Anda di halaman 1dari 21

Nova Fridalni

Capaian Pembelajaran

 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang


anatomi dan fisiologi sistem saraf tepi.
Susunan Saraf Tepi

 Susunan saraf tepi tersusun atas serabut -


serabut saraf dari dan ke pusat susunan saraf.
Susunan saraf tepi berupa 12 pasang serabut
saraf dari otak dan 31 pasang serabut saraf
dari sumsum tulang belakang.
a. Saraf Otak (saraf cranial)
 Dari kedua belas saraf otak tersebut dapat dikelom-
pokkan menjadi 3 macam yaitu:

 saraf sensorik : saraf nomor I, II, VIII


 saraf motorik : saraf nomor III, IV, VI, XI, XII
 saraf gabungan sensorik dan motorik : saraf nomor
V, VII, IX, dan X

 Ada saraf yang memiliki jangkauan fungsi sangat


luas yaitu saraf nomor X (saraf vagus). Sehingga
disebut saraf pengembara. Sifat kerja saraf vagus
seperti saraf parasimpatik.
b. Saraf Sumsum Tulang Be-
lakang (saraf spinal)
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31
pasang yang keluar dari:
Ruas - ruas tulang leher : 8 pasang
Ruas - ruas tulang punggung : 12 pasang
Ruas - ruas tulang pinggang : 5 pasang
Ruas - ruas tulang kelangkang : 5 pasang
Ruas - ruas tulang ekor : 1 pasang
Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf
Autonom)
 Sistem saraf autonom merupakan bagian dari
susunan saraf tepi yang bekerjanya tidak da-
pat disadari dan bekerja secara otomatis. Sis-
tem saraf autonom mengendalikan kegiatan
organ - organ dalam seperti otot perut, pem-
buluh darah, jantung dan alat - alat repro-
duksi
 . Menurut fungsinya, saraf autonom terdiri
atas dua macam yaitu: Sistem saraf simpatik
dan parasimpatik
 Sistem saraf simpatik terdiri atas 25 pasang
ganglion yang berasal dari:
 Ruas tulang leher : 3 pasang
 Ruas tulang punggung : 11 pasang
 Ruas tulang pinggang : 4 pasang
 Ruas tulang kelangkang : 4 pasang
 Ruas tulang ekor : 3 pasang
 Sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasim-
patik bekerja secara antagonis (berlawanan)
dalam mengendalikan kerja suatu organ. Organ
atau kelenjar yang dikendalikan oleh sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik disebut
sistem pengendalian ganda. Apabila suatu organ
menjadi aktif karena rangsangan saraf simpatik,
maka di lain pihak akan dilambatkan atau dihen-
tikan oleh saraf parasimpatik.
SISTEM SARAF OTONOM
Parasimpatis
 Simpatis
•Sistem asetilkolin
•Rest, digest or repose  Sistem
•Saat tubuh tidak aktif adrenergik
Mis. Digesti, ekskresi,  Fight, Flight
urinasi or Fright
•Menyimpan energi
•Segmen spinal  Saat tubuh
kraniosakral (CN III, VII, aktif
IX, X & S2-4) Mis.
Berkeringat
nafas
dalam ,
peningkata
n denyut
jantung
SISTEM SARAF OTONOM
Parasim- Sim-
patis patis
• Serabut preganglionik • Serabut praganglionik
panjang/ pendek/ pasca
pascaganglionik ganglionik panjang
pendek • “E” division : Exercise,
• “D” division : excitement, emergency
Digestion, defecation & embarrassment
& diuresis
Neurotransmiter pada SS Otonom
• Neurotransmiter neuron simpatik praganglionik : asetilkolin
(Ach)  menstimulasi potensial aksi neuron pascaganglionik
• Neurotransmiter yang dilepaskan oleh neuron simpatik
pascaganglionik : noradrenalin/norepinefrin
• Neurotransmiter pada seluruh neuron praganglionik dan
sebagian besar neuron pascaganglionik parasimpatik 
asetilkolin (ACh)
Reseptor
Nama Lokasi Khas
Kolinoreseptor
Muskarinik

Nikotinik Ganglia otonom, lempeng akhir saraf neuromuskular otot


rangka, medula spinalis
Adrenoreseptor :
α1 Sel efektor postsinaps , terutama otot polos.
α2 Ujung saraf presinaps adrenergik , trombosit, limposit, otot
polos
ᵦ 1( Sel efektor postsinaps, terutama janung; limposit otak,
ujung saraf noradrenergik prasinaps.
ᵦ1 Sel efektor postsinaps, terutama otot polos.
Dopamin Otak dan efektor postsinaps, terutama otot polos vaskular,
vaskular splanknikus dan ginjal. Reseptor presinaps pada
ujung saraf terutama pada jantung, pembuluh darah dan GI
GERAKAN
Gerak Refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima sel
saraf sensorik disampaikan oleh neuron perantara.
Rangsangan oleh neuron perantara langsung diteruskan ke
sel saraf motorik tanpa melalui dan diterjemahkan oleh otak.
SARAF PER-
RANGSANG RESEPTOR SEL SENSORIK ANTARA EFEKTOR

Gerak biasa terjadi apabila rangsangan yang diterima sel


saraf sensorik kemudian diteruskan ke otak. Dari otak ke-
mudian diterjemahkan perintah ke sel saraf motorik untuk
melakukan gerakan. Gerakan ini diketahui atau dapat dikon-
trol oleh otak.

RANGSANG RESEPTOR S. SENSORIK OTAK S. MOTORIK EFEKTOR


Gambar Refleks
Terima Kasih

FWreWeWP.oSwITeErP2oMi-
nAtX&.PKReOyNote Tem-
plates

Anda mungkin juga menyukai