Anda di halaman 1dari 251

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH

DAN LABORATURIUM 3 LANTAI JURUSAN BAHASA


DAN SASTRA INGGRIS DAN JURUSAN BAHASA
INDONESIA DAN SASTRA INDONESIA FBS UNNES
Kampus UNNES Sekaran Gunung Pati Kota Semarang

TUGAS AKHIR
Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir
Program Diploma III Teknik Sipil

Disusun oleh :
1. Danang Agustian A. NIM: 5150304002
2. Abie Surya F. NIM: 5150304020

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
LEMBAR PENGESAHAN

Proyek Tugas Akhir dengan judul Perencanaan Pembangunan Gedung Kuliah Dan
Laboraturium 3 Lantai Jurusan Bahasa Dan Sastra Inggris Dan Jurusan Bahasa
Indonesia Dan Sastra Indonesia FBS UNNES ini telah disetujui dan disahkan
pada :

Hari :
Tanggal :

Pembimbing,

Drs. Henry Appriyatno, M.T


NIP. 131658240
Penguji I : Penguji II :

Drs. H. Bambang Dewasa Drs. Henry Appriyatno, M.T


NIP. 130515759 NIP. 131658240

Ketua Jurusan, Ketua Program Studi,

Drs. Lashari, M.T. Drs. Tugino, M.T.


NIP. 131471402 NIP. 131763887

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik

Prof. Dr. Soesanto


NIP. 130875753

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh


Puji syukur kehadirat Allah atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua. Tiada Illah yang benar-benar hak untuk disembah melainkan Allah.
Dialah pencipta seluruh langit dan bumi yang dalam semua ciptaan-Nya itu selalu
ada tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi orang-orang yang berpikir.
Penyusunan Proyek Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma III Teknik Sipil Program Studi
Diploma III Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.
Selama proses penyusunan ini, penulis menyadari banyak sekali hambatan
yang dihadapi, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang
berkompeten, akhirnya Proyek Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Soesanto, selaku Dekan Fakultas Teknik UNNES.
2. Bapak Drs. Lashari, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil UNNES.
3. Bapak Drs.Tugino, M.T, selaku Ketua Program Studi Diploma III Teknik
Sipil Fakultas Teknik UNNES.
4. Bapak Drs. Henry Appriyatno, M.T. yang telah memberikan bimbingan
dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Bapak Subari, selaku Pelaksana Proyek sekaligus pembimbing lapangan.
6. Bapak dan ibu yang telah memberi motivasi pada Penyusun.
7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan Proyek Ahir ini.
Penuyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan Proyek Akhir
ini. Kritik, saran dan pemanfaatan laporan ini sangat penulis harapkan, Semoga
Proyek Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Semarang, Agustus 2007

Penyusun

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:
1. “Tidakah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat

yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya ( menjulang )

kelangit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin

Tuhannya, Allah membuat perumpamaan – perumpamaan itu untuk manusia

supaya mereka selalu berdzikir “ ( Ibrahim : 24 – 25 ).

2. “Adakah orang yang sampai kedudukan terpuji, atau akhir yang utama. Kecuali

setelah ia melewati jembatan ujian. Demikianlah kedudukanmu jika engkau ingin

mencapainya. Naiklah kesana dengan melewati jembatan kelelahan ” ( Ibnul Qoyim

Al Jauzi ).

PERSEMBAHAN:
Kupersembahkan tugas akhir ini pada :
1. Allah SWT yang telah memberi kekuatan dalam
menyelesaikan proyek akhir ini.
2. Ayah dan ibu, serta Keluargaku tercinta yang terus
mendukung dalam penyelesain proyek akhir ini.
3. Bapak Drs. Henry Appriyatno M.T. yang telah
mengarahkan serta membimbing sampai selesainya
proyek akhir ini.
4. Teman-teman Teknik Sipil ‘04 yang terus memberikan
semangat dalam menyelesaikan proyek akhir ini.
5. Ikhwah fillah di pesma Qolbun Salim sukron atas
semua bantuan dan doanya.
6. D' ita ku sayank… makacih suportnya…

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………... iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………….…... vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... ix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xii
BAB I. BAGIAN PENDAHULUAN
1.1 Judul Proyek Akhir ................................................................... 1
1.2 Latar Belakang Proyek.............................................................. 1
1.3 Lokasi Proyek …………………………………………………. 2
1.4 Maksud dan Tujuan Proyek Akhir ............................................ 2
1.5 Ruang Lingkup Penulisan ......................................................... 2
1.6 Metodologi Penelitian .............................................................. 2
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................... 4
BAB II. DASAR – DASAR PERENCANAAN
2.1 Uraian Umum .......................................................................... 6
2.2 Kriteria dan Azas-asas Perencanaan ......................................... 6
2.3 Dasar – dasar Perencanaan ........................................................ 10
2.4 Dasar – Dasar Perhitungan ........................................................ 13
2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana.............................................. 14
2.6 Metode Perhitungan .................................................................. 22
BAB III. PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
3.1 Perencanaan Atap ................................................................... 17
BAB IV. PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
4.1 Perencanaan Plat Lantai .......................................................... 61
4.2 Perencanaan Tangga …………………………………………. 68
4.3 Dasar-dasar Perencanaan …………………………………….. 80

v
4.4 Perhitungan Gaya-gaya Geser yang Bekerja Pada Struktur …. 81
4.5 Perencanaan Balok …………………………………………… 89
4.6 Perencanaan Sloof ……………………………………………. 97
4.7 Perencanaan Kolom ………………………………………….. 100

BAB V. PERHITUNGAN PONDASI


5.1 Uraian Umum ......................................................................... 112
5.2 Alternatif Pemilihan Pondasi .................................................. 112
5.3 Analisa Daya Dukung Tanah .................................................. 113
5.4 Perencanaan Pondasi .............................................................. 114
5.5 Penulangan Pondasi ............................................................... 115
BAB VI. RENCANA KERJA DAN SYARAT
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA
7.1 Perhitungan Volume Pekerjaan .............................................. 191
7.2 Daftar Harga Bahan dan Upah ............................................... 151
7.3 Rekapitulasi Awal .................................................................. 232
7.4 Persentase Bobot Pekerjaan ………………………………….. 233
7.5 Rekapitulasi Akhir …………………………………………… 235
BAB VIII. PENUTUP
8.1 Kesimpulan ............................................................................ 253
8.2 Saran ..................................................................................... 254
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rangka Kuda - Kuda

Gambar 2. Koefisien Gempa Dasar C

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Dimensi Balok


Tabel 2. Dimensi Kolom
Tabel 3. Gaya-gaya pada Kuda-kuda
Tabel 4. Distribusi gaya geser dasar horizontal akibat total gempa kesepanjang
panjang gedung dalam arah X dan Y untuk tiap portal
Tabel 5. Daftar harga bahan dan upah
Tabel 6. Daftar satuan pekerjaan
Tabel 7. Time Schedule
.

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Gambar Grafik Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)


2. Input Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)
3. Output Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)
4. Gambar Grafik Portal (SAP 2000)
5. Input Portal (SAP 2000)
6. Output Portal (SAP 2000)
7. Uji Tarik dan Bengkok Baja
8. Laporan Hasil Penyelidikan Tanah
9. Gambar Bestek

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Nama Proyek

Nama proyek ini adalah Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan

Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia UNNES

1.2 Latar belakang Proyek

Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa

dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini

dilatarbelakangi banyaknya kekurangan sarana dan prasarna gedung dengan

kapasitas yang memadai. Pemilihan Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan

Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia UNNES sebagai Tugas Akhir dikarenakan struktur gedung yang

memiliki 3 (tiga) lantai dan sebagai pertimbangan lain untuk memudahkan dalam

penyusunan tugas ahir.

Pembangunan gedung ini nantinya akan di gunakan untuk kegiatan yang

membutuhkan ruang luas. Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium

Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

UNNES mempunyai maksud dan tujuan antara lain :

1 . Meningkatkan sarana dan prasarana di UNNES .

1
2

2 . Meningkatkan kenyamanan dan efektifitas kegiatan di Jurusan Bahasa

dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES.

1.3 Lokasi Proyek

Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan

Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini

terletak di Kampus UNNES Sekaran, Gunungpati, Semarang

1.4 Maksud dan Tujuan Proyek

Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah untuk menerapkan materi perkuliahan

yang telah diperoleh ke dalam bentuk penerapan secara utuh. Penerapan materi

perkuliahan yang telah diperoleh diaplikasikan dengan merencanakan suatu

bangunan gedung bertingkat banyak, minimal tiga lantai. Dengan merencanakan

suatu bangunan bertingkat ini diharapkan mahasiswa dapat memperoleh ilmu

pengetahuan yang diaplikasikan dan mampu merencanakan suatu struktur yang

cukup kompleks.

1.5 Ruang Lingkup Penulisan

Dalam Penyusunan Proyek Akhir ini, Penulis hanya menentukan pada

permasalahan dari sudut pandang ilmu teknik sipil yaitu pada bidang perencanaan

struktur meliputi:Perencanaan atap,Perencanaan plat lantai,Perencanaan

tangga,Perencanaan balok,Perencanaan kolom,Perencanaan pondasi,Rencana

kerja dan syarat - syarat (RKS), dan Rencana anggaran biaya


3

1.6 Metodologi

Data yang akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan

Proyek Akhir ini dapat di kelompokkan dalam dua jenis yaitu:

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang didapat melalui peninjauan dan

pengamatan langsung di lapangan terdari dari:

a. Lokasi Proyek : Kampus UNNES Sekaran, Gunungpati,

Semarang

b. Topografi : Tanah datar

c. Elevasi bangunan :

o Lantai 1 : + 00,00 m

o Lantai 2 : + 04,60 m

o Lantai 3 : + 08,80 m

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam

proses pembuatan dan penyusunan laporan Proyek Akhir. Yang

termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara lain:

a. Literatur panjang
b. Grafik – grafik penunjang
c. Tabel – tabel penunjang

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah :

1) Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui

peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan sejak melaksanakan


4

Kerja Praktek, yang telah dilaksanakan pada proyek yang sama pada

tanggal 1 September sampai dengan 1 November 2006.

2) Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk pengumpulan data sekunder dan

landasan teori dengan mengambil data literatur yang relevan maupun

standar yang diperlukan dalam perencanaan bangunan. Pengumpulan

dilakukan melalui perpustakaan atau pun instansi – instansi pemerintah

yang terkait.

1.7 Sistematika Penulisan

Proyek Akhir ini garis besarnya disusun dalam 8 (delapan) bab yang

terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi nama proyek, latar belakang, lokasi proyek, maksud dan

tujuan, pembahasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II : PERENCANAAN

Berisi uraian, kriteria, dan azas – azas perencanaan, dasar – dasar

perencanaan, metode perencanaan, dasar perhitungan, dan klasifikasi

pembebanan rencana.

BAB III : PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Berisi perhitungan pembebanan, perencanaan atap, tulangan plat,

tulangan balok, tulangan kolom, tulangan tangga, dan pondasi


5

BAB IV : PERHITUNGAN STRUKTUR

Berisi perhitungan pembebanan, tulangan plat, tulangan balok,

tulangan kolom, tulangan tangga.

BAB V : PERHITUNGAN PONDASI

Berisi perhitungan perencanaan pondasi

BAB VI : RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Berisi tentang rencana kerja dan syarat – syarat (RKS), terdiri dari

syarat umum, syarat administrasi, dan syarat teknis

BAB VII : RENCANA ANGGARAN BIAYA

Berisi tentang volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya.

BAB VIII: PENUTUP

Berisi simpulan dan saran


Daftar pustaka
Lampiran
BAB II

PERENCANAAN

2.1 Uraian Umum

Pada tahap perencanaan Struktur Proyek Pembangunan Gedung Kuliah

dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia UNNES ini perlu dilakukan study literatur untuk

menghubungkan satuan fungsional gedung dengan sistem struktur yang akan

digunakan, disamping untuk mengetahui dasar-dasar teorinya. Pada jenis gedung

tertentu, perencanaan sering kali diharuskan menggunakan suatu pola akibat

syarat- syarat fungsional maupun strukturnya. Hal ini merupakan salah satu faktor

yang menentukan, misal pada situasi yang mengharuskan bentang ruang yang

besar serta harus bebas kolom, sehingga akan menghasilkan beban besar dan

berdampak pada balok.

Study literatur dimaksudkan untuk dapat memperoleh hasil perencanaan

yang optimal dan aktual. Dalam bab ini akan dibahas konsep pemilihan sistem

struktur dan konsep perencanaan struktur bangunannya, seperti denah,

pembebanan struktur atas dan struktur bawah serta dasar-dasar perhitungan.

2.2 Kriteria dan Azaz–azaz Perencanaan

Perencanaan pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan

Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini

6
7

diharuskan memenuhi beberapa kriteria perencanaan, sehingga konstruksi

bangunan tersebut sesuai yang diharapkan, dan tidak terjadi kesimpang- siuran

dalam bentuk fisiknya.

Adapun kriteria-kriteria perencanaan tersebut adalah :

1. Harus memenuhi persyaratan teknis

Dalam setiap pembangunan harus memperhatikan persyaratan teknis

yaitu bangunan yang didirikan harus kuat untuk menerima beban yang

dipikulnya baik itu beban sendiri gedung maupun beban yang berasal dari

luar seperti beban hidup, beban angin dan beban gempa. Bila persyaratan

teknis tersebut tidak diperhitungkan maka akan membahayakan orang yang

berada di dalam bangunan dan juga bisa merusak bangunan itu sendiri. Jadi

dalam perencanaan harus berpedoman pada peraturan- peraturan yang

berlaku dan harus memenuhi persyaratan teknis yang ada.

2. Harus memenuhi persyaratan ekonomis

Dalam setiap pembangunan, persyaratan ekonomis juga harus

diperhitungkan agar tidak ada aktivitas-aktivitas yang mengakibatkan

membengkaknya biaya pembangunan sehingga akan menimbulkan kerugian

bagi pihak kontraktor. Persyaratan ekonomis ini bisa dicapai dengan adanya

penyusunan time schedule yang tepat, pemilihan bahan-bahan bangunan

yang digunakan dan pengaturan serta pengerahan tenaga kerja yang

profesional. Dengan pengaturan biaya dan waktu pekerjaan secara tepat

diharapkan bisa menghasilkan bangunan yang berkualitas tanpa

menimbulkan pemborosan.
8

3. Harus memenuhi persyaratan aspek fungsional

Hal ini berkaitan dengan penggunaan ruang. Biasanya hal tersebut

akan mempengaruhi penggunaan bentang elemen struktur yang digunakan.

4. Harus memenuhi persyaratan estetika

Agar bangunan terkesan menarik dan indah maka bangunan harus

direncanakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah estetika. Namun

persyaratan estetika ini harus dikoordinasikan dengan persyaratan teknis

yang ada untuk menghasilkan bangunan yang kuat, indah dan menarik. Jadi

dalam sebuah perencanaan bangunan harus diperhatikan pula segi artistik

bangunan tersebut.

5. Harus memenuhi persyaratan aspek lingkungan

Setiap proses pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan

karena hal ini sangat berpengaruh dalam kelancaran dan kelangsungan

bangunan baik dalam jangka pendek (waktu selama proses pembangunan)

maupun jangka panjang (pasca pembangunan). Persyaratan aspek

lingkungan ini dilakukan dengan mengadakan analisis terhadap dampak

lingkungan di sekitar bangunan tersebut berdiri. Diharapkan dengan

terpenuhinya aspek lingkungan ini dapat ditekan seminimal mungkin

dampak negatif dan kerugian bagi lingkungan dengan berdirinya Gedung

Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan

Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini.


9

6. Harus memenuhi aspek ketersediaan bahan di pasaran

Untuk memudahkan dalam mendapatkan bahan-bahan yang

dibutuhkan maka harus diperhatikan pula tentang aspek ketersediaan bahan

di pasaran. Dengan kata lain sedapat mungkin bahan-bahan yang

direncanakan akan dipakai dalam proyek tersebut ada dan lazim di pasaran

sehingga mudah didapat.

Selain kriteria-kriteria perencanaan juga harus diperhatikan juga

adanya azas-azas perencanaan yaitu antara lain:

1. Pengendalian biaya

Pengendalian biaya dalam suatu pekerjaan konstruksi dimaksudkan

untuk mencegah adanya pengeluaran yang berlebihan sehingga sesuai

dengan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah

ditetapkan. Biaya pelaksanaan harus dapat ditekan sekecil mungkin

tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. Dalam hal ini erat

kaitannya dengan pemenuhan persyaratan ekonomis.

a. Pengendalian mutu

Pengendalian mutu dimaksudkan agar pekerjaan yang

dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam

RKS. Kegiatan pengendalian mutu tersebut dimulai dari pengawasan

pengukuran lahan, pengujian tanah di lapangan menggunakan alat

sondir dan boring serta uji tekan beton. Mutu bahan-bahan pekerjaan

yang digunakan dalam pembangunan sudah dikendalikan oleh pabrik

pembuatnya. Selain itu juga diperlukan pengawasan pada saat


10

bangunan tersebut sudah mulai digunakan, apakah telah sesuai

dengan yang diharapkan atau belum.

b. Pengendalian waktu

Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek

bertujuan agar proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan time

schedule yang telah ditetapkan. Untuk itu dalam perencanaan

pekerjaan harus dilakukan penjadwalan pekerjaan dengan teliti agar

tidak terjadi keterlambatan waktu penyelesaian proyek.

2. Pengendalian tenaga kerja

Pengendalian tenaga kerja sangat diperlukan untuk mendapatkan

hasil pekerjaan yang baik sesuai jadwal. Pengendalian dilakukan oleh

Pengawas (mandor) secara terus menerus maupun berkala. Dari

pengawasan tersebut dapat diketahui kemajuan dan keterlambatan

pekerjaan yang diakibatkan kurangnya tenaga kerja maupun menurunnya

efisiensi kerja yang berlebihan. Jumlah tenaga kerja juga harus

dikendalikan untuk menghindari terjadinya penumpukan pekerjaan yang

menyebabkan tidak efisiensinya pekerjaan tersebut serta dapat

menyebabkan terjadinya pemborosan materil dan biaya.

2.3 Dasar – dasar Perencanaan

Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang

berlaku di Indonesia, antara lain:


11

1. Plat Lantai

Perencanaan plat didasarkan pada peraturan SK SNI T-15-1991-03 dan

Pedoman Beton 1989. Untuk merencanakan plat beton bertulang yang

perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan namun juga ukuran dan

syarat– syarat tumpuan.

Pada proyek pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan

Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

UNNES ini tebal plat lantai adalah 12 cm.

2. Balok

Perencanaan balok didasarkan pada persyaratan SK SNI T-15-1991-03

yaitu:

a. Syarat - syarat tumpuan yang dipertimbangkan adalah:

1) Tumpuan jepit penuh

2) Tumpuan jepit sebagian

b. Ukuran balok

Dalam pra desain, tinggi balok menurut SK SNI T-15-1991-03

merupakan fungsi dari bentang dan mutu baja yang dipergunakan.

Adapun balok dan sloof yang digunakan pada proyek pembangunan

Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris

dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini adalah sebagai

berikut :
12

Tabel 1. Dimensi balok

No Balok Dimensi balok (cm)


1 A1=T=A2 20 x 35
2 VT1=T1=VT2 20 x 50
3 P3=P4 30 x 60
4 AP2=P2 30 x 80
5 AP1=P1 30 x 60
6 C1 40 x 40
7 CP 40 x 100
8 SLOOF 20 x 50

3. Kolom

Menurut SK SNI T-15-1991-03 untuk merencanakan kolom yang diberi

beban lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan (φ) =

0,65. Pada proyek pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium

Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia UNNES ini, kolom yang digunakan berukuran :

Tabel 2. Dimensi kolom

No Kolom Dimensi kolom (cm)

1 Kolom type K1 60 x 40

2 Kolom type K2 50 x 40

3 Kolom type K3 40 x 40

4 Kolom type K4 60 x 60

5 Kolom type K5 20 x 20

6 Kolom type K6 30 x 30
13

4. Pondasi

Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi foot plat

dan pondasi Sumuran

2.4 Metode Perhitungan

Dalam perencanaan pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium

Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

UNNES ini, perhitungan mekanika struktur menggunakan Program Analsis

Struktur SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES )

Perhitungan ini digunakan untuk memudahkan menghitung tulangan. Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam perhitungan struktur ini adalah :

1. Plat dianggap sebagai membran dan semua beban yang ada pada plat

dianggap sebagai beban merata.

2. Balok hanya menumpu beban dinding yang ada di atasnya dan beban

hidup balok dianggap nol, karena telah ditumpu oleh plat.

Sebelum melakukan perhitungan mekanika, terlebih dahulu harus

menghitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur antara lain:

1. Beban Gempa Statik

Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung itu

sendiri.

2. Beban Mati

Beban yang diambil dari elemen struktur beserta beban yang ada di

atasnya.
14

3. Beban Hidup

Diambil dari Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan

Gedung (PPIUG) 1987 untuk bangunan gedung.

2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana


Pembebanan rencana diperhitungkan berdasarkan Pedoman

Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. Pembebanan

diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang direncanakan pada

gambar rencana.

Besarnya muatan–muatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Massa jenis beton bertulang : 2400 kg/m 3

2. Berat plafon dan penggantung (gpf) : 18 kg/m 2

3. Tembok batu bata (1/2) batu : 250 kg/m 2


2
4. Beban hidup untuk tangga : 300 kg/m

5. Beban hidup untuk gedung fasilitas umum : 250 kg/m 2

6. Adukan dari semen, per cm tebal : 21 kg/m2

7. Penutup lantai, per cm tebal : 24 kg/m2

Kombinasi beban gempa diperhitungkan untuk zone 4 yang berlaku

di Kota Semarang. Kombinasi pembebanan digunakan dengan beberapa

alternatif, yaitu:

1. Comb 1 = 1,4 DL

2. Comb 2 = 1,2 DL + 1,6 LL

3. Comb 3 = 1,2 DL + 1 LL + 1,6 W

4. Comb 4 = 1,2 DL + 1 LL – 1,6 W


15

5. Comb 5 = 1,2 DL + 1 LL + 1 Q

6. Comb 6 = 1,2 DL + 1 LL - 1 Q

Combo (comb) = beban total untuk menahan beban yang telah dikalikan

dengan faktor beban atau momen dan gaya dalam

yang berhubungan dengannya.

DL (dead load) = beban mati atau momen dan gaya dalam yang

berhubungan dengan beban mati.

LL (live load) = beban hidup atau momen dan gaya dalam yang

berhubungan dengan beban hidup.

Q (quake) = beban gempa atau momen dan gaya-gaya yang

berhubungan dengan beban gempa.

2.6 Dasar Perhitungan

Dalam perhitungan perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda

Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini digunakan standar perhitungan yang

didasarkan pada ketentuan yang berlaku di Indonesia antara lain:

1. Pedoman Beton 1989.

2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK

SNI T-15-1991-03.

3. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.

4. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung

1987.

5. Data perhitungan Program Analsis Struktur SAP 2000V7.40 ( di Lab.

Komputer Teknik Sipil, UNNES )


BAB III
PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

3.1 PERENCANAAN ATAP

1. Data-data

Perencanaan beban atap didasarkan pada Peraturan Pembebanan Indonesia

Untuk Gedung 1983.

Data-datanya antara lain :

• Bentuk kuda-kuda : Joglo

• Bentang kuda-kuda (L) : 15 m

• Jarak antar kuda-kuda ( l ) : 3,60 m

• Kemiringan atap bagian atas ( α1 ) : 60°

Bagian bawah ( α2 ) : 30°

• Penutup atap : genteng (50 kg/m²)

• Sambungan konstruksi : baut (BJ 37)

• Mutu baja profil siku : BJH 37

• Tegangan dasar baja (σd) : 1600 kg/cm²

• Jenis kayu (reng dan usuk) Bengkirai : Kelas kuat II

• Koefisien angin gunung : 25 kg/m²

• Tegangan lentur kayu ( σlt ) : 100 kg/cm²

• Modulus Lentur Kayu (E) : 100000 kg/ cm²

2. Perencanaan reng

1. Perencanaan reng pada bagian atas sudut = 60°

16
17

a. Pembebanan Reng

Berat genting (gt) = 50 kg/m²

Jarak reng (Jr) = 0,25 m

Jarak usuk (Ju) = 0,5 m

Beban pada reng (qr)

Berat genting . Jarak reng = gt . Jr

= 50 . 0,25 = 12,5 kg/m

b. Momen yang terjadi

1. Momen yang terjadi pada sudut 60°

Mx = 1/8 . qr . cos 60° . (Ju)²

= 1/8 . 12,5 . 0,50 . (0,5)²

= 0,195 kg m

My = 1/8 . qr . sin 60° (Ju)²

= 1/8 . 12,5 . 0,866. (0,5)²

= 0,338 kg m

c. Dimensi Reng

⎛2⎞
Dimensi reng dimisalkan b = ⎜ ⎟ . h
⎝3⎠

Wx = 1/6 . b . (h)2

⎛2⎞
= 1/6 . ⎜ ⎟ h . h2
⎝3⎠

⎛1⎞
= ⎜ ⎟ h3 cm3
⎝9⎠

Wy = 1/6 . b2 . h
18

2
⎛2 ⎞
= 1/6 . ⎜ h ⎟ . h
⎝3 ⎠

⎛ 2 ⎞
= ⎜ ⎟ h3 cm3
⎝ 27 ⎠

Mx My
σltr = +
Wx Wy

Mx My
= +
⎛1⎞ 3 ⎛ 2 ⎞ 3
⎜ ⎟h ⎜ ⎟h
⎝9⎠ ⎝ 27 ⎠

19,5 + 33,8
100 kg/cm2 =
⎛ 5 ⎞ 3
⎜ ⎟h
⎝ 27 ⎠

287,82
100 kg/cm2 =
h3

287,82
h3 =
100

h3 = 2,878

h = 3
2,878

h = 1,42 cm dipakai kayu ukuran 3 cm, maka :

2
b = h
3

2
b = . 3 cm
3

b = 2 cm

Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm

d. Kontrol Lendutan

1
fijin = . Ju
200
19

1
= . 50
200

= 0,25 cm

1
Ix = . b . (h)3
12

1
= . 2 . (3)3
12

= 4,5 cm4

1
Iy = . b3 . h
12

1
= . (2)3 . 3
12

= 2 cm4

5.qr. cos α .Ju 4


fx =
384.E.Ix

5.12,5. cos 60°.(50) 4


=
384.10 7 .4,5

= 0,011 cm

5.qr. sin α .Ju 4


fy =
384.E.Iy

5.12,5. sin 60°.(50) 4


=
384.10 7 .2

= 0,019 cm

f maks = ( fx ) 2 + ( fy ) 2

= (0,011) 2 + (0,019) 2

= 0,022 cm ≤ 0,25 cm (f ijin) Ok!


20

e. Kontrol Tegangan

Mx My
σ ytb = +
Wx Wy

19,5 33,8
= 2
+
1 / 6.3.( 2) 1 / 6.2.(3) 3

= 21,017 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 (σltr)

Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai

2. Perencanaan reng pada bagian bawah sudut = 30°

a. Pembebanan Reng

Berat genting (gt) = 50 kg/m²

Jarak reng (Jr) = 0,25 m

Jarak usuk (Ju) = 0,5 m

Beban pada reng (qr)

Berat genting . Jarak reng = gt . Jr

= 50 . 0,25 = 12,5 kg/m

b. Momen yang terjadi

1. Momen yang terjadi pada sudut 30°

Mx = 1/8 . qr . cos 30° . (Ju)²

= 1/8 . 12,5 . 0,866 . (0,5)²

= 0,338 kg m

My = 1/8 . qr . sin 30° (Ju)²

= 1/8 . 12,5 . 0,5. (0,5)²

= 0,195 kg m

c. Dimensi Reng
21

⎛2⎞
Dimensi reng dimisalkan b = ⎜ ⎟ . h
⎝3⎠

Wx = 1/6 . b . (h)2

⎛2⎞
= 1/6 . ⎜ ⎟ h . h2
⎝3⎠

⎛1⎞
= ⎜ ⎟ h3 cm3
⎝9⎠

Wy = 1/6 . b2 . h
2
⎛2 ⎞
= 1/6 . ⎜ h ⎟ . h
⎝3 ⎠

⎛ 2 ⎞
= ⎜ ⎟ h3 cm3
⎝ 27 ⎠

Mx My
σltr = +
Wx Wy

Mx My
= +
⎛1⎞ 3 ⎛ 2 ⎞ 3
⎜ ⎟h ⎜ ⎟h
⎝9⎠ ⎝ 27 ⎠

19,5 + 33,8
100 kg/cm2 =
⎛ 5 ⎞ 3
⎜ ⎟h
⎝ 27 ⎠

287,82
100 kg/cm2 =
h3

287,82
h3 =
100

h3 = 2,878

h = 3
2,878

h = 1,42 cm dipakai kayu ukuran 3 cm, maka :


22

2
b = h
3

2
b = . 3 cm
3

b = 2 cm

Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm Jadi dipakai reng

dengan dimensi 2/3 cm

d. Kontrol Lendutan

1
fijin = . Ju
200

1
= . 50
200

= 0,25 cm

1
Ix = . b . (h)3
12

1
= . 2 . (3)3
12

= 4,5 cm4

1
Iy = . b3 . h
12

1
= . (2)3 . 3
12

= 2 cm4

5.qr. cos α .Ju 4


fx =
384.E.Ix

5.12,5. cos 30°.(50) 4


=
384.10 7 .4,5

= 0,0159 cm
23

5.qr. sin α .Ju 4


fy =
384.E.Iy

5.12,5. sin 30°.(50) 4


=
384.10 7 .2

= 0,0159 cm

f maks = ( fx ) 2 + ( fy ) 2

= (0,0159) 2 + (0,0159)2

= 0,022 cm ≤ 0,25 cm (f ijin) Ok!

e. Kontrol Tegangan

Mx My
σ ytb = +
Wx Wy

33,8 19,5
= 2
+
1 / 6.3.( 2) 1 / 6.2.(3) 3

= 21,017 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 (σltr)

Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai

3. Perencanaan usuk

a. Perencanaan usuk pada bagian bawah sudut = 30º

1. Pembebanan Usuk

Berat genting (gt) = 50 kg/m3

Jarak gording (Jgd) = 1,5 m

Jarak usuk (Ju) = 0,5 m

Beban pada usuk (qu)

Beban genting, reng dan usuk = ggt . Ju = 50 . 0,5

qu = 25 kg/m

qx = qu . cos 30º
24

= 25 . cos 30º

= 21.651kg/m

qy = qu . sin 30º

= 25 . sin 30º

= 12.5 kg/m

Momen yang terjad

Mx = 1/8 . qu . cos α . (Jgd)2

= 1/8 . 25 . cos 30º . (1, 5)2

= 6,089 kgm

My = 1/8 . qu . sin α . (Jgd)2

= 1/8 . 25 . sin 30º . (1, 5)2

= 3,516 kgm

2. Karena Berat Pekerja

Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN

Px = 100 . cos α

= 100 . cos 30º

= 86.603 kg

Py = 100 . sin α

= 100 .sin 30º

= 50 kg

Mx = 1/4 . P . cos α . Jgd

= 1/4 . 100 . cos 30º. 1,5

= 32,476 kg m

My = 1/4 . P . sin α . Jgd


25

= 1/4 . 100 . sin 30º. 1,5

= 18.75 kg m

3. Karena Beban Angin

W ÆÆ diambil 25 kg/m2

Angin tekan = 0.02 x α x (-0.4) Æ dimana α = 300

= 0.02 x 30 x (-0.4)x 25 x 0.5

= 2,5 kg/m

Momen yang timbul

Mx = 1 .Wx.( jgd ) 2
8

= 1 2.5 x1.5 2
8

= 0.703 kgm

Angin hisap

Koefisien angin hisab = -0.4

Tekanan angin hisab pada usuk :

Wx = -0.4 x 25 x 0.5

= -5 kg/m

Momen yang timbul

Mx = 1 .W .( jgd ) 2
8

= 1 x5 x1.5 2
8

= 1.406 kgm
26

Kombinasi Pembebanan

M B. Mati B. Hidup A. Tekan A. Hisab P. Tetap P. Sementara

(a) (b) (c) (d) ( a + b) (a+b)+c

Mx 6,089 32,476 0.703 1.406 38,565 39,268

My 3,516 18.75 0 0 22,266 22,266

4. Dimensi usuk

2
Dimensi usuk dimisalkan b = h
3

1 2
Wx = bh
6

1 3
= h
9

1 2
Wy = hb
6

2 3
= h
27

Mx My
σ ltr = +
Wx Wy

3926,8 2226,6
100 = +
1 3 2 3
h h
9 27

h3 = 654,003

h = 8,68 dibulatkan = 10 cm

2
b= h
3

b = 5,787 dibulatkan = 6 cm
27

Jadi dipakai ukuran usuk 6/10 cm

5. Kontrol Lendutan

1
Fijin = . Jgd
200

1
= . 150
200

= 0,75 cm

1
Ix = . b . (h)3
12

1
= . 6 . (10) 3
12

= 500 cm4

1
Iy = . h . (b)3
12

1
= . 10 . (6) 3
12

= 180 cm4

5 qx. cosα ..Jg 4 1 px. cosα .Jg 3


fx = . + .
384 E.Ix 48 E.Ix

5 0.25. cos 30°.(150) 4 1 100. cos 30°.(150) 3


= . + .
384 10 5.500 48 10 5.500

= 0,151 cm

5 qx. sin α ..Jg 4 1 px. sin α .Jg 3


fy = . + .
384 E.Iy 48 E.Iy

5 0.25. sin 30°.(150) 4 1 100. sin 30°.(150) 3


= . + .
384 10 5.180 48 10 5.180

= 0,241 cm
28

f max = ( fx ) 2 + ( fy ) 2

= (0,151) 2 + (0,241) 2

= 0,285 cm ≤ 0,75 cm OK!

6. Kontrol tegangan

Mx My
σytb = +
1 / 6bh 1 / 6hb 2
2

3926,8 2226,6
= 2
+
1 / 6.6.10 1 / 6.10.6 2

= 76,378 kg/cm

= 76,378 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 ( = σltr) OK!

Jadi, usuk kayu dengan dimensi 6/10 cm aman dipakai

b. Perencanaan usuk pada bagian bawah sudut = 60º

1 Pembebanan Usuk

Berat genting (gt) = 50 kg/m2

Jarak gording (Jgd) = 1,5 m

Jarak usuk (Ju) = 0,5 m

Beban pada usuk (qu)

Beban genting, reng dan usuk = ggt . Ju = 50 . 0,5

qu = 25 kgm

qx = qu . cos 60º

= 25 . cos 60º

= 12,5 kg/m

qy = qu . sin 60º

= 25 . sin 60º

= 21,651 kg/m
29

Momen yang terjad

Mx = 1/8 . qu . cos α . (Jgd)2

= 1/8 . 25 . cos 60º. (1, 5)2

= 3,516 kgm

My = 1/8 . qu . sin α . (Jgd)2

= 1/8 . 25 . sin 60º. (1, 5)2

= 6,089 kgm

2. Karena Berat Pekerja

Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN

Px = 100 . cos α

= 100 . cos 60º

= 50 kg

Py = 100 . sin α

= 100 .sin 60º

= 86.603 kg

Mx = 1/4 . P . cos α . Jgd

= 1/4 . 100 . cos 60º. 1,5

= 18.75 kg m

My = 1/4 . P . sin α . Jgd

= 1/4 . 100 . sin 60º. 1,5

= 32,476 kg m

3. Karena Beban Angin

W ÆÆ diambil 25 kN/m2

Angin tekan = 0.02 x α x (-0.4) Æ dimana α = 60º


30

= 0.02 x 60 x (-0.4)x 25 x 0.5

= 10 kg/m

Momen yang timbul

Mx = 1 .Wx.( jgd ) 2
8

= 1 x10 x1.5 2
8

= 2.813 kgm

Angin hisap

Koefisien angin hisab = -0.4

Tekanan angin hisab pada usuk :

Wx = -0.4 x 25 x 0.5

= -5 kN/m

Momen yang timbul

Mx = 1 .W .( jgd ) 2
8

= 1 x5 x1.5 2
8

= 1.406 kgm

Kombinasi Pembebanan

M B. Mati B. Hidup A. Tekan A. Hisab P. Tetap P. Sementara

(a) (b) (c) (d) ( a + b) (a+b)+c

Mx 3.516 18.75 2.813 1.406 22.266 25.079

My 6.089 32.476 0 0 38.565 38.565


31

4. Dimensi usuk

2
Dimensi usuk dimisalkan b = h
3

1 2
Wx = bh
6

1 3
= h
9

1 2
Wy = hb
6

2 3
= h
27

Mx My
σ ltr = +
Wx Wy

2507.9 3856.5
100 = +
1 3 2 3
h h
9 27

h3 = 746.339

h = 9.071 dibulatkan = 10cm

2
b= h
3

b = 6.047 dibulatkan = 6 cm

Jadi dipakai ukuran usuk 6/10 cm

5. Kontrol Lendutan

1
Fijin = . Jgd
200

1
= . 1,5
200

= 0,75 cm
32

1
Ix = . b . (h)3
12

1
= . 6 . (10) 3
12

= 500 cm4

1
Iy = . h . (b)3
12

1
= . 10 . (6) 3
12

= 180 cm4

5 qx. cosα ..Jg 4 1 px. cosα .Jg 3


fx = . + .
384 E.Ix 48 E.Ix

5 0.25. cos 60º.(150) 4 1 100. cos 60º.(150) 3


= . + .
384 10 5.500 48 10 5.500

= 0.086

5 qx sin α ..Jg 4 1 px. sin α .Jg 3


fy = . + .
384 E.Iy 48 E.Iy

5 0.25. sin 60º.(150) 4 1 100. sin 60º.(150) 3


= . + .
384 10 5.180 48 10 5.180

= 0,417

f max = ( fx ) 2 + ( fy ) 2

= (0,086) 2 + (0,0417) 2

= 0,426 cm ≤ 0,75 cm OK!

6. Kontrol tegangan

Mx My
σytb = +
1 / 6bh 1 / 6hb 2
2
33

2507.9 3856.5
= 2
+
1 / 6.6.10 1 / 6.10.6 2

= 89.354 kg/cm

= 89.354 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 ( = σltr) OK!

Jadi, usuk kayu dengan dimensi 5/7 cm aman dipakai

Gambar 1. Rangka Kuda - Kuda

4. Mencari Panjang Batang

Tabel 3. Gaya-gaya pada Kuda-kuda

No Batang Panjang Batang (cm) No Batang Panjang Batang (cm)


a1 = a12 140 d1 = d10 180
a2 = a11 140 d2 = d9 210
a3 = a10 140 d3 = d8 254
a4 = a9 150 d4 = d7 249
a5 = a8 104 d5 = d6 277
a6 = a7 104 d11 = d12 306
b1= b12 156 v1 = v11 62
b2 = b11 156 v2 = v10 98
b3 = b10 156 v3 = v9 134
b4 = b9 167 v4 = v8 170
b5 = b8 200 v5 = v7 196
34

b6 = b7 200 v6 231
b13 = b16 119 v12 = v14 98
b14 = b15 115 v13 231

5. Perencanaan Gording

Jarak gording = 1.5 m

Jarak kuda-kuda = 3.6 m

a. Pembebanan

Beban mati

- berat sendiri gording (taksiran) = 3.6 x 1.5 = 5.4 kg/m

- berat sendiri genteng = 50 x 1.5 = 75 kg/m

- berat penggantung + plafond = 18 x 1.5 = 27 kg/m

= 107.4 kg/m

- berat lain-lain 10 % = 10 % x 107.4 = 10.74 kg/m

q = 118.14 kg/m

Momen akibat beban mati

qx = q x cos 30

= 118.14 x 0.866

= 102.312 kg/m

qy = q x sin 30

= 118.14 x 0.5

= 59.07 kg/m

Mx = 1/8 x 102.312 x 3.62

= 165.745 kgm
35

My = 1/8 x 59.07 x 3.62

Beban Hidup ( P = 100 kg )

Py = P x sin 30

= 100 x 0.5

= 50 kg

Px = P x cos 30

= 100 x 0.866

= 86.6 kg

My = ¼ x Py x l

= ¼ x 50 x 3.6

= 45 kgm

Mx = ¼ x Px x l

= ¼ x 86.6 x 3.6

= 77.94 kgm

Beban angin

Koefisien angin tekan = 0.02 x 30 (-0.4) = 0.2

w = 0.2 x 1.5 x 25 = 7.5 kg/m

M = 1/8 x 7.5 x 3.62 = 12.15 kgm

Koefisien angin hisap = -0.4

w = -0.4 x 1.5 x 25 = -15 kg/m

M = 1/8 x (-15) x 3.62 = -24.3 kgm

Momen kombinasi

a. Beban mati + beban hidup


36

Mx = 165.745 + 77.94 = 243.69 kgm

My = 95.693 + 45 = 140.69 kgm

b. Beban mati + beban hidup + beban angin

Mx = 165.745 + 77.94 + 12.15 = 255.84 kgm

My = 95.693 + 45 = 140.69 kgm

b. Pendimensian Gording

Direncanakan memakai profil C tipis, atap yang didunakan adalah atap

genteng jadi merupakan struktur yang tegar sehingga diambil momen arah

x yang terbesar Mx = 255.84 kgm

Mx 25584kgcm
Wx = = = 15.99cm 3
σ 1600kg / cm 2

Dicoba profil C 150x50x20x4.5 dari tabel Profil Baja didapatkan :

Wx = 49.0 cm3

Wy = 10.5 cm3

Ix = 368 cm4

Iy = 35.7 cm4

Weight = 9.20 kg/m

Kontrol tegangan

σ ytsb = Mx/Wx
= 25584/49.0 cm3
= 522.12 kg/cm2 < σ = 1600 kg/cm2
Kontrol lendutan
f ijin = l / 250 x 1 = 360 / 250 = 1.44 cm
37

5 xqxxl 4 Pxxl 3
fx = +
384 xExlx 48 xExlx
5 x1.02312 x360 4 86.6 x360 3
= +
384 x 2.1x10 6 x368 48 x 2.1x10 6 x368

= 0.29 + 0.11 = 0.4 cm

5 xqyx(l / 2) 4 Pyx(l / 2) 3
fy = +
384 xExIy 48 xExIy

5 x0.5907 x (360 / 2) 4 50 x(360 / 2) 3


= +
384 x 2.1x10 6 x35.7 48 x 2.1x10 6 x35.7

= 0.11 + 0.08 = 0.19 cm

f = fx 2 + fy 2

= (0.4) 2 + (0.19) 2

= 0.44 cm < 1.44 cm……………oke!

6. Menghitung Pembebanan Kuda-kuda

Analisa pembebanan atap pada titik letak gording sebagai analisa data

input pada perhitungan dengan SAP 2000.

A. Analisa Pembebanan

Berat gording (dari profil) = 9.20 kg/m

Berat atap = 1.5 m x 40 kg/m2 = 60 kg/m

Berat plafond + penggantung = 18 kg/m2 x 1.11 m = 19.98 kg/m +

q = 89.18 kg/m

Trekstang = 10% x 89.18 kg/m = 8.918 kg/m +

qt = 98.1 kg/m

Beban atap terpusat/beban tiap titik pada gording


38

PDL = qt x l

= 98.1 kg/m x 3.6 m

= 353.15 kg = 3.5315 KN

B. Analisa Beban Angin

Angin tekan pada gording

= 0.02α – 0.4 x 25 kg/m2x 1.5 m x 3.6 m

= 27 kg = 0.27 KN

Angin hisap pada gording

= -0.4 x 25 kg/m2 x 1.5 m x 3.6 m

= 54 kg = 0.54 KN

Beban hidup 100 kg

PLL = 100 kg/10 = 10 kg = 0.1 KN

7. Pendimensian Batang

a. Perencanan Batang Horisontal (Batang Tarik )

Batang a 1 s/d a 12

Diketahui : P maksimum (Pk) : 125.48 KN = 12791.43 Kg (dari

hasil perhitungan dengan SAP

2000)

Panjang maksimum (Lk) : 1,5 m = 150 cm

Tegangan dasar (σ) : 1600 kg/cm2

Tegangan lentur (σlt) : 2400 kg/cm2

Tebal plat buhul (δ) : 1 cm

Menentukan tegangan tarik karena lubang :


39

σtr = 0,75 x σ

= 0,75 x 1600

= 1200 kg/cm2

Menghitung luas profil yang diperlukan :

P 12791.43kg
A netto 2 profil = = = 10.66cm 2
σtr 1200kg / cm 2

Anetto2 profil 10.66cm 2


A bruto 2 profil = = = 12.54cm 2
0,85 0,85

Abruto2 profil 12.54cm 2


A bruto 1 profil = = = 6.27cm 2
2 2

Dipakai profil siku sama kaki JL 80.80.8

Dari tabel profil diperoleh :

A = 12,3 cm2

e = 2,2 cm

Ix = Iy = 72,3 cm4

A profil = 2 x 12,3 cm2 = 24,6 cm2

Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun (a) :

a=2e+δ

= (2 x 2,2 cm) + 1 cm = 5,4 cm

Momen kelembaman terhadap sumbu y-y :

Iy gabungan = 2 {Iy + A (0,5 x a) 2 }

= 2 {72,3 cm4 + 12,3 (0,5 x 5,4) 2 }

= 323,93 cm4

Jari-jari kelembaman terhadap sumbu y-y :


40

Iygabungan
iy gabungan =
2A

323,93
=
2 x12,3

= 3,63 cm

Momen kelembaman terhadap sumbu x-x :

Ix gabungan = 2 x Ix

= 2 x 72,3

= 144,6 cm4

Jari-jari kelembaman terhadap sumbu x-x :

Ixgabungan
ix gabungan =
2A

144,6
=
2 x12,3

= 2,42 cm

Lk 150
λx = = = 61.98 < 240 ( oke )
ixgabungan 2,42

Digunakan i min =2,42 cm

Kontrol tegangan :

P
σytb =
Aprofil

12791.43
σytb =
24,6

= 519.98 kg/cm2 < σtr = 1200 kg/cm2 ( oke )


41

b. Perencanan Batang Vertikal (Batang Tarik )

Batang v 1 s/d v 14

Diketahui : P maksimum (Pk) : 38.09 KN = 3882.89 Kg (dari hasil

perhitungan dengan SAP 2000)

Panjang maksimum (Lk) : 2.31 m = 231 cm

Tegangan dasar (σ) : 1600 kg/cm2

Tegangan lentur (σlt) : 2400 kg/cm2

Tebal plat buhul (δ) : 1 cm

Menentukan tegangan tarik karena lubang :

σtr = 0,75 x σ

= 0,75 x 1600

= 1200 kg/cm2

Menghitung luas profil yang diperlukan :

P 3882.89kg
A netto 2 profil = = = 3.24cm 2
σtr 1200kg / cm 2

Anetto2 profil 3.24cm 2


A bruto 2 profil = = = 3,81cm 2
0,85 0,85

Abruto2 profil 3,81cm 2


A bruto 1 profil = = = 1,9cm 2
2 2

Dipakai profil siku sama kaki JL 70.70.7

Dari tabel profil diperoleh :

A = 9,40 cm2

e = 1,97 cm

Ix = Iy = 42,4 cm4
42

A profil = 2 x 9,40 cm2 = 18,80 cm2

Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun (a) :

a=2e+δ

= (2 x 1,97 cm) + 1 cm = 4,94 cm

Momen kelembaman terhadap sumbu y-y :

Iy gabungan = 2 {Iy + A (0,5 x a) 2 }

= 2 {42,4 cm4 + 9,40 (0,5 x 4,94) 2 }

= 199,50 cm4

Jari-jari kelembaman terhadap sumbu y-y :

Iygabungan
iy gabungan =
2A

199,50
=
2 x9,40

= 3,26 cm

Momen kelembaman terhadap sumbu x-x :

Ix gabungan = 2 x Ix

= 2 x 42,4

= 84,8 cm4

Jari-jari kelembaman terhadap sumbu x-x :

Ixgabungan
ix gabungan =
2A

84,8
=
2 x9,40

= 2,12 cm
43

Lk 231
λx = = = 108,96 < 240 ( oke )
ixgabungan 2,12

Digunakan i min =2,12 cm

Kontrol tegangan :

P
σytb =
Aprofil

3882.89
σytb =
18,80

= 206,54 kg/cm2 < σtr = 1200 kg/cm2 ( oke )

c. Perencanan Batang Miring ( Batang Tekan )

Batang b 1 s/d b 16

Diketahui : P maksimum (Pk) : 143,01 KN = 14578,44 Kg (dari

hasil perhitungan dengan SAP

2000)

Panjang maksimum (Lk) : 2 m = 200 cm

Tegangan dasar (σ) : 1600 kg/cm2

Tegangan lentur (σlt) : 2400 kg/cm2

Tebal plat buhul (δ) : 1 cm

Penentuan dimensi :

n.Pk.Lk 2 3,5 x14578,44 x(200) 2


Imin (perlu) = = = 98,57cm 4
π .E
2 2
(3,14) x 2,1x10 6

n : faktor keamanan ditentukan = 3,5

E : Modulus elastisitas

Dipakai profil siku samakaki JL 90.90.9


44

Dari Tabel Profil Diperoleh :

A = 15,50

e = 2,54 cm

Ix=Iy = 116

ix=iy = 2,74 cm

Lk 200cm
λ= = = 72,99 ⇒ α = 0,528
i min 2,74cm

σtk = σ x α = 1600 x 0,528 = 844,92 kg/cm2

Ix profil = 2.Ix = 2 x 116 = 232

A profil = 2.A = 2 x 15,50 = 31

2.Ix 2 x116
ix gabungan = = = 7,48 cm
2. A 2 x15,5

Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun ( a ) :

a = 2.e + δ

= (2 x 2,54) + 1 = 6,08 cm

Iy gab = 2{ Iy + A (0,5 x a) 2 }

= 2 {116 + 15,5 (0,5 x 6,08) 2 }

= 518,49

Iygab
iy gab =
2A

518,49
=
2 x15,5

= 4,09 cm

Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan x-x :


45

Lk
λx =
ix

200
=
2,74

= 72,99

E
λg = π
0,7.2400

2,1x10 6
= 3,14
0,7 x 2400

= 111,02

λx
λs =
λg

72,99
= = 0,66
111,02

Karena 0,183 < λs < 1 maka :

1,41
ω=
1,593 − λs

1,41
= = 1,51
1,593 − 0,66

Kontrol tegangan

P
σytb = ω
A

14578.44
= 1,51 = 710,11kg / cm 2 < σtk = 844,92kg / cm 2 (OK )
31

Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan y-y :

Lk
λy =
iygab
46

200
=
4,09

= 48,9

E
λg = π
0,7.2400

2,1x10 6
= 3,14
0,7 x 2400

= 111,02

λy
λs =
λg

48,9
= = 0,44
111,02

Karena 0,183 < λs < 1 maka :

1,41
ω=
1,593 − λs

1,41
= = 1,22
1,593 − 0,44

Kontrol tegangan

P
σytb = ω
A

14578.89
= 1, 22 = 564.34kg / cm 2 < σtk = 844,92kg / cm 2 (OK )
31

d. Perencanan Batang Diagonal ( Batang Tekan )

Batang d 1 s/d d 12

Diketahui : P maksimum (Pk) : 31.13 KN = 3173,39 Kg (dari hasil

perhitungan dengan SAP 2000)


47

Panjang maksimum (Lk) : 3.06 m = 306 cm

Tegangan dasar (σ) : 1600 kg/cm2

Tegangan lentur (σlt) : 2400 kg/cm2

Tebal plat buhul (δ) : 1 cm

Penentuan dimensi :

n.Pk.Lk 2 3,5 x3173,39 x(306) 2


Imin (perlu) = = = 50,23cm 4
π .E
2 2
(3,14) x 2,1x10 6

n : faktor keamanan ditentukan = 3,5

E : Modulus elastisitas

Dipakai profil siku samakaki JL 70.70.7

Dari Tabel Profil Diperoleh :

A = 9,4

e = 1,97 cm

Ix=Iy = 42,4

ix=iy = 2,12 cm

Lk 306cm
λ= = = 144,34 ⇒ α = 0,114
i min 2,12cm

σtk = σ x α = 1600 x 0,114 =182,34

Ix profil = 2.Ix = 2 x 42,4 = 84,8

A profil = 2.A = 2 x 9,4 = 18,8

2.Ix 2 x 42,4
ix gabungan = = = 4,51 cm
2. A 2 x9,4

Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun ( a ) :

a = 2.e + δ
48

= (2 x 1,97) + 1 = 4,94 cm

Iy gab = 2{ Iy + A (0,5 x a) 2 }

= 2 {42,4 + 9,4 (0,5 x 4,94) 2 }

= 199,5

Iygab
iy gab =
2A

199,5
=
2 x9,4

= 3,26 cm

Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan x-x :

Lk
λx =
ix

306
=
2,12

= 144,34

E
λg = π
0,7.2400

2,1x10 6
= 3,14
0,7 x 2400

= 111,02

λx
λs =
λg

144.34
= = 1,3
111,02

Karena λs > 1 maka :


49

ω = 2,381x(λs ) 2

= 4,02

Kontrol tegangan

P
σytb = ω
A

3173,39
= 4,02 = 678,57kg / cm 2 < σtk = 928kg / cm 2 (OK )
18,8

Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan y-y :

Lk
λy =
iygab

306
=
3,26

= 93,87

E
λg = π
0,7.2400

2,1x10 6
= 3,14
0,7 x 2400

= 111,02

λy
λs =
λg

93,87
= = 0,85
111,02

Karena 0,183 < λs < 1 maka :

1,41
ω=
1,593 − λs
50

1,41
= = 1,89
1,593 − 0,85

Kontrol tegangan

P
σytb = ω
A

3173,39
= 1,89 = 318,39kg / cm 2 < σtk = 928kg / cm 2 (OK )
18,8

8. Pehitungan Sambungan

a. Kekuatan satu baut

Diameter baut ½ ” = 1.27 cm

Jenis sambungan = irisan dua

Tebal profil JL 90.90.9 = 2 x 9 mm = 18 mm

Tebal profil JL 80.80.8 = 2 x 8 mm = 16 mm

Tebal profil JL 70.70.7 = 2 x 7 mm = 14 mm

Tegangan geser ijin ( σ ) = 0,6 x 1600 = 960 kg/cm2

Tegangan tumpuan ijin ( σ tp) = 1,5 x σ dsr

= 1,5 x 1600

= 2400 kg/cm2

Daya pikul satu baut terhadap geser :

N gs = 2 x π / 4 x d2 x σ ijin

= 2 x 3.14 / 4 x (1.27 )2 x 960

= 2430,96 kg

Daya pikul satu baut terhadap tumpu :

N tp profil 90.90.9 = tf x d x σ tp
51

= 1.8 x 1.27 x 2400

= 4389.12 kg

N tp profil 80.80.8 = tf x d x σ tp

= 1.6 x 1.27 x 2400

= 3901.44 kg

N tp profil 70.70.7 = tf x d x σ tp

= 1.4 x 1.27 x 2400

= 3413.76 kg

Maka dapat ditentukan kekuatan 1 baut = 2430,96 kg karena Ngs <

Ntp.

b. Penempatan baut

¾ 2.5 d < s < 7 d

2.5 x 1.27 cm < s < 7 x 1.27 cm

3.175 cm < s < 8.89 cm

¾ 1.5 d < s 1 < 2 d

1.5 x 1.27 cm < s 1 < 2 x 1.27 cm

1.905 cm < s 1 < 2.54 cm

¾ 2.5 d < u < 7 d

2.5 x 1.27 cm < u < 7 x 1.27 cm

3.175 cm < u < 8.89 cm


52

c Perhitungan jumlah baut

a. Titik buhul A

Batang S9

Besar gaya batang = 125.48 KN = 12791.43 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

12791,43
Jumlah baut = = 5,26∞6baut
2430,96

Batang S17

Besar gaya batang = 142,8 KN = 14557,03 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

1
Jumlah baut = = 2 , 84 ∞ 3 baut
2430 , 96

2. Titik buhul B

Batang S9

Besar gaya batang = 125,48 KN = 12791,43 kg


53

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

12791,43
Jumlah baut = = 5,26∞6baut
2430,96

Batang S10

Besar gaya batang = 122,09 KN = 12445,86 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

12445,86
Jumlah baut = = 5,12∞6baut
2430,96

Batang S38

Besar gaya batang = 4,37 KN = 445,48 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

445,48
Jumlah baut = = 0,18∞2baut
2430,96

Batang S39

Besar gaya batang = 6,79 KN = 692,17 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

692,17
Jumlah baut = = 0,28∞ 2baut
2430,96

3. Titik buhul C
54

Batang S18

Besar gaya batang = 143,01 KN = 14578,44 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

14578,44
Jumlah baut = = 5,9∞6baut
2430,96

Batang S19

Besar gaya batang = 136,81 KN = 13946,41 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

13946,41
Jumlah baut = = 5,74∞6baut
2430,96

Batang S39

Besar gaya batang = 6,79 KN = 692,17 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

692,17
Jumlah baut = = 0,28∞ 2baut
2430,96

Batang S340

Besar gaya batang = 7,67KN = 781,88 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

781,88
Jumlah baut = = 0,32∞ 2baut
2430,96

4. Titik buhul D
55

Batang S20

Besar gaya batang = 124,78 KN = 12720,07 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

12720,07
Jumlah baut = = 5,23∞6baut
2430,96

Batang S29

Besar gaya batang = 98,37 KN = 10027,84 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

10027,84
Jumlah baut = = 4,13∞5baut
2430,96

Batang S43

Besar gaya batang = 19,61 KN = 1999,04 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

1999,04
Jumlah baut = = 0,82∞2baut
2430,96

Batang S44

Besar gaya batang = 15,57KN = 1587,21 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

1587,21
Jumlah baut = = 0,65∞ 2baut
2430,96

Batang S59

Besar gaya batang = 15,64 KN = 1594,34 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

1594,34
Jumlah baut = = 0,66∞ 2baut
2430,96
56

5. Titik buhul E

Batang S26

Besar gaya batang = 74,08KN = 7551,72 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

7551,72
Jumlah baut = = 3,11∞4baut
2430,96

Batang S27

Besar gaya batang = 74,08KN = 7551,72 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

7551,72
Jumlah baut = = 3,11∞4baut
2430,96

Batang S48

Besar gaya batang = 38,09 KN = 3882,9 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

3882,9
Jumlah baut = = 1,6∞2baut
2430,96
57

6. Titik buhul F

Batang S30

Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

8943,2
Jumlah baut = = 3,7∞4baut
2430,96

Batang S31

Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

8943,2
Jumlah baut = = 3,7∞4baut
2430,96

Batang S47

Besar gaya batang = 24,15 KN = 2461,85 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

2461,85
Jumlah baut = = 1,01∞ 2baut
2430,96

Batang S48

Besar gaya batang = 38,09 KN = 3882,9 kg


58

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

3882,9
Jumlah baut = = 1,6∞2baut
2430,96

Batang S49

Besar gaya batang = 24,15 KN = 2461,85 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

2461,85
Jumlah baut = = 1,01∞ 2baut
2430,96

7. Titik buhul G

Batang S34

Besar gaya batang = 10,77 KN = 1097,89 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

1097,89
Jumlah baut = = 0,45∞ 2baut
2430,96

Batang S36

Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg


59

8943,2
Jumlah baut = = 3,7∞4baut
2430,96

Batang S35

Besar gaya batang = 2,37 KN = 241,6 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

241,6
Jumlah baut = = 0,1∞2baut
2430,96

Batang S34

Besar gaya batang = 10,77 KN = 1097,89 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

1097,89
Jumlah baut = = 0,45∞ 2baut
2430,96
Batang S60

Besar gaya batang = 14,43 KN = 1469,98 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

1469,98
Jumlah baut = = 0,61∞ 2baut
2430,96
Batang S62

Besar gaya batang = 14,43 KN = 1469,98 kg

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

1469,98
Jumlah baut = = 0,61∞ 2baut
2430,96
BAB IV

PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

PERENCANAAN PLAT LANTAI

1. Data Teknis :

- Mutu beton (fc) = 25 MPa

- Mutu baja (fy) = 240 MPa

- Beban beton bertulang (PPIUG, 1983) = 2400 kg/m3

- Beban keramik (PMI, 1979) = 24 kg/m2

- Beban spesi 2 cm (PMI, 1979) = 21 kg/m2

- Beban rangka plafond (PMI, 1979) =7 kg/m²

- Beban plafond (eternit) diasumsikan dari berat

semen asbes dengan tebal 5mm (PMI, 1979) = 11 kg/m² = 0,11 kN/m²

- Beban hidup untuk lantai (PPIUG, 1983) = 250 kg/m² = 2,5 kN/m²

- q lantai = 3 kN/m2

- Tebal spesi / adukan = 2 cm

- Tebal keramik max = 1 cm

2. Tebal Plat :

Menurut buku-buku dasar perencanaan beton bertulang (CUR) table 10, tebal

plat untuk fy = 240 Mpa adalah 1/32 L.

Dipilih Ly/Lx terbesar

a. h min, arah x = 1/32 x 300 = 9.375 cm

b. h min, arah y = 1/32 x 360 = 11.250 cm

60
61

Dipakai tebal plat 12 cm

3. Perhitungan Beban Plat :

Analisa Pembebanan Plat

Plat lantai

• Beban Mati ( qD)

Berat sendiri plat = 0,12 m x 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2

Berat keramik = 1 x 0,24 kN/m2 = 0,24 kN/m2

Berat spesi = 2 x 21 kN/m2 = 0,42 kN/m2

Berat plafond + penggantung = 0,18 kN/m2

Total berat mati (qd) = 3,72 kN/m2

• Beban Hidup (ql) = 2,5 kN/m2

• Beban Berfaktor (qu) = 1,2 qd + 1,6 ql

= 1,2 . 3,72 kN/m2 + 1,6 . 2,5 kN/m2

= 8,464 kN/m2

Plat tangga

• Beban Mati ( qD)

Berat sendiri plat = 0,12 x 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2

Berat keramik = 1 x 0,24 kN/m2 = 0,24 kN/m2

Berat spesi = 2 x 0,21 kN/m2 = 0,42 kN/m2 +

Total berat mati (qd) = 3,54 kN/m2

• Beban Hidup (ql) = 3 kN/m2

Plat bordes
62

• Beban Mati ( qD)

Berat sendiri plat = 0,12 x 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2

Berat keramik = 1 x 0,24 kN/m2 = 0,24 kN/m2

Berat spesi = 2 x 0,21 kN/m2 = 0,42 kN/m2 +

Total berat mati (qd) = 3,54 kN/m2

• Beban Hidup (ql) = 3 kN/m2

4. Plat Lantai

Momen Rancang Plat

3600
β= = 1.2 dipakai β = 1.2
3000

cx+ = 34

cx- = 63

cy+ = 25

cy- = 57

Mtx = -cx . 0.001 . Wu . Lx2

Mtx = -63 . 0,001 . 8,464. 3,02

Mtx = -4,799 kNm

Mlx = +cx . 0,001 . Wu . Lx2


Mlx = +34 . 0,001 . 8,464. 3,02

Mlx = 2,59 kNm

Mty = -cy . 0,001 . Wu . Lx2


63

Mty = -57 . 0,001 . 8,464. 3,02

Mty = -4,342 kNm

Mly = +cy . 0,001 . Wu . Lx2

Mly = 25 . 0,001 . 8,464. 3,02

Mly = 1,904 kNm

Penulangan Plat

• Tebal Plat = 120 mm

• Selimut Beton = p = 20 mm

Direncanakan

¾ Diameter tulangan utama arah x = φ10 mm

¾ Diameter tulangan utama arah y = φ10 mm

Tinggi efektif

- Arah x = dx = h – p –Dx/2

= 120 – 20 – 10/2

= 95 mm

- Arah y = dy = h – p – Dx – Dy/2

= 120 – 20 – 10 – 10/2

= 85 mm
64

™ Penulangan tepi arah x

Mtx = 4,799kNm

Mu 4799000
k= = = 0,665
φ .b.d 2
0.8 x1000 x95 2

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10

maka ρ = 0,0058

As tx1 = ρ .b.d

= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2

Direncanakan tulangan φ 10 mm

As = ¼ . π . D2

= ¼ . 3,14 . 102

= 78,5 mm2

Astx1
Jumlah tulangan n =
As

551
n= = 7,02 dibulatkan 8 batang
78.5

b 1000mm
Spasi = = = 142,86 mm
n −1 7

Dipaka tulangan φ 10 – 150 mm

As tx2 = As x n

= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2

(Tulangan memenuhi syarat)

™ Penulangan lapangan arah x

Mlx = 2,59 kNm


65

Mu 2590000
k= = = 0,359
φ .b.d 2
0,8 x1000 x95 2

As lx1 = ρ .b.d

= 0,0058 x 1000 x 95 = 551 mm2

Direncanakan tulangan φ 10 mm

As = ¼ . π . D2

= ¼ . 3,14 . 102

= 78,5 mm2

Aslx1
Jumlah tulangan n =
As

551
n= = 7,02 dibulatkan 8 batang
78,5

b 1000mm
Spasi = = = 142,8 mm
n −1 7

Dipaka tulangan φ 10 – 150 mm

As lx2 = As x n

= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As lx1 = 551 mm2

(Tulangan memenuhi syarat)

™ Penulangan tepi arah y

Ditinjau 1000 mm

Mty = 4,342 kNm

Mu 4342000
k= = = 0.751
φ .b.d 2
0.8 x1000 x85 2

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10

maka ρ = 0,0058
66

As tx1 = ρ .b.d

= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2

Direncanakan tulangan φ 10 mm

As = ¼ . π . D2

= ¼ . 3,14 . 102

= 78,5 mm2

Astx1
Jumlah tulangan n =
As

493
n= = 6,28 dibulatkan 7 batang
78.5

b 1000mm
Spasi = = = 166,67 mm
n −1 6

Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm

As tx2 = As x n

= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2

(Tulangan memenuhi syarat)

™ Penulangan lapangan arah y

Mly = 1,904 kNm

Mu 1904000
k= = = 0,189
φ .b.d 2
0,8 x1000 x85 2

As lx1 = ρ .b.d

= 0,0058 x 1000 x 85 = 493 mm2

Direncanakan tulangan φ 10 mm

As = ¼ . π . D2
67

= ¼ . 3,14 . 102

= 78,5 mm2

Aslx1
Jumlah tulangan n =
As

493
n= = 6,28 dibulatkan 7 batang
78,5

b 1000mm
Spasi = = = 166,67 mm
n −1 6

Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm

As lx2 = As x n

= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As lx1 = 493 mm2

(Tulangan memenuhi syarat)

3.2 PERENCANAAN TANGGA

Ketentuan Dan Dimensi Tangga

- Skema tangga
68

- Tinggi lokal ruangan = 4.60 m

- Ruangan tersedia = 3.6 x 5.1 m

- Tinggi dasar sampai bordes = 2.3 m

- Anak tangga

• Tinggi optride (t) = 17 s/d 19

Diambil 18 cm

460
• Jumlah anak tangga = = 25,56 buah dibulatkan 26 buah
18

• Lebar antride a + 2 o = 0.60 s/d 0.66

(dipakai lebar antrede = 0.60)

a = 60 – 2 x 18 = 24 cm

2,3
- Kemiringan tangga (α) = arc tg
3,6

= 32,57 0

- Penulangan plat bordes

Momen Rancang Plat


69

3.6
β= = 2.4
1.5

cx+ = 42,1

cx- = 72,4

cy+ = 17,8

cy- = 54,9

Mtx = -cx . 0.001 . Wu . Lx2

Mtx = -72,4 . 0,001. 9,048 . 3,62

Mtx = -8,49 kNm

Mlx = +cx . 0,001 . Wu . Lx2


Mlx = +42,1 . 0,001 . 9,048 . 3,62

Mlx = 4,94 kNm

Mty = -cy . 0,001 . Wu . Lx2

Mty = -54,9 . 0,001 . 9,048 . 3,62

Mty = -6,44 kNm

Mly = +cy . 0,001 . Wu . Lx2

Mly = +17,8 . 0,001 . 9,048 . 3,62

Mly = 2,09 kNm

Penulangan Plat

• Tebal Plat = 120 mm

• Selimut Beton = p = 20 mm
70

Direncanakan

¾ Diameter tulangan utama arah x = φ10 mm

¾ Diameter tulangan utama arah y = φ10 mm

Tinggi efektif

- Arah x = dx = h – p –Dx/2

= 120 – 20 – 10/2

= 95 mm

- Arah y = dy = h – p – Dx – Dy/2

= 120 – 20 – 10 – 10/2

= 85 mm

™ Penulangan tepi arah x

Mtx = 8,49 kNm

Mu 8490000
k= = = 1,18
φ .b.d 2
0,8 x1000 x95 2

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10

maka ρ =0,0058

As tx1 = ρ .b.d

= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2


71

Direncanakan tulangan φ 10 mm

As = ¼ . π . D2

= ¼ . 3,14 . 102

= 78,5 mm2

Astx1
Jumlah tulangan n =
As

551
n= = 7,02 dibulatkan 8 batang
78,5

b 1000mm
Spasi = = = 142,86 mm dibulatkan 150 mm
n −1 7

Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm

As tx2 = As x n

= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2

(Tulangan memenuhi syarat)

™ Penulangan lapangan arah x

Mlx = 4,94 kNm

Mu 4940000
k= = = 0,684
φ .b.d 2
0,8 x1000 x95 2

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10

maka ρ =0,0058

As tx1 = ρ .b.d

= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2

Direncanakan tulangan φ 10 mm

As = ¼ . π . D2
72

= ¼ . 3,14 . 102

= 78,5 mm2

Astx1
Jumlah tulangan n =
As

551
n= = 7,02 dibulatkan 8 batang
78,5

b 1000mm
Spasi = = = 142,86 mm dibulatkan 150 mm
n −1 7

Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm

As tx2 = As x n

= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2

(Tulangan memenuhi syarat)

™ Penulangan tepi arah y

Mty = 6,44 kNm

Mu 6440000
k= = = 1,114
φ .b.d 2
0,8 x1000 x85 2

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10

maka ρ =0,0058

As tx1 = ρ .b.d

= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2

Direncanakan tulangan φ 10 mm

As = ¼ . π . D2

= ¼ . 3,14 . 102

= 78,5 mm2
73

Astx1
Jumlah tulangan n =
As

493
n= = 6,28 dibulatkan 7 batang
78,5

b 1000mm
Spasi = = = 166,67 mm dibulatkan 150 mm
n −1 6

Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm

As tx2 = As x n

= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2

(Tulangan memenuhi syarat)

™ Penulangan lapangan arah y

Mly = 2,09 kNm

Mu 2090000
k= = = 0,362
φ .b.d 2
0,8 x1000 x85 2

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10

maka ρ =0,0058

As tx1 = ρ .b.d

= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2

Direncanakan tulangan φ 10 mm

As = ¼ . π . D2

= ¼ . 3,14 . 102

= 78,5 mm2

Astx1
Jumlah tulangan n =
As
74

493
n= = 6,28 dibulatkan 7 batang
78,5

b 1000mm
Spasi = = = 166,67 mm dibulatkan 150 mm
n −1 6

Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm

As tx2 = As x n

= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2

(Tulangan memenuhi syarat)

- Penulangan plat tangga

Momen Rancang Plat

4270
β= = 2.85
1500

cx+ = 63,5

cx- = 83

cy+ = 14

cy- = 50

Mtx = -cx . 0.001 . Wu . Lx2

Mtx = -83 . 0,001. 9,048 . 1,52

Mtx = -1,69 kNm


Mlx = +cx . 0,001 . Wu . Lx2
Mlx = +63,5 . 0,001 . 9,048 . 1,52

Mlx = 1,293 kNm


Mty = -cy . 0,001 . Wu . Lx2
75

Mty = -50 . 0,001 . 9,048 . 1,52

Mty = -1,018 kNm


Mly = +cy . 0,001 . Wu . Lx2

Mly = +14 . 0,001 . 9,048 . 1,52

Mly = 0,285 kNm

Penulangan Plat

• Tebal Plat = 120 mm

• Selimut Beton = p = 20 mm

Direncanakan

¾ Diameter tulangan utama arah x = φ10 mm

¾ Diameter tulangan utama arah y = φ10 mm

Tinggi efektif

- Arah x = dx = h – p –Dx/2

= 120 – 20 – 10/2

= 95 mm

- Arah y = dy = h – p – Dx – Dy/2

= 120 – 20 – 10 – 10/2

= 85 mm
76

™ Penulangan tepi arah x

Mtx =1,69 kNm

Mu 1690000
k= = = 0,234
φ .b.d 2
0,8 x1000 x95 2

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10

maka ρ =0,0058

As tx1 = ρ .b.d

= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2

Direncanakan tulangan φ 10 mm

As = ¼ . π . D2

= ¼ . 3,14 . 102

= 78,5 mm2

Astx1
Jumlah tulangan n =
As

551
n= = 7,02 dibulatkan 8 batang
78,5

b 1000mm
Spasi = = = 142,86 mm dibulatkan 150 mm
n −1 7

Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm

As tx2 = As x n

= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 570 mm2

(Tulangan memenuhi syarat)

™ Penulangan lapangan arah x

Mlx = 1,293 kNm


77

Mu 1293000
k= = = 0,179
φ .b.d 2
0,8 x1000 x95 2

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10

maka ρ =0,0058

As tx1 = ρ .b.d

= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2

Direncanakan tulangan φ 10 mm

As = ¼ . π . D2

= ¼ . 3,14 . 102

= 78,5 mm2

Astx1
Jumlah tulangan n =
As

551
n= = 7,02 dibulatkan 8 batang
78,5

b 1000mm
Spasi = = = 142,86 mm dibulatkan 150 mm
n −1 7

Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm

As tx2 = As x n

= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2

(Tulangan memenuhi syarat)

™ Penulangan tepi arah y

Mty = 1,018 kNm

Mu 1018000
k= = = 0,176
φ .b.d 2
0,8 x1000 x85 2

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10


78

maka ρ =0,0058

As tx1 = ρ .b.d

= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2

Direncanakan tulangan φ 10 mm

As = ¼ . π . D2

= ¼ . 3,14 . 102

= 78,5 mm2

Astx1
Jumlah tulangan n =
As

493
n= = 6,28 dibulatkan 7 batang
78,5

b 1000mm
Spasi = = = 166,67 mm dibulatkan 150 mm
n −1 6

Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm

As tx2 = As x n

= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2

(Tulangan memenuhi syarat)

™ Penulangan lapangan arah y

Mly = 0,285 kNm

Mu 285000
k= = = 0,049
φ .b.d 2
0,8 x1000 x85 2

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10

maka ρ =0,0058

As tx1 = ρ .b.d
79

= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2

Direncanakan tulangan φ 10 mm

As = ¼ . π . D2

= ¼ . 3,14 . 102

= 78,5 mm2

Astx1
Jumlah tulangan n =
As

493
n= = 6,28 dibulatkan 7 batang
78,5

b 1000mm
Spasi = = = 166,67 mm dibulatkan 150 mm
n −1 6

Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm

As tx2 = As x n

= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2

(Tulangan memenuhi syarat)

DASAR PERENCANAAN

6. Perencanaan struktur portal utama menggunakan beton bertulang

dengan mutu beton fc = 25 MPa, fy = 240 MPa. Struktur dihitung

dengan program SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil,

UNNES )

untuk menghindari kesalahan perhitungan dengan cara manual.

Perhitungan struktur portal meliputi :

1. Estimasi Pembebanan
80

Perhitungan pembebanan struktur portal berdasarkan Pedoman

Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.

2. Analisa Statik

Perhitungan denga menggunakan SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer

Teknik Sipil, UNNES )

menghasilkan gaya – gaya dan momen-momen yang nantinya digunakan

untuk menghitung penulangan

3. Perhitungan Penulangan

Momen atau gaya yang dihasilkan dari output SAP 2000V7.40 ( di

Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES )

diambil yang terbesar kemudian digunakan untuk menghitung penulangan

balok, sloof, ringbalk, kolom, dan pondasi.

PERHITUNGAN GAYA-GAYA GESER YANG BEKERJA PADA

STRUKTUR

Berat Bangunan Total (W Tot) Untuk Bangunan Gedung

Lantai 1

A. BEBAN MATI

• Berat plat = 15 x 54 x 2400 x 0.12 = 233280

• Balok induk

P3=P4 (30x60) = 30 x (0.6 – 0.12) x 0.3 x 2400 = 10368

AP2=P2 (30x80) = 114 x (0.8 – 0.12)x 0.3 x 2400 = 55814.4

AP1=P1(30x60) = 96 x 0.6 x (0.6 – 0.12) x 2400 = 66355.2


81

CP (40x100) = 34.4 x 1 x (1 – 0.12)x 2400 = 72652.8

• Balok anak

A1=A2=T (20x35) = 292.2 x (0.35 – 0.12)x 0.2 x 2400 = 28051.2

C1 (40x40) = 21.6 x (0.4 – 0.12)x 0.4 x 2400 = 5806.08

• Kolom

K1 (40x60) = 16 x (4.6 x 0.4 x 0.6) x 2400 = 42393

K2 (40x50) = 16 x (4.6 x 0.4 x 0.5) x 2400 = 35328

K3 (40x40) = 2 x (4.6 x 0.4 x 0.4) x 2400 = 3532.8

K4 (60x60) = 10 x (4.6 x 0.6 x 0.6) x 2400 = 39744

K5 (20x20) = 6 x (4.6 x 0.2 x 0.2) x 2400 = 2649.6

K6 (30x30) = 2 x (4.6 x 0.3 x 0.3) x 2400 = 1987.2

• Dinding = (2x14.85 ) + (2x53.85) x 4.6 x 250 = 123884.7

• Plafon+ penggantung = 14.85 x 53.85 x (11+7) = 14395.1

• Spesi = 14.85 x 53.85 x 42 = 33586.2

• Tegel = 14.85 x 53.85 x 24 = 19192.1 +

Jumlah = 788804.38

B. BEBAN HIDUP

• qh lantai = 250 kg/m2

• koef reduksi = 0.3

Wh = 0.3 x (15 x 54 x 250)

= 60750 kg

• Beban total = Wm + Wh

= 788804.38 + 60750
82

= 849554.38 kg

Lantai 2

A. BEBAN MATI

• Berat plat = 15 x 54 x 2400 x 0.12 = 233280

• Balok induk

P3=P4 (30x60) = 30 x (0.6 – 0.12) x 0.3 x 2400 = 10368

AP2=P2 (30x80) = 114 x (0.8 – 0.12)x 0.3 x 2400 = 55814.4

AP1=P1(30x60) = 96 x 0.6 x (0.6 – 0.12) x 2400 = 66355.2

CP (40x100) = 34.4 x 1 x (1 – 0.12)x 2400 = 72652.8

• Balok anak

A1=A2=T (20x35) = 292.2 x 0.35 x 0.2 x 2400 = 49089.6

C1 (40x40) = 21.6 x 0.4 x 0.4 x 2400 = 8294.4

• Kolom

K1 (40x60) = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6) x 2400 = 38707.2

K2 (40x50) = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5) x 2400 = 32256

K3 (40x40) = 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4) x 2400 = 3225.6

K4 (60x60) = 10 x (4.2 x 0.6 x 0.6) x 2400 = 36288

K6 (30x30) = 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3) x 2400 = 1814.4

• Dinding = (2x14.85 ) + (2x53.85) x 4.2 x 250 = 113114.7

• Plafon + penggantung = 14.85 x 53.85 x (11+7) = 14395.1

• Spesi = 14.85 x 53.85 x 42 = 33586.2

• Tegel = 14.85 x 53.85 x 24 = 19192.1 +

Jumlah = 788433.7
83

B. BEBAN HIDUP

a. qh lantai = 250 kg/m2

b.koef reduksi= 0.3

Wh = 0.3 x (15 x 54 x 250)

= 60750 kg

c. Beban total = Wm + Wh

= 788433.7 + 60750

= 849183.7 kg

Lantai 3

A. BEBAN MATI

• Balok

A1=A2=T (20x35) = 138 x 0.35 x 0.2 x 2400 = 23184

• Kolom

K1 (40x60) = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6) x 2400 = 38707.2

K2 (40x50) = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5) x 2400 = 32256

K3 (40x40) = 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4) x 2400 = 3225.6

K4 (60x60) = 4 x (4.2 x 0.6 x 0.6) x 2400 = 14515.2

K6 (30x30) = 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3) x 2400 = 1814.4

• Berat ring balk (20/15) = (2x69.5)+(2x16.5)x0.15x0.2x2400 = 2515

• Berat atap (berdasarkan SAP 2000) = 29.4 x 15 x 54 = 23814

• Dinding = (2x14)+(2x69.5)x4.5x250 = 156403

• Plafon + penggantung = 14x69.5x(11+7) = 17514

• Spesi = 14x69.5x21 = 20433


84

• Tegel = 14x69.5x24 = 23353 +

Jumlah = 357733.4 kg

B. BEBAN HIDUP

a. qh lantai = 250 kg/m2

b. koef reduksi = 0.3

Wh = 0.3x(15 x 54 x 250)

= 60750 kg

c. Beban total = Wm + Wh

= 357733.4 + 60750

= 418483 kg

D. Beban bangunan total = beban lantai 1 + beban lantai 2 + beban lantai 3

= 849554.38 + 849183.7 + 418483

= 2117221.48 kg

= 2117.22148 Ton

Waktu Getar Bangunan (T)

Rumus empiris untuk portal beton Tx = Ty = 0,06

Dengan : H = Ketinggian sampai puncak dari bangunan utama struktur

gedung diukur dari tingkat penjepit lateral ( dalam m ).

H = h1 + h2 + h3

= 4.6 + 4.2 + 4.2

= 13 m

Tx = Ty = 0.06 x H(3/4)

= 0.06 x 13(3/4)
85

= 0.411 detik

Koefisien Gempa Dasar ( C )

Grafik koefisien gempa dasar untuk wilayah Semarang ( Zone 4 ) dengan

struktur bangunan di atas tanah lunak diperoleh C = 0.05

Gambar 2. Koefisien Gempa Dasar C

Untuk Tx = Ty = 0.411 detik, zone 4 dan jenis tanah lunak diperoleh C = 0.05

(Lihat Gambar 1.1)

Faktor keutamaan (I) dan faktor jenis struktur (K)

I = 1.5

K=1

Gaya Geser Horizontal Total Akibat Gempa

Vx = Vy = C x I x K x Wt

= 0.05 x 1.5 x 1 x 2117.22148 = 158.792 ton

Distribusi Gaya Geser Akibat Gempa ke Sepanjang Tinggi Gedung

a. Arah x

H 13
= = 0.24 < 3 (OKE)
A 54
86

Qixhi
Fix = xVx
∑ Qixhi
b. Arah y

H 13
= = 0.87 < 3 (OKE)
A 15

Qixhi
Fiy = xVy
∑ Qixhi
Dengan

Fi = gaya geser horizontal akibat gempa pada lantai ke-1

hi = tinggi lantai ke-1 terhadap lantai dasar

Vx, y= gaya geser horizontal total akibat gempa untuk arah x atau y

A, B = panjang sisi bangunan dalam arah x dan y

Tabel 4 Distribusi gaya geser dasar horizontal akibat total gempa kesepanjang

panjang gedung dalam arah X dan Y untuk tiap portal

tingkat Hi Qi Hi x Qi Fix,y Untuk tiap portal

(m) (t) (tm) Total (t) ½ Fix(t) 1/9 Fiy(t)

3 13 418.483 5440.28 51.36 25.68 5.71

2 8.8 849.1837 7472.82 70.54 35.27 7.84

1 4.6 849.55438 3907.95 36.89 18.45 4.10

Perencanaan Balok

Balok P3=P4

L=6m

6000
H min = = 324.32mm ~ 60 cm
18.5
87

h 60 60
B= = s/d = 30 s / d 45 ~ 30 cm
2s / d1.5 2 1.5

Dipakai ukuran balok 60 x 30

Balok AP1=P1

L=6m

6000
H min = = 324.32mm ~ 60 cm
18.5

h 60 60
B= = s/d = 30 s / d 45 ~ 30 cm
2s / d1.5 2 1.5

Dipakai ukuran balok 60 x 30

Balok AP2=P2

L=9m

9000
H min = = 486.49 mm ~ 80 cm
18.5

h 80 80
B= = s/d = 40 s / d 53 ~ 40 cm
2s / d1.5 2 1. 5

Dipakai ukuran balok 80 x 40

Balok A1=A2=T

L = 3.6 m

3600
H min = = 194.60 mm ~ 35 cm
18.5

h 35 35
B= = s/d = 17.5s / d 23.3 ~ 20 cm
2s / d1.5 2 1. 5
88

Dipakai ukuran balok 35 x 20

Balok CP

L = 10.8 m

1080
H min = = 583.78mm ~ 100 cm
18.5

h 100 100
B= = s/d = 50 s / d 66.67 ~ 40 cm
2s / d1.5 2 1.5

Dipakai ukuran balok 100 x 40

Balok C1

L = 3.6 m

3600
H min = = 194.6mm ~ 40 cm
18.5

h 40 40
B= = s/d = 20 s / d 26.67 ~ 20 cm
2s / d1.5 2 1. 5

Dipakai ukuran balok 40 x 20

PERENCANAAN BALOK
Balok 30 x 60
Data-data balok
Tinggi balok (h) : 600 mm
Lebar balok (b) : 300 mm
Selimut beton (p) : 20 mm
Diameter tul. utama : 20 mm
Diameter tul. sengkang : 10 mm
Mutu tulangan (fy) : 240 MPa
Mutu beton (fc) : 25 MPa
89

Gaya rencana dipakai adalah gaya maksimum pada batang :


P = 89150 N
Vu = 106380 N
Tu = 20730000 Nmm
Mu = 223650000 Nmm
Penulangan longitudinal
d = 600 – 20 -10 -22/2
= 559 mm
Penulangan pada momen
Mu
k=
ϑ .b.d 2
223650000
=
0,8.300.559 2
= 2.98
ρ min = 0,0058
ρ perlu = 0,0135
ρ maks = 0,0403
ρ min < ρ perlu < ρ maks
0,0058 < 0,0135 < 0,0403
As = ρ . b. d
= 0,0135 . 300 . 559
= 2263,95 mm2
Akibat gaya tekan aksial
P
A=
θ . fy
89150
=
0,65.240
= 571,47 mm2
Ast = As + A
= 2263,95 + 571,47
= 2835,42 mm2
90

Dipakai 6 Ø 25 = 2945,2 mm2


300 − 20 − (6.25)
kontrol spasi =
2
= 65 mm
Penulangan geser
Tu = 2070000 Nmm
Vu = 106380 N
Σx2y = (300-40)2 . (600-40)
= 37856000 mm2
Φ .1/24 . fc .Σx2 y = 0,6 . 1/24 . 25 . 37856000
= 4732000 Nmm
Tu ≤ Φ .1/24 . fc . Σx2 y

2070000 Nmm ≤ 4732000 Nmm

Vc = 1/6 . fc . b . d

= 1/6 . 25 . 300 . 559


= 139750 N
Perlu tulangan geser
Vu
Vs = − Vc
θ
106380
= − 139750
0,6
= 37550 N
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 300 . 559 . 25

= 559000N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc

37550 N ≤ 559000 N
Dimensi sudah memenuhi syarat
Smaks = d/2
91

= 559 / 2
= 279,5 mm , dipakai 150 m
Penulangan geser
Vs.S
Av =
fy.d
37550 .150
=
240.559
= 41,98 mm2
Jadi dipakai Ø10 –150

Balok lantai 40 x 100


Data-data balok
Tinggi balok (h) : 1000 mm
Lebar balok (b) : 400 mm
Selimut beton (p) : 20 mm
Diameter tul. utama : 22 mm
Diameter tul. sengkang : 12 mm
Mutu tulangan (fy) : 240 MPa
Mutu beton (fc) : 25 MPa
Gaya rencana yang dipakai adalah gaya maksimum pada batang :
P =122620 N
Vu = 436990 N
Tu = 12380000 Nmm
Mu = 772990000 Nmm

Penulangan longitudinal
d = 1000– 20 -12 -22/2
= 957 mm
Penulangan pada momen
Mu
k=
d 2 .b.θ
92

772990000
=
0,8.400.957 2
= 2,637 MPa
ρ min = 0,0058
ρ perlu = 0,0118
ρ maks = 0,0403
ρ min < ρ perlu <ρ maks
0,0058 < 0,0118 < 0,0403
As = ρ . b . d
= 0,0118 . 400 . 957
= 4517,04 mm2
Akibat gaya tekan aksial
P
A=
θ . fy
122620
= = 786,03 mm2
0,65.240
Ast = As + A
= 4517,04+ 786,03
= 5303,07mm2
Dipakai 9 Ø 28

400 − 20 − (9.28)
kontrol spasi =
2
= 64 mm

Penulangan geser
Tu = 12380000 Nmm
Vu = 436990 N
Σx2y = (400-40)2 . (1000-40)
= 124416000 mm2
Φ .1/24 . fc . Σx2 y = 0,6 . 1/24 . 25 . 124416000
93

= 15552000 Nmm
Tu ≤ Φ . 1/24 . fc . Σx2 y

12380000 Nmm ≤ 15552000 Nmm

Vc = 1/6 . fc . b . d

= 1/6 . 25 . 400 . 957


= 319000 N

Perlu tulangan geser


Vu
Vs = − Vc
θ
436990
= − 319000
0,6
= 409316,67 N
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 400 . 957 . 25
= 1276000 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc

409316,67 N ≤ 1276000 N
Dimensi sudah memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 957 / 2
= 478,5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Vs.S
Av =
fy.d
409316 ,67.150
=
240.957
= 267,32 mm2
Jadi dipakai Ø 12 –150
94

Balok 20 x 35
Data-data balok
Tinggi balok (h) : 350 mm
Lebar balok (b) : 200 mm
Selimut beton (p) : 20 mm
Diameter tul. utama : 12 mm
Diameter tul. sengkang : 8 mm
Mutu baja (fy) : 240 MPa
Mutu beton (fc) : 25 MPa

Gaya rencana dipakai adalah gaya maksimum pada batang :


P = 20050 N
Vu = 20950 N
Tu = 7000000 Nmm
Mu = 35530000 Nmm
Penulangan longitudinal
d = 350 – 20 - 8 -12/2
= 316 mm
Penulangan pada momen
Mu
k=
d 2 .b.θ
35530000
=
0,8.200.316 2
= 2,224 MPa
ρ min = 0,0058
ρ perlu = 0,0098
ρ maks = 0,0403
ρ min < ρ perlu < ρ maks
0,0058 < 0,0098 < 0,0403
As = ρ . b. d
= 0,0098 . 200 . 316
95

= 619,36 mm2
Akibat gaya tekan aksial
P
A=
θ . fy
20050
=
0,65.240
= 128,52 mm2
Ast = As + A
= 619,36 + 128,52
= 747,88 mm2

Dipakai 5 Ø 14
200 − 40 − (5.14)
kontrol spasi =
2
= 45 mm
Penulangan geser
Tu = 7000000 Nmm
Vu = 20950 N
Σx2y = (200-40)2 . (350-40)
= 7936000 mm2
Φ .1/24 . fc .Σx2 y = 0,6 . 1/24 . 25 . 7936000
= 992000 Nmm
Tu ≤ Φ .1/24 . fc . Σx2 y

7000000 Nmm ≥ 992000 Nmm


Vc = 1/6 . fc . b . d

= 1/6 . 25 . 200 . 316


= 52666,67 N
Perlu tulangan geser
96

Vu
Vs = − Vc
θ
20950
= − 52666,67
0,6
= -17750 N
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 200 . 316 . 25
= 210666,67 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc

-17750 N ≤ 210666,67 N
Dimensi sudah memenuhi syarat
Smaks = d/2
=316 / 2
= 158 mm , dipakai 150 mm

Penulangan geser
Vs.S
Av =
fy.d
− 17750 .150
=
240.316
= -35,1 mm2
Jadi dipakai Ø10 –150
PERENCANAAN SLOOF

1. Data-Data Balok 20 x 50

• Tinggi balok = 500 mm

• Lebar balok = 200 mm

• Selimut beton = 20 mm

• Diameter tulangan utama = 19 mm

• Diameter tulangan sengkang = 10 mm


97

• Mutu baja (fy) = 240 MPa

• Mutu beton (fc) = 25 MPa

• Tinggi efektif d = h – p - φ tul sengkang – ½ φ tul. utama

= 500 – 20 – 10 – ½ x 19

= 460.5 mm

7. Dari hasil analisa dengan menggunakan program SAP 2000V7.40 ( di

Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES ) diperoleh data-data sebagai

berikut :

M tumpuan = 59870000 Nmm

M lapangan = 2030000 Nmm

V tumpuan = 59810 N

V lapangan = 1450 N

2. Penulangan sloof

a. Penulangan sloof tumpuan

M tumpuan = 59870000 Nmm

Mu 59870000
K perlu = = = 1,76
θxbxd 2
0,8 x 200 x 460.5 2

Menurut tebel perhitungan beton bertulang A.10 diperoleh

ρ = 0,0076

As = ρ x b x d

= 0,0076 x 200 x 460.5

= 699.96mm2 ..... dipakai 5 D 14 (As = 770 mm2)

As’ = 0,5 x As
98

= 0,5 x

= 349,98 mm2 ..... dipakai 3 D 13 (As = 398,2 mm2)

b. Penulangan sloof lapangan

M lapangan = 2030000 Nmm

Mu 2030000
K perlu = = = 0,06
θxbxd 2
0.8 x 200 x 460,5 2

Menurut buku tebel perhitungan beton bertulang A10 diperoleh

ρ = 0,0058

As = ρ x b x d

= 0,0058 x 200 x 460,5

= 534,18 mm2 ..... dipakai 5 D 12 (As = 565,5 mm2)

As’ = 0,5 As

= 0.5 x 534,18

= 267,09 mm2 ..... dipakai 6 D 8 (As = 301 mm2)

c. Perhitungan tulangan geser

• Tulangan geser tumpuan

V tumpuan = 59810 N

Gaya Geser Nominal Pada Beton:

Vc = 1/6 x fc x b x d

= 1/6 x 25 x 200 x 460.5

= 76750 N

Vu
Vs = − Vc
φ
99

59810
= − 76750
0,6

= 22933,33 N > 0

( perlu tulangan geser)

VsxS 22933,3 x150


Av = = = 44,23mm 2
fyxd 240 x 460.5

Ø x 1/20 x fc x Σ x2 y = 3538000 Nmm ≤ Tu =6420000 Nmm

( tidak perlu tulangan puntir )

bxS 200 x150


Av tot. =44,23 mm2 ≥ Av min = = = 41,67 mm 2
3 xfy 3 x 240

Av = ½ x Av tot.= 72,12 mm2

Ax4 72,12 x 4
D2 = = = 91,87 mm2
π 3,14

D =9,59 mm

Jadi dipakai φ10 -150 mm

• Tulangan geser lapangan

V lapangan = 1450 N

Vc = 1/6 x fc x b x d

= 1/6 x 25 x 200 x 460,5

= 76750 N

Vu
Vs = − Vc
φ

1450
= − 76750
0. 6
100

= -74333,39 N < 0

( perlu tulangan geser)

VsxS
Av =
fyxd

74333,39 x150
=
240 x 460,5

= 100.85 mm2

Ø x 1/20 x fc x Σ x2y = 3538000 Nmm ≤ Tu =6420000 Nmm

( tidak perlu tulangan puntir )

bxS 200 x150


Av tot. = 100.89 mm2 ≥ Av min = = = 41,67 mm 2
3 xfy 3 x 240

Av = ½ x Av tot.= 50,45 mm2

Ax4 50,45 x 4
D2 = = = 79,03mm 2
π 3,14

D =8,02 mm

Jadi dipakai φ10 -150 mm

PERENCANAAN KOLOM
Kolom lantai 1
Data kolom :
Ukuran kolom = ( 600 x 600 ) mm
Diameter tulangan pokok = 22 mm
Selimut beton (p) = 40 mm
• Diameter sengkang = 10 mm
• fy =240 MPa
101

Gaya rencana dipakai adalah gaya maksimum pada batang


P = 2165400 N
Vu = 273800 N
Tu = 11610000 Nmm
Mu = 623620000 Nmm

Lebar efektif ( d) = 600-40-10-22/2


= 539 mm
600
Cb = .d
600 + fy
600
= .539
600 + 240
= 385 mm
ab = β . Cb
= 0,85 . 385
= 327,25 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete
Ccb = ab . b . 0,85 . fc
= 327,25 . 600 . 0,85. 25
= 4172437,5 N
Tsb = Csb
Karena kolom simetris
Pnb = Ccb + Csb – Tsb
= 4172437,5 N
Prb = 0,65 . Pnb
= 0,65 . 4172437,5
= 2712084,37 N
P ≤ Prb
2165400 N ≤ 2712084,37 N
kontrol keluluhan baja
εy = 0,0020
102

d' = 40 + 10 +11
= 61
cb − d '
εs = 0,003
cb
385 − 61
= 0,003
385
= 0,0259 ≥ vy = 0,0020
h ab h h
Mnb = Ccb ( - ) + Tsb ( - d ) + Csb ( - d )
2 2 2 2
600 327,25 600
= 4172437,5 ( − ) + 2 Tsb ( − 40)
2 2 2
= 569016164,1 + 520 Tsb
623620000 = 569016164,1 + 520 Tsb
Tsb = 105007,38 N
Tsb
As’ =
fy
105007 ,38
=
240
= 437,53 mm2
As = 2 As’
= 2 . 437,53
= 875,06 mm2
Dipakai tulangan 8 Ø12
600 − 80 − (3.12)
Spasi =
3
= 161 mm
Penulangan geser
Tu = 11610000 Nmm
Vu = 273800 Nmm
Σx2y = (600-80)2 . (600-80)
= 140608000 mm2
Φ . 1/24 . fc . Σx2 y
103

= 0,6 . 1/24 . 25 . 140608000


= 117576000 Nmm
Tu ≤ Φ . 1/24 . fc . Σx2 y

11610000 Nmm ≤ 117576000 Nmm

Vc = 1/6 .b . d . fc

= 1/6 . 600 . 539 . 25


= 269500 N
Perlu tulangan geser

Vu
Vs = − Vc
θ
273800
= − 269500
0,6
= 186833,3 N
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 600 . 539 . 25
= 1078000 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc

186833,3 N ≤ 1078000 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 539 /2
= 269.5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Vs.s
Av =
fy.d
186833 .3.150
=
240.539
= 216,64 mm2
Dipakai Ø 10 -150
104

Kolom lantai 2
Data kolom :
Ukuran kolom = ( 400 x 600 ) mm
Diameter tulangan pokok = 22 mm
Selimut beton (p) = 40 mm
Diameter sengkang = 10 mm
fy = 400 MPa

Gaya rencana di pakai adalah gaya maksimum pada batang :


P = 760290 N
Vu = 115810 N
Tu = 3145000 Nmm
Mu = 271220000 Nmm
• d = 400 - 40 - 10 -22/2
= 339 mm
600
Cb = .d
600 + fy
600
= 339
600 + 240
= 242,14 mm
ab = β . Cb
= 0,85 . 242,14
= 205,82 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete
Ccb = ab . b . 0,85 . fc
= 205,82 . 400 . 0,85. 25
= 1749470N
Tsb = Csb
Karena kolom simetri
Pnb = Ccb + Csb – Tsb
= 1749470 N
105

Prb = 0,65 . Pnb


= 0,65 . 1749470
= 1137155,5 N
P ≤ Prb
760290 N ≤ 1137155,5 N
kontrol keluluhan baja
εy = 0,0020
d' = 40 + 10 +11
= 61
cb − d '
εs = 0,003
cb
242,14 − 61
= 0,003
242,14
= 0.0024 ≥ vy = 0,0020
h ab h h
Mnb = Ccb ( - ) + Tsb ( - d ) + Csb ( - d )
2 2 2 2
600 205,82 600
= 1749470 ( − ) + 2 Tsb ( − 40)
2 2 2
= 244803042,3 + 520 Tsb
271220000 = 244803042,3 + 520 Tsb
Tsb = 50801,84 N
Tsb
As’ =
fy
50801,84
=
240
= 211,67 mm2
As = 2 As’
= 2 . 211,67
= 423,35 m2
Dipakai tulangan 4 Ø12
400 − 80 − ( 4.12)
Spasi =
3
106

= 90,67 mm
Penulangan geser
Tu = 3145000 Nmm
Vu = 1151810 Nmm
Σx2y = (400-80)2 . (600-80)
= 53248000 mm2
Φ . 1/24 . fc . Σx2 y

= 0,6 . 1/24 . 25 . 53248000


= 6656000 Nmm
Tu ≤ Φ . 1/24 . fc . Σx2 y

3145000 Nmm ≤ 6656000 Nmm

Vc = 1/6 .b . d . fc

= 1/6 . 400 . 339 . 25


= 113000 N
Perlu tulangan geser
Vu
Vs = − Vc
θ
1151810
= − 113000
0,6
= 1806683,3 N
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 200 . 149 . 25
= 99333,33 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc

3028,33 N ≤ 99333,33 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 149 /2
= 74,5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
107

Vs.s
Av =
fy.d
3028,33.150
=
400.149
= 7,621 mm2
Dipakai Ø 6-150

Kolom lantai 3
Data kolom :
Ukuran kolom = ( 400 x 400 ) mm
Diameter tulangan pokok = 22 mm
Selimut beton (p) = 40 mm
Diameter sengkang = 10mm
fy = 240 MPa

Gaya rencana di pakai gaya maksimum pada batang 1753 (frame 1753 )
P = 780650 N
Vu = 13100 N
Tu =1840000 Nmm
Mu = 186510000 Nmm

• d = 400 – 40 - 10 - 22/2
= 339 mm
600
Cb = .d
600 + fy
600
= 339
600 + 240
= 242,14 mm

ab = β . Cb
= 0,85 . 242,14
108

= 205,82 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete
Ccb = ab . b . 0,85 . fc
= 205,82. 400 . 0,85. 25
= 1749470 N
Tsb = Csb
Karena kolom simetri
Pnb = Ccb + Csb – Tsb
= 1749470 N
Prb = 0,65 . Pnb
= 0,65 . 1749470
= 1137155,5 N
P ≤ Prb
780650 N ≤ 1137155,5 N
kontrol keluluhan baja
εy = 0,0020
d' = 40 + 10 +11
= 61
cb − d '
εs = 0,003
cb
242,14 − 61
= 0,003
242,14
= 0,0024 ≥ vy = 0,0020
h ab h h
Mnb = Ccb ( - ) + Tsb ( - d ) + Csb ( - d )
2 2 2 2
400 205,82 400
= 1749470 ( − ) + 2 Tsb ( − 40)
2 2 2
= 169856042,3 + 320 Tsb
186510000 = 169856042,3 + 320 Tsb
Tsb = 52043,6 N
109

Tsb
As’ =
fy
52043,6
=
240
= 216,85 mm2
As = 2 As’
= 2 . 47,02
= 433,69 mm2
Dipakai tulangan 4 Ø12

400 − 80 − ( 4.12)
Spasi =
3
= 90,6 mm
Penulangan geser
Tu = 1840000 Nmm
Vu = 312314 Nmm
ΣX2y = (400-80)2 . (400-80)
= 32768000 mm2

Φ . 1/24 . fc . Σx2 y = 0,6 . 1/24 . 25 . 32768000


= 4096000 Nmm
Tu ≤ Φ . 1/24 . fc . Σx2 y

1840000 Nmm ≤ 4096000 Nmm

Vc = 1/6 .b . d . fc

= 1/6 .400 . 339 . 25


= 113000 N
Perlu tulangan geser
Vu
Vs = − Vc
θ
110

312314
= − 113000
0,6
= 407523,3 N
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 400 . 339 . 25
= 452000 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc

407523,3 N ≤ 452000 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 339 /2
= 169,5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Vs.s
Av =
fy.d
407523,3.150
=
240 .339
= 751,33 mm2
Dipakai Ø10 - 150
BAB V

PERHITUNGAN PONDASI

5.1 Uraian Umum

Pondasi bangunan merupakan struktur yang berfungsi untuk meneruskan

beban ke dalam tanah pendukung yang ada di bawahnya. Pelimpahan beban

struktur harus terjadi sedemikian sehingga keseimbangan struktur dapat terjamin

dengan baik dan ekonomis. Seluruh beban struktur harus dapat ditahan oleh

lapisan tanah yang kuat agar tidak terjadi setlement yang menyebabkan

kehancuran struktur, perhitungan pondasi harus menghasilkan konstruksi pondasi

yang kuat dan kokoh.

Pondasi adalah suatu struktur bangunan yang berada di samping atau di

bawah bangunan yang dapat menahan secara kuat bangunan tersebut dan dapat di

tahan oleh tanah yang ada di sampingnya ataupun di bawahnya.

5.2 Alternatif Pemilihan Pondasi

Dalam perencanaan pondasi untuk bangunan harus diperhatikan beberapa

hal penting sebagai berikut :

1. Fungsi dari bangunan yang dipikul oleh pondasi.

2. Data tentang tanah dasar.

3. Besarnya beban dan berat bangunan yang ada di atasnya.

4. Waktu dan biaya pondasi.

111
112

Menurut bentuknya pondasi foot plat setempat dibagi menjadi :

1. Pondasi plat bujur sangkar.

2. Pondasi plat persegi.

3. Pondasi plat lingkaran.

Dari ketiga bentuk pondasi foot plat tersebut dipilih pondasi foot plat

bentuk persegi karena mempunyai keuntungan diantaranya :

1. Pondasi tapak persegi efektif digunakan bila ruangan yang tersisa

terbatas, sehingga tidak memungkinkan menggunakan pondasi tapak

bujur sangkar.

2. Pondasi tapak persegi lebih efektif bila sisi panjang diperuntukkan

menahan momen lentur.

5.3 Analisa Daya Dukung Tanah

Dari hasil pengujian boring di laboratorium mekanika tanah Universitas

Negeri Semarang diperoleh data-data tanah sebagai berikut :

• Df (kedalaman) = 2.60 m

• Sf (Safety Factor/Angka Keamanan) = 3.00

• C (Kohesi) = 0.18 kg/cm2 = 0.18 kN/m2

• Bγ (Berat Tanah) = 18 kN/m3

• φ (Sudut geser) = 24

Dari tabel nilai-nilai faktor daya dukung terzaghi :

• Nc (Faktor Daya Dukung) = 2.51

• Nq (Faktor Daya Dukung) = 12.7


113

• Nγ (Faktor Daya Dukung) = 9.7

Tebal plat pondasi = 0.8 m

qc = 135 kg/m2

q = Df x Bγ

= 2.60 m x 18 kN/m3

= 46.8 kN/m2

Dari rumus terzaghi didapat :

Q ultimit = c. Nc + Df . Bγ . Nq + 0,5 . Bγ . Nγ

= qc/20 . Nc + Df . Bγ . Nq + 0,5. Bγ .Nγ

= 135/20 . 2,51 + 2,6 .18 .12,7 + 0,5 .18 . 9,7

= 659.6 kN/m2

Kapasitas daya dukung tanah

Q netto = 659,6 / Sf

= 659.6 kN/m2 / 3

= 219.86 kN/m2

5.4 Perencanaan Pondasi

Dalam mengatur letak pondasi foot plat hendaknya diperhitungkan jarak

antar tiang sehingga masing-masing foot plat akan menerima beban yang sama.

Walaupun foot plat menumpu pada lapisan tanah yang cukup baik, namun dasar

pembagian yang sama untuk setiap pondasi foot plat harus tetap dipegang, agar

dapat dihindari hal-hal yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya sebagai akibat

penurunan yang tidak sama.


114

Pondasi foot plat ini menggunakan mutu beton (fc) = 22.5 MPa dan mutu

baja (fy) = 240 MPa.

5.5 Penulangan Pondasi

Dari analisa dengan program SAP 2000 diperoleh :

Pu = 2165397.3 N = 2165.3973 kN

Mx = 45121700 Nmm = 45.1217 kNm

My = 89855800 Nmm = 89.8558 kNm

a. Pembebanan

• Beban tanah timbunan = 2.6 m x 18 kN/m3 = 46.8 kN/m2

• Beban telapak = 0.6 m x 24 kN/m2 = 14.4 kN/m2 +

= 61.2 kN/m2

b. Perhitungan tegangan ijin netto akibat beban yang bekerja

• Tegangan ijin tanah = 219.86 kN/m2

• Berat Pondasi = 61.2 kN/m2 +

σ netto = 281.06 kN/m2

c. Perhitungan dimensi bidang datar pondasi

Pu
A perlu =
σ .netto

2165.3973
=
281.06

= 7.704 m

Lebar pondasi diambil (B) =2m


115

Panjang pondasi (L) = 3.5 m

My
Eksentrisitas (e) =
Pu

54.3208
=
1010 .67

= 0.0537 m

d. Perhitungan akibat tegangan netto akibat beban berfaktor

Pu = 2165397.3 N = 2165.3973 kN

Mx = 45121700 Nmm = 45.1217 kNm

My = 89855800 Nmm = 89.8558 kNm

Tegangan netto berfaktor

Pu Mx My
Q netto= ± ±
A Wx Wy

1010 .67 32.8331 54.3208


= ± ±
2. 2 2. 2 2 2. 2 2

Q maks = 470.2892 kN/m2

Q min = 448.5008 kN/m2

Qmaks + Q min
Q netto =
2

470.2892 + 448.5008
=
2

= 459.395 kN/m2

e. Kontrol kekuatan Geser Pons

Tinggi efektif

o Tebal pondasi = 800 mm

o Penutup beton = 20 mm
116

o Diameter tulangan (D) = 22 mm

o dp = h – p – D – ½.D

= 800 – 70 – 22 - 11

= 697 mm

o dl =h–p–½D

= 800 – 70 - 11

= 719 mm

Perhitungan akibat tegangan netto berfaktor

ƒ Gaya geser berfaktor

Vu = Q netto maks x luas beban geser

= 470.2892 kN/m2 x { (B.L) – (a1 + d) . (a2 + d)}

= 470.2892 x {(2.2) – (0.45 + 0,697). (0.85 + 0,697)}

= 1046,671 kN

ƒ Gaya geser nominal

φ Vc = φ . bo . d . f 'c

bo = 2 . (a1 + d) + 2 . (a2 + d)

= 2 . (450 + 697) + 2. (850 + 697)

= 5388 mm

φ Vc = 0.6 x 5388 x 0.697 x 25

= 11266 kN

Vu = 1046,671 kN < φ Vc = 11266 kN

Tebal plat mencukupi untuk memikul gaya geser tanpa memerlukan

tulangan geser.
117

f. Perhitungan momen lentur

2
⎛ L−a⎞
Mu = ½ . Q netto maks . ⎜ ⎟ .B
⎝ 2 ⎠

2
⎛ 2 − 0.45 ⎞
2
= ½ x 459.395 kN/m x ⎜ ⎟ x2
⎝ 2 ⎠

= 275,924 kNm

g. Perhitungan tulangan lentur

Wu maks = Q1 = 470.2892 kN/m2

2
⎛ L − a1 ⎞
Mu = ½ . Wu. ⎜ ⎟ .B
⎝ 2 ⎠

2
⎛ 2 − 0,45 ⎞
= ½ . 470.2892 . ⎜ ⎟ .2
⎝ 2 ⎠

= 282,467451 kNm

= 282467,451 kNmm

Mu
Momen nominal (Mn) =
φ

282467 ,451
= = 353,0843 kNmm
0.8

Perhitungan luas tulangan lentur

Mu 282,467.10 6
K perlu = = = 0,363
φ .b.d 2 0,8.2000.697 2

Di dapat ρ = 0,0035

As perlu = ρ . b .d

= 0,0035 . 2000 . 697

= 4879 mm2
118

Luas tulangan permeter lebar

Asperlu 4879
As = = = 2439,5mm 2
B 2

Dipakai tulangan D22- 150 mm (As = 2534,2 mm2)

Perhitungan Pondasi Sumuran

Dari perhitungan SAP didapat : P = 1843,29 KN

Mx = -14,29 KNm

My = 2,55 KNm

Dari data sondir diperolah : qc = 170 Kg/cm2

Tf = 740 Kg/cm2

Diameter sumuran (D) = 160 cm, kedalaman = 4.6 m

Luas (A) = 1/4 . 3,14 . D2 = 1257,57 cm2

Keliling (O) = 3,14 . D = 502.4 cm

Qijin = (qc . A/ 3) + (Tf . O) / 10

= (170 . 1257,57 / 3) + (740 . 502.4 / 10 )

= 2055,91 KN

Jumlah sumuran = P/ Qu

= 1843,29 / 2055,91 = 0,89 → 1 bh

y 20

x 160
Tebal pile cap (d) = 50 cm
20
20 160 20 P = 1843,29 + 24. 2 . 2 . 0,5

= 1891,79 KN
119

Cek Terhadap Geser Pons :

Mutu beton K225 fc = 22.5 MPa, mutu baja fy = 240 MPa

Besar tinggi efektif (d) = 50 cm

Kolom = 50 x 50 cm

Vu pons = 1891,79 KN

bo = 2 . (500 + 500) + 2 (500 + 500)

= 4000 mm

ФVc = 0,6 . 1/3 . fc . bo . d

= 0,6 . 1/3 . 25 . 4000 . 500 = 2000 KN > Vu = 1891,79 KN

Cek Terhadap Geser Lentur

Pengecekan geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena d = 50 cm,

sumuran berada di dalam bidang geser yang terbentuk.

Tebal pile cap (th) = d+ selimut beton + 1/2 tulangan

= 50 + 5+ 2,5 / 2 = 56,25 → 55 cm

Jika pengecekan akan dilakukan langkah perhitungannya :

Vu geser lentur = 0 KN

ФVc geser lentur = 0,6 . 1/6 . fc . b . d

= 0,6 . 1/6 . 25 . 2000. 500

= 500 KN

Maka Vu geser lentur < ФVc geser lentur

0 KN < 500 KN

Perhitungan Tulangan Pile cap :

pmin = 0.0058, tabel 2.9


120

Asmin = ρmin . b.d

= 0,0058 . 2000 . 500

= 5800 mm2

AD25 = 490,9 mm2

n = 5800 / 490,9 = 12D25

55

12D25

12D25 Panjang 4,6m Pondasi sumuran ø 160 cm

20 160 20

Perhitungan tulangan sumuran :

460 Tulangan tegak :

pmin = 0,0058 tabel 2.9

Asmin = 0,0058 . (1/4 . π . 14002 – 1/4 . π . 13002)

15 120 15 = 1229,31 mm2

n = 1229,31 / AD12 = 11D12


121

Tulangan Melingkar D10 – 25 cm

11D12

Beton Siklop

D10 – 25 cm

15 120 15
BAB VI

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

4.1. SYARAT – SYARAT UMUM

Pasal I. 01

PERATURAN UMUM

Tatkala dalam penyelenggaraan bangunan ini dilaksanaakan berdasarkan

peraturan-peraturan sebagai berikut :

1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain untuk melaksanakan pekerjaan borongan

bangunan di Indonesi, maka sah dan mengikat adalah syarat-syarat umum

(disingkat SU) untuk melaksanakan pekerjaan borongan bangunan Indonesia

(AV) yang disyahkan dengan surat keputusan Pemerintah No.9 tanggal : 28

Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara No. 14571.

2. Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 42 tahun 2002 tentang

pedoman Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tahun 2003,tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.

4. keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No.

339/KPTS/M/2003 tgl 21 Agustus 2002,tentang Pedoman Teknis

Pembangunan Bangunan Negara.

5. keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No.

339/KPTS/M/2003 tgl 31 Desember 2003,tentang Petunjuk Pelaksanaan

Pengadaan Jasa Konstruksi Oleh Instansi Pemerintah.

6. Peraturan- peraturan lain yang berhubungan dengan Pembangunan ini.

122
123

Pasal I.02

PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN

Pemberi Tugas Pekerjaan adalah : Pejabat Pembuat Komitmen Komitmen

Kegiatan PNPB & Administrasi UmumDIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.

Pasal I.03

PENGELOLAAN KEGIATAN PEKERJAAN

Pengelolaan Kegiatan Pekerjaan terdiri atas :

1. Pengelolaan Pekerjaan dari Unsur Pemegang Mata Anggaran.

2. Pengelolaan Teknis Proyek ( PTP ) adalah personil yang ditunjuk Pejabat

Pembuat Komitmen Kegiatan PNBP & Administrasi Umum DIPA UNNES

Tahun Anggaran 2006.

Pasal I.04

PERENCANA / ARSITEK

1. Perencana Teknik Pembangunan adalah CV.NIRMANA, Jalan – Palebon

Raya No 39A, SEMARANG. Tlpn (024) 6732763 – Fax (024) 6716679.

2. Perencana berkewajiban pula mengadakan pengawasan berkala dalam bidang

arsitektur dan struktur.

3. Perencana tidak dibenarkan merubah ketentuan- ketentuan pelaksanaan

pekerjaan sebelum mendapt ijin secara tertulis dari Pejabat Pembuat

Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun

Anggaran 2006. Bilamana Perencana menjumpai kejanggalan – kejanggalan

dalam pelaksanaan atau menyimpang dari Bestek/RKS supaya memberi


124

tahukan secara tertulis kepada penanggung jawab kegiatan dan Usaha

Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang ( UNNES ).

Pasal I.05

PENGAWASAN LAPANGAN/DIREKSI LAPANGAN

1. Konsultan Pengawas Teknis Pembangunan akan ditentukan kemudian

olehPenanggung Jawab Kegiatan Penyelenggara Kegiatan dan Usaha

Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang ( UNNES ).

2. Tugas Konsultan Pengawas adalah mengawasi Pekerjaan sesuai gambar

Bestek/RKS dan perubahan- perubahan dalam berita acara Aanwijzing selama

pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan ke I dan masa

pemeliharaan sampai serah terima pekerjaan ke II.

3. Pengawasan lapangan tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan

pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapat ijin tertulis dari Pejabat Pembuat

Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun

Anggaran 2006.

4. Bilamana Pengawas lapangan menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam

pelaksanaan atau menyimpan dari bestek, supaya segera memberitahukan

secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB &

Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.

5. Konsultan Pengawas diwajibkan menyusun rekaman pengawasan selama

pelaksanaan berlangsung 0% sampai dengan serah terima pekerjaan ke II dan

disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB &

Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.


125

Pasal I. 06

PENGUMUMAN PENDAFTARAN PESERTA LELANG

1. Metoda pemilihan penyedia jasa borongan pekerjaan ini dilakukan melalui

Pelelangan Umum dengan pasaca kualifikasi..

2. Pelelangan Pekerjaan ini diumumkan sacara luas melalui media cetak,

elektronika dan papan pengumuman resmi.

3. Tempat, tanggal, hari dan waktu untuk pendaftaran serta pengambilan

Dokumen lelang tercantum jelas pengumuman lelang.

Pasal I.07

PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING)

1. Pemberian penjelasan (Aanwijzing) akan diadakan pada :

1. Hari :

2. Tanggal :

3. Waktu :

4. Tempat :

2. Berita acara pemberian penjelasan (Aanwijzing) dapat diambil pada :

1. Hari :

2. Tanggal :

3. Waktu :

4. Tempat :
126

Pasal I. 08

PELELANGAN

1. Pelelangan akan dilaksanakan melalui system satu sampul.

2. Pemasukan surat penawaran paling lambat pada :

1. Hari :

2. Tanggal :

3. Waktu :

4. Tempat :

3. Pembukaan surat-surat penawaran akan dilakukan oleh Panitia lelang

dihadapan Rekanan, pada :

1. Hari :

2. Tanggal :

3. Waktu :

4. Tempat :

4. Wakil Rekanan yang mengikuti/ menghadiri pelelangan harus membawa syrat

kuasa bermeterai Rp.6.000,-- dari Direksi Rekanan dan bertanggung jawab

penuh.

Pasal I.09

SAMPUL SURAT PENAWARAN

1. Sampul surat penawaran berukuran A4 sesuai dokumen ± 25 x 40 cm

berwarna putih dan tidak tembus baca.


127

2. Sampul surat penawaran yang sudah terisi surat penawaran lengkap dengan

lampiran-lampirannya supaya ditutup, dan diberi lak 5 (lima) tempat dan tidak

boleh diberi kode cap cincin atau cap perusahaan dan kode lain.

3. Sampul penawaran di sebelah kiri atas dan di sebelah kanan bawah supaya

ditulis (periksa contoh surat penawaran).

4. Alamat sampul seperti tertulis digambar dibawah bisa ditempel huruf besar

langsung pada kertas sampulnya.

5. Sampul surat penawaran dibuat sendiri oleh pemborong, ukuran sesuai contoh.

Pasal I. 10

SAMPUL SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH

Sampul surat penawaran yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana :

1. Sampul surat penawaran dibuat menyimpang dari atau tidak sesuai dengan

syarat – syarat.

2. Sampul surat penawaran terdapat nama atau terdapat hasil penawarannya atau

terdapat juga tanda-tanda lain di luar syarat-syarat yang telah ditentukan.

Pasal I. 11

PERSYARATAN PENAWARAN

1. Penawaran yang diminta adalah penawaran sama sekali lengkap menurut

gambar, ketentuan-ketentuan RKS serta berita acara aanwijzing

2. Surat penawaran, surat Pernyataan, daftar RAB, Daftar harga satuan Bahan

dan Upah kerja, Daftar Analisa Pekerjaan dan daftar harga Satuan Pekerjaan

halaman supaya dibuat di atas kertas kop nama perusahaan (pemborong) dan
128

harus ditanda tangani oleh Direktur Rekanan yang bersangkuatan dan di

bawah tanda tangan supaya disebutkan nama terang dan cap perusahaan.

3. Bilamana surat penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur Pemborong

sendiri harus dilampiri :

a. Surat kuasa dari Direktur Pemborong yang bersangkutan bermaterai Rp.

6000,- diberi tanggal dan cap perusahaan terkena pada meterai tersebut.

b. Foto copy akte pendirian berbadan hukum.

4. Surat penawaran supaya dibuat rangkap 3 (tiga) lengkap dengan lampiran-

lampirannya dan surat penawaran yang asli diberi materai Rp. 6000,- dan

materai supaya diberi tanggal terkena tanda tangan dan cap perusahaan.

5. Surat penawaran termasuk lampiran-lampiran supaya dimasukkan ke dalam

satu amplop sampul surat penawaran yang tertutup.

6. Dokumen Penawaran berisi :

1. Starat Administrasi.

a. Fotocopy Surat Undangan.

b. Surat Penawaran

c. Jaminan Penawaran ( 1%-3% ) berbentuk fotocopy (asli diserahkan

panitia dari bank pemerintah/lembaga keuangan yang ditunjuk olrh

menteri keuangan.

d. Surat kesanggupan bermaterai Rp. 6000,- yang berisi

• Mengasuransikan tenaga kerja ke perum Jamsostek.

• Membayar IMB.

• Menyerahkan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari nilai kontrak.


129

• Tunduk pada peraturan daerah setempat.

2. Syarat Teknis

a. Metoda Pelaksanaan Pekerjaan.

b. Jadwal Waktu Pelaksanaan Pekerjaan.

c. Daftar Peralatan.

d. Daftar Personil inti yang ditempatkan secara penuh.

3. Perhitungan Biaya/Harga.

a. RAB

b. Harga satuan

c. Analisa

d. Harga Upah dan Bahan

7. Bagi Pemborong yang sudah memasukkan surat penawaran, tidak dapat

mengundurkan diri dan terikat untuk melaksanakan dan menyelesaikan

pekerjaan tersebut, bilamana pekerjaan diberikan kepadanya menurut

penawaran yang diajukan.

Pasal I.12

SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH

Surat yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana ;

1. Surat penawaran yang tidak dimasukkan dalam sampul tertutup.

2. Surat penawaran, surat pernyataan dan daftar RAB tidak dibuat di atas kertas

kop Rekanan yang bersangkutan.

3. Surat penawaran tidak ditanda tangani si penawar.


130

4. Harga penawaran yang tertulis dengan angka tidak sesuai dengan yang tertulis

dengan huruf.

5. Surat penawaran asli tidak bermeterai Rp.6000,- tidak diberi tanggal dan tidak

terkena tanda tangan penawar/tidak ada cap perusahaan.

6. Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik yang tertulis dengan angka

maupun huruf.

7. Terdapat salah satu lampiran yang tidak ditanda tangani oleh penawar dan

tidak diberi cap dari Rekanan.

8. Surat penawaran dari Rekanan yang tidak diundang.

9. Surat penawaran yang tidak lengkap lampiran-lampirannya.

10. Penawaran yang disampaikan dilihat batas waktu yang ditentukan

Pasal I. 13

CALON PEMENANG

1. Apabila harga dalam penawaran telah dianggap wajar dan dalam batas

ketentuan mengenai harga satuan (harga standard) yang telah ditetapkan serta

telah sesuai dengan ketentuan yang ada, maka panitia menetapkan 3 (tiga)

peserta yang telah memasukkan penawaran yang paling menguntungkan

Negara dalam arti :

a. Penawaran harga yang ditawarkan secara teknis dapat

dipertanggungjawabkan.

b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan.

c. Penawaran tersebut adalah yang terendah diantara penawaran yang

memenuhi syarat seperti tersebut diatas.


131

2. Jika dua peserta atau lebih mengajukan harga mempunyai kemampuan dan

kecakapan yang terbesar. Jika bahan-bahan untuk menentukan pilihan tersebut

tidak ada maka penilaiannya dilakukan dengan penilaian kembali, hal mana

harus dicatat dalam berita acara.

3. Panitia membuat laporan kepada pejabat yang berwenang mengambil

keputusan mengenai penetapan calon pemenang laporan tersebut disertai

usulan serta penjelasan tambahan dan keterangan lain yang dianggap perlu

sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan.

4. Aspek teknis, administrasi dan harga.

Pasal I. 14

PENETAPAN PEMENANG

1. Panitia/Pejabat Pengadaan menetapkan calon pemenang lelang

yangmenguntungkan bagi Negara, yakni :

a. Penawaran memenuhi Syarat Administrasi dan Teknis.

b. Penawaran Haraga/biaya terendah dan responsive.

c. Lulus evaluasi Kualifikasi dalam pasca kualifikasi.

2. Berdasarkan laporan disertai usulan penetapan calon pemenang, penjelasan

dan keterangan lain yang disampaikan oleh panitia/pejabat pengadaan, Pejabat

yang berwenangan mengambil keputusan menetapkan pemenang Lelang

dengan menerbitkan Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)

selambat-lambatnya 5 (lima) hari sejak usulan penetapan calon pemenang.

Pasal I. 15

PENGUMUMAN PEMENANG LELANG


132

Pemenang lelang diumumkan oleh panitia/pejabat Pengadan selambat-lambatnya

2 (dua) hari sejak surat Penetapan Barang/Jasa.

Pasal I. 16

PELELANGAN ULANG

Lelang dibatalkan bilamana :

1. Diantara rekanan yang diundang dan mengikuti Aanwijzing dan mengajukan

penawaran yang sah kurang dari 3 (tiga).

2. Penawaran melampaui anggaran yang tersedia.

3. Harga-harga yang ditawarkan dianggap tidak wajar.

4. Sanggahan dari rekanan ternyata benar

5. Berhubungan dengan pelbagai hal tidak mungkin mengadakan penetapan.

6. Dalam pelelangan dinyatakan gagal atau pemenangnya yang ditunjuk

mengundurkan diri atau urutan pemenang kedua tidak bersedia ditunjuk, maka

panitia pelangan atas permintaan kepala kantor satuan kerja, atau pemimpin

kegiatan akan mengadakan pelelangan ulang.

Pasal I. 17

PEMBERIAN ATAU PELULUSAN PEKERJAAN

1. Pengguna Anggaran akan memberikan pekerjaan kepada rekanan yang

penawarannya pantas, wajar dan menguntungkan Negara serta dapat

dipertanggungjawabkan.
133

2. SPK akan diberikan kepada rekanan yang telah ditunjuk dalam waktu paling

lambat 10 hari kerja setelah pemberitahuan pengumuman penetapan

pemenang pelelangan.

3. Rekanan diperkenankan mulai bekerja setelah diterbitkannya SPK sekaligus

memberikan jaminan pelaksanaan.

Pasal I. 18

PELAKSANA PEMBORONG

1. Bilamana akan dimulai di lapangan, pihak Pemborong supaya

memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas.

2. Pemborong supaya menempatkan seorang kepala pelaksana yang ahli dan

diberi kuasa oleh Direktur Pemborong untuk bertindak atas namanya.

3. Kepada Pelaksana yang diberi kuasa penuh harus selalu ditempat pekerjaan

agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah

ditugaskan oleh direksi.

4. Kepala Pelaksana supaya yang berpengalaman dalam pekerjaan gedung

bertingkat dan pembantu-pembantunya minimal memahami bestek dan

mengerti gambar.

Pasal I. 19

SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN

Pekerjaan harus dikerjakan menurut :

1. RKS dan gambar-gambar kerja/gambar detail secara menyeluruh untuk

kegiatan ini.
134

2. RKS dengan segala perubahan–perubahan dalam Aanwijzing (Berita Acara

Aanwijzing).

3. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis dari Pengguna Anggaran/Pengelola

Kegiatan.

4. Lapangan/lahan yang tersedia.

Pasal I. 20

PENETAPAN UKURAN DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN

1. Pemborong harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-

ukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.

2. Pemborong berkewajiban mencocokkan ukuran satu sama lain dan apabila ada

perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Pejabat

Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES

Tahun Anggaran 2006.

3. Bilamana ternyata terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan

RKS, maka petunjuk pemberi tugas yang dijadikan pedoman berdasar

pembentukan dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB &

Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.

4. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan-perubahan, maka

pemborong tidak berhak minta ongkos kerugian kecuali bilaman pihak

pemborong dapat membuktikan bahwa dengan adanya perubahan-perubahan

tersebut pemborong menderita kerugian.


135

5. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubaha, maka

perencana harus membuat gambar perubaha (refisi) dengan tanda garis

berwarna di atas gambar aslinya. Kesemuanya atas biaya perencana.

6. Di dalam pelaksanaan., Pemborong tidak boleh menyimpang dari ketentuan

RKS dan ukuran-ukuran gambar, kecuali seizin dan sepengetahuan Pejabat

Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES

Tahun Anggaran 2006.

Pasal I. 21

PENJAGAAN DAN PENERANGAN

1. Pemborong harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam)

dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan,

gudang dan lain-lain.

2. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan

penerangan/lampu pada tempat tertentu, satu sama hal lain tersebut atas

kehendak Direksi.

3. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lainnya

yang disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan, apabila terjadi

kebakaran dan pencurian, maka harus segera mendatangkan gantinya untuk

kelancaran pekerjaan.

4. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran sabotase di tempat

pekerjaan, alat-alat kebakaran atau alat-alat bantu lain untuk keperluan yang

sama harus selalu berada di tempat pekerjaan.


136

5. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian dalam

pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan materi juga gudang dan lain-lain

sepenuhnya.

Pasal I. 22

KESEJAHTERAAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Bilamana terjadi kecelakaan, Pemborong harus segera mengambil tindakan

penyelamatan dan segera memberitahukan kepada pemberi tugas.

2. Pemborong harus memenuhi atau mentaati peraturan-peraturan tentang

perawatan korban dan keluarganya.

3. Pemborong harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-

syarat palang merah.

4. Pemborong selain memberikan pertolongan kepada pekerjanya, juga selalu

memberikan bantuan pertolongan kepada pihak ketiga dan menyediakan air

minum yang memenuhi syarat kesehatan.

5. Pemborong harus mengasuransikan tenaga kerjanya yang bekerja diproyek ini

ke PT.JAMSOSTEK.

Pasal I. 23

PENGGUNAAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

1. Bahan-bahan bangunan yang dipakai diutamakan hasil produksi dalam negeri

kwalitas baik.

2. Harus diperhatikan syarat-syarat dan mutu barang dan jasa yang bersangkutan.

Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan


137

harus mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB

& Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.

3. Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan

harus mendapat persetujuan dari pengguna Anggaran/pengawas terlebih

dahulu dan harus berkwalitas baik.

4. Semua bahan-bahan bangunan yang telah dinyatakan oleh Pejabat Pembuat

Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun

Anggaran 2006 tidak dapat dipakai (afkir) harus segera disingkirkan jauh-jauh

dari tempat pekerjaan dalam tempo 24 jam dan hal ini menjadi tanggung

jawab pemborong.

5. Bilamana pemborong melanjutkan pekerjaan dengan bahan-bahan bangunan

yang telah diafkir, maka Penanggung Jawab Kegiatan Penyelenggara Kegiatan

dan Usaha Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang ( UNNES ) berhak

untuk memerintah membongkar dan harus mengganti dengan bahan-bahan

yang memenuhi syarat-syarat atas resiko/tanggung jawab pemborong.

6. Bilamana Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum

DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 sangsi akan mutu bahan/ kwalitas bahan

bangunan yang akan digunakan, pemimpin kegiatan/ pengelola kegiatan

berhak meminta kepada pemborong untuk memeriksakan bahan– bahan

bangunan tersebut pada laboratorium bahan-bahan bangunan.

Pasal I. 24

KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJEURE


138

1. Semua kenaikan harga akibat kebijaksanaan pemerintah Republik Indonesia

dibidang moneter yang bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai

dengan keputusan pemerintah dan pedoman resmi dari pemerintah Republik

Indonesia.

2. Semua kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.

3. Semua kerugian akibat force majeure berupa bencana alam antara lain; gempa

bumi, angin topan, hujan lebat, pemberontakan, perang dan lain-lain, kejadian

tersebut dapat dibenarkan oleh pemerintah, bukan menjadi tanggungan

Pemborong.

4. Apabila terjadi force majeure, pihak rekanan harus memberitahukan kepada

pemimpin kegiatan/pengelola kegiatan secara tertulis paling lambat 24 jam

demikian pula bila force majeure.

Pasal I. 25

ASURANSI

Pemborong harus mengasuransikan semua tenaga kerja yang bekerja di kegiatan

ini ke PT. Jamsostek, ternasuk tenaga dari team Teknis, Konsulatan Perencana

dan Konsultan Pengawas yang namanya tercamtum dalam Struktur Organisasi ini.

Pasal I. 26

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Perselisihan akan diselesaikan menurut aturan/ketentuan yang lazim berlaku,

sedangkan tata caranya diatur kemudian dalam kontrak.

Pasal I. 27

URAIAN MENGENAI RKS DAN GAMBAR


139

1. Disamping peraturan-peraturan umumyang disebut dalam pasal I. 01.

2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) beserta gambar-gambarnya berlaku

sebagai dasar pedoman/ketentuan untuk melaksanakan pekerjaan ini.

3. Gambar-ganbar yang ikut disertakan akan juga merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari RKS ini.

4. Kontraktor wajib untuk mengadakan perhitungan kembali atas segala ukuran-

ukuran dimensi konstruksi apabila ukuran-ukuran yang ditentukan dalam

spesifikasi/gambar meragukan kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor diijinkan

membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan

tertulis dari Penawas dengan persetujuan Pemberi Tugas.

5. Bila terdapat perbedaan :

a. Antara gambar dan ketentuan RKS, Surat/Surat Penawaran maka Pemberi

Tugas dapat memutuskan pekerjaan dengan volume pekerjaan harga

pekerjaan/kwalitas bahan material yang tinggi.

b. Surat perjanjian Pemborong didahulukan atas RKS.

c. RKS didahulukan atas gambar serta perubahan sebagaimana Berita Acara

Aanwijzing, Berita Acara Aanwijzing didahukan atas RKS dan Gambar.

d. Gambar beserta detail dan tambahan atau perubahan yang tercantum dalam

Berita Acara Aanwijzing didahulukan atas Surat Penawaran.

e. Jika pekerjaan tidak terdapat dalam RKS, tetapi terdapat dalam gambar

maka yang terakhir ini berlaku penuh demikian pula sebaliknya.

6. Perbedaan antara gambar dan RKS maupun perubahan yang ditentukan pada

waktu pelaksanaan berlangsung. Kontraktor diwajibkan menaati keputusan


140

Konsultan Pengawas yang diberikan secara tertulis di mana dijelaskan juga

kemungkinan adanya pekerjaan tambah/kurang.

7. Apabila ada perbedaan gambar dalam yang satu dengan yang lain, maka

Pemberi Tugas dapat menetapkan yang lebih besar volume/harga

kwalitas/ukuran.

8. Kontraktor wajib membuat gambar kerja, sebelum memulai sesuatu pekerjaan

yang khusus dan harus dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas.

9. Dalam hal kontraktor meragukan ketentuan-ketentuan yang tercamtum dalam

dokuman pelaksanaan, maka kontraktor wajib berkonsultasi dengan konsultan

Perencana atau Pengawas.

10. Untuk menghindari kesalahan dalam memedomani gambar-gambar

pelaksanaan, maka kontraktor untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan sama sekali tidak diperkenankan memperbanyak gambar dengan

cara apapun: seperti menyalin kembali gambar pada kalkir atau kertas lainnya,

mengopy dengan cara apapun. Jika Pelaksana Kontraktor memerlukan copy

gambar maka copy tersebut hanya dapat dikeluarkan melalui Konsultan.

Seluruh akibat terhadap pelanggaran yang tersebut di atas, akan menjadi

tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

Pasal I. 28

LAIN-LAIN

1. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini akan dijelaskan di dalam

Aanwijzing

2. Sarat penawaran / RAB supaya dibuat seperti contoh terlampir.


141

3. Bilamana jenis pekerjaan yang telah tercantum di dalam contoh daftar RAB

ternyata terdapat kekurangannya tersebut dapat ditambahkan menurut pos-

posnya dengan cara menambah huruf alphabet pada nomor terakhir dari pos

yang bersangkutan, misalnya pos persiapan nomor terakhir 4, maka

perubahannya tidak nomor 5, tetapi nomor 4a, 4b dan seterusnya.

4. Surat permohonan IMB (jika diperlukan) dari Pemberi Tugas, sedang

pengurusan dan pembiayaannya kepada Pemborong dan dilaksanakan segera

setelah dilakukan penandatanganan.

5. Segala kerusakan yang timbul akibat pelaksanaan menjadi tanggung jawab

Kontraktor.

6. BQ tidak mengikat dan kontraktor wajib menghitung kembali.

7. Apakah ada saat pengajuan penawaran ada ketidak benaran data / informasi

sejak dimulainya proses pelelangan ini, maka Pejabat Pembuat Komitmen

Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006

akan menjatuhkan sanksi.

8. Bentuk dan jenis sanksi akan ditentukan oleh Penitia Lelang / Pimpinan

Kegiatan.

9. Ketentuan atau ketetapan lain di dalam pelaksanaan proses pelelangan ini

merupakan hak dan wewenang Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB &

Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.

SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI

Pasal II. 01
142

JAMINAN LELANG

1. Jaminan Penawaran (tender garansi) berupa surat jaminan Bank milik

pemerintah atau Bank Umum lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, 24

Februari 1988. Nomor : 205 / KMK / 013 / 1988 sebesar 1 – 3 % dari harga

penawarn.

2. Bagi Pemborong yang mendapat pekerjaan, tender Garansi diberikan kembali

pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen

Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.

3. Bagi pemborong yang tidak mendapatkan pekerjaan, tender garansi dapat

diambil setelah adanya Penetapan Pemenang, yang mendapatkan pekerjaan,

tender garansi dapat diambil setelah dikeluarkannya SPMK, dan telah

memberikan jaminan pelaksanaan. Jaminan penawaran dapat diambil setelah

ditanda tangani kontrak.

Pasal II. 02

JAMINAN PELAKSANAAN

1. Jaminan Pelaksanaan ditetapkan sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak.

2. Jaminan Pelaksanaan diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan

PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 bersama

dengan penandatanganan surat perjanjian Pemborongan.

3. Masa berlaku jaminan pelaksanaan setelah tanggal SKPBJ sampai dengan 14

(empat belas) hari setelah masa pemeliharaan berakhir.

Pasal II. 03

PERMULAAN PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA


143

(TIME SCHEDULE)

1. Setelah penandatanganan kontrak, pengguna dan penyedia barang/jasa

bersama-sama mengadakan pemeriksaan lapangan dan membuat berita acara

penyerahan.

2. SPMK diterbitkan segera mungkin dan paling lambat 14 ( empat belas ) hari

setelah penandatanganan kontrak.

3. pemborong harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan untuk

disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi

Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. dan segera melaksanakan

pekerjaan paling lambat 7 ( tujuh ) hari setelah diterbitkannya SPMK

4. pemborong wajib membertahukan direksi, bila mana akan memulai pekerjaan.

5. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut Rencana Kerja yang

telah disetujui.

6. Rekanan tetap bertanggungjawab atas penyelesaian pekerjaan tepat pada

waktunya.

Pasal II.04

LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN

1. Konsultan Pengawas tiap minggu diwajibkan membuat dan mengirimkan

laporan kepada Pemberi Tugas mengenai prestasi pekerjaan yang dilegalisir

oleh yang berwenang.


144

2. Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang sudah dikerjakan, tidak

termasuk adanya bahan-bahan pekerjaan dan tidak atas dasar besarnya

pengeluaran uang oleh Pemborong.

Pasal II. 05

PEMBAYARAN

1. Pembayaran akan dilaksanakan dan atau akan diatur kemudian dalam kontrak.

2. Tiap pengajuan pembayaran angsuran harus disertai berita acara pemeriksaan

pekerjaan dan dilampiri dafatr hasil opname pekerjaan foto-foto dokumentasi

dalam album.

Pasal II.06

MASA PEMELIHARAAN (ONDERHOUD TERMINJN)

1. Jangka waktu pemeliharaan adaalah 180 ( seratus delapan puluh ) hari

kalender sehabis penyerahan pertama.

2. Bila mana masa pemeliharaan terjadi kerusakan-kerusakan akibat kurang

sempurnanya didalam pelaksanaan ataukarena mutu bahan. Maka pemborong

harus memperbaiki setelah mendapat peringatan pertama tertulis dari Pejabat

Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES

Tahun Anggaran 2006.

Pasal II.07

PERMULAAN PEKERJAAN

1. Selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu terhitung dari SMPK

(Gunning) dikeluarkan dari Pemberi Tugas, pekerjaan harus sudah dimulai.


145

2. Bilamana ketentuan seperti diatas tidak dipenuhi, maka jaminan pelaksanaan

dinyatakan hilang dan menjadi milik Pemerintah.

3. Apabila akan memulai pekerjaan, Pemborong wajib memberitahukan secara

tertulis kepada Pemberi Tugas.

4. Pemborong wajib melakukan pemotretan dari 0 % sampai 100 % dan dicetak

menurut petunjuk dari Konsultan Pengawas.

Pasal II. 08

PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 160 (seratus enam puluh) hari

kalender termasuk hari minggu, hari besar dan hari raya.

2. Pekerjaan dapat diserahkan pertama kalinya bilamana pekerjaan sudah selesai

100 % dan dapat diterima denagn baik oleh Penanggung Jawab Kegiatan dan

Usaha Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan

disertai Berita Acara dan dilampiri daftar kemajuan pekerjaan, pada

penyerahan pertama untuk pekerjaan ini, keadaan bangunan serta halaman

harus dalam keadaan rapi dan bersih.

3. Dalam memudahkan suatu penelitian sewaktu diadakan suatu pemeriksaan

teknis dalam penyerahan ke 1 (pertama) maka surat permohonan pemeriksaan

teknis yang diajukan kepada Direksi supaya dilampiri :

a. Daftar kemajuan pekerjaan 100% ditanda tangani pengawas lapangan dan

diketahui oleh Pemborong.

b. Satu (1) album berisi foto berwarna yang menyatakan prestasi kerja 100%.

c. Khusus untuk ukuran foto yang 10 R supaya diambil yang baik.


146

4. Surat permohonan pemeriksaan teknis dikirim kepada Pejabat Pembuat

Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun

Anggaran 2006. harus sudah dikirimkan selambat-lambatnya 15 (lima belas)

hari sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir.

5. Dalam penyerahan pekerjaan pertama kalinya bilamana terdapat pekerjaan

instalasi listrik, maka pihak pemborong harus menunjukkan kepada Pejabat

Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES

Tahun Anggaran 2006. surat pernyataan bahwa instalasi listrik tersebut telah

terdaftar di PLN dengan meterai Rp. 6000,-

Pasal II.09

MASA PEMELIHARAAN (ONDERHOUD TERMIJN)

1. Jangka waktu pemeliharaan adalah 6 bulan (180) hari kalender terhitung sejak

penyerahan pertama.

2. Bilamana dalam masa pemeliharaan (Onderhoud terjmin) terjadi kerusakan

akibat kurang sempurnanya dalam pelaksanaan atau kurang baiknya mutu

bahan-bahan yang digunakan, maka pemborong harus segara memperbaiki

dan menyempurnakannya kembali setelah pihak pemborong diperingatkan

atau diberitahukan yang pertama kalinya secara tertulis oleh Pengghuna

Anggaran dan Pengendali Kegiatan.

Pasal II.10

PERPANJANGAN WAKTU PENYERAHAN

1. Surat permohonan waktu penyerahan pertama yang diajukan kepada Pejabat

Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES


147

Tahun Anggaran 2006. harus sudah diterima selambat-lambatnya 15 (lima

belas) hari sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir dan

surat tersebut supaya dilampiri :

a. Data yang lengkap.

b. Time Schedule baru yang sudah disesuaikan dengan sisa pekerjaan.

2. Surat Permohonan Perpanjangan Waktu Penyerahan tanpa data yang lengkap

tidak akan dipertimbangkan.

3. Permintaan Perpanjangan Waktu Penyerahan pekerjaan yang mana dapat

diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi

Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. bilamana :

a. Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan (meer of minderwerk) yang

tidak dapat dielakkan lagi setelah atau sebelum kontrak ditandatangani

oleh kedua belah pihak yang dinyatakan dalam Berita Acara.

b. Adanya Surat Perintah tertulis oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan

PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.

tentang pekerjaan tambahan.

c. Adanya perintah tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB

& Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006., pekerjaan

untuk sementara waktu dihentikan.

d. Adanya force majeure (bencana alam, gangguan keamanan, pemogokan,

perang) kejadian mana ditangguhkan oleh yang berwenang.


148

e. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus di tempat pekerjaan

secara langsung mengganggu pekerjaan yang dilaporkan oleh Konsultan

Pengawas.

f. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan

karena lahan yang akan dipakai untuk bangunan masih ada masalah.

Pasal II.11

SANKSI / DENDA (PASAL 49 AV)

1. Bilamana batas waktu penyerahan pekerjaan pertama kalinya dilampaui/tidak

dipenuhi, maka pemborong dikenakan denda/diwajibkan membayar denda

sebesar 1 0/00 (satu permil) tiap hari, dengan denda maksimal 5 % dari nilai

kontrak. Uang denda harus dilunaskan padawaktu pembayaran angsuran

(termijn) penyerahan kesatu (I).

2. Menyimpang dari Pasal 49A V terhadap segala kelainan mengenai peraturan

atau tugas yang tercantum dalam ketetapan ini, maka sepanjang bestek ini

tidak ada ketetapan denda lainnya, pemborong dapat dikenakan denda sebesar

1 0/00 (satu permil) tiap terjadi kelainan dengan tidak diperlukan suatu

pengecualian.

3. Bilamana terjadi perintah untuk mengerjakan pekerjaan tambahan dan tidak

disebutkan jangka waktu pelaksanaannya, maka jangka waktu pelaksanaan

tidak akan diperpanjang.


149

Pasal II.12

PEKERJAAN TAMBAHAN DAN PENGURANGAN

1. Harga pekerjaan tambahan yang diperintahkan secara tertulis oleh Pejabat

Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES

Tahun Anggaran 2006., pemborong dapat mengajukan pembayaran tambahan.

2. Sebelum pekerjaan tambahan dikerjakan, pemborong supaya mengajukan

kepada Pemimpin proyek/pengelola proyek daftar RAB agar Pejabat Pembuat

Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun

Anggaran 2006. agar diperhitungkan pembayarannya.

3. Untuk memperhitungkan pekerjaan tambah – kurang harga satuan yang telah

dimasukkan dalam daftar penawaran/kontrak.

4. Bilamana harga satuan belum tercantum dalam surat penawaran yang

diajukan, maka akan diselesaikan secara musyawarah.

Pasal II.13

DOKUMENTASI

1. Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan lapangan atau tempat pekerjaan masih 0

% supaya diadakan pemotretan di tempat yang dianggap penting menurut

pertimbangan Direksidengan ukuran 9 x 14 cm sebanyak 4 set berwarna.

2. Setiap permintaan pembayaran termijn (angsuran) dan penyerahan pertama

harus diadakan pemotretan yang menunjukkan prestasi pekerjaan (minimum

dari 5 jurusan) masing-masing menurut pengajuan termijn dengan ukuran 9 x

14 cm sebanyak 3 set berwarna. (pembidikan dari titik tetap), pada penyerahan


150

pertama, pemborong harus mendak dan foto 10 R sejumlah 5 buah dan sudah

dipigur.

Pasal II.14

PENDAFTARAN GEDUNG PEMERINTAH

Konsultan pengawas di wajibkan membantu pengelola proyek menyelesaikan

pendaftaran gedung-gedung disesuaikan dengan persyaratan yang ditetapkan.

Pasal II.15

PENCABUTAN PEKERJAAN

1. Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA

UNNES Tahun Anggaran 2006. berhak membatalkan atau mencabut

pekerjaan dari tangan pemborong apabila ternyata pihak pemborong telah

menyerahkan pekerjaan seluruhnya atau sebagian kepada pemborong lain

semata-mata hanya mencari keuntungan saja dari pekerjaan tersebut.

2. Pada pengabutan pekerjaan tersebut, pemborong hanya dapat dibayar untuk

pekerjaan yang telah selesai dan telah diperiksa serta disetujui oleh Pejabat

Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES

Tahun Anggaran 2006. sedangkan harga bahan bangunan yang berada di

tempat menjadi resiko pemborong sendiri.

3. Penyerahan bagian-bagian seluruh pekerjaan kepada pemborong lain (onder

eanemer) tanpa izin tertulis dari pihak Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan

PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. tidak

diizinkan.
151

Pasal II.16

TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR, CONTOH SURAT PENAWARAN

1. Tanggung jawab Kontraktor :

Rekanan/Kontraktor bertanggung jawab atas bangunan tersebut selama

sepuluh tahun sesuai dengan pasal 1609 KUHP Perdata.

2. Mengurus IMB dengan biaya dari pemborong / Kontraktor , sedang proyek

membantu dengan pengurusan kelengkapan dokumen yang diperlukan.


152

CONTOH SURAT PENAWARAN :

KERTAS KOP NAMA PERUSAHAAN


Nomor :

Lamp :

Perihal : Surat Penawaran Kepada

Pekerjaan ……………………..

Jl. ………………….

SEMARANG

Untuk mengikuti penunjukan langsung terbatas yang di adakan pada

hari….tanggal……

bulan….tahun…. dengan mengambil tempat di…….yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : ……………….

Jabatan : ……………….

Alamat : ……………….

Berkedudukan : ……………….

Dengan ini menyatakan :

1. Akan tunduk pada pedoman penunjukan langsung untuk pelaksanaan

pekerjaan bangunan-bangunan negara.

2. Mengindahkan syarat-syarat dan keterangan-keterangan di dalam

dokumen lelang dan perubahan-perubahan atau tambahan-tambahan yang

tercantum dalam berita acara aanwijzing, pada tanggal ……..

3. Memperhitungkan pekerjaan pengurangan atau penambahan yang

mungkin ada atas dasar bestek.


153

4. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai kontrak.

5. Telah menyerahkan surat jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank

sebesar Rp …………

6. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai dengan

kontrak.

7. Sanggup dan bersedia melaksanakan, menandatangani bahan-bahan

bangunan dan peralatan yang diperlukan untuk :

a. Pekerjaan :

b. Lokasi :

c. Denagn harga borongan : Rp (terbilang)

d. Jangka waktu pelaksanaan : ( ) hari kalender

e. Jangka waktu pemeliharaan : selama : ( ) hari

kalender

Semarang, 2004

Hormat Kami,

CV/ PT.

Materai Rp. 6000,-

Cap perusahaan

Nama Terang

Direktur
154

SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM

Pasal III.01.

URAIAN PEKERJAAN

1. Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :

Pembangunan gedung kuliah dan Laboratorium 3 lantai Jurusan Bahasa

Inggris dan Bahasa Indonesia FBS UNNES di SEMARANG

Didesa Sekaran Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang

Uraian Jenis Pekerjaan, Konstruksi dan Bahan.

- Konstruksi pondasi dari beton bertulang dan pasangan batu kali

- Konstruksi kerangka (kolom, balok, & konsol) dari beton bertulang.

- Konstruksi dinding dari pasangan batu bata.

- Kusen kayu Bangkirai.

- Usuk kayu kruing, Reng, dan lisplank kayu bangkiray.

a. Sparing-sparing Instalasi listrik

b. Sparing-sparing Instalasi air kotor dan kotoran WC.

2. Sarana Pekerjaan :

Untuk kelancaran Pekerjaan pelaksanaan diLapangan Kontraktor harus

menyediakan :

a. Tenaga Pelaksana yang slalu ada dilapangan, tenaga kerja yang

terampil dan cukup jumlahnya.


155

b. Penyediaan alatg-alat Bantu : Beton molen, vibrator, pompa air,

mesin las, alat angkut, mesin giling serta peralatan lainya yang

digunakan harus selalu tersedia dilapangan sesuai kebutuhan.

c. Bahan-bahan bangunan harus tersedia dilapangan dengan jumlah

yang cukup.

d. Melaksanakan tepat dengan scedhule.

3. Cara Pelaksanaan.

Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan syarat-

syarat ( RKS ) Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti

petunjuk Konsultan Pengawas.

Pasal III.02

JENIS MUTU BAHAN

Jenis mutu bahan yang dipakai diutamakanproduksi dalam negeri

Sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri

Perindustrian dan Menteri Penerangan.

No : 472/Kop/XII/80.

No : 813/Menpen/1980.

No : 64/Menpen/1980

Tanggal 23 Desember 1980.


156

Pasal III.03

GAMBAR – GAMBAR

RKS ini dilampiri :

A. Gambar Perencanaan

1. Gambar Rencana Site Plan

2. Gambar Rencana Denah Layout 1,2,&3

3. Gambr Tampak dan Potongan

B. Gambar Pelaksanaan

1. Gambar Denah, Tampak, Potongan LT1

2. Denah dan Detail Konstruksi.

Pasal III.04

PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan laindalm Rencana

Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-

ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :

a. Kepers 16 tahun 1994 beserta segala perubahan dan

penyempurnaannya.

b. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan diIndonesia

atau Algemene Voowaarden voor de Uitvouring bijaaneming van

openbare warken ( AV )1941.

c. Keputusan-keputusan dariMajelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik

dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia ( DTPI ).

d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1989 ( PBI 1989 ).


157

e. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen

Tenaga Kerja.

f. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Air minum

sertaInstalasi Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.

g. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979

dan PLN setempat.

h. Peraturan sambungan telepon yang berlaku diIndonesia.

i. Pertuan Konstruksi Kayu Indonesia ( PPKI 1961 )

j. Peraturan Semen Portland Indonesia NI. No : 08

k. Perturan Batu Merah sebagai bahan bangunan.

l. Pertauran Muatan Indonesia.

m. Peraturan dan ketentuan lain yang di keluarkan oleh

jawatan/instansi pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan

permasalahan bangunan.

2. Untuk melaksanakan npekerjaan dalam pasal 1 ayat 2 tersebut berlaku dan

mengikat pula:

a. Gambar bestek yang dibuat konsultan perencana yang sudah

disahkan

b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ).

c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

d. Berita Acara Penunjukan.

e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek Tentang Penunjukan

Kontraktor.
158

f. Surat Perintah Kerja ( S.P.K )

g. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.

h. Jadwal pelaksanaan yang tekah disetujui pemimpin proyek.

Pasal III.05

PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat

( RKS )termasuk tambahan dan perubahannya dalam berita Acara Penjelasan

Pekerjaan.

2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ),

maka yang mengikat adalah RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan

gambar yang lain maka gambar dengan sekala besar yang berlaku.

3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga

dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan

kepada konsultan dan mengikuti keputusannya.

4. Dalam penelitian tersebut diuraikan juga terhadap volume pekerjaan.

Pasal III.06

PERSIAPAN DILAPANGAN

1. Kontraktor harus membuat kantor direksi dan gudang prnyimpanan bahan

seluas 24 meter persegi dengan tiang kayu kruing dan dinding papan triplex

lantai beton tumbuk dan atap asbes/seng bergelombang.

2. Kontraktor harus membuat bangsal pekerja untuk para pekerja dan gudang

penyimpanan barang yang dapat dikunci.


159

3. Pembongkaran bangsal kerja menjadi tanggung jawab kontraktor.

Pasal III.07

JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum mulai pekerjaan nyata dilapangan pekerjaan kontraktor wajib

membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa

Bar-chart dan curve bahan/tenaga.

2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari

konsultan Pengawas, paling lambat 15 hari setelah surat penunjukan diterima

kontraktor.

3. Rencana kerja yang telah disetujui oleh konsultan pengawas, akan disahkan

oleh pemberi tugas.

4. Kontraktor wjib memberi salinan rangkap 4 kepada konsultan pengawas.

Rencana Kerja ditempel didinding bangsal diikuti grafik prestasi kerja.

Pasal III.08

KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1. Dilapangan pekerjaan, kontraktor wajib menunjuk seseorang kuasa kontraktor

disebut sebagai pelaksana yang cakap untuk memimpin pekerjaan.

2. Dengan adanya pelaksana bukan berarti kontraktor lepas tanggung jawab.

3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada tim teknik wilayah dan

konsultan pengawas, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapat persetujuan.


160

4. Bila di kemudian hari menurut Tim teknik wilayah dan konsultan pengawas,

pelaksana itu tidak cakap memimpin, kontraktor akan diberitahu secara

tertulis.

5. dalam 7 hari setelah mendapat peringatan tersebut kontraktor harus mencari

pengganti pelaksana.

Pasal III.09

TEMPAT TINGGAL ( DOMISILI ) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA

1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja apabila

terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberikan secara

tertulis, alamat dan nomor telepon dilokasi kepada Tim teknik wilayah dan

konsultan pengawas.

2. Alamat kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering berubah-ubh.

Apabila ada parubahan, agar segera memberi tahu.

Pasal III.10

PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

1. Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik

proyek, Konsultan Pengawasdan milik pihak ketiga yang ada dilapangan.

2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui konsultan

pengawas, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung

jawab kontraktor dan tidak akan diperhittungkan dalam biaya tambahan.

3. Apabila terjadi kebakaran kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik

yang berupa barang-barang maupun keselammatan jiwa. Untuk itu kontraktor


161

diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang

ditempatkan ditempat-tempat yang telah ditetapkan.

Pasal III.11

JAMINAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang slalu siap pakai.

2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi

syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja.

3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak

pakai.

4. Membuat tempat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk penjaga

keamanan.

5. Segala hal yang menyangkut jaminan social dan keselamatan sesuai dengan

peraturan perundingan yang brlaku.

Pasal III.12

ALAT-ALAT PELAKSANAAN

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor,

sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara

lain :

1. Beton molen yang jumlahnya akan ditentukan kemudian oleh pengawas.

2. Theodolit dan water pass ( ijin konsultan pengawas ).

3. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.

4. Pompa air untuk system pengeringan, jika diperlukan.


162

5. Mesin pemadat.

6. Alat megger, alat test instalasi listrik dan test instalasi air, sesuai kebutuhan.

Pasal III.13

SITUASI DAN UKURAN

1. Situasi

a. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 adalah pekerjaan baru, sesuai dengan

gambar situasi.

b. Ukuran dalam gambar ataupun Uraian dalam RKS merupakan garis besar

pelaksanaan.

c. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan,

sifat dan uas pekerjaan, dan hal-hal yang dapat mempengaruhi harga

penawaran.

d. Kelalaian atau kekurang tliti kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alas

an untuk menggagalkan tuntutan.

2. Ukuran

a. Ukuran yang dipakai disini semuanya dinyatakan dalam cm kecuali ukuran

baja dinyatakan dalam mm.

b. Duga lantai ( permukaan atas lantai ) ditetapkan dilapangan.

c. Dibawah pengawasan konsultan pengawas, kontraktor diwajibkan

menempatkan satu titik duga dan lima titik Bantu, dengan tiang beton yang

panjangnya 1,20cm berpenampang 10 x 10 cm. Titik ini di jaga

kedudukannya dan tidak boleh dibongkar sebelum dapat ijin dari

konsultan pengawas.
163

d. Memasang papan pengawas (Bowplank).

• Ketetapn letak bangunan diukur dibaeah pengamatan konsultan

pengawas dengan siket/patok yang dipasang kuat-kuat dan papan

terentang dengan ketebalan 2 cm diketam rata pada sisi bagian atas.

• Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara-cara

mengukur, alat-alat penyipat datar (theodolit, water pass) prisma silang

pengukuran menurut situasi dan kondisi tanah bangunan, yang selalu

berada dilapangan.

Pasal III.14

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan bangunan didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan pasal 2.

2. Konsultan pengawas berhak memeriksa asal bahan dan kontraktor wajib

memberitahukan.

3. Semua bahan bangunan yang digunakan wajib diperiksakan dahulu kepada

konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan.

4. Bahan bangunan yang telah didatangkan kontraktor dilapangan pekerjaan dan

ditolak pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan ppekerjaan

selambat-lambatnya 2x24 jam dari penolakan.

5. Apabila konsultan pengawas merasa perlu meneliti bahan lebih lanjut,

konsultan berhak mengirim ke Balai penelitian bahan-bahan (Laboratorium)

untuk diteliti, Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan

kontraktor.
164

6. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukankontraktor tetapi

ternyata ditolak konsultan pengawas, harus segera dihentikan dan dibongkar

dengan biaya kontraktor dalam waktu yang telah ditetapkan oleh konsultan

pengawas.

Pasal III.15

PEMERIKSAAAN PEKERJAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah

selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor

diwajibkan memintakan persetujuan kepada konsultan pengawas. Baru apabila

telah disetujui kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.

2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam 2x24 jam tidak dipenuhi oleh

Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian

yang diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Hal ini

dikecualikan bila Konsul;tan Pengawa minta perpanjangan waktu.

3. Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak

menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk

memperbaiki, biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi

tanggungan kontraktor.
165

Pasal III.16

PEKERJAAN TAMBAH / KURANG

1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan tertulis dalam

buku harian oleh Konsultan Pengawas serta persetujuan pemberi tugas.

2. pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bilamana nyata-nyata ada perintah

tertulis dari Konsultan Pengawas serta persetujuan dari pemberi tugas.

3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut harga satuan

pekerjaan, yang dimaksudkan oleh kontraktor sesuai AV artikel 50 dan 51

yang pembayarannya diperhitungikan bersama-sama angsuran terakhir.

4. Untuk pekerjaan tambah yang harganya tidak tercantum diharga satuan yang

dimasukkan dalam penawaran, harga satuan akan ditentukan lebih lanjut oleh

Konsultan Pengawas bersama-sama kontraktor dengan persetujuan pemberi

tugas.

5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alas an sebagai penyebab

kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas / Tim Pengelola

Teknis dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu, karena adanya

pekerjaan tambahan tersebut.

Pasal III.17

PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa

menggangu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk

membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian

bangunan yang lain.


166

2. Jalan masuk dan Konstruksi jalan sementara.

Untuk mencapai jenis pengangkutan kendaraan material dilokasi proyek ini

melalui jalan desa dan rencana jalan umum/kampus, untuk itu kontraktor harus

menjaga keutuhan jalan dan jembatan dan sebagainya. Kerusakan akibat

pelaksanaan proyek tersebut diatas maka kontraktor wajib memperbaikinya.

3. Selamanya berlangsungnya pekerjaan kontraktor harus dapat menjaga

lingkungan yang terganggu oleh jalannya proyek.

4. Kontraktor tidak dibenarkan memasang papan Reklame dalam bentuk apapun

dalam lingkungfan halaman tanah disamping yang berbatasan langsung

dengan hgalaman komplek kampus UNNES desa sekaran.

5. Kontraktor harus memasang nama proyek 1 (satu) unit dari papan/tiang kayu.

Redaksi papan nama proyek tersebut akan ditentukan kemudian, dengan papan

ukuran minimal 1,50 x 0,80 m.

Pasal III.18

PEKERJAAN TANAH

1. Pekerjaan Galian

a. Waktu Pelaksanaan Penggalian

Pekerjaan penggalian tanah terutama galian pada dasar pondasi sebaiknya

dilaksanakan pada musim kering.

b. Batas dan Ketinggian Galian

Dalam melaksanakan pekerjaan penggalian tanah, rekanan harus

memperhatikan batas-batas ketinggian setiap galian sesuai dengan

kebutuhan seperti yang tercantum didalam gambar rencana.


167

c. Alat-alat

Alat-alat yang dipakai untuk pekerjaan penggalian tanah, baik jenis

maupun kebutuhannya harus sesuai dengan kebutuhan, untuk itu rekanan

harus menyerahkan daftar alat-alat yang dipakai dalam pekerjaan ini

sebelum memulai pekerjaan tanah.

d. Pencegahab Kelongsoran Dinding Galian

Rekanan wajib melaksanakan pengamanan dinding galian dari

kemungkinan terjadinya longsor, terutama pada galian-galian yang dalam.

( untuk pondasi sumuran ) antara lain dengan cara-cara sebagai berikut :

• Membuat talut yag landai atau system bertangga dengan

memperhatikan tanah asli sebenarnya.

• Mengangkat tanah-tanah/batu-batu lepas yang terdapat pada diding

galian.

• Memasang turap-turap pengaman atau casing pengaman.

• Dilarang menempatkan bahan bangunan atau alat-alat berat didekat

tepi galian.

• Memasang Konstruksi pengaman lainnya yang dianggap perlu.

Dalm hal ini rekanan harus sudah memperhitungkan harga biaya

dalam penawaran.

e. Galaian konstruksi

Galian Konstruksi adalah galian tanah ataupun batuan yang dimaksudkan

untuk pemasangan pondasi bangunan, tembok penahan tanah dan lain-lain

seperti yang dimaksudkan dalam gambar rencana atau ditentukan dalanm


168

ketentuan ini. Galian-galian ini harus memenuhi persyaratan sehingga

posisi dan ketinggian serta ukuran struktur sesuai dengan ketentuan dalam

gambar rencana. Sebelum memulai penggalian rekanan harus

memberitahukan Direksi terlebih dahulu.

f. Pemakaian Kembali Material Bangunan

Material galian yang memenuhi syarat bisa dipakai kembali

sebagaimaterial urugan atas persetujuan Direksi, yang tidak memenuhi

syarat harus dibuang.

g. Pembuangan Material Bangunan

Material galian yang tidak dapat dipakai urugan atau material kelebihan

harus dibuang ketempat-tempat yang telah ditentukan. Pembuangan ini

tidak boleh merusak lingkungan, menghalangi arus aor atau merugikan

pihak lain.

h. Tes Kepadatan

• Setelah tanah urugan selesai dipadatkan, dilakukan tes kepadatan

dilapangan (disaksikan oleh Direksi/pengawas) maupun laboratorium.

• Untuk tes dilapangan dapat digunakan sand cone method atau cara lain

yang disetujui oleh Direksi/ pengawas.

• Lokasi dan jumlah titik yang dites ditentukan oleh Direksi/Pengawas.

• Hasil tertulis harus diserahkan kepada d\Direksi/Pengawas untuk

memperoleh persetujuan.

i. Tingkat Kepadatan
169

Tingkat kepadatan lapangan disyaratkan 95% dari kepadatan kering

maksimum yang berlaku untuk semua urugan umum.

j. Urugan khusus untuk Perbaikan Tanah

Apabila terjadi perbaikan tanah dengan maksud memperbaiki daya dukung

tanah maka sebagian tanh semula akan digali sedemikian hingga tebalnya

tanah pengganti memenuhi syarat dalam Gambar Rencana dan

mengusahakan seminimum mungkin etrjadinya gangguan terhadap tanah

asli yang diakibatkan oleh penggalian tersebut. Tanah ini dipadatkan

dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan tentang pemadatan tanah

urugan seperti yang disebutkan dalam (sub) pasal-pasal terdahulu.

Pasal III.19

PEKERJAAN BETON

(Pondasi, kolom, Ringbalok, dan Konsol)

1. Bahan

a. Semen Portland / PC

Semen Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan semen

Portland Indonesia 1972 (NI-8) atau British Standart No. 12/1965. semen

harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-

kantong asli dari pabrik. Merk PC dianjurkan dalam negeri seperti

Nusantara, Tiga Roda, atau sekualitas, satu macam dan dengan persetujuan

konsultan pengawas. Semen harus di simpan dalam gudang yang kedap air

berventilasi baik, di atas lantai setinggi 30 cm.


170

Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis.

Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman.

b. Agregrat halus dan kasar dapat dipakai agregrat alami atau buatan asal

memenuhi syarat menurut PBI 1989. untuk pasir beton dipakai pasir

Muntilan, sedang batu pecah dipakai batu pecah ukuran dan kwalitas dari

hasil pemecah mesin split.

Agregrat tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan

ketahanan tulangan terhadap karatan. Untuk itu kontraktor harus

mengajukan contoh-contoh yang memenuhi syarat dari berbagai sumber

(tempat pengambilan) antara laintidak boleh menggunakan pasir laut.

Agregrat-agregrat harus disimpan ditempat yang saling terpisah dalam

tumpukan yang tidak lebih dari 1m berpermukaan yang bersih, padat serta

kering dan harus dicegah terhadap pengkotoran.

c. Air

Untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dai air bersih dan

tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton.

Air tersebut harus memenuhi syarat-syarat manurut PBI 1991.

d. Bahan campuran tambahan (Additives)

• Pemakaian bahan tambahan kimiawi (concrete admixture) kecuali

yang tersebut tegas dalam gambar atau persyaratan harus seijin tertulis

dari Konsultan Pengawas, untuk itu Kontraktor harus mengajukan

permohonan tertulis. Kontraktor harus mengajukan analisa kimiawinya

serta bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.


171

• Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan permulaan (intial set)

tidak boleh dipakai, sedangkan untuk beton kedap air dibawah tanah

(hydrostatic preasure) tidak boleh waterproofer yang mengandung

garam stearate. ]bahan campuran tambahan beton harus sesuai dengan

iklim tropis dan memenuhi persyaratan AS. 1478 dan ASTM C.494

dan type B dan type D sekaligus sebagai pengurangan air adukan dan

penunda pengerasan awal.

• Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk teknis dari pabrik dan

dimasukkan kedalam mesin pengaduk bersamaan dengan air adukan

yang terakhir dituangkan kedalam mesin pengaduk. Pemakaian

additive tidak boleh menyebabkan dikuranginya volume semen dalam

adukan.

e. Lapisan pelindung beton

Untuk lapisan pelindung plat lantai beton harus mendapat persetujuan

Konsultan Pengawas.

f. Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Konsultan

Pengawas.dalam keadaan maka Konsultan Pengawas berhak minta

pemeriksaan atas biaya Kontraktor.

2. Macam pekerjaan

Konstruksi beton untuk pekerjaan :

- Kolom

- Plat

- Balok/ Rib
172

- Pondasi

3. Syarat-syarat pelaksanaan

a. Rencana adukan beton (Mix Design)

• Test Laboratorium

1. Contoh split, pasir dan PC yang akan dipergunakan harus dikirim

olejh rekanan dan dikirim ke laratorium yang telah disetujui oleh

Direksi Lapangan untuk dianalisis dan hasil test contoh tersebut,

laboratorium akan merencanakan suatau campuran beton untuk

ememnuhi setiap kekuatan yang dikehendaki dan memenuhi slump

yang disyaratkan.

2. Laboratorium juga akan menyediakan 2 (dua) kubus percobaan

dari setiap adukan yang direncanakan dari contoh split dan pasir

yang telah diperiksa, 1 (satu) kubus ditest pada umur 7 hari dan

sebuah lagi pada umur 28 hari.

3. Rekanan harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap hasil test dan rencana

adukan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui sebelum

pengecoran beton dilakukan.

4. Seluruh biaya pembuatan contoh, renewa adukan dan test

laboratorium ditanggung oleh Rekanan.

• Ukuran campuran PC dan bahan adukan lain termasuk air

Jumlah PC dan bahan adukan sebelum diadduk harius ditetapkan

langsung dengan alat pengukur yang disediakan oleh rekanan dan di

setujui oleh Direksi Lapangan.


173

b. Test Kekuatan Beton

• Rekanan harus melakukan test kekuatan beton, test bisa dilakukan di

labortorium yang independent yang ditentukan atau disetujui oleh

Direksi/ Pengawas. Pembuatan beton uji dan jumlah harus memenuhi

ketentuan dalam SKSNI T-15-03. tahun 1990 dan 1991 atau PBI’71

• 1 (satu) lembar asli dan 2 (dua) lembar copy laporan hasil test

diserahkan kepada Direksi/ Pengawas.

• Bila beton yang berumur 7 hari kekuatannya kurang dari 70%

kekuatan beto umur 28 hari, maka Direksi berhak dengan segera

memerintahkan Rekanan untuk menambah jumlah PC kedalam

campuran beton atau merubah perbandingan campuran beton (bila

dianggap perlu).

• Biaya tambahan akibat perubahan campuran tadi dan biya kekuatan

beton, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Rekanan.

c. Persiapan Pengecoran Beton

• Pemeriksaan dan Persetujuan Direksi

Beton tidak diperbolehkan dicor bila seluruh pekerjaan pembesian,

pekerjaan bekisting dan pekerjaan instalasi tiap bagian yang telah

dipasang serta persiapan seluruh permukaan tempat pengecoran belum

diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan.

1. Seluruh permukaan bekisting, besi tulang dan instalasi-instalasi

(bila ada) yang tertanam dalam beton harus dibersihkan terlebih


174

dahulu dari segala macam kotoran termasuk kerak beton sisa

pekerjaan pengecoran sebelumnya.

2. Permukaan bekisting, lantai kerja atau tanah dibagian yang akan

dicor harus berada dalam kedaan lembab pada saat pencoran beton

yang dilakukn, untuk itu, permukaan tersebut harus dibasahi

dengan air terlebih dahulu. Tetapi permukaan-permukaan tersebut

tidak boleh tergenang air. Setiap genangan air di bagian yang akan

dicor harus disingkirkan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan

pencoran.

• Persiapan Permukaan yang akan dicor beton

• Persiapan Instalasi-instalasi yang ditanam dalam beton

Instalasi-instalasi yang ditanam dalam beton (bila ada) seperti pipa

instalasi mekanikal elektrikal, plumbing sanitasi dan sebagainya harus

telah terpasang dengan kokoh dalam bekisting.

• Lantai kerja

Semua pekerjaan beton, terutama pekerjana pondasi, yang

berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya, harus diberi pasir dan

lantai kerja dari beton tumbuk (1:3:5).

d. Pembuatan Adukan Beton

• Alat Pembuatan Adukan Beton

1. Bila tidak ditentukan lain, adukan beton harus dibuat dengan

menggunakan mesin pengaduk beton atau beton molen. Penentuan

jenis dan ukuran beton molen harus ada sepengetahuan Direksi.


175

2. Permukaan bagain dalam molen harus selalu bersih, tidak

diperbolehkan ada kerak-kerak beton sisa adukan yang dibuat

sebelumnya.

• Campuran Adukan Beton

Campuran adukan beton harus dibuat sesuai dengan Rencana

Campuran Beton yang disetujui Direksi sebelumnya, kecuali bila

Direksi menetapkan lain. Sehubungan dengan hal itu, jumlah PC,

bahan-bahan adukan dan air untuk membuat adukan beton harus

ditakar dengan alat-alat penakar yang disediakan oleh Rekanan dan

disetujui oleh Direksi.

• Waktu Pengadukan

1. Lamanya waktu yang digunakan untuk mengaduk semua campuran

betonadalah paling sedikit 1 ½ menit untuk 1 m3 beton dihitung

dari saat sesudah semua bahan, kecuali air, dimasukkan ke dalam

molen.

2. Lamanya waktu pengadukan harus ditambah bila kapasitas mesin

mengaduk lebih besar dari 1 m3. Contoh : untuk 2 m3, waktu

pengadukan adalah : 1 ½ menit + 1 menit = 2 ½ menit dan

seterusnya.

• Kekentalan Adukan Beton

1. Kekentalan adukan beton harus diperiksa, sesuai dengan (SKSNI

T-15-1990-03).
176

2. Pemeriksaan kekentalan ini harus disaksikan oleh Direksi/

Pengawas.

3. untuk memenuhi persyaratan kekentalan adukan beton ini, jumlah

air yang digunakan dapat dirubah, disesuaikan perubahan keadaan

cuaca atau kelembapan bahan-bahan adukan.

e. Pengecoran Beton

• Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh Direksi/

Pengawas.

• Pengecoran beton tidakboleh dilaksanakan bila cuaca buruk dan bila

pada lokasi yang sama sedang dilaksanakan pekerjaan pemancangan

tiang pancang.

• Adukan beton yang tidsak memenuhi syarat tidak boleh dijatuhkan

dengan tinggi jatuh lebih dari 1.5 m. bila tinggi jatuh adukan beton

lebih dari1,5 m maka kerikil akan terpisah dari adukan dan akan

membentuk sarang-sarang kerikil yang berongga.

• Untuk pengecoran dalam/ tinggi, dapat menggunakan saluran vertical

dan/ atau corong yang licin agar adukan beton yang melaluinya tetap

homogen.

• Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang telah

dicorkan, tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua)

meter dalam arah datar.

• Bagian strujtru yang pengecorannya harus dilakukan lapis demi lapis,

tiap lapis harus mempunyai tinggi yang merata/ seragam dan berbentuk
177

miring. Pengecoran la[pisan yang berikutnya harus dilakukan pada

waktu lapisan sebelumnya masih lunak.

• Pemakaian conveyor belt untuk mengangkut adukan beton harus seijin

Direksi.

• Dalam cuaca panas, Rekanan harus melakukan langkah-langkah

pengamanan agar adukan beton tidak terlalu cepat mongering,

misalnya dengan cara melindunginya dari panas matahari secara

langsung.

f. Pemadatan Adukan Beton

• Adukan beton yang telah dicor ke dalam bekisting atau galian pondasi,

harus digetarkan dengan alat penggetar (vibrator) type Immersion agar

diperoleh beton yang padat dan homogen serta tidak terjadi sarang-

sarang kerikil.

• Pada waktu digunakan, jarum penggetar tidak boleh menyentuh

bekisting atau tulangan.

• Pencelupan jarum penggetar ke dalam adukan beton tidak boleh terlalu

lama sebab bisa mengakibatkan pemisahan unsure-unsur adukan beton.

• Ukuran diameter jarum penggetar yang digunakan harus disesuaikan

dengan keadaan/ dimensi bagian yang harus dicor.

g. Perawatan Selama Proses Pengerasan Beton

• Beton yang telah dicor harus dijaga tetap basah sekurang-kurangnya

selama 14 (empat belas) hari setelah dicor, dengan cara disirami air,
178

atau ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain

yang dapat dibenarkan.

• Air tidak diperbolehkan mengalir melalui permukaan beton yang baru

dicor dengan kecepatan aliran yang bisa merusak permukaan beton

tersebut.

• Sama sekali tidak diijinkan menaburkan semen kering dan pasir

dipermukaan beton yang masih basah.

h. Pekerjaan Pembesian

• Persyaratan Besi Tulangan Beton

Besi yang digunakan untuk penulangan beton adalah :

- U-24 polos untuk tulangan berdiameter ≤ 12 mm. (fy = 240 MPa)

- U-32 ulir untuk tulangan berdiameter > 12 mm. (fy = 320 MPa)

Ukuran yang dicantumkan dalam gambar-gambar adalah ukuran

Metric. Secara umum, besi penulangan beton harus memenuhi

ketentuan-ketentuan dalam SKSNI T-15-1991-03 atau PBI’71.

• Daftar dan Gambar Detail penulangan

Rekananharus membuat sendiri dan oleh karenanya bertanggung jawab

penuh atas daftar dan gambar detail penulangan konstruksi beton yang

diperlukan, yang dalam proses penyusunannya telah memperhitungkan

cara-cara pelaksanaannya.

• Pemsangan Besi Penulangan

Sebelum dipasang, besi penulangan beton harus bebas dari kotoran-

kotoran tanah/ Lumpur ; minyak dan bahan-bahan lian yang bisa


179

mengandung atau mengurangi daya ikat besi penulangan dengan

adukan beton.

Persyaratan-persyaratan pemasangan seperti pembengkokan-

pembengkokan, tebal betondecking, kursi-kursi penumpu, toleransi

pemasangan, sambungan overlap dan lain-lain harus mengikuti

ketentuan-ketentuan dalam SKSNI T-15 1990-03.

• Persetujuan Direksi/ Pengawas terhadap Besi Penulangan

Pemasangan besi penulangan harus diperiksa oleh Direksi/ pengawas

terlebih dahulu untuk memperoleh persetujuan sebelum pengecoran.

Rekanan harus memberitahu Direksi/ Pengawas bila pemasangan besi

penulkangan telah siap untuk diperiksa.

i. Pekerjaan Bekisting

• Pesrsyaratan Konstruksi Bekisting

1. Bekisting harus terbuat dari multiplex 18 mm dan rangka yang

kokoh terbuat dari kayu keras, sama sekali tidsak diijinkan

memakai bambu sebagai rangka bekisting.

2. bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan-

sambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan

atau adukan beton yang mengalir keluar krena bocor.

3. untuk permukaan luar beton yang tidak akan di plester (semi

exposed), permukaan dalam bekisting/ multiplex sebaiknya dilapisi

bahan sejenis minyak yang disetujuioleh Direksi/ Pengawas untuk


180

memudahkan pembongkaran bekisting itu kelak. Penggunaan oli

bekas tidak bisa dibenarkan dibenarkan.

4. penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah

dipakai harus atas seijin Direksi/ Pengawas.

• Persetujuan Direksi/ Pengawas Terhadap Bekisting

Bekisting yang sudah dipasang, harus diperiksa oleh Direksi/

Pengawas terlebih dahulu sebelum pengecoran. Direksi berhak

menolak dan memerintahkan pembongkaran atau perbaikan terhadap

ekisting yang dianggapnya tidak memenuhi syarat baik kekuatan

maupun ukuran-ukurannya.

• Pembukaan Bekisting

Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas, dalam keadaan

normal bekisting pelat dan balok hanya boleh dibongkar setelah beton

berumur 28 hari, kecuali sisi vertical balok, kolom dan dinding atas

sudah dibongkar setelah beton berumur lebih dari 4 hari.

Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan tenaga statis tanpa

getaran, goncangan atau pukulan ynag bisa merusak beton.

Pasal III.20

PEKERJAAN PONDASI

1. PONDASI SUMURAN

a. Pelaksanaan pekerjaan pondasi sumuran harus dipimpin oleh tenaga ahli

yang berpengalaman.
181

b. Rekanan harus menyerahkan rencana kerja/ metode pelaksanaan termasuk

data elevasi sumuran kepada Direksi/ Pengawas.

c. Galian tanah

• Posisi galian pondasi sumuran dan ukuran diameter harus sesuai

gambar rencana dan atau Berita Acara Uitzet Lapangan, penentuan

titik-titik pondasi sumuran ini harus diketahui dan disetujui oleh

Konsultan Pengawas/ Direksi Lapangan.

• Galian tanah dilakukan dengan menggunakan tenaga mesin atau tenaga

manusi yang tidak mengganggu bangunan sekitarnya dengan

kedalaman sesuai rencana, dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/

Direksi Lapangan.

• Jika kedalaman sesuai rencana masih terdapat tanah lunak, maka

penggalian dilakukan sampai diperoleh tanah keras, dan jika tanah

lunak terlalu dalam maka perlu di konsultasikan ke Direksi Lapangan/

Konsultan Pengawas untuk penanganan lebih lanjut bersama

Konsultan Perencana.

• Kekerasan tanah harus dilakukan dengan menggunakan uji SPT

dengan N minimal = 50, pengujian ini harus disetujui oleh Konsultan

Pengawas/ Direksi Lapangan.

• Tanah bekas galian harus diatur sedemikian hingga agar efek samping

terhadap pekerjaan dan linglkungan dapat di tekan seminim mungkin.

• Jika tanah yang digali mudah longsor maka Kontraktor wajib

menggunakan Casing untuk mencegah kelongsoran tanah tersebut.


182

• Jika terjadi galian terlalu dalam dari rencana, maka untuk

menyesuaikan dengan peil rencana tidak boleh dilakukan pengurulkan

dengan tanah bekas galian, dan harus diisi dengan bahan yang sesuai

dengan pondasi sumurannya. Besarnya biaya akibat hal ini sepenuhnya

menjadi tanggung jawab Kontraktor.

d. Pemasangan tulangan

• Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar rencana baik

mengenai mutu, diameter dan jarak tulangnya. Mutu yang digunakan

adalah sebagai berikut :

• Penggantian diameter diperbolehkan asal luas tampang total dari

tulangan minimal sama dengan gambar rancangan, penggantian

diameter tulangamn harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/ Direksi

Lapangan.

1. tulangan utama fy = 320 MPa,

2. tulangan geser fy = 240 MPa.

3. mutu beton cycloope f’c = 15 MPa (K-175 = 175kg/cm2)

4. mutu poer / pile cap f’c = 22,5 MPa (K-250 = 250kg/cm2)

• Pemasangan tulangan harus hati-hati agar tidak menyantuh tanah

disekitarnya, untuk itu di bagian luar rangkaian tulangan perlu diberi

beton Decikng dengan tebl minimal 5 cm.

• Hubungan tulangamn pondasi sumuran, dengan peil cap dan kolom

harus sesuai dengan gambr kerja, dan harus disetujui oleh Direksi

Lapangan/ Konsultan Pengawas.


183

e. Pengecoran

• Mutu beton cycloope f’c = 15 MPa (K-175 = 175kg/cm2) mutu poer/

pile cap f’c = 22,5 MPa (K-250 = 250kg/cm2)

• Sebelum dilakukan pengecoran, maka kesiapan harus diketahui dan

disetujui Konsultan Pengawas/ Direksi lapangan mengenai hal-hal sbb:

1. dimensi sumuran dan tulangan yang terpasang.

2. posisi/ as pondasi dan posisi tulang.

3. kebersihan lhn cord an tulangan.

4. kesiapan material, peralatan dan tenaga.

5. kondisi cuaca dan perlengkapan pengamanan jika terjadi hujan.

• Pengecoran cycloope borepile harus didahului dengan adukan beton,

kemudian disusul batu belah. Tinggi adukan beton diperkirakan dapat

membenamkan batu belah yang diisikan. Pengisian dilakukan seperti

tersebut diatas hingga dicapai tinggi yang diingingkan.

• Ukuran batu belah sisi terpanjang, maksimum 15 cm dan diisikan

dengan penyebaran yang merata, sela-sela batu belah harus mip terisi

oleh adukan betonnya.

• Pengisian beton pada lubang sumuran tinggi jatuh tidak boleh lebih

dari 1 meter, untuk itu diperlukan selang beton dengan pompa yang

ujungnya dapat diikat mengikuti ketinggian cor yang sudah ada.

• Peralihan type cycloope dengan perubahan prosentase batu belahnya

harus dikerjakan sesuai gambar rencana dan diketahui dengan pasti

oleh konsultan pengawas/ Direksi Lapangan.


184

• Batas akhir pengecoran bore pile diberi tanda agar tidak melampaui

posisi dasr pell capnya.

• Ujung akhir pengecoran harus dijaga dari kotoran yang mengganggu

(tanah, potongan kayu, kertas semen dll).

2. PONDASI PLAT LAJUR

a. Pelaksanaan pekerjaan pondasi plat lajur harus dipimpin oleh tenaga ahli

yang berpengalaman.

b. Rekanan harus menyerahkan rencana kerja/ metoda pelaksanaan kepada

Direksi/ Pengawas.

c. Galian tanah

• Posisi galian borepile dan uuran diameter harus sesuai Gambar

Rencana dan atau berita acara Uitzet Lapangan, penentuan titik-titik

bore pile ini harus diketahui dan disetujui oleh konsultan pengawas/

direksi Lapangan.

• Galian tanah dilakukan dengan menggunakan tenaga menusia atau

mesin yang tidak mengganggu bangunan sekitarnya dsengan

kedalaman sesuai rencana, dan setujui oleh Konsultan Pengawas/

Direksi Lapangan.

• Jika kedalaman sesuai rencana masih terdapat tanah lunak, maka

penggalian dilakukan sampai diperoleh tanah kersa, dan jika tanah

lunak terlalu dalam maka perlu dikonsultasikan ke Direksi Lapangan/

Konsultan Pengawas untuk penanganan lebih lanjut bersama

Konsultan perencana.
185

• Tanah bekas galian harus diataur sedemikian hingga, agar efek

samping terhadap pekerjaan dan lingkungan dapat ditekan seminimum

mungking.

• Jika tanah yang digali mudah longsor, maka kontraktro wajib

menggunakan casing untuk mencegah kelongsoran tanah tersebut.

• Jika terjadi galian terlalu dalam dari rencana, maka untuk

menyesuaikan dengan peil rencana tidak boleh dilakukan penguranagn

dengan tanah bekas galian, dan harus diisi dengan sirtu yang

dipadatkan atau tanpa diurug. Besarnya biaya akibat hal ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

d. Lantai kerja

• Lantai kerja dilakukan setelah permukaan galian rata dan telah

mencapai tanah keras/ yang disetujui Direksi.

• Ketebalan lntai kerja minimal sesuai gambr rencana.

• Bahan linati kerja dari beton mutu f’c = 15 MPa (K-175). Dengan

perbandingan 1 PC: 3 Psr : 5 Kr.

e. Pemasangan tulangan

• Sebelum pemasangan tulangan, lantai kerja harus sudah cukup keras

sehingga tidak rusak akibat pelaksanaan pemasangan tulangan.

• Pemasangan tulangan harus sesuai dengan Gambar Rencana baik

mengnai mutu, diameter dan jarak tulangannya. Mutu yang digunakan

adalah sebagai berikut:

1. tulangan utama fy = 320 MPa.


186

2. tulangan geser fy = 240 MPa.

• Penggantian diameter diperbolehkan asal luas tampang total tulangan

minimal sama dengan Gambar Rencana, penggantian diameter

tulangan harus diesetujui oleh konsultan Pengawas/direksiLapangan.

• Pemasangan tulangan harus hati-hati agar tidak menyentuh tanah di

sekitarnya,untuk itu di bagian luar rangkaian tulangan perlu diberi

beton decking dengan tebal minimal 3 cm.

• Hubungan tulangan pondasi Plat lajur (palt dan rib) dengan kolom

harus sesuaidengan Gambar Kerja,dan harus disetujui oleh Direksi

Lapangan/Konsultan Pengawas.

f. Pengecoran

• Mutu lantai kerja K-175 (f’c = 15 MPa) dengan perbandingan adukan

1Pc : 3 Psr :3 Kr/split, dan mutu beton pondasi plat lajur f’c = 22,5

MPa (K-250 = 250 kg/cm2) dengan perbandingan adukan 1Pc : 2 Psr :

3 Kr/split.

• Sebelum dilakukan pengecoran, maka kesiapan akhir harus diketahui

dan disetujui konsultan pengawas/ Direksi Lapangan mengenai hal-hal

sbb:

1. dimensi sumuran dan tulangan yang terpasang.

2. posisi/as pondasi dan posisi tulang.

3. kebersihan lahan cord an tulangan.

4. kesiapan material, peralatan dan tenaga.

5. kondisi cuaca dan perlengkapan pengamanan jika terjadi hujan


187

Pasal III.22

PEKERJAAN KAYU

1. Bahan

a. Kayu dipakai harus menggunakan kayu berkualitas baik, tua, kering dan

tidak bercacat pecah-pecah serta tidak terdapat kayu mudanya (spint).

b. Kelembapan kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu hlus harus kurang

dari 16 % dan kayu yang dikirim ketempat pekerjaan dan harus konstan

sampai bangunan selesai.

c. Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan

penyimpanannya ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas.

2. Macam Pekerjaan

Konstruksi dan macam-macam pekerjaan lainnya menggunakan jenis-jenis

seperti dibawah ini :

• Kayu kamfer diawetkan

Semua kusen, kecuali pintu km/wc, BV.

3. Syarat-syarat pekerjaan

a. Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata, khususnya bidang-

bidang tampak kayu harus benar-benar rata, licin dan diselesaikan

sedemikian rupa.

b. Semua sambungan kayu memanjang, lubang dan pen harus di meni.


188

Pasal III.23

PEKERJAAN BATU DAN PLESTERAN

1. Bahan

a. Semen Portland/PC

Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan

untuk pekerjaan beton. (lihat pasal 11). Semen Portland yang dipakai

sekualitas semen Nusantara atau Tiga Roda.

b. Kapur

Kapur yang dipakai adalah kapur pamotan dan sekualitas.

c. Pasir

Pasir yang digunakan harus pasir Muntilan yang berbutir.kadar Lumpur

yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar 5 %. Pasir harus

memenuhi persyaratan PUBB 1970 atau NI-3.

d. Air

Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan yang

dikerjakan beton (lihat pasal 11).

e. Batu bata (Bata Merah)

Bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam, tidak menunjukkan

retak-retak. Batu merah tersebut ukurannya harus sama perunitnya dan

harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBB 1970 (NI-3), dipakai Ex

Penggaron atau sekualitas.

f. Batu Gunung / Batu Belah


189

Batu gunung untuk pondasi harus bersih dari kotoran, keras dan memenuhi

persyaratan yang ada di PUBB 1970 (NI-3), dipakai Ex pudak Payung.

g. Krawang beton harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang

sisi dasarnya tidak menunjukkan retak-retak dan perubahan bentuk.

Ukuran beton krawang harus sama satu sama lain, krawang beton harus

melalui pengujian Konsultan Pengawas.

h. Kricak/ split

Kerikil yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan PUBB 1970 dan

PBI 1970 dan PBI 1989. krikil harus cukup keras, bersih serta susunan

butirnya gradasinya menurut kebutuhan. Krikil harus melalui yakan

(saringan) berlubang persegi 76 mm dan tinggal diatas saringan berlubang

50 mm. batu split menggunakan ex Pudak Payung dan sekualitas dari hasil

pemecah mesin harus mempunyai ukuran yang hampir sama max 2/3.

2. Macam pekerjaan

a. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam

perbandingan campuram seperti tersebut dibawah ini :

Macam Perbandingan Penggunaan


M1 1 Pc : 2 Ps - Adukan dan plesteran
dinding batu bata dan
beton krawang yang
kedap air.
- Untuk plesteran
trasram dan plesteran
beton yang kedp air
M2 1 Pc : 3 Ps - Untuk plesteran beton
190

bertulang yang tidak


kedap air.
- Untuk rollag pasangan
batu bata.
- Sponengan.
M3 1 Pc : 6 Ps - Untuk pasangan
pondasi batu belah
dan pasangan batu
bata dan plesteran
tembok.

b. Pasangan batu kosong (aanstamping) dengan bahan batu gunung dipasang

dibawah pondasi batu belah dan diisi dengan pasir.

c. Pasangan dinding krawang dengan perekat dari pasta semen (campuran air

dengan semen).

d. Semua tembok kamar mandi, wc, setinggi 1,50 m diatas lantai dengan

adukan macam M1.

e. Pasangan tembok setinggi 20 cm diatas lantai dengan campuran spesi

1 Pc : 3 Ps.

3. Syarat-syarat pekerjaan

a. Plesteran dinding dan sponing/ plesteran sudut semua dinding yang di

plester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air.

Sebelum dibuat kepala plesteran paling sedikit 1,50 cm dan paling tebal 2

cm, plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difiniksh/

diselesaikan. Penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen yang

sejenis. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air


191

agar tidak terjadi retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu

cepat. Pencampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk

dan campuran dengan tangan hanya boleh dilaksanakan seijin Konsultan

Pengawas. Pengadukan harus diatas alas papan atau yang lainnya.

Plesteran untuk dinding yang akan di cat tembok atau di kapur,

penyelesaian terakhir harus digosok dengan amplas bekas pakai atau kertas

sak semen, semua beton yang di plester harus dibuat kasar dulu agar

plesteran dapat melekat. Untuk semua sponingan harus menggunakan

campuran M2 (pada daftar), rata, siku dan tajam pada sudutnya.

Pasal III.27

PEKERJAAN LAIN-LAIN

a. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini masih termasuk lingkup

dalam pelaksanaan ini kontraktor harus menyelesaikan, sesuai dengan

petunjuk, Perintah Direksi, baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan,

serta perubahan-perubahan di dalam berita acara Aanwijzing.

b. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian

dilapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas. Dengan

dibuat berita acara yang disyahkan oleh Pengelola Proyek/ Direksi.


192

I. Pekerjaan Persiapan

a. Luas yang dibersihkan

Panjang = 60 m
20 m
Lebar = 20 m

Luas = 60 x 20
60 m
= 1200 m2

b. Pemasangan Bowplank

L = 2 x (20 + 60)
20 m
= 160 m2

60 m

c. Pekerjaan Direksi Keet

Panjang = 10 m
5m
Lebar =5m

Luas = 10 x 5 = 50 m2
6m 4m

II. Pekerjaan Tanah

a. Galian Tanah Pondai Plat Menerus

Tipe PL1

Luas penempang = 1.7 x 2.25

= 3.83 m2

Panjang pondasi = 55 m

Volume galian tanah = 3.83 x 55

= 210.38 m3
193

Sirtu padat bawah pondasi tebal 20 cm

Volume = 0. x 55 x 1.7

= 18.7 m3

Tipe PL2

Luas penempang = 1.4 x 2.25

= 3.15 m2

Panjang pondasi = 60 m

Volume galian tanah = 3.15 x 60

= 189 m3

Sirtu padat bawah pondasi tebal 20 cm

Volume = 0.2 x 60 x 1.4

= 16.8 m3

Tipe PL3

Luas penempang = 2 x 2.5

= 4.5 m2

Panjang pondasi = 24 m

Volume galian tanah = 4.5 x 24

= 108 m3

Sirtu padat bawah pondasi tebal 20 cm

Volume = 0.2 x 24 x 2

= 9.6 m3

b. Galian Tanah Pondai Batu Kali

Luas penempang = 1 x 0.8


194

= 0.8 m2

Panjang pondasi = 50 m

Volume galian tanah = 0.8 x 50

= 40 m3

Urugan pasir bawah pondasi tebal 10 cm

Volume = 0.1 x 50 x 0.8

= 4 m3

c. Galian Tanah Pondai Sumuran

Luas penempang = 3.14 x 1.62

= 8.04 m2

Kedalaman pondasi =4m

Jumlah pandasi = 2 buah

Volume galian tanah = 2 x 4 x 8.04

= 64.32 m3

Total volume galian tanah pondasi

Volume = 210.38 + 189 + 108 + 40 + 64.32

= 611.7 m3

Total volume sirtu padat bawah pondasi

Volume = 18.7 + 16.8 + 9.6

=45.1 m3

III. Pekerjaan Pondasi

a. Volume Pondai Plat Menerus

Tipe PL1
195

Panjang pondasi = 55 m

Luas penampang = 0.45 m2

Volume pondasi = 55 x 0.6

= 24.75 m3

Tipe PL2

Panjang pondasi = 60 m

Luas penampang = 0.34 m2

Volume pondasi = 60 x 0.34

= 20.25 m3

Tipe PL3

Panjang pondasi = 24 m

Luas penampang = 0.6 m2

Volume pondasi = 24 x 0.6

= 14.4 m3

b. Volume Pondai Sumuran

Luas penempang = 3.14 x 1.62

= 8.04 m2

Kedalaman pondasi =4m

Jumlah pandasi = 2 buah

Volume pondasi sumuran = 2 x 4 x 8.04

= 64.32 m3

c. Volume Pondai Batu Kali

Panjang pondasi = 24 m
196

Luas penampang = 0.6 m2

Volume pondasi = 24 x 0.6

= 14.4 m3

Volume total pondasi= 24.75 + 20.25 + 14.4 + 64.32 + 14.4

= 138.12 m3

Urugan Tanah Kembali

Volume = V galian tanah – (V sirtu padat + vV pasir urug bawah

pondasi + V pondasi)

= 611.7 – (45.1 + 4 + 138.12)

= 424.48 m3

IV. Pekerjaan Beton

a. Beton Kolom Struktur

Volume kolom K1 (40x60)

Lantai I = 16 x (4.6 x 0.4 x 0.6)

=17.66 m3

Lantai II = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6)

= 16.13 m3

Lantai III = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6)

= 16.13m3

Volume kolom K2 (40x50)

Lantai I = 16 x (4.6 x 0.4 x 0.5)

= 14.72 m3

Lantai II = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5)


197

= 13.44 m3

Lantai III = 16 x (4.2 x

0.4 x 0.5)

= 13.44 m3

Volume kolom K3 (40x40)

Lantai I = 2 x (4.6 x 0.4 x 0.4)

= 1.47 m3

Lantai II = 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4)

= 1.34 m3

Lantai III = 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4)

= 1.34 m3

Volume kolom K4 (60x60)

Lantai I = 10 x (4.6 x 0.6 x 0.6)

= 16.56 m3

Lantai II = 10 x (4.2 x 0.6 x 0.6)

= 15.12 m3

Lantai III = 4 x (4.2 x

0.6 x 0.6)

= 6.05 m3

Volume kolom K5 (20x20)

Lantai I = 6 x (4.6 x 0.2 x 0.2)

= 1.10 m3
198

Volume kolom K6 (30x30)

Lantai I = 2 x (4.6 x 0.3 x 0.3)

= 0.28 m3

Lantai II = 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3)

= 0.75 m3

Lantai III = 2 x (4.2 x

0.3 x 0.3)

= 0.75 m3

Volume total beton kolom struktur= 136.28 m3

b. Beton Balok Struktur

♦ Balok P3=P4 (30x60)

Volume = 30 x (0.6 –

0.12) x 0.3

= 4.32 m3

♦ Balok AP2=P2 (30x80)

Volume = 114 x (0.8 – 0.12) x 0.3

= 23.26 m3

♦ Balok AP1=P1(30x60)

Volume = 96 x 0.6 x (0.6 – 0.12)

= 27.65 m3

♦ Balok CP (40x100)

Volume = 34.4 x 1 x (1 – 0.12)

= 30.27 m3
199

♦ Balok A1=A2=T (20x35)

Volume = 292.2 x (0.35 – 0.12)x 0.2

= 13.44 m3

♦ Balok C1 (40x40)

Volume = 21.6 x (0.4 – 0.12)x 0.4

= 2.42m3

Volume total balok struktur = 101.36 m3

c. Beton Plat Lantai

♦ Lantai 2

Volume = 0.12 x {(69.5 x 16.5 )-

(6 x 6)-( 6 x 3 )-(6 x 3 )

= 128.97 m3

♦ Lantai 3

Volume = 0.12 x {(69.5 x 16.5 )-

(6 x 6)-( 6 x 3 )-(6 x 3 )

= 128.97 m3

d. Beton Tangga

♦ Plat tangga

4m
Vol. Tangga 1 = 1.528 x 3.84 x 0.16 = 1.12 m3

Vol. Tangga 2 = 1.528 x 3.84 x 0.16 = 1.12 m3


BORDES

Vol. Tangga 3 = 1.64 x 4.00 x 0.16 = 1.05 m3

6m Total Volume = 2 x 1.12 m3


1 2
= 2.24 m3
200

Total Volume tangga = 2 x 2.24 = 4.48 m3

♦ Plat bordes Tebal bordes =16 cm

Volume = 3.6 x 1.5 x 0.15

= 0.81 m3
1,5 m
3.6 m Total volume bordes = 2 x 0.81

= 0.81 x (2 buah )

= 1.62 m3

♦ Balok Bordes (30 x 20)

Volume = 0.3 x 0.2 x 4

= 0.24 m3

Total volume bordes = 0.24 x 2

= 0.48 m3

V. Pekerjaan Penulangan

Balok

¾ Balok P3=P4 (30/60)

Tul. Pokok : 9D22 ( 2.98 kg/m)

: 9 x 2.98 = 26.82 kg

Tul. Begel : D8-75 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:

100 : 7.5 = 13 buah


201

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg

tekukan : 2 (30 - 4) + 2 (60 - 4) + 2 (8 x 1)

: 165.6 cm = 1.656 m

Berat dalam 1m : 1.656 x 0.395 x 13 = 8.56 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 26.82 + 8.56 = 35.38 kg

Volume per m’ balok 30/60 : 0.6 x 0.30x 1 = 0.18 m3

1
Dalam 1m3 : = 5.55(pot. Balok m’ 30/60)
0.18

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 5.55 x 35.38

= 196.55 kg

¾ Balok AP2=P2 (30/80)

Tul. Pokok : 12D22 ( 2.98 kg/m)

: 12 x 2.98 = 35.76 kg

Tul. Begel : D8-150 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:

100 : 15 = 7 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg

tekukan : 2 (80-4) + 2 (30-4) + 2 (8 x 1)

: 220 cm = 2.2 m

Berat dalam 1m : 2.2 x 0.395 x 7 = 6.08 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 35.76 + 6.08 = 41.84 kg


202

Volume per m’ balok 30/80 : 0.80 x 0.30 x 1 = 0.24 m3

1
Dalam 1m3 : = 4.17 (pot. Balok m’ 30/80)
0.24

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 4.17 x 41.84

= 174.33 kg

¾ Balok AP1 = P1 (30/60)

Tul. Pokok : 6D22 ( 2.98 kg/m)

: 6 x 2.98 = 17.88 kg

Tul. Begel : D10-75 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:

100 : 7.5 = 13 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg

tekukan : 2 (60-4) + 2 (30-4) + 2 (10 x 1)

: 184 cm = 1.84 m

Berat dalam 1m : 1.84 x 0.617 x 13 = 14.75 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 14.75 + 17.88 = 32.63 kg

Volume per m’ balok 30/60 : 0.60 x 0.30x 1 = 0.18 m3

1
Dalam 1m3 : = 5.55 (pot. Balok m’ 30/60)
0.18

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 5.55 x 32.63

= 181.09 kg

¾ Balok CP (40/100)

Tul. Pokok : 16D22 ( 2.98 kg/m)


203

: 16 x 2.98 = 47.68 kg

Tul. Begel : D12-50 (0.888 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:

100 : 5 = 20 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg

tekukan : 2 (100-4) + 2 (40-4) + 2 (12 x 1)

: 288 cm = 2.88 m

Berat dalam 1m : 2.88 x 0.888 x 20 = 51.15 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 51.15 + 47.68 = 98.83 kg

Volume per m’ balok 30/120 : 1.00 x 0.30x 1 = 0.3 m3

1
Dalam 1m3 : = 3.33 (pot. Balok m’ 40/100)
0.3

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 3.33 x 98.83

= 329.43 kg

¾ Balok A1=A2=T (20/35)

Tul. Pokok : 5D16 ( 1.580 kg/m)

: 5 x 1.580 = 7.9 kg

Tul. Begel : D8-150 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:

100 : 15 = 7 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg

tekukan : 2 (35-4) + 2 (20-4) + 2 (7 x 1)

: 108 cm = 1.08 m
204

Berat dalam 1m : 1.08 x 0.395 x 7 = 2.99 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 2.99 + 7.90 = 10.89 kg

Volume per m’ balok 20/35 : 0.35 x 0.20x 1 = 0.07 m3

1
Dalam 1m3 : = 14.28 (pot. Balok m’ 20/35)
0.07

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 14.28 x 10.89

= 155.57 kg

¾ Balok C1 (40/40)

Tul. Pokok : 6D16 ( 1.580 kg/m)

: 6 x 1.58 = 9.48 kg

Tul. Begel : D8-150 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:

100 : 15 = 7 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg

tekukan : 2 (40-4) + 2 (40-4) + 2 (7 x 1)

: 158 cm = 1.58 m

Berat dalam 1m : 1.58 x 0.395 x 7 = 4.37 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 4.37 + 9.48 = 13.85 kg

Volume per m’ balok 40/40 : 0.40 x 0.40x 1 = 0.16 m3

1
Dalam 1m3 : = 6.25 (pot. Balok m’ 40/40)
0.16

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 6.25 x 13.85


205

= 86.56 kg

Kolom

¾ Kolom K1 (40/60)

Tul. Pokok : 10D22 ( 2.98 kg/m)

: 10 x 2.98 = 29.8 kg

Tul. Begel : D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:

100 : 15 = 7 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +

2.pjg tekukan : 2 (40-8) + 2 (60-8) + 2 (7 x 1)

: 182 cm = 1.82 m

Berat dalam 1m : 1.82x 0.617 x 7 = 7.86 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 7.86 + 29.8 = 37.66 kg

Volume per m’ kolom 40/60 : 0.40x 0.60x 1 = 0.24 m3

1
Dalam 1m3 : = 4.17 (pot. kolom m’ 40/60)
0.24
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 4.17 x 37.66

= 157.04 kg

¾ Kolom K2 (40/50)

Tul. Pokok : 8D22 ( 2.98 kg/m)

: 8 x 2.98 = 23.84 kg

Tul. Begel : D8-150 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:


206

100 : 15 = 7 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +

2.pjg tekukan : 2 (50-8) + 2 (40-8) + 2 (7 x 1)

: 162 cm = 1.62 m

Berat dalam 1m : 1.62 x 0.395 x 7 = 4.48 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 4.48 + 23.84 = 28.32 kg

Volume per m’ kolom 45/85 : 0.40x 0.50x 1 = 0.2 m3

1
Dalam 1m3 : = 5 (pot. kolom m’ 40/50)
0.2
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 5 x 28.32

=141.60 kg

¾ Kolom K3 (40/40)

Tul. Pokok : 8D16 ( 1.58 kg/m)

: 8 x 1.58 = 12.64 kg

Tul. Begel : D8-150 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:

100 : 15 = 7 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +

2.pjg tekukan : 2 (40-8) + 2 (40-8) + 2 (7 x 1)

: 142 cm = 1.42 m

Berat dalam 1m : 1.42 x 0.395 x 7 = 3.93 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 12.64 + 3.93 = 16.57 kg


207

Volume per m’ kolom 45/85 : 0.40x 0.40x 1 = 0.16 m3

1
Dalam 1m3 : = 6.25 (pot. kolom m’ 40/40)
0.16
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 6.25 x 16.57

= 103.56 kg

¾ Kolom K4 (60/60)

Tul. Pokok : 16D22 ( 2.98 kg/m)

: 16 x 2.98 = 47.68 kg

Tul. Begel : D10-200 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:

100 : 20 = 5 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +

2.pjg tekukan : 2 (60-8) + 2 (60-8) + 2 (5 x 1)

: 218 cm = 2.18 m

Berat dalam 1m : 2.18 x 0.617 x 5 = 6.73 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 47.68 + 6.73 = 54.41 kg

Volume per m’ kolom 60/60 : 0.60x 0.60x 1 = 0.36 m3

1
Dalam 1m3 : = 2.78 (pot. kolom m’ 60/60)
0.36
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.78 x 54.41

= 151.26 kg

¾ Kolom K5 (20/20)

Tul. Pokok : 4D16 ( 1.58 kg/m)


208

: 4 x 1.58 = 6.32 kg

Tul. Begel : D8-150 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:

100 : 15 = 7 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +

2.pjg tekukan : 2 (20-8) + 2 (20-8) + 2 (7 x 1)

: 62 cm = 0.62 m

Berat dalam 1m : 0.62 x 0.395 x 7 = 1.71 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 6.32 + 1.71 = 8.03 kg

Volume per m’ kolom 20/20 : 0.20x 0.20x 1 = m3

1
Dalam 1m3 : = 25 (pot. kolom m’ 20/20)
0.04
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 25 x 8.03

= 200.75 kg

¾ Kolom K6 (30/30)

Tul. Pokok : 4D16 ( 1.58 kg/m)

: 4 x 1.58 = 6.32 kg

Tul. Begel : D8-150 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:

100 : 15 = 7 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +

2.pjg tekukan : 2 (30-8) + 2 (30-8) + 2 (7 x 1)

: 102 cm = 1.02 m
209

Berat dalam 1m : 1.02 x 0.395 x 7 = 2.82 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 6.32 + 2.82 = 9.14 kg

Volume per m’ kolom 30/30 : 0.30x 0.30x 1 = 0.09 m3

1
Dalam 1m3 : = 11.11 (pot. kolom m’ 45/85)
0.09
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 11.11 x 9.14

= 101.55 kg

Sloof

¾ Sloof S1 (30/120)

Tul. Pokok : 10D20 ( 2.46 kg/m)

: 10 x 2.46 = 24.6 kg

Tul. Begel : D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:

100 : 15 = 7 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +

2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1)

: 242 cm = 2.42 m

Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 24.6 + 10.45 = 35.05 kg

Volume per m’ kolom 45/85 : 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3


210

1
Dalam 1m3 : = 2.614 (pot. kolom m’ 45/85)
0.382
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05

= 91.62 kg

¾ Sloof S2 (30/120)

Tul. Pokok : 10D20 ( 2.46 kg/m)

: 10 x 2.46 = 24.6 kg

Tul. Begel : D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:

100 : 15 = 7 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +

2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1)

: 242 cm = 2.42 m

Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 24.6 + 10.45 = 35.05 kg

Volume per m’ kolom 45/85 : 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3

1
Dalam 1m3 : = 2.614 (pot. kolom m’ 45/85)
0.382
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05

= 91.62 kg

¾ Sloof S3 (30/120)

Tul. Pokok : 10D20 ( 2.46 kg/m)


211

: 10 x 2.46 = 24.6 kg

Tul. Begel : D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 15 = 7 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +

2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1)

: 242 cm = 2.42 m

Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 24.6 + 10.45 = 35.05 kg

Volume per m’ kolom 45/85 : 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3

1
Dalam 1m3 : = 2.614 (pot. kolom m’ 45/85)
0.382
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05

= 91.62 kg

¾ Sloof S4 (30/120)

Tul. Pokok : 10D20 ( 2.46 kg/m)

: 10 x 2.46 = 24.6 kg

Tul. Begel : D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:

100 : 15 = 7 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +

2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1)

: 242 cm = 2.42 m
212

Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 24.6 + 10.45 = 35.05 kg

Volume per m’ kolom 45/85 : 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3

1
Dalam 1m3 : = 2.614 (pot. kolom m’ 45/85)
0.382
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05

= 91.62 kg

Ringbalk

¾ Sloof S1 (30/120)

Tul. Pokok : 10D20 ( 2.46 kg/m)

: 10 x 2.46 = 24.6 kg

Tul. Begel : D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:

100 : 15 = 7 buah

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +

2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1)

: 242 cm = 2.42 m

Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg

*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.

Begel : 24.6 + 10.45 = 35.05 kg

Volume per m’ kolom 45/85 : 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3

1
Dalam 1m3 : = 2.614 (pot. kolom m’ 45/85)
0.382
213

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05

= 91.62 kg

Plat lantai

Tul. Yang digunakan : 10D10 (0.62 kg/m)

: 10 x 0.62 = 6.2 kg

Panjang tulangan per 1m : 100 – 2(tebal selimut) + 2(pj. Tekukan)

: (100 – 2.2) + (2.6.1) = 108 cm = 1.08 m

Berat dalam 1m : 1.08 x 6.2 = 6.696 kg

Volume per m’ plat : 0.12 x 1x 1 = 0.12 m3

1
Dalam 1m3 : = 8.37 (pot. plat m’)
0.12

**Jadi, dalam 1m3 beton plat membutuhkan tulangan = 8.37 x 6.696

= 56.046 kg

¾ Pekerjaan Dinding

Lantai 1

• Uraian Dinding

a) Luas Dinding B :

Luas = 44.8 x 4.2 = 188.16 m

Luas Kusen = 36.5 m2

Luas dinding = 151.66 m2

b) Luas Dinding D :

Luas = 16 x 4.2 = 67.2 m2


214

Luas Kusen = 5.54 m2

Luas dinding = 61.66 m2

c) Luas Dinding E :

Luas = 21.6 x 4.2 = 90.72 m2

Luas Kusen = 6.72 m2

Luas dinding = 84 m2

d) Luas Dinding F :

Luas = 4.2 x 6.8 =28.56 m2

e) Luas Dinding G:

Luas = 4.2 x 44.8 = 188.16 m

Luas Kusen = 46.92 m2

Luas dinding = 141.24 m2

f) Luas Dinding H:

Luas = 4.2 x 3.6 = 15.12 m2

Luas Kusen = 6.72 m2

Luas dinding = 8.4 m2

g) Luas Dinding 1:

Luas = 4.2 x 13 = 54.6 m2

Luas Kusen = 9.56 m2

Luas dinding = 45.04 m2

h) Luas Dinding 5:

Luas = 4.2 x 11.2 = 47.04 m2


215

Luas Kusen = 2.52 m2

Luas dinding = 44.52 m2

i) Luas Dinding 7:

Luas = 4.2 x 11.2 = 47.04 m2

j) Luas Dinding 7.5:

Luas = 4.2 x 2.6 = 10.92 m2

Luas Kusen = 3.36 m2

Luas dinding = 7.56 m2

k) Luas Dinding 8:

Luas = 4.2 x 1.5 = 6.3 m2

l) Luas Dinding 8.5:

Luas = 4.2 x 3 =12.6 m2

m) Luas Dinding 9:

Luas = 4.2 x 1.5 =6.3 m2

n) Luas Dinding 9.5:

Luas = 4.2 x 2.6 = 10.92 m2

Luas Kusen = 1.68 m2

Luas dinding = 9.24 m2

o) Luas Dinding 10:

Luas = 4.2 x 11.2 = 47.04 m2

p) Luas Dinding 12:

Luas = 4.2 x 5.6 = 23.52 m2

q) Luas Dinding 13:


216

Luas = 4.2 x 11.2 = 47.04 m2

Luas Kusen = 2.52 m2

Luas dinding = 37.8 m2

r) Luas Dinding 16:

Luas = 4.2 x 13 = 54.6 m2

Luas Kusen = 9.56 m2

Luas dinding = 45.04 m2

Jumlah luas dinding lantai 1 yaitu 995.68 m2

Lantai 2

• Uraian Dinding

a) Luas Dinding B :

Luas = 3.8 x 44.8 = 170.4 m2

Luas Kusen = 31.75 m2

Luas dinding = 138.49 m2

b) Luas Dinding D :

Luas = 3.8 x 19.2 = 72.96 m2

Luas Kusen = 5.04 m2

Luas dinding = 67.92 m2

c) Luas Dinding E :

Luas = 3.8 x 25.2 = 95.76 m2

Luas Kusen = 7.56 m2

Luas dinding = 88.2 m2


217

d) Luas Dinding F :

Luas = 3.8 x 9.6 = 36.48 m2

e) Luas Dinding G:

Luas = 3.8 x 44.8 = 170.24 m2

Luas Kusen = 33.5 m2

Luas dinding = 136.74 m2

f) Luas Dinding H:

Luas = 3.8 x 9.6 = 36.48 m2

Luas Kusen = 10.08 m2

Luas dinding = 26.4 m2

g) Luas Dinding 1:

Luas = 3.8 x 13 = 49.4 m2

Luas Kusen = 6.2 m2

Luas dinding = 43.2 m2

h) Luas Dinding 4:

Luas = 3.8 x 10.4 = 39.52 m2

Luas Kusen = 2.52 m2

Luas dinding = 37 m2

i) Luas Dinding 7:

Luas = 3.8 x 10.4 = 39.52 m2

j) Luas Dinding 7.5:

Luas = 3.8 x 3 = 11.4 m2

Luas Kusen = 3.36 m2


218

Luas dinding = 8.04 m2

k) Luas Dinding 8:

Luas = 3.8 x 1.5 = 5.7 m2

l) Luas Dinding 8.5:

Luas = 3.8 x 3 = 11.4 m2

m) Luas Dinding 9:

Luas = 3.8 x 1.5 = 5.7 m2

n) Luas Dinding 9.5:

Luas = 3.8 x 3 = 11.4 m2

Luas Kusen = 3.36 m2

Luas dinding = 8.04 m2

o) Luas Dinding 10:

Luas = 3.8 x 10.4 = 39.52 m2

p) Luas Dinding 11:

Luas = 3.8 x 6 = 22.8 m2

q) Luas Dinding 13:

Luas = 3.8 x 10.4 = 39.52 m2

Luas Kusen = 2.52 m2

Luas dinding = 37 m2

r) Luas Dinding 16:

Luas = 3.8 x 13 = 49.4 m2

Luas Kusen = 6.2 m2

Luas dinding = 43.2 m2


219

Jumlah luas dinding lantai 2 yaitu 795.35 m2

Lantai 3

• Uraian Dinding

a) Luas Dinding B :

Luas = 3.5 x 44.8 = 156.8 m2

Luas Kusen = 44.74 m2

Luas dinding = 112.06 m2

b) Luas Dinding D :

Luas = 3.5 x 42.4 = 148.4 m2

Luas Kusen = 15.12 m2

Luas dinding = 132.88 m2

c) Luas Dinding E :

Luas = 3.5 x 43.2 = 151.2 m2

Luas Kusen = 15.12 m2

Luas dinding =136.08 m2

d) Luas Dinding F :

Luas = 3.5 x 10 = 35 m2

e) Luas Dinding G:

Luas = 3.5 x 44.8 = 156.8 m2

Luas Kusen = 38.2 m2

Luas dinding = 118.6 m2

f) Luas Dinding H:

Luas = 3.5 x 10 = 35 m2
220

Luas Kusen = 10.08 m2

Luas dinding = 24.92 m2

g) Luas Dinding 1:

Luas = 3.5 x 13 = 45.5 m2

Luas Kusen = 3.4 m2

Luas dinding = 42.1 m2

h) Luas Dinding 3:

Luas = 3.5 x 14 = 49 m2

i) Luas Dinding 5:

Luas = 3.5 x 14 = 49 m2

j) Luas Dinding 7:

Luas = 3.5 x 13.8 = 48.3 m2

k) Luas Dinding 7.5:

Luas = 3.5 x 1.5 = 5.25 m2

Luas Kusen = 1.68 m2

Luas dinding = 3.57 m2

l) Luas Dinding 8:

Luas = 3.5 x 1.5 = 5.25 m2

m) Luas Dinding 8.5:

Luas = 3.5 x 3 = 10.5 m2

n) Luas Dinding 9:

Luas = 3.5 x 1.5 = 5.25 m2

o) Luas Dinding 9.5:


221

Luas = 3.5 x 1.5 = 5.25 m2

Luas Kusen = 1.68 m2

Luas dinding = 3.57 m2

p) Luas Dinding 10:

Luas = 3.5 x 13.8 = 48.3 m2

q) Luas Dinding 12:

Luas = 3.5 x 14 = 49 m2

r) Luas Dinding 14:

Luas = 3.5 x 14 = 49 m2

s) Luas Dinding 16:

Luas = 3.5 x 13 = 45.5 m2

Luas Kusen = 3.4 m2

Luas dinding = 42.1 m2

Jumlah luas dinding lantai 3 yaitu 1126.53 m2

¾ Pekerjaan Kusen

a. Kusen Pintu Dan Jendela

1. Tipe P1 = 4 buah

Panjang = {( 2.10 x 2) + 1.6 } x 4 = 23.2 m

2. Tipe P2 = 1 buah

Panjang = ( 2.5 x 2 ) + 1.9 = 6.9 m

3. Tipe P3 = 25 buah

Panjang = {( 2.10 x 2 ) + 1.2 } x 25 = 135 m

4. Tipe P4 = 24 buah
222

Panjang = {( 2.10 x 2 ) + 0.8 } x 24 = 120 m

5. Tipe J1 = 58 buah

Panjang = {( 1.2 x 4 )+ ( 2 x 2 )} x 58 = 510.4 m

6. Tipe J2 = 2 buah

Panjang = {( 1.5 x 5 ) + ( 2 x 3 )} x 2 = 27 m

7. Tipe J3 = 58 buah

Panjang = {( 0.5 x 4 ) + ( 2 x 2 )} x 58 = 348 m

8. Tipe J4 = 2 buah

Panjang = {( 0.5 x 3 ) + ( 1.4 x 2)} x 2 = 8.6 m

9. Tipe J5 = 70 buah

Panjang = {( 0.5 x 2 ) + ( 0.7 x 2 )} x 70 = 168 m +

Panjang kayu kusen = 1347.1 m

Telinga kusen = ( 54 x 2 x 0.15) + ( 190 x 4 x 0.15)

= 130.2 m

Panjang Kayu total = 1347.1 + 130.2 = 1477.3 m

10 % kayu yang hilang = 10 % x 1477.3 = 147.73 m

Total = 1477.3 +147.73 = 1625.03 m

Volume = 1625.03 x 0.08 x 0.16

= 20.8 m3

b. Memeni Kayu yang menyentuh Pasangan

Luas kayu yang menyentuh pasangan :

1. 4 Buah Tipe P1= {( 2.10 x 2 ) + 1.6 } x 4 = 23.2 m2


223

2. 1 Buah Tipe P2 = {( 2.5 x 2 ) + 1.9 } = 6.9 m2

3. 25 Buah Tipe P3= {( 2.10 x 2 ) + 1.2 } x 25 = 135 m2

4. 24 Buah Tipe P4= {(2.10 x 2 ) + 0.8 } x 24 = 120 m2

5. 58 Buah Tipe J1= { 2 x ( 2 + 1.2 )} x 58 = 371.2 m2

6. 2 Buah Tipe J2= { 2 x ( 2 + 1.5 )} x 2 = 14 m2

3. 58 Buah Tipe J3= { 2 x ( 2 + 0.5 )} x 58 = 290 m2

3. 2 Buah Tipe J4= { 2 x ( 1.4 + 0.5 )} x 2 = 7.6 m2

3. 70 Buah Tipe J4= { 2 x ( 0.5 + 0.7 )} x 70 = 168 m2 +

Luas telinga kusen :

1. Tipe P1 = 4 x ( 2 x 0.0411 ) = 0.3288 m2

2. Tipe P2 =1x ( 2 x 0.0411 ) = 0.0822 m2

3. Tipe P3 = 25 x ( 2 x 0.0411 ) = 2.055 m2

4. Tipe P4 = 24 x ( 2 x 0.0411 ) = 1.9728 m2

5. Tipe J1 = 58 x ( 2 x 0.0411 ) = 9.5352 m2

6. Tipe J2 = 2 x ( 2 x 0.0411 ) = 0.3288 m2

7. Tipe J3 = 58 x ( 2 x 0.0411 ) = 9.5352 m2

8. Tipe J4 = 2 x ( 2 x 0.0411 ) = 0.3288 m2

9. Tipe J5 = 70 x ( 2 x 0.0411 ) = 11.508 m2+

TOTAL
224

c. Baut / Angkur

Berdasarkan perletakan baut dan angkur dibutuhkan 1088 buah

angker.

Berdasarkan daftar baja ø 16 mm, beratnya 1.58 kg/m.

Panjang baut angkur 0.35 m, jdadi beratnya ± 0.553 kg.

Volume baut / angkur kesluruhan 1088 x 0.553 = 601.664 kg

VI. Pekerjaan Atap

a. Rangka kuda-kuda = 16823.40 kg

b.Gording = 8796 kg

c. Reng, kaso = 2052.01 m2

d.Papan Reuter, kerpus = 86 m

e. Atap genteng = 2052.01 m2

f. Papan Listplank = 547.36 m

VII. Pekerjaan Plafon

¾ Balok Plafon

Rangka Plafon

ƒ Lantai 1 : 6/12 = 837.03 m

5/7 = 775.50 m

ƒ Lantai 2 : 6/12 = 837.03 m

5/7 = 775.50 m

ƒ Lantai 3 : 6/12 = 850.80 m

5/7 = + 781.95 m +
225

Total = 2524.86 m 2332.95 m

ƒ Lantai 1 luar :

6/12 = 490 m

5/7 = + 379 m +

Total panjang rangka = 3032.86 m 2711.95 m

Volume 6/12 = 3032.86 x 0.06 x 0.12 = 21.836 m3

5/7 = 2711.95 x 0.05 x 0.07 = 9.492 m3 +

= 31.328 m3

10 % kayu hilang = 10 % x 31.328 = 3.1328 m3 +

Volume balok plafon = 34.461 m3

¾ Memasang Plafon

a. Plafon dalam

Lantai 1 : Luas ruangan keseluruhan = 782.21 m2

Lantai 2 : Luas ruangan keseluruhan = 781.13 m2

Lantai 3 : Luas ruangan keseluruhan = 772.95 m2 +

Total jumlah luas semua ruangan = 2336.29 m2

Volume = 2336.29 m2

b. Plafon Luar

Teras lantai 1 = 409.4 m2

Volume = 409.4 m2
226

VIII. Pekerjaan Plesteran

Plesteran Dinding

Berdasarkan pekerjaan dinding :

Lantai 1 dengan Luas = 995.68 m2

Lantai 2 dengan Luas = 795.35 m2

Lantai 3 dengan Luas = 1126.53 m2 +

Total = 2917.56 m2

Jumlah Luas pleseteran = 2 x 2917.56 m2

= 5835.12 m2

IX. Pekerjaan Lantai

¾ Urugan Dibawah Lantai

a. Urugan tanah dibawah lantai 1

Luas ruangan keseluruhan Lantai 1 = 782.212 m2

Luas teras = 268.2 m2 +

Total = 1050.412 m2

Tebal urugan = 0.6 m

Volume Urugan = 0.6 x 1050.412 = 630.247 m3

b. Urugan pasir dibawah lantai

Luas Ruangan Lantai 1= 785.21 m2

Luas Ruangan Lantai 2= 781.13 m2

Luas Ruangan Lantai 3= 772.95 m2

Luas teras = 268.2 m2 +

Total = 2604.49 m2
227

Tebal pasir = 0.10 m2

Volume = 0.10 x 2604.49 = 260.449 m3

¾ Pasangan Lantai

Campuran 1 : 3 : 10

a. Volume keramik 40 x 40

Luas ruangan keseluruhan = 2604.49 m2

Volume = 2604.49 m2

b. Pasangan Ubin keramik 20 x 20

Luas pasangan pada kamar mandi = 48.8852 m2

Jumlah kamar mandi = 16 buah

Volume = 16 x 48.8852= 782.1632 m2

X. Pekerjaan Pintu dan jendela

¾ Pintu / Jendela

a. Pintu Panil

1. Tipe P1 = 4 buah

Luas = ( 1.60 x 2.10 ) x 4 = 13.44 m2

2. Tipe P2 = 1 buah

Luas = ( 1.90 x 2.50 ) = 4.75 m2

3. Tipe P3 = 25 buah

Luas = ( 1.2 x 2.1 ) x 25 = 63 m2

4. Tipe P4 = 24 buah
228

Luas = ( 0.8 x 2.1 ) x 24 =4

Volume panil pintu kayu jati (X a) = 121.51 m

b. Jendela Kaca

1. Tipe J1 = 58 buah

Luas = {(1.20 x .60) x 2 } x 58 = 83.52 m2

2. Tipe J2 = 2 buah

Luas = {( 1.20 x 0.60 ) x 3 } x 2 = 4.32 m2

3. Tipe J3 = 58 buah

Luas = {( 0.40 x 0.60 ) x 3 } x 58 = 41.76 m2

4. Tipe J4 = 2 buah

Luas = {( 0.4 x 0.6 ) x 2 } x 2 = 0.96 m2

5. Tipe J5 = 70 buah

Luas = ( 0.40 x 0.60 ) x 70 = 16.8 m2 +

Volume jendela kaca (X b) = 147.36 m2

¾ Penggantung / Kunci

a. Engsel

Jumlah kesluruhan Engsel untuk pasangan pintu dan jendela

dibutuhkan 992 buah engsel.

b. Kunci Tanam

Jumlah keseluruhan Pintu = 54 buah

Jumlah Kunci Tanam= 54 buah

c. Grendel
229

Grendel kunci untuk pintu dengan 2 daun pintu = 30 buah

Grendel kunci untuk daun jendela = 370 buah

XI. Pekerjaan Cat

a. Mencat Dinding

Berdasarkan pekerjaan plesteran = 5835.12 m2

Volume (XI a) = 5835.12 m2

b. Mencat kusen + pintu

ƒ Panjang kusen yang menyentuh pasangan = 1135.9 m

Keliling = ( 2 x 0.06 ) + 0.12 = 0.24 m

Luas = 1135.9 x 0.24 = 272.616 m2

ƒ Mencat pintu

Luas daun pintu = 121.51 m2

Luas cat = 2 x 121.51 = 243.02 m2

Volume (XI b) = 515.636 m2

XII. Pekerjaan Perlengkapan Dalam

¾ Listrik

a. Pasangan instalasi dalam :

Lampu Pijar : 49 buah

Lampu TL : 112 buah

b. Sekering group

3 buah

c. Stop kontak
230

59 buah

d. Saklar seri

32 buah

e. Saklar Paralel

25 buah

¾ Sanitasi air

a. Kloset Porselen

Jumlah kamar mandi 16, jadi kloset yang dipasang sebanyak 16

buah kloset jongkok.

b. Pemasangan Instalasi Bersih

Pipa d = ½ “, panjang = 80 m

c. Pemasangan Instalasi Air Kotor

Pipa d = 2 “, panjang = 61 m

d. Kran

Dipasang pada kamar mandi dan lavatory sebanyak 36 buah.

XIII. Pekerjaan Perlengkapan Luar

a. Saluran keliling bangunan

Saluran terbuka penampung air hujan dengan panjang =168 m

b. Septick tank

Penampungan kotoran digunakan septicktank sebanyak 4 buah


231

DAFTAR HARGA BAHAN DAN UPAH

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN


LABORATURIUM 3 LANTAI TAHAP JURUSAN
BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA FBS
UNNES SEMARANG
LOKASI : GUNUNG PATI SEKARAN
TH. ANGG. : 2006
Tabel 5. Daftar harga bahan dan upah

No. URAIAN BAHAN/UPAH SATUAN HARGA


A. DAFTAR BAHAN
1 Batu belah m3 155.000,00
2 Batu pecah mesin m3 160.000,00
3 Batu bata buah 200,00
4 Kerikil beton m3 140.000,00
5 Pasir urug m3 65.000,00
3
6 Pasir pasang m 120.000,00
7 Pasir beton m3 145.000,00
8 Kapur pasang m3 130.000,00
9 Sirtu m3 65.000,00
10 PC (40 kg/zak) zak 29.000,00
11 Besi beton polos/ulir kg 6.000,00
12 Kawat bendrat kg 8.500,00
13 Paku biasa kg 8.500,00
14 Kayu cetakan m3 900.000,00
15 Papan cetakan m3 900.000,00
16 Bambu batang 6.800,00
17 Tali ijuk kg 4.000,00
232

B. DAFTAR UPAH
1 Mandor Hari 35.000,00
2 Kepala tukang kayu Hari 35.000,00
3 Kepala tukang batu Hari 35.000,00
4 Kepala tukang besi Hari 35.000,00
5 Tukang kayu Hari 35.000,00
6 Tukang batu Hari 32.500,00
7 Tukang besi Hari 30.000,00
8 Pekerja Hari 22.000,00
233

DAFTAR SATUAN PEKERJAAN


Tabel 6. Daftar satuan pekerjaan

No URAIAN PEKERJAAN SATUAN JUMLAH


. HARGA
1 Pekerjaan galian tanah m3 15.920,00
2 Urugan tanah m3 4.889,00
3 Urugan pasir m3 101.200,00
3
4 Urugan Sirtu m 101.200,00
5 Pas. Bato kosong/aanstamping m3 219.952,00
6 Pas. Batu belah 1 pc : 5 ps m3 405.205,00
7 Pekerjaan beton cor 1 pc:3 ps:5 kr(bow) m3 495.960,00
8 Pekerjaan beton cor 1 pc:2 ps:3 kr(bow) m3 568.800,00
9 Pek. Tulangan besi untuk tulangan beton 1.340.000,00
Tulangan 100 kg 1.072.000,00
Tulangan 110 kg 1.179.200,00
10 Pek. Cetakan beton untuk 1 m3 beton 10 m2 634.000,00
11 Bongkar begisting m2 3.369,00
12 Untuk 1 m3 beton bertulang 10 m2 33.691,00
3
13 Pas. Pondasi siklop 30% batu belah m 795.725,00
3
14 Pas. Pondasi siklop 60% batu belah m 842.225,00
15 Pasangan batu bata 1 pc : 3 ps m3 385.410,00
234

PRESENTASE BOBOT PEKERJAAN

I. PEKEJAAN PERSIAPAN

Harga = 2,617,200.00
2.617.200,00
Persentase = x 100 % = 0,059 %
4.432.795.540,89

II. PEKERJAAN TANAH

Harga = 23,103,302.63
23,103,302.63
Persentase = x 100 % = 0,521 %
4.432.795.540,89

III. PEKERJAAN PONDASI

Harga = 267,026,152.92
267,026,152.92
Persentase = x 100 % = 6,024 %
4.432.795.540,89

IV. PEKERJAAN BETON

Harga = 2,717,086,824.84
2,717,086,824.84
Persentase = x 100 % = 61,295 %
4.432.795.540,89

V. PEKERJAAN ATAP

Harga = 601,906,853.85
601,906,853.85
Persentase = x 100 % = 13,578 %
4.432.795.540,89

VI. PEKERJAAN PLAFON

Harga = 223,169,683.20
223,169,683.20
Persentase = x 100 % = 5,034 %
4.432.795.540,89

VII. PEKERJAAN PLESTERAN

Harga = 125,962,735.44
125,962,735.44
Persentase = x 100 % = 2,842 %
4.432.795.540,89
235

VIII. PEKERJAAN LANTAI

Harga = 228,109,230.24
228,109,230.24
Persentase = x 100 % = 5,146 %
4.432.795.540,89

IX. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

Harga = 111,020,944.36
111,020,944.36
Persentase = x 100 % = 2,504 %
4.432.795.540,89

X. PEKERJAAN CAT

Harga = 85,243,022.41
85,243,022.41
Persentase = x 100 % = 1,923 %
4.432.795.540,89

XI. PEKERJAAN PERLENGKAPAN DALAM

Harga = 36,326,833.00
36,326,833.00
persentase = x 100 % = 0,819 %
4.432.795.540,89

XII. PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR

Harga = 11,222,758.00
11,222,758.00
Persentase = x 100 % = 0,253 %
4.432.795.540,89
BAB XIII

PENUTUP

Dalam penyusunan Proyek Akhir Perencanaan Struktur Gedung Kuliah dan

Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia UNNES ini banyak sekali dijumpai hambatan. Hal tersebut karena

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam hal perencanaan dan

pelaksanaan suatu proyek. Meskipun demikian, penulis mencoba mengatasi

dengan teori yang telah diterima di bangku kuliah dan berbagai literatur tentang

pelaksanaan suatu proyek, dengan upaya tersebut, hambatan – hambatan di atas

dapat diatasi.

8.1 Kesimpulan

1. Dalam perencanaan suatu stuktur bangunan diperlukan ketelitian dan

kecermatan yang tinggi sehingga perhitungan yang dihasilkan benar –

benar akurat dan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Dengan rencana kerja yang baik akan membantu pelaksanaan dan

penghematan dalam hal penggunaan sumber tenaga, material, peralatan,

dan keuangan yang diperlukan.

3. Gambar kerja merupakan pedoman yang sangat menetukan dalam hal

pelaksanaan dan perhitungan anggaran biaya pelaksanaan pekerjaaan

disamping rencana kerja dan syarat – syarat (RKS).

236
237

8.2 Saran

1. Pelaksanaan poyek harus disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat –

syarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan stuktur bangunan

yang sesuai dengan yang diharapkan maupun persyaratan.

2. Pelaksanaan pembangunan proyek harus diusahakan cepat dan tepat

dalam segala pelaksanaanya sesuai dengan time schedule yang telah

dibuat dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bangunan.

3. Untuk memperlancar kegiatan proyek agar selesai tepat pada waktunya

diperlukan kerjasama yang baik antara pihak – pihak yang terkait dalam

pembangunan proyek tersebut.

4. Dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus dilakukan pengawasan

sebaik mungkin untuk menghindari kesalahan yang dapat berakibat fatal,

baik pada keamanan saat pelaksanaan maupun tingkat kenyamanan

selama bangunan yang telah berdiri digunakan.


DAFTAR PUSTAKA

Apriyatno, Henry. 2003. Diktat Kuliah Strukur Beton. Jurusan Teknik Sipil FT
UNNES Semarang.
DPU. 1961. Pedoman Perencanaan Kayu Indonesia 1961. Bandung: Yayasan
Normalisasi Indonesia.
DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan
Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU.
DPU. 1991. SK SNI T-15-1991-03, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. Bandung: Yayasan LPMB.
DPU. 1989. Pedoman Beton. Bandung: Yayasan Penerbit PU.
Tri Cahyo, H. 2005. Diktat Kuliah Teknik Fondasi I. Jurusan Teknik Sipil FT
UNNES Semarang.

238
PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :

Nama : Abie Surya Fuadi

NIM : 5150304020

Program Studi : Teknik Sipil D3

menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya

yang berjudul :

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN

LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS

DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES

dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.

Semarang, Agustus 2007

Mengetahui,

Ketua Program Studi, Pembimbing,

Drs.Tugino, M.T Drs. Henry Apriyanto, M.T


NIP.131763887 NIP. 131658240

239
240

PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :

Nama : Danang Agustian A

NIM : 5150304002

Program Studi : Teknik Sipil D3

menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya

yang berjudul :

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN

LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS

DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES

dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.

Semarang, Agustus 2007

Mengetahui,

Ketua Program Studi, Pembimbing,

Drs.Tugino, M.T Drs. Henry Apriyanto, M.T


NIP.131763887 NIP. 131658240
241

PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :

Nama : Abie Surya Fuadi

NIM : 5150304020

Program Studi : Teknik Sipil D3

menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya

yang berjudul :

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN

LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS

DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES

dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.

Semarang, Agustus 2007

Pembimbing,

Drs. Henry Apriyanto, M.T


NIP. 131658240
242

PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :

Nama : Danang Agustian A

NIM : 5150304002

Program Studi : Teknik Sipil D3

menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya

yang berjudul :

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN

LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS

DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES

dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.

Semarang, Agustus 2007

Pembimbing,

Drs. Henry Apriyanto, M.T


NIP. 131658240

Anda mungkin juga menyukai