SISTEM
KOORDINASI
Pada sitoplasma,
tombol sinapsis terdapat neurotransmitter .
Neotransmitter adalah zat kimia yang menanggapi impuls elektrik pada
neuron dan dapat mentransmisikan impuls ke neuron berikutnya .
Prinsip Penghantar Impuls
• Impuls saraf adalah rangsangan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar,
kemudian dibawa oleh neuron menjalari serabut saraf.
• Impuls akan menyebabkan terjadinya gerakan.
(2) Diensefalon. Terletak di antara serebrum dan otak tengah. Terdiri atas:
• Talamus, berfungsi menerima dan meneruskan impuls ke korteks otak
besar, serta berperan dalam sistem kesadaran dan kontrol motor.
• Hipotalamus, berfungsi mengendalikan sistem saraf otonom, pusat
pengaturan emosi, dan memengaruhi sistem endokrin.
• Epitalamus, berperan dalam dorongan emosi.
(3) Sistem limbik, yaitu cincin struktur otak depan yang mengelilingi otak
dan berfungsi dalam pengaturan emosi, mempertahankan kelangsungan
hidup, pola perilaku sosioseksual, motivasi, dan belajar.
Sistem limbik penciuman dan respons emosional
Sumber : commons.wikimedia.org
A. SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Sistem Saraf Pusat (SSP)
(4) Mesensefalon (otak tengah), menghubungkan pons dan serebelum (otak kecil) dengan otak
besar, berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks, serta meneruskan informasi
penglihatan dan pendengaran.
(5) Pons Varolii (jembatan varol), mengatur frekuensi dan kekuatan bernapas.
(6) Serebelum (otak kecil), mempertahankan keseimbangan, kontrol gerakan mata,
meningkatkan kontraksi otot, serta koordinasi gerakan sadar yang berkaitan dengan
keterampilan.
(7) Medula oblongata, berfungsi dalam pengendalian ferkuensi denyut jantung, tekanan darah,
pernapasan, gerakan alat pencernaan makanan, menelan, muntah, sekresi kelenjar
pencernaan, dan mengatur gerak refleks.
(8) Formasi retikuler, berfungsi memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta kesadaran.
A. SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Sistem Saraf Pusat (SSP)
2. MEDULA SPINALIS (SUMSUM TULANG BELAKANG)
• Berfungsi mengendalikan aktivitas refleks, komunikasi antara otak
dengan semua bagian tubuh, serta menghantarkan rangsangan
koordinasi antara otot dan sendi ke serebelum.
• Substansi abu-abu mengisi struktur dalam dan substansi putih mengisi
struktur bagian luar.
Struktur medula spinalis
Sumber :es.wikipedia.org
A. SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Sistem Saraf Tepi (SST)
1. Saraf kranial
upload.wikimedia.org
No Nama saraf kranial Fungsi
1 Saraf olfaktori (CN I) Indra penciuman
2 Saraf optik (CN II) Indra penglihatan
3 Saraf okulomotor (CN III) Impuls dari dan ke otot mata
4 Saraf troklear (CN IV) Impuls dari dan ke otot sadar mata
5 Saraf trigeminal (CN V) Impuls otot mastikasi, wajah, hidung, dan mulut
6 Saraf abdusen (CN VI) Impuls dari dan ke otot rektus lateral mata
7 Saraf fasial (CN VII) Impuls ekspresi wajah, lidah, kelenjar air mata dan saliva
9 Saraf glosofaring (CN IX) Impuls otot bicara, menelan, kelenjar liudah, rasa pada lidah
Berdasarkan arah impuls, SST dibagi menjadi divisi aferen (membawa informasi dari reseptor
ke SSP dan divisi eferen (membawa instruksi dari SSP ke organ efektor.
Divisi eferen: sistem saraf somatik (neuron motor pada otot rangka) dan sistem saraf otonom
(neuron motor pada otot polos)
Sistem saraf otonom: sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
Perbedaan saraf simpatis dengan parasimpatis
Perbedaan Saraf Simpatis Saraf Parasimpatis
Asal serat saraf Berasal dari bagian toraks dan lumbar Berasal dari area kranium (kepala)
medula spinalis dan sakrum
Sistem
Saraf Tepi
A. SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Gangguan Sistem Saraf
• Meningitis, radang selaput otak karena infeksi bakteri atau virus.
• Ensefalitis, peradangan jaringan otak, biasanya disebabkan oleh virus.
• Neuritis, gangguan saraf tepi akibat peradangan, keracunan, atau tekanan.
• Rasa baal (kebas) dan kesemutan, gangguan sistem saraf akibat gangguan metabolisme,
tertutupnya aliran darah, atau kekurangan vitamin neurotropik (B1, B6, dan B12).
• Epilepsi (ayan), penyakit serangan mendadak karena trauma kepala, tumor otak, kerusakan
otak saat kelahiran, stroke, dan alkohol.
• Alzheimer, sindrom kematian sel otak secara bersamaan.
• Gegar otak, bergeraknya jaringan otak dalam tengkorak menyebabkan perubahan fungsi
mental atau kesadaran.
B. SISTEM ENDOKRIN (HORMON)
• Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang
memproduksi hormon, yaitu senyawa organik pembawa pesan
kimiawi di dalam aliran darah menuju sel atau jaringan tubuh.
• Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf berfungsi
mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme, homeostasis,
pertumbuhan, perkembangan seksual dan siklus reproduksi, siklus
tidur, serta siklus nutrisi.
B. SISTEM ENDOKRIN (HORMON)
Karakteristik Kelenjar Endokrin
• Tidak memiliki saluran dan menyekresikan hormon langsung ke dalam
cairan di sekitar sel.
• Menyekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar paratiroid.
• Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh
darah dan ditopang oleh jaringan ikat.
• Masa aktif kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon berbeda-
beda.
• Sekresi hormon dapat distimulasi atau dihambat oleh kadar hormon
lainnya dan senyawa nonhormon dalam darah, serta impuls saraf.
B. SISTEM ENDOKRIN (HORMON)
Kelenjar Endokrin dan Sekresi Hormon
1. HIPOFISIS (PITUITARI)
a. Lobus anterior, menghasilkan hormon:
• Hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH): Mengendalikan
pertumbuhan sel, tulang, dan kartilago; mengatur laju sintesis protein;
serta mengatur pemakaian lemak.
• Hormon perangsang tiroid (Thyroid Stimulating Hormone/TSH):
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kelenjar tiroid
(gondok), laju produksi hormonnya (tiroksin), dan metabolisme sel.
B. SISTEM ENDOKRIN (HORMON)
Kelenjar Endokrin dan Sekresi Hormon
5. PANKREAS
• Menghasilkan hormon glukagon (meningkatkan penguraian glikogen di
hati menjadi glukosa, dan sintesis glukosa dari sumber nonkarbohidrat),
insulin (menurunkan katabolisme lemak dan protein, menurunkan kadar
gula darah, serta meningkatkan sintesis protein dan lemak),
somatostatin (penghalang hormon pertumbuhan dan penghambat
sekresi glukagon dan insulin), dan polipeptida pankreas (fungsi belum
diketahui).
B. SISTEM ENDOKRIN (HORMON)
Kelenjar Endokrin dan Sekresi Hormon
7. TIMUS
• Menghasilkan timosin untuk pengendalian perkembangan sistem imun.
2. Respons Tidak langsung, distribusi lebih luas Langsung, distribusi lebih sempit
1. MEKANISME MENDENGAR
• Gelombang bunyi ditangkap daun telinga ke kanal auditori eksternal
membantuk getaran pada membran timpanum ke osikel auditori ke
fenestra vestibuli terbentuk gelombang tekanan pada perilimfa skala vestibuli
ke skala timpani getaran pada membran basilar sel-sel rambut
melengkung memicu impuls saraf ke serabut saraf vestibulokoklear (CN
VIII) ke korteks auditori di otak bunyi diinterpretasikan.
D. SISTEM INDERA
Indera Pendengar (Telinga)
2. PERANAN TELINGA DALAM KESEIMBANGAN
a. Ekuilibrium statis: kesadaran akan posisi kepala terhadap gaya gravitasi jika
tubuh diam.
• Reseptor yang berperan: makula pada dinding utrikulus dan sakulus. Makula
terdiri atas sel penunjang dan sel rambut. Kumpulan sel rambut membentuk
masa gelatin yang mengandung otolit.
• Jika posisi kepala tegak lurus, otolit berada di puncak sel rambut. Jika kepala
miring arah otolit berubah dan sel rambut melengkung aktivasi sel
reseptor ke saraf vestibulokoklear.
D. SISTEM INDERA
Indera Pendengar (Telinga)
b. Ekuilibrium dinamis: kesadaran akan posisi kepala saat merespons
gerakan.
• Reseptor yang berperan: ampula yang berisi krista, pada duktus
semisirkular.
• Krista terdiri atas sel penunjang dan sel rambut yang menonjol
membentuk lapisan gelatin kupula
• NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif, yaitu
zat-zat yang jika dikonsumsi akan memengaruhi sistem saraf pusat.
• Narkotika: zat/obat yang menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi/menghilangkan rasa nyeri, dan
menimbulkan ketergantungan.
• Psikotropika: zat/obat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas
normal dan perilaku.
• Zat adiktif: zat/obat yang dapat menyebabkan ketagihan.
E. PENGARUH NAPZA TERHADAP SISTEM KOORDINASI
Jenis NAPZA
1. Stimulan, dapat merangsang sistem saraf pusat dan menyebabkan organ tubuh
bekerja lebih cepat. Penggunanya lebih bertenaga serta lebih senang dan
gembira untuk sementara waktu. Contoh: amfetamin, ekstasi, kokain, kafein, dan
alkohol.
2. Depresan, menekan/mengurangi kerja sistem saraf sehingga menurunkan
aktivitas pemakainya menjadi lambat atau tertidur. Contoh: opiat, barbiturat,
alkohol, dan ganja.
3. Halusinogen, mengacaukan sistem saraf pusat, memberi pengaruh halusinasi
berlebihan, dan khawatir berlebihan. Contoh: ganja, bunga kecubung, lem,
bensin, dan jamur kotoran sapi.
E. PENGARUH NAPZA TERHADAP SISTEM KOORDINASI
Dampak Buruk Penyalahgunaan NAPZA
Gangguan fisik
• Jumlah zat yang sama tidak mampu menghasilkan rasa atau akibat yang sama.
• Gejala berhenti menggunakan obat: rasa sakit di sekujur tubuh.
• Mengacaukan denyut nadi, jantung, dan paru-paru.
Psikologis
• Kemampuan berpikir rasional menurun drastis.
• Ketergantungan psikologis
• Gangguan mental dan emosional
E. PENGARUH NAPZA TERHADAP SISTEM KOORDINASI
Dampak Buruk Penyalahgunaan NAPZA
Ekonomi
• Butuh biaya besar untuk memenuhi ketergantungan terhadap obat-
obatan.
• Kerugian dalam berbagai aspek, seperti kemanan, biaya kesehatan, dan
kesempatan pendidikan.
Sosial
• Rusaknya hubungan kekeluargaan dan pertemanan.
• Berpengaruh pada kesehatan masyarakat.
E. PENGARUH NAPZA TERHADAP SISTEM KOORDINASI
Kiat Menghindari Penyalahgunaan NAPZA
• Tidak mencoba-coba menggunakan obat terlarang.
• Meyakinkan diri tidak membutuhkan NAPZA dalam menghadapi
persoalan hidup.
• Membatasi pergaulan dengan kelompok pengguna NAPZA.