Anda di halaman 1dari 11

WALI NAGARI ...........

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PERATURAN NAGARI .....................


NOMOR    TAHUN 2017

TENTANG

STANDAR BIAYA NAGARI ........................ TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


WALI NAGARI ....................,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan urusan-urusan yang menjadi


kewenangan Nagari maka perlu didukung oleh aspek keuangan
yang dikelola berdasarkan azas-azas transparan, akuntabel,
partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran;
b. bahwa untuk memenuhi maksud dari Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan
Desa maka perlu adanya standar satuan harga sebagai acuan
dalam pelaksanaan perencanaan dan pelaksanaan anggaran di
nagari;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan suatu
Peraturan Nagari.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan
Daerah Otonom Kabupaten dalam lingkungan Daerah Provinsi
Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1956 Nomor 25);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

1
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4287);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 6  Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara tahun Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 123);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun 2014
tentang Desa(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan
Peeraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6
tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

2
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 2 Tahun
2013 tentang Pemerintahan Nagari ( Lembaran Daerah
Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2013 Nomor 2);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 6 Tahun
2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016-2021 (Lembaran
Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016 Nomor 6);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 17
Tahun 2016 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Daerah Kabupaten
Lima Puluh Kota Tahun 2016 Nomor 17);
14. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 119 Tahun 2016
Tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Barang
dan Jasa di Nagari ( Berita Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota
Tahun 2016 Nomor 121)
15. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 120 Tahun 2016
Tentang Penajabaran Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2017 (Berita Daerah Kabupaten Lima
Puluh Kota Tahun 2016 Nomor 122)
16. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 20 Tahun 2017
Tentang Pedoman Standar Biaya Nagari (Berita Daerah
Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2017 Nomor 22)
17. Peraturan Nagari Sungai Kamuyang Nomor 3 Tahun 2017
Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Nagari Tahun
Anggaran 2017

Memperhatikan : Berita Acara Kesepakatan Antara Pemerintah Nagari dan


BAMUS Nagari…… Tentang………

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN NAGARI ...............

3
DAN
WALI NAGARI ...........................
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN NAGARI ........................... TENTANG STANDAR
BIAYA NAGARI SUNGAI KAMUYANG TAHUN 2017

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Nagari ini yang dmaksud dengan :
1. Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. Pemerintahan Nagari Adalah penyelenggara urusan Pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
3. Pemerintah Nagari adalah Wali Nagari atau yang disebut nama lain dibantu
perangkat nagari sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagari;
4. Badan Permusyawaratan Nagari atau yang disebut nama lain adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil
dari penduduk Nagari berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan
secara demokratis;
5. Kerapatan Adat Nagari yang selanjutnya disebut KAN adalah satuan
organisasi niniak mamak yang dibentuk atas dasar musyawarah mufakat,
dan /atau turunan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga organisasi
niniak mamak yang lebih tinggi.
6. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang selanjutnya sebut LPM merupakan
wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Pemerintah
Nagari dalam menampung dan mewujudkan aspirasi masyarakat nagari
dibidang pembangunan.
7. Alokasi Dana Nagari, selanjutnya disingkat AND adalah dana perimbangan
yang diterima kabupaten setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari yang selanjutnya disingkat APB
Nagari adalah Rencana keuangan tahunan Pemerintahan Nagari.

4
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nagari, selanjutnya disingkat RPJM
Nagari, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Nagari untuk jangka waktu 6
(enam) tahun.
10. Rencana Kerja Pemerintah Nagari selanjutnya disebut RKP Nagari adalah
penjabaran dari RPJM nagari untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
11. Perjalanan Dinas adalah perjalanan dari tempat kedudukan ke tempat yang
dituju, melaksanakan tugas dan kembali ke tempat kedudukan semula.
12. Perjalanan Dinas Luar Daerah adalah perjalanan keluar tempat kedudukan
baik perseorangan maupun secara bersama, yang dilakukan keluar Kabupaten
Lima Puluh Kota baik dalam Provinsi Sumatera Barat maupun keluar Provinsi
Sumatera Barat untuk kepentingan nagari atas perintah pejabat yang
berwenang.
13. Perjalanan dinas dalam daerah Kabupaten adalah perjalanan keluar tempat
kedudukan baik perseorangan maupun bersama, yang dilakukan dalam
wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota untuk kepentingan nagari atas perintah
pejabat yang berwenang.
14. Perjalanan Dinas Luar Nagari dalam Kecamatan adalah perjalanan oleh
perangkat nagari keluar tempat kedudukan baik perseorangan maupun
bersama, yang dilakukan dalam Wilayah Kecamatan bersangkutan untuk
kepentingan nagari atas perintah pejabat yang berwenang.
15. Lumpsum adalah sejumlah uang yang dihitung terlebih dahulu dan
dibayarkan sekaligus.
16. Biaya riil (at cost) adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan bukti
pengeluaran yang sah.
17. Surat Tugas adalah perintah penugasan melakukan perjalanan dinas bagi
Wali Nagari, BAMUS, KAN, LPM, Perangkat Nagari dan Pihak lain sebagai
dasar penerbitan Surat Perintah Perjalanan Dinas.
18. Surat Perintah Perjalanan Dinas yang selanjutnya disingkat SPPD adalah surat
perintah yang diterbitkan dalam rangka pelaksanaan perjalanan dinas.
19. Tempat kedudukan adalah lokasi Kantor Wali Nagari.
20. Tempat tujuan adalah tempat/kota yang menjadi tujuan perjalanan dinas.
21. Pemegang kuasa Pengelolaan Keuangan Nagari adalah Wali Nagari yang karena
jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan
pengelolaan keuangan nagari.
22. Pelaksana Teknis Pengelola Keuangan Nagari yang selanjutnya disingkat
PTPKN adalah unsur perangkat nagari yang membantu Wali Nagari untuk
mengelola keuangan nagari.

5
23. Sekretaris Nagari adalah bertindak sebagai koordinator pelaksanaan keuangan
nagari.
24. Kepala Urusan adalah unsur pelaksana teknis kegiatan sesuai bidangnya.
25. Bendahara adalah unsur pelaksana teknis kegiatan yang membidangi urusan
administrasi keuangan untuk menatausahakan keuangan nagari.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Maksud dari Peraturan Nagari ini adalah sebagai pedoman dalam rangka
mendukung penyelengaraan urusan-urusan di Pemerintahan Nagari.
(2) Tujuan dari Peraturan Nagari ini adalah terwujudnya tertib administrasi dan
disiplin anggaran di Pemerintahan Nagari.

BAB III

PRINSIP
Pasal 3
Perjalanan Dinas dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip sebagai berikut :
a. selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas yang
berkaitan dengan penyelengaraan pemerintahan;
b. ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja nagari;
c. dilaksanakan secara hemat, efisien dan efektif; dan
d. akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan perjalanan dinas, dan
pembebanan biaya perjalanan dinas.

BAB IV
STANDAR BIAYA NAGARI
Pasal 4
Standar Biaya Nagari Tahun Anggaran 2017 dengan rincian sebagaimana
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Nagari ini

Pasal 5
Standar Biaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 digunakan sebagai harga
satuan umum untuk penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

6
Belanja Nagari serta pembiayaan kegiatan dalam pelaksanaan anggaran tahun
2017

Pasal 6
Standar biaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 merupakan biaya maksimal
yang boleh dianggarkan dan digunakan dalam penyusunan dan pelaksanaan
dokumen anggaran.

Pasal 7

Sumber pendanaan yang berasal dari Pemerintah Pusat dan atau sumber lainnya
yang telah mempunyai ketentuan standar tersendiri, dapat mengabaikan ketentuan
yang tercantum dalam Lampiran Peraturan Nagari ini dan dicantumkan dalam
dokumen pelaksana anggaran nagari

Pasal 8

Pembentukan tim dan panitia serta honorarium di Pemerintahan Nagari dalam


rangka pelaksanaan Program dan Kegiatan ditetapkan dengan Keputusan Wali
Nagari.

Pasal 9

Format Surat Perintah Kerja Lembur, Daftar Hadir Lembur, Daftar Pembayaran
Kerja Lembur, sebagaimana tercantum dalam lampiran II, III dan IV yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Nagari ini.

BAB V

PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS

Pasal 10

(1) Pejabat yang berwenang memerintahkan dan menandatangai Surat Tugas dan
SPPD adalah :
a. surat tugas perjalanan dinas luar daerah luar provinsi ditandatangani oleh
Wali Nagari setelah mendapat persetujuan/izin prinsip dari Camat dan SPPD
ditandatangani oleh Wali Nagari;
b. surat tugas perjalanan dinas luar daerah dalam provinsi ditandatangani oleh
camat, dan SPPD Perjalanan Dinas Ditandatangani oleh Wali Nagari; dan
c. surat tugas dan SPPD perjalanan dinas dalam daerah dalam kabupaten dan
dalam kecamatan ditandatangani oleh Wali Nagari.
7
(2) Penerbitan dan penandatanganan surat tugas perjalanan dinas untuk BAMUS,
KAN dan LPM ditandatangani oleh masing-masing ketua lembaga sedangkan
SPPD lembaga nagari tersebut ditandatangani oleh Wali Nagari dengan
memperhatikan sumber dana pelaksanaan perjalanan.
(3) Surat tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) paling sedikit mencantumkan hal-
hal sebagai berikut :
a. pemberi tugas;
b. pelaksana tugas;
c. waktu pelaksanaan tugas;
d. tempat pelaksanaan tugas; dan
e. maksud pelaksanaan tugas

Pasal 11

(1) Perjalanan Dinas dibuktikan dengan SPPD yang divalidasi oleh aparat
pemerintahan atau petugas yang berkompeten di tempat tujuan.
(2) Satu rangkap SPPD dapat dipergunakan untuk seluruh personil yang
tercantum dalam surat tugas, dimana yang menandatangani pegawai yang
diperintahkan pada SPPD adalah ketua (jabatan tertinggi), dan personil lain
dicantumkan pada baris 8, pengikut dalam 1 (satu) SPPD maksimal berjumlah
3 (tiga) orang.

BAB VI
BIAYA PERJALANAN DINAS
Pasal 12

(1) Biaya perjalanan dinas luar daerah luar provinsi terdiri atas komponen :
a. uang harian;
b. biaya transport; dan
c. biaya penginapan;
(2) Uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dibayarkan secara
lumpsum sudah termasuk didalamnya uang makan, uang transpor lokal dan
uang saku.
(3) Biaya transport hanya dibayarkan untuk hari keberangkatan dan kepulangan
sesuai hari penugasan secara riil (at cost)
(4) Biaya Penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan
biaya yang diperlukan untuk menginap di hotel atau di tempat menginap
lainnya dan dibayarkan sesuai biaya riil. Standar biaya penginapan
merupakan batas tertinggi/maksimal yang boleh dipergunakan.

8
(5) Dalam hak pelaksanaan perjalanan dinas tidak menggunakan fasilitas hotel/
tempat penginapan lainnya/ tidak disediakan penginapan, dapat diberikan
biaya penginapan sebesar 30% dari standar biaya penginapan di tempat tujuan
perjalanan dinas dan dibayarkan secara lumpsum.
Pasal 13

(1) Komponen perjalanan dinas luar daerah dalam provinsi


a. uang harian;
b. uang penginapan; dan
c. uang transpor
(2) Komponen perjalanan dinas dalam daerah dalam kabupaten adalah uang
harian.
(3) Komponen perjalanan dinas dalam kecamatan adalah uang harian.
(4) Perjalanan dinas dalam daerah dan perjalanan dinas luar daerah yang
menggunakan kendaraan umum diberikan biaya transpor yang dibayarkan
sesuai dengan tiket kendaraan umum secara riil (at cost)
(5) Untuk Perjalanan dinas yang menggunakan kendaraan dinas diberikan BBM
sesuai dengan standar.

Pasal 14

Perjalanan dinas yang ditugaskan untuk mengikuti diklat,bimtek, sosialisasi dan


yang sejenisnya, menggunakan standar uang harian kegiatan diklat,bimtek,
sosialisasi dan yang sejenisnya.

Pasal 15

(1) Biaya akomodasi diberikan apabila panitia penyelenggara tidak


menyediakannya.
(2) Apabila akomodasi ditentukan oleh panitia penyelenggara tetapi standar
akomodasi melebihi standar yang ditetapkan, maka dapat dibayar dengan
persetujuan Camat dan bill hotel (kwitansi pembayaran hotel) menjadi bukti
pertanggungjawaban.
(3) Pembayaran atas penggunaan kamar hotel (bill hotel) dapat dibagi 2 (dua) oleh
pelaksana perjalanan dinas, dimana masing-masingnya tidak boleh melebihi
batas maksimal pembayaran masing-masing tingkatan pelaksana perjalanan
dinas.

9
BAB VII
PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PERJALANAN DINAS
Pasal 16

(1) Pelaksana perjalanan dinas mempertanggungjawabkan pelaksanaan


perjalanan dinas kepada pemberi tugas dan wajib menyampaikan dokumen
pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas.
(2) Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas disampaikan kepada
Pengguna Anggaran melalui Bendahara dan diverifikasi oleh Pejabat
Penatausahaan Keuangan.
(3) Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas terdiri dari :
a. surat tugas yang sah;
b. SPPD yang sah (ditandatangani dan divalidasi oleh pejabat yang
berwenang);
c. tiket pesawat, boarding pass, airport tax, retribusi, dan bukti pembayaran
moda transportasi lainnya;
d. bukti pembayaran hotel atau tempat penginapan lainnya; dan
e. laporan perjalanan dinas.

Pasal 17

Pihak-pihak yang melakukan pemalsuan dokumen, menaikkan dari harga


sebenarnya (mark up), dan/atau perjalanan dinas rangkap (dua kali atau lebih)
dalam pertanggungjawaban Perjalanan Dinas yang berakibat kerugian negara atau
daerah,sepenuhnya menjadi tanggung jawab yang bersangkutan.

BAB VIII
STANDAR BIAYA PERJALANAN DINAS
Pasal 18

(1) Standar biaya perjalanan dinas dengan rincian sebagaimana tercantum dalam
Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati
ini.
(2) Format SPPD tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 19

10
(1) Wali Nagari dapat memerintahkan pihak lain di luar Pemerintahan Nagari
untuk melakukan perjalanan dinas.
(2) Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan perjalanan dinas
untuk kepentingan nagari atau diikutkan dalam program dan kegiatan
Pemerintahan Nagari dan Daerah.
(3) Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digolongkan dalam kelompok
pengurus organisasi kemasyarakatan dan unsur masyarakat.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20

Peraturan Nagari ini mulai berlaku sejak bulan Januari 2017.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Nagari
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Nagari ..................

Ditetapkan di    
Pada tanggal      2017

WALI NAGARI ..........................

............................

Diundangkan di
Pada tanggal 2017
SEKRETARIS NAGARI ..............................

........................
LEMBARAN NAGARI ...................... TAHUN 2017 NOMOR …………

11

Anda mungkin juga menyukai