Anda di halaman 1dari 72

“Bahan Ajar SMA / MA Kelas XI”

KD 3: 3.3 Menganalisis sebaran dan pengelolaan sumber daya kehutanan,


pertambangan, kelautan, dan pariwisata sesuai prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan.

KD 4: 4.3 Membuat peta persebaran sumber daya kehutanan pertambangan,


kelautan dan pariwisata.

KELAS

11
INDIKATOR KETERCAPAIAN KOMPETENSI:
3.3.1 Menjelaskan pengertian sumberdaya alam.
3.3.2 Mengklasifikasikan sumberdaya alam.
3.3.3 Menjelaskan pengertian barang tambang.
3.3.4 Menjelaskan penggolongan barang tambang.
3.3.5 Menjelaskan definisi hutan.
3.3.6 Mengklasifikasikan sumberdaya alam kehutanan di Indonesia berdasarkan
fungsinya.
3.3.7 Menganalisis potensi dan sebaran sumberdaya kehutanan di Indonesia.
3.3.8 Menguraikan pengertian pertambangan.
3.3.9 Menjelaskan proses pembentukan barang tambang.
3.3.10 Menganalisis potensi dan sebaran sumberdaya barang tambang di Indonesia.
3.3.11 Menganalisis potensi dan sebaran sumberdaya kelautan di Indonesia.
3.3.12 Menganalisis potensi dan sebaran sumberdaya alam pariwisata di Indonesia.
3.3.13 Menjelaskan definisi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
3.3.14 Menjelaskan pihak-pihak yang berkepentingan dalam AMDAL.
3.3.15 Menguraikan proses dan prosedur pelaksanaan AMDAL.
3.3.16 Menguraikan peran AMDAL dalam pembangunan.
3.3.17 Menganalisis pemanfaatan sumberdaya kehutanan dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan.
3.3.18 Menganalisis pemanfaatan sumberdaya pertambangan dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan.
3.3.19 Menganalisis pemanfaatan sumberdaya kelautan dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan.
3.3.20 Menganalisis pemanfaatan sumberdaya pariwisata dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan.
4.3.1 Membuat kliping tentang sumberdaya alam.
4.3.2 Membuat esai tentang kondisi hutan di Indonesia.
4.3.3 Membuat peta mengenai sebaran wilayah-wilayah tangkapan perikanan laut
Indonesia.
4.3.4 Membuat peta persebaran sumber daya kehutanan pertambangan/ kelautan/
pariwisata.
4.3.5 Membuat kliping uraian tentang pelanggaran AMDAL.
4.3.6 Membuat mind mapping pemanfaatan sumberdaya dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan.

TEJO 2
PETA KONSEP

PENGELOLAAN
SUMBERDAYA ALAM
INDONESIA

Klasifikasi Sumberdaya Analisis Mengenai Dampak


Alam Lingkungan (AMDAL) dalam
Potensi dan Sebaran Pembangunan
Berdasarkan Potensi Sumberdaya Alam di Indonesia

Berdasarkan Jenis
Definisi dan Tujuan

Berdasarkan Sifat
Kehutanan Kelautan Pariwisata Pihak-Pihak yang
Pertambangan
Berkepentingan dalam AMDAL

Usaha dan/atau Kegiatan yang


Harus Memiliki AMDAL

Proses dan Prosdur dalam


AMDAL
Pemanfaatan dalam
Kehidupan AMDAL dalam
Pemnfaatan
Sumberdaya Alam

Pemanfaatan sumberdaya alam


dengan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan

TEJO 3
A. KLASIFIKASI SUMBERDAYA ALAM
1. Pengertian Sumberdaya Alam
Pengertian sumberdaya alam menurut para ahli:
Kata Kunci:
a. Soerianegara (1977) mendefinisikan
 Sumberdaya Alam
sumberdaya alam sebagai unsur-unsur  Klasifikasi

lingkungan alam, baik fisik maupun hayati  Potensi


 Persebaran
yang diperlukan manusia dalam memenuhi  AMDAL
kebutuhannya guna meningkatkan  Pembangunan Berkelanjutan

kesejahteraan hidup.
b. Menurut Isard (1972 dalam Soerianegara, 1977) sumberdaya alam sebagai
keadaan lingkungan dan bahan-bahan mentah yang digunakan manusia
untuk memenuhi kebutuhan dan memperbaiki kesejahteraannya. Jadi yang
dimaksud dengan sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang ada di
lingkungan alam baik fisik maupun hayati yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia guna memenuhi kebutuhan hidupnya agar lebih sejahtera.
Manusia atau penduduk merupakan sumber daya bagi negaranya.
Manusia dapat memberikan manfaat bagi negara, seperti sebagai tenaga kerja,
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, pelaku ekonomi, negara, dan
sebagainya. Sumber daya manusia ini penting dalam memanfaatkan
sumberdaya alam yang ada.
2. Klasifikasi Sumberdaya Alam
Ada beberapa macam sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan dengan
berbagai cara. Sumberdaya alam tersebut dapat diklasifikasikan menurut
beberapa hal. Sumberdaya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi,
dan jenisnya:
a. Berdasarkan Potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumberdaya alam dibagi beberapa
macam, sebagai berikut :
1) Sumberdaya alam materi : merupakan sumberdaya alam yang
dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya , batu, besi, emas, kayu,
serat kapas, dan sebagainya.
2) Sumberdaya alam energi : merupakan sumberdaya alam yang
dimanfaatkan energinya. Misalnya batubara, minyak bumi, gas bumi, air
terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan lain-
lain. Manusia menggunakan energi yang dihasilkan oleh sumberdaya

TEJO 4
alam itu untuk memasak, menggerakkan kendaraan, mesin industri,
dan sebagainya.
3) Sumberdaya alam ruang : merupakan sumberdaya alam yang berupa
ruang atau tempat hidupnya. Makin besar kenaikan jumlah penduduk,
sumberdaya alam ruang makin sulit diperoleh. Ruang, dalam hal ini,
dapat berarti ruang untuk mata pencaharian (pertanian dan perikanan ),
tempat tinggal, arena bermain anak-anak, dan sebagainya. Di kota-kota
besar, seperti Jakarta, sumberdaya alam ruang makin sulit didapat.
4) Sumberdaya alam waktu, sulit dibayangkan bahwa waktu merupakan
sumberdaya alam. Sebagai sumberdaya alam, waktu tidak berdiri sendiri
melainkan terikat dengan pemanfaatan sumberdaya alam lainnya.
Contohnya: air sulit didapat pada musim kemarau. Akibatnya,
mengganggu tanaman pertanian.
b. Berdasarkan Jenis
Menurut jenisnya, sumberdaya alam dibagi dua sebagai berikut :
1) Sumberdaya alam nonhayati (abiotik): disebut juga sumberdaya alam
fisik, yaitu sumberdaya alam berupa benda-benda mati. Misalnya bahan
tambang, tanah, air, dan kincir angin.
2) Sumberdaya alam hayati (biotik): merupakan sumberdaya alam berupa
makhluk hidup. Sumberdaya alam tumbuh-tumbuhan disebut
sumberdaya alam nabati, sedangkan sumberdaya alam hewan disebut
sumberdaya alam hewani. Misalnya hewan, tumbuhan, mikroba, dan
manusia.
c. Berdasarkan Sifat
Menurut sifatnya, sumberdaya alam dapat dibagi menjadi 2 yaitu sebagai
berikut:
1) Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (Renewable Resources)
Disebut sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, karena alam
mampu mengadakan pembentukan baru dalam waktu relatif cepat.
Dengan demikian, sumberdaya alam ini tidak dapat habis. Pembaharuan
bisa terjadi dengan dua jalan, yaitu secara reproduksi atau dengan
adanya siklus.
a) Pembaharuan dengan reproduksi. Pembaharuan ini terjadi pada
sumberdaya alam hayati, seperti hewan dan tumbuhan yang dapat
berkembang biak sehingga jumlahnya bertambah. Akan tetapi, bila

TEJO 5
pengelolaannya tidak tepat, sumberdaya alam hayati dapat punah.
Contoh pembaharuan reproduksi yaitu dengan penerapan prinsip-
prinsip genetika, misalnya hibridiasasi dan rekayasa genetika,
sumberdaya alam ini dapat ditingkatkan dan keanekaragamannya.

Gambar 1. Sumberdaya alam dapat diperbaharui


Sumber: https://krismansimamora.wordpress.com/2012/05/07/peta-
perekonomian-indonesia/
b) Pembaharuan dengan adanya siklus. Beberapa sumberdaya alam,
misalnya air dan udara terjadi proses yang melingkar membentuk
siklus. Dengan demikian, selalu terjadi pembaharuan. Aktivitas
manusia yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas
sumberdaya alam adalah:
 Pencemaran udara akan menurunkan kualitas atmosfer bumi,
 Penebangan hutan dapat menurunkan kualitas air tanah dan
menimbulkan banjir.
2) Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (Unrenewable
Resources)
Sumberdaya alam ini terdapat dalam jumlah yang relatif statis
karena tidak ada penambahan atau pembentukannya sangat lambat bila
dibandingkan dengan umur manusia. Pembentukannya kembali
memerlukan waktu ratusan bahkan jutaan tahun. Manusia tidak dapat
memanfaatkannya selama 2-3 generasi. Sumberdaya alam ini dapat
habis.
Contoh: bahan mineral, minyak tanah, gas bumi, batubara, dan
barang tambang dan sumber daya fosil lainnya. Berdasarkan daya pakai
dan nilai konsumtifnya, sumberdaya alam ini dibedakan menjadi dua
golongan sebagai berikut:

TEJO 6
a) Sumberdaya alam yang tidak cepat habis. Tidak cepat habis karena
nilai konsumtif terhadap barang itu relatif kecil. Manusia hanya
memanfaatkannya dalam jumlah sedikit. Di samping itu,
sumberdaya alam ini dapat dipakai secara berulang-ulang hingga
tidak cepat habis. Contohnya : intan, batu permata, dan logam mulia
(emas).
b) Sumberdaya alam yang cepat habis. Cepat habis karena nilai
konsumtif akan barang itu relatif tinggi. Manusia menggunakan
dalam jumlah yang banyak, sehingga sumberdaya alam akan cepat
habis. Di samping itu, daur ulangnya sukar dilakukan. Contohnya
bensin, gas alam, dan bahan bakar lainnya.
Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui kebanyakan di
dapat dari bahan galian (barang tambang). Barang tambang adalah
sumber daya alam yang berasal dari dalam perut bumi dan bersifat tidak
dapat diperbaharui. Menurut cara terbentuknya, bahan galian
dibedakan menjadi sebagai berikut :
1) Bahan galian magmatik, yaitu bahan galian yang terjadi dari magma
dan bertempat di dalam atau berhubungan dan dekat dengan magma.
2) Bahan galian pematit, yaitu bahan galian yang terbentuk di dalam
diatrema dan dalam bentukan instrusi (gang dan apofisa).
3) Bahan galian hasil pengendapan, yaitu bahan galian yang
terkonsentrasi karena pengendapan di dasar sungai atau genangan
air melalui proses pelarutan ataupun tidak.
4) Bahan galian hasil pengayaan sekunder, yaitu bahan galian yang
terkonsentrasi karena proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.
Konsentrasi terjadi ditempat asal batuan itu karena bagian
campurannya larut dan terbawa air, atau konsentrasi mineral terjadi
dipermukaan air tanah karena mineral itu terbawa ke lapisan yang
lebih rendah setelah dilarutkan dari lapisan batuan di atasnya.
5) Bahan galian hasil metamorfosis kontak, yaitu batuan sekitar magma
yang karena bersentuhan dengan magma berubah menjadi mineral
ekonomik.
6) Bahan galian hidrotermal, yaitu resapan magma cair yang membeku
di celah-celah struktur lapisan bumi atau pada lapisan yang bersuhu
relatif rendah (di bawah 5000C).

TEJO 7
Gambar 2. Barang Tambang Batu
Bara
Sumber: http://www.ptba.co.id/en/knowledge/index/5/the-occurence-of-coal

3. Penggolongan Barang Tambang di Indonesia


a. Berdasarkan PP No. 27 tahun 1980 tentang Penggolongan Bahan-bahan
Galian: atas tiga golongan, antara lain:
1) Barang tambang Golongan A (strategis) merupakan bahan galian yang
sangat penting untuk pertahanan dan keamanan negara serta penting bagi
stabilitas ekonomi nasional. Pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah
atau bekerja sama dengan pihak swasta, dalam maupun luar negeri.
Contoh barang tambang golongan A adalah minyak bumi dan gas.
2) Barang tambang Golongan B (vital) merupakan barang tambang yang bisa
memenuhi hajat hidup orang banyak. Pengelolaannya jenis barang
tambang ini dilakukan oleh masyarakat maupun pihak swasta yang diberi
izin oleh pemerintah. Contoh barang tambang golongan B di antaranya
adalah emas, perak, besi, dan tembaga.
3) Barang tambang Golongan C merupakan barang tambang untuk industri
atau yang tidak dianggap langsung mempengaruhi hajat hidup orang
banyak. Pengelolaan barang tambang jenis ini ini dilakukan oleh
masyarakat. Contoh barang tambang golongan C di antaranya adalah
pasir, batu kapur, asbes, granit dan marmer.
b. Berdasarkan penggunaannya, barang tambang meliputi:
1) Barang tambang bukan mineral yaitu batu bara dan minyak bumi yang
dimanfaatkan sebagai sumber energi. Contoh penggunaan minyak bumi
yaitu sebagai parafin, aspal, solar, bensin, kerosin, aviation gasoline
(avgas), aviator turbine (avtur), dan LPG.
2) Barang tambang mineral logam yaitu mineral yang memiliki wujud padat
dan keras berupa bahan logam. Contohnya emas, perak, timah, tembaga,
alumunium, besi, dan nikel.
3) Barang tambang mineral bukan logam yaitu jenis mineral yang tidak
mempunyai unsur logam namun wujudnya sama dengan mineral logam,

TEJO 8
biasanya digunakan untuk keperluan industri. Contohnya, intan marmer,
pasir kuarsa, dan belerang.
4) Pertambangan batuan yaitu kumpulan-kumpulan atau agregat dari
mineral-mineral yang sudah dalam kedaan membeku/keras. Contoh:
pumice, obsidian, andesit, basalt, marmer, dan lain-lain.
c. Berdasarkan wujudnya, barang tambang dibedakan menjadi sebagai berikut.
1) Barang tambang berwujud padat, contoh: batu-bara, emas, perak, bijih
emas, bijih tembaga, dan bauksit.
2) Barang tambang berwujud cair, contoh: minyak bumi.
3) Barang tambang berwujud gas, contoh: gas bumi.
B. Potensi dan Sebaran Sumberdaya Alam Di Indonesia
Potensi sumberdaya alam adalah kemampuan sumberdaya alam untuk
dikembangkan yang bisa berguna bagi kelangsungan hidup manusia serta penduduk
Indonesia. Adapun potensi dan sebaran sumberdaya alam kehutanan,
pertambangan, kelautan dan pariwisata di Indonesia sebagai berikut.
1. Potensi dan Sebaran Sumberdaya Alam Kehutanan Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2013 tentang pencegahan
dan pemberantasan perusakan hutan, yang dimaksud dengan hutan adalah
suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam komunitas alam lingkungannya yang
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.
Potensi sumberdaya hutan di wilayah Indonesia sangat besar, yaitu
mencapai 99,6 juta hektar atau 52,3% dari seluruh luas wilayah Indonesia
(Kemenhut, 2011). Sedangkan pada tahun 2013-2015 berdasarkan hasil
penafsiran citra Landsat 8 OLI tahun 2013 luas hutan Indonesia mengalami
penururan yaitu seluas 96,5 juta ha atau 51,53% dari luas wilayah Indonesia
(Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2016). Luas hutan tersebut saat
ini masih banyak dijumpai terutama di Papua. Di Jawa, luas hutan telah banyak
berkurang karena banyak terjadi alih fungsi lahan untuk pertanian, permukiman
penduduk, dan pembangunan lainnya, sedangkan sumatera dan kalimantan
semakin berkurang karena dibuka untuk perkebunan kelapa sawit.
a. Klasifikasi dan Sebaran Hutan di Indonesia Berdasarkan Fungsinya
Berikut klasifikasi hutan menurut UU No. 41 tahun 1999 tentang
kehutanan berdasarkan fungsinya.

TEJO 9
Gambar 3. Bagan Klasifikasi Hutan Berdasarkan Fungsinya
Sumber: https://jurnalbumi.com/hutan-konservasi/
1) Hutan Produksi
Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan (Pasal 1 angka 7 UU No. 41 tahun 1999).
Indonesia memiliki 129 juta hektar kawasan hutan, lebih dari setengahnya
atau sekitar 72 juta hektar berupa hutan produksi. Sisanya masuk ke dalam
hutan konservasi dan hutan lindung.
a) Jenis-jenis Hutan Produksi
Hutan produksi dibagi menjadi tiga, yaitu:
 Hutan Produksi Tetap (HP)
Hutan ini dapat dieksploitasi dengan cara tebang habis maupun
tebang pilih. Contohnya hutan rimba dan hutan budidaya. Hutan
rimba tumbuh secara alami sebagai penghasil kayu cendana, kayu
meranti, kayu besi, dan kayu hitam. Hutan budidaya adalah hutan
yang sengaja ditanami oleh manusia sebagai penghasil kayu jati dan
pinus (tusam) yang akan diambil hasilnya.
 Hutan Produksi Terbatas (HPT)
Hutan ini hanya bisa dieksploitasi dengan tebang pilih,
peruntukannyapun hanya memproduksi kayu dalam skala kecil.
 Hutan Produksi Konversi (HPK)
Hutan yang bisa dimanfaatkan untuk usaha diluar kehutanan, salah
satunya untuk perkebunan kelapa sawit. Hutan ini menjadi rebutan
para pengusaha.
Terdapat catatan tersendiri untuk memanfaatkan hutan produksi.
Fungsi hutan produksi menjadi perkebunan harus sesuai peraturan
perundangan dan juga mewajibkan perusahaan untuk menyiapkan lahan

TEJO 10
pengganti yang diperuntukkan hutan baru. Manfaat hutan produksi sebagai
kawasan perkebunan, penyedia lapangan pekerjaan dan perbaikan ekonomi.
Contoh hutan produksi yaitu hutan jati, tusam, mahoni, damar dan
jabon di Pulau Jawa. Selain di pulau jawa, hutan tusam juga ada di
Sumatera.

Gambar 4. Hutan Tusam


Sumber: http://br.viarural.com/servicos/turismo/florestas-estaduais/floresta-estadual-santa-
barbara/
b) Persebaran Hutan Produksi
Persebaran hutan produksi meliputi wilayah Kalimantan, Sumatera,
Sulawesi, dan Irian Jaya.
2) Hutan Konservasi
Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan
satwa serta ekosistemnya (Pasal 1 angka 9 UU No. 41 tahun 1999). Istilah
hutan konservasi merujuk pada suatu kawasan hutan yang diproteksi atau
dilindungi. Proteksi atau perlindungan tersebut bertujuan untuk
melestarikan hutan dan kehidupan yang ada didalamnya agar bisa
menjalankan fungsinya secara maksimal. Hutan konservasi merupakan
hutan milik negara yang dikelola oleh pemerintah, dalam hal ini
Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hutan konservasi terdiri dari:
a) Kawasan hutan Suaka Alam (KSA) berupa Cagar Alam (CA) dan Suaka
Margasatwa (SM).
 Cagar Alam
Menurut UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati dan Ekosistemnya, cagar alam adalah kawasan suaka
alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan,
satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi
dan perkembangannya berlangsung secara alami. Hingga saat ini di
Indonesia terdapat 227 unit cagar alam, terdiri dari 222 unit darat

TEJO 11
dengan (luas 3.923.001,66 ha) dan 5 unit laut (luas 152.610 ha).
Contoh beberapa cagar alam yang ada di Indonesia yaitu:
Tabel 1. Beberapa Daftar Cagar Alam di Indonesia
Nama Cagar
No. Wilayah Persebaran Yang Dilindungi
Alam
1. Sibolangit Sumatera Utara bagian Berbagai macam tumbuhan khas dataran
timur rendah pantai, antara lainpohon lebah
yang sangat tinggi dan bunga bangkai.
2. Rafflesia Provinsi Bengkulu Bungai bangkai Rafflesia Arnoldi terbesar
di dunia.
3. Limpopati Provinsi Sumatera Barat Satwa yang dilindungi adalah tapir dan
siamang.
4. Pulau Moyo Provinsi NTB Satwa yang dilindungi adalah sapi liar,
banteng, rusa, babi hutan, burung kakak
tua, dan ayam hutan.
5. Arjuno Provinsi Jawa Timur. Tanaman yang dilindungi yaitu berbagai
Lalijiwo Dataran tinggi Gunung flora Alpina dan cemara sebagai hutan
Arjuna dengan ketinggian alam.
2.600 mdpl
6. Pananjung- Provinsi Jawa Barat Satwa yang dilindungi adalah banteng
Pangandaran dan rusa.
7. Cibodas Provinsi Jawa Barat Kawasan ini adalah cadangan hutan
pegunungan hujan tropis dengan daerah
yang basah atau sering hujan.
8. Pulau Dua Provinsi Banten Di wilayah ini banyak terdapat jenis-jenis
burung laut sehingga sering disebut
Kerajaan Burung.
9. Ujung Kulon Provinsi Banten Satwa yang dilindungi adalah badak
bercula satu, banteng, babi hutan, buaya
dan berbagai jenis burung.
10. Pulau Kaget Provinsi Kalimantan Satwa yang dilindungi dan sekaligus
Selatan menjadi maskot provinsi ini adalah
bekantan.
Sumber: https://jurnalbumi.com/cagar-alam/, diperbaharui pada tanggal 3
Agustus 2016

Gambar 5. Bekantan Cagar Alam Pulau Kaget


Sumber: http://www.tribunnews.com/travel/2016/04/20/yang-akan-
membuat-anda-kaget-ketika-datang-ke-pulau-kaget-di-kalimantan-selatan

 Suaka Margasatwa
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya suaka margasatwa
didefinisikan sebagai kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas
berupa keanekaragaman dan/atau keunikan jenis satwa yang untuk

TEJO 12
kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap
habitatnya. Di Indonesia terdapat 75 unit suaka margasatwa yang
terdiri dari 71 suaka darat (5.024.138,29 ha dalam kemeterian
kehutanan, 2014) dan 4 suaka laut (5.588,25 ha). Berikut beberapa
daftar suaka margasatwa di Indonesia.
Tabel 2. Beberapa Daftar Suaka Margasatwa di Indonesia
Nama Suaka
No. Wilayah Persebaran Satwa yang Dilindungi
Marga Satwa
1. Gunung Leuser Provinsi NAD Orang utan, gajah, badak sumatera,
tapir, harrimau, rusa, dan berbagai jenis
burung.
2. Way Kambas Provinsi Lampung Gajah sumatera, rusa, dan babi hutan
3. Pulau Komodo NTT Komodo, biawak, rusa, babi hutan, anjing
hutan, burung kakak tua, kerbau liar,
dan ayam hutan.
4. Baluran Provinsi Jawa Timur Banteng, kerbau liar, burung merak,
kera, lutung, babi hutan, dan ayam
hutan.
5. Pelahari Tanah Kalimantan Selatan Bekantan, burung raja udang
Laut (Palargopsis Capengis), rusa sambar, dan
biawak (Varanus Salvator)
6. Tanjung Puting Provinsi Kalimantan Konservasi hutan dan satwa berupa
Kotawaringin Tengah orang utan kalimantan.
7. Pulau Kaget Provinsi Kalimantan Bekantan (Nasalis Larvatus), Kera Abu-
Selatan abu (Macaca Fasicularis) dan lain-lain.
8. Nantu Provinsi Gorontalo Babirusa (Babyrousa babyrussa), Anoa
(Bubalus depressicornis), Monyet
Sulawesi (Macaca heckii), Tarsius
(Tarsius spectrum), Babi Hutan (Sus
celebensis), serta 90 jenis burung yang 35
jenis di antaranya adalah khas Sulawesi.
9. Membramo Foja Provinsi Papua Kupu-kupu hitam-putih, katak pinokio
berhidung panjang, pergam (merpati)
kaisar, kelelawar kembang baru
(Syconycteris sp nov), tikus pohon kecil
(Pogonomys sp nov), semak belukar
berbunga (Ardisia hymenandroides), dan
walabi kecil (Dorcopsulus sp nov).
10. Pulau Venu Provinsi Papua Barat Cendrawasih Botak (Cicinnurus
respublica) dan lain-lain.
Sumber: https://jurnalbumi.com/suaka-margasatwa/, diperbaharui pada tanggal 3
Agustus 2016

Gambar 6. Badak Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser


Sumber: https://www.twisata.com/taman-nasional-gunung-leuser-objek-wisata-
memukau-di-aceh/

TEJO 13
b) Kawasan hutan Pelestarian Alam (KPA) berupa Taman Nasional (TN),
Taman Hutan Raya (TAHURA), dan Taman Wisata Alam (TWA).
 Taman Nasional (TN)
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, pariwisata, dan rekreasi (UU No. 5 tahun 1990). Hampir
setiap negara besar memiliki kawasan yang dicadangkan sebagai taman
nasional. International Union for Conservation of Nature
(IUCN) menggolongkan taman nasional ke dalam kawasan yang
dilindungi kategori II. Artinya, kawasan ini diproteksi namun masih
memungkinkan adanya aktivitas manusia secara terbatas.
Hingga saat ini di Indonesia terdapat 50 taman nasional yang
mencakup kawasan seluas lebih dari 16 juta hektar (kementerian
kehutanan, 2014). Enam diantaranya telah diakui dunia internasional
sebagai warisan alam dunia (World Heritage Site). Pengelolaan Kawasan
Taman Nasional dilakukan oleh Pemerintah. Berikut ini beberapa
taman nasional di Indonesia.
Tabel 3. Daftar Taman Nasional di Indonesia
No. Nama Taman Lokasi Luas Areal (ha)
Nasional

1. Gunung Leuser Nangroe Aceh Darussalam (Aceh Tenggara dan Aceh Selatan), 1.094.692
Sumatera Utara (Langkat)

2. Siberut Sumatera Barat (Kabupaten Mentawai) 190.500

3. Sembilang Sumatera Selatan (Kabupaten Bumi Banyuasin) 205.750

4. Bukit Barisan Lampung (Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung 3650


Selatan Barat), Bengkulu (Kabupaten Bengkulu Selatan)

5. Tesso Nilo Riau 38.576

6. Ujung Kulon Banten 122.956

7. Kepulauan Seribu DKI Jakarta 107.489

8. Gunung Halimun Jawa Barat (Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi) 113.357
Salak

9. Karimunjawa Jawa Tengah (Kabupaten Jepara) 110.117

10. Gunung Merapi Jawa Tengah (Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan 6.410
Kabupaten Klaten), DI Yogyakarta (kabupaten Sleman)

11. Baluran Jawa Timur (Kabupaten Situbondo) 250

12. Gunung Rinjani Nusa Teggara Barat (Kabupaten Lombok Barat dan Lombok 41.330
Timur)

13. Kelimutu Nusa Tenggara Timur (Kabupaten Ende) 5.356

14. Danau Sentarum Kalimantan Barat (Kabupaten Kapuas Hulu) 1320

15. Sebangau Kalimantan Tengah (Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang 568.700


Pisau dan Kota Palangka Raya)

TEJO 14
16. Wartabone Sulawesi Utara (Kabupaten Bolaang Mongondow), Gorontalo 287.115
(Kabupaten Gorontalo)

17. Taka Bonerate Sulawesi Selatan (Kabupaten Selayar) 530.765

18. Kepulauan Togean Sulawesi Tengah (Kabupetan Tojo Una-una) 362.605

19. Manusela Maluku (Kabupaten Maluku Tengah) 1890

20. Teluk Cendrawasih Papua (Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Paniai) 1.453.500

21. Wasur Papua (Kabupaten Merauke) 413.810

Sumber: https://jurnalbumi.com/taman-nasional/ , diperbaharui pada tanggal 3 Agustus


2016
 Taman Hutan Raya (TAHURA)
Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan
koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis
asli atau bukan jenis asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya
tumbuhan dan atau satwa, budaya, pariwisata dan rekreasi.
Pengelolaan Kawasan Taman Hutan Raya dilakukan oleh Pemerintah.
Hingga saat ini di Indonesia telah ditetap sebanyak 22 taman hutan
raya, berikut daftarnya:
Tabel 4. Daftar Taman Hutan Raya di Indonesia
Luas Areal
No. Nama hutan Lokasi
(ha)

1. Tahura Pecut Merah Intan Nagroe Aceh Darussalam 6.300

2. Tahura Bukit Barisan Sumatera Selatan 51.600

3. Tahura Dr. Mohammad Hatta Sumatera Barat 12.100

4. Tahura Sultan Syarif Kasim Riau 6.127

5. Tahura Thoha Saifudin Jambi 15.830

6. Tahura Rejo Lelo Bengkulu 11.222

7. Tahura Wan Abdul Rachman Lampung 22.245.50

8. Tahura Ir H. Juanda Jawa Barat 590

9. Tahura Pancoran Mas Depok Jawa Barat 6

Tahura Gunung Kunci dan Gunung


10.
Palasari Jawa Barat 231.30

11. Tahura Ngargoyoso Jawa Tengah 4.567.93

12. Tahura Gunung Bunder Yogyakarta 27.868.30

13. Tahura R. Suryo Jawa Timur 27.868.30

14. Tahura Ngurah Rai Bali 1.373.50

15. Tahura Nuraksa Nusa Tenggara Barat 3.155

16. Tahura Prof. Herman Yohanes Nusa Tenggara Timur 1.900

17. Tahura Sultan Adam Kalimantan Selatan 112.000

18. Tahura Bukit Suharto Kalimantan Timur 61.850

TEJO 15
19. Tahura Paboya-Paneki Sulawesi Tengah 7.128

20. Tahura Bontohari Sulawesi Selatan 3.475

21. Tahura Sinjai Sulawesi Selatan 724

22. Tahura Murhum Sulawesi Tenggara 7.877


Sumber: https://jurnalbumi.com/taman-hutan-raya/ , diperbaharui pada tanggal 3
Agustus 2016
 TAMAN WISATA ALAM (TWA)
Taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam yang
terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam (Undang-
Undang No.5 tahun 1990 ). Pengelolaan Kawasan Taman Wisaha Alam
dilakukan oleh Pemerintah. Saat ini di Indonesia terdapat setidaknya
115 unit taman wisata alam (101 darat/257 ribu ha dan 14 laut/491
ha). Berikut daftar Taman Wisata Alam yang disusun berdasarkan
provinsi. Contoh: Kepulauan Banyak, Pulau Weh (Nangroe Aceh
Darussalam); Panelokan, Tamblingan (Bali); Gunung gamping (DI
Yogyakarta); Suranadi, Pelangan, Kerandangan (Nusa Tenggara Barat);
Gunung Baung, Tretes (Jawa Timur); dan Holiday Resort, Sicikeh-
cikeh, Sijaba Hutaginjang (Sumatera Utara).

Gambar 7. Taman Nasional Siberut, Gambar 8. Tahura Bunder, DIY


Sumatera Barat Sumber:
Sumber: http://www.piknikdong.com/wp- http://www.antarayogya.com/berita
content/uploads/2015/11/Pulau- /306847/dishutbun-diy-
Siberut.jpg kembangkan-hutan-bunder-gunung-
kidul

TEJO 16
Gambar 9. Sijaba Hutaginjang (Sumatera Utara)
Sumber: http://www.pariwisatasumut.net/2014/11/sijabat-huta-
ginjang.html

c) Taman Buru (TB) adalah kawasan hutan yang di tetapkan sebagai tempat
wisata berburu (Undang-Undang No.41 Tahun 1999). Saat ini terdapat 15
taman buru yang tersebar di berbagai tempat. Berikut daftar taman buru
Indonesia.
Tabel 5. Taman Buru Indonesia
No. Nama Lokasi Luas Areal (ha)

1. Taman Buru Bangkala Takalar, Sulawesi Selatan 4.152,50

2. Timor Tengah Selatah, Nusa 2.000,64


Taman Buru Dataran Bena
Tenggara Timor

3. Taman Buru Komara Takalar, Sulawesi Selatan 2.972

4. Taman Buru Landusa Tomata Poso, Sulawesi Tengah 5.000

5. Aceh Tengah, Nangroe Aceh 80.000


Taman Buru Lingga Isaq
Darussalam

6. Taman Buru Gunung Masigit Sumedang dan Garut, Jawa 12.420,70


Kereumbi Barat

7. Taman Buru Mata Osu Kolaka, Sulawesi Tenggara 8.000

8. Taman Buru Pulau Moyo Sumbawa, Nusa Tenggara Barat 22.250

9. Taman Buru Gunung Nanu’a Bengkulu Utara, Bengkulu 10.000

10. Taman Buru Pulau Ndana Kupang, Nusa Tenggara Timur 1.562

11. Taman Buru Pulau Pini Nias, Sumatera Utara 8.350

12. Taman Buru Pulau Rempang Kepulauan Riau 16.000

13. Taman Buru Pulau Rusa Alor, Nusa Tenggara Timur 1.384,65

14. Taman Buru Semidang Bukit Bengkulu Utara, Bengkulu 15.300


Kabu

15. Taman Buru Tambora Selatan Dompu, Nusa Tenggara Barat 30.000
Sumber: https://jurnalbumi.com/taman-buru/ , diperbaharui pada tanggal 3 Agustus 2016
3) Hutan Lindung
Hutan lindunga adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,

TEJO 17
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah (Pasal 1 angka 8 UU No. 41 tahun 1999).
a) Menfaat Hutan Lindung
Manfaat hutan lindung diantaranya mencegah banjir, menyimpan
cadangan air tanah, mencegah erosi dan tanah longsor, memelihara
kesuburan tanah, penyimpan sumberdaya genetika, habitat hidup
hewandan tumbuhan, tempat pendidikan dan laboratorium alam.
b) Hutan Lindung di Indonesia
Kawasan hutan lindung tersebar luas di berbagai pulau di Indonesia,
berikut ini beberapa contohnya:
 Hutan Lindung Sungai Wain
Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW), merupakan salah satu objek
wisata andalan Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Kawasan
HLSW meliputi areal seluas 9.782,80 hektar. Satwa khas Kalimantan
seperti orangutan, bekantan, kantong semar dan tumbuhan endemik
Balikpapan yaitu Eltingera Balikpapanensis. Pada tahun 2006, Menteri
Kehutanan mengeluarkan 260 hektar kawasan HLSW untuk keperluan
khusus, yakni pembangunan Kebun Raya Balikpapan.
 Hutan Lindung Wehea
Hutan Lindung Wehea terletak di Kabupaten Kutai Timur,
Kalimantan Timur. Areal hutan ini seluas 380 hektar. Pada awalnya
hutan ini merupakan konsesi penebangan yang kemudian ditetapkan
sebagai hutan lindung pada tahun 2004 oleh masyarakat Dayak
Wehea. Pada tahun 2009 proyek Wehea menerima penghargaan
Kalpataru, penghargaan tertinggi bidang lingkungan hidup dari
pemerintah pusat.
Hutan Wehea menjadi penopang tiga Sub Daerah Aliran Sungai,
yakni sungai Seleq, Melinyiu dan Sekung. Ketiga sungai ini bermuara ke
Sungai Mahakam. Kawasan hutan ini juga menjadi rumah bagi orang
utan dan satwa Kalimantan lainnya.

TEJO 18
Gambar 10. Hutan Lindung Sungai Gambar 11. Hutan Lindung Wehea
Wain Sumber:
http://www.profauna.net/id/content/lemb
Sumber:
aga-adat-dan-profauna-pasang-papan-
http://www.mongabay.co.id/wp- informasi-pelarangan-perburuan-satwa-liar-
content/uploads/2012/09/Sungai-Wain- di-hutan#.WVYfpJI1_IU
Balikpapan_HENDAR1.jpg

b. Potensi Hutan Indonesia


1) Fungsi Ekonomi
a) Kayu
Hutan di Indonesia memiliki tumbuhan yang beraneka ragam,
terutama pohon. Secara keseluruhan, di Indonesia memiliki sekitar 400
jenis tumbuhan, 250 – 300 jenis di antaranya adalah tumbuhan
berbunga, yang merupakan 10 % dari seluruh tumbuhan berbunga di
dunia. Lebih dari 250 jenis kayu tersebut merupakan kayu dengan nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Sebaran beberapa jenis kayu di Indonesia:
 Kayu meranti, keruing, agathis
dihasilkan terutama di Sulawesi, Diskusi!
Papua, dan Kalimantan. 1) Bentuklah kelompok yang beranggotakan 4-5

 Kayu jati banyak dihasilkan orang!

terutama di Jawa Tengah. 2) Coba buatlah daftar sumberdaya alam


berdasarkan proses pembentukannya,
 Rotan banyak dihasilkan di jenisnya dan kegunaannya yang kalian
temukan disekitar rumah!
Kalimantan, Sumatra Barat dan
3) Tuliskanlah berbagai masalah yang terjadi
Sumatra Utara. Kayu cendana
mengenai sumberdaya alam tersebut!
banyak dihasilkan di NTT.
4) Carilah sumber-sumber yang relevan dengan
 Kayu akasia dan rasamala banyak masalah diskusi kalian!

dihasilkan di Jawa Barat.

TEJO 19
b) Non Kayu
Kayu merupakan hasil utama hutan di Indonesia, tetapi ada juga
potensi lain dari hutan yang tak kalah bermanfaat. Beberapa hasil hutan
non kayu yang bernilai ekonomi adalah madu, buah-buahan, jamur,
damar, rotan, sagu, sutarea, kapur barus, kemenyan, gambir, kulit
pohon bakau, gondorukem, bambu, suaka alam, minyak kayu putih,
dan lain sebagainya.
2) Fungsi Ekologi
a) Penghasil oksigen (O2) dan mengurangi karbondioksida (CO2);
b) Sebagai penyeimbang alam; Tugas!!!
c) Mengimpan cadangan air; 1. Bgaimana pendapat kalian
d) Mencegah tanah longsor; mengenai hutan kprouksi yang
dikonversikan untuk perkebunan
e) Mencegah terjadinya erosi; kelapa sawit?
f) Tempat dan rumah berbagai jenis tanaman 2. Carilah sumber-sumber yang
relevan dengan masalah
dan binatang; tersebut!
g) Mengatur iklim; 3. Kumpulkan tugas pada Guru
kalian!
h) Mencegah terjadinya banjir.
3) Fungsi Sosial
a) Tempat wisata;
b) Sarana edukasi;
c) Riset dan penelitian;
d) Sarana olahraga.
2. Potensi dan Sebaran Sumberdaya Pertambangan Indonesia
Indonesia berada di wilayah “Pasific Ring of Fire” atau Cincin Berapi Pasifik
yang ditandai dengan kegiatan vulkanik yang tinggi. Hal tersebut karena
pergerakan tiga lempeng tektonik yang menghimpit Indonesia sehingga
menimbulkan gejolak tektonik secara intensif di bawah permukaan bumi. Magma
yang keluar dari perut bumi pada wilayah Ring of Fire mengandung berbagai
logam berharga, terutama emas dan tembaga, sehingga Indonesia secara
potensial memiliki kekayaan alam berupa bahan tambang. Hal tersebut
berdampak pada Indonesia yang menjadi salah satu negara di dunia yang kaya
akan bahan tambang. Beraneka bahan tambang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Aktivitas pertambangan telah
menghasilkan banyak devisa bagi Indonesia.

TEJO 20
Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian
berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis
maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan di
bawah permukaan air. Hasil kegiatan ini antara lain, minyak dan gas bumi,
batubara, pasir besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih
emas, perak dan bijih mangan.
Menurut UU No. 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu-bara,
pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batu-bara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan, dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca-
tambang.
a. Proses Pembentukan Barang Tambang
1) Proses pembentukan Batubara
Batu bara terbentuk sejak zaman karbon, berlangsung antara 360 juta
sampai 290 juta tahun yang lalu. Batu bara berasal dari sisa-sisa tumbuhan
purba yang terakumulasi di dalam suatu cekungan kemudian mengalami
proses pembatubaraan yang disebabkan oleh faktor tekanan, suhu, dan
waktu geologi. Batubara mengandung unsur-unsur organik yang disebut
maseral. Kematangan maseral merupakan bentuk derajat pembentukan.
Proses terbentuknya batu bara berawal dari endapan tumbuhan yang
berubah menjadi gambut kemudian berubah menjadi batubara muda atau
disebut pula batu bara cokelat. Batu bara muda adalah batu bara adalah
batu bara dengan jenis kematangan maseral rendah.
Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan secara terus menerus
selama jutaan tahun, batu bara muda mengalami perubahan secara
bertahap yang menambah kematangan maseral dan menjadi batu bara
subbituminus, antrasit, dan meta antrasit. Dalam proses pembentukan batu
bara, kematangan maseral menggambarkan perubahan konsentrasi dari tiap
unsur utama pembentuk batu bara. Batu bara yang berkualitas tinggi
semakin keras dan kompak, warnanya semakin hitam mengkilat,
kelembapannya berkurang, dan kadar karbonnya meningkat sehingga
kandungan energinya semakin besar.
2) Proses pembentukan minyak dan gas bumi

TEJO 21
Batuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur 600
juta tahun dan yang termuda berumur 1 juta tahun. Rata-rata batuan yang
mengandung minyak bumi berumur antara 10 juta hingga 270 juta tahun.
Tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan gas bumi yaitu batuan
asal, perpindahan hidrokarbon dari batuan asal menuju batuan reservoir,
dan adanya jebakan geologis.
Bahan baku minyak dan gas bumi berasal dari tumbuhan dan hewan
purba yang mati lalu terkubur pasir dan lumpur di dasar laut selama jutaan
tahun. Selanjutnya akan terbentuk lapisan sedimen kaya zat organik yang
akhirnya akan membentuk batuan. Proses ini akan terus berulang selama
jutaan tahun. Kemudian lapisan batuan tersebut akan menyusut dan
berpindah tempat akibat aktivitas tektonik, lalu membentuk lapisan yang
kaya zat organik yang akhirnya akan membentuk batuan endapan. Proses
ini akan terus berulang dimana satu lapisan akan menutupi lapisan
sebelumnya selama jutaan tahun.
Kemudian lapisan batuan tersebut ada yang menyusut dan berpindah
tempat akibat pergeseran bumi. Tekanan dan temperatur yang tinggi dari
lapisan batuan yang lain akan mendestilasi kandungan bahan organik pada
batuan sendimen lalu mengubahnya menjadi minyak dan gas bumi.
Berdasarkan umur dan kedalamanya, minyak bumi dapat digolongkan
menjadi beberapa jenis, young-shallow, old shallow, young deep, dan old
deep. Minyak jenis old-deep paling banyak dicari karena dapat menghasilkan
bensin.
3) Proses pembentukan mineral
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.
Barang tambang mineral nonlogam. Istilah mineral tidak hanya terkait
komposisi kimianya namun juga struktur mineralnya. Mineral termasuk
dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silika yang
sangat kompleks dengan berbagai macam bentuknya.
Barang tambang mineral logam adalah barang tambang yang
berbentuk bijih, contohnya: bijih besi, emas, tembaga, nikel dan bauksit.
Adapun barang tambang mineral non-logam biasa disebut sebagai bahan
galian industri, contohnya : pasir, batu kapur, intan, belerang dan asbes.
Proses terbentuknya barang tambang mineral akan diuraikan sebagai
berikut.

TEJO 22
 Proses magmatik
Proses magmatik merupakan proses pembentukan mineral dengan
cara pemisahan magma, yang diakibatkan oleh pendinginan dan
membentuk beberapa jenis batuan beku contoh mineral yang dihasilkan
adalah platina, timah, intan, dan tembaga.
 Proses pengendapan dan pelapukan
Proses ini terjadi akibat perubahan sifat fisik dan kimia pada batuan
penyusun kerak bumi akibat pengaruh gaya eksogen. Contoh mineral
yang dihasilkan adalah kaolin.
 Proses hidrotermal
Proses hidrotermal merupakan proses pengendapan larutan sisa
magma yang keluar melalui celah kulit bumi pada temperatur yang
rendah. Contoh mineral yang dihasilkan yaitu adalah kuansa.
 Proses pegmatif
Proses ini merupakan kelanjutan dari proses magmatik yaitu ketika
larutan sisa magma mengalami pendinginan. Contoh mineral yang
dihasilkan adalah emas dan grafit.
 Proses karbonatit
Proses karbonatit merupakan proses pembentukan batuan sedimen
yang tersusun atas mineral-mineral karbonat. Contohnya mineral yang
dihasilkan adalah dolomit.
 Proses skarn
Proses ini merupakan proses pembentukan mineral sebagai efek dari
kontak antara hidrothermal yang mengandung silika dengan batuan
sedimen yang mengandung kalsium. Contoh mineral yang dihasilkan
adalah garnet, klorit, dan kalsit.
 Proses sublimasi
Proses ini merupakan proses pembentukan mineral yang terjadi
akibat proses pemadatan uap/gas yang berasal dari magma. Contoh
mineral yang dihasilkan adalah sulfur.
b. Potensi dan Sebaran Barang Tambang di Indonesia
a) Minyak Bumi dan Gas
Minyak bumi dan gas merupakan minyak mentah berupa campuran dari
berbagai senyawa hidrokarbon. Minyak bumi dan gas bermanfaat sebagai
sumber energi utama yang saat ini banyak dipakai untuk keperluan industri,

TEJO 23
tranportasi, dan rumah tangga. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal,
minyak mentah diproses terlebih dahulu dalam kilang minyak. Penambangan
minyak bumi dan gas dilakukan pada cekungan tersier yang tersebar di
Indonesia. Sedimen tersier adalah endapan yang terbentuk 70.000.000 tahun
yang lalu. Di Indonesia terdapat 60 cekungan sedimen tersier, yang terdiri atas
14 cekungan sudah diproduksi, 10 cekungan terbukti mengandung hidrokarbon
tetapi belum diproduksi, 14 cekungan sudah dibor tetapi belum menunjukkan
hasil dan 22 cekungan belum di ekploitasi secara intensif karena berada di
daerah laut dalam.
Daerah penghasil minyak bumi di Indonesia, meliputi:
 Pulau Sumatera: Lhoksumawe dan Peureula (Aceh); Tanjung Pura (Sumatera
Utara); Dumai dan Sungaipakning (Riau); dan Muara Enim, Plaju, Sungai
Gerong (Sumatera Selatan).
 Pulau Jawa: Wonokromo dan Delta (Jawa Timur); Cepu dan Cilacap (Jawa
Tengah); Majalengka dan Jatibarang (Jawa Barat).
 Pulau Papua: Sorong, Babo, dan Kalmono.
 Kepuluan Maluku: P. Seram dan Tenggara.
 Pulau Kalimantan: Balikpapan, P. Tarakan, P. Bunyu, Rantau, Tanjung,
Amuntai, dan Sungai Mahakam.
Daerah penghasil gas alam untuk bahan bakar elpiji (LPG-Liquefid Petroleum
Gas) terdapat di Arun (Aceh), Bontang (Kalimantan), Jawa Barat, Sumatera
Utara, dan Sumatera Selatan.

Gambar 12. Peta Persebaran Cadangan Minyak Bumi Indonesia


Sumber: http://migas.esdm.go.id/post/category/petadandata/petacadangan

b) Batu Bara

TEJO 24
Batu bara adalah batuan sedimen
yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang
telah mati dan mengendap selama
jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur
penyusun utama adalah karbon,
hidrogen, dan oksigen. Energi yang
dihasilkan batu bara dapat digunakan Gambar 13. Batu Bara

untuk pembangkit listrik, untuk Sumber: https://www.google.co.id/

keperluan rumah tangga (memasak), pembakaran pada industri batu bata atau
genteng, semen, batu kapur, bijih besi dan baja, industri kimia, dan lain-lain.
Cadangan batu bara Indonesia hanya 0,5 % dari cadangan dunia. Namun,
dari segi produksi Indonesia menempati posisi keenam dengan jumlah produksi
mencapai 246 juta ton, peringkat pertama ditempati Tiongkok dengan jumlah
produksi 2.761 juta ton, disusul USA 1007 juta ton, India 490 juta ton, Australia
325 juta ton, Rusia 247 juta ton. Batu bara dapat dijumpai di sejumlah pulau,
yaitu Kalimantan dan Sumatra. Potensi batu bara di kedua pulau tersebut
sangat besar. Pertambangan batu bara di Kalimantan terdapat di Kalimantan
Timur (Lembah Sungai Berau dan Samarinda), Sumatra Barat (Ombilin dan
Sawahlunto), Sumatra Selatan (Bukit Asam dan Tanjung Enim).
c) Emas
Emas terbentuk karena proses magmatisme secara mekanis yang
menghasilkan endapan letakan (placer). Cadangan emas Indonesia berkisar 2,3%
dari cadangan emas dunia. Dengan cadangan sebesar itu, Indonesia menduduki
peringkat ke-7 yang memiliki potensi emas
terbesar di dunia. Sedangkan produksi emas
Indonesia sekitar 6,7% produksi emas dunia
dan menduduki peringkat ke 6 di dunia.
Namun menurut data World Gold Council per
Juni 2015, Indonesia menduduki peringkat
ke 40 dengan cadangan emas sekitar 78,1 ton atau setara dengan 0,24 persen.
Manfaat emas sebagai perhiasan, perlengkapan pesawat ruang angkasa,
investasi, terapi kecantikan, bahan membuatn penghargaan, dan lainnya.
Penambangan emas terdapat di daerah Nangroe Aceh Darussalam
(Meulaboh), Riau (Logos), Bengkulu (Rejang Lebong), Sulawesi Utara (Bolaang
Gambar 14. Biji Emas
Sumber:
https://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20/sumber-energi-
primer-indonesia/

TEJO 25
Mongondow, Minahasa), Kalimantan Barat (Sambas), Jawa Barat (Cikotok,
Pongkor), dan Freeport (Timika, Papua).
d) Tembaga
Pada umumnya bijih tembaga di
Indonesia terbentuk secara magmatik.
Pebentukan endapan magmatik dapat
berupa proses hidrotermal atau
metasomatisme. Cadangan tembaga
Indonesia sekitar 4,1 % dari cadangan
Gambar 15. Biji Tembaga
tembaga dunia (peringkat ke -7 dunia). Sumber:
https://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20/sumber-
Sedangkan dari sisi produksinya energi-primer-indonesia/

mencapai 10,4% dari produksi dunia (peringkat ke-2 dunia). Pada tahun 2014
cadangan tembaga Indonesia mencapai 13,15 juta ton.
Tembaga digunakan untuk kelistrikan seperti kawat, kabel transmisi,
generator, motor listrik, dan sebagainya. Tembaga banyak dimanfaatkan dalam
industri peralatan listrik, industri konstruksi, pesawat terbang, kapal laut, dan
lain-lain. Penambangan tembaga Indonesia terdapat di daerah Papua yaitu
Tembagapura yang dilakukan oleh PT.
Freeport.
e) Timah
Timah terbentuk dari endapan primer
pada batuan granit. Pada daerah sentuhan
batuan endapan metamorf yang biasanya
berasosiasi dengan turmalin dan urat
kuarsa timah. Menurut sejumlah survei Gambar 16. Biji Timah
Sumber:
geologis tahun 2015, cadangan bijih timah terukur di Indonesia adalah yang
https://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20
/sumber-energi-primer-indonesia/
terbanyak kedua di dunia, 800 ribu ton, dan pada 2014 hasil penambangannya
setara 19,77 persen dari produksi global.
Timah dimanfaatkan sebagai bahan baku logam pelapis, solder, cendera
mata, dan lain-lain. Aktivitas penambangan timah terdapat di Sungai Liat (Pulau
Bangka), Manggara (Pulau Belitung), dan Dabo (Pulau Singkep) serta Pulau
Karimun.
f) Pasir besi

TEJO 26
Umumnya pasir besi terdiri atas mineral topak yang bercampur dengan
butiran-butiran dari mineral nonlogam seperti
kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen,
biotit, dan turmalin. Pasir besi dimanfaatkan
untuk kegitatan industri logam dan semen.
Menurut Badan Geologi (KESDM: 2014),
sumberdaya pasir besi yang tersedia 2.121 Gambar 17. Pasir Besi
Sumber: http://wm-site.com/teknologi-bahan/pengaruh-
juta ton dengan besi yang berupa logam sebanyak 425,4 juta ton (2014).
kandungan-lumpur-terhadap-campuran-beton-dan-
mortar
Aktivitas penambangan pasir besi dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah),
Sumatra, Lombok, Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek
(Sulawesi Selatan), dan Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan).
g) Bauksit (Aluminium)
Bauksit merupakan bahan heterogen
yang mempunyai mineral dengan
susunan utama hasil oksidasi
aluminium. Bauksit berguna sebagai
dasar pembuatan aluminium. Bauksit
bermanfaat untuk industri keramik, Gambar 18. Biji Bauksit
Sumber: https://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20/sumber-energi-
logam, kimia, dan matulergi. Indonesia
primer-indonesia/
memiliki potensi bauksit yang cukup besar dengan produksi mencapai
1.262.710 ton. Penambangan bauksit berada di daerah Riau (Pulau Bintan) dan
Kalimantan Barat (Singkawang).
h) Nikel
Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam
batuan ultrabase seperti paridotit, baik Link Tambahan Wawasan:
termetamorfkan ataupun tidak. Cadangan nikel http://kataloggeografi.blogspot.c
indonesia sekitar 2,9% dari cadangan nikel dunia, o.id/2015/09/penggolongan-
branag-tambang.html
dan meupakan peringkat ke-8 sedangkan dari sisi
produksi adalah 8,6% dan merupakan peringkat ke -4 dunia. Persebarannya
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku.

Tabel 6. Potensi Barang Tambang Indonesia tahun 2012


Komoditi Sumberdaya (Juta Ton) Cadangan (Juta Ton)
Tembaga 66,20 41,47
Emas Primer 0,005 0,003

TEJO 27
Perak 036 0,011
Biji Nikel 1.338,20 627,80
Pasir Besi 47,17 9,60
Bauksit 207,93 23,94
Timah 0,62 0,46
Sumber: Alamsyah dalam Djamaluddin, (2012: 3)

Tabel 7. Potensi Sumberdaya Mineral Indonesia tahun 2014


Sumerdaya (Juta Ton) Cadangan (Juta Ton)
No. Komoditas
Bijih Logam Bijih Logam
1. Emas
7.670 0,007 3.225 0,003
Primer
2. Bauksit 1.348 529,3 586 238
3 Nikel 3.712 52,2 1.155 22
4 Tembaga 18.285 106,2 2.720 28
5 Besi 712 401,8 66 40
6 Pasir Besi 2.121 425,4 174 25
7 Mangan 16 6,3 4 3
8 Zinc 625 7,3 6 0,8
9 Timah 449 2,3 801 0,3
10 Perak 13.755 0,8 3.253 0,0
Sumber: Badan Geologi dalam KESDM, Oktober 2015

c. Sebaran Barang Tambang di Carilah!

Indonesia
1) Carilah potensi barang tambang mineral nonlogam
1) Mineral Logam yang ada di Indonesia!
2) Tuliskanlah mengapa di Indonesia banyak terdapat
Mineral logam dibedakan barang tambang!
menjadi lima macam yaitu logam 3) Carilah contoh kasus pertambangan yang ada di
dasar, logam besi, logam mulia, Indonesia! Berikan pendapat kalian! Berikan solusinya!

dan logam radioaktif. Potensi 4) Carilah sumber-sumber yang relevan untuk menjawab
tugas ini!
pemanfaatan mineral dan wilayah
5) Kumpulkan tugas kalian pada Guru kalian!
persebarannya dijelaskan pada
tabel sebagai berikut.
Tabel 8. Persebaran Mineral Logam
Jenis Contoh Mineral
Mineral Logam dan Wilayah Persebaran
Logam Kegunaannya
Tembaga Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Nusa
Tenggara, Maluku, Papua
Logam Dasar Timah P. Bangka, P. Batam, P. Bintan, Kep. Lingga, Riau, Jambi.
Timbal Sumatera, Jawa, kalimanta, Sulawesi, Papua
Air raksa Sumatra Barat, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah
Logam besi Besi Aceh, Sumatra Barat, Lampung, NTT, Sulawesi Selatan
Mangan Jawa Barat, Yogyakarta, P. Timor, Kalimantan Timur,
Kalimantan Barat, Maluku
Nikel Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku
Logam Aluminium Kalimantan Tengah
Ringan Magnesium Lampung
Emas Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua
Logam Mulia Perak Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi
Utara, Papua
Platinum Riau
Logam Uranium Papua
Radioaktif Radium
Plutonium

TEJO 28
2) Mineral nonlogam
Mineral non logam diklasifikasikan menjadi beberapa jenis bahan galian yaitu
bahan galian bangunan, bahan galian industri, bahan galian batu permata, dan
bahan galian mineral keramik. Wilayah persebaran mineral non logam dijelaskan
pada tabel sebagai berikut.
Tabel 9. Persebaran Mineral Nonlogam
Jenis Mineral Contoh Mineral
Wilayah Persebaran
Non Logam Nonlogam
Pasir Hampir seluruh Indonesia terutama yang memiliki sungai
Bahan galian Marmer Sumbar, Lampung, Jatim, Jateng, NTT, Maluku
bangunan
Batu apung Kal Bar, Pulau Lombok

Belerang Sum-Ut, Ja-Bar, Ja-Tim, Sul-Ut


Aceh, Sum-Bar, Sum-Sel, P.Jawa, P.Bali, P.Sumbawa.
Batu gamping
Bahan galian P.Sumba
industri Polewali Mandar(Sul-Bar), Sanggau(Kal-Bar), Teluk
Mika
Wondama( Papua)
Martapura(Kal-Sel), Murrung Raya(Kal-Sel), Banjar
Intan
Bahan galian Baru(Kal-Sel)
batu permata Safir Kalimantan
Jade/giok Aceh, Ja-Teng, Sul-Tenggara, P. Helmahera
Bahan galian kaolin Kalimantan
mineral
keramik Pasir kuarsa Riau, P. Bangka, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Papua.
Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Sulawesi
Lempung
Selatan, Maluku

Gambar 19. Peta Sebaran Barang Tambang di Indonesia


Sumber: http://geoenviron.blogspot.co.id/2013/02/persebaran-barang-tambang-di-
indonesia.html
3. Potensi dan Sebaran Sumberdaya Kelautan Indonesia
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki sekitar
17.508 pulau, dan garis pantai sepanjang 99.093 km (data dari Badan Iformasi
Geospasial), yang disatukan oleh laut seluas 5,8 juta km2, dengan wilayah
daratan seluas 1.860.359,67 km2. Luas laut Indonesia dapat dirinci sebagai
berikut:

TEJO 29
Tabel 10. Luas Zona Perairan Laut Indonesia
No. Perairan Luas (Km2)

1. Perairan Kepulauan/ Laut Nusantara 2,3 Juta

2. Perairan Teritorial 0,8 Juta

3. Perairan ZEE 2,7 Juta

Jumlah 5,8 Juta

Sumber: Nym Ngurah Adisanjaya (2009: 3)


Potensi wilayah pesisir dan laut Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Potensi Sumberdaya Kelautan yang dapat Diperbaharui (Renewable
Resource)
1) Potensi Perikanan
Potensi wilayah pesisir dan lautan lndonesia dipandang dari segi
perikanan meliputi perikanan laut (Tuna/Cakalang, Udang, Demersal,
Pelagis kecil, dan lainnya) sekitar 4.948.824 ton/tahun, mariculture (rumput
laut, ikan, dan kerang-kerangan serta mutiara) sebanyak 528.403
ton/tahun, perairan umum 356.020 ton/tahun, budidaya tambak 100
ton/tahun, dan budidaya air tawar 1.039,100 ton/tahun. Potensi kelautan
secara total potensi sumberdaya perikanan Indonesia senilai US$
71.935.651.400 dan yang baru sempat digali sekitar US$ 17.620.302.800
atau 24,5 %. Hal tersebut menunjukkan masih perlu adanya pengembangan
potensi bioteknologi sumber daya perikanan Indonesia.

Gambar 20. Peta Persebaran Sumberdaya Ikan di Indonesia


Sumber: http/image.slidesharecdn.com/perikanan-13505030240-phpapp01/95/geografi-perikanan
Berdasarkan gambar mengenai peta persebaran sumberdaya ikan dapat
terlihat bahwa hampir seluruh laut Indonesia memiliki potensi dalam hal
perikanan karena memang potensi kelautan Indonesia paling besar adalah
potensi perikanan. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan
berdasarkan kesepakatan para pakar, peneliti, dan praktisi perikanan maka

TEJO 30
telah ditetapkan pembagian wilayah yang dikenal dengan WPP (Wilayah
Pengelolaan Perikanan) dengan mempertimbangkan aspek biologi dan
lingkungan sumberdaya ikan, seperti yang terlihat pada gambar dibawah
ini.

Gambar 21. Pembagian Wilayah Pengelolaan Perikanan


Sumber: Departemen Kelautan dan Perikanan,2002 dalam Nym Ngurah Adisanjaya (2009: 5)

2) Potensi Hutan Mangrove


Hutan mangrove yang masih baik hingga saat ini sekitar 3.7160 hektar,
sedangkan yang lainnya rusak atau dalam keadaan sedang. Hal tersebut
dipaparkan pada saat workshop pengembangan Ekowisata untuk Mendukung
Konservasi Mangrove di Banyuwangi, Jawa Timur tahun 2012
(Nationalgeographic.co.id). Berdasarkan data tahun 1999-2005 menunjukkan
bahwa hutan bakau telah berkurang sebanyak 5,58 juta hektar atau sekitar
64% dari luas hutan mangrove seluruhnya yang seharusnya 8,6 juta hektar.
Luas terbesar hutan mangrove ada di Papua yaitu 3,6 juta hektar,
sedangkan Kalimantan sekitr 165 ribu hektar. Sumatera 417 ribu hektar.
Sulawesi 53 ribu hektar, Jawa 34,4 ribu hektar, Bali dan Nusa Tenggara
3,67 hektar. Perkembangan hutan mangrove dipengaruhi oleh air laut
(pasang), air tawar sebagai sumber makanannnya, serta endapan
(sedimentasi) lumpur yang substratnya berasal dari erosi daerah hulu.
Berikut peta persebaran hutan mangrove di Indonesia.

Gambar 22. Peta Persebaran Hutan Mangrove (gambar boleh diganti)


Sumber: http://pinterdw.blogspot.co.id/2012/01/kondisi-mangrove-di-indonesia.html

TEJO 31
3) Potensi Bioteknologi
Salah satu potensi terpendam yang dimiliki negara ini adalah potensi
bioteknologi kelautan, sebagai negara maritim terbesar, Indonesia
menyimpan berbagai potensi produk kelautan terbaik dan diantaranya dapat
diolah menjadi produk-produk bioteknologi kelautan, baik untuk industri
pangan, nonpangan, produk kosmetik hingga produk farmasi. Tersebar
hampir di seluruh laut Indonesia.
Contohnya Indonesia merupakan negara penghasil rumput laut terbesar
didunia. Produk Alginat, polimer linier organik polisakarida yang terdiri dari
monomor α-L asam guluronat (G) dan β-D asam manuronat (M) ini
merupakan produk turunan dari rumput laut. Alginat banyak digunakan
untuk industri tekstil yaitu sekitar 50%, industri pangan 30%, Industri
kertas 6%, welding rods 5%, farmasi 5%, dan lain-lainnya 4% (Mc. Hugh,
2008). Berdasarkan data LIPI kebutuhan Alginat dalam negeri mencapai
2000 ton setiap tahunnya dan seluruhnya diimpor dari AS, China, Jepang
dan Perancis. Menurut data UN Comtrade pada tahun 2014 Indonesia
mengimpor Alginat dengan nilai U$ 8.576.000 atau sekitar 111 milyar
rupiah. Amerika Serikat kini telah memetakan 4 pilar bidang bioteknologi
yang akan mendominasi dunia di masa depan, yaitu: health care, pertanian,
industri (energi, katalis), dan lingkungan.
b. Potensi Sumberdaya Kelautan yang Tidak dapat Diperbaharui
(Unrenewable Resource)
Pesisir laut Indonesia memiliki potensi sumberdaya tidak pulih yaitu
cadangan minyak dan gas, mineral dan bahan tambang yang besar. Di
Indonesia terdapat 60 cekungan sedimen tersier, yang terdiri atas 14 cekungan
sudah diproduksi, 10 cekungan terbukti mengandung hidrokarbon tetapi
belum diproduksi, 14 cekungan sudah dibor tetapi belum menunjukkan hasil
dan 22 cekungan belum di ekploitasi secara intensif karena berada di daerah
laut dalam. Diperkirakan ke-40 cekungan itu berpotensi menghasilkan 106,2
miliar barel minyak, namun baru 16,7 miliar barel yang diketahui dengan
pasti, 7,5 miliar barel di antaranya sudah dieksploitasi. Sedangkan sisanya
sebesar 89,5 miliar barel berupa kekayaan yang belum terjamah.
Potensi kekayaan tambang dasar laut sendiri meliputi aluminium,
mangan, tembaga, zirconium, nikel, kobalt, biji besi non titanium, vanadium,
dan lain sebagainya yang sampai sekarang belum teridentifikasi dengan baik

TEJO 32
sehingga diperlukan teknologi yang maju untuk mengembangkan potensi
tersebut.
c. Potensi Energi Laut
Energi laut ini diperoleh dari gelombang laut, pasang surut, Oceanic
Thermal Energy Conversion (OTEC), dan angin. Sumber energi yang dapat
dihasilkan adalah sumber energi listrik yang dapat dimanatkan dalam
kehidupan sehari-hari. OTEC juga menghasilkan hydrogen, lithium dan energi
lainnya yang sangat beranfaat bagi kehidupan manusia.
d. Potensi Wisata Laut (Bahari)
Laut merupakan salah satu habitat terbesar bagi biota laut.
Keanekaragaman biota laut tersebut membentuk suatu susunan keindahan
alam yang mempesona, jadi laut memiliki potensi besar sebagai tempat untuk
berwisata para wisatawan dengan menikmati keindahan suasana laut,
terumbu karang, ikan dan sebagainya. Selain itu laut juga dapat digunakan
sebagai tempat untuk olahraga diving, snorkelling, maupun berselancar
(surfing).
Taman laut yang menjadi zona indah sebagai pelestarian keindahan laut
dibagi menjadi beberapa zona untuk mengatur kegiatan yang dapat dan tidak
dapat dilakukan. Misalnya taman laut dilarang untuk kegiatan penambangan
minyak dan gas bumi, karena akan digunakan sebagai zona perlindungan ikan,
biota laut dan ekologi tertentu. Taman Laut yang terkenal di Indonesia antara
lain Bunaken di Sulawesi Utara, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Raja
Ampat di Papua Barat.
e. Potensi Geopolitis
Indonesia memiliki posisi strategis antar benua yang menghubungkan
negara-negara ekonomi maju. Posisi geopolitis strategis tersebut memberikan
peluang Indonesia sebagai jalur ekonomi, misalnya beberapa selat strategis
jalur perekonomian dunia berada di wilayah NKRI yakni Selat Malaka, Selat
Sunda, Selat Lombok, Selat Makasar dan Selat Ombai-Wetar. Potensi geopolitis
ini dapat digunakan Indonesia sebagai kekuatan Indonesia dalam percaturan
politik dan ekonomi antar bangsa.
f. Potensi Perekonomian
Potensi wilayah pesisir dan lautan Indonesia dipandang dari segi
perekonomian yaitu sebagai pusat perdagangan perikanan tangkap, perikanan
budidaya, pertambangan, transportasi laut, dan pariwisata bahari. Potensi

TEJO 33
penduduk yang berada menyebar di pulau-pulau merupakan aset yang
strategis untuk peningkatan aktivitas ekonomi antar pulau sekaligus
pertahanan keamanan negara.
4. Potensi dan Sebaran Sumberdaya Pariwisata Indonesia
Potensi wisata adalah sumberdaya alam yang beraneka ragam, dari aspek
fisik dan hayati, serta kekayaan budaya manusia yang dapat dikembangkan
untuk pariwisata. Sumberdaya wisata dapat diartikan sebagai unsur-unsur
lingkungan alam atau yang telah diubah oleh manusia yang dapat memenuhi
keinginan wisatawan (Chafid Fandeli, 2001: 48-67). Hal yang membuat suatu
wisata menjadi tujuan utama wisatawan karena atraksi yang dipertunjukkan dan
kondisi daerah tujuan wisata itu sendiri.
a. Atraksi Wisata (Obyek Wisata)
Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang
menjadi pendorong kehadiran wisatawan menuju daerah wisata. Ada tiga
bentuk obyek wisata yaitu:
1) Objek wisata alam ( natural resources)
Bentuk dan wujud dari objek wisata ini berupa pemandangan alam.
Objek wisata berwujud pada lingkungan, pegunungan, hutan,
pantai,maupun lingkungan hidup yang berupa flora dan fauna.
2) Objek wisata budaya ( cultural resources)
Bentuk dan wujud dari objek wisata ini lebih banyak dipengaruhi oleh
lingkungan maupun kehidupan manusia, seperti tarian tradisional ataupun
kesenian, upacara adat, upacara keagamaan.
3) Objek buatan manusia ( Man Made Resources)
Bentuk dan wujud objek wisata ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas
manusia. Wujudnya berupa museum, tempat ibadah, dan kawasa wisata
dibangun seperti Taman Mini Indonesia Indah.
b. Daerah Tujuan Wisata (DTW)
Menurut Oke A. Yoeti (2008: 48), suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) harus
mempunyai tiga syarat daya tarik untuk menjadi temapat wisata, yaitu:
1) Ada sesuatu yang bisa dilihat ( something to see).
2) Ada sesuatu yang bisa dikerjakan ( something to do).
3) Ada sesuatu yang bisa dibeli ( something to buy).

TEJO 34
Menurut Oka A. Yoeti dalam A. Hari Karyono (1997: 28-29), hal-hal yang
dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata (DTW)
antara lain:
1) Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (natural amenities),
misalnya: iklim, bentuk tanah dan pemandangan, hutan belukar (The Sylvan
elements), fauna dan flora, serta pusat-pusat kesehatan (health center).
2) Hasil ciptaan manusia (Man made supply), misalnya: momentum sejarah,
sisa peradaban masa lalu, acara tradisional serta rumah ibadah.
3) Tata cara hidup masyarakat (The way of life), misalnya upacara keagamaan.
Pada tahun 2017 ini Kementrian Pariwisata Indonesia sedang gencar-
gencarnya mencanangkan program Wonderful Indonesia-Jelajah Pesona
Indonesia. Berikut 10 lokasi prioritas program tersebut.

Gambar 23. 10 Lokasi Destinasi Prioritas Pariwisata


Sumber: Kementrian Pariwisata, Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas 2016-2019 (Dadang
Rizki Ratman, 2016: 32)

c. Potensi Pariwisata Indonesia


1) Potensi Pariwisata Alam
Pariwisata alam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata
alam, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam serta usaha-
usaha yang terkait di bidang tersebut. Indonesia mempunyai banyak sekali
objek wisata alam. Hal tersebut karena bentuk negara Indonesia berupa
kepulauan dengan rangkaian Pengunungan Sirkum Mediterania dan Sirkum
Pasifik melahirkan objek wisata alam yang sangat beragam. Objek dan daya
tarik wisata alam tersebut meliputi obyek wisata alam pantai dan danau,
taman nasional dan gunung.

TEJO 35
a) Objek Wisata Pantai
Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga banyak dijumpai
pantai yang indah di setiap pulaunya. Panjang garis pantai Indonesia
tercatat sekitar 81.290 km menyebabkan Indonesia menjadi negara bergaris
pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Hal tersebut
menyebabkan hampir seluruh provinsi di Indonesia dijumpai objek wisata
pantai. Contoh obyek wisata pantai Indonesia yaitu: Pantai Indrayanti,
Pantai Baron, Pantai Krakal (Gunung Kidul, Yogyakarta), Pantai Maimol
(Alor, NTT), Pantai Pink (Pulau Komodo), dan laninnya.

Gambar 24. Pantai Pink Pulau Komodo, NTT


Sumber: http://anekatempatwisata.com/wp-
content/uploads/2015/08/Pantai-Pink-Pulau-Komodo.jpg
b) Obyek Wisata Danau
Danau merupakan salah satu bentukan alam yang menakjubkan, baik
dari segi proses terbentuknya maupun keindahan alam sekitarnya. Danau di
Indonesia ada 2 jenis yaitu danau alami dan danau buatan, keduanya
menawarkan keindahan dan wisata air yang berbeda-beda. Hal tersebut
menyebabkan banyak wisatawan yang tertarik untuk berkunjung melihat
dan menikmati keindahan alam danau. Contoh obyek wisata danau yaitu:
Danau Toba (Sumatera Utara), Danau Kelimutu (Flores, NTT), Danau
Labuan Cermin (Biduk-Biduk, Kalimantan Timur), Danau Maninjau (Agam,
Sumatera Barat), obyek wisata Waduk Cirata, Waduk Jatiluhur (Purwakarta,
Jawa Barat) dan sebagainya.

TEJO 36
Gambar 25. Danau Labuan Cermin
Sumber: https://ksmtour.com/informasi/tempat-wisata/kalimantan-
timur/danau-labuan-cermin-danau-dua-rasa-kalimantan-timur.html

c) Objek Wisata Taman Nasional dan Taman Laut


Saat ini terdapat 50 taman nasional di Indonesia yang pengelolaannya di
bawah Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Enam diantaranya,
ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Sites). Hal tersebut
menyebabkan Indonesia kaya akan flora dan fauna. Seperti Taman Nasional
Tanjung Puting sebagai habitat Orangutan, Pulau Komodo yang hanya ada
satu di dunia, dan Taman Nasional Loretz yang memiliki keistimewaan es
tropis abadi. Di taman nasional ini banyak terdapat satwa langka, seperti
badak bercula satu di Ujung Kulon, gajah di Way Kambas, tarsius di
Tangkoko Batuangus, dan Harimau di bukit barisan selatan. Selain taman
nasional, juga terdapat taman laut.
Taman Laut adalah suatu daerah laut yang ditetapkan sebagai tempat
pelestarian sumberdaya laut. Di daerah tersebut diatur zona-zona untuk
mengatur kegiatan yang dapat dan tidak dapat dilakukan, misalnya
pelarangan kegiatan seperti penambangan minyak dan gas bumi,
perlindungan ikan, biota laut lain dan ekologinya untuk menjamin
perlindungan yang lebih baik. Taman Laut yang terkenal di Indonesia
antara lain Bunaken di Sulawesi Utara, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan
Raja Ampat di Papua Barat.
d) Objek Wisata Gunung
Obyek wisata yang dapat dijumpai pada daerah gunung atau
pegunungan yaitu wisata air terjun, bumi perkemahan, tempat camping,
daerah kawah gunung, daerah sumber air panas, dan daerah aliran sungai.

TEJO 37
Obyek wisata kawah gunung di Indonesia meliputi Gunung Bromo,
Tangkuban Parahu, dan Papandayan. Gunung juga biasa dijadikan sebagai
sarana pendakian untuk wisata minat khusus.

Gambar 26. Gunung Papandayan


Sumber:
https://www.google.co.id/search?q=gunung+papandayan&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ve
d=0ahUKEwjEvsOZrOXUAhXLtY8KHfuGD0EQ_AUICigB&biw=1366&bih=613#imgrc=_

2) Potensi Pariwisata Budaya


Indonesia memiliki beraneka
ragam suku bangsa sehingga
budayanyapun sangat beragam.
Setiap daerah memiliki keunikan
dan ciri khas masing-masing. Budaya
dari adat-istiadat setiap suku seperti
tari-tarian, rumah adat, ukiran, alat
musik, pakaian, upacara
Gambar 27. TariPendet
pernikahan, upacara kematian, dan upacara kehidupan lainnya memiliki
daya tarik wisatawan tersendiri untuk dinikmati keindahannya. Contoh
wisata budaya Indonesia yaitu pertunjukkan tarian Reog Ponorogo (Jawa
Timur), pertunjukkan alat musik angklung (Jawa Barat), tari
Kecak (Bali) dan tari Saman (Aceh).
3) Potensi Pariwisata Sejarah Carilah!
Indonesia sangat kaya akan a. Carilah permasalahan mengenai eksploitasi
SDA kehutanan, pertambangan, kelautan
peninggalan sejarah, peninggalan
dan pariwisata di Indonesia!
benda-benda kuno, dan bangunan
b. Tuliskanlah pendapat kalian mengenai
candi peninggalan masa lalu yang masalah tersebut!

merupakan objek menarik bagi


c. Berikanlah solusinya!
wisatawan dalam negeri maupun luar
d. Kumpulkan tugas pada Guru kalian!
negeri untuk berkunjung. Hal tersebut

TEJO 38
dikarenakan Indonesia telah melalui beberapa zaman yaitu zaman pra-
sejarah, zaman Majapahit, zaman Islam, dan zaman Kolonialisme yang
mengakibatkan banyak sekali peninggalan-peninggalan kuno yang diwarisi,
seperti candi, makam, benteng, tempat pengasingan, istana kerajaan,
monumen maupun museum. Daya tarik dari wisata sejarah meliputi nilai
sejarah; keindahan dan keunikan bentuk benda-benda peninggalan kuno;
nilai patriotism; serta nilai-nilai perjuangan yang telah dilalui oleh Bangsa
Indonesia. Contoh obyek wisata sejarah Indonesia yaitu wisata Candi
Borobudur, Candi Prambanan, Monumen Nasional dan lainnya.
Berikut sebaran 25 Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN)
Prioritas.

Gambar 28. Sebaran 25 KSPN Prioritas


Sumber: Kementerian Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Investasi Pariwisata
(2016: 31)
C. Analisis Dampak Mengenai Lingkungan (AMDAL)
1. Definisi dan Tujuan AMDAL
a. Definisi AMDAL
AMDAL memiliki posisi sebagai pendekatan tingkat proyek dalam
pengelolaan/manajemen lingkungan, namun bukan satu-satunya perangkat
untuk mengantisipasi permasalahan lingkungan. Beberpaa definsi AMDAL:

TEJO 39
1) PP No. 4 tahun 1982 dan PP No. 51 tahun 1993, AMDAL adalah hasil studi
emngenai dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.
2) UU No. 23 tahun 1997 dan PP No. 27 tahun 1999, AMDAL adalah kejian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
3) PP No. 27 Tahun 2012 tentang izin lingkungan dan PermenLH No. 05 Tahun
2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki
analisis mengenai dampak lingkungan hidup, AMDAL adalah kajian
mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, AMDAL merupakan
keseluruhan proses pelestarian lingkungan mulai dari kerangka acuan, analisis
dampak lingkungan (andal), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RTL),
1) Kerangka Acuan adalah ruang lingkup kajian analisis dampak lingkungan
hidup yang merupakan hasil perlingkupan.
2) Andal adalah hasil telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak
penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
3) RKL adalah upaya penanganan dampak terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
4) RPL adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena
dampak akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
b. Tujuan AMDAL
Tujuan AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan
serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah
mungkin. Dengan demikian tujuan AMDAL sebagai berikut:
1) AMDAL diperlukan untuk menunjang pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
2) AMDAL berguna untuk mengurangi damapak negatif dan menyempurnakan
dampak positif terhadap lingkungan.
3) AMDAL merupakan perangkat yang sangat berguna bagi pemodal suatu
usaha, pemerintah, dan masyarakat.

TEJO 40
2. Pihak-Pihak yang Berkepentingan dalam AMDAL
Beberapa pihak memiliki kepentingan dalam AMDAL. Kepentingan tiap
pihak berbeda berdasarkan perspektifnya masing-masing. Beberapa pihak yang
memiliki kepentingan dalam AMDAL antara lain
a. Pemilik Proyek
Kepentingan AMDAL bagi pemilik proyek intinya digunakan untuk
memperoleh izin proyek. Untuk dapat mengetahui dimana dan sejauh mana
peranan andal, RKL, RPL di dalam pengelolaan proyek terlebih dahulu harus
diketahui fase-fase dari pengelolaan proyek. pada umumnya fase-fase
pengelolaan proyek dapat dibagi sebagai berikut:
1) Fase identifikasi.
2) Fase studi kelayakan.
3) Fase desain kerekayasaan atau disebut juga fase rancangan.
4) Fase pembangunan proyek.
5) Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi.
6) Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca operasi.
Andal merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang
diisyaratkan untuk mendapatkan perizinan selain studi kelayakan teknis dan
studi kelayakan ekonomis, dengan melaksanakan kedua studi ini dapat saling
memberikan masukan sehingga dapat dilakukan optimasi untuk mendapatkan
keadaan yang optimum bagi proyek tersebut, terutama dampak lingkungan
dapat dikendalikan melalui pendekatan teknis atau dapat disebut sebagau
penekanan dampak negatif dengan engineering approach, pendekatan ini
biasanya akan dapat menghasilkan biaya pengolaan dampak yang murah.
b. Pemerintah
Salah satu tugas dari pemerintah dalam mengarahkan dan mengawasi
pembangunan adalah menghindarkan dampak negatif dari proyek
pembangunan pada lingkungan hidup dan sumberdaya alam disamping
menghindarkan pula terjadinya perselisihan yang dapat timbul antara proyek
satu dengan proyek pembangunan lainnya. Keputusan-keputusan yang dapat
diambil dari AMDAL antar lain sebagai berikut.
1) Proyek tidak boleh dibangun
2) Proyek boleh dibangun sesuai dengan persyarata tertentu yang harus diikuti
pemilik proyek.
3) Proyek boleh dibangun sesuai dengan usulan.

TEJO 41
Dengan mempelajari amdal, pengambilan keputusan menganalisis hal-hal
sebagi berikut.
1) Apakah proyek akan menimbulkan dampak pada kualitas lingkungan hidup
melampaui ambang yang sudah diterapkan.
2) Apakah proyek akan menimbulkan dampak pada proyek lain sehingga
terjadi pertentangan.
3) Apakah proyek akan menimbulkan dampak negatif yang tidak dapat
ditoleransi dan membahayakan kselamatan masyarakat.
4) Sejauh mana pengaruh proyek terhadap lingkungan yang lebih luas.
c. Pemilik Modal
Untuk membangun proyek modal yang dipinjam dari bank, baik bank
nasional atau bank internasional seperti Bank Dunia (Word Bank) atau Bank
Pembangunan Asia (Asian Development Bank) akan diminta laporan Amdal
sebagai persyaratannya. Untuk bank internasional biasanya setiap permintaan
pinjaman diminta penyertaan laporan Andal. Bank nasionalpun akan
memintakan Andal pula terutama untuk proyek-proyek yang besar. Dengan
demikian Andalpun bermanfaat bagi pemilik modal. Keuntungan laporan
Amadal biasanya dirumuskan sebagai berikut:
1) Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan pada proyek dapat
mencapai tujuan dari misi bank dalam membantu pembangunan atau
pemilik modal yang memberikan pinjaman.
2) Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan dapat dibayar
kembali oleh proyek sesuai pada waktunya, sehingga modal tidak hilang.
3) Menentukan prioritas peminjaman sesuai dengan misinya.
4) Pengaturan modal dan promosi dari berbagai sumber modal.
d. Masyarakat
Kepentingan masyarakat dalam AMDAL karena masyarakat adalah salah
satu dampak penting. Manfaat dari AMDAL bagi masyarakat antara lain
adalah:
1) Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya, hingga dapat
mempersiapkan diri di dalam penyesuaian kehidupan apabila diperlukan.
2) Mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah proyek dibangun
hingga dapat memanfaatkan kesempatan yang dapat menguntungkan
dirinya dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian yang dapat diderita
akibat adanya proyek tersebut.

TEJO 42
3) Turut serta dalam pembangunan didaerah sejak dari awal, khususnya
didalam memberikan masukan informasi-informasi ataupun ikut langsung
dalam membangun dan menjalankan proyek.
4) Pemahaman hal ihwal mengenai proyek secara jelas akan ikut
menghindarkan timbulnya kesalahpahaman, hingga dapat menggalang kerja
sama yang saling menguntungkan.
5) Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan proyek
tersebut khususnya hak dan kewajiban di dalam ikut menjaga dan
mengelola kualitas lingkungan.
e. Penelliti atau akademisi
Tanggungjawab pemilik proyek untuk menyelenggarakan AMDAL tidak
berarti bahwa pemilik proyek tersebut harus melakukan sendiri. Pemilik
proyek dapat menyerahkan pelaksanaan studi AMDAL kepada konsultan
swasta, universitas, peneliti, atau pihak lain berdasar saran pemerintah.
Manfaat AMDAL bagi peneliti ataupun akademisi antara lain adalah :
1) Berguna dalam penembangan ilmu pengetahuan.
2) Berguna dalam penelitian ilmiah.
3) Berguna dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peneliti.
3. Usaha dan/Atau Kegiatan yang Harus Memiliki AMDAL
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal) ditetapkan berdasarkan:
a. Potensi dampak penting
Potensi dampak penting bagi setiap jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut
ditetapkan berdasarkan:
1) Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan;
2) Luas wilayah penyebaran dampak;
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
5) Sifat kumulatif dampak;
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan
7) Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan/atau
8) Referensi internasional yang diterapkan oleh beberapa negara sebagai
landasan kebijakan tentang AMDAL.

TEJO 43
b. Ketidakpastian kemampuan teknologi yang tersedia untuk menanggulangi
dampak penting negatif yang akan timbul.
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup berdasarkan PermenLH Nomor 05
tahun 2012 :
1) Bidang Multisektoral. Bidang Multisektor berisi jenis kegiatan yang bersifat
lintas sektor. Jenis kegiatan yang tercantum dalam bidang multisektor
merupakan kewenangan Kementerian/Lembaga Pemerintah
Nonkementerian terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.
Contoh : pemotongan bukit dan pengurugan lahan dengan Volume ≥
500.000 m3.
2) Bidang Pertahanan. Secara umum, kegiatan berkaitan dengan aktivitas
militer dengan skala/besaran yang berpotensi menimbulkan dampak
penting antara lain potensi terjadinya ledakan serta keresahan sosial
akibat kegiatan operasional dan penggunaan lahan yang cukup luas.
Contoh : pembangunan pengkalan TNI AU kelas A dan B
3) Bidang Pertanian. Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan
usaha budidaya tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan berupa
erosi tanah, perubahan ketersediaan dan kualitas air akibat kegiatan
pembukaan lahan, persebaran hama, penyakit dan gulma pada saat
beroperasi, serta perubahan kesuburan tanah akibat penggunaan
pestisida/herbisida. Disamping itu sering pula muncul potensi konflik
sosial dan penyebaran penyakit endemik. Contoh : Budidaya tanaman
hortikultura dengan atau tanpa unit pengolahannya, dengan luas ≥
5000ha.
4) Bidang Perikanan dan Kelautan. Pada umumnya dampak penting yang
ditimbulkan usaha budidaya tambak udang dan ikan adalah perubahan
ekosistem perairan dan pantai, hidrologi, dan bentang alam. Pembukaan
hutan mangrove akan berdampak terhadap habitat, jenis dan kelimpahan
dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang berada di kawasan tersebut.
Pembukaan hutan mangrove dimaksud wajib sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan, seperti memperhatikan kelestarian sempadan
pantai mangrove, tata cara konversi mangrove yang baik dan benar untuk
meminimalisasi dampak, dan lain sebagainya. Contoh : Budidaya tambak

TEJO 44
udang/ikan tingkat teknologi maju dan madya dengan atau tanpa unit
pengolahannya dengan luas ≥ 50ha.
5) Bidang kehutanan. Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan
adalah gangguan terhadap ekosistem hutan, hidrologi, keanekaragaman
hayati, hama penyakit, bentang alam dan potensi konflik sosial. Contoh :
usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (UPHHK) dari Hutan Alam.
6) Bidang perhubungan. Contoh : pembangunan jalur kereta api dengan atau
tanpa stasiunnya pada permukaan tanah sepanjang ≥ 25km.
7) Bidang teknologi satelit. Contoh : pembangunan fasilitas uji static dan
fasilitas peluncuran roket.
8) Bidang perindustrian. Industri semen (yang dibuat melalui produksi
kanker)
9) Bidang pekerjaan umum. Beberapa kegiatan pada bidang Pekerjaan Umum
mempertimbangkan skala/besaran kawasan perkotaan (metropolitan,
besar, sedang, kecil) yang menggunakan kriteria yang diatur dalam
peraturan perundangan yang berlaku yang mengatur tentang
penyelenggaraan penataan ruang (Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun
2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang) atau penggantinya.
Contoh : pengembangan rawa reklamasi rawa untuk kepentingan irigasi
dengan luas ≥ 1.000ha.
10) Bidang perumahan dan kawasan permukiman. Contoh : Pembangunan
Perumahan dan kawasan Permukiman dengan pengelola tertentu :
a. Kota Metropolitan, luas ≥ 25ha
b. Kota besar, luas ≥ 50ha
c. Kota sedang dan kecil, luas ≥ 100ha
d. Untuk keperluan settlement transmigrasi ≥ 2000ha
11) Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral. Contoh : penambangan di laut.
12) Bidang pariwisata. Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan
adalah gangguan terhadap ekosistem, hidrologi, bentang alam dan potensi
konflik sosial. Contoh : taman rekreasi dengan luas ≥ 100ha.
13) Bidang ketenaganukliran. Secara umum, kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan pengembangan dan penggunaan teknologi nuklir selalu memiliki
potensi dampak dan risiko radiasi. Persoalan kekhawatiran masyarakat
yang selalu muncul terhadap kegiatan-kegiatan ini juga menyebabkan

TEJO 45
kecenderungan terjadinya dampak sosial. Contoh : Pembangunan dan
pengoperasian reaktor nuklir.
14) Bidang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3). Kegiatan
yang menghasilkan limbah B3 berpotensi menimbulkan dampak terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia, terutama kegiatan yang dipastikan
akan mengkonsentrasikan limbah B3 dalam jumlah besar. Kegiatan-
kegiatan ini juga secara ketat diikat dengan perjanjian internasional
(konvensi basel) yang mengharuskan pengendalian dan penanganan yang
sangat seksama dan terkontrol. Contoh : Industri jasa pengelolaan limbah
B3 yang melakukan kombinasi 2 (dua) atau lebih kegiatan meliputi:
pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan limbah B3.
4. Proses dan Prosedur Pelaksanaan AMDAL

Gambar 29. Prosedur Pelaksanaan AMDAL

Prosedur pelaksanaan AMDAL berdasarkan PP 51 tahun 1993, didahului


oleh Penapisan (screening) apakah proyek akan memerlukan AMDAL atau tidak.
AMDAL terdiri atas beberapa langkah, yaitu:
a. Identifikasi dampak penting (penapisan) dan pelingkupan.
1) Penapisan
Penapisan bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang
harus dilengkapi dengan AMDAL. Dalam pasal 16 UU No.4 tahun 1982

TEJO 46
hanya rencana proyek yang diprakirakan akan mempunyai dampak penting
saja yang diwajibkan untuk dilengkapi dengan AMDAL.
2) Pelingkupan
Pelingkupan (scoping) ialah penentuan ruang studi ANDAL, yaitu bagian dari
AMDAL yang terdiri dari ientifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak. Untuk
dapat melakukan pelingkupan haruslah dilakukan identifikasi dampak.
Pada tahap pertama diusahakan untuk mengidentifikasi dampak
selengkapnya. Dari semua dampak yang teridentifikasi kemudian ditetukan
dampak mana yang penting. Dampak yang penting inilah yang kemudian
dimasukan dalam ruang lingkup studi ANDAL, sedangkan dampak yang
tidak penting tidak dimasukan.
b. Penyusunan Kerangka Acuan (KA) berdasarkan Pelingkupan.
Kerangka Acuan (KA) ialah uraian tugas yang harus dilaksanakan dalam studi
ANDAL. Kerangka Acuan didasarkan dari pelingkupan sehingga KA mamuat
tugas-tugas yang relevan dengan dampak penting. Dengan KA yang demikian
maka studi ANDAL menjadi terfokus pada dampak penting.
c. ANDAL
1) Perkiraan besarnya dampak yang teridentifikasi dalam perlingkupan dan
tertera dalam KA.
Besarnya dampak haruslah diprakirakan dengan menggunakan metode yang
sesuai dalam bidang yang bersangkutan. Misalnya prakiraan besarnya
penduduk yang terkena proyek haruslah menggunakan metode dalam
demografi.
2) Evaluasi dampak.
Besar dan pentingnya dampak mempunyai konsep yang berbeda. Nilai besar
dampak menunjukan besarnya perubahan yang terjadi karena kegiatan yang
dipelajari. Sedangkan nilai penting dampak menunjukan nilai yang kita
berikan pada dampak tersebut. Umunya nilai penting dampak bersifat
kualitatif. Makin besar dampak maka makin penting pula dampak tersebut,
tetapi dapat juga tidak ada hubungan antara keduanya.
d. Perencanaan dan Pemantauan Lingkungan
1) Penyusunan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan)
Didalam Rencana pengelolaan lingkungan menguraikan prinsip dan
persyaratan tindakan yang harus diambil dalam penanganan dampak.

TEJO 47
Selain itu sebagai masukan kepada konsultan rekayasa tentang suatu
rencana proyek/pembangunan.
2) Penyusunan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
Pemantauan diperlukan sebagai sarana untuk memeriksa apakah
persyaratan lingkungan dipatuhi dalam pelaksanaan proyek. Informasi yang
didapat dari pemantauan juga berguna sebagai peringatan dini, baik dalam
arti positif maupun negative, tetang perubahan lingkungan yang mendekati
ayau melampaui nilai ambang batas serta tindakan apa yang perlu diambil.
Juga ubtuk mengetahui apakah prakiraan yang dibuat dalan ANDAL sesuai
dengan dampak yang terjadi. Karena itu pemantauan sering disebut post-
audit dan berguna sebagai masukan untuk memperbaiki ANDAL
dikemudian hari dan untuk memperbaiki kebijaksanaan lingkungan. Metode
pengelolaan dan pemantauan lingkungan juga harus menggunakan metode
yang sesuai dengan bidang yang bersangkutan.
e. Penyusunan Laporan AMDAL
Pada umumnya laporan AMDAL terdiri dari tiga bagian :
1) Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)
Merupakan laporan yang singkat dan berisi pokok permasalahan yang
diperuntukkan kepada para pengambil keputusan, cara pemecahan dan
rekomendasi tindakan yang harus diambil dengan bahasa yang sederhana
dan mudah dimengerti, juga perlu table atau grafik ringkasan. Panjang
laporan sekitar 10 halaman dan tidak sampai 20 halaman.
2) Laporan Utama (Main Report)
Diperuntukkan bagi para pelaksana proyek dan terknisi yang memerlukan
keterangan rinci. Laopran harus dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah dan bahasa yang mudah dimengerti oleh para pakar yang berbeda-
beda.
3) Lampiran-lampiran (Appendix)
Berisi lampiran-lampiran penyusunan terdahulu pada tahap-tahap
penyusunan AMDAL.
D. Pemanfaatan Sumberdaya Alam dengan Prinsip-Prinsip Pembangunan
Berkelanjutan
1. Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi

TEJO 48
pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi
masa depan (Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009). Tujuan
pembangunan berkelanjutan adalah sebuah tindakan pemanfaatan segala
sesuatu yang ada di lingkungan (alam) dengan tidak mengesampingkan
kebutuhan generasi yang akan datang.
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan yang berprinsip
memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan
generasi masa depan. Pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan
pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestarian lingkungannya agar kualitas
lingkungan tetap terjaga. Pembangunan berkelanjutan mengandung arti sudah
tercapainya keadilan sosial dari generasi ke generasi. Dilihat dari pengertian
lainnya, pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan nasional yang
melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem.
Upaya masyarakat internasional untuk penyelamatan lingkungan melalui KTT
Bumi yang dikenal dengan Wold Summit on Sustainable Development di
Johanesburg, Afrika Selatan tahun 2002 telah merumuskan deklarasi politik
pembangunan berkelanjutan dengan agenda bahasan dokumen berisi program
aksi (the programe of action) dan deklarasi politik (the political declaration) tentang
pembangunan berkelanjutan yang merupakan pernyataan kelanjutan dukungan
terhadap tujuan agenda 21. Agenda 21 berisi kesepakatan mengenai program
pembangunan berkelanjutan, yang harus ditinjaklanjuti oleh negara-negara
peserta konferensi Rio de Janeiro tahun 1992.
Pembangunan nasional harus berorientasi jangka panjang atau dikenal
dengan pembangunan berkelanjutan agar selaras, serasi dan seimbang antara 3
(tiga) pilar utama pembangunan atau 3P yaitu ekonomi (profit), lingkungan
(planet) dan sosial (people). Dengan demikian pembangunan berkelanjutan harus
mengedepankan ketiga faktor tersebut (triple bottom line development) seperti yang
diilustrasikan pada Gambar di bawah ini.

TEJO 49
Gambar 30. Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan
Sumber: http://adinmasdin.blogspot.co.id/2011/07/kesadaran-pembangunan-
berkelanjutan.html

Pembangunan berkelanjutan memiliki tiga pilar utama yang saling


berkesinambungan, diantaranya:
a. Pertumbuhan ekonomi, yakni menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil
dengan merestrukturisasi sistem produktif untuk menghemat sumberdaya dan
energi.
b. Keberlanjutan lingkungan, yakni dengan menjaga lingkungan tempat tinggal
agar nyaman dan aman melalui zero emission.
c. Keberlanjutan sosial, yakni menjamin keadilan sosial dalam distribusi
kekayaan dan pelayanan sosial.
Secara umum sektor kegiatan ekonomi akan menekan kebutuhan energi dan
berdampak langsung pada kegiatan pengembangan energi yang akan
menimbulkan masalah lingkungan serta dampak sosial. Pengelolaan lingkungan
memiliki tujuan untuk konservasi atau pelestarian. Konservasi tersebut meliputi
konservasi lingkungan dan konservasi sumberdaya alam (SDA). Pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan
menggunakan prinsip atau konsep ekoefisiensi. Salah satu prinsip ekoefisiensi
adalah 4R (Reduce, Reuse, Recycling, dan Recovery).

TEJO 50
Gambar 31. 4R dalam Prinsip Ekoefisiensi
Sumber: http://penasarjana.blogspot.co.id/2015/12/eko-efisiensi-dalam-pengelolaan.html

Tujuan pembangunan berwawasan lingkungan:


a. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai pecinta dan Pembina lingkungan
hidup.
b. Terwujudnya kegiatan pembangunan nasional di Indonesia yang berwawasan
lingkungan tidak hanya untuk kepentingan sekarang, tetapi juga untuk masa
yang akan datang.
c. Terwujudnya pemanfaatan sumberdaya alam di Indonesia secara terkendali
dan bertanggungjawab.

Pembangunan yang berkelanjutan harus mencerminkan tindakan yang


mampu melestarikan lingkungan alamnya. Pembangunan berkelanjutan
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan
melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
b. Memanfaatkan sumberdaya alam dengan memanfaatkan teknologi yang
tidak merusak lingkungan.
c. Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk
berkembang bersama-sama di setiap daerah, baik dalam kurun waktu yang
sama maupun kurun waktu yang berbeda secara berkesinambungan.

TEJO 51
d. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk
memasok, melindungi, serta mendukung sumber alam bagi kehidupan
secara berkesinambungan.
e. Menggunakan prosedur dan tata cara yang memerhatikan kelestarian
fungsi dan kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan, baik
masa kini maupun masa yang akan datang.
2. Pemanfaatan Sumberdaya Alam dengan Prinsip-Prinsip Pembangunan
Berkelanjutan
a. Pemanfaatan Sumberdaya Alam Kehutanan dengan Prinsip
Pembangunan Berkelanjutan
Secara makro, pengelolaan hutan yang berkelanjutan harus
dilakukan dengan pendekatan tiga prinsip kelestarian, yaitu kelestarian
ekologi, ekonomi, dan sosial. Ketiga prinsip tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Hutan
memiliki tiga manfaat atau fungsi, antara lain hutan produksi, hutan
konservasi, dan hutan lindung. Berikut manfaat masing-masing hutan:
1) Hutan Produksi
Kawasan hutan produksi merupakan hutan yang dimanfaatkan hasil
hutannya guna memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya,
khususnya untuk pembangunan, industri dan ekspor.
2) Hutan Konservasi
 kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya.
 koleksi tumbuhan dan/atau satwa.
 pariwisata dan rekreasi alam.
3) Hutan Lindung
 Mencegah banjir, hutan yang terpelihara dapat menyerap air hujan
agar tidak turun langsung ke daerah bawahnya. Kemampuan hutan
untuk menampung air hujan merupakan pengendalian banjir yang
efektif.
 Menyimpan cadangan air tanah, selain mengendalikan banjir hutan
juga bermanfaat untuk menyimpan cadangan air tanah. Cadangan
air tersebut bisa digunakan ketika musim kemarau, sehingga
penduduk sekitar hutan terhindar dari bencana kekeringan.

TEJO 52
 Mencegah erosi dan tanah longsor, lahan terbuka yang diatasnya
tidak tertutup hutan akan cepat tergerus erosi. Erosi akan
mendangkalkan sungai-sungai yang ada dibawahnya. Selain itu
juga, bagi hutan-hutan yang terdapat di lereng-lereng curam erosi
bisa menyebabkan bencana tanah longsor.
 Memelihara kesuburan tanah, hutan seperti sebuah tempat
pengomposan raksasa. Berbagai macam material organik akan
terurai menjadi humus di dalam hutan. Humus hutan ini berfungsi
sebagai pupuk yang meningkatkan kesuburan tanah.
 Penyimpan sumber daya genetika, di dalam hutan terdapat plasma
nuftah yang sangat tinggi. Keanekaragaman hayati hutan
merupakan sumber kehidupan.
 Habitat hidup hewan dan tumbuhan, hutan yang baik bisa
melindungi satwa dan tumbuhan yang ada didalamnya.
 Tempat pendidikan dan laboratorium alam, juga bisa menjadi tempat
pendidikan, penelitian ilmiah untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan laboratorium alam.

Pemanfaatan sumberdaya kehutanan dapat dikelola berdasarkan


prinsip pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan cara langkah-
langkah yang tepat seperti reboisasi, tebang pilih, dan rehabilitasi.
1) Reboisasi
Reboisasi merupakan kegiatan penanaman kembali hutan yang
gundul akibat bencana alam maupun ulah manusia. Reboisasi dilakukan
untuk meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kualitas
lingkungan. Mengembalikan hutan ke fungsi semula dapat
menghindarkan lingkungan dari kerusakan ekosistem, pencemaran
udara, tanah longsor, erosi, dan lainnya.

Gambar 32. Kegiatan reboisasi


Sumber : http://saveeeart.blogspot.co.id/2015/02/manfaat-reboisasi.html

TEJO 53
2) Tebang pilih hutan
Tebang pilih berarti menebang kayu berkualitas terbaik di suatu area
hutan. Pohon-pohon yang pertumbuhannya terhenti, lambat, atau
berbentuk tidak keruan akan mempertahankan kondisi ekologis di area
hutan yang ditinggalkan oleh penebang, terutama jika diperkirakan
bahwa pohon-pohon tersebut mengalami pertumbuhan yang lambat
karena faktor kompetisi. Tebang pilih juga memberikan kesempatan bagi
area hutan untuk mempertahankan spesies pohon tertentu. Pengelolaan
hutan yang selama ini dilakukan dengan sistem tebang pilih
dimaksudkan untuk menormalkan hutan dengan mengambil pohon-
pohon yang tua, serta memelihara pohon-pohon muda, dan menanami
areal yang kosong.
Tujuan tebang pilih hutan untuk mengatur pemanfatan hutan alam
produksi, serta meningkatkan nilai hutan baik kualitas maupun
kuantitas pada areal bekas tebangan untuk rotasi tebang berikutnya agar
terbentuk tegakan hutan campuran yang diharapkan dapat berfungsi
sebagai penghasil kayu dan penghara industri secara lestari.

Gambar 33. Tebang pilih tanam


Sumber:http://dewilingkungan.blogspot.co.id/2014/02/bagaimana-cara-
pelestarian hutan.html

Pengelolaan sumberdaya kehutanan yang sesuai dengan prinsip


pembangunan berkelanjutan diarahkan untuk mempertahankan fungsi
kawasan hutan dan keanekaragaman hayatinya serta menjaga eksistensi
hutan sebagai sistem penyangga kehidupan yang dapat berlangsung
secara terus menerus.
Pengelolaan hutan yang sesuai dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan dapat memberikan manfaat yang besar bagi seluruh aspek
ekonomi, lingkungan dan sosial. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai
berikut:

TEJO 54
a. Pengelolaan hutan dapat berkesinambungan berupa kayu, dan hasil
hutan lainnya.
b. Mempertahankan kualitas dan kuantitas biodiversitas pada kawsan
hutan lindung dan konservasi.
c. Menjaga fungsi dan ekosistem hutan dengan menekankan pada
pemeliharaan produktivitas tempat tumbuh, menjaga sumber benih,
dan unsur biodiversitas, yang diperlukan untuk regenerasi dan
pemeliharaan hutan.
d. Memberikan dampak positif terhadap ara sekitar hutan dan
meminimalan dampak yang merugikan.
e. Mengoptimalkan peran masyarakat dalam berpartisipasi mengelola dan
menjaga kelestaran hutan.
b. Pemanfaatan Sumberdaya Pertambangan dengan Prinsip
Pembangunan Berkelanjutan
Kegiatan usaha tambang beresiko tinggi dan menumbulkan dampak
terhadap lingkungan fisik dan sosial. Alasan tersebut yang mendasari
perlunya suatu pertambangann berkelanjutan. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batu Bara, kegiatan pertambangan berkelanjutan merupakan kegiatan
yang diawali dengan eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, dan kegiatan
pascatambang. Tambang merupakan karunia Tuhan YME yang telah
memberikan kekayaan sumberdaya alam yang melimpah. Oleh karena itu,
sebaiknya peduli terhadap kelestarian lingkungan dengan cara
meningkatkan pengetahuan dan bertanggung jawab dalam mengelola
pertambangan. Mengelola dengan memperhatikan prinsip ekoefisien dan
ramah lingkungan akan meminimalisir dampak dari pertambangan.
Berikut merupakan manfaat barang tambang, antara lain :
1) Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan salah satu jenis bahan tambang yang
diperoleh dengan cara pengeboran. Minyak bumi bisa diperoleh dari
permukaan bumi baik di darat maupun di laut. Sebelum dapat
dimanfaatkan, minyak mentah ditampung dan dilakukan proses kilang
minyak agar dapat digunakan sebagai bahan bakar. Minyak bumi yang
telah diolah dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar berbagai jenis
kendaraan serta sebagai sumber energi untuk beberapa jenis mesin.

TEJO 55
Minyak bumi memiliki beberapa jenis, dan setiap jenis minyak bumi
memiliki fungsinya masing-masing untuk kendaraan atau mesin tertentu.
Selain sebagai bahan bakar kendaraan, minyak bumi juga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi seperti pada mesin diesel dan
beberaa jenis mesin lainnya.
2) Gas Bumi
Hasil dari pengeboran tambang minyak bumi juga menghasilkan gas
bumi atau gas alam. Gas bumi yang semula berbentuk gas kemudian
diubah menjadi bentuk cair agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bakar. Hasil dari gas bumi yang sangat dikenal masyarakat yakni
Liquefied Natural Gas atau disebut dengan LPG atau orang menyebutnya
gas elpiji. Gas bumi yang diperolah di Indonesia tidak hanya dinikmati
warga Indonesia,tetapi juga di ekspor di beberapa negara seperti Jepang
dan Korea Selatan.

Gambar 34. Gas bumi


Sumber : http://pewartaekbis.com/alasan-mengapa-indonesia-kaya-gas-
alam-tetapi-menjadi-importir/1165/

3) Batu Bara
Sumber tambang berupa batu bara merupakan jenis bebatuan yang
mudah terbakar karena dulunya berasal dari tanah gambut yang
tertimbun selama ratusan tahun. Beberapa wilayah di Indonesia yang
memiliki persediaan tambang batu bara di antaranya Sumatra Selatan,
Sumatera Barat, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur dan
Irian Jaya.
Batu bara dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga uap,
industri semen dan bahan bakar untuk peleburan biji logam.

TEJO 56
Pemanfaatan batu bara di Indonesia semakin lama menurun karena
pemakaian batu bara diganti dengan minyak bumi.

Gambar 35. Penambangan batubara


Sumber : http://situsberita2terbaru.blogspot.co.id/2013/12/eksploitasi-
batu-bara-rusak-kalimantan.html

4) Mineral
Sumber daya tambang mineral memiliki ragam yang sangat banyak
dibandingkan dengan jenis tambang lainnya. Beragam sumber tambang
mineral, maka semakin beragam pula manfaat yang dihasilkan dari
sumber daya tambang mineral ini. Beberapa manfaat mineral tambang
diantaranya:
 Bahan Bangunan
Sumber daya tambang yang dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan diantaranya besi, tras, asbes, batu gamping, pasir kuarsa,
marmer, dan alumunium.
 Peralatan Rumah Tangga dan Kantor
Beberapa jenis bahan tambang mineral lainnya dapat dimanfaatkan
sebagai perabot rumah tangga maupun peralatan kantor dan berbagai
jenis peralatan lainnya. Beberapa bahan mineral tambang yang
dimanfaatkan sebagai peralatan rumah tangga dan kantor biasanya
adalah mangan, alumunium, wolfram, grafit, dan nikel.
 Tembaga, alumunium serta timah dapat dimanfaatkan sebagai bahan
membuat kawat telepon, body kendaraan dan juga untuk peralatan
elektronik.

TEJO 57
 Tidak hanya digunakan untuk membuat bangunan dan isi bangunan,
bahan mineral juga dapat dimanfaatkan sebagai perhiasan,
diantaranya yakni emas, perak, platina, batu akik, intan dan beberapa
jenis batu mulia lainnya.
 Pemanfaatan sumber daya mineral tidak hanya digunakan dalam
bentuk bangunan, peralatan dan perhiasan, namun juga untuk tanah.
Mineral berupa fosfat dapat dijadikan pupuk yang menyuburkan
tanah.
 Bahan Farmasi. Mineral tambang juga memiliki manfaat dalam bidang
farmasi, seperti pengolahan belerang.

Gambar 36. Penambangan pasir


Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-
nasional/14/01/05/myxlgv-izin-baru-tambang-pasir-disetop

Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan merupakan


salah satu cara untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga kebutuhan saat ini dan
masa depan dapat terpenuhi.
1) Eksplorasi
Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan Pasal 2, eksplorasi adalah
segala penyelidikan seksama geologi pertambangan utuk menetapkan
lebih teliti adanya dan sifat letakkan bahan galian. Tujuan
dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumberdaya
mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan,

TEJO 58
mengidentifikasi ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas, dan kualitas
mineral untuk kemudian dapat dilakukan eksploitasi.
Dalam kegiatan eksplorasi dilakukan kegiatan enyelidikan
menemukan barang tambang dengan memperhatikan kondisi
lingkungan. Eksplorasi tidak hanya semata – mata menemukan barang
tambang yang berpotensi menghasilkan uang. Nmun, eksplorasi sangat
berkaitan dengan bagaimana keputusan yang diambil berdasarkan
kondisi lingkungan. Karena pada tahap eksplorasi menentukan apakah
daerah yang diteliti dapat dieksploitasi ataukah tidak.

Gambar 37. Kegiatan eksplorasi tambang


Sumber: https://upakarti.wordpress.com/2010/04/01/eksplorasi-batu-
andesit-di-tomo-sumedang/

Apabila kegiatan eksplorasi tidak memungkinkan memenuhi


persyaratan yang telah ditentukan, maka kegiatan penambangan tidak
boleh dilakukan. Apabila dipaksakan akan mengancam dan meruska
lingkungan. Tahapan eksplorasi ditujukan bukan hanya untuk
menemukan sumber mineral baru, tetapi juga menentukan kelas
sumberdaya berdasarkan kualitas dan kuantitasnya. Eksplorasi
merupakan kajian yang panjang dan melibatkan bebrapa bidang kajian
kebumian dan eksak. Untuk kajian dasar, dilakukan oleh seorang
geologiwan. Suatu daerah dapat dilakukan eksplorasi apabila
memenuhi kriteria tertentu, seperti kondisi geologis, iklim yang sesuai,
organisme, dan sebagainya.

TEJO 59
Kegiatan eksplorasi harus direncanakan sebaik mungkin dengan
memperhatikan untung ruginya, efisiensi, dan kelestarian lingkungan
di daerah eksplorasi tersebut.
2) Eksploitasi
Menurut Undang–undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan Pasal 2, eksploitasi adalah
usaha pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan
galian dan memanfaatkannya. Eksploitasi merupakan lanjutan dari
eksplorasi. Jika eksplorasi masih dalam tahap penelitian, maka
eksplotasi sudah dalam tahapan menggali. Kegiatan ini dibedakan
berdasarkan sifat bahan galiannya, bahan galian padat ( emas, perak,
nikel, intan, batubara, dan lain–lain ) biasanya digali, dan untuk sifat
cair dan gas ( minyak dan gas ) biasanya dibor.
Eksploitasi ramah lingkungan adalah usaha untuk
mendayagunakan sumberdaya alam dengan efisien dengan
mempertahankan kualitas lingkungan. Dengan eksploitasi ramah
lingkungan, keberlanjutan usaha pertambangan dapat berlangsung
lama tanpa mengorbankan kebutuhan masa depan. Usaha eksploitasi
ramah lingkungan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Mengolah limbah sebelum dibuang sehingga tidak mencemari
lingkungan.
b) Melakukan penambangan dengan efisien dan sesuai kebutuhan.
c) Eksploitasi memperhatikan ketersediaan sumberdaya alam yang
terbatas dan tidak dpaat diperbaharui.
Pengelolaan sumberdaya pertambangan berdasarkan prinsip
pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
4) Pengolahan Barang Tambang Sendiri
Barang-barang tambang yang kita ambil akan mendapat manfaat
yang lebih bila kita dapat mengolahnya di negara kita sendiri, selain
menaikkan nilai tambah, hal itu akan membuka lapangan kerja yang
besar untuk rakyat Indonesia. Tidak berlebihan memang pemerintah
menerapkan UU no 7 dan 11 tahun 2012. Manfaat dari barang
tambang harus kita manfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat kita.

TEJO 60
Meski menemui beberapa hambatan, pengelolaan barang tambang
menjadi bahan baku Industri bertahap harus kita lakukan. Industri-
industri pemurnian logam berupaya didirikan dimana-mana.
Sentralisasi pemurnian dan pembentukan perusahaan pertambangan
untuk pemurnian bisa menjadi solusi untuk permasalahan ini. Daerah
yang mempunyai primadona barang tambang, seperti Pulau Bangka
dengan timah, Sulawesi dengan nikel, dapat secara regional
mendirikan pusat-pusat pemurnian. Perusahaan pemurnian didirikan
bersama dari beberapa perusahaan tambang.
5) Pembinaan Sumberdaya Manusia yang Simultan
Kunci dari pengelolaan tambang yang benar adalah manusia itu
sendiri. Semakin banyak pendidikan jurusan tambang yang dibuka dan
semakin banyak peminatnya akan membuat semakin bagus tambang
itu. Pendidikan yang berkualitas dan berkarakter untuk membentuk
pola pikir dan mentalnya akan membuat pengelolaan tambang ini
semakin bagus. Tak lain, ini semua ditunjukkan untuk kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat Indonesia
6) Pengelolaan yang Komprehensif
Solusi lainnya adalah pengelolaan yang komprehensif untuk
mengoptimalkan keuntungan. Komprehensive disini, diartikan sebagai
pengelolaan secara terpadu. Nikel dan timah yang kita tambang, diolah
di Indonesia menggunakan energi dari batubara Indonesia. Selain itu,
didirikanlah pabrik-pabrik manufaktur mesin-mesin pesawat,mobil
atau motor, agar kita tidak hanya jadi negeri perakit motor dan mobil
terbesar. Tapi kita jadi pencipta mesin, body, sparepart dari
kendaraan-kendaraan kita. Barang tambang kita akan menjadi bahan
baku nasional. Yang dijualnya akan menjadi sangat tinggi dan
keuntungan yang sebesar-besarnya.
c. Pemanfaatan Sumberdaya Alam Kelautan dengan Prinsip
Pembangunan Berkelanjutan
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar
di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor ikan, udang
dan berbagai jenis hewan laut lainnya untuk dikirim ke luar negeri seperti
Cina, Jepang, bahkan sampai ke Amerika untuk diolah sebagai bahan

TEJO 61
makanan. Dari hal tersebut, kita dapat mengetahui bahwa kekayaan laut
Indonesia tidak hanya indah, tetapi memiliki kualitas internasional.
Pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan salah satunya
diatur dalam UU nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU
nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan. Dalam pasal tersebut
disebutkan bahwa pengelolaan perikanan harus memperhatikan asas
manfaat, keadilan, kebersamaan, kemitraan, kemandirian, pemerataan,
keterpaduan, keterbukaan, efisiensi, kelestarian, kekuatan yang
berkelanjutan. Berikut adalah beberapa pemanfaatan kekayaan sumber
daya laut Indonesia:
1) Sebagai Sumber Pangan
Laut merupakan habitat bagi organisme di dalamnya, baik itu
tumbuhan maupun hewan. Tumbuhan (rumput laut dan alga) dan
hewan (teripang, kerang, udang, cumi, dan beragam ikan) dapat
ditangkap nelayan sehingga menjadi komoditi bagi manusia untuk
manusia kebutuhan pangan.

Gambar 38. Ikan sebagai sumber pangan


Sumber:
http://techno.okezone.com/read/2012/07/03/450/657866/sri-sultan-
pemanfaatan-potensi-laut-kurang-maksimal

Gambar 39. Budidaya rumput laut

Sumber : http://beritadaerah.co.id/2015/05/07/budidaya-rumput-laut-
di-balikpapan/

TEJO 62
2) Sebagai Objek Wisata
Laut juga memiliki manfaat sebagai objek wisata, karena
memiliki panorama yang indah. Bukan hanya keindahan yang terlihat
di atas permukaannya tetapi juga keindahan yang tersimpan di dasar
laut yaitu keindahan terumbu karang dengan biota di dalamnya.
Contoh objek wisata bahari terkenal di Indonesia adalah rajaampat (
Papua Barat ) Bunaken dan Wakatobi (Sulawesi utara).

Gambar 40. Obyek wisata Rajaampat, Papua Barat


Sumber: http://ikhsanpanorama.blogspot.co.id/2012/04/pesonakeindahan-
kepulauan-raja-ampat.html

3) Sebagai Media Transportasi


Indonesia merupakan negara kepulauan, sarana transportasi
laut memiliki potensi yang penting. Banyak pelabuhan terkenal di
Indonesia yang dapat di singgahi kapal barang atau kapal penumpang.
Contoh pelabuhan di Jawa, Tanjung Priuk, Tanjung Emas, Ketapang
dan sebagainya.

Gambar 41. Laut sebagai media transportasi


Sumber: http://beritadaerah.co.id/wp-content/uploads/2014/07/Puncak-
Mudik-Laut-Ambon-260714-JA1-620x330.jpg

TEJO 63
4) Sebagai Sumber Bahan Tambang
Bahan tambang bukan hanya diperoleh di darat tetapi ada pula
yang tersimpan di dalam laut. Potensi bahan tambang di laut sangat
beragam, misalnya, pasir laut yang banyak diekspor ke Singapura dan
Malaysia, tambang minyak di lepas laut.

Gambar 42. Aktivitas tambang minyak di laut


Sumber: http://biosend.blogspot.co.id/2015/11/9-daerah-tambang-
penghasil-minyak.html

Dalam pemanfaatan sumberdaya alam kelautan perlu adanya


langkah-langkah sebagai berikut :
1) Penataan sistem perikanan
Adanya peningkatan produksi perikanan dikarenakan
permintaan ikan yang terus meningkat. Peningkatan produksi harus
diiringi dengan pengelolaan yang tepat. Penataan kembali sistem
perikanan nasional dengan tindakan penangkapan ikan yang rasional.
Adanya kebijakan yang tegas dengan Undang–Undang Nomor 45
Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang–Undang Nomor 31
Tahun 2004 tentang Perikanan. Sumberdaya kelautan Indonesia
harus dikelola dengan baik, diawasi, dan dikontrol sebagai upaya
keberlanjutan sumberdaya kelautan yang lestari.
2) Penggunaan alat penangkap ikan yang ramah lingkungan dan
pelarangan bom ikan
Penggunaan alat penangkap ikan yang ramah lingkungan
terdapat pada PERMEN KP NOMOR PER.42/MEN/2014 Tentang Jalur

TEJO 64
Penangkapan ikan, Alat Penangkapan ikan dan Alat Bantu
Penangkapan:
a) Alat Penangkap ikan jaring angkat (lift nets) pengoperasiannya
dengan mengangkat jaring untuk menangkap ikan pelagis kecil:
Anco (portable lift nets), Jaring angkat berperahu (boat operated lift
nets) bagan apung, Boke ami, Bagan tancap (shore operated
stationary lift nets) bagan dengan bangunan ditancapka di laut.

Gambar 43. Alat penangkap ikan ramah lingkungan: Anco, Bagan


Tancap, Bagan Apung
Sumber:
http://www.bpppbelawan.bpsdmkp.kkp.go.id/index.php/artikel/20
1-penggunaan-alat-penangkapan-ikan-ramah-lingkungan-upaya-
melindungi-sumber-daya-ikan-di-laut

b) Alat Penangkap ikan perangkap (traps) untuk menangkap ikan


dasar, kepiting: Stationary uncovered pound, berupa Set net, Bubu
(pots), Bubu bersayap (fike nets), Stow nets (pukat labuh, ambai,
togo), Barriers, Fences, weirs, Sero , Perangkap ikan peloncat (aerial
traps), Muro ami, Seser.

Gambar 44. Alat penangkap ikan ramah lingkungan: Bubu Lobster


Sumber:
http://www.bpppbelawan.bpsdmkp.kkp.go.id/index.php/artikel/20
1-penggunaan-alat-penangkapan-ikan-ramah-lingkungan-upaya-
melindungi-sumber-daya-ikan-di-laut

3) Peningkatan kesejahteraan nelayan

TEJO 65
Ketidakpedulian masyarakat dan pelaku usaha perikanan
terhadap lingkungan disebabkan karena kurang sejahteranya
kehidupan. Mereka cenderung mengabaikan kelestarian lingkungan
untuk mengambil keuntungan yang besar saat itu. Masyarakat
berpikir dapat memenuhi kebutuhan sehari – hari dengan cara yang
sederhana dan mudah. Di sisi lain, dengan cara tersebut ikan rusak
dan kebutuhan mereka pada masa yang akan datang tidak dapat
terpenuhi. Oleh karenanya, perlu peningkatan kesejahteraan di
bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi bagi nelayan sangat
diperlukan
d. Pemanfaatan Sumberdaya Alam Pariwisata dengan Prinsip
Pembangunan Berkelanjutan
Lingkungan alam berperan dlam mendukung suatu wilayah menjadi
daerah tujuan wisata. Tidak dapat dihindari bahwa kegiatan wisata
menimbulkan dampak terhadap alam di wilayah sekitarnya. Kondisi
inilah yang harus menjadi perhatian agar pembangunan pariwisata tidak
berdampak negatif terhadap alam dan lingkungan. Sumberdaya alam
pariwisata di Indonesia antara lain:
1) Pariwisata Maritim atau Bahari
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air,
lebih–lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar,
menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan
mendayung, melihat–lihat taman laut dengan pemandangan indah di
bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak
dilakukan didaerah–daerah atau negara–negara maritim. Di Indonesia
banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini,
seperti misalnya Pulau–pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba,
pantai Pulau Bali dan pulau–pulau kecil disekitarnya, taman laut di
Kepulauan Maluku dan Papua dan sebagainya. Jenis ini disebut pula
wisata tirta.

TEJO 66
Gambar 45. Wisata pantai Dreamland Bali
Sumber: https://www.water-sport-bali.com/pantai-dreamland/

2) Pariwisata Cagar Alam (Taman Konservasi)


Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan
pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau
marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang
mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini
banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran
hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa
yang langka serta tumbuh–tumbuhan yang jarang terdapat di tempat–
tempat lain. Di Bali wisata Cagar Alam yang telah berkembang seperti
Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Eka Karya.

Gambar 46. Taman Nasional Bali Barat


Sumber: http://wisatabaliutara.com/2015/01/taman-nasional-bali-
barat.html/
3) Pariwisata Pertanian (Agrowisata)
Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah
pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek–proyek pertanian,

TEJO 67
perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan
rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan
studi maupun melihat–lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman
beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur–mayur,
buah, dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi.

Gambar 47. Agrowisata petik apel di Malang


Sumber: http://www.kompasiana.com/wien88/4-agrowisata-ini-wajib-
dikunjungi-saat-berlibur-di-malang_54f33e6a745513a12b6c6d1a
4) Pariwisata Alam
Pariwisata alam merupakan segala sesuatu kegiatan wisata yang
berhubungan dengan wisata alam, berupa alam yang terbentuk karena
hasil cipta Tuhan, seperti gunung, pantai, air. Tata lingkungan yang
alami, seperti danau, dan tata lingkungan hasil tata lingkungan hasil
manusia, seperti perkebunan, dan peternakan. Yang ditawarkan: iklim,
pemandangan alam, flora dan fauna, dan gejala alam, (stalakmit,
stalaktit, air terjun, air panas)

Gambar 48. Wisata Gunung Bromo


Sumber: http://www.yoshiwafa.com/gunung-bromo.html

TEJO 68
Pembangunan berkelanjutan merupakan upaya terpadu yang
bertujuan untuk mengembangkan kualitas hidup dengan cara mengelola,
memanfaatkan dan memelihara sumberdaya secara lestari dan
berkelanjutan. Pembangunan tersebut dapat berjalan dengan baik apabila
terdapat kerjasama yang baik antara berbagai elemen pemerintah,
masyarakat, swasta, dan pihak terkait. Dengan demikian, pembangunan
pariwisata berkelanjutan tidak hanya berkaitan dengan isu – isu
lingkungan tetapi juga isu peningkatan kesejahteraan masyarakat, hak
asasi manusia dan sebagainya.
1) Aspek ekonomi dan sosial
Pembangunan pariwisata tidak terfokus pada peningkatan
pendapatan pada saat ini saja. Daerah tujuan wisata selalu ramai
dikunjungi oleh wisatawan dengan berbagai macam karakteristik.
Semakin intensif interaksi antara wisatawan dengan masyarakat
lokal, maka pengaruh wisatawan semakin kuat. Hal ini akan
berdampak terhadap kehidupan sosial masyarakat seperti pola hidup
konsumsi, perilaku yang berubah dan lainnya. Sebagai upaya
mengatasi permasalahan tersebut, dapat dilakukan dengan
sosialisasi, pendidikan, peningkatan pemahaman nilai – nlai sosial,
menyaring budaya luar yang masuk, dan sebagainya.
2) Aspek lingkungan
Lingkungan yang terjaga baik merupakan daya tarik wisatawan,
sehingga daerah wisata banyak pengunjung, meningkatkan
pendapatan, peluang kerja banyak, dan mengurangi kemiskinan.
Memanfaatkan sumberdaya pariwisata secara tidak langsung
berdampak pada aspek pendukung lainnya seperti alam, habitat
hewan, dan tumbuhan. Pembangunan pariwisata berkelanjutan harus
dapat mempertahankan proses ekologi dalam melestarikan alam dan
keanekaragaman hayati di suatu wilayah.

TEJO 69
DAFTAR PUSTAKA

A. Hari Karyono. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Grasindo.


Aji Arifin.( ( 2016 ). Buku Siswa Geografi Peminatan Ilmu – Ilmu Sosial Untuk
SMA/MA Kelas XI. Surakarta : CV Mediatama.
Anonim. (2017). Pembangunan berkelanjutan. Sumber:
http://kotahijau.id/knowledge/detail/pembangunan-berkelanjutan, diakses
4 April 2017.
Chafid Fandeli, 2001. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta:
Liberty.
Djamaluddin, dkk. 2012. Potensi dan Prospek Nilai Tambah Mineral Logam di
Indonesia (Suatu Kajian terhadap Upaya Konservasi Mineral). Prosiding.
ISBN: 978-979-127255-0-6. Makassar: Universitas Hasanudin.
Gatot Harmanto. ( 2013). Geografi Untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung :Yrama
Widya.
K. Wardiyatmoko. 2013. Geografi untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196006151988031-
JUPRI/SUMBER_DAYA_ALAM_Drs._Jupri%2C_MT.pdf (diakses pada
tanggal 5 April).
http://hedisasrawan.article.co.id/2013/05/proses-pembentukan-minyak-bumi-
materi.html (diakses pada tanggal 2 April).
Jurnal: Lili Somantri. (2013).Potensi Pariwisata Nasional.
Jurnal: Nym Ngurah Adisanjaya. (2009). Potensi, Produksi Sumberdaya Ikan di
Perairan Laut Indonesia dan Permasalahannya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Oktober 2015. Kebijakan
Pengendalian Produksi dan Pemanfaatan Minerba. Bahan Presentasi
Pertemuan Tahunan Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara
Tahun 2016 oleh M. Taswin (Kepala Subdirektorat Perencanaan Produksi
dan Pemanfaatan Mineral dan Batubara). Direktorat Jenderal Mineral dan
Batubara-Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral. Yogyakarta.
Kementerian Kehutanan. 2014. Statistik Direktorat Jenderal PHKA Tahun 2014.
Jakarta: Kementerian Kehutanan, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2016. Statistik Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015. Jakarta: Pusat data dan
Informasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kahutanan.
Kementerian Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Investasi
Pariwisata. 27 Januari 2016. Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas
2016-2019. Bahan presentasi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan

TEJO 70
Investasi Pariwisata oleh Dadang Rizki Ratman. Jakarta: Kementerian
Pariwisata.
Kementerian Pariwisata. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Investasi
Pariwisata. 10 Maret 2016. Kebijakan Pengembangan Destinasi Pariwisata
Indonesia 2016 – 2019. Bahan presentasi Deputi Bidang Pengembangan
Destinasi dan Investasi Pariwisata. Jakarta: Kementerian Pariwisata.
Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik (www.kkp.go.id/)
Kementrian Pariwisata Republik Indonesia (www.kemenpar.go.id/)
NYM Ngurah Adisanjaya, MSI. Potensi, Produksi Sumberdaya Ikan di Perairan Laut
Indonesia dan Permasalahnya. (Paper). 27 Mei 2009.
Oka, A. Yoeti, 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa
Oke A. Yoeti. 2008. Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Implementasi.
Jakarta: Kompas.
Otto Soemarwoto. 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Cetakan ke-12.
Yogyakarta : UGM Press.
Peraturan Menteri Negara Lingkngan Hidup Republik Indonesia No. 05 tahun
2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yan Wajib Memiliki
Anlisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemeintah Republik Indonesia nNo. 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan
Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia No. 5 tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Menteri Negara
Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Jakarta.
Republik Indonesia. 1982. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1982 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Menteri/Sekretaris Neagara Republik Indonesia. Jakarta.
Republik Indonesia. 1990. Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1990, Nomor 49. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.
Republik Indonesia. 1993. Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1993 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Lembaran Negara RI Tahun 1993,
Nomor 84. Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta.
Republik Indonesia. 1997. Undang-Undang RI No. 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3699. Jakarta.
Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999, Nomor 167. Sekretariat
Kabinet RI. Jakarta.

TEJO 71
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5059. Jakarta.
Republik Indonesia. 2009. UU No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batu-Bara. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009, Nomor 4.
Nomor 49. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.
Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285.
Jakarta.
Republlik Indoensia. 1980. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980 tentang
Penggolongan Bahan-Bahan Galian. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1980, Nomor 47. Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta.
Soerianegara, I. (1977). Pengelolaan Sumber Daya Alam bagian I. Bogor: Sekolah
Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Yasinto Sindhu P. 2016. Geografi untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga.
Yulir, Yulmadia. 2013. Geografi untuk SMA Kelas X. Bogor: Yudistira.

TEJO 72

Anda mungkin juga menyukai