1. Masalah pembangunan kesehatan di Indonesia dan solusinya
a. Masalah kesehatan mata Pandemi COVID-19 juga meningkatkan ketegangan mata, menyebabkan mata kering, lelah, sakit, berair, penglihatan kabur, dan sakit kepala. Ini disebabkan oleh meningkatkan waktu penggunaan smartphone, komputer, dan TV karena aktivitas belajar dan bekerja dari rumah selama pandemi COVID-19. Untuk mencegahnya, kamu bisa mengikuti aturan 20-20-20, yaitu mengalihkan pandangan dari layar setiap 20 menit, melihat sesuatu yang berjarak setidaknya 20 kaki, selama setidaknya 20 detik. Kamu juga bisa mencoba menurunkan tingkat kecerahan atau menggunakan mode malam di layar perangkat untuk mengurangi jumlah pancaran cahaya biru, terutama selama jam-jam malam. b. Tekanan darah tinggi Masalah tekanan darah juga sedang meningkat. Bagi sebagian orang, pandemi COVID-29 membuat mereka tidak bisa menemui dokter dan mendapatkan perawatan primer, sedangkan sebagian lainnya karena pola makan memburuk dan kurangnya olahraga selama bekerja dari rumah. Stres juga merupakan penyebab utama. Tuntutan kerja yang intens dan isolasi sosial dapat berdampak serius pada tubuh. c. Diabetes dan penyakit jantung Kenaikan berat badan yang ekstrem, stres, dan peningkatan konsumsi alkohol dapat menempatkan seseorang pada risiko lebih tinggi untuk tidak dapat menangani masalah diabetes dan penyakit jantung dengan benar. Inilah pentingnya membuat janji dengan dokter untuk pemeriksaan dan mendapatkan pemeriksaan darah yang benar sesegera mungkin di masa pandemi COVID-19.
Adapun solusi yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut;
a. Mengurang kecemasan dengan membatasi informasi yang berlebihan terkait dengan informasi Covid 19 yang belum diketahui kebenarannya. b. Memilih informasi yang diperoleh, masyarakat sebisa mungkin mendapatkan informasi yang akurat dari sumber terpercaya dan melakukan pencegahan atau penanganan yang dianjurkan. c. Menghindari perasaan yang tidak nyaman dengan melakukan hal positif seperti menghindari rokok, mengkonsumsi alkohol dan narkoba. d. Masyarakat juga dapat melakukan teknik keterampilan seperti relaksasi menarik napas dalam e. Apabila merasakan stress atau perasaan yang tidak nayaman segera konsultasi dengan professional kesehatan jiwa seperti psikiater atau konselor untuk mendapatkan pertolongan cepat. 2. Keadaan tubuh dan kualitas makanan yang di konsumsi seseorang dapat mempengaruhi kecukupan gizi dikarenakan produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu yang mempunyai peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan gizi. Pemenuhan kecukupan gizi selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan dan kesehatan kerja sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Gizi merupakan faktor yang akan menentukan prestasi kerja karyawan karena adanya kecukupan dan penyebaran kalori yang seimbang selama bekerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan gizi adalah pola makan. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan maupun minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat kesehatan individu. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular (PTM), maka pola makan perlu ditingkatkan ke arah konsumsi gizi seimbang. Gizi yang baik membuat berat badan menjadi normal, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini. Gizi yang tidak baik adalah faktor risiko PTM, seperti penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke), diabetes serta kanker. Sebagian besar PTM terkait gizi berasosiasi dengan kelebihan berat badan dan kegemukan yang disebabkan oleh kelebihan gizi. Kelebihan gizi ini timbul akibat kelebihan asupan makanan dan minuman kaya energi, kaya lemak jenuh, gula dan garam tambahan, namun kekurangan asupan pangan bergizi seperti sayuran, buah-buahan dan serealia utuh, serta kurang melakukan aktivitas fisik. Prinsip gizi seimbang terdiri dari 4 (empat) pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur. Empat pilar tersebut adalah: a. Mengonsumsi makanan beragam dengan proporsi makanan yang seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur, b. Membiasakan perilaku hidup bersih agar terhindar dari paparan sumber infeksi, c. Melakukan aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh dan juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi, d. Mempertahankan dan memantau berat badan normal yang sesuai untuk tinggi badannya sebagai indikator yang menunjukkan bahwa ada keseimbangan zat gizi di dalam tubuh.