3-5 mm saja,
Taburkan Sika Chapdur secara merata dengan tangan atau alat yang sesuai
PEMBANGUNAN GUDANG ASET KANTOR LINTAS SKPD WILAYAH TENGGULUNAN, SIDOARJO
3 -12
TAHUN ANGGARAN 2019
BAGIAN 3
Pekerjaan Arsitektur
f. Pemadatan:
Tunggu sampai Floorhardener telah dilembabkan oleh kandungan air
semen pada permukaan beton ,gunakan mesin trowel finish dengan
putaran rendah,dan dasar yang benar- benar rata ( Flat ).
Catatan : jika kemudian permukaan yang ditrowel terlepas atau timbul
banyak laitance,hal ini berarti beton masih terlalu basah.
g. Penghalusan:
Segera setelah beton mulai mengeras ( Initial setting ) lakukan
penghalusan dengan mesin trowel finish dengan putaran baling baling
logam yang lebih halus dengan posisi sudut rendah.
Proses penghalusan akhir yang diperlukan dapat dilakukan kemudian
dengan mesin trowel dengan putaran yang tinggi.
h. Pengeringan:
Selama pengeringan lantai akan mampu menerima Beban manusia : 1-2
jam saja, kendaraan ringan : 7-10 hari,kering sempurna : 28 hari dari
waktu penghalusan.
BAGIAN 3.7
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK
Pasal 3.7.1. : Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan :
a. Plesteran kasar untuk dasar pasangan ubin keramik lantai.
b. Pasangan ubin keramik tanah liat untuk lantai pada area-area, sesuaikan
dengan yang ditunjukkan pada gambar.
c. Tile Grout untuk pengisi naad keramik / joint filler.
d. Pasangan ubin keramik untuk tangga.
1.2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan Pasang bata
b. Pekerjaan screed lantai.
c. Pekerjaan Waterproofing ( pada area basah ).
1.3. Standard
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia-1982 (NI-3)
b. ANSI : American National Standard Institute
c. ISO : 13006
1.4. Persetujuan
a. Contoh bahan
Guna persetujuan Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas, Penyedia
jasa Konstruksi harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan yang
akan dipakai; keramik, bahan-bahan additive untuk adukan, dan bahan
untuk tile grouts.
b. Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, Penyedia jasa Konstruksi harus membuat
contoh pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola
pemasangan, warna dan groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk
pemasangan keramik.
c. Brosur
Untuk keperluan Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana, Penyedia
jasa Konstruksi harus menyediakan brosur bahan guna pemilihan jenis
bahan yang akan dipakai.
1.5. Kondisi Lingkungan
Suhu dan ventilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus dijaga agar
sesuai dengan rekomendasi pabrik sehingga tidak mempengaruhi rekatan
PEMBANGUNAN GUDANG ASET KANTOR LINTAS SKPD WILAYAH TENGGULUNAN, SIDOARJO
3 -14
TAHUN ANGGARAN 2019
BAGIAN 3
Pekerjaan Arsitektur
keramik.
Pasal 3.7.2 : Bahan/Produk
2.1. Kualitas I ukuran : 40 x 40 cm.
2.2. Tile Adhesive berbahan dasar semen, filler, aditif dan pasir silica yang
dikemas kualitas baik sebagai pelekat keramik pada lantai atau menggunakan
adukan 1 pc : 4 ps.
2.3. Tile grout sebagai pengisi celah-celah / nat antar keramik, memakai merk
berkualitas baik. Warna disesuaikan dengan warna keramik.
Pasal 3.7.3. : Pemasangan
3.1. Umum
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama
lokasi pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran keramiknya dan
kondisi pekerjaan setelah studi diatas dilaksanakan, maka tentukan
metoda persiapan permukaan pemasangan keramik, joints dan curing,
untuk diusulkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Pemborong harus menyiapkan ‘tiling manual’, yang berisi uraian tentang
bahan, cara instalasi, sistim Pengawasan, perbaikan/koreksi,
perlindungan, testing dan lain-lain untuk diperiksa dan disetujui Pejabat
Pembuat Komitmen.
c. Sebelum instalasi dimulai, siapkan lay out nat-nat, hubungan dengan
finishing lain dan dimensi-dimensi joint, guna persetujuan Konsultan
Pengawas/Konsultan Perencana.
d. Pemilihan Tile
Tile yang masuk ke lokasi harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan
ukuran, bentuk dan warna yang telah ditentukan.
e. Pemotongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu grinda.
3.2. L e v e l.
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding
dasar harus diatur hingga memungkinkan pada tiles dengan ketebalan
yang berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar
maupun yang ditentukan mempunyai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, keimiringan tidak boleh
kurang dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk
PEMBANGUNAN GUDANG ASET KANTOR LINTAS SKPD WILAYAH TENGGULUNAN, SIDOARJO
3 -15
TAHUN ANGGARAN 2019
BAGIAN 3
Pekerjaan Arsitektur
a. Rekatan (bond).
Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile yang telah
terpasang, secara random, untuk memastikan bahwa adukan perekat
telah merekat dengan baik pada bagian belakang tile dan telah terpasang
dengan baik.
b. Tension Test.
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding; terutama di
exterior.
Test harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Test
dilaksanakan tiap hari kerja dan sampel diambil secara random jika umur
pemasangan sample tidak lebih dari 5 hari, kekuatan rekatan harus
minimal 3 kg/cm2.
Pasal 3.7.4 : Perlindungan dan Pembersihan
4.1. Perlindungan
a. Penyedia jasa Konstruksi harus melindungi ubin yang telah terpasang
maupun adukan perata dan harus mengganti, atas biaya sendiri
kerusakan yang terjadi, Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan
bersih.
b. Setelah pemasangan, Penyedia jasa Konstruksi harus melindungi tile
lantai yang telah terpasang. Jika mungkin dengan mengunci area
tersebut. Batasi lalu lintas diatasnya; hanya untuk yang penting saja.
4.2. Pembersihan
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat,
kain lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan
hanya dengan air, pembersihan memakai campuran air dengan hidrochloric
acid, perbandingan 30 : 1. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi
semua bagian yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam.
Setalah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa,
hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.
Pasal 3.7.5 : Pembersihan dan Perapihan
5.1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan lantai
keramik dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang
tidak semestinya ada.
5.2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan
pemasangan lantai keramik yang tidak semestinya atau tidak memenuhi
BAGIAN 3.8.
PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM
Pasal 3.8.1. : Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen
bovenlicht seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop
drawing dari Kontraktor.
1.2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Sealant
b. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium.
c. Pekerjaan Pintu
d. Pekerjaan Kaca
e. Pekerjaan pasangan bata.
f. Pekerjaan partisi Gypsum
g. Pekerjaan Plester dan Screeding
h. Pekerjaan finishing lantai
Pasal 3.8.2. : Bahan
2.1. Bahan Aluminium dan Aksesoris pemasangannya :
a. Aluminium :
Profil aluminium : Kusen 4”
Alloy/Billet : Menggunakan bahan asli, tidak terbuat dari
bahan-bahan scrap/sisa, standard bahan : 6063.
Standard : SII - 0692 – 82
Finishing : finishing powder coating 50-80 micron.
Tebal Anodising : 20 micron (minimal)
Warna : Dark Brown
Tebal : Minimal 1,5 mm
Kemampuan beban angin: 120 Kg/m2
Ketahanan kebocoran terhadap udara: tidak melebihi 2 m3/jam pada
setiap m² penampang bidang pada 35 kg/m² tekanan differential.
Ketahanan kebocoran terhadap air tidak bocor: pada tekanan 35 kg
f/m² dalam jangka waktu 15 menit.
Kekedapan suara : 30 dB dalam 125-4000 Hz
PEMBANGUNAN GUDANG ASET KANTOR LINTAS SKPD WILAYAH TENGGULUNAN, SIDOARJO
3 -19
TAHUN ANGGARAN 2019
BAGIAN 3
Pekerjaan Arsitektur
8. Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium
harus ditutup caulking dan sealant.
9. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan
lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih.
Pasal 3.8.3. : Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat
contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,
dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk
Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas meliputi gambar denah, lokasi,
merk, kualitas, bentuk, ukuran.
a. Gambar shop drawing tersebut harus mendapat persetujuan dan
diparaf oleh Konsultan Pengawas.
b. Semua pekerjaan harus dirakit dan dipasang sesuai dengan gambar
kerja yang sudah disetujui Konsultan Pengawas.
c. Semua ukuran dalam gambar (shop drawing) harus disesuaikan
dengan kondisi lapangan. Ukuran yang ada dalam gambar rencana
tidak mutlak menjadi patokan dalam pelaksanaan.
d. Gambar kerja/shop drawing tersebut minimal harus harus
menjelaskan:
Type & tampak setiap jenis kosen, pintu & jendela.
Detail hubungan-hubungan dan sambungan-sambungan.
Detail pertemuan alumunium dengan komponen-komponen lain
yang berhubungan.
pengangkuran dan system pemasangan gasket
Sistem pemasangan kaca dan sealent.
Sistem pertemuan aluminium & bahan lain.
Ketepatan ukuran sesuai lapangan.
Spesifikasi profil dan bahan, komponen lain meliputi ukuran,
ketebalan, kekuatan, finishing, dsb
PEMBANGUNAN GUDANG ASET KANTOR LINTAS SKPD WILAYAH TENGGULUNAN, SIDOARJO
3 -21
TAHUN ANGGARAN 2019
BAGIAN 3
Pekerjaan Arsitektur
BAGIAN 3.9.
PEKERJAAN KUSEN PINTU BESI
Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
3.3. Semua frame / kusen untuk pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti
sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan
3.4. Angkur-angkur untuk rangka kusen terbuat dari steel setebal 2-3 mm dan
ditempatkan pada interval 600 mm dan di las ke besi beton/kolom praktis.
3.5. Toleransi pemasangan kusen besi di satu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
3.6. Pintu Besi Standard
a. Kusen terbuat dari besi hollow 40x40x2.3mm
b. Daun pintu terbuat dari pelat baja tebal 1 mm
c. Jika pada gambar ditunjukkan ada cover di bagian atas pintu, maka cover
tersebut harus dibuat dari bahan dan ketebalan yang sama dengan daun
pintu.
Pasal 3.9.4.: Pelaksanaan
4.1. Instalasi :
a. Daun pintu harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square),
dengan disforsi diagonal maksimum 2 mm.
b. Kusen harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square), dengan
disforsi diagonal maksimal 2 mm. Pastikan kusen telah diangkurkan
dengan aman dan rigid pada tempat tumpuannya.
Pasal 3.9.5. : Pembersihan dan Perapihan
5.1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan kusen,
pintu dan kaca dari kotoran kotoran atau bercak-bercak lainnya dari material
yang tidak semestinya ada.
5.2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan
pemasangan kusen, pintu dan kaca yang tidak semestinya atau tidak
memenuhi standart teknis seperti perapihan permukaan finishing kusen, pintu
dan kaca yang tidak lurus, tidak rata, yang hasilnya tidak sesuai dengan
standart teknis.
5.3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.
5.4. Pada pekerjaan pemasangan kusen, pintu dan kaca, harus benar benar rapih,
lurus, rata dan vertikal atau flat.
5.5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang
tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.
BAGIAN 3.10.
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI
jangan memakai produk yang memiliki cetakan nama manufaktur atau daftar
merk yang tertera dengan bagian yang terlihat (hilangkan cetakan yang
removable) kecuali bila berkenan dengan label tahan api (fire rated) yang
dibutuhkan, atau sesuai persetujuan Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas, dan Pemberi Tugas.
Pasal 3.10.3. : Pelaksanaan
3.1. Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
3.2. Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
3.3. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
3.4. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
3.5. Penyedia jasa Konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan. Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan
semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan
atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.
3.6. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan
Pengawas.
4.4. Pada pekerjaan pemasangan alat penggantung dan kunci pintu dan jendela
kaca, harus benar benar rapih, lurus, rata dan vertikal atau flat.
4.5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang
tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.
BAGIAN 3.12.
PEKERJAAN KACA
Standard
Type Toleransi (mm)
(mm)
FL 5 5 4.8 – 5.2
FL 10 10 9.7 – 10.3
Fl 12 12 11.7– 12.4
BAGIAN 3.13.
PEKERJAAN PLAFOND KALSIBOARD
3.3. Suspension road clamp dipasang pada hollow, jarak min. 120 cm.
3.4. Seluruh sisi bagian bawah rangka langit-langit harus diratakan, pola
pemasangan rangka/penggantung harus disesuaikan dengan detail gambar
serta hasil pemasangan harus rata/tidak melendut.
3.5. Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
3.6. Pada Pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi lain yang teletak di atas langit-langit. Untuk detail
pemasangan harus konsultansi dengan Konsultan Pengawas.
3.7. Bidang pemasangan langit-langit harus rata/waterpass, jarak pemasangan
naad dibuat 0,5 cm atau sesuai dengan detail gambar. Naad harus lurus dan
sama lebar, pada pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu sama
lain.
Pasal 3.13.4. : Pembersihan dan Perapihan
4.1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan plafond dari kotoran
kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya ada.
4.2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan plafond
yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan
permukaan finishing plafond yang tidak lurus, tidak rata/tidak flat, yang
hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.
4.3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.
4.4. Pada pekerjaan finishing plafond, harus benar benar rapih, lurus, rata dan
vertical atau flat.
4.5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang
tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.
BAGIAN 3.14.
PEKERJAAN PLAFOND PAPAN GYPSUM
Pasal 3.14.1. : Lingkup Pekerjaan
PEMBANGUNAN GUDANG ASET KANTOR LINTAS SKPD WILAYAH TENGGULUNAN, SIDOARJO
3 -35
TAHUN ANGGARAN 2019
BAGIAN 3
Pekerjaan Arsitektur
BAGIAN 3.15.
PEKERJAAN PENGECATAN
Pasal 3.15.1. : Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
4.4. Pada pekerjaan permukaan dinding finishing cat, harus benar benar rapih,
bersih, rata dan vertikal.
4.5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang
tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.
BAGIAN 3.16.
PEKERJAAN SANITAIR & TOILET
3.2. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Penyedia jasa Konstruksi
harus segera melaporkannya kepada Konsultan Perencana/Konsultan
Pengawas.
3.3. Penyedia jasa Konstruksi tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu
tempat bila ada kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
3.4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
3.5. Penyedia jasa Konstruksi wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila
ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Penyedia jasa Konstruksi, selama kerusakan bukan disebabkan
oleh tindakan Pejabat Pembuat Komitmen.
3.6. Pekerjaan Kloset
a. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau
cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan Pengawas.
b. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai
gambar, waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-
sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
3.7. Pekerjaan Keran
a. Semua keran yang dipakai, adalah chromed finish.
b. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing
dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang
berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus dipasang
menempel pada dinding. Keran-keran yang dipasang dihalaman harus
mempunyai ulir sink di ruang saji dan dapat disambung dengan pipa
leher angsa (extention).
c. Stop keran yang dapat digunakan dari bahan kuningan dengan
putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar
untuk itu.
d. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
3.8. Floor Drain
a. Floor drain yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia. 3"
4.5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.
BAGIAN 3.17.
PEKERJAAN RAILLING
Pasal 3.17.1. : Umum
1.1. Untuk pekerjaan railing tangga menggunakan pipa BSP sesuai dengan
petunjuk dalam gambar rencana.
1.2. Lingkup pekerjaan termasuk pengadaan pipa black steel dan hollow dan
juga mempersiapkan lokasi/tempat dudukannya.
Pasal 3.17.2. : Ketentuan
2.1. Tenaga ahli
Pelaksanaan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman dalam
bidangnya.
2.2. Peralatan
Untuk melaksanakan pekerjaan diperlukan peralatan yang memadai seperti
alat potong besi, alat las listrik/las diesel dan lain sebagainya.
Sebelum pengadaan bahan secara menyeluruh, Penyedia jasa Konstruksi
diminta mengajukan contoh bahan dan catalog serta persyaratan teknis
lainnya.
Pasal 3.17.3. : Material
3.1. Ukuran pipa (pipa hitam) yang dipakai sesuai dengan gambar perencanaan
yang diberikan.
3.2. Panjang dan bentuknya serta penggunaannya sesuai gambar rencana.
3.3. Cat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah cat Synthetic khusus untuk
besi, sedangkan warna ditentukan kemudian.
Pasal 3.17.4. : Pelaksanaan
4.1. Stainless dan Besi dipotong-potong sesuai panjang yang dibutuhkan dan
dikerjakan di luar proyek (workshop). Pelaksanaan di lokasi hanya merakit
dan memasang pada dudukannya.
4.2. Railing harus dibuat sesuai bentuk dan ukuran seperti yang tertera dalam
gambar detail
4.3. Sambungan las harus digerinda sampai halus dan siap untuk dicat.
4.4. Sebelum pengecatan railing yang terpasang agar dibersihkan dari bekas-
bekas minyak dan diamplas untuk menghilangkan kotoran-kotoran dan
kemudian dicat dengan cat dasar, khusus untuk stainless perlakuan pada
stainless steel.
4.5. Dudukan railing besi pada dinding/lantai dengan cara disekrup dan
BAGIAN 3.18.
PEKERJAAN SEALANT
- Perubahan temperature
yang tinggi (62 oC s/d 205
o
C)
h. Fire rating : Tidak kurang dari 2 jam
i. Daya kedap suara : 30 db
(khusus untuk perlakuan terhadap aluminium yang menggunakan
finishing Flourocarbon, sealant harus dipilih dari silicone rubber yang
compatible terhadap fluorocarbon)
2.2. Bahan Pelindung
Aluminium harus dilindungi dengan Blue Protection Masking Tape GINZA.
2.3. Filler menggunakan Polyurethane Backer Rod dengan sel terbuka yang
direkomendasi dari Dow Corning.
Pasal 3.18.3. : Pelaksanaan
3.1. Pekerjaan silicone sealant ini harus dilaksanakan oleh Penyedia jasa
Konstruksi khusus yang ahli dalam bidang pekerjaan sealant, dibuktikan
dengan melampirkan CV tenaga ahli yang bersangkutan.
3.2. Untuk kaca, alumnium, concrete dan steel sebelum diberi perlakuan
sealant harus dilakukan pembersihan, bebas dari debu, minyak dan lain
sebagainya yang mengakibatkan berkurangnya daya rekat sealant.
Pembersihan dilakukan dengan Toluol.
3.3. Pemasangan Sealant harus dilakukan dengan menggunakan tekanan
udara, karena dapat mengatur keluarnya sealant dengan baik. Sesuaikan
tekanan udara untuk memperoleh pengisian joint yang cukup.
3.4. Jika joint sudah diisi, ratakan sealant dengan alat yang direkomendasi oleh
pabrik pembuat sealant. Masking Tape harus segera diangkat sebelum
sealant mengering (kira-kira 10 - 15 menit).
3.5. Silicone sealant harus dibersihkan sebelum mengering, dengan
menggunakan kain lap yang dibasahi dengan cairan pelarut.
3.6. Jika ada yang tercecer dan sealant sudah mengeras dapat dirapihkan
dengan pisau cutter yang tajam.
3.7. Ukuran joint yang digunakan untuk sealant minimal harus 6 mm dengan
perbandingan lebar dan dalam 2 : 1 (sebagai contoh untuk lebar 12 mm,
dalam 6 mm).
BAGIAN 3.19.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
Tebal : ± 0.45 mm
Lebar : 1.04 Meter (efektif 0.96 meter setelah overlap)
Panjang : 1.98 Meter (efektif 1.76 meter setelah overlap)
Luas/Lembar : 2.06 M2 (efektif 1.69 m² setelah overlap)
Jumlah Panel/lembar : 6 x 9 panel (efektif 6 x 8 panel setelah
overlap)
Berat : ± 5,2 kg/m²
Sudut Kemiringan : 30°
Overlap: Atas/Bawah : 220 mm | Samping Kanan / Kiri : 80 mm
Komponen Pelengkap yang digunakan seperti :
o Top Ridge / Nok / Wuwungan
Harus dari pabrikaan yang sama
Pasal 3.19.4. : Pelaksanaan
4.1. Sebelum pemasangan lembaran atap zincalume, Penyedia jasa Konstruksi
harus memeriksa seluruh permukaan atas dari semua gording atau
penumpu, dan harus terletak pada satu bidang datar.
4.2. Apabila diperlukan perbaikan, bagian tersebut harus diperbaiki dengan
mendesak atau menyetel di struktur penumpunya. Penyedia jasa
Konstruksi harus menjamin kelurusan dan kesejajarannya, karena hal
tersebut akan berakibat pada kekuatan penguncian dari lembaran-
lembaran oleh pelat kait.
4.3. Pada saat pemasangan agar selalu diadakan pemeriksaan untuk menjaga
kesejajaran lembaran-lembaran serta diadakan pengukuran dengan
cermat sehingga tidak terjadi pergeseran.
4.4. Untuk mencegah gerakan ke bawah pada atap dengan sudut kemiringan
yang curam harus di pasang sebuah pengikat positif, yaitu sekrup atau
baut yang dipasang pada setiap panjang lembaran, yang dipasang
dibawah atau melalui flashing/capping pada bagian atas ujungnya.
Pasal 3.19.5. : Penanganan dan Penyimpangan.
5.1. Lembaran atap zincalume harus dikirim dalam satu ikatan tumpukan dan
pada waktu transportasi tidak diperbolehkan basah dan harus sedemikian
agar tidak menimbulkan cacat-cacat.
5.2. Lembaran harus disusun rapi dan tidak berhubungan dengan tanah dan
harus dilindungi dengan penutup yang tidak tembus air.
5.3. Penyedia jasa Konstruksi harus menyiapkan tenaga yang berpengalaman
BAGIAN 3.20
FASILITAS LUAR, JALAN
2.7. Batas kandungan air (Moisture Cement) pasir adalah 6 - 8% dan max.
1% untuk pasir pengisi (Joint Filler) pasir harus bersih dan bebas dari
kandungan garam yang nantinya akan menyebabkan terjadinya
efflorescence.
Pasal 3.20.3. : Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1. Pemasangan Paving Block
Paving block dipasang dengan lebar sambungan minimum 1 mm dan
maksimum 4 mm, hati-hati jangan menggangu leveling base, jika paving
block mempunyai spacer bars, pasang paving block dengan tangan yang
kencang terhadap spacers bars. Gunakan benang untuk menjaga garis
tangan yang lurus. Pilih unit dari 4 atau lebih cubes untuk mencampur
variasi warna dan texture. Is' gap antara unit yang melebihi 4 mm
dengan potongan unit yang dipotong agar serasi dengan unit paving
block yang utuh.
3.2. Bahan : Paving blok tebal 8 cm, natural, untuk jalan/sirkulasi
kendaraan.
Type : Triangle shape, lengkap dengan tipe tepi/pengakhir.
Kuat tekan : minimal 300 kg/cm2.
3.3. Getarkan dan padatkan paving block sampai dengan level yang
diinginkan dengan compactor machine (stamper) dengan plat permukaan
0,35 - 0,5 m2 dan mempunyai gaya sentrifugal sebesar 16 sampai 20 kN
dengan frekuensi getaran 75 sampai 100 Hz. Minimal 2 kali lintasan
difungsikan untuk pemadatan pasir atas dengan penurunan sekitar 5 - 25
mm dan getarkan dan padatkan lagi bersamaan dengan pengisian dan
dengan pasir minimal 2 kali lintasan. Getarkan dengan kondisi-kondisi
berikut:
Setelah paving block pinggir (topi uskup) terpasang dan permukaan
telah selesai dan sebelum permukaan terkena hujan.
Sebelum mengakhiri pekerjaan setiap kali, padatkan sepenuhnya
paving block yang terpasang yang berjarak lebih dari 1 m dari akhir
pasangan. Tutup lapisan yang terbuka dengan lembaran plastik yang
bersih, lebihkan penutup 1,2 m pada setiap sisi dari pasangan untuk
pelindung terhadap hujan.
3.4. Sebarkan pasir secepatnya setelah menggetarkan paving block sampai
dengan level yang dikehendaki. Sapu dan getarkan pasir sampai
pemasangan paving block yang tidak rata, bergelombang, tidak lurus yang
hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.
4.3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah
bersih, rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun
standart teknis.
4.4. Hasil pekerjaan jalan dan pemasangan paving block, harus benar benar
rapih, bersih, rata, vertikal dengan ukuran yang sesuai dengan
persyaratan.
4.5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.
BAGIAN 3.21.
PEKERJAAN KANSTEEN
3.5. Pola penyusunan kansteen sesuai yang ditunjukkan dalam gambar serta
petunjuk Konsultan Pengawas.
3.6. Jarak pemasangan kansteen (nat/siar-siar) dibuat sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar detail atau petunjuk Konsultan Pengawas. Nat nat/ siar-siar
diisi aduk dengan campuran 1 pc:3 pasir pasang dan dirapihkan,
dihaluskan /diaci dibuat cekung.
3.7. Kansteen yang rusak selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan harus
segera diganti dengan mutu yang sama tanpa adanya tambahan biaya.
Pasal 3.21.4. : Pembersihan dan Perapihan
4.1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan
kanstein dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya seperti tanah,
kotoran sampah, sisa tanaman, puing puing bongkaran dan dari material
yang tidak semestinya ada.
4.2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan
pemasangan kanstein yang tidak semestinya atau tidak memenuhi
standart teknis seperti perapihan pekerjaan pemasangan kanstein yang
tidak rata, bergelombang, tidak lurus yang hasilnya tidak sesuai dengan
standart teknis.
4.3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah
bersih, rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun
standart teknis.
4.4. Hasil pekerjaan pemasangan kanstein, harus benar benar rapih, bersih,
rata, vertikal dengan ukuran yang sesuai dengan persyaratan.
4.5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.