ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko produksi pada usahatani tembakau Madura di
lahan gunung, tegal, dan sawah; dan menganalisis apakah penggunaan input produksi pada usahatani
tembakau Madura di lahan gunung, tegal, dan sawah sudah efisien atau tidak. Penilaian ukuran risiko
produksi dilakukan dengan melihat nilai varian (variance), standar deviasi (standard deviation), dan
koefisien variasi (coefficient variation). Sedangkan untuk menganalisis tingkat efisiensi penggunaan input
produksi menggunakan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian analisis risiko produksi
usahatani tembakau Madura menunjukkan bahwa nilai coefficient variation di lahan gunung lebih besar
daripada nilai coefficient variation di lahan tegal dan sawah. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko
produksi di lahan gunung lebih tinggi daripada di lahan tegal dan sawah. Sedangkan hasil analisis
efisiensi harga untuk penggunaan setiap input produksi pada usahatani tembakau Madura di lahan
gunung, tegal, dan sawah menunjukkan bahwa penggunaan setiap input produksi pada usahatani
tembakau Madura di lahan gunung, tegal, dan sawah belum efisien.
Kata kunci: risiko produksi, efisiensi penggunaan input, usahatani tembakau Madura
I. PENDAHULUAN
Luas areal usahatani tembakau
Tembakau (Nicotiana tabacum)
mengalami fluktuasi di beberapa daerah,
merupakan salah satu komoditas agribisnis
diantaranya di Kabupaten Pamekasan
yang memiliki prospek di antara berbagai
umumnya, dan Kecamatan Pakong khususnya.
tanaman industri di Indonesia. Hal ini terjadi
Menurut Dinas Kehutanan dan Perkebunan
karena tembakau merupakan bahan baku
Kabupaten Pamekasan (2009), selama dua
utama industri rokok yang terus berkembang.
tahun terakhir (2008-2009) luas areal
Komoditas tembakau mempunyai nilai
usahatani tembakau di Kecamatan Pakong
ekonomis tinggi serta merupakan sumber
mengalami kenaikan baik di lahan sawah (dari
pendapatan petani, penerimaan pemerintah
1.586 Ha menjadi 1.591 Ha), lahan tegal (dari
dari dalam negeri dan kesempatan kerja.
336 Ha menjadi 490 Ha), terkecuali lahan
Tembakau sebagai bahan baku industri rokok
gunung mengalami penurunan (dari 242 Ha
terus bertambah karena produksi rokok yang
menjadi 224 Ha). Namun secara umum,
terus meningkat dan hal tersebut ditunjukkan
produktivitas di ketiga jenis lahan mengalami
oleh pertumbuhan positif (3,1 %),
penurunan selama dua tahun terakhir yaitu
dibandingkan dengan sektor lain yang
dari 4,51 ton/Ha menjadi 1,95 ton/Ha untuk
mengalami pertumbuhan negatif
lahan sawah, dari 0,53 ton/Ha menjadi 0,36
(Suwanda, 2002).
ton/Ha untuk lahan tegal dan dari 0,43 ton/Ha
menjadi 0,20 ton/Ha untuk lahan gunung.
Permasalahan penurunan produktivitas
tembakau dirasakan oleh hampir seluruh
petani tembakau di Kabupaten Pamekasan
umumnya dan Kecamatan Pakong pada
Alamat Korespondensi:
khususnya. Salah satu faktor yang dapat
Kustiawati Ningsih, Jurusan Agribisnis, Fakultas menjadi penyebab turunnya produktivitas
Pertanian, Universitas Islam Madura, Pamekasan.
pertanian adalah terjadinya inefisiensi teknis
PP. Miftahul Ulum, Bettet, Pamekasan.
(Setiawan, 2007).
48
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894
49
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894
mengetahui peluang subjektif (subjective dalam situasi iklim (type of season) yang
probability) dari masing-masing petani contoh berbeda. Model rancangan umum yang
pada kegiatan usahatani tembakau Madura digunakan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 1. Model Perhitungan Subjective = Net cash flow petani contoh ke –x
Probability, dan Kemungkinan pada waktu t
Biaya yang Dikeluarkan untuk = Peluang yang terjadi pada net cash
Membeli Input Produksi Sesuai
dengan Keadaan Cuaca Setempat flow petani contoh ke x pada waktu t
= Ekspektasi nilai net cash flow pada
Keadaan Subjective Kemungkinan Biaya Input (Rp/Ha) waktu t
Iklim Probability X1 X2 X3 Xn Ekspektasi nilai net cash flow pada
A P (A) ∑X1 A ∑X2 A ∑X3 A ∑Xi A periode t dicari dengan rumus umum seperti:
B P (B) ∑X1 B ∑X2 B ∑X3 B ∑Xj B
Nilai Harapan ∑P(n) ∑X1n ∑X2 n ∑X3 n ∑Xijn Langkah selanjutnya adalah
memperbandingkan kelompok petani contoh
yang mempunyai standard deviasi yang lebih
besar dan dapat menyatakan besarnya
Tahapan analisis berikutnya, setelah dicari penyebaran kemungkinan produksi tembakau
peluang pada masing-masing petani contoh, Madura yang diperoleh para petani contoh.
kemudian dilanjutkan dengan analisa arus kas Untuk memutuskan besar kecilnya derajat
(cash flow analysis). Analisis ini bertujuan risiko (degree of risk) antar petani contoh yang
untuk menghitung besarnya nilai net cash flow diperbandingkan dapat diketahui dengan
pada masing-masing petani contoh dengan menghitung koefisien variasi dengan
mengikuti pola yang dianjurkan oleh Horne
cara:
(1983) seperti di Tabel 2.
50
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894
penggunaan model adalah bahwa kegiatan mengikuti hukum pertambahan hasil yang
usahatani tembakau Madura diasumsikan semakin menurun.
Dimana:
= koefisien faktor produksi Xi Apabila Fhitung < Ftabel maka keputusannya
= harga produksi rata-rata adalah menerima , yang berarti model
= harga input rata-rata X yang ke i regresi tidak bisa menjelaskan variasi peubah
Ketentuan yang harus dipenuhi di dalam terikatnya. Dan sebaliknya jika Fhitung > Ftabel
penggunaan model uji tersebut adalah: maka ditolak, artinya model tersebut dapat
a. Bila disebut penggunaan menjelaskan variasi peubah terikatnya. Selain
itu juga dilihat dari nilai koefisien determinasi
input belum efisien (R2), makin mendekati satu makin bagus model
tersebut.
51
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894
52
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894
3.2. Analisis Faktor-faktor Produksi yang LnY = 1,206576 + 0,118055 lnX1 + 0,376310
Mempengaruhi Produksi Usahatani lnX2 + 0,142227 lnX3 + 0,163135
Tembakau Madura lnX4 + 0,121746 lnX5 + 0,140282
Dari hasil analisis fungsi produksi pada D1 + 0,143068 D2 + u
usahatani tembakau Madura di Kecamatan Dimana:
Pakong, diperoleh persamaan regresi sebagai Y = Jumlah produksi tembakau Madura (kg)
berikut: X1= Pengalaman petani (tahun)
Berdasarkan Tabel 3 diatas, maka dapat di Kecamatan Pakong adalah model yang
dilihat bahwa setiap koefisien regresi dari cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada nilai
semua variabel yaitu X1 (pengalaman petani), R2 = 0,9585, artinya variabel independent (X1
X2 (bibit), X3 (tenaga kerja), X4 (pupuk) dan s/d X5) dalam model mampu menjelaskan
X5 (pengairan) memiliki nilai positif dan hubungannya dengan variabel dependent
berpengaruh nyata terhadap produksi (produksi) sebesar 95,85%, sisanya sebesar
usahatani tembakau Madura, artinya jika 4,15% dijelaskan oleh variabel lainnya yang
penggunaan input bibit, tenaga kerja, pupuk tidak ada dalam penelitian. Selain itu, untuk
dan pengairan naik 1%, maka jumlah produksi melihat baik tidaknya suatu model dapat
akan naik sebesar koefisien regresi input bibit, dilihat dari nilai F hitung. Model fungsi
tenaga kerja, pupuk dan pengairan (dalam produksi Cobb douglas di Kecamatan
persentase). Hal ini dapat dilihat pada nilai Pakong memiliki nilai F hitung = 527,485 >
t hitung masing-masing variabel (X1 s/d X5) F tabel = 2,32 dengan dan derajat
yang lebih besar daripada t tabel dengan kebebasan df (6,160), artinya variabel
dan derajat kebebasan 160 (df = independen (X1 s/d X5) secara bersama-sama
160). Model fungsi produksi Cobb Douglas dalam model mampu menjelaskan
53
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894
Tabel 4. Hasil Perhitungan Besarnya Nilai Efisiensi Harga untuk Penggunaan Setiap Input
(Faktor Produksi) pada Usahatani Tembakau Madura di Kecamatan Pakong,
Kabupaten Pamekasan
Variabel
No Nilai ki t hitung t tabel
(Input)
1 X2 (bibit) 0,21066 -24,591 -1,960
2 X3 (tenaga kerja) 0,205210 -534,336 -1,960
3 X4 (pupuk) 1,642222 49,180 1,960
4 X5 (pengairan) 0,011114 -154,415 -1,960
54
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894
gunung, tegal, dan sawah masih belum Anonim. 2009. Laporan Tahunan Kantor
efisien. Sedangkan faktor-faktor produksi Dinas Kehutanan dan Perkebunan.
yang berpengaruh nyata terhadap Kabupaten Pamekasan.
produksi usahatani tembakau Madura Barry, PJ. 1984. Risk Management in
adalah pengalaman petani, bibit, tenaga Agriculture. The Iowa State University
kerja, pupuk, dan pengairan.. Press. Ames. Iowa.
Beattie, B.R. dan Taylor, C.R. 1996. Ekonomi
4.2. Saran
Produksi. Gadjah Mada University Press.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka Yogyakarta.
saran yang dapat diberikan adalah : Darmawi. 1997. Manajemen Risiko. Bumi
1. Secara umum dapat dikatakan bahwa Aksara. Jakarta.
usahatani tembakau Madura berisiko Debertin, DL. 1986. Agricultural Production
cukup tinggi, oleh karena itu seharusnya Economics. MacMillan Publishing
hal ini menjadi pertimbangan bagi petani Company. New York.
tembakau Madura dalam mengambil Ellis, F. 1988. Peasant Economics: Farm
keputusan apakah akan terus melanjutkan Household and Agricultural
usahataninya atau tidak. Development. Cambridge University
2. Dalam merekomendasikan pada jenis Press, Cambridge.
lahan yang manakah usahatani tembakau Elton E.J, Gruber M.J. 1995. Modern
Madura itu layak untuk terus diusahakan, Portfolio Theory and Investment
yang perlu diperhatikan tidak saja tingkat Analysis. Fifth Edition. John Wiley and
efisiensi yang tinggi, tapi kemungkinan Sons Inc. New York.
risiko yang bakal diterima petani karena Gujarati, D. 1997. Ekonometrika Dasar.
petani bagaimanapun akan berpikir Penerbit Erlangga. Jakarta.
rasional dengan menghindari risiko Gunawan, S dan Iswara. 1987. Teori
sekecil mungkin daripada berusaha Pengambilan Keputusan dalam Ekonomi
meningkatkan pendapatannya melalui Produksi. Penerbit Karunika. Universitas
peningkatan efisiensi tapi memiliki risiko Terbuka. Jakarta.
yang besar. Disarankan pula kepada Heady, E.O. 1952. Economics of Agricultural
petani agar dalam setiap kali melakukan Production and Resources Use. Iowa
usahatani tembakau Madura perlu States College. Prentice Hall,Inc.,
dipikirkan terlebih dahulu apakah England Cliffts, New York. 439-638.
penggunaan input seperti bibit, pupuk, Horne, J.C.V. 1983. Financial Management
obat-obatan, tenaga kerja, dan lain and Policy. Stanford University, Prentice
sebagainya telah sesuai dengan kebutuhan Hall of India, 13-173; 182-210.
atau belum dan diharapkan mau dan Isdijoso, Sri Hartiniadi et al. 1999. Usahatani,
bersedia mengikuti anjuran petugas teknis Kelembagaan dan Pemasaran Tembakau
atau penyuluh pertanian lapangan Madura. Monograf Balitas No.4
setempat, terutama mengenai teknis Tembakau Madura. Balai Penelitian
budidaya tembakau Madura. Tembakau dan Tanaman Serat, Malang :
79-89
DAFTAR PUSTAKA Kountur R. 2008. Mudah Memahami
Anderson, J.R. dan W.E. Griffiths. 1981. Manajemen Risiko Perusahaan. Penerbit
Production Risk and Input Use: Pastoral PPM. Jakarta.
Zone of Eastern Australia. Australian Krishna, J dan Desai, D.K. 1964. Econometric
Journal of Agricultural Economics. 25 Models of Farm Planning Under
(2). Uncertainty. In Indian Journal of
_______. 1982. Production Risk and Efficient Agricultural Economics, 25-39.
Allocation of Resources. Australian Setiawan, Abdus. 2007. Permasalahan
Journal of Agricultural Economics. Vol 2 Agribisnis Tembakau di Tingkat Petani.
No. 3, December 1982. Prosiding Lokakarya Nasional Agribisnis
55
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894
56
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894
57