SISTEM
KOORDINASI
Sumber : geralt, pixabay.com
TAHUKAH
TAHUKAHANDA,
ANDA,BAGAIMANA
BAGAIMANAMEKANISME
MEKANISMEKERJA
KERJA
ORGAN-ORGAN
ORGAN-ORGANSISTEM
SISTEMINDRA
INDRABERIKUT?
BERIKUT?
• Impuls saraf adalah rangsangan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan
luar, kemudian dibawa oleh neuron menjalari serabut saraf.
• Impuls akan menyebabkan terjadinya gerakan.
(2) Diensefalon. Terletak di antara serebrum dan otak tengah. Terdiri atas:
• Talamus, berfungsi menerima dan meneruskan impuls ke korteks otak
besar, serta berperan dalam sistem kesadaran dan kontrol motor.
• Hipotalamus, berfungsi mengendalikan sistem saraf otonom, pusat
pengaturan emosi, dan memengaruhi sistem endokrin.
• Epitalamus, berperan dalam dorongan emosi.
(3) Sistem limbik, yaitu cincin struktur otak depan yang mengelilingi otak
dan berfungsi dalam pengaturan emosi, mempertahankan
kelangsungan hidup, pola perilaku sosioseksual, motivasi, dan belajar.
Sistem limbik penciuman dan respons emosional
Sumber : commons.wikimedia.org
A. SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Sistem Saraf Pusat (SSP)
(4) Mesensefalon (otak tengah), menghubungkan pons dan serebelum (otak kecil)
dengan otak besar, berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks, serta
meneruskan informasi penglihatan dan pendengaran.
(5) Pons Varolii (jembatan varol), mengatur frekuensi dan kekuatan bernapas.
(6) Serebelum (otak kecil), mempertahankan keseimbangan, kontrol gerakan mata,
meningkatkan kontraksi otot, serta koordinasi gerakan sadar yang berkaitan dengan
keterampilan.
(7) Medula oblongata, berfungsi dalam pengendalian ferkuensi denyut jantung, tekanan
darah, pernapasan, gerakan alat pencernaan makanan, menelan, muntah, sekresi
kelenjar pencernaan, dan mengatur gerak refleks.
(8) Formasi retikuler, berfungsi memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta
kesadaran.
A. SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Sistem Saraf Pusat (SSP)
2. MEDULA SPINALIS (SUMSUM TULANG BELAKANG)
• Berfungsi mengendalikan aktivitas refleks, komunikasi antara otak
dengan semua bagian tubuh, serta menghantarkan rangsangan
koordinasi antara otot dan sendi ke serebelum.
• Substansi abu-abu mengisi struktur dalam dan substansi putih
mengisi struktur bagian luar.
Struktur medula spinalis
Sumber :es.wikipedia.org
A. SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Sistem Saraf Tepi (SST)
1. Saraf kranial
upload.wikimedia.org
No Nama saraf kranial Fungsi
1 Saraf olfaktori (CN I) Indra penciuman
2 Saraf optik (CN II) Indra penglihatan
3 Saraf okulomotor (CN III) Impuls dari dan ke otot mata
4 Saraf troklear (CN IV) Impuls dari dan ke otot sadar mata
5 Saraf trigeminal (CN V) Impuls otot mastikasi, wajah, hidung, dan mulut
6 Saraf abdusen (CN VI) Impuls dari dan ke otot rektus lateral mata
7 Saraf fasial (CN VII) Impuls ekspresi wajah, lidah, kelenjar air mata dan saliva
9 Saraf glosofaring (CN IX) Impuls otot bicara, menelan, kelenjar liudah, rasa pada lidah
Berdasarkan arah impuls, SST dibagi menjadi divisi aferen (membawa informasi dari
reseptor ke SSP dan divisi eferen (membawa instruksi dari SSP ke organ efektor.
Divisi eferen: sistem saraf somatik (neuron motor pada otot rangka) dan sistem
saraf otonom (neuron motor pada otot polos)
Sistem saraf otonom: sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
Perbedaan saraf simpatis dengan parasimpatis
Perbedaan Saraf Simpatis Saraf Parasimpatis
Asal serat saraf Berasal dari bagian toraks dan Berasal dari area kranium
lumbar medula spinalis (kepala) dan sakrum
1. HIPOFISIS (PITUITARI)
a. Lobus anterior, menghasilkan hormon:
• Hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH): Mengendalikan
pertumbuhan sel, tulang, dan kartilago; mengatur laju sintesis
protein; serta mengatur pemakaian lemak.
• Hormon perangsang tiroid (Thyroid Stimulating Hormone/TSH):
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kelenjar tiroid
(gondok), laju produksi hormonnya (tiroksin), dan metabolisme
sel.
B. SISTEM ENDOKRIN (HORMON)
Kelenjar Endokrin dan Sekresi Hormon
5. PANKREAS
• Menghasilkan hormon glukagon (meningkatkan penguraian
glikogen di hati menjadi glukosa, dan sintesis glukosa dari sumber
nonkarbohidrat), insulin (menurunkan katabolisme lemak dan
protein, menurunkan kadar gula darah, serta meningkatkan
sintesis protein dan lemak), somatostatin (penghalang hormon
pertumbuhan dan penghambat sekresi glukagon dan insulin), dan
polipeptida pankreas (fungsi belum diketahui).
B. SISTEM ENDOKRIN (HORMON)
Kelenjar Endokrin dan Sekresi Hormon
7. TIMUS
• Menghasilkan timosin untuk pengendalian perkembangan sistem imun.
1. MEKANISME MENDENGAR
• Gelombang bunyi ditangkap daun telinga ke kanal auditori eksternal
membantuk getaran pada membran timpanum ke osikel auditori ke
fenestra vestibuli terbentuk gelombang tekanan pada perilimfa skala vestibuli
ke skala timpani getaran pada membran basilar sel-sel rambut
melengkung memicu impuls saraf ke serabut saraf vestibulokoklear (CN
VIII) ke korteks auditori di otak bunyi diinterpretasikan.
D. SISTEM INDERA
Indera Pendengar (Telinga)
2. PERANAN TELINGA DALAM KESEIMBANGAN
a. Ekuilibrium statis: kesadaran akan posisi kepala terhadap gaya
gravitasi jika tubuh diam.
• Reseptor yang berperan: makula pada dinding utrikulus dan sakulus.
Makula terdiri atas sel penunjang dan sel rambut. Kumpulan sel rambut
membentuk masa gelatin yang mengandung otolit.
• Jika posisi kepala tegak lurus, otolit berada di puncak sel rambut. Jika
kepala miring arah otolit berubah dan sel rambut melengkung
aktivasi sel reseptor ke saraf vestibulokoklear.
D. SISTEM INDERA
Indera Pendengar (Telinga)
b. Ekuilibrium dinamis: kesadaran akan posisi kepala saat
merespons gerakan.
• Reseptor yang berperan: ampula yang berisi krista, pada duktus
semisirkular.
• Krista terdiri atas sel penunjang dan sel rambut yang menonjol
membentuk lapisan gelatin kupula