Anda di halaman 1dari 3

Nama : Elisa sona rahmahwati

NIM : 201950508

Tugas humbis: Artikel kasus pelanggaran HAKI (Hak Kekayaan


Intelektual)
“Contoh Kasus Pelanggaran Hak Cipta Film yang Pernah Terjadi
di Indonesia”
Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak cipta ini
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang untuk mendapat keuntungan atas
penggunaan hasil ciptaannya. Hak cipta ini diberikan dan diatur oleh negara sebagimana
hukuman pelanggaran ham ringan .
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Hak Cipta
didefinisikan sebagai hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi
pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dalam ciri
ciri masyarakat hukum adat .
Hak Cipta juga merupakan bagian dari kekayaan intelektual di bidang ilmu pengetahuan,
seni, dan sastra yang mempunyai peranan strategis dalam mendukung pembangunan bangsa
dan memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Film merupakan salah satu hasil karya seni yang tentunya memiliki Hak cipta berdasarkan
atas UU yang berlaku di Indonesia sebagaimana hukuman yang masih rendah bagi koruptor .
Dari berbagai jenis film yang beredar ternyata ada beberapa film yang kedapatan dinyatakan
pelanggara hak cipta (Copyright) sebagaimana contoh pelanggaran demokrasi . Kasus yang
demikian cukup menyita perhatian, terlebih lagi tentunya bagi kalangan pecinta film. Nah
untuk mengetahui dan mengupas lebih lanjut mengenai hal tersebut ebagaimana perbedaan
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban , berikut merupakan 4 Contoh Kasus
Pelanggaran Hak Cipta Film yang pernah terjadi di Indonesia .
1.Pelanggaran Hak Cipta Film Soekarno
Film Soekarno garapan sutradara Hanung Bramantyo terancam ditarik dari peredaran setelah
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengeluarkan penetapan sementara terkait adanya dugaan
pelanggaran hak cipta di film tersebut. Penetapan sementara ini diterbitkan setelah
Rachmawati Soekarnoputri, salah satu putri Bung Karno, melayangkan permohonan ke
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Dalam penetapan sementara yang dikeluarkan pada Rabu (11/12), pihak PT Tripar
Multivision Plus, Raam Jethmal Punjabi, dan Hanung Bramantyo diperintahkan segera
menyerahkan master serta skrip film Soekarno kepada Rachmawati. Alasannya, terdapat
pelanggaran hak cipta di film tersebut. Multivision Plus, Raam Punjabi, serta Hanung juga
diperintahkan menghentikan, menyebarluaskan, ataupun mengumumkan hal-hal yang terkait
dengan film Soekarno khusus di adegan yang tercantum di skrip halaman 35.
MenurutMenurut penetapan sementara, adegan itu menampilkan “…dan tangan polisi militer
itu melayang ke pipi Sukarno beberapa kali. Saking kerasnya Sukarno sampai terjatuh ke
lantai” dan adegan “popor senapan sang polisi sudah menghajar wajah Soekarno.
Permohonan penetapan sementara ini didasarkan pada Peraturan Mahkamah Agung (Perma)
Nomor 5 Tahun 2012. Beleid ini khusus mengatur hak kekayaan intelektual, yakni hak cipta,
desain industri, merek, dan paten. Dalam ketentuan itu juga disebutkan bagi mereka yang
tidak menaati penetapan ini dapat dipidana dengan Pasal 216 KUHP. Pidana penjara yang
dinyatakan dalam pasal itu adalah paling lama 4 bulan 2 minggu, sedangkan pidana denda
paling banyak sebesar Rp9.000,-. Terkait hal ini, pihak Hanung menolak berkomentar dan
hanya mengatakan permasalahan tersebut akan dijelaskan oleh kuasa hukum Multivision
Plus.

2. Film Benyamin Biang Kerok


Awal tahun ini, perfilman Indonesia diwarnai oleh kisruh masalah hak cipta film Benyamin
Biang Kerok versi terbaru yang tayang pada 1 Maret 2018 lalu. Beberapa hari setelah itu,
Syamsul Fuad, penulis naskah asli film Benyamin Biang Kerok (1972), menuding dua rumah
produksi dan dua produser film Benyamin versi baru telah melanggar hak cipta. Syamsul juga
menuntut royalti. Persoalan itu kemudian bergulir hingga muncul skenario gugatan balik Max
Pictures, salah satu rumah produksi yang membuat Benyamin Biang Kerok (2018), terhadap
Syamsul.
Syamsul Fuad melalui tim kuasa hukumnya mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat terhadap Falcon Pictures dan Max Pictures. Tak hanya itu, bos Falcon Pictures,
HB Naveen, dan produser film tersebut Ody Mulya Hidayat juga ikut menjadi pihak tergugat.
Dalam gugatannya, Syamsul menuding empat tergugat itu telah melakukan pelanggaran hak
cipta atas cerita Benyamin Biang Kerok dan Biang Kerok Beruntung yang ia tulis pada 1972.
Penulis berusia 81 tahun ini juga menuntut ganti rugi materiil sebesar Rp 1 miliar untuk harga
penjualan hak cipta film Benyamin Biang Kerok yang tayang 1 Maret 2018 lalu. Selain itu,
Syamsul meminta royalti penjualan tiket film tersebut senilai Rp 1.000 per tiket. Tak berhenti
di situ, ia pun menggugat para tergugat untuk membayar ganti rugi immateril sebesar Rp 10
miliar yang mencakup kerugigan akan hak moralnya sebagai pencipta atau pemegang hak
cipta cerita Benyamin Biang Kerok. Terakhir, Syamsul meminta para tergugat melakukan
permohonan maaf kepadanya dan klarifikasi melalui media massa terhadap masyarakat atas
pelanggaran hak cipta tersebut.

3. Situs Unduh Film


Sangat banyak layanan download film gratis di internet baik lewat blog ataupun website
apakah film terbaru Hollywood, Bollywood, maupun film indonesia. Contohnya dengan
Youtube. Website gratis yang memiliki berbagai macam konten ini dikunjungi dan digunakan
banyak orang di seluruh dunia.Bahkan, beberapa program di stasiun televisi swasta pun
mengambil manfaat dari situs ini, seperti mengunduh video unik dan menarik.
Dan contoh lain ganool.com adalah blog / situs yang paling di minati karena ribuan film dari
yang tempo dulu sampai yang belum tayang terkadang sudah dapat di saksikan dan di
download disitu, sedangkan di youtube, film – filmnya terlalu banyak diisi sebagian seperti
part 1 , sampai part 10 atau hanya sebagai alat promosi saja, kebanyakan para downloaders
akan menlihat videoklip yang mereka inginkan atau video unik ketika mencari atau ingin
menontonnya.
Kegiatan mendownload film secara gratis itu adalah tindakan yang melanggar hukum. Dan
mengenai hal tersebut ada pada Pasal 2 ayat (1) UU No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
(“UUHC”) yang menyatakan hak cipta merupakan hak ekslusif bagi pencipta atau pemegang
Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya.

4. Pembajakan Film
Akibat pembajakan film yang dilakukan melalui unduh ilegal dan DVD bajakan, industri
perfilman Indonesia mengalami kerugian hingga Rp 1,495 triliun per tahun. Total kerugian
tersebut minimal terjadi di empat kota, yakni Jakarta, Medan, Bogor, dan Deli Serdang
berdasarkan hasil riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI).
Pembajakan film sendiri merupakan sebuah tindakan memperbanyak dan menyebarluaskan
sebuah film tanpa izin dari pembuat film. Terlebih lagi rata rata video bajakan dijual dengan
harga yang relatif murah. Sehingga tentunya banyak masyarakat yang kemudian lebih
memilih video bajakan dari pada harus membeli video original dari film tersebut
sebagaimana contoh pelanggaran ham .

Anda mungkin juga menyukai