EVALUASI
HAMBATAN
KELANCARAN
PEMBANGUNAN
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 2
101 Latar Belakang...................................................................... 2
102 Dasar Penyusunan Petunjuk Teknis...................................... 2
103 Maksud dan Tujuan Petunjuk Teknis………………………….... 3
104 Pengertian............................................................................. 3
105 Sistematika Petunjuk Teknis................................................. 4
|Daftar Isi
DAFTAR LAMPIRAN
|Daftar Lampiran
LAMPIRAN
PERATURAN DEPUTI KEPALA BADAN
PENGAWASAN KEUANGAN DAN
PEMBANGUNAN BIDANG INVESTIGASI
NOMOR 1 TAHUN 2013
TANGGAL 11 JANUARI 2013
PETUNJUK TEKNIS
EVALUASI HAMBATAN KELANCARAN PEMBANGUNAN
■ juknis ehkp ■
BAB I
PENDAHULUAN
03. Hasil Evaluasi HKP dapat digunakan oleh unit penanggung jawab atau
pelaksana program/kegiatan atau pihak yang terkait lainnya untuk
menyelesaikan masalah yang menghambat kelancaran program/kegiatan
pembangunan.
02. Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 64 Tahun 2005.
2|Pendahuluan
■ juknis ehkp ■
104. Pengertian
02. Kriteria pembangunan yang dimaksud dalam petunjuk teknis ini meliputi
antara lain:
1) Suatu kegiatan dan atau rangkaian kegiatan fisik maupun non fisik yang
menghasilkan suatu nilai tambah (value added). Kegiatan dan atau
rangkaian kegiatan tersebut merupakan suatu proses berkesinambungan
yang meliputi tahapan memperoleh masukan (input), mengolah masukan
(proses) dan menghasilkan suatu keluaran (output) berupa barang
maupun jasa yang memberikan manfaat (benefit) serta menimbulkan
dampak (impact) positif;
2) Program pemerintah baik fisik maupun non fisik meliputi beberapa
kegiatan pembangunan yang menjadi target kebijakan pemerintah,
antara lain program ketahanan pangan, program pemberantasan
kemiskinan, dan program wajib belajar.
3|Pendahuluan
■ juknis ehkp ■
5|Pendahuluan
■ juknis ehkp ■
BAB II
PENETAPAN PENUGASAN EVALUASI
201. Umum
02. Obyek penugasan evaluasi HKP dapat berasal dari permintaan unit
penanggung jawab atau pelaksana program/kegiatan atau berasal dari
pengumpulan informasi oleh unit kerja BPKP.
03. Apabila obyek penugasan berasal dari permintaan, maka unit kerja BPKP
mengundang unit penanggung jawab atau pelaksana program/kegiatan
untuk melakukan ekspose permasalahan guna meyakini bahwa
permasalahan tersebut memenuhi kriteria penugasan evaluasi HKP.
04. Apabila obyek penugasan berasal dari pengumpulan informasi oleh unit
kerja BPKP, maka penetapan penugasan evaluasi HKP dilakukan melalui
proses pengumpulan dan penelaahan informasi awal serta ekspose
permasalahan kepada penanggung jawab atau pelaksana program/kegiatan
yang kemudian dilakukan penetapan penugasannya.
05. Penetapan penugasan evaluasi HKP melibatkan unsur Pimpinan Unit Kerja
BPKP (Deputi/Direktur/Kepala Perwakilan), Kasubdit/Kepala Bidang dan
Pejabat Fungsional Auditor (PFA), sesuai dengan kewenangan dan tanggung
jawab masing-masing.
03. Pengumpulan informasi secara tidak langsung dilakukan melalui akses data
di luar unit penanggung jawab atau pelaksana program/kegiatan atau
dengan cara menganalisis informasi dari media massa atau sumber lainnya.
Beberapa contoh di bawah ini untuk mendapatkan informasi secara tidak
langsung yaitu:
1) Hasil monitoring dan evaluasi triwulanan proyek-proyek pinjaman/ hibah
luar negeri yang dilaksanakan oleh Bappenas dengan kepala
instansi/lembaga/unit penanggung jawab atau pelaksana program/
kegiatan;
2) Hasil monitoring dan evaluasi kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah;
3) Hasil koordinasi dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan
Instansi lainnya;
4) Laporan Hasil Audit;
5) Pengembangan Laporan Hasil Kajian;
6) Masukan masyarakat;
7) Informasi dan current issue dari media massa, atau data lainnya.
04. Selama proses pengumpulan dan penelaahan informasi awal harus tetap
dijalin komunikasi dengan unit penanggung jawab atau pelaksana
program/kegiatan atau pihak terkait lainnya.
05. Hasil penelaahan informasi awal disusun menurut skala prioritas sesuai
dengan banyaknya permasalahan yang ditemui dan dibahas dengan unit
penanggung jawab atau pelaksana program/kegiatan dan dibuatkan
notulennya. Pembahasan ini dilakukan untuk memperoleh kesepahaman
dengan unit penanggung jawab atau pelaksana program/kegiatan bahwa
permasalahan tersebut merupakan hal yang harus segera diselesaikan.
01. Hasil penelaahan informasi awal yang telah dibahas dengan unit
penanggung jawab atau pelaksana program/kegiatan, dituangkan dalam
Risalah Hasil Penelaahan Informasi Awal.
Contoh Risalah Hasil Penelaahan Informasi Awal terdapat pada Lampiran 2.
9|Penetapan PenugasanEvaluasi
■ juknis ehkp ■
BAB III
PERSIAPAN EVALUASI
301. Umum
02. Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005.
03. Surat permintaan evaluasi dari unit penanggung jawab atau pelaksana
program/kegiatan atau surat pernyataan kesediaan para pihak untuk
dimediasi BPKP dalam menyelesaikan permasalahan.
04. Surat Tugas pelaksanaan evaluasi dari Pimpinan Unit Kerja BPKP.
01. Dalam menentukan jumlah dan susunan tim evaluasi, Pimpinan Unit Kerja
BPKP harus mempertimbangkan potensi risiko, kompleksitas permasalahan,
waktu evaluasi yang tersedia dan kompetensi PFA.
antara Deputi Bidang Investigasi BPKP cq. Direktorat Investigasi HKP dan
Unit Kerja BPKP.
2) Dalam hal sasaran evaluasi HKP yang dilakukan oleh Unit Kerja BPKP
melibatkan instansi di tingkat Pusat, maka dapat meminta bantuan atau
berkoordinasi dengan Deputi Bidang Investigasi BPKP c.q Direktorat
Investigasi HKP.
3) Penentuan Tim Evaluasi HKP mempertimbangkan kemandirian dan
kemampuan evaluator untuk berkomunikasi dan melakukan mediasi
secara baik dengan pimpinan unit penanggung jawab atau pelaksana
program/kegiatan dan para pihak yang terkait.
4) PFA yang ditunjuk untuk melakukan Evaluasi HKP diutamakan yang
telah mengikuti pelatihan mediasi dan sekurang-kurangnya mempunyai
kualifikasi sebagai berikut:
(1) Peran Pengendali Mutu
a. Memiliki sertifikat Jabatan Fungsional Auditor (JFA) penjenjangan
Pengendali Mutu dan/atau telah diperankan sebagai Pengendali
Mutu berdasarkan pertimbangan pimpinan, atau
b. Telah berperan sebagai Pengendali Teknis sekurang-kurangnya 4
(empat) tahun.
Jika tidak ada Pengendali Mutu, maka peran Pengendali Mutu
digantikan oleh Pembantu Penanggung Jawab (pejabat struktural
eselon III).
11 | P e r s i a p a n E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
Sarana dan prasarana yang perlu disiapkan Unit Kerja BPKP dalam rangka
penugasan evaluasi HKP, yaitu :
1) Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk dapat melaksanakan evaluasi yang sistematis dan menghasilkan
simpulan yang tepat, maka perlu disusun Tim Evaluasi yang dirancang
dengan seksama. Pertimbangan risiko evaluasi serta kompleksitas
permasalahan yang akan dihadapi harus dipertimbangkan dalam
menentukan kuantitas dan kualitas tim yang diperlukan dalam pelaksanaan
evaluasi.
12 | P e r s i a p a n E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
01. Sebelum melaksanakan evaluasi HKP, Tim harus menyusun program kerja
evaluasi berdasarkan hasil pengumpulan dan penelaahan informasi awal
atau hasil ekspose permasalahan agar tujuan evaluasi dapat tercapai secara
efektif dan efisien.
01. Sebelum melaksanakan penugasan, Ketua dan Anggota Tim Evaluasi harus
diberikan pengarahan oleh Pengendali Teknis dan Pengendali
Mutu/Pembantu Penanggung Jawab, yang antara lain menekankan bahwa
13 | P e r s i a p a n E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
14 | P e r s i a p a n E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
BAB IV
PELAKSANAAN EVALUASI
401. Umum
02. Salah satu teori penyelesaian masalah melalui mediasi adalah Interest Based
Negotiation dimana para pihak saling memperhatikan kebutuhan masing-
masing dan mencari penyelesaian yang dapat disepakati bersama. Pada
pendekatan ini orientasi lebih condong mengakomodasi kepentingan para
pihak. Teknik ini bertumpu pada 4 (empat) elemen dasar sebagai berikut:
1) People (orang)
Dalam melakukan proses mediasi dengan para pihak, agar difokuskan
pada permasalahannya, bukan pada orangnya.
2) Interest (kepentingan)
Dalam melakukan proses mediasi dengan para pihak, menekankan pada
kepentingan bukan pada posisi atau keinginan, dan memahami
kepentingan masing-masing pihak untuk mencari solusinya.
3) Option (solusi)
Dalam memasuki proses mediasi yang pertama kali dicari adalah
membangun hubungan, menciptakan suasana yang positif, dan
mengidentifikasi kepentingan para pihak. Sebelum sampai pada
kesepakatan bersama terlebih dahulu digali alternatif solusi sebanyak
mungkin yang dapat memayungi kepentingan dan kebutuhan para pihak
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4) Criteria (kriteria)
Dalam melakukan proses mediasi agar tetap mengacu pada kriteria atau
peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
16 | P e l a k s a n a a n E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
01. Berdasarkan surat tugas yang telah diterbitkan, Tim Evaluasi melakukan
pembicaraan pendahuluan dengan pimpinan unit penanggung jawab atau
pelaksana program/kegiatan dan para pihak yang terkait atas penugasan
evaluasi HKP yang akan dilakukan. Pembicaraan pendahuluan dipimpin
oleh Pengendali Mutu atau pejabat yang ditunjuk.
1) Penjelasan tujuan evaluasi HKP, metode yang akan diterapkan, hasil dan
manfaat yang diharapkan dari kegiatan evaluasi;
2) Penjelasan tentang hakikat evaluasi HKP yaitu untuk membantu
melakukan mediasi, memecahkan atau menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi unit penanggung jawab atau pelaksana program/kegiatan
dan para pihak yang terkait sesuai dengan ketentuan;
3) Penjelasan kepada unit penanggung jawab atau pelaksana
program/kegiatan dan para pihak yang terkait bahwa dalam penugasan
ini BPKP berperan untuk melakukan mediasi, mengevaluasi dan bukan
mengaudit.
17 | P e l a k s a n a a n E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
18 | P e l a k s a n a a n E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
05. Program Kerja Evaluasi untuk mengidentifikasi unit penanggung jawab atau
pelaksana program/kegiatan pembangunan dan para pihak yang terkait.
1) Tim Evaluasi harus mengidentifikasi para pihak atau instansi yang
terkait dengan permasalahan, termasuk yang belum terdata saat tahap
pengumpulan dan penelaahan informasi awal atau saat ekspose
permasalahan.
2) Tim Evaluasi harus mengidentifikasi peranan dari masing-masing pihak
terkait sesuai tugas dan fungsinya.
06. Program Kerja Evaluasi untuk mengidentifikasi akibat atau potensi akibat
yang akan timbul karena adanya permasalahan.
1) Tim Evaluasi harus mengidentifikasi akibat atau potensi akibat yang
akan timbul karena adanya permasalahan berupa tidak tercapainya hasil
20 | P e l a k s a n a a n E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
08. Program Kerja Evaluasi untuk menggali atau mencari pilihan pemecahan
atau penyelesaian masalah yang sesuai dengan ketentuan.
1) Jika permasalahan terletak pada tahap kebijakan/ketentuan maka Tim
Evaluasi dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Menelaah ketentuan/peraturan perundang-undangan yang terkait.
(2) Meneliti apakah terdapat penerapan peraturan perundangan yang
bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi atau
peraturan lain.
(3) Apabila diperlukan, Tim Evaluasi melalui Penanggung jawab
Penugasan dapat meminta bantuan kajian ketentuan atau peraturan
perundang-undangan kepada Biro Hukum dan Humas BPKP melalui
Deputi Bidang Investigasi c.q Direktorat Investigasi HKP.
(4) Menggali atau mencari pilihan penyelesaian masalah yang sesuai
dengan ketentuan.
(5) Melakukan pembahasan dengan pihak terkait untuk mendiskusikan
pilihan penyelesaian masalah.
21 | P e l a k s a n a a n E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
01. Kertas Kerja Evaluasi (KKE) adalah dokumen yang memuat semua data,
catatan evaluasi yang dibuat dan dikumpulkan secara sistematis oleh Tim
Evaluasi, mulai dari tahap persiapan/ perencanaan evaluasi sampai dengan
tahap pelaporan.
22 | P e l a k s a n a a n E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
Bentuk dan isi berkas KKE dapat mengikuti program kerja evaluasi yang
telah disusun pada saat perencanaan. Beberapa hal yang harus
diungkapkan dalam KKE sebagai berikut:
1) Permasalahan yang timbul;
2) Sebab-sebab timbulnya permasalahan;
3) Para pihak yang terkait dan peran masing-masing pihak dalam
permasalahan;
4) Akibat atau potensi akibat dari adanya permasalahan;
5) Ketentuan yang terkait dengan permasalahan;
6) Pilihan langkah untuk penyelesaian masalah sesuai ketentuan.
01. Untuk menjaga mutu dan kelancaran dalam pelaksanaan evaluasi, maka
pelaksanaan evaluasi HKP harus dikendalikan dengan seksama
menggunakan formulir Kendali Mutu. Pengendalian evaluasi dilakukan
23 | P e l a k s a n a a n E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
melalui reviu berjenjang dan review meeting mulai dari persiapan evaluasi,
pelaksanaan evaluasi sampai dengan pelaporan hasil evaluasi.
02. Pelaksanaan reviu berjenjang dan review meeting tidak hanya meliputi
substansi tetapi juga mencakup pengarahan atau bimbingan yang bersifat
teknis. Apabila diperlukan Tim Evaluasi dapat diminta menyampaikan
laporan kemajuan pelaksanaan evaluasi sebagai sarana komunikasi untuk
pengendalian penugasan. Melalui proses reviu yang terencana diharapkan
permasalahan atau kesulitan yang timbul selama pelaksanaan evaluasi
dapat diselesaikan.
05. Pimpinan Unit Kerja BPKP sebagai pelaksana evaluasi HKP, sebelum
menerbitkan laporan hasil evaluasi HKP wajib meminta quality assurance
kepada Deputi Bidang Investigasi cq. Direktorat Investigasi HKP.
06. Sebelum Laporan Hasil Evaluasi (LHE) diterbitkan harus dilengkapi dengan
Daftar Uji Kendali Mutu yang diisi dengan lengkap.
Contoh Daftar Uji Kendali Mutu Hasil Evaluasi HKP terdapat pada
Lampiran 6.
24 | P e l a k s a n a a n E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
25 | P e l a k s a n a a n E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
26 | P e l a k s a n a a n E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
BAB V
PELAPORAN HASIL EVALUASI
501. Umum
03. Laporan Hasil Evaluasi (LHE) harus segera disusun setelah adanya
penyelesaian masalah atau setelah adanya kesepakatan bersama antara
pihak terkait.
02. LHE dibuat dalam bentuk surat apabila dalam proses pelaksanaan evaluasi
dijumpai informasi penanganan oleh aparat penegak hukum atau jika tidak
tercapai kesepakatan diantara para pihak untuk penyelesaian masalah.
28 | P e l a p o r a n H a s i l E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
BAB II Umum
1. Dasar Penugasan Evaluasi
Dasar penugasan evaluasi, antara lain keputusan mengenai kedudukan,
tugas dan fungsi BPKP, surat permintaan evaluasi atau pernyataan
kesediaan para pihak, dan surat tugas evaluasi hambatan kelancaran
pembangunan.
2. Sasaran dan Ruang Lingkup Evaluasi
Menguraikan secara lengkap dan jelas sasaran dan ruang lingkup
evaluasi hambatan kelancaran pembangunan sesuai dengan penugasan
evaluasi, yaitu:
1) Sasaran evaluasi adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah
atau hambatan pembangunan yang terjadi dan memfasilitasi para
pihak untuk menyelesaikannya
2) Ruang lingkup evaluasi meliputi identifikasi masalah, penyebab,
akibat atau potensi akibat, dan pihak-pihak yang terkait serta
memfasilitasi tercapainya langkah penyelesaian masalah sesuai
ketentuan. Dalam ruang lingkup evaluasi diuraikan bahwa keabsahan
dan kebenaran dokumen merupakan tanggung jawab para pihak.
29 | P e l a p o r a n H a s i l E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
02. LHE sebelum disampaikan kepada para pihak terlebih dahulu disampaikan
oleh Penanggung Jawab Evaluasi dengan Surat Pengantar Masalah (SPM)
kepada Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi sebanyak 4 (empat)
eksemplar.
30 | P e l a p o r a n H a s i l E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
03. LHE yang telah sesuai dengan Petunjuk Teknis ini dan telah melalui quality
assurance dibuatkan Surat Pengantar Masalah (SPM) yang ditandatangani
oleh Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi.
04. SPM dan Laporan Hasil Evaluasi (LHE) disampaikan kepada atasan
pimpinan para pihak (eselon I atau yang setara) dengan tembusan (tanpa
lampiran) kepada:
1) Kepala BPKP;
2) Deputi Kepala BPKP terkait;
3) Inspektur Jenderal/Inspektur/Unit Pengawasan lntern;
4) Perwakilan BPKP terkait;
5) Satuan Kerja/Evaluatan;
6) Pihak lainnya yang dianggap perlu.
05. Distribusi LHE kepada para pihak disampaikan oleh Unit Kerja BPKP yang
melaksanakan evaluasi disertai dengan Surat Pengantar Masalah (SPM) dari
Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi.
31 | P e l a p o r a n H a s i l E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
BAB VI
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI
601. Umum
32 | P e m a n t a u a n T i n d a k L a n j u t H a s i l E v a l u a s i
■ juknis ehkp ■
BAB VII
PENUTUP
702. Petunjuk Teknis Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan ini berlaku sejak
ditetapkan.
ttd.
34 | P e n u t u p
Lampiran 1
Unit..... Unit.....
................................ .............................
Lampiran 2
........................................... .........................................
Menyetujui,
..........................................
Lampiran 3/1-2
Yth.......................
di
Jakarta
...................................
NIP ..................................
Tembusan Yth :
1. Kepala BPKP (sebagai laporan);
2. Deputi Kepala BPKP Bidang.............
3. dst..
Lampiran 3/2-2
SURAT TUGAS
Nomor : ST- /D603/1/2013
....... 2013
Direktur,
.......................................
NIP. ................................
Lampiran 4
PAKTA INTEGRITAS
Nama tandatangan
1.
2.
3.
4.
5.
Lampiran 5/1 - 2
Rencana Realisasi
Anggaran Ref.
No Uraian Tujuan, Prosedur dan Langkah Evaluasi Dilaksanakan Anggaran Dilaksanakan KETERANGAN
Waktu KKE
oleh Waktu (Hari) oleh
(Hari)
I PERSIAPAN
A Tujuan
1 Memperoleh informasi awal adanya
masalah/kendala
2 Memperoleh peraturan perundang-
undangan yang terkait
B Prosedur
1 Memperoleh informasi awal adanya HKP
1) Dapatkan penjelasan/ekspose dari unit
yang terdapat masalah/kendala
2) Buat simpulan
II PELAKSANAAN
A Tujuan
1 Memperoleh keyakinan adanya
masalah/kendala dan memenuhi kriteria
HKP
2 Mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait
B Prosedur
1 Untuk memperoleh keyakinan adanya
masalah/kendala
1) Lakukan wawancara dengan Pimpinan
Unit Kerja
2) Lakukan wawancara dengan Tim/Panitia
yang menangani
3) Dapatkan dokumen dan data yang terkait
masalah/kendala
4) Analisis hasil wawancara dan perolehan
data dengan membedakan jenis/posisi
masalahnya
5) Buat Simpulan
Rencana Realisasi
Anggaran Ref.
No Uraian Tujuan, Prosedur dan Langkah Evaluasi Dilaksanakan Anggaran Dilaksanakan KETERANGAN
Waktu KKE
oleh Waktu (Hari) oleh
(Hari)
1) Lakukan analisis apakah
masalah/kendala disebabkan karena
ketentuan tidak mendukung, perbedaan
penafsiran aturan peraturan per-undang-
undangan
2) Buat simpulan
……….,………… 2013
Direktur / Kepala Perwakilan BPKP
………………………………..
RISALAH KESEPAKATAN
Pada hari ini ….. tanggal … bulan .... tahun ….. bertempat di ..... telah
dilakukan pertemuan untuk membahas langkah-langkah penyelesaian
masalah ...... yang dihadiri oleh:
1. unit ….. (Nama dan Jabatan)
2. unit ….. (Nama dan Jabatan)
Berdasarkan hasil pembahasan, telah dicapai kesepakatan bahwa
permasalahan ...... akan diselesaikan bersama dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. unit ..... akan melakukan …………….
2. unit…... akan melakukan …………….
Nama/Jabatan Nama/Jabatan
Mengetahui ,
Direktur / Kepala Perwakilan BPKP……………….
Nama/NIP