Kelompok 2:
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Perilaku Manusia”. Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga tidak lepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi orang
yang membacanya. Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini belum
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun. Serta semoga makalah ini tercatat menjadi motivator bagi penulis untuk
penulisan makalah yang lebih baik dan bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
BAB I..............................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................4
1.3 TUJUAN..........................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................6
ISI....................................................................................................................................6
2.1 DEFENISI PERILAKU MANUSIA................................................................6
2.2 CIRI-CIRI PERILAKU MANUSIA...............................................................9
2.3 PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU MANUSIA.................................11
2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA.................13
2.5 MACAM-MACAM PERILAKU MANUSIA...............................................16
2.6 DOMAIN PERILAKU MANUSIA...............................................................18
2.7 PERILAKU SEHAT SAKIT.........................................................................19
BAB III.........................................................................................................................23
PENUTUP.....................................................................................................................23
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................24
BAB I
3
PENDAHULUAN
Sesuai dari katanya bahwa psikologi terdiri dari dua kata yang
mempunyai arti. Psikologi ini merupakan sebuah ilmu yang mempelajari
tentang jiwa. Perhatian pada psikologi terutama tertuju pada masalah
bagaimana tiap-tiap individu diperngaruhi dan dibimbing oleh maksud-
maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman
mereka sendiri.
Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan. Perilaku
dikatakan wajar apabilam ada penyesuaian diri yang harus diselaraskandengan
peran manusia sebagai individu, social, dan berketuhanan. Perilaku adalah
sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik
sepeda, dll. Untuk aktivitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misal : kaki
yang satu diletakkan pada kaki yang lain.
Jika seseorang duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia
dikatakan sedang berperilaku ia sedang membaca, sekalipun pengamatan dari
luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, didalam
tubuh manusia itu sendiri. Perilaku terdiri dari aktivitas- aktivitas yang
berlangsung, baik didalam maupun diluar.
4
5. Bagaimana domain perilaku manusia?
6. Bagaimana sehat dan sakit pada perilaku manusia?
1.3 TUJUAN
5
BAB II
ISI
A. PERILAKU
Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
menimbulkan reaksi, yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu
akan menghasilkan perilaku tertentu (Sunaryo, 2004). Perilaku individu
tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat adanya rangsangan
(stimulus) baik dari dalam dirinya sendiri (internal) maupun dari luar
individu (eksternal). Pada hakekatnya perilaku individu mencakup
perilaku yang tampak (overt behaviour) dan perilaku yang tidak tampak
(inert behavior atau covert behavior). Perilaku yang tampak adalah
perilaku yang dapat diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan alat
6
sedangkan bantu, sedangkan perilaku yang tidak tampak adalah perilaku
yang hanya dapat dimengerti dengan menggunakan alat atau metode
tertentu, misalnya berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut (Purwanto,
1999).
Perilaku manusia itu didorong oleh mtif tertentu sehingga manusia itu
berprilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori, diantara teori-teori tersebur
dapat dikemukakan:
1. Teori Instirng
Teori ini dikemukakan oleh McDougall ebagai pelopor dari
psikologi social, yang menerbitkan buku psikologi social yang
pertama kali dan mulai saat itu psikologi sosia menjadi pembicaraan
yang cukup menarik(Iih. Baron dan Byrne, 1984; Crider, 1983).
Menurut McDougall perilaku itu deisebabkan karena instirng dan
McDougall mengajukan suatu daftar insting. Insting merupakan
perilaku yang innate, perilau yang bawaan, dan isnting akan
mengalami perubahan karena pengalama, pendapat McDougall ini
mendapat tanggapan yang cukuo tajam dari F. Allport yang
menertbitkan buku Psikologi Sosial pada tahun 1924, yang
berpendapat bahwa perilaku manusia itu disebabakan karena banyak
factor, termasuk orang-orang yang ada disekitarnya dengan
perilakunya (Iih. Baron dan Byrne, 1984).
7
dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi pengurangan
atau reduksi dari dorongan-dorongan tersebut.. karena teori ini
menurut Hull (Iih. Crider, 1983; Hergenhahn, 1976) juga disebut teori
drive reduction.
4. Teori atribusi
Teori ini ingin menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku
orang. Apakah perilaku itu disebabkan oleh disposisi internal (misal
motif, sikap, dsb.) ataukah oleh keadaan eksternal. Teori ini
dikemukakan oleh Fritz Heider (Iih. Baron dan Byrne, 1984) dan
teori ini manusia itu dapat atribusi internak, tetapi juga dapat atribusi
eksternal. Mengenai hal ini lebih lanjut akan dibicarakan dalam
psikologi social.
5. Teori kognitif
8
Apabila seseorang harus mememilih perilaku mana yang mesti
dilakukan, maka pada uunya yang bersangkutan. Ini yang disebut
sebagai moel subjective expected utiity (SEU) (Iih. Fishbein dan
Ajzen, 1975. Dengan kemampuan memilih ini berarti fakor berpikir
berperan dalam menentukan pilihannya. Dengan kemampuan berpikir
seseorang akan dapat melihat apa yang terjadi sebgai bahan
pertimbangannya disamping melihat apa yang dihadapi pada waktu
sekarang dan juga dapat elihat ke depan apa yang akan terjadi dalam
seseorang bertindak. Dalam model SEU kepentingan pribadi yang
menonjol. Tetapi dalam seseorang berprilaku kadang-kadang
kepentingan pribadi dapat disingkirkan.
9
tugas, usaha dan perjuangan,tiap individu adalah unik. Secara singkat
dapat di uraikan sebagai berikut:
1. Kepekaan sosial
Artinya kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan
prilakunya sesuai pandangan da harapan orang lain. Manusia adalah
makhluk sosial yang dalam hidupnya perlu kawan dan bekerja sama
dengan orang lain. Prilaku manusia adalah situsional, artinya prilaku
manusia akan berbeda pada situasi yang berbeda.
Contoh: prilaku manusia pada saat membesuk orang yang
sedang sakit di rumah sakit,berbeda dengan prilaku pada saat
menghadiri resepsi.
2. Kelangsungan prilaku
Artinya antara prilaku yang satu ada kaitanya dengan prilaku
yang lain, prilaku sekarang adalah kelanjutan prilaku yang baru
lalu ,dan seterusnya. Dalam kata lain bahwa prilaku manusia terjadi
secara berkesinambungan bakan secra serta merta.
Contoh.seorang mahasiswa D IV keperawatan yang setiap hari
mengikuti kuliah,akhirnya lulus dan memiliki kepandaian serta
keterampilan di bidang keperawatn , kemudian mendapat
pekerjaan,memperoleh penghasilan,berumah tangga,memiliki
keturunan, mendapatkan cucu,dan seterusnya.
10
Contoh :seorang mahasiswa yanga sedang giat-giatnya belajar
untuk menghadapi ujian semester,pada malam hari perlu tidur agar
besok paginya badan terasa segar dan mampu mengerjakan soal
dengan baik
11
1. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau
kebiasaan
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan
kondisionig atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk
berprilaku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah
perilaku tersebut. Misal anak dibiasakan bangun pagi, atau menggosok
gigi sebelum tidur, mengucapkan terima kasih bila diberi sesuatu oleh
orang lain, membiasakan untuk tidak datang terlambat disekolah dan
sebagainya. Cara ini didasarkan atas teori belajar kondisioning baik
yang dikemukakan oleh Pavlov maupun Thorndike dan Skinner (lih.
Hergenhahn, 1976). Walaupun anatara Pavlov, Thorndike dan Skinner
terdapat pendapat yang tidak seratus persen sama, namun para ahli
tersebut mempunyai dasar pandangan yang tidak jauh berbeda satu
edngan yang lain. Kondisioning Thorndike dan Skinner dikenal
sebagai kondisioning klasik, sedangkan kondisioning Pavlov dikenal
dengan kondisioning operan. Walau demikian ada yang menyebut
kondisioning Thorndike sebagai kondisioning instrumental, dan
kondisioning Skinner sebagai kondisioning operan. Seperti telah
dipaparkan didepan atas dasar pandangan ini untuk pembentukan
perilaku dilaksanakan dengan kondisioning atau kebiasaan.
12
adanya pengertian. Bila dala eksperimen Thorndike dalam belajar
yang dipentingkan adalah soal latihan, maka eksperimen Kohler dala
belajar yang penting adalah pengertian atau insight. Kohler adalah
salah seorang tokoh dala psikologi Gestalt dan termasuk dalam aliran
kognitif (Iih. Hergenhahn, 1976).
13
b Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus
atau obyek baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga
manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut.
Sikap secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian respon
terhadap stimulus tertentu ( Sunaryo, 2004; Purwanto, 1999 ).
Tingkatan respon adalah menerima (receiving), merespon
(responding), enghargai (valuing), dan bertanggung jawab
(responsible) (Sunaryo, 2004; Purwanto, 1999 ).
c Nilai-nilai
Nilai-nilai atau norma yang berlaku akan membentuk perilaku
yang sesuai dengan nilai-nilai atau norma yang telah melekat pada
diri seseorang (Green, 2000).
d Kepercayaan
Seseorang yang mempunyai atau meyakini suatu kepercayaan
tertentu akan mempengaruhi perilakunya dalam menghadapi suatu
penyakit yang akan berpengaruh terhadap kesehatannya ( Green,
2000 ).
e Persepsi
Persepsi merupakan proses yang menyatu dalam diri individu
terhadap stimulus yang diterimanya. Persepsi merupakan proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang
14
diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu
yang berarti dan merupakan respon yang menyeluruh dalam diri
individu. Oleh karena itu dalam penginderaan orang akan
mengaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan
mengaitkan dengan obyek. Persepsi pada individu akan menyadari
tentang keadaan sekitarnya dan juga keadaan dirinya. Orang yang
mempunyai persepsi yang baik tentang sesuatu cenderung akan
berperilaku sesuai dengan persepsi yang dimilikinya (Sunaryo,
2004; Notoatmodjo, 2003 ).
15
2.4 MACAM-MACAM PERILAKU MANUSIA
16
dari perilaku manusia. Lain dengan halnya perilaku non-reflektif. Perilaku ini
di kendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran otak. Dalam kaitan ini stimulus
setelah diterima oleh reseptor kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat
syaraf, baru kemudian terjadi respons melalui afektor. Proses yang terjadi
dalam otak atau pusat kesadaran ini disebut proses psikologi. Perilaku atau
aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut aktivitas psikologis
atau perilaku psikologis.
Skinner seorang ahli psikologi (dalam Notoatmodjo, 2010:20)
merumuskan bahwa “perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar)”. Dengan demikian perilaku manusia
terjadi melalui proses stimulus, organisme, respons sehingga teori Skinner ini
disebut dengan teori “ S-O-R” (Stimulus, Organisme, Respons ).
Notoatmodjo (2010:21) berdasarkan teori “S-O-R” tersebut, maka
perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Perilaku tertutup (covert behavior) .
Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih
belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang
masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan
dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk “unobservable
behavior” atau “covert behavior” yang dapat diukur adalah pengetahuan
dan sikap.
17
dapat bersifat pasif (tanpa tindakan). Bentuk operasional dari perilaku
dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
a. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui situasi
dan rangsangan.
18
1. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang
diberikan. (knowledge)
2. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang
diberikan. (attitude)
3. Tindakan atau praktek yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan
dengan materi pendidikan yang diberikan. (practice)
4. Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa
dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu lebih dahulu
terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya. Oleh
karena itu menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan
selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap si subjek
terhadap objek yang diketahui itu. Pada akhirnya, rangsangan yakni
objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan
menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa
tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau
objek tadi. Akan tetapi, di dalam kenyataan stimulus yang diterima
oleh subjek dapat langsung menimbulkan tindakan, artinya, seseorang
dapat bertindak atau berperilaku baru dengan mengetahui terlebih
dahulu terhadap makna stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain,
tindakan (practice) seseorang tidak harus disadari oleh pengetahuan
atau sikap.
19
sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik
dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga
beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat
meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya berada dalam
status gizi lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural
juga mempengaruhi pemahaman dan pengertian mengenai konsep
sehat yang berlaku dalam masyarakat.
20
berfungsi normal dan tidak ada gangguan fungsi tubuh. Sehat mental
(jiwa), mencakup:
21
Pada umumnya penyakit terdeteksi ketika sudah menimbulkan
perubahan pada metabolisme atau mengakibatkan pembelahan sel yang
menyebabkan munculnya tanda dan gejala. Manifestasi penyakit dapat
meliputi hipofungsi (seperti konstipasi), hiperfungsi (seperti peningkatan
produksi lendir) atau peningkatan fungsi mekanis (seperti kejang)
Penyakit akan dicetuskan oleh suatu stressor seperti perubahan dalam
kehidupan seseorang. (stressor dapat terjadi melalui salah satu dari dua
mekanisme :
Seorang perintis dalam pengkajian tentang stress dan penyakit Hans
Selye, menguraikan stadium adaptasi terhadap kejadian yang
menimbulkan stress, alarm, resistensi dan pemulihan (recovery), atau
kelelahan (exhaustion).
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2014/03/perilaku-sehat.html
24