Golongan I:
Opium, kokain, ganja, papaver, amfetamin (dan apapun yang belakangnya -fetamin), asetil-fentanil
Golongan II
Golongan III
*Psikotropika populer*
Golongan I
Golongan II
Amineptina, metilfenidat,
Golongan III
Golongan IV
Allobarbital (dan semua yang berakhir -barbital selain amo-siklo-pento) alprazolam (dan semua yang
berakhir -zolam), diazepam (dan semua yang berakhir -zepam kecuali dikla-flu)
Pembahasan:
Dalam UU Nomor 35 Tahun 2009, narkotika dibagi menjadi 3 jenis golongan. Kategori pembagian jenis
Golongan Narkotika adalah sebagai berikut:
1) Golongan I , Jenis Narkotika yang secara umum dikenal masyarakat antara lain Ganja, Sabu-sabu,
Kokain,Opium, Heroin, dll;
2) Golongan II, Jenis Narkotika yang secara umum dikenal masyarakat antara lain Morfin, Pertidin dll;
3) *Golongan III, Jenis Narkotika yang secara umum dikenal masyarakat antara lain Kodein, dll.*
Dampak Langsung Narkoba bagi Jasmani/Tubuh Manusia dengan efek yang berbeda terhadap tubuh:
- dapat menyerang jantung, otak, tulang, pembuluh darah, paru-paru, sistem syaraf, sistem
pencernaan,
- *dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV/AIDS*, Hepatitis, Herpes, TBC dll dan
banyak dampak lainnya yang merugikan manusia.
1. Rehabilitasi medis
- ranap
- rajal
2. RM untuk terpidana
- ranap awal
- lanjutan
- Pasca rawat
Sesuai Permenkes No. 50 tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Wajib Lapor Dan Rehabilitasi
Medis Bagi Pecandu, Penyalahguna, Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika, diberlakukan Prosedur
Layanan Bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Datang Secara
Sukarela
Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang melakukan wajib lapor dan
rehabilitasi medis menjalankan prosedur layanan yang meliputi:
a. Asesmen menggunakan formulir asesmen wajib lapor dan rehabilitasi medis sebagaimana tercantum
dalam formulir I terlampir.
b. Tes urin (urinalisis) untuk mendeteksi ada atau tidaknya narkotika dalam tubuh pecandu.
c. Pemberian konseling dasar adiksi NAPZA, yang ditujukan untuk mengkaji pemahaman pasien atas
penyakitnya serta pemahamannya akan pemulihan. Pemberian konseling dasar juga dimaksudkan untuk
meningkatkan motivasi pasien dalam melakukan perubahan perilaku ke arah yang lebih positif.
d. Pecandu narkotika yang memiliki riwayat penggunaan NAPZA dengan cara suntik, diberikan konseling
pra-tes HIV dan ditawarkan untuk melakukan pemeriksaan HIV mengikuti prosedur yang berlaku.
e. Pemeriksaan penunjang lain (bila perlu)
f. Penyusunan rencana terapi meliputi rencana rehabilitasi medis da/ atau sosial, dan intervensi
psikososial.
g. Rehabilitasi medis sesuai rencana terapi yang dapat berupa rawat jalan atau rawat inap.
Sesuai ilustrasi pada soal, maka pada pecandu napza suntik akan mendapat konseling pre-HIV dan
ditawarkan untuk melakukan pemeriksaan HIV sesuai prosedur (tidak wajibkan). Sedangkan prosedur
pada opsi a, c dan d adaah prosedur umum untuk seluruh calon peserta rehabilitasi.
Referensi: Permenkes No. 50 tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Wajib Lapor Dan
Rehabilitasi Medis Bagi Pecandu, Penyalahguna, Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika
Terpidana penyalahgunaan narkotika wajib menjalani tahap perawatan rehabilitasi di fasilitas yang
memenuhi syarat sesuai peraturan yang berlaku.
Jawaban: rawat inap awal, program lanjutan dan program pasca rawat
pembahasan
Sesuai Permenkes No. 50 tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Wajib Lapor Dan Rehabilitasi
Medis Bagi Pecandu, Penyalahguna, Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika,
Secara umum terpidana harus mengikuti program yang berlaku di fasilitas rehabilitasi medis, sama
dengan program bagi pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika yang datang secara sukarela (atas
kemauan sendiri/keluarga).
Hal tersebut dimaksudkan untuk menjamin terlaksananya program secara konsisten dan memberikan
efek perubahan perilaku yang positif yang tidak bersifat diskriminatif.
Selama menjalani rehabilitasi medis, terpidana tidak diperkenankan melakukan komunikasi, baik
langsung maupun tidak langsung, dengan keluarga selama 1 (satu) bulan pertama.
Hal tersebut dimaksudkan untuk meminimalisasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti bersekongkol
memasukkan narkotika ke dalam fasilitas rehabilitasi medis, merencanakan pulang paksa, dan
memanipulasi keluarga untuk berbagai tujuan. Setelah menjalani program lebih dari 1 (satu) bulan,
komunikasi dengan keluarga dapat dilakukan sebagaimana aturan yang berlaku di fasilitas rehabilitasi
tersebut. Dalam hal diperlukan untuk kepentingan yang berkaitan dengan hukum, terpidana dapat
melakukan komunikasi dengan pihak lain di luar keluarga, atas izin keluarga, selama menjalani
rehabilitasi.
Referensi: Permenkes No. 50 tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Wajib Lapor Dan
Rehabilitasi Medis Bagi Pecandu, Penyalahguna, Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika
Pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran narkotika dilaksanakan oleh BNN
sebagai lembaga resmi yang ditunjuk oleh pemerintah.
Deputi bidang yang bernaung di bawah BNN adalah sebagai berikut kecuali …
A. bidang pencegahan
B. bidang pemberantasan
D. bidang penindakan
pembahasan
Pasal 67
(1) BNN dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh seorang sekretaris utama dan beberapa deputi.
a. bidang pencegahan;
b. bidang pemberantasan;
c. bidang rehabilitasi;
(1) Untuk kepentingan pengobatan dan berdasarkan indikasi medis, dokter dapat memberikan Narkotika
Golongan II atau Golongan III dalam jumlah terbatas dan sediaan tertentu kepada pasien sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat memiliki, menyimpan, dan/atau membawa
Narkotika
(3) Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mempunyai bukti yang sah bahwa Narkotika yang
dimiliki, disimpan, dan/atau dibawa untuk digunakan diperoleh secara sah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental maupun
sosial, agar bekas pecandu Narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan
masyarakat. Rehabilitasi sosial mantan Pecandu Narkotika diselenggarakan baik oleh instansi
pemerintah maupun oleh masyarakat.
Rehabilitasi sosial dalam ketentuan ini termasuk melalui pendekatan keagamaan, tradisional, dan
pendekatan alternative lainnya. Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan “mantan Pecandu
Narkotika” adalah orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap Narkotika secara fisik dan
psikis.
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan “lembaga rehabilitasi sosial” adalah lembaga rehabilitasi
sosial yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.
Pembahasan:
Berdasarkan Permenkes Nomor 4 Tahun 2020, Standar fasilitas pelayanan rawat inap meliputi :
3) Memiliki standar prosedur operasional untuk layanan Rehabilitasi Medis Narkotika rawat inap
Dari pernyataan diatas, yang merupakan dampak narkoba terhadap jasmani atau tubuh, kecuali …
a. 1, 2 dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. Semua Benar
Dampak Langsung Narkoba bagi Jasmani/Tubuh Manusia dengan efek yang berbeda terhadap tubuh:
- dapat menyerang jantung, otak, tulang, pembuluh darah, paru-paru, sistem syaraf, sistem
pencernaan,
- *dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV/AIDS*, Hepatitis, Herpes, TBC dll dan
banyak dampak lainnya yang merugikan manusia.
1. Rehabilitasi medis
- ranap
- rajal
2. RM untuk terpidana
- ranap awal
- lanjutan
- Pasca rawat
Pecandu narkotika yang menjalani rehabilitasi wajib melakukan serangkaian pemeriksaan sebelum
memasuki fasilitas rehabilitasi.
Pecandu yang memiliki riwayat pemakaian napza dengan cara suntik akan diberikan tindakan khusus
berupa …
C. intervensi psikososial
Terpidana penyalahgunaan narkoba wajib menjalani rehabilitasi rawat inap sesuai dengan rencana
terapi. Perhatikan Pernyatan Berikut :
Berdasarkan pernyataan diatas, yang merupakan kriteria kondisi terpidana wajib narkoba yang harus
mendapatkan program lanjutan rawat inap adalah …
a. 1, 2 dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. Semua Benar
Berdasarkan Permenkes Nomor 4 Tahun 2020, Program lanjutan rawat inap diberikan pada pasien
dengan salah satu atau lebih kondisi di bawah ini
1) *Pola Penggunaan Ketergantungan*
Jangka waktu kumulatif rawat inap (awal dan lanjutan) paling lama 6 (enam) bulan.
Suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu, penyalahguna, dan
korban penyalahgunaan Narkotika dari ketergantungan Narkotika disebut
a. IPWL
b. Wajib Lapor
c. Rehabilitasi Medis
d. Narkotika
e. Menteri
Pembahasan:
Berdasarkan Permenkes Nomor 4 Tahun 2020 Pasal I, Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan
pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan
Narkotika dari ketergantungan Narkotika
Opsi “IPWL” (tidak tepat), karena IPWL adalah pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau
lembaga rehabilitasi yang ditunjuk oleh pemerintah
Opsi “Wajib Lapor” (tidak tepat), Karena Wajib Lapor adalah Kegiatan melaporkan diri yang dilakukan
oleh pecandu Narkotika yang sudah cukup umur atau keluarganya, dan/atau orang tua atau wali dari
pecandu narkotika yang belum cukup umur kepada institusi penerima Wajib Lapor untuk mendapatkan
pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis
Opsi “Narkotika” (tidak tepat), Karena Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan
Opsi “Menteri” (tidak tepat), Karena Menteri adalah pembantu presiden yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.