Anda di halaman 1dari 10

CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-894

RISIKO PRODUKSI DAN EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT


USAHATANI TEMBAKAU MADURA
Kustiawati Ningsih
Fakultas Pertanian, Universitas Islam Madura, Pamekasan

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko produksi pada usahatani tembakau Madura di
lahan gunung, tegal, dan sawah; dan menganalisis apakah penggunaan input produksi pada usahatani
tembakau Madura di lahan gunung, tegal, dan sawah sudah efisien atau tidak. Penilaian ukuran risiko
produksi dilakukan dengan melihat nilai varian (variance), standar deviasi (standard deviation), dan
koefisien variasi (coefficient variation). Sedangkan untuk menganalisis tingkat efisiensi penggunaan input
produksi menggunakan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian analisis risiko produksi
usahatani tembakau Madura menunjukkan bahwa nilai coefficient variation di lahan gunung lebih besar
daripada nilai coefficient variation di lahan tegal dan sawah. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko
produksi di lahan gunung lebih tinggi daripada di lahan tegal dan sawah. Sedangkan hasil analisis
efisiensi harga untuk penggunaan setiap input produksi pada usahatani tembakau Madura di lahan
gunung, tegal, dan sawah menunjukkan bahwa penggunaan setiap input produksi pada usahatani
tembakau Madura di lahan gunung, tegal, dan sawah belum efisien.

Kata kunci: risiko produksi, efisiensi penggunaan input, usahatani tembakau Madura

I. PENDAHULUAN
Luas areal usahatani tembakau
Tembakau (Nicotiana tabacum)
mengalami fluktuasi di beberapa daerah,
merupakan salah satu komoditas agribisnis
diantaranya di Kabupaten Pamekasan
yang memiliki prospek di antara berbagai
umumnya, dan Kecamatan Pakong khususnya.
tanaman industri di Indonesia. Hal ini terjadi
Menurut Dinas Kehutanan dan Perkebunan
karena tembakau merupakan bahan baku
Kabupaten Pamekasan (2009), selama dua
utama industri rokok yang terus berkembang.
tahun terakhir (2008-2009) luas areal
Komoditas tembakau mempunyai nilai
usahatani tembakau di Kecamatan Pakong
ekonomis tinggi serta merupakan sumber
mengalami kenaikan baik di lahan sawah (dari
pendapatan petani, penerimaan pemerintah
1.586 Ha menjadi 1.591 Ha), lahan tegal (dari
dari dalam negeri dan kesempatan kerja.
336 Ha menjadi 490 Ha), terkecuali lahan
Tembakau sebagai bahan baku industri rokok
gunung mengalami penurunan (dari 242 Ha
terus bertambah karena produksi rokok yang
menjadi 224 Ha). Namun secara umum,
terus meningkat dan hal tersebut ditunjukkan
produktivitas di ketiga jenis lahan mengalami
oleh pertumbuhan positif (3,1 %),
penurunan selama dua tahun terakhir yaitu
dibandingkan dengan sektor lain yang
dari 4,51 ton/Ha menjadi 1,95 ton/Ha untuk
mengalami pertumbuhan negatif
lahan sawah, dari 0,53 ton/Ha menjadi 0,36
(Suwanda, 2002).
ton/Ha untuk lahan tegal dan dari 0,43 ton/Ha
menjadi 0,20 ton/Ha untuk lahan gunung.
Permasalahan penurunan produktivitas
tembakau dirasakan oleh hampir seluruh
petani tembakau di Kabupaten Pamekasan
umumnya dan Kecamatan Pakong pada
Alamat Korespondensi:
khususnya. Salah satu faktor yang dapat
Kustiawati Ningsih, Jurusan Agribisnis, Fakultas menjadi penyebab turunnya produktivitas
Pertanian, Universitas Islam Madura, Pamekasan.
pertanian adalah terjadinya inefisiensi teknis
PP. Miftahul Ulum, Bettet, Pamekasan.
(Setiawan, 2007).

48
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894

Penurunan produktivitas tembakau secara Masalah risiko diakibatkan oleh


terus menerus harus dilihat bagaimana para ketidakmampuan produsen memprediksi
petani tembakau pada agroekosistem yang tentang apa yang akan terjadi pada waktu
berbeda yaitu pada lahan gunung, tegal dan yang akan datang (Roumasset dan
sawah mengalokasikan input yang digunakan Rosegrandt, 1985 dalam Simandjuntak 1990),
dalam usahataninya. Secara teoritis besar- terutama setelah bibit tembakau ditanam.
kecilnya alokasi penggunaan input-input Faktor risiko ini agaknya bermanfaat diukur
dalam usahatani dipengaruhi oleh faktor risiko guna dapat mengetahui kemungkinan apa
produksi (Ellis, 1988). Dalam usahatani yang akan terjadi selama proses berproduksi.
tembakau, risiko produksi merupakan variasi Risiko sering terjadi di luar batas toleransi
output akibat dari faktor yang sulit untuk (kontrol petani) petani dan pada hakikatnya
diduga seperti ada tidaknya hujan menjelang sulit untuk diukur mengingat spesifikasi
panen, hama dan penyakit yang biasa peubah yang bersifat stokastik. Namun,
menyerang tanaman tembakau (ulat daun fenomena lapang ini pada hakikatnya menarik
Helicoverpa spp, Spodoptera litura F serta untuk diteliti guna dapat memprediksi
kutu Tembakau Myzus persicae), cuaca yang besarnya risiko (degree of risk) sebagai akibat
tidak menentu, dan penggunaan varietas yang dari faktor ketidakpastian pada kegiatan
kurang bermutu. Dalam penelitian ini usahatani. Berdasarkan uraian tersebut, maka
pembatasan pembahasan risiko produksi dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai
adalah risiko produksi yang disebabkan oleh berikut: 1) Menganalisis risiko produksi pada
perubahan cuaca dan iklim. Adanya risiko usahatani tembakau Madura di lahan gunung,
produksi dalam usahatani tembakau Madura tegal, dan sawah; 2) Menganalisis apakah
akan menyebabkan ‘kemungkinan kerugian’ penggunaan input produksi pada usahatani
yaitu kegagalan panen. tembakau Madura di lahan gunung, tegal, dan
Masalah risk and uncertainty (risiko dan sawah sudah efisien atau tidak.
ketidakpastian) sering ditemui di dalam dunia
pertanian dan perlu diperhitungkan. Masalah II. METODE PENELITIAN
ini terlalu sering muncul pada sektor
Lokasi penelitian ditentukan secara
penanaman modal khususnya dalam kegiatan
purposive yaitu di Kecamatan Pakong,
pertanian. Apakah menyangkut aspek skala
meliputi tiga desa yaitu: Desa Cenlecen (lahan
usaha, ketenaga kerjaan, manajemen usaha,
gunung), Desa Lebbek (lahan tegal), dan Desa
teknologi, maupun pola pemasaran. Keunikan
Bicorong (lahan sawah). Pengambilan sampel
yang ditemui adalah, walaupun faktor risiko
menggunakan metode multistage sampling
tersebut terlalu sering menjadi kendala pokok
yaitu pengambilan contoh yang dilakukan
dalam kegiatan di bidang pertanian, namun
secara bertahap berdasarkan wilayah-wilayah
penelitian tentang risiko ini langka ditemui
yang ada, misalnya: kelurahan, kecamatan, dan
dan dilakukan oleh para peneliti, baik di
kabupaten (Palte, 1978 dalam Singarimbun,
Indonesia maupun di luar negeri. Padahal
1995).
pengaruh buruk faktor risiko sering melanda
Adapun metode analisis data yang
para petani, petani pengusaha
digunakan meliputi:
(agribusinessman) maupun para pedagang
(eksportir dan importir). Permasalahan yang 1) Model Risiko Produksi
dapat dilihat dalam dunia nyata adalah bahwa Rancangan model analisis ini diupayakan
para pelaku ekonomi tersebut cenderung untuk mengetahui kemungkinan risiko yang
mengurangi jumlah kepemilikan modal yang akan terjadi atas penggunaan input produksi
dicurahkan per kesatuan luas usahatani. Sifat pada luas garapan usahatani tertentu. Khusus
ini dihipotesiskan dapat terjadi sebagai akibat menyangkut analisis ini ditunjukkan dengan
pengaruh risiko tinggi dari efek ketidakpastian mengacu pada model empiris analisis
produksi (production under risk) maupun production risk menurut aturan Singh (1980).
ketidakpastian menyangkut harga (price risk). Adapun manfaat model ini adalah untuk

49
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894

mengetahui peluang subjektif (subjective dalam situasi iklim (type of season) yang
probability) dari masing-masing petani contoh berbeda. Model rancangan umum yang
pada kegiatan usahatani tembakau Madura digunakan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 1. Model Perhitungan Subjective = Net cash flow petani contoh ke –x
Probability, dan Kemungkinan pada waktu t
Biaya yang Dikeluarkan untuk = Peluang yang terjadi pada net cash
Membeli Input Produksi Sesuai
dengan Keadaan Cuaca Setempat flow petani contoh ke x pada waktu t
= Ekspektasi nilai net cash flow pada
Keadaan Subjective Kemungkinan Biaya Input (Rp/Ha) waktu t
Iklim Probability X1 X2 X3 Xn Ekspektasi nilai net cash flow pada
A P (A) ∑X1 A ∑X2 A ∑X3 A ∑Xi A periode t dicari dengan rumus umum seperti:
B P (B) ∑X1 B ∑X2 B ∑X3 B ∑Xj B
Nilai Harapan ∑P(n) ∑X1n ∑X2 n ∑X3 n ∑Xijn Langkah selanjutnya adalah
memperbandingkan kelompok petani contoh
yang mempunyai standard deviasi yang lebih
besar dan dapat menyatakan besarnya
Tahapan analisis berikutnya, setelah dicari penyebaran kemungkinan produksi tembakau
peluang pada masing-masing petani contoh, Madura yang diperoleh para petani contoh.
kemudian dilanjutkan dengan analisa arus kas Untuk memutuskan besar kecilnya derajat
(cash flow analysis). Analisis ini bertujuan risiko (degree of risk) antar petani contoh yang
untuk menghitung besarnya nilai net cash flow diperbandingkan dapat diketahui dengan
pada masing-masing petani contoh dengan menghitung koefisien variasi dengan
mengikuti pola yang dianjurkan oleh Horne
cara:
(1983) seperti di Tabel 2.

Tabel 2. Perhitungan Ekspektasi Net Cash Dimana:


Flow pada Masing-masing Petani = Koefisien variasi pada petani contoh
Contoh yang ke-x
= Standar deviasi petani contoh yang ke-x
= Ekspektasi nilai net cash flow pada
waktu t dan petani contoh yang ke x
Dalam hal ini apabila nilai Coefficient
Variasi ( petani contoh yang ke x ternyata
lebih besar dibandingkan yang lainnya, maka
petani contoh tersebut diputuskan mempunyai
derajat risiko yang lebih tinggi (Horne, 1983).
Koefisien variasi disini adalah deviasi standard
yang disebarkan terhadap masing-masing
petani contoh dan dapat dinyatakan dalam
Untuk menghitung dan mengukur persen. Semakin besar nilai berarti
besarnya kemungkinan risiko produksi yang semakin besar pula variabilitas risiko yang
akan terjadi pada kelompok petani contoh, akan terjadi.
dilanjutkan dengan menghitung probability
distribution (sebaran peluang) dari net cash 2) Model Pengukuran Efisiensi Input
flow, dengan terlebih dahulu menghitung (Faktor Produksi)
standar deviasinya seperti: Tingkat penggunaan input (faktor
produksi) dalam penelitian ini diestimasi
dengan fungsi produksi Cobb-Douglas.
Dimana: Ketentuan dasar didalam keputusan

50
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894

penggunaan model adalah bahwa kegiatan mengikuti hukum pertambahan hasil yang
usahatani tembakau Madura diasumsikan semakin menurun.

Dalam penelitian ini, model umum yang b. Bila disebut penggunaan


digunakan adalah:
Y = a0 X1b1 X2b2 X3b3 X4b4 X5b5 D1Ω1 D2Ω2 eu input efisien
Untuk dapat dianalisis, model di atas c. Bila disebut penggunaan
diubah ke dalam bentuk logaritma berganda
menjadi model persamaan linier seperti: input tidak efisien
Ln Y = a0 + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln X3 Untuk menjawab hipotesis yang diajukan
+ b4 Ln X4 + b5 Ln X5 + Ω1D1 + dalam penelitian ini, maka digunakan
Ω2D2 + u beberapa pengujian sebagai berikut:
Dimana: 1) Uji Nilai Coefficient Variation
Y = Produksi usahatani tembakau Madura Untuk melihat apakah koefisien variasi
a0 = Konstanta petani contoh di lahan gunung, lahan tegal dan
X1 = Pengalaman petani (tahun) lahan sawah berbeda, maka diajukan hipotesis
X2 = Bibit (batang) statistik sebagai berikut :
X3 = Tenaga kerja (HKSP) Ho : CVx G = CVx T = CVx S
X4 = Pupuk (Kg) H1 : CVx G ≠ CVx T ≠ CVx S
X5 = Pengairan (liter) Dengan kriteria yaitu apabila nilai
b1, b2, b3, b4, b5 = Parameter peubah input koefisien variasi petani contoh di lahan
D1 = Dummy jenis lahan gunung, bernilai 1 gunung = lahan tegal = lahan sawah, maka
jika petani di lahan gunung, dan 0 untuk terima H0 dan tolak H1 dan sebaliknya.
lainnya
2) Pengujian Model Regresi Fungsi
D2 = Dummy jenis lahan tegal, bernilai 1 jika
Produksi Cobb Douglas
petani di lahan tegal, dan 0 untuk
lainnya Untuk melihat ketepatan model regresi
Ω1, Ω2 = Parameter untuk peubah dummy dari fungsi produksi yang dipakai, dilakukan
u = Error uji-F dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
Dari hasil analisis model fungsi produksi (untuk semua
di atas akan dapat menghasilkan koefisien i dimana i = 1, 2, ..., m)
regresi pada masing-masing faktor produksi salah satu koefisien regresi atau semua
yang digunakan. Sehingga untuk kepentingan
uji efisiensi harga (ki), maka model
persamaan yang digunakan adalah: Fhitung bisa dicari dengan rumus sebagai berikut
(Gujarati, 1995):

Dimana:
= koefisien faktor produksi Xi Apabila Fhitung < Ftabel maka keputusannya
= harga produksi rata-rata adalah menerima , yang berarti model
= harga input rata-rata X yang ke i regresi tidak bisa menjelaskan variasi peubah
Ketentuan yang harus dipenuhi di dalam terikatnya. Dan sebaliknya jika Fhitung > Ftabel
penggunaan model uji tersebut adalah: maka ditolak, artinya model tersebut dapat
a. Bila disebut penggunaan menjelaskan variasi peubah terikatnya. Selain
itu juga dilihat dari nilai koefisien determinasi
input belum efisien (R2), makin mendekati satu makin bagus model
tersebut.

51
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894

3) Pengujian Pengaruh Masing-masing bebas terhadap produksi usahatani tembakau


Peubah Bebas Madura dilakukan uji-t dengan hipotesis
Untuk mengetahui faktor-faktor produksi sebagai berikut:
atau input apa saja yang mempengaruhi
produksi usahatani tembakau Madura serta
bagaimana pengaruh masing-masing peubah

Menurut Gujarati (1995) t-statistik (t- maka tolak H0,


hitung) dapat dicari dengan rumus sebagai efisiensi harga untuk penggunaan setiap input
berikut: tidak sama dengan 1 dan menunjukkan bahwa
penggunaan input tidak mencapai efisiensi
harga.
Dimana:
= koefisien regresi ke-i
= standard error dari koefisien regresi III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kriteria pengambilan keputusannya
adalah jika thitung < ttabel maka H0 diterima, 3.1. Risiko Produksi Usahatani Tembakau
artinya peubah bebas ke-i tersebut tidak Madura
berpengaruh nyata terhadap produksi. Hasil analisis terhadap risiko produksi
Sebaliknya jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, usahatani tembakau Madura di lahan gunung
artinya peubah bebas ke-i tersebut berpengaruh mendapatkan nilai coefficient variation
nyata terhadap produksi. sebesar 0,48 atau dinyatakan dalam persentase
4) Uji Nilai Efisiensi Harga untuk yaitu sebesar 48% (Lampiran 1 (a)). Nilai
Penggunaan Setiap Input (Faktor coefficient variation di lahan tegal didapatkan
Produksi) sebesar 0,45 atau dinyatakan dalam persentase
yaitu sebesar 45% (Lampiran 1 (b)).
Untuk melihat apakah efisiensi harga Demikian pula halnya dengan analisis risiko
untuk penggunaan setiap faktor produksi produksi usahatani tembakau Madura di lahan
(input) pada usahatani tembakau Madura sawah mendapatkan nilai coefficient
efisien atau tidak efisien maka pengujian variation sebesar 0,44, atau dinyatakan
dilakukan dengan uji one sample t test. dalam persentase yaitu sebesar 44%
H0 : ki = 1 (Lampiran 1 (c)).
H1 : ki ≠ 1 Hasil analisis terhadap risiko produksi
Untuk menguji apakah hasil perhitungan usahatani tembakau Madura menunjukkan
efisiensi harga untuk penggunaan setiap input bahwa nilai coefficient variation yang
atau faktor produksi sama dengan satu atau diperoleh di lahan gunung lebih besar
tidak, maka dilakukan uji t dengan cara : daripada nilai coefficient variation yang
diperoleh di lahan tegal dan sawah. Hal ini
mengindikasikan bahwa risiko produksi
Dimana: usahatani tembakau Madura di lahan gunung
K = Efisiensi harga faktor Xi lebih tinggi dibandingkan di lahan tegal dan
K = Totalitas parameter lahan sawah. Dengan demikian, logika
Dengan kriteria apabila nilai teknisnya adalah : apabila pihak produsen
maka tidak berani mengambil risiko (risk aversion)
terima H0, berarti efisiensi harga untuk setiap di dalam menjalankan usahatani tembakau
penggunaan input sama dengan 1 dan Madura, maka usahatani dianjurkan paling
menunjukkan bahwa faktor produksi telah tinggi bergerak hingga sampai ke lahan tegal.
digunakan secara efisien harga, dan jika Dan apabila ingin mengambil risiko (risk
atau prefer) yang lebih tinggi, maka usahatani
tembakau Madura di lahan gunung diteruskan.

52
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894

3.2. Analisis Faktor-faktor Produksi yang LnY = 1,206576 + 0,118055 lnX1 + 0,376310
Mempengaruhi Produksi Usahatani lnX2 + 0,142227 lnX3 + 0,163135
Tembakau Madura lnX4 + 0,121746 lnX5 + 0,140282
Dari hasil analisis fungsi produksi pada D1 + 0,143068 D2 + u
usahatani tembakau Madura di Kecamatan Dimana:
Pakong, diperoleh persamaan regresi sebagai Y = Jumlah produksi tembakau Madura (kg)
berikut: X1= Pengalaman petani (tahun)

X2 = bibit (batang) Sehingga jika persamaan regresi di atas


X3 = tenaga kerja (HKSP) ditransformasikan ke dalam fungsi pangkat
X4 = pupuk (kg) (bentuk power function) menjadi:
X5 = pengairan (liter)
D1 = dummy jenis lahan gunung, bernilai 1
jika petani di lahan gunung, dan 0
untuk lainnya
D2 = dummy jenis lahan tegal, bernilai 1 jika
petani di lahan tegal, dan 0 untuk
lainnya
u = error

Tabel 3. Pendugaan Koefisien Regresi Fungsi Produksi Usahatani Tembakau Madura di


Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan

Uji t (α = 0,05) dan df = 160


No Variabel Koefisien Regresi
t hitung t tabel
1 X1 0,118055 2,814 1,960
2 X2 0,37631 7,046
3 X3 0,142227 4,241
4 X4 0,163135 2,255
5 X5 0,121746 2,669
6 D1 0,140282 2,398
7 D2 0,143068 2,497

Berdasarkan Tabel 3 diatas, maka dapat di Kecamatan Pakong adalah model yang
dilihat bahwa setiap koefisien regresi dari cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada nilai
semua variabel yaitu X1 (pengalaman petani), R2 = 0,9585, artinya variabel independent (X1
X2 (bibit), X3 (tenaga kerja), X4 (pupuk) dan s/d X5) dalam model mampu menjelaskan
X5 (pengairan) memiliki nilai positif dan hubungannya dengan variabel dependent
berpengaruh nyata terhadap produksi (produksi) sebesar 95,85%, sisanya sebesar
usahatani tembakau Madura, artinya jika 4,15% dijelaskan oleh variabel lainnya yang
penggunaan input bibit, tenaga kerja, pupuk tidak ada dalam penelitian. Selain itu, untuk
dan pengairan naik 1%, maka jumlah produksi melihat baik tidaknya suatu model dapat
akan naik sebesar koefisien regresi input bibit, dilihat dari nilai F hitung. Model fungsi
tenaga kerja, pupuk dan pengairan (dalam produksi Cobb douglas di Kecamatan
persentase). Hal ini dapat dilihat pada nilai Pakong memiliki nilai F hitung = 527,485 >
t hitung masing-masing variabel (X1 s/d X5) F tabel = 2,32 dengan dan derajat
yang lebih besar daripada t tabel dengan kebebasan df (6,160), artinya variabel
dan derajat kebebasan 160 (df = independen (X1 s/d X5) secara bersama-sama
160). Model fungsi produksi Cobb Douglas dalam model mampu menjelaskan

53
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894

hubungannya terhadap variabel dependen Berdasarkan hasil penghitungan efisiensi


(produksi) secara signifikan. penggunaan input (efisiensi harga) usahatani
3.3. Analisis Efisiensi Penggunaan Input tembakau Madura di Kecamatan Pakong,
pada Usahatani Tembakau Madura maka dapat disarikan dalam Tabel 4 berikut
ini:

Tabel 4. Hasil Perhitungan Besarnya Nilai Efisiensi Harga untuk Penggunaan Setiap Input
(Faktor Produksi) pada Usahatani Tembakau Madura di Kecamatan Pakong,
Kabupaten Pamekasan
Variabel
No Nilai ki t hitung t tabel
(Input)
1 X2 (bibit) 0,21066 -24,591 -1,960
2 X3 (tenaga kerja) 0,205210 -534,336 -1,960
3 X4 (pupuk) 1,642222 49,180 1,960
4 X5 (pengairan) 0,011114 -154,415 -1,960

Tabel 4 menunjukkan bahwa alokasi besar. Kemungkinan derajad risiko dengan


penggunaan input pada usahatani tembakau nilai yang lebih tinggi di lahan gunung
Madura di Kecamatan Pakong baik di lahan diperkirakan oleh karena petani ternyata tidak
gunung, tegal dan sawah masih belum efisien. mampu berperilaku secara efisien teknis dan
Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung masing- efisien harga.
masing input yang lebih besar dari t tabel
dengan dan derajat bebas 167 (df =
167). Sehingga sesuai uji hipotesis, maka
dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima
yaitu nilai yang berarti bahwa
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
efisiensi harga untuk penggunaan setiap input
di Kecamatan Pakong (lahan gunung, tegal 4.1. Kesimpulan
dan sawah) belum efisien. Sehingga dapat Berdasarkan hasil uji hipotesis dan hasil
disimpulkan bahwa alokasi input produksi penelitian yang telah diuraikan sebelumnya,
dalam usahatani tembakau Madura belum maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
sepenuhnya efisien secara alokatif. Dalam berikut:
artian, petani tembakau Madura belum 1. Hasil analisis risiko produksi usahatani
menggunakan seluruh inputnya pada tingkat tembakau Madura menunjukkan bahwa
optimum yang dapat memberikan keuntungan nilai coefficient variation di lahan gunung
maksimum. Temuan di atas bila dikaitkan lebih besar daripada nilai coefficient
dengan pendapat Anderson (1981) yang variation di lahan tegal dan sawah. Hal ini
menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat mengindikasikan bahwa risiko produksi di
efisiensi maka semakin kecil kemungkinan lahan gunung lebih tinggi daripada di
risiko yang akan terjadi, maka pada hasil lahan tegal dan sawah.
penelitian ini pernyataan tersebut dapat 2. Hasil analisis efisiensi harga untuk
dibuktikan. Artinya dari hasil analisis risiko penggunaan setiap input produksi pada
(Lampiran 1.) dapat disimpulkan bahwa usahatani tembakau Madura di lahan
semakin tinggi terjadinya kemungkinan gunung, tegal, dan sawah menunjukkan
kekeringan atau semakin ke lahan gunung, bahwa penggunaan setiap input produksi
maka risiko yang terjadi ternyata semakin pada usahatani tembakau Madura di lahan

54
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894

gunung, tegal, dan sawah masih belum Anonim. 2009. Laporan Tahunan Kantor
efisien. Sedangkan faktor-faktor produksi Dinas Kehutanan dan Perkebunan.
yang berpengaruh nyata terhadap Kabupaten Pamekasan.
produksi usahatani tembakau Madura Barry, PJ. 1984. Risk Management in
adalah pengalaman petani, bibit, tenaga Agriculture. The Iowa State University
kerja, pupuk, dan pengairan.. Press. Ames. Iowa.
Beattie, B.R. dan Taylor, C.R. 1996. Ekonomi
4.2. Saran
Produksi. Gadjah Mada University Press.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka Yogyakarta.
saran yang dapat diberikan adalah : Darmawi. 1997. Manajemen Risiko. Bumi
1. Secara umum dapat dikatakan bahwa Aksara. Jakarta.
usahatani tembakau Madura berisiko Debertin, DL. 1986. Agricultural Production
cukup tinggi, oleh karena itu seharusnya Economics. MacMillan Publishing
hal ini menjadi pertimbangan bagi petani Company. New York.
tembakau Madura dalam mengambil Ellis, F. 1988. Peasant Economics: Farm
keputusan apakah akan terus melanjutkan Household and Agricultural
usahataninya atau tidak. Development. Cambridge University
2. Dalam merekomendasikan pada jenis Press, Cambridge.
lahan yang manakah usahatani tembakau Elton E.J, Gruber M.J. 1995. Modern
Madura itu layak untuk terus diusahakan, Portfolio Theory and Investment
yang perlu diperhatikan tidak saja tingkat Analysis. Fifth Edition. John Wiley and
efisiensi yang tinggi, tapi kemungkinan Sons Inc. New York.
risiko yang bakal diterima petani karena Gujarati, D. 1997. Ekonometrika Dasar.
petani bagaimanapun akan berpikir Penerbit Erlangga. Jakarta.
rasional dengan menghindari risiko Gunawan, S dan Iswara. 1987. Teori
sekecil mungkin daripada berusaha Pengambilan Keputusan dalam Ekonomi
meningkatkan pendapatannya melalui Produksi. Penerbit Karunika. Universitas
peningkatan efisiensi tapi memiliki risiko Terbuka. Jakarta.
yang besar. Disarankan pula kepada Heady, E.O. 1952. Economics of Agricultural
petani agar dalam setiap kali melakukan Production and Resources Use. Iowa
usahatani tembakau Madura perlu States College. Prentice Hall,Inc.,
dipikirkan terlebih dahulu apakah England Cliffts, New York. 439-638.
penggunaan input seperti bibit, pupuk, Horne, J.C.V. 1983. Financial Management
obat-obatan, tenaga kerja, dan lain and Policy. Stanford University, Prentice
sebagainya telah sesuai dengan kebutuhan Hall of India, 13-173; 182-210.
atau belum dan diharapkan mau dan Isdijoso, Sri Hartiniadi et al. 1999. Usahatani,
bersedia mengikuti anjuran petugas teknis Kelembagaan dan Pemasaran Tembakau
atau penyuluh pertanian lapangan Madura. Monograf Balitas No.4
setempat, terutama mengenai teknis Tembakau Madura. Balai Penelitian
budidaya tembakau Madura. Tembakau dan Tanaman Serat, Malang :
79-89
DAFTAR PUSTAKA Kountur R. 2008. Mudah Memahami
Anderson, J.R. dan W.E. Griffiths. 1981. Manajemen Risiko Perusahaan. Penerbit
Production Risk and Input Use: Pastoral PPM. Jakarta.
Zone of Eastern Australia. Australian Krishna, J dan Desai, D.K. 1964. Econometric
Journal of Agricultural Economics. 25 Models of Farm Planning Under
(2). Uncertainty. In Indian Journal of
_______. 1982. Production Risk and Efficient Agricultural Economics, 25-39.
Allocation of Resources. Australian Setiawan, Abdus. 2007. Permasalahan
Journal of Agricultural Economics. Vol 2 Agribisnis Tembakau di Tingkat Petani.
No. 3, December 1982. Prosiding Lokakarya Nasional Agribisnis

55
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894

Tembakau. Badan Penelitian dan Soekartawi, et al. 1994. Teori Ekonomi


Pengembangan Pertanian. Pusat Produksi dengan Pokok Bahasan
Penelitian dan Pengembangan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. PT Raja
Perkebunan Bogor. Bogor. Grafindo Persada. Jakarta.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Suwanda, Mamat Haris. 2002. Analisis
Metode Penelitian Survey. LP3ES. Efisiensi Penelitian dan Dampaknya
Jakarta. terhadap Ekonomi Nasional, Studi Kasus
Singh, I.J. 1980. Farm Decision Under pada Tanaman Perkebunan. Makalah
Uncertainty. Improving Farm Falsafah Sains (PPs 702). Program Pasca
Management Teaching in Asia. The Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Agricultural Development Council,
Inc.21-42.
Lampiran 1. Perhitungan Nilai Variance, Standard Deviation, dan Coefficient Variation
Usahatani Tembakau Madura di Desa Cenlecen (Lahan Gunung), Desa Lebbek
(Lahan Tegal), dan Desa Bicorong (Lahan Sawah), Kecamatan Pakong,
Kabupaten Pamekasan

a. Nilai Variance, Standard Deviation, dan Coefficient Variation Usahatani Tembakau


Madura di Desa Cenlecen (Lahan Gunung)

Subjective Net Cash Flow


Net Cash Harapan (
No Iklim Probability
Flow ( )
(

1 Normal 0,6 229632535 137779521 8436976180884200 5062185708530520


2 Kekeringan 0,4 206669281.5 82667712.6 15376389089661400 6150555635864580

b. Nilai Variance, Standard Deviation, dan Coefficient Variation Usahatani Tembakau


Madura di Desa Lebbek (Lahan Tegal)

Subjective Net Cash Flow


Net Cash Harapan (
No Iklim Probability
Flow ( )
(

1 Normal 0,65 274719110 178567421.5 9245147201401030 6009345680910670


2 Kekeringan 0,35 219775288 76921350.8 20407247373541500 7142536580739540

56
CEMARA VOLUME 7 NOMOR 1 NOPEMBER 2010 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-894

c. Nilai Variance, Standard Deviation, dan Coefficient Variation Usahatani Tembakau


Madura di Desa Bicorong (Lahan Sawah)

Subjective Net Cash Flow


Net Cash Harapan (
No Iklim Probability
Flow ( )
(

1 Normal 0,55 211165635 116141099.25 9029662394503030 4966314316976660


2 Kekeringan 0,45 168932508 76019628.6 8632803158398940 3884761421279520

57

Anda mungkin juga menyukai