TPS UTBK
’
Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kuartalan memang
cenderung meningkat, dari 4,73 persen pada triwulan III 2015 menjadi
5,04 persen pada triwulan IV 2015. Artinya terjadi percepatan geliat
ekonomi pada triwulan IV 2015 dibandingkan triwulan-triwulan
sebelumnya. Namun, jika dilihat secara tahunan, pertumbuhan ekonomi
Indonesia terus melambat. Mengacu catatan Badan Pusat Statistik
(BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 sebesar 4,79 persen
merupakan yang terendah enam tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia 2010 - 2015(BPS) Menurut Direktur Eksekutif Institute for
Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati,
perlambatan ekonomi sebenarnya tidak hanya dialami Indonesia.
Lesunya perekonomian global pada beberapa tahun terakhir membuat
pertumbuhan ekonomi banyak negara melambat. “Cuma, pertumbuhan
ekonomi Indonesia terlalu jauh di bawah potensinya. Harusnya bisa di
kisaran 5 persen,” kata Enny kepada kompas.com, Minggu (7/2/2016).
Prosus Inten
Halaman 1
Enny mengatakan, penyebab utama perlambatan pertumbuhan
ekonomi tahun 2015 adalah anjloknya konsumsi rumah tangga.
Sepanjang 2015, konsumsi rumah tangga hanya mampu tumbuh 4,96
persen. Angka tersebut lebih rendah dibanding dua tahun sebelumnya,
yang mencapai 5,43 di tahun 2013 dan 5,16 pada tahun 2014. “Biasanya
konsumsi rumah tangga kan tumbuhnya di atas 5 persen," ujar Enny.
Anjloknya konsumsi rumah tangga, kata Enny tidak terlepas dari
kenaikan harga pangan. Mahalnya harga pangan membuat masyarakat
mengerem belanjanya. Padahal 50 - 60 persen masyarakat adalah
golongan menengah ke bawah yang kemampuan konsumsinya atau daya
belinya sangat rentan terhadap fluktuasi harga pangan. “Total inflasi
tahun 2015 memang hanya 3,35 persen. Namun, inflasi makanan jadi,
minuman, rokok, dan tembakau 6,42 persen, serta inflasi bahan makanan
4,93 persen,” kata Enny lagi. Sayangnya, kenaikan harga pangan tidak
juga mendongkrak daya beli produsen atau petani.
Pasalnya, kenaikan harga pangan diyakini Enny, hanya dinikmati
level pedagang. Jadi, kata Enny, hal ini lah yang menyebabkan
penurunan daya beli, sekaligus memperlebar kesenjangan. Lebih jauh
Enny mengatakan, kenaikan harga pangan yang hanya dinikmati oleh
pedagang, disebabkan buruknya tata niaga. “Tata niaga ini memang
masalah klasik. Tapi masalah ini diperparah oleh kebijakan kementerian
teknis yang terlalu percaya diri,” kata dia. Sebelum tahun 2015, imbuh
Enny, karut-marutnya tata niaga lebih banyak disebabkan oleh
Kementerian Perdagangan yang banyak membuat kebijakan impor tidak
tepat. “Tahun 2015, persoalan justru banyak dipicu oleh Kementrian,
sehingga memicu fluktuasi harga,” tegas Enny. Enny mencontohkan soal
tata niaga beras. Berulang kali kementerian di bawah komando Andi
Amran Sulaiman itu menegaskan, pasokan beras dalam negeri cukup.
Prosus Inten
Halaman 2
Padahal realitasnya, komoditas tersebut tidak ada di lapangan. “Sehingga
kita tidak antisipasi dengan impor, misalnya. Dampaknya, terjadi
fluktuasi harga," katanya. "Jagung juga demikian, malah minta distop
impornya. Sehingga menyebabkan fluktuasi di harga pakan, yang
ujungnya melambungkan harga daging ayam,” pungkas Enny.
Prosus Inten
Halaman 4
5. Pertumbuhan ekonomi lambat terjadi jika anjloknya konsumsi rumah
tangga. Pada tahun 2010 sampai 2015 persentase pertumbuhan
ekonomi melambat. Maka kesimpulan yang paling tepat adalah
A. Tahun 2010 konsumsi rumah tangga meningkat, sedangkan tahun
2015 anjlok
B. Tahun 2015 konsumsi rumah tangga anjlok
C. Tahun 2015, konsumsi rumah tangga anjlok begitu pula tahun 2010
D. Tahun 2010 konsumsi rumah tangga anjlok diikuti hingga tahun
2015
E. Tidak ada kesimpulan yang benar
Prosus Inten
Halaman 6
cocok kan dengan opsi lain dengan ketentuan hubungan sisi kiri harus
selalu sama dengan sisi kanan dan arahnya harus sama.
9. Jika X > 0 dan Y < 0, manakah dari operasi hitung berikut ini yang
akan selalu bernilai positif ?
A. Y˟
B. XY
C. X + Y
D. X - Y
E. Y - X
Pembahasan : karena X bernilai posistif dan Y negatif, sehingga
positif di kurang dengan yang negatif tentu negatif ke negatif akan
jadi posistif.
12. 25 35 20 42 11 53 -2 … , …
A. 70 ; -4
B. 87 ; 10
C. 57 ; 2
D. 68 ; -19
E. 73 ; -20
Pembahasan : polanya adalah cari selisih antar angka yaitu +10 -15
+22 -31 +42 -55 pola minus plus adalah selang seling maka
selanjutnya adalah menggunakan +, dan angkanya kita cari pola
sendiri lagi antara selisih dari angka selisihnya misal dari 10 ke 15
kemudian 15 ke 22 dan selanjutnya, dan polanya adlaah 5 7 9 11
13 maka lanjutanya adalh +15 ( 55 +15 = 70 maka +70 ) berarti
soal terakhir -2 + 70 = 68, dan selanjutnya ( 70 + 17 = 87 namun
menggunakan -87 ) jawaban kedua adalah 68 - 87 = -19
Prosus Inten
Halaman 8
13. 135 63
57 7 ? 7
8 9
9 5
A. 26
B. 57
C. 69
D. 79
E. 90
Pembahasan : polanya adalah KIRI x BAWAH hasilnya di kurang dengan
ATAS : KANAN. HASILNYA TENGAH.
9 7
14. 7 21 5 3
? 4
15 6
A. 10
B. 14
C. 17
D. 19
E. 20
Pembahasan : polanya adalah KIRI x ATAS x KANAN : BAWAH
dengan catatan polanya adalah berlanjut dan hasil akhirnya adalah
TENGAH.
Prosus Inten
Halaman 9
15.
Prosus Inten
Halaman 10