Oleh :
B. ETIOLOGI
Gangren terjadi akibat infeksi oleh bakteri klostridium, yang
merupakanBakterian-aerob (tumbuh bila tidak ada oksigen). Selama
pertumbuhannya, klostridium menghasilkan gas,sehingga infeksinya
disebut gas gangren.
Gas gangren biasanya terjadi di bagian tubuh yang mengalami
cedera atau pada luka operasi. Sekitar 30% kasus terjadi secara
spontan. Bakteri klostridium menghasilkan berbagai racun, 4
diantaranya (alfa, beta, epsilon, iota) menyebabkan gejala-gejala yang
bisa berakibat fatal. Selain itu, terjadi kematian jaringan (nekrosis),
penghancuran sel darah (hemolisis), vasokonstriksi dan kebocoran
pembuluh darah. Racun tersebut menyebabkan penghancuran
jaringan lokal dan gejala-gejala sistemik.Gangren disebabkan karena
kematian jaringan yang dihasilkan dari penghentian suplai darah ke
organ terpengaruh.
D. DIAGNOSTIK
1. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan trauma
jaringan/prosedur invasif
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan dan
perubahan fungsi sel dan jaringan
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi
tubuh
4. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan Gangguan
mekanisme regulasi
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
Judul Jurnal : Profil Penggunaan Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Dengan Ulkus/Gangren Di Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Kabupaten
Sidoarjo
A. Kasus
Pasien berjumlah 19 orang di rawat di RSUD Kabupaten Sidoarjo dengan
keluhan : Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Ulkus/ Gangren, Pasien telah
diberikan terapi insulin tunggal dan terapi insulin kombinasi.
B. Pertanyaan
Apakah terapi insulin tunggal dan terapi insulin kombinasi berpengaruh pada
pasien ?
C. PICO
P : Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Luka Ulkus/Gangren
I : Pemberian Terapi Insulin
C :-
O : Penyembuhan Luka
D. VIA
1. Validity
a. Desain
Penelitian ini merupakan penelitian observasional-deskriptif. Data
dikumpulkan secara retrospektif dengan metode purposive
sampling
b. Sample
Sample Penelitian : 19 orang
c. Kriteria
Observasional Deskriptif
d. Randomisasi
Sample penelitian ini sebanyak 19 responden
2. Importance
a. Karakterisitk subjek
Sampel penelitian ini sebanyak 19 responden
b. Beda proposi
Sampel penelitian ini 19 orang
c. Beda mean
Pengujian menggunakan penelitian observasional-deskriptif. Data
dikumpulkan secara retrospektif dengan metode purposive
sampling.
d. Nilai p value
Hasil penelitian observasional pada 19 pasien menunjukkan terapi
insulin yang digunakan dalam penelitian ini, dimana 42% pasien
menggunakan terapi insulin tunggal dan 58% pasien
menggunakan terapi insulin kombinasi.
3. Applicability
E. DISKUSI
1. Usia Responden
Dalam penelitian ini kelompok usia yang berisiko menderita
diabetes melitus adalah usia 55-64 tahun (Riskedas, 2013).
Penderita ulkus diabetikum mayoritas adalah perempuan yang
dominan berumur 56-65 tahun diikuti umur 46-55 tahun. Pada
penelitian yang telah dilakukan rentang usia paling banyak yang
mengalami diabetes melitus tipe 2 dengan ulkus/ gangren yaitu
pada usia 40-59 tahun sebanyak 95% pasien.
https://docs.google.com/document/d/1ZdV_OyAqRvKub8Z3tVv32WSGCu
YO-8oWodh6dFCBjv4/edit
http://documents.tips/documents/gangren-diabetik-56290ba2aa75e.html
http://documents.tips/documents/laporan-pendahuluan-diabetes-mellitus-
disertai-
gangren-pedis.html
http://eprints.undip.ac.id/48368/3/BAB_II.PDF
http://repository.wima.ac.id/188/2/Bab%201.pdf
https://www.academia.edu/10403832/LAPORAN_PENDAHULUAN_DM_
Gangrene_Disusun_untuk_Memenuhi_Tugas_Pendidikan_Profesi_d
i_Ruang_29_RSSA_Ma
http://www.askepkeperawatan.com/2015/09/ketidakefektifan-perfusi
jaringanperifer.html
http://www.rubrikita.com/2013/11/diagnosa-keperawatan-gangguan-
rasa.html