Anda di halaman 1dari 10

JOURNAL PRESENTATATION

“ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN LUKA GANGREN”

Oleh :

NAMA : ANDRE GIBRAN


NIM : 22221009

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN IkesT MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
2021
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI PENYAKIT UKLUS/ GANGREN


Biasanya di manifestasikan dengan nyeri berat tiba-tiba yang
terjadi 1 sampai 4 hari setelah cedera, nyeri disebabkan oleh gas dan
edema pada jaringan cedera.Di sekeliling luka tampak normal
berwarna terang dan tegang tapi kemudian menjadigelap, bau busuk
cairan keluar dari luka.Gas dan cairan yang tertahan meningkatnya
tekanan setempat dan mengganggu pasokan darah dan drainase
otot yang trlihat menjadi dan nekrotik.
Berdasarkan jenis Gangrennya gejala-gejala ini dibedakan :
 Pada gangren kering akan dijumpai adanya gejala permulaan
berupa :
1. Sakit pada daerah yang bersangkutan
2. Daerah menjadi pucat, kebiruan dan berbecak ungu
3. Lama-kelamaan daerah tersebut berwarna hitam
4. Tidak teraba denyut nadi (tidak selalu)
5. Bila diraba terasa kering dan dingin
6. Pinggirnya berbatas tegas
 Pada gangren basah akan dijumpai tanda sebagai berikut:
1. Bengkak pada daerah lesi
2. Tejadi perubahan warna dari merah tua menjadi hijau yang
akhirnya kehitaman
3. Dingin
4. Basah
5. Lunak
6. Ada jaringan nekrose yang berbau busuk, tapi bisa jugatanpa bau
sama sekali.

B. ETIOLOGI
Gangren terjadi akibat infeksi oleh bakteri klostridium, yang
merupakanBakterian-aerob (tumbuh bila tidak ada oksigen). Selama
pertumbuhannya, klostridium menghasilkan gas,sehingga infeksinya
disebut gas gangren.
Gas gangren biasanya terjadi di bagian tubuh yang mengalami
cedera atau pada luka operasi. Sekitar 30% kasus terjadi secara
spontan. Bakteri klostridium menghasilkan berbagai racun, 4
diantaranya (alfa, beta, epsilon, iota) menyebabkan gejala-gejala yang
bisa berakibat fatal. Selain itu, terjadi kematian jaringan (nekrosis),
penghancuran sel darah (hemolisis), vasokonstriksi dan kebocoran
pembuluh darah. Racun tersebut menyebabkan penghancuran
jaringan lokal dan gejala-gejala sistemik.Gangren disebabkan karena
kematian jaringan yang dihasilkan dari penghentian suplai darah ke
organ terpengaruh.

C. PATOFISIOLOGI DAN GAMBARAN KLINIS


Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia
pada penyandang DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan
kelainan pada pembuluh darah.
Neuropati, baik neuropati sensorik maupun motorik dan
autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan
otot yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi
tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempermuda
terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi menyebabkan
infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran darah
yang kurang juga akan lebih lanjut menambah rumitnya pengelolaan
kaki diabetes.

D. DIAGNOSTIK
1. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan trauma
jaringan/prosedur invasif
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan dan
perubahan fungsi sel dan jaringan
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi
tubuh
4. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan Gangguan
mekanisme regulasi
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen

E. PENGOBATAN DAN TERAPI LUKA GANGREN

Nama Cara Golongan Kontra


No Dosis Indikasi
Terapi Pemberian Obat Indikasi
1. Lantus 10 ml Suntik Untuk pusing,
melalui mengatasi gula hipotensi,
bahu darah dll
2 Metformin 3 x 1 Untuk
tab menurunkan
kadar gula
darah pada
penderita dm
tipe 2
3 Glimepirid 3 x 1 Untuk
tab mengendalikan
kadar gula
darah yang
tinggi pada
penderita
diabetes tipe 2

Luka gangren rentan mengalami infeksi,


maka membersihkan luka secara rutin penting untuk dilakukan.
Bersihkan luka dengan gerakan satu arah menggunakan larutan
NaCL. Kemudian keringkan luka menggunakan kain kasa dan
kembali balut menggunakan perban. Untuk luka gangren kering,
perban tidak perlu dibalutkan di sekitar luka. Pastikan proses
pembersihan luka dilakukan secara steril.
BAB II
ANALISIS JURNAL

Judul Jurnal : Profil Penggunaan Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Dengan Ulkus/Gangren Di Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Kabupaten
Sidoarjo

A. Kasus
Pasien berjumlah 19 orang di rawat di RSUD Kabupaten Sidoarjo dengan
keluhan : Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Ulkus/ Gangren, Pasien telah
diberikan terapi insulin tunggal dan terapi insulin kombinasi.

B. Pertanyaan
Apakah terapi insulin tunggal dan terapi insulin kombinasi berpengaruh pada
pasien ?

C. PICO
P : Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Luka Ulkus/Gangren
I : Pemberian Terapi Insulin
C :-
O : Penyembuhan Luka

D. VIA
1. Validity
a. Desain
Penelitian ini merupakan penelitian observasional-deskriptif. Data
dikumpulkan secara retrospektif dengan metode purposive
sampling

b. Sample
Sample Penelitian : 19 orang
c. Kriteria
Observasional Deskriptif

d. Randomisasi
Sample penelitian ini sebanyak 19 responden
2. Importance
a. Karakterisitk subjek
Sampel penelitian ini sebanyak 19 responden

b. Beda proposi
Sampel penelitian ini 19 orang

c. Beda mean
Pengujian menggunakan penelitian observasional-deskriptif. Data
dikumpulkan secara retrospektif dengan metode purposive
sampling.

d. Nilai p value
Hasil penelitian observasional pada 19 pasien menunjukkan terapi
insulin yang digunakan dalam penelitian ini, dimana 42% pasien
menggunakan terapi insulin tunggal dan 58% pasien
menggunakan terapi insulin kombinasi.

3. Applicability

E. DISKUSI
1. Usia Responden
Dalam penelitian ini kelompok usia yang berisiko menderita
diabetes melitus adalah usia 55-64 tahun (Riskedas, 2013).
Penderita ulkus diabetikum mayoritas adalah perempuan yang
dominan berumur 56-65 tahun diikuti umur 46-55 tahun. Pada
penelitian yang telah dilakukan rentang usia paling banyak yang
mengalami diabetes melitus tipe 2 dengan ulkus/ gangren yaitu
pada usia 40-59 tahun sebanyak 95% pasien.

2. Jenis Kelamin Responden


Jenis kelamin dari 19 pasien diabetes melitus tipe 2 dengan ulkus/
gangren dengan terapi insulin di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sidoarjo periode Januari 2017 sampai Desember 2017,
dimana pasien dengan jenis kelamin perempuan yaitu 12 pasien
(63%) dan 7 pasien laki-laki (37%). Data penderita diabetes
melitus tipe 2, berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa
jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki
BAB III
KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dibuat kesimpulan


bahwa; jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, penderita diabetes
melitus tipe 2 dialami oleh perempuan dari pada laki-laki, rentang usia
terbanyak mengalami diabetes melitus tipe 2 pada usia 40-59 tahun
sebanyak 95% pasien.
DAFTAR PUSTAKA

https://docs.google.com/document/d/1ZdV_OyAqRvKub8Z3tVv32WSGCu
YO-8oWodh6dFCBjv4/edit

http://documents.tips/documents/gangren-diabetik-56290ba2aa75e.html

http://documents.tips/documents/laporan-pendahuluan-diabetes-mellitus-
disertai-
gangren-pedis.html

http://eprints.undip.ac.id/48368/3/BAB_II.PDF

http://repository.wima.ac.id/188/2/Bab%201.pdf

https://www.academia.edu/10403832/LAPORAN_PENDAHULUAN_DM_
Gangrene_Disusun_untuk_Memenuhi_Tugas_Pendidikan_Profesi_d
i_Ruang_29_RSSA_Ma

http://www.askepkeperawatan.com/2015/09/ketidakefektifan-perfusi
jaringanperifer.html

http://www.rubrikita.com/2013/11/diagnosa-keperawatan-gangguan-
rasa.html

Anda mungkin juga menyukai