Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PANCASILA PEKAN VII

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Disusun oleh:
NAMA : NIKEN IKA WULANDARI
NIM : N011211091
KELOMPOK : 6 (ENAM)
DOSEN : RAHMATULLAH JAFAR, S.IP., M.Si

FAKULTAS FARMASI
S1 FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021/2022
A. Latar Belakang

Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh dan kuat, tidak mudah
terombang- ambing oleh persoalan hidup berbangsa dan bernegara yang rumit dan
keras, hal tersebut menyebabkan pentingnya suatu dasar dan ideologi negara yang
kokoh dan kuat pula. Tanpa itu suatu bangsa akan sangat rapuh.

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila terdiri dari dua
kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar
1945.

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat
usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu :

■ Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada

tanggal 29 Mei 1945. Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri
Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan
Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu
berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah
lama berkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan
pidato Yamin tersebut.[1]

■ Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945. Sukarno
mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme;
Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan.
Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni
itu, katanya:

“Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat,


kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma,
tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa -
namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar
itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.” Setelah Rumusan
Pancasila diterima sebagai dasar negara

secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah :

■ Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) – tanggal 22 Juni 1945

■ Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945

■ Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal


27 Desember 1949

■ Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal


15 Agustus 1950

■ Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama


(merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)

Pada tanggal 30 September 1965, adalah awal dari Gerakan 30

September (G30SPKI). Pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah


unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. Hari itu, enam Jendral dan berberapa
orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun berkat kesadaran untuk
mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut mengalami kegagalan. Maka 30
September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S-PKI
dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, memperingati
bahwa dasar Indonesia, Pancasila, adalah sakti, tak tergantikan.

RUMUSAN MASALAH :

1. Urgensi Dasar Negara!


2. Pentingnya Pancasila sebagai Dasar Negara!

PEMBAHASAN :

1.) Urgensi Dasar Negara


Setiap negara pasti mempunyai dasar negara yang dijadikan suatu pedoman
dalam membangun suatu negara yang baik, contohnya pada Indonesia yang
memiliki Pancasila sebagai dasar negara. Bukan cuman negara Indonesia
tetapi negara lainnya juga mempunyai dan menjadikan dasar negara sebagai
pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang mana negara
negara menjadikan dasar negara dapat berperan sangat penting sebagai sumber
hukum nasional. Artinya seluruh hukum negara didasarkan pada dasar negara
tersebut.

Dasar negara juga berfungsi sebagai dasar berdirinya suatu negara. Artinya dasar
negara menjadi pedoman dan komponen penting agar negara terbebas atau
merdeka dari penjajahan. Terakhir, dasar negara juga dijadikan dasar pemersatu
seluruh masyarakat. Lalu bagaimana tentang dampak bila tak memiliki dasar
negara gaitu sebagai berikut:

1. Negara tidak memiliki pedoman atau pandangan hidup

Suatu negara bisa hancur jika tidak memiliki pedoman atau pandangan hidup.
Karena negara tersebut tidak memiliki tujuan, visi misi, dan cita-cita yang ingin
diwujudkan bersama. Sehingga masyarakatnya tidak berpegang pada nilai
kehidupan dan akhirnya dapat hancur.

2. Negara tidak memiliki pedoman dalam mengatur kehidupan bernegara

Dasar negara menjadi pedoman untuk mengatur kehidupan suatu negara. Jika
dasar negara ini tidak dimiliki, maka sangat mungkin jika sistem pemerintahan
dan kehidupan negaranya akan berantakan dan akhirnya negara bisa hancur.

3. Lebih rentan terkena konflik

Dampak lainnya adalah masyarakat lebih rentan terlibat konflik. Karena memang
tidak ada nilai kehidupan yang dipegang masyarakatnya untuk hidup tentram,
aman serta damai, dan akhirnya sistem pemerintahan bisa terganggu. Hal ini
semakin diperparah karena tidak ada pedoman atau nilai yang membimbing
masyarakat dan pemerintah untuk keluar dari konflik ini.

4. Sulit untuk maju dan berkembang

Negara yang tidak memiliki dasar negara akan sulit untuk maju dan berkembang,
karena tidak memiliki cita-cita, visi misi, serta tujuan hidup berbangsa dan
bernegara. Pada akhirnya masyarakat dan pemerintah tidak memiliki rasa saling
percaya dan upaya untuk memajukan bangsanya.

2.) Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia

Dalam buku Pancasila dalam Sistem Hukum (2017) karya Fais Yona Bo’a,
Indonesia memiliki Pancasila sebagai dasar negara, yang nilai-nilainya selalu
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
v Pancasila merupakan jiwa dan kepribadian bangsa indonesia. Sehingga
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara.

v Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan jika Pancasila memegang


peranan penting dalam berdirinya negara Indonesia.

v Pancasila juga menjadi dasar bagi masyarakat dan pemerintah dalam


menjalankan berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, pendidikan,
sosial dan budaya, serta lainnya.

Apabila Indonesia tidak memiliki Pancasila sebagai dasar negara, dikhawatirkan


negara ini akan kacau dan kesulitan dalam menyelenggarakan pemerintahan.
Selain itu, konflik juga akan sering terjadi dan persatuan serta kesatuan bangsa
Indonesia menjadi terancam atau bahkan hancur.

Maka dari itu, peran Pancasila sangatlah penting dalam kehidupan Indonesia.
Begitu pula dengan negara lain yang juga memiliki dan menganggap penting
dasar negara bagi kelangsungan hidup negaranya.

Pancasila sebagai dasar negara,dan sebagai ideologi mempunyai nilai nilai yang
harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan
bernegara.mempelajari isi dari sila-sila pancasila menunjukkan bahwa pancasila
mengandung nilai nilai kehidupan bermasyarakat. Nilai nilai yang terkandung
dalam pancasila secara garis besar terbagi atas beberapa tingkatan.yang pertama
adalah nilai dasar,nilai instrumental,dan nilai praktis.selain nilai yang terkandung
di dalam pancasila terdapat juga moral,dan norma.diterimanya pancasila sebagai
pandangan hidup dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai nilai
pancasila harus selalu dijadikan landasan pokok,landasan fundamental bagi
pengaturan serta penyelenggaraan negara.

Meskipun pancasila terdiri atas lima sila berbeda,tetapi kelimanya merupakan satu
kesatuan yang utuh.setiap sila dari pancasila itu tidak dapat berdiri sendiri.kelima
sila itu bersama sama menyusun satu pengertian yang utuh yaitu pancasila sebagai
dasar negara Indonesia. Selain itu pancasila juga mempunyai fungsi untuk
mempersatukan bangsa Indonesia dengan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.bangsa Indonesia yang memiliki berbagai macam suku
bangsa,ras,agama,dan berbagai macam kebudayaan sangat membutuhkan sekali
alat atau sarana untuk mengikat keberagaman tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mustaghfiroh., S. 2020. Konsep “merdeka belajar” perspektif aliran


progresivisme John Dewey. Jurnal Studi Guru Dan Pembelajaran. 3(1);
141-147.
2. Rengkung., F,. & Johny., P, L. 2020. Pentingnya Revitalisasi Pemahaman
Nilai-Nilai Pancasila Untuk Mencegah Mekarnya Radikalisme Pada
Generasi Muda. Jurnal Politico. 9(4).

Anda mungkin juga menyukai