Kelas : XI MIA 2
Absen : 38
2. Fase-fase penerjemahan:
a) Fase pertama pada masa khalifah al-Manshur hingga Harun al-Rasyid, pada
fase ini banyak diterjemahkan karya-karya dalam bidang astronomi dan
mantiq.
b) FaseFase kedua berlangsung mulai masa khalifah al-Ma’mun hingga tahun
300 H, buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat
dan kedokteran.
c) Fase ketiga berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya
pembuatan kertas. Selanjutnya bidang ilmu yang diterjemahkan semakin
meluas.
3. Bidang ilmu pengetahuan :
a) Umar Al-Farukhan beliau seorang Insinyur arsitek pembangunan kota
Baghdad.
b) Al-Khawarizmi, pengarang kitab Al-Gebra (Al-Jabar), beliau juga penemu
angka 0 (nol), sedang angka 1 sampai 9 berasal dari Hindia yang
dikembangkan oleh Islam. Sehingga angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0 disebut
angka Arab dan setelah disempurnakan lagi oleh orang Latin kemudian
disebut angka Latin.
Bidang ilmu keagamaan :
a) Bukhari, karyanya antara lain Sahih al-Bukhari, at-Tarikh as-Sagir, at-Tarikh,
al-Ausat, Tafsir al-Musnad al-Kabir, Kitab al-illal, Kitab ad-Duafa, Asami as-
Sahab, dan Kitab al-Kura.
b) Muslim, karya terbesarnya adalah al-Jami’as-Shahih Muslim yang lebih
dikenal dengan sebutan Shahih Muslim. Hadits-hadits yang dimuat dalam
Shahih Muslim adalah hadits yang telah disepakati dan disaring dari 300.000
hadits yang diketahuinya.
4. Pertama, Abu Hanifah dipenjara karena tidak mau sependapat dengan Khalifah al-
Manshur terkait khalqiyat al-quran, tentu sudah kita ketahui semua. Tidak hanya
dipenjara, ia bahkan dilarang untuk mengajarkan hadis.
Kedua, Malik bin Anas, beliau dicambuk karena membangkang pada perintah Abu
Ja`far al-Manshur, lantaran tetap meriwayatkan hadits, “Tidak ada talak bagi orang
yang dipaksa.”[Wafayâtul A`yân, 4/137].
5. Tasawuf Falsafi adalah sebuah aliran dalam bertasawuf yang menggabungkan antara
visi mistik dan visi yang rasional. Tasawuf ini merupakan hasil dari pemikiran-
peminkiran para tokoh-tokoh yang diungkapkan dengan bahasa filosofis.Tasawuf ini
tidak bisa dikatakan sebagai Tasawuf yang murni karena telah menggunakan
pendekatan fikiran dan rasio, namun juga tidak bisa dikatakan filsafat seutuhnya
karena didasarkan pada rasa. Dengan kata lain Tasawuf Falsafi merupakan
penggabungan antara rasa dan rasio. Ia mengalami kemunduran karena Tasawuf yang
bercorak filosofis ini cenderung dengan ungkapan-ungkapan ganjil serta bertolak dari
keadaan Fana juga karena imbas dari kerajaan teologi Ahlussunah Wal Jama'ah di
atas aliran-aliran lain .
Damaskus
Kairo
Kuffah
Madinah
Baghdad