Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

KABUPATEN GARUT

Jl. Pramuka no.24 ,pakuwon, kec. Garut kota

STEMPEL KUPON INFAQ RAMADHAN

Disusun Dan diajukan Sebagai Laporan PKL Di Badan Amil Zakat Nasional ( BAZNAS)

Tahun Ajaran 2020-2021

Oleh:

Melisa Andriani

19100572

OTOMATISASI TATA KELOLA PERKANTORAN (OTKP)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK AL HIKMAH 2

GARUT 2021

Jl. Raya Bayongbong KM-5 Munjul cilawu-Garut

Telp. (0862)4428615. Email :smkalhikmah 2garut@yahoo.co.iD

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN


PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS)

DI BIDANG UMUM DAN SDM

Disusun Dan Diajukan Sebagai Laporan PKL Di Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS)

Tahun Pelajaran 2020-2021

Disusun Oleh:

Nama: Melisa Andriani

NIS:19100572

Kelas: IX OTKP

OTOMATISASI TATA KELOLA PERKANTORAN

Jl. Pramuka No.24, Pakuwon, Kec. Garut Kota


LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

Oleh
Melisa Andriani
19100572

Garut, 10 April 2021


Menyetujui

Pembimbing Pembimbing Industri

Devi Tresnawati,S.Pd Hendra SE

Ketua Panitia PKL Kaprodi OTKP

Jujun Juhana S. Pd Taopik SE

Mengetahui

Kepala Sekolah SMK AL HIKMAH 2 GARUT

Ikballudin S.Pd
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

(BAZNAS)

Kepala Baznas Pembimbing

Rd. Aas Kosasih, S. Ag., M. SI Hendra, SE


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

(BAZNAS)

Oleh:

Melisa Andriani

19100572

Garut, 10 Maret 2021

Menyetujui

Penguji I Penguji II

Penguji III
IDENTITAS SISWA

Nama: Melisa Andriani

NIS: 19100572

Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 09 Oktober 2003

Kelas : XI Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP)

Kompetensi Keahlian : Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran

Sekolah : SMK AL HIKMAH 2 GARUT

Alamat : Kp. Cikupa RW.04, RT. 07 Desa Sukahati, Kec. Cilawu, Garut

Pembimbing Sekolah : Devi Tresnawati S. Pd


IDENTITAS SEKOLAH

Nama Sekolah : SMK AL-HIKMAH 2 GARUT


Alamat : Jln. Raya Bayongbong KM. 5 Cilawu-Garut
Status Sekolah : Swasta
Nomor Telp/Fax : (0262) 2248615
E-mail : smkalhikmah_2garut@yahoo.co.id
Website : http://www.smkalhikmah2garut.sch.id
Kepala Sekolah : Bapak Iqbaludin,S.pd
NIP :
Program Keahlian : Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran
 Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran
 Multimedia
 Teknik Kendaraan Ringan
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan hidayahNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Maksud dan tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan
kelulusan program Studi Strata I pada Jurusan Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran,Garut.
Selain itu penulis juga dapat mencoba menerapkan dan membandingkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dibangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lingkungan
kerja.

Penulis merasa bahwa dalam menyusun laporan ini masih menemui beberapa kesulitan dan
hambatan, disamping itu juga menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.
Menyadari penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Ikballudin, S. Pd. Selaku kepala sekolah SMK Al Hikmah 2 Garut.


2. Bapak Jujun Juhana, S. Pd, selaku koordinator.
3. Bapak topik selaku kaprodi OTKP.
4. Ibu Ai Wina Nuraina.S. Pd. Selaku pembimbing sekolah yang telah memonitoring
dan membimbing di tempat PKL.
5. Bapak Rd. H. Aas Kosasih S. Ag. M Si selaku ketua dan pimpinan di Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS).
6. Bapak Hendra.SE yang telah membimbing di tempat pkl.
7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu
persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu peulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca dei kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan PKL ini memperluas pengetahuan kita
semua tentang pentingnya sebuah PKL.

Garut, 10 maret 202

Melisa Andriani
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii

LEMBAR PERSETUJAN.................................................................................iii

KATA PENGANTAR........................................................................................iv

DAFTAR ISI.......................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1 Latar Belakang PKL..........................................................................1

1.2 Rumusan masalah .............................................................................2

1.3 Tujuan Prakerin..................................................................................2

1.4 Manfaat Prakerin................................................................................3

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan............................................................4

2.2 Visi dan Misi Perusahaan...................................................................5

2.3 Struktur Organisasi dan pembagian tugasnya....................................5

2.4 Logo perusahaan ...............................................................................6

BAB III PELAKSAANAAN KEGIATAN KERJA INDUSTRI...................7

3.1 Rencana kegiatan...............................................................................7

3.2 Pelaksanaan Praktek Kerja Industri...................................................8

3.3 Uraian Tugas yang dilaksanakan.......................................................9


BAB IV PEMBAHASAN MASALAH ............................................................10

4.1 Permasalahan.....................................................................................10

4.2 Pemecahan masalah...........................................................................11

BAB IV PENUTUP............................................................................................12

5.1 Kesimpulan........................................................................................12

5.2 Saran..................................................................................................12

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan zaman semakin maju maka harus siap bersaing dalam dunia bisnis, begitu juga
dalam pendidikan harus berjalan bersamaan dengan perkembangan zaman. Oleh karena
itu setiap sekolah menengah kejuruan untuk dapat mempersiapkan anak didiknya untuk
persaingan di dunia bisnis.
Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) juga diharapkan bisa meningkatkan
kompetensi yang dibutuhkan pengguna tenaga kerja. Program Praktik Kerja Lapangan
(PKL) juga diharapkan bisa menjadi pedoman bagi siswa yang tidak melanjutkan
kejenjangan berikutnya dan bisa bekerja sehingga di lapangan kerja sudah terlatih dengan
demikian program PKL sangat berperan penting bagi siswa.

1.2 Rumusan Masalah

1.bak tinta terlalu kecil


2.sering terjadi kehabisan tinta

1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) disusun bersama SMK dan DUDI yang
menjadi institusi/industri pasangan (IP)dalam pelaksanaan PKL untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik sebagai peserta PKL, sekaligus merupakan wahana berkontribusi bagi DUDI
terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan di SMK. Tujuan PKL antara lain sebagai
berikut.

 Memberikan pengalaman kerja langsung kepada peserta didik dalam rangka


menambah iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu dan hasil kerja.
 Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun dan
mengembangkan kepribadian yang berkarakter sesuai dengan nilai- nilai positif yang
tumbuh dan di peroleh oleh masyarakat, khususnya di dunia kerja yang di tekuni.
 memenuhi hal- hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan standar
kompetensi kelulusan.
 Mengaktualisasaikan salah satu bentuk aktifitas dalam penyelenggaraan Model
Pendidikan Sistem Ganda (PSG antara SMK dan instansi psangan yang memadukan
secara sistematika program pendidikan di sekolah (SMK dan program pelatihan
penguasaan keahlian di dunia kerja (DUDI
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Manfaat PKL

1.Manfaat PKL bagi peserta didik

 Menambah dan meningkatkan kompetensi serta menanamkan etos kerja yang tinggi
sesuai budaya industri.
 Memperkuat kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian yang
dipelajari.
 Mengembangkan kemampuan sesuai dengan bimbingan/ arahan pembimbing industri
dan dapat berkontribusi kepada dunia kerja.
 Memperkuat kepribadiannya yang berkarakter sesuai dengan tuntutan nilai- nilai yang
tumbuh dari budaya industri

2.Manfaat PKL bagi sekolah

 Terjalinnya kerja sama yang saling menguntungkan antara sekolah dengan dunia kerja
DUDI
 Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman kerja langsung selama PKL.
 Merealisasikan program penguatan pendidikan karakater berbasis masyarakat secara
terencana dan implememntatif, khususnya nilai- nilai karakter budaya industri sebagai
salah satu bentuk implementasi peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang
peningkatan pendidikan karakter.
 Meningkatkan kualitas kelulusan

3.Manfaat PKL Bagi Dunia usaha/ industri


 Dunia kerja (DUDI) lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya masyarakat sekolah
sehingga dapat wahana dalam promosi produk.
 Adanya masukan positif dan kontruktif dari smk untuk perkembangan DUDI
 Dunia kerja / DUDI dapat mengembangkan proses dan produk melalui optimalisasi
peserta PKL.
 Mendapatkan calon tenaga jkerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan.

2.2GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


Zakat adalah ibadah yang memiliki posisi yang sangat strategis baik dari aspek keagamaan,
sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Peran strategis ini secara nyata dinyatakan di
dalam Al- Qur’an dan Hadits, serta terefleksikan dalam sejaraha Islam.

Dalam rangka meningkatkan meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakat harus
dikelola secara melembaga sesuia dengan syari’at Islam, Amanah, kemanfaatan, keadilan,
kepastian hukum, terintegratasi, akuntabilitas sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat.

Dalam upaya mencapai tujuan pengeloalaan zakat, mala dibentuklah amil zakat tingkat
nasioanal yang di sebut BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional), tingakt provinsi BAZNAS
Provinsi dan tingkat Kabupaten/Kota merupakan lembaga non struktural yang di bentuk oleh
pemerintah bersifat mandiri dan bertanggungjawab kepada pemerintah dan masyarakat sesuai
tingkatannya.

A.Sejarah Pengelolaa Zakat Nasional


Sejak kedatangan Islam di nusantara pada awal abad ke 7 M, kesadaran masyarakat
islam terhadap zakat pada waktu itu ternayata masih menganggap zakat itu tidak sepenting
sholat dan puasa. Padahal walaupun tidak menjadi aktifitas prioritas, kolonialis belanda
menganggap bahwa seluruh ajaran islam termasuk zakat merupakan salah satu faktor yang
meneyababkan belanda kesulitan menjajah Indonesia khususnya di Aceh sebagai pintu
masuk.

Atas hal tersebut, pemerintah Belanda melalui kebijakannya Bijblad No 1892 tahun 1866 dan
Bijblad 6200 tahun 1905 melarang petugas kegamaan, pegawai pemerintah dari kepala desa
sampai bupati, termasuk priayi pribumi ikut serta dalam pengumpulan zakat.Peraturan
tersebut mengakibatkan penduduk di beberapa tempat enggan mengeluarkan zakat atau tidak
memberikannya kepada peng-hulu dan naib sebagi amil resmi waktu itu, melainkan kepada
ahli agama yang dihormati, yaitu kiayi atau guru mengaji.

Pada saat yang sama masyarakat aceh sendiri telah menggunakan sebagaian dana zakat untuk
membiayai perang dengan belanda, sebagaimana belanda membiayai perangnya dengan
sebagian dana pajak.Sebagai gambaran, pengumpulan zakat di aceh sudah dimulai pada masa
kerajaan aceh, yakni pada masa Sultan Alaudin Riayat Syah(1539-1567). Pada masa kerajaan
aceh penghimpunan zakat masih sangat sederhana dan hanya dihimpun pada waktu ramadhan
saja yakni zakat fitrah yang langsung di bserahkan kepada meunasah (tempat ibadah seperti
masjid). Pada waktu itu sudah didirikan Balai Baitul Maal teatpi tidak dijelaskan fungsi
spesifik dalam mengelola zakat melainkan sebagai lembaga yang mengurus keuangan dan
perbendaharaan negara, yang dipimpin oleh seorang wazir yzng bergelar Orang Kaya Seri
Maharaja.

Ketika terdapat tradisi zakat dikelola secara individual oleh umat Islam. K.H.Ahmad Dahlan
sebagi pemimpin Muhammadiyah mengambil langkah mengorganisir pengumpulan zakat di
kalangan anggotanya.

Menjelang kemerdekaan, prsktek pengelolaan zakat juga pernah dilakukan oleh umat Islam
ketika Majlis Islam A’la Indonesia (MIAI), pada tahun 1943,membentuk Baitul Maal untuk
mengorganisasikan pengelolaan zakat secara terkoordinasi. Badan ini dikepalai oleh ketua
MIAI sendiri, Windoamiseno dengan anggota komite yang berjumlah 5 orang, yaitu Mr.
Kasman Singodimedjo,S.M. Kartosuwirjo,Moh.Safei,K.Taufficqurachaman dan Anwar4
Tjokroaminoto.
Dalam waktu singkat, Baitul Maal telah berhasil didirikan di 35 kabupaten dari 67 kabupaten
yang ada di jawa pada saat itu.Tetapi kemajuan ini menyebabkan jepang khawatir akan
munculnya gerakan anti-jepang.Maka, pada 24 oktober 1943,Jepang memaksa MIAI untuk
membubarkan diri. Praktis sejak saat itu tidak ditemukan lagi lembaga pengelola zakat yang
eksis.

Perhatiaan pemerintah pernyataan tersebut tidak ada tindaklanjut, yang tinggal hanya
teranulirnya pelaksanaan perturan Menteri Agama No. 4 Tahun 1968 tentang pembentukan
Badan Amil Zakat tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kotamadyA. Keputusan tersebut
dikuatkan oleh pernyataan presiden Soeharto dalam acara peringatan Isra’ dan Mi’raj Nabi
Muhammad SAW di istana Negara 26 Oktober 1968 tentang kesediaan Presiden untuk
mengurus pengumpulan zakat secara besar-besaran.

Namun demikian pernyataan tersebut tidak ada tindaklanjut, yang tinggal hanya teranulirnya
pelaksanaan peraturan Menteri Agama terkait dengan Zakat dan baitul maal tersebut.
Penganuliran Peraturan Menteri Agama No.5 Tahun 1968, semakin jelas dengan lahirnya
Instruksi Menteri Agama No 1 Tahun 1969, yang menyatakan pelaksanaan Peraturan Menteri
Agama No 4 dan No 5 Tahun 1968 ditunda sampai batas waktu yang ditentukan.

Dengan latar belakang tanggapan atas pidato predisen Soeharto 26 Oktober 1968, 11 orang
alim ulama di ibukota yang dihadiri antara lain oleh Buaya Hamka mengeluarkan
rekomendasi perlunya membentuk lembaga zakat ditingkat wilayah yang kemudian direspon
dengan pembentukan BAZIS DKI jakarta melalui keptususan Gubernur Ali Sadikin No. Cb-
14/8/18/68 tentang pembentukan Badan Amil Zakat berdasarkan syariat Islam tanggal 5
Desember 1968.

Pada tahun 1969 pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden No. 44 tahun 1969 tentang
pembentukan panitia penggunaan Uang Zakat yang diketuai Menko Kesra Dr. KH. Idham
Chalid. Perkembangan selanjutnya di lingkungan pegawai kementrian/lembaga/BUMN
dibentuk pengelola zakat dibawah koordinasi badan kerohanian Islam setempat.

Keberadaan pengelolaan zakat semi pemerintah secara nasional dikukuhkan dengan Surat
Keputusan Bersama (SKB Menteri dalam negeri dan Menteri Agama No. 29 dan No. 47
tahun 1991 tentang pembinaan BAZIS yang diterbitkan oleh Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri setelah melalui Musyawarah Nasional MUI IV tahun 1990. Langkah tersebut
juga diikuti dengan dikeluarkan juga instruksi Memteri Agama No. 5 Tahun 1991 tentang
pembinaan Teknois BAZIS sebagai aturan pelaksanaannya.

Baru pada tahun 1999, pemerintah melahirkan Undang Undang No 38 tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat dalam Undang-Undangan tersebut diakui adanya dua jenis organisasi
pengelolaan zakat yaitu Badan Amil Zakat (BAZ yang dibentuk pemerinah dan Lembaga
Amil Zakat ( LAZ yang dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah. BAZ
terdiri dari BAZNAS pusat, BAZNAS propinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota.

Sebagai implementasi UU Nomor 38 tahun 1999 dibentuk Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS dengan surat keputusan Presiden Republik Indonesia No 8 Tahun 2001. Dalam
surat kwptusan ini disebutkan tugas dan fungsi BAZNAS yaitu untuk melalkukan
penghimpunan dan pendayagunaan zakat. Langkah awal adalah mengupayakan
memudahkan pelayanan, BAZNAS menerbitkan nomor pokok wajib zakat (NPWZ dan bukti
setor zakat (BSZ dan bekerjasama dengan perbankan dengan membuka rekening penerimaan
dengan nomor unik yaitu berakhiran 555 untuk zakat dan 777 untuk infak. Dengan dibantu
oleh Kementrian Agama, BAZNAS menyurati lembaga pemerintah serta luar negeri untuk
membayar zakat le BAZNAS.

Tingkat kesadaran masyarakat untuk berzakat melalui amil zakat terus ditingkatkan melalui
kegiatan sosialisasi di media massa nasional.Sejak tahun 2002, total dana zakat yang berhasil
dihimpun BAZNAS dan LAZ mengalami peningkatan pada tiap tahunnya. Selain itu,
pendayagunaan zakat juga semakin bertambah bahkan menjangkau sampai ke pelosok-
pelosok negeri. Pendayagunanaan zakat mulai dilaksanakan pada lima program yaitu
kemanusiaan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan dakwah.

Pada tanggal 27 oktober 2011, pemerintah dan dewan perwakila rakyat republik indonesia
(DPR RI menyetujui Undang Undang pengelolaan zakat pengganti Undang-Undang No 38
tahun 1999 yang kemudian diundangkan sebagai UU No 23 tahun 2011 pada tanggal 25
November 2011. UU ini menentapkan bahwa pengelolaan zakat bertujuan:

 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayaan dan pengellaan zakat


 Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
penanggulangan kemiskinan.
Untuk mencapai tujuan yang dimaksud, UU mengatur bahwa kelembagaan pengelola zakat
harus terintegratasi dengan BAZNAS sebagai koordinator seluruh pengelola zakat, baik
BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/Kota maupun LAZ.

Mandat BAZNAS sebagai koordinator zakat nasional menjadi momentum era Kebangkitan
zakat mampu mewujudkan stabilitas negara, membangun ekonomi kerakyatan, dan mengatasi
kesenjangan sosial.
C. Sejarah Pengolalaan Zakat Kabupaten Garut

Pengelolaan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS pegawai dikota garut pada walanya dikelola oleh
badan penglola ZIS (BP ZIS berdiri tahunn 1998 , berdasarkan surat keptusan bupati kepala
daerah tingkat II Garut Nomor: 451.12/SK.196-Sosial/99 tentang pembentukan penggurus
Badan Amil Zakat, infaq dan shodaqoh Kabupaten Daerah tingkat II Garut Periode 1998-
2002.Dalam SK tersebut dilantiklah beberapa pengurus inti dengan ketua umum yaitu KH.
Ma’mun Syamsudin, Ketua I Abdul Halim, Lc, Ketua II Asisten II Garut, Sekretaris Bidang

Admisnitrasi Drs. Suryani dan Sekretaris Bidang Keuangan Iis Rusmayanti.Dengan


ditandatangi oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Garut yaitu Drs. H.Deda Satibi.

Dilajnutkan kepengurusan masa bakti 2001-2003 berdasarkan SK Nomor: 451.12/Kep.450-


Agsos/2001 tentang pe,bentukan pengurus badan amil zakat (BAZ kabupaten garut I K.H
Abdul Halim, Lc, ketua II Drs.H.B.Achmad sobur , Sekretaris Umum Drs. Ahim Hermawan,
sekertaris II Jajang Mulyana, bendahara Iis Rusmayati.

Dilanjutkan kepengurusan masa bakti 2002-2005 berdasrakan SK no ; 451.12/Kep.430-


Agsos/2002 entang pembentukan dewan pertimbangan, komisi pengawas,dan badan
pelaksana badan amil zakat (BAZ kabupate garut periode 2002-2005 dengan susunan Drs.H.
Giom Suwarsono, sekretaris umum, Drs. H. Suryani ,M.Si,Skretaris I Drs. Undang Hidayat,
M.Ag Sekretaris II Rofiq Azhar S. Ag, Bendahara Umum Dedin Nazrudin, SE, Bendahara I
Jajang Mulyana , S.Pd. Bendahara II Leliyani.

Pada tahun 2010 dikeluarkan SK bupati garut nomor 451.12/Kep.498.Admkersa/2010


sehubungan telah berakhirnya masa kepengurusan badan amil zakat zakat kabupaten garut
periode 2002-2005 SK (BAZ No:451.12/Kep.430.Agsos/2002 dan perlu ditinjau kembali.
Sehingga dilantiklah pengurus BAZ dengan dipimpi ketua Rofiq Azhar , S. Ag,MM, Wakil
Ketua I Kepala bagian adkersa setda kab. Garut wakil ketua II kepala sekdi penyelenggaraan
zakat dan wakaf kantor kementrian agama kab. Garut , wakil sekretaris asep hermawan, s,
ag , wakil skeretais II juanidin bisri ,m,pd, bendahara leliyani dan wakil bendahara jajang
mulyanan s.pd., ditandatangi bapak bupati garut aceng h.m fikri.

Seiring dengan lahirya UU No 23 tahun 2011 tentang pegelolaan zakat dan merupakan
penyempurna UU 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan berakhirnya masa jabatan
pegurus BAZ kab.garut periode 2010-2013 dan berdasarkan surat kedtuan badan amil zakat
nasional ( BAZNAS NO 351/BP/BAZNAS/IX/2016 tanggal september 2016 perihal
jawaban permohonan pertimbanga pimpinna BAZNAS kab garut, telah dipertimbankan
pengangkatan pimpian BAZNAS kab garut masa kerja 2016-2021 dengan Sk kabupaten
garuit No: 451.12/Kep.566Adkesra/2016. Sehingga dilantiklah pimpinan BAZNAS kab
garut 2016-1021 terdiri dari:Rd.Aas Kosasih.S.Ag, S.Kep. M.Kes.dan 5 R.H. Hendi
Muhyidin,S.P.D.I ditetapkan di garut pada tanggal 5 oktober 2016 dan ditandatangi oleh
bapak bupati garut H.Rudy Gunawan, S.HM.H.MP.
D.Dasar Hukum

Secara Kelembagaan Badan Amil Zakat Nasional Kota Garut dibentuk berdasarkan Keputusan
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI Nomor DJ.II/568 Tahun
2014 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/ Kota se-Indonesia. Sedangkan
untuk kepengurusan dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bupati Garut Nomor: 451.12/Kep.566-
Adkesra/2016 tentang Pengangkatan Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Garut Masa
Kerja 2016-2021.Dasar Hukum peraturan perundangan BAZNAS Kabupaten Garut
meliputi:a.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakatb.Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2014 tentang Penjelasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011c.Keputusan
Presiden RI (Kepres) No. 8 Tahun 2001 tentang Pembentukan Lembaga Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS)d.Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI
Nomor DJ.II/568 Tahun 2014 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/ Kota Se-
Indonesia.e.Peraturan Baznas No. 01 Tahun 2014 tentang Pengajuan Pertimbangan Pimpinan
BAZNAS Provinsi/Kabupaten/Kotaf.Peraturan Baznas No. 02 Tahun 2014 tentang Pemberian
Rekomendasi Pembentukan LAZSecara Kelembagaan Badan Amil Zakat Nasional Kota Garut
dibentuk berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama
RI Nomor DJ.II/568 Tahun 2014 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/ Kota
se-Indonesia. Sedangkan untuk kepengurusan dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bupati Garut
Nomor: 451.12/Kep.566-Adkesra/2016 tentang Pengangkatan Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional
Kabupaten Garut Masa Kerja 2016-2021.Dasar Hukum peraturan perundangan BAZNAS Kabupaten
Garut meliputi:

a.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat

b.Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Penjelasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2011

c.Keputusan Presiden RI (Kepres) No. 8 Tahun 2001 tentang Pembentukan Lembaga Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS)

d.Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI Nomor


DJ.II/568 Tahun 2014 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/ Kota Se-
Indonesia.

e.Peraturan Baznas No. 01 Tahun 2014 tentang Pengajuan Pertimbangan Pimpinan BAZNAS
Provinsi/Kabupaten/Kota

f.Peraturan Baznas No. 02 Tahun 2014 tentang Pemberian Rekomendasi Pembentukan LAZ
E.Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Baznas Kabupaten Garut bertanggung jawab kepada Bupati Garut dan BAZNAS
Provinsi Jawa Barat dan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Zakat pada tingkat
Kabupaten Garut.

Dalam melaksanakan tugas, BAZNAS Kab. Garut menyelenggarakan fungsi:

1. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan ZIS;


2. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan ZIS;
3. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan ZIS;
4. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan ZIS, termasuk
pelaporan pelaksanaan pengelolaan zakat tingkat Kabupaten Garut.
5. Pemberian rekomendasi pada izin pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ)
berskala Kabupaten.

A.Landasan Syari’ah

 Al-Qur’an

“Sesungguhnya zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil
zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk
membebaskan orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang
sedang dalam perjalanan, sebagai suatu kewajiban dari Allah; dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” [QS. At-Taubah (9) ayat 60]

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (me-ngerjakan) yang
ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan sembah-yang, menunaikan zakat, dan
mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [QS. At–Taubah (9) ayat 71]

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu
(menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.”  [QS At-Taubah (9) ayat 103]

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan


yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” [QS
Ash-shaaf (61) ayat 4]

 Al-Hadits

“Dari Yazid bin Amru al-Ma’afiri dari orang yang pernah mendengar ‘’Uqbah bin ‘Amir
al Juhani, ia berkata, “Rasulullah telah mengutusku sebagai petugas zakat. Lalu saya
meminta izin kepadanya bahwa kami nantinya akan memakan sebagian dari harta itu.
Lalu beliau pun memberikan izin kepada kami.” (HR. Ahmad)
“Kau akan berada di tengah-tengah umat Ahli Kitab (agama lain). Ajaklah mereka
mengakui bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan saya adalah Rasul-Nya. Bila mereka
menerima, beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka diwajibkan salat lima kali
dalam sehari semalam. Bila mereka menja-lankannya, beritahukan pula bahwa mereka
diwajibkan mengeluarkan zakat yang dipungut dari orang-orang kaya dan dikembalikan
kepada orang-orang miskin. Dan bila mereka menjalankannya, maka kau harus
melindungi harakat kekayaan mereka itu, dan takutlah kepada doa orang-orang yang
teraniaya, karena antara doa orang teraniaya dengan Allah tidak terdapat
penghalang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat ihsan (profesional) atas segala


sesuatu.” (HR. Muslim)

 Fikih Zakat Kontemporer

“Kewajiban zakat merupakan sarana paling utama untuk mengatasi kesenjangan antara
yang kaya dengan yang miskin dan mewujudkan jaminan sosial dalam Islam.” (Dr.
Wahbah Az-Zuhaili dalam Fiqhul Islamy, Jilid II hal 732)

“Zakat, sekalipun dibahas di dalam pokok bahasan “ibadat”, karena dipandang bagian
yang tidak terpisahkan dari shalat, namun zakat sesungguhnya me-rupakan bagian sistem
sosial ekonomi Islam, dan oleh karena itu dibahas di dalam buku-buku tentang strategi
hukum dan ekonomi Islam.” (Dr. Yusuf Al-Qaradhawy dalam Fiqh Zakah (edisi
terjemahan) hal 3)
B.Visi baznas kab garut

“Terwujudnya Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat Kab. Garut yang Sadar


Zakat, Infaq dan Shadaqah Melalui Peran Serta Badan Amil Zakat Nasional Menuju
Masyarakat yang Bermartabat, Aman, Nyaman, dan Sejahtera”
C.MISI BAZNAS KAB GARUTMeningkatkan kualitas kelembagaan Zakat yang

1. Amanah, Transparan, Akuntabilitas, dan Profesional


2. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia aparatur BAZNAS Kab. Garut
yangAmanah, Transfaran, Akuntabilitas, dan Profesional
3. Meningkatkan kesadaran umat dalam ber-zakat
4. Meningkatkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat yang sesuai dengan syariat
dan prinsip manajemen modern
5. Mengoptimalkan pemberdayaan zakat bagi peningkatan kualitas dan taraf
kehidupan masyarakat Garut
D.Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Garut
a.Pimpinan :

1 Rd.AAS KOSASIH, S. Ag.,M.Si jabatan


.

2 ADBDULLAH EFENDI,S.Pd.I.,M.E jabatan


.

3 Rd.H.HENDI MUHYIDIN,S.Pd.I jabatan


.

4 Dr.H.DIAN ROSLAN
. HIDAYAT,S.Kep,M.Kes. Jabatan

5 CECEP RUKMANA, S.Sos. jabatan


.
4.1 Struktur Organisasi

b.pelaksana

1. Drs. MAMAT RACHMAT, M.SI. Jabatan Sekretaris BAZNAS Kab Garut

2. SUKARAWAN WIDODO Jabatan Kepala Bidang Pelaporan, Keuangan


dan Kearsipan

3. IMAM MUTAQIN, ST. Jabatan Kepala Amil Pelaksana

4. HENDRA, SE. Jabatan Kepala Bidang SDM, Umum dan


Kesekretariatan

5. IHSAN TAUFIK RAHMAT S.Pd. Jabatan Kepala Bidang Pengumpulan

6. AMAN NURJAMAN jabatan Kepala Seksi SDM

7. IIN MUNAWAROH jabatan Kepala Seksi Bendahara

8. DENI SETIA PERMANA S,E jabatan Kepala Seksi UPZ

9. RETNO NOVITASARI Amd.Keb. jabatan Kepala Seksi Pendistribusian

10 IIN MUNAWAROH , S. Si jabatan Kepala Seksi Bendahara


.

11 DETI NUR AFTIANI, S. ST jabatan Kepala Seksi Pelaporan


.
13. YUSEF HILMANSYAH jabatan Kepala Seksi Sitem Informasi
dan Manajemen

14. LILIS SAADAH jabatan Kepala Seksi Kesekretariatan

15. AMAN NURJAMAN jabatan Kepala Seksi SDM

16. AHMAD SAEPUL ROHIM jabatan Kepala Urusan Dalam


BAZNAS

17. MOCH. RIJAL SUMIARSA jabatan Staf Bidang SDM dan Umum

18. ENUR jabatan driver

19. DIKDIK OKTAVIAN Jabatan PTT

20. NETY YULIAWATI, S, IP jabatan PTT

21. SILVI HIDAYANTI ,SIP jabatan PTT

22. HILMAN HARPANDIANSYAH jabatan PTT


E.PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN

.Mengenai pendayagunaan hasil penerimaan zakat yang telah terkumpul, telah diatur dalam
Peraturan DaerahNomor 6 Tahun 2014 tentang pengelolaan zakat pasal 33ayat 1. Dalam
pasal 33 tersebut disebutkan bahwa “pendayagunaan hasil penerimaan zakat harus sesuai
dengan syariat islam dan ketentuan yang berlaku, yaitu harus memenuhi delapan asnaf.
Delapan asnaf tersebut meliputi fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, ghorim, sabilillah, dan
ibnusabil.”Hasil penerimaan selain zakat, seperti hasil penerimaan infaq dan shadaqah yang
terkumpul di BAZNAS kab Garut dalam hal penyaluran ada dua jenis meliputi:
a.Konsumtif adalah penyaluran bantuan atau santunan secara
66langsung baik di tempat maupun di event/gebyar kegiatan.

b.Produktif adalah penyaluran bantuan dalam bentuk pendayagunaan dampak sosial dan
ekonomi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan (individu atau kelompok).Berikut
petikan wawancara pribadi denganHendy Muhyidinselaku wakil ketua II bidang
Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS di Kabupaten Garut,pada pukul 10;20 WIB
hari Senin tanggal 17 juli 2017. “pendayagunaan hasil penerimaan zakat telah memenuhi
delapan asnaf, sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Sebagai contoh diberikannya pinjaman
modal bagi pedang kecil sebagai usaha modal dan pembanguna Rumah Tidak Layak Huni
(RUTILAHU).Dalam pelaksanaan tugasnya, pengurus BAZNAS Kab. Garut bertanggung
jawab kepada Bupati dan BAZNAS propinsi serta kepada masyarakat kabupaten Garut.
Laporan pertanggung jawaban pengurus dilaksanakan setiap satu semester. Pada laporan
pertanggung jawaban tersebut dilaporkan mengenai dana yang sudah terkumpul serta
pendistribusianya dengan mengumpulkan semua keangggotan BAZNAS kab. Garut serta
tokoh-tokoh masyarakat di Kab. Garut

Kegiatan dalam penditribusian/penyaluran ZIS oleh BAZNAS Kab. Grut mengacu kepada 5
program yang telah ditetapkan. Berikut adalah program/ kegiatan pendistribusian/ penyaluran
ZIS oleh BAZNAS kab.Garut:

1. Garut Cerdas

Garut Cerdas merupakan kegiatan memberikan bantuan biaya kepada anak didik dalam
peningkatan prestasi pendidikan serta bantuan biaya bagi anak didik putus dan atau terancam
putus sekolah. Adapun bentuk kegiatan dari Garut Cerdas adalah:

 Beasiswa pendidikan
 Santunan pelajar
 Program paketkesetaraan dan putus sekolah

Garut Sehat

Garut Sehat merupakan kegiatan memberikan bantuan pelayanan kesehatan kepada


masyarakat tidak mampu yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Adapun
bentuk kegiatan dari Garut Sehat adalah:

 Santunan pengobatan
 Layanan ambulance
 Khitanan massal
 Klinil kesehatan keliling

Garut Taqwa

Garut Taqwa adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan nilai-nilai


keberagamanaan dan syi’ar agama di tengah masyarakat kota Garut yang bertujuan untuk
lebih memupuk semangat keberagamaan serta diharapkan semangat dan semarak
keberagamaan di kota Garut semakin meningkat. Sehingga nuansa keagamaan pada tingkat
Desa, tingkat Kelurahan, tingkat Kecamatan dan Kota Garut semakin meningkat.Adapun
bentuk kegiatan dari Garut Takqwa adalah:

 Bantuan fasilitas ibadah islam


 Santunan ramadhan
 Bantuan kegiatan keagamaan islam/ PHBI
 Bentuk untuk pembinaan generasi muda islam
 Santunan kepada mubaligh/ ustadz/guru ngaji/DKM

Garut Peduli

Garut Peduli adalah program yang dilakukan dalam rangka kepedulian terhadap masyarakat
yang ditimpa musibah dan bencana dan orang terlantar dengan tujuan dapat meringankan
beban penderitaan yang bersangkutan.Adapun bentuk kegiatan dari Garut Peduli adalah:

 Bantuan untuk rumah tidak layak huni /rutilahu


 Bantuan untuk bedah rumah
 Bantuan untuk fasilitas umum/ MCK
 Bantuan untuk fasilitas umum/ saranaa air bersih
 Bantuan untuk fasilitas umum/ tong sampah kebersihan
 Bantuan untuk fasilitas umum/bak sampah
 BAZNAS tanggap bencana/BTB dan recovery

Garut Makmur

Garut Makmur adalah kegiatan yang dilakukan untuk memakmurkan masyarakat dengan
meningkatkan derajat masyarakat miskin atau tidak mampu ke arah yang lebih baik. Adapun
bentuk kegiatan Garut Makmur adalah:

 Bantuan langsung kepada mustahik


 Baznas Comunity Development/ New group

Baznas Comunity Development/ existing group


2.Sekretaris

Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kelapa Badan yang

mempunyai tugas pokok merumuskan program kegiatan untuk pelayanan administrasi

bidang umum, keuangan serta perencanaan, evaluasi dan pelaporan.


2.4Logo Perusahaan

Logo BAZNAS terdiri dari Lambang Burung Garuda Pancasila dengan tulisan BAZNAS dibawahnya dan
Badan Amil Zakat Nasional.
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


MEN STEMPEL KUPON INFAQ RAMADHAN
3.1 Waktu Kegiatan
PKL dilaksanakan mulai tanggal 8 januari 2021 sampai tanggal 22 maret 2021 di Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS selama 3 bulan yang dimulai senin s.d Jum’at pukul 08.00 s.d
16.00 WIB.
3.2 Rencana kegiatan
1.Menstempel Kupon Infaq Ramadhan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata menstempel adalah mengecap.
Arti lainnya dari menstempel adalah menera.

Menstempel berasal dari kata dasar stempel. Menstempel memiliki arti dalam kelas verba
atau kata kerja sehingga menstempel dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan,
pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.

Stempel adalah alat yang memiliki permukaan terukir tulisan, gambar atau keduanya yang
digunakan dengan tinta untuk menghasilkan sebuah cap pada berkas atau dokumen.

Hasil cap stempel dapat digunakan untuk pengesahan berkas, berupa surat resmi, pengesahan
ijazah, nota, tanda terima kasih atau pengesahan pelunasan transaksi.

2.Sejarah Stempel

Ada sebuah ilmu yang memang khusus mempelajari tentang cap, materai atau stempel yaitu
Sigillography. Ilmu ini tentunya merekonstruksikan kehidupan manusia pada zaman
prasejarah hingga sejarah saat ini.

Untuk pengertian ketiga istilah cap, materai atau stempel adalah mirip, walau berasal dari
bahasa yang berbeda. Penggunaan stempel ini sudah sangat lama diterapkan pada negara
Cina pada saat dinasti Ying dan Yang.

Penerapannya sendiri dengan cara dibubuhi pada sebuah dokumen penting yang hanya bisa
dibuka oleh orang yang tertentu. Metode surat menyurat juga sudah ada pada saat zaman
kerajaan, apalagi penyampaian berita cukup terbatas saat itu.

Pada zaman itu, surat tidak dimasukkan dalam wadah, hanya menggunakan sebuah surat yang
ditandai dengan menggunakan cap atau Feng Ni (Stempel Penyegelan). Hingga saat ini
penggunaannya mulai menjadi penting secara menyeluruh, yang mana digunakan untuk
hampir semua perusahaan hingga lembaga resmi.
3. Proses Pembuatan Stempel

Dalam proses pembuatan sebuah stempel manual ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Yang pertama adalah pada permukaannya stempel harus di ukir terbalik (Negatif), hal ini
bertujuan untuk menghasilkan cap yang sesuai dengan gambar atau tulisan yang diinginkan.

Poin pertama ini biasanya diterapkan pada tulisan maupun gambar yang tidak terlihat
simetris. Yang kedua adalah jika tulisan dan gambar dianggap simetris, maka tidak menjadi
persoalan untuk mengukir permukaan stempel tidak terbalik. permukaan stempel tidak
terbalik.

Selain terbuat dari bahan karet, stempel juga biasanya terbuat dari bahan keras. Contohnya
yaitu dari bahan batu semi permata hingga logam. Proses pencetakan stempel secara manual
memang memakan waktu dan ketelitian yang tinggi.

Fungsi Stempel

Terdapat 3 fungsi stempel saat ini.  Tidak dapat dipungkiri, benda kecil ini memiliki nilai
yang sangat penting dalam hidup individu atau lembaga, terutama dalam sebuah pengesahan
perjanjian hingga dokumen.

1. Pengesahan

Fungsi stempel yang pertama adalah sebagai pengesahan. Pada sebuah kegiatan, maupun itu
dalam kontrak perjanjian dan surat menyurat, stempel dipergunakan sebagai tanda
pengesahan oleh atasan terhadap dokumen. Ketika sebuah dokumen telah dibubuhi stempel,
maka isi dari dokumen sudah tidak dapat diganggu gugat.

Yang mana akhirnya dokumen tersebut akan lebih sah, karena saat ini ketika hanya
menggunakan tanda tangan mudah untuk dipalsukan. Kekuatan stempel juga dimata hukum
lebih kuat dibanding dengan yang tidak menggunakan.

Dan tentunya menjadi tanggung jawab seorang atasan terhadap dokumen yang telah dibubuhi
stempel dan tanda-tangan.  Jadi bisa dikatakan sebagai perwakilan dari suatu lembaga itu
sendiri. Keberadaan dari stempel dalam dokumen apapun yang berasal dari lembaga adalah
legalitas.

2.penguat

Fungsi stempel yang kedua adalah sebagai penguat sebuah keputusan. Sebuah perusahaan
atau lembaga biasanya melakukan sebuah rapat, yang mana dalam rapat akan menghasilkan
sebuah keputusan. Keputusan tadi yang akan diwujudkan dalam sebuah surat keputusan.

Kemudian surat tadi akan dibubuhi tanda tangan dan stempel sebagai bentuk penguat
keputusan bersama disetujui oleh pimpinan. Seperti yang Anda ketahui secara mendasar juga,
kegunaan sebuah stempel adalah sebagai tanda. Atau juga bisa dikatakan sebagai bentuk
perwakilan seseorang atau lainnya.
Namun pada saat zaman dulu, kegunaan dari stempel ini juga menarik. Sebagai segel yang
menandai sebuah dokumen, apakah sudah disentuh atau belum oleh orang yang dituju.
Walaupun demikian, pada dasarnya adalah sebagai tanda.

3. Pertanggungjawaban

Fungsi stempel yang terakhir adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban. Tentunya ketika
suatu dokumen sudah dibubuhi tanda tangan dan stempel, hal ini merupakan bentuk tanggung
jawab dari pimpinan yang telah mengesahkannya. Apapun konsekuensi ditanggung atas nama
pimpinan.

Stempel yang saya gunakan adalah stempel runaflek atau biasa disebut stempel biasa /
manual. Jenis stempel ini banyak diaplikasikan pada zaman dahulu. Terdapat gagang kayu
dengan cap karet lengkap dengan bak tinta stempelnya, tentunya dari segi harga, stempel ini
lebih ekonomis sekali.

Dari segi bahannya saja sudah tidak praktis, pembuatannya juga sedikit rumit. Namun pada
saat ini pembuatannya sudah mengalami pembaharuan yaitu menggunakan mesin stempel
runaflek. Untuk masalah warna, stempel ini hanya bisa menggunakan satu warna saja
Penggunaan Stempel Yang Benar

Dalam penggunaan stempel dalam pengesahan sebuah dokumen juga terdapat aturannya.
Tidak hanya asal stempel pada dokumen dengan letak yang sembarang. Posisi cap stempel
yang benar adalah pada bagian sebelah kiri dari tanda tangan pimpinan yang
menandatangani.

Karena ketika posisi cap tidak sesuai, selain Anda nampak amatir, terkadang dokumen
tersebut tidak sah. Jadi tentunya Anda harus berhati-hati dalam membubuhi dokumen penting
menggunakan stempel yang ada.

Saat ini buat stempel perusahaan terbilang mudah, Anda bisa menemukan jasa ini dimana-
mana. Stempel perusahaan PT maupun CV dapat disesuaikan dengan permintaan dan logo
masing-masing perusahaan. Untuk masalah warna juga bisa disesuaikan, ketika Anda
menggunakan jenis stempel flash.

Tidak dapat dipungkiri, saat ini semua dokumen-dokumen penting membutuhkan sebuah
pengesahan yang benar. Karena tidak jarang beberapa dokumen harus di cek kembali karena
diragukan keasliannya. Semoga penjelasan terkait pengertian stempel, fungsi hingga jenis
stempel dapat berguna bagi Anda.

Anda mungkin juga menyukai