Anda di halaman 1dari 16

Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

STRATEGI DAN HASIL KOMPETISI PERGURUAN TINGGI


Drs. H. Aceng Muhtaram M, M.Pd
Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd
Elin Rosalin, M.Pd

Jurusan Administrasi Pendidikan, FIP UPI


Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 Jawa Barat - Indonesia
Telp: 08122375670

Email: am_mirfani@upi.edu

Abstrak

Pendidikan tinggi memiliki fungsi untuk membantu masyarakat agar memiliki kemampuan yang sangat tinggi
sehingga mereka dapat memahami tantangan bersamaan dengan globalisasi dan ekonomi global, yang dapat
digunakan untuk mensejahterakan bangsa dan negara yang sedang berkembang. Kondisi objektif bangsa,
tantangan global dan tantangan teknologi informasi, membuat pendidikan tinggi di Indonesia berada dalam depresi
yang sangat tinggi, mengembangkan pendidikan tinggi, terutama di era globalisasi saat ini, berharap untuk
lingkungan eksternal yang dinamis di pendidikan tinggi, itu sangat dipengaruhi ekonomi pasar. Sebaliknya, peran
dan posisi pendidikan tinggi juga dapat mempengaruhi pasar yang dinamis terutama dalam kaitannya dengan
pengembangan sumber daya manusia dan pengetahuan dan teknologi. Lingkungan eksternal pendidikan tinggi
adalah lingkungan strategis di mana kompetensi terus terjadi dan tak terbendung atau terhenti.

Karena kebutuhan pendidikan tinggi akan konsep baru yang dapat mencapai keunggulan pelayanan agar mampu
mempertahankan mahasiswa memperoleh nilai bersamaan dengan partisipasi mereka dalam pendidikan di
pendidikan tinggi. Dengan demikian, sebagaimana mestinya pendidikan tinggi yang hadir seimbang dengan
kualitas, dengan demikian pendidikan tinggi memiliki keunggulan kompetitif. Keterbukaan untuk berinteraksi
dengan berbagai dukungan strategis adalah karakter dasar yang sangat penting dan sebagai sarana untuk
memindahkan cepatnya dan juga sebagai sarana untuk mengembangkan keunggulan kompetitif

Keywords: competitiveness, strategy, result competitiveness

Abstract

Higher education has functions to help society to have very high abilities thus they can understand the obstacles
along with the globalization and global economy, which can be used to welfare nation and developing country.
Objective nation condition, global challenge and challenge o f technology information, makes higher education in
Indonesia is in very high depression, developing higher education, particularly in this globalization era nowadays,
hope to the dynamic external environment o f higher education that is very influence by market economy. The
opposite, role and position o f higher education can also influence market dynamic especially in relation with the
development o f Human Resources and knowledge and technology. External environment o f this higher education is
strategic environment where competency continuously occurs and unstoppable or stopped.

Therefore higher education needs new concept that can reached service excellence in order able to maintain college
students to gain value along with their participation in education o f higher education. Thus as it should be higher
education present balance with good quality thus has competitive advantage. Openness to interact with various
strategic support is a basic character that is very important and as the means to move fastly and also as means to
develop competitive advantage.
Keywords: competitiveness, strategy, result competitiveness

Jurnal Administrasi Pendidikan VoLXIVNo.l April 2012


Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

r; •' ;vV -P Ä Ä H U L ü AN ' '


Pendidikan tinggi merupakan salah satu pilar perguruan tinggi Indonesia yang masuk dalam 10
penting yang diharapkan dapat membawa perubahan besar terbaik Asia dan hanya dua perguruan tinggi
suatu bangsa. Dunia pendidikan tinggi tidak hanya Indonesia (Universitas Indonesia dan Institut
dapat menjadi sarana bagi peningkatan kualitas Teknologi Bandung) yang masuk ke dalam 10 besar
sumber daya manusia, tetapi proses pembelajaran di terbaik Asia Tenggara (peringkat 6 dan 7), data
kampus juga diharapkan menjadi wahana yang sangat lengkap dapat dilihat pada table 1. Bahkan, pada tahun
penting untuk merubah pola pikir masyarakat dalam 2007 Universitas Indonesia dan institut Teknologi
menuju terwujudnya masyarakat sipil {civil society) Bandung merosot ke peringkat 395 dan 369. Hal ini
yang demokratis. menunjukan bahwa masih lemahnya daya saing
Fenomena di tingkat lokal, nasional, regional, perguruan tinggi di Indonesia dibandingkan dengan
dan internasional dalam beberapa dasawarsa terakhir perguruan tinggi di luar negeri.
adalah meningkatnya perkembangan pendidikan tinggi Kondisi objektif bangsa, tantangan global dan
{higher atau tertiary education). Pada tahun-tahun tantangan informasi teknologi, menjadikan perguruan
awal milenium ketiga jumlah mahasiswa mencapai 90 tinggi di Indonesia dalam kondisi tertekan amat berat.
juta orang (Azra, Republika Online 7 September Membangun perguruan tinggi, terutama pada era
2006). Di Indonesia menjelang 1990 terdapat sekitar globalisasi saat ini, dihadapkan kepada dinamika
900 lembaga pendidikan tinggi (akademi, politeknik, lingkungan eksternal perguruan tinggi yang sangat
sekolah tinggi, institute dan universitas) dengan dipengaruhi ekonomi pasar. Sebaliknya, peran dan
mahasiswa hampir 1.486.000 orang. Pada 2004 posisi perguruan tinggi juga mempengaruhi dinamika
terdapat 81 lembaga pendidikan tinggi di bawah pasar terutama dalam kaitannya dengan
Depdiknas dan 59 di bawah Depag dengan jumlah pengembangan SDM dan ilmu pengetahuan dan
mahasiswa lebih dari 880 ribu orang; sementara itu, teknologi. Lingkungan eksternal perguruan tinggi in:
terdapat sekitar 2.236 lembaga pendidikan swasta adalah lingkungan strategik dimana kompetensi teras
dengan jumlah mahasiswa sekitar 1,7 juta orang menerus terjadi dan tidak dapat berhenti a:aa
(Azra, Republika Online, 7 September 2006). Hal dihentikan.
tersebut mengindikasikan tingkat apresiasi terhadap Tantangan yang dihadapi pendidikan tinggi pada
perguruan akan semakin tinggi sehingga perguruan masa revolusi global dewasa ini antara lain) antara
tinggi baik negeri maupun swasta perlu mencapai lain adalah: (a) High quality o f human resources yang
service excellence agar dapat mempertahankan diperlukan untuk mendorong pendidikan menjawab
reputasi dan mahasiswa memperoleh value yang dari berbagai tantangan baru yang muncul akibat
keikutsertaan mereka dalam pendidikan di perguruan globalisasi, (b) High capacity o f management yang
tinggi. intinya profesionalisme yang diperlukan untuk
Namun demikian kemajuan yang sangat pesat meningkatkan kapasitas manajemen untuk bersaing di
dari segi kuantitas terutama pendidikan tinggi swasta pasar global, (c) Internasionalisasi sebagai akibat
ini tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas terbukanya perguruan tinggi dan sebagai akibat
sehingga kondisi PTS menjadi tidak sehat. Dalam networking yang dibangun oleh perguruan tinggi dan
surat kabar harian seringkah diberitakan PTS (d) Daya saing global yang masuk ke dunia
terancam bangkrut atau di tutup. Selain akibat pendidikan tinggi, maka untuk dapat memposisikan
pertumbuhan jumlah PTS tidak terkendali, penyebab lembaga pendidikan tinggi sejajar dengan perguruan
lain karena PTN kini cenderung membuka jalur tinggi dunia, maka diperlukan berbagai perubahan dan
penerimaan mahasiswa secara khusus dan melebihi strategi dan dalam meningkatkan profesionalisme
kuaota. dalam manajemen (Fakry Gaffar, 2004).
Masih rendahnya kemampuan perguruan tinggi Merujuk pada kondisii tersebut maka
Indonesia dalam menghasilkan keluaran sumber daya membangun strategi kompetisi global perguruan
manusia berkualitas berawal pada kondisi PT yang tinggi guna meningkatkan daya saing sumber daya
tidak memiliki kemampuan dalam memformulasi manusia perlu dikerjakan oleh semua pihak.
kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan Pemerintah, perguruan tinggi dan dunia usaha serta
pasar. Selain itu, peran pemerintah dalam masyarakat perlu membagi peran masing-masing
mengeluarkan kebijakan yang terintegrasi untuk dalam memformulasikan kerangka global strategie
terciptanya link and match antara perguruan tinggi competitiveness perguruan tinggi dalam periode
dengan dunia usaha belum sepenuhnya dijalankan. jangka panjang. Dengan demikian untuk memberikan
Pengangguran jumlah sarjana dari tahun ke tahun peluang terhadap pertumbuhan dan perkembangan
jumlahnya senantiasa melonjak drastic, hal ini perguruan tinggi maka sudah seharusnya perguruan
menunjukan ketidaksesuaian antara lulusan perguruan tinggi yang hadir diimbangi dengan kualitas yang baik
tinggi dan kualifikasi yang dibutuhkan sector industry sehingga memiliki keunggulan kompetitif {compétitive
dan jasa di masyarakat, akibatnya timbul masalah advantage) khususnya menghadapi persaingan global.
ketika lulusan perguruan tinggi tersebut ingin mencari Keterbukaan untuk berinteraksi dengan berbagai
pekerjaan. Di samping itu, menurut data dari THES- dukungan strategik merupakan sifat dasar yang amat
World University Rankings 2006 tidak ada satupun penting dan merupakan alat untuk bergerak lebih

|I I ! ! ! Jurnal Administrasi Pendidikan VoLXIV No. 1 April 2012


Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

cepat, dan juga merupakan alat untuk • Bagaimana pengaruh Keunggulan Posisional
mengembangkan competitive advantage. (X2) terhadap result competition (Y) LPTK
Berdasarkan pemikiran dan kondisi objektif di di Kota Bandung?
atas, maka penelitian ini dinilai penting untuk • Bagaimana pengaruh Core competence (XI)
mengkaji strateg-strategi dilakukan perguruan tinggi dan Keunggulan Posisional (XI) terhadap
khususnya Lembaga Pendidikan Tenaga result competition (Y) LPTK di Kota
Kependidikan (LPTK di Kota Bandung) tuntuk Bandung?
mencapai daya saing (competitiveness) dan
implikasinya terhadap hasil kompetisi Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
Rumusan Masalah
mengetahui pengaruh strategi kompetisi yang
Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan dilakukan oleh LPTK dan dampaknya terhadap hasil
competitiveness (strategi kompetisi) yang dilakukan kompetisi. Sedangkan secara khusus, penelitian ini
oleh perguruan tinggi dan dampaknya terhadap result bertujuan ini untuk menganalisis hal-hal sebagai
competitiveness (hasil kompetisi) yang diraih oleh berikut:
perguruan tinggi. Sejalan dengan latar belakang di Pegaruh Core competence/ Sumber Keunggulan
atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai terhadap result competition! hasil kompetisi
berikut: LPTK di Kota Bandung?
• Bagaimana Core competence/ Sumber Pengaruh Keunggulan Posisional Keunggulan
Keunggulan LPTK di Kota Bandung? terhadap result competition! hasil kompetisi
• Bagaimana Keunggulan Posisional LPTK di LPTK di Kota Bandung?
Kota Bandung? Pengaruh Core competence (XI) dan
• Bagaimana hasil kompetisi¡result Keunggulan Posisional (XI) terhadap result
competition LPTK di Kota Bandung ? competition (Y) LPTK di Kota Bandung?
• Bagaimana pengaruh Core competence (XI)
terhadap result competition (Y) LPTK di
Kota Bandung?
METODE W g W T IA N lltlllt
Penelitian ini dilakukan melalui studi
deskriptis dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Karena kepentingan utama dari
penelitian ini adalah dalam layanan pendidikan di
program studi pada LPTK di Kota Bandung.
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner
survei dan analisis data dan pengujian hipotesis
adalah dijalankan dengan menggunakan perangkat
lunak SPSS Versi 16,0.
Kompetisi Dan Strategi Dalam Membangun
Competitive Advantage Perguruan Tinggi
• Manajemen Strategik: Kunci Membangun
Strategi Untuk Memenangkan Kompetisi
Kata kunci yang relevan untuk
mengantisipasi kondisi saat ini adalah reorientasi
konsep perencanaan strategis yang diwujudkan
melalui aplikasi manajemen strategis di perguruan
tinggi. Hitt dan Ireland (1997) mengemukakan
bahwa proses manajemen strategies membantu
organisasi mengidentifikasi apa yang ingin mereka
capai dan bagaimana seharusnya mereka mencapai
hasil yang bernilai.
Proses manajemen strategik dapat ditinjau
dari beberapa komponen. Hill dan Jones (1992)
menguraikan komponen manajemen strategik
dalam gambar berikut:

Jurnal Administrasi Pendidikan VolXIV No. I April 2012


Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

Misi dan Tujuan Organisasi


i
Analisis Eksternal Analisis Internal
i
Pilihan Strategi
* *

I
Strategi di tingkat unit Organisasi

Strategi di tingkat organisasi:


Integral Vertikal, Diversifikasi dan Strategi Global

Analisis Portofolio dan Strategi Masukan


dan Keluaran

i
Pilihan Struktur Konflik, Politik, Pilihan
Organisasi dan Perubahan Pengawasan

Penyesuaian Strategi Struktur dan


Pengawasan

Gambar 1 : Komponen Manajemen Strategis

Peranan manajemen strategis semakin nyata Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
dan dirasakan kepentingannya, terutama dalam faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi.
mencapai posisi daya saing yang optimal. Dewasa Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
ini sektor pendidikan beserta praktik-praktik di memaksimalkan kekuatan {Strengths) dan peluang
dalamnya harus mampu menunjukan daya saing, (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
yaitu dinamis dalam mengantisipasi perubahan di meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan
sekitarnya. Untuk itu diperlukan upaya untuk ancaman (Threats). Penelitian menunjukan bahwa
melakukan analisis situasi yang dapat kinerja organisasi dapat ditentukan oleh kombinasi
mempengaruhi kualitas pendidikan, serta faktor internal dan eksternal. Analisis SWOT dapat
bagaimana antisipasi atau tindakan yang harus digambarkan sebagai berikut:
dilakukan untuk menghadapi situasi tersebut.
Pentingnya strategi ini memunculkan teknik-teknik
yang bermuara pada perumusan strategi.

STRENGHT WEAKNESSES
INTERNAL

OPPORTUNITIES THREATS
EKSTERNAL
Gambar 2: ANALISIS SWOT

Jurnal Administrasi Pendidikan VollIVNo.l April 2012


Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

Berkaitan dengan upaya peningkatan daya Analisis Eksternal: Kekuatan-Kekuatan Kompetisi


saing dan formulasi strategies dalam meningkatkan dalam Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
kualitas pendidikan, maka diperlukan iklim
Dalam dunia bisnis dan industri,
kondusif organisasi (perguruan tinggi dengan
kompetisi itu melekat dengan gerak langkah
segala perangkatnya). Peringatan strategi yang
bisnis dan industri. Untuk menganalisis
diperoleh akan memberikan sumbangan yang
kekuatan kompetitif dalam sebuah lingkungan
optimal jika perangkat organisasi dan sumber daya
industri agar perusahaan dapat mengenali
manusia yang dimilikinya mampu melaksanakan
kesempatan dan ancaman yang sedang
dan merefleksikan tuntutan strategi tersebut.
dihadapi, Porter (Hill, Jones & Galvin,
Keunggulan perguruan tinggi terletak pada
2002:83) mengembangkan lima kekuatan yang
bagaimana cara perguruan tinggi merancang-
membentuk kompetisi dalam sebuah industri:
bangun lembaganya sebagai organisasi karena
(1) ancaman para pesaing baru; (2) tingkat
manajemen strategis sifatnya berkesinambungan,
persaingan diantara perusahaan - perusahaan
maka diperlukan sinergi dari seluruh tingkatan
yang didirikan dalam sebuah industri; (3)
manajemen yang didukung secara optimal oleh
kekuatan penawaran dari para pembeli; (4)
grass root. Melalui perumusan strategi yang akurat
kekuatan penawaran dari para supplier; dan (5)
diharapkan diperoleh formulasi-formulasi strategis
ancaman produk - produk pengganti. Kelima
yang relevan dengan tantangan eksternal dan
dorongan/kekuatan oleh Porter di ilustrasikan
internal.
sebagai b erik u t:
Lingkungan eksternal dan internal perguruan
tinggi ini adalah lingkungan strategik dimana
kompetensi terus menerus terjadi dan tidak dapat
berhenti atau dihentikan.

Global
forces
Technological
Political and -O - forces

Demographic forces
'O “
Sociocultural forces

Gambar 3 : Lima Model Kekuatan Kompetitor

• Ancaman para pesaing baru akan semakin terbuka, bahkan para pelaku bisnis
membuka lembaga-lembaga pendidikan sendiri
Sebagaimana diindikasikan bahwa tingkat sesuai dengan kebutuhan mereka dan
apresiasi terhadap perguruan tinggi akan semakin memanfaatkan sendiri lulusannya untuk
tinggi, maka pertumbuhan lembaga-lembaga kepentingan perusahaan mereka sendiri. Maka
pendidikan tinggi dalam berbagai bentuknya kondisi ini memicu perguruan tinggi untuk
(universitas, institut, sekolah tinggi atau politeknik) berlomba untuk menawarkan yang terbaik yang

Jurnal Administrasi Pendidikan VoLXIV No. J April 2012


Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

dapat diterima oleh umum. Lulusan yang dapat dipandang sebagai ancaman kompetitif
dihasilkan, produk ilmu pengetahuan yang ketika mereka berada pada posisi meminta
diciptakan, dan berbagai hal lainnya yang harga lebih rendah dari perguruan tinggi atau
merupakan produk yang diperlukan dan ditawarkan ketika meminta pelayanan yang lebih baik
kepada umum, perguruan tinggi harus berkompetisi (yang dapat meningkatkan biaya operasi). Di
dengan rekan perguruan tinggi lainnya. sisi lain, ketika para pembeli lemah, sebuah
Kompetitor, seperti perguruan tinggi lain, perguruan tinggi dapat meningkatkan harga
berbagai lembaga pendidikan yang bertaburan dan mendapatkan profit yang lebih besar. Oleh
di masyarakat, social and political karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk
organizations, dan seluruh kekuatan yang ada menjual produk-produk perguruan tinggi
di pasar, perlu dikaji dan pasar bebas perlu tersebut, agar dapat mempengaruhi pembeli,
diketahui dengan jelas sehingga tidak salah misalnya melalui sosialisasi, exhibits roadsow,
dalam menetapkan strategi untuk memasuki marketing dan lain-lain.
pasar.
• Produk - produk pengganti
• Persaingan diantara perusahaan -
Kekuatan akhir dalam model Porter
perusahaan yang berdiri
adalah ancaman produk - produk pengganti.
Dalam melaksanakan misi dan fungsi Produk - produk pengganti dan pelayanan
pokoknya, perguruan tinggi memerlukan memenuhi fungsi yang sama dan dapat
resources, baik yang sifatnya tangible maupun membentuk alternatif realistik pada produk
intangible yang juga diperlukan oleh perguruan atau pelayanan dihasilkan oleh sebuah industri.
tinggi lain. Demikian pula dalam memasarkan Ketika pengganti secara realistis ada, mereka
program, lulusan, produk ilmu pengetahuan menciptakan sebuah batas paling atas pada
dan berbagai hal lainnya, perguruan tinggi harga dimana industri dapat terserang, karena
berkompetisi dengan rekan perguruan tinggi harga di bawah poin tertentu akan
lainnya. Dalam upaya untuk memperoleh mengarahkan pengalihan konsumen pada
revenue yang lebih besar, setiap perguruan pengganti.
tinggi juga harus bersaing untuk mendapat Substitutes yang dimaksud dalam dunia
dana sebanyak mungkin. Artinya perguruan pendidikan misalnya, dulu kompetitor bagi
tinggi sulit melepaskan diri untuk tidak perguruan tinggi adalah perguruan-perguruan
berkompetisi selama perjalanan hidupnya. tinggi yang ada dengan berbagai bentuknya
(universitas, politeknik, sekolah tinggi).
• Kekuatan penawaran dari para Sekarang muncul kompetitor baru dalam
supplier bentuk bukan perguruan tinggi, tetapi
lembaga-lembaga pelatihan yang menawarkan
Para supplier dapat dipandang sebagai
program pendidikan dan latihan yang singkat,
ancaman ketika mereka mampu untuk
dan lulusan dapat segera memperoleh
mendorong harga yang perusahaan harus bayar
pekerjaan karena mereka punya link yang lebih
atas input atau mampu untuk mengurangi
tertata.
kualitas input yang mereka Suplai, karena itu
menekan keuntungan perusahaan. Di sisi lain,
• Lingkungan makro
jika supplier lemah, maka perusahaan
mempunyai kesempatan untuk mendorong Di samping kelima kekuatan yang terus
harga dan permintaan lebih tinggi kualitas menerus menekan setiap langkah dari keberadaan
input. Perguruan tinggi dapat di analogikan perguruan tinggi, dalam prakteknya Dalam
seperti perusahaan, dimana perguruan tinggi prakteknya, perguruan tinggi ditempatkan pada
memerlukan hubungan dengan para pemasok. makro lingkungan yang lebih luas; ekonomi
Para pemasok baik dalam bidang jasa ataupun yang lebih luas, teknologi, demografi sosial,
barang sebagai input dalam penyelenggaraan politik dan lingkungan resmi (seperti pada
pendidikan tinggi. Bila para pemasok ini tidak gambar di atas). Perubahan dalam makro
ada, maka seperti halnya proses industri, lingkungan dapat mempunyai dampak
aktivitas perguruan tinggi pun akan berhenti. langsung pada salah satu dari kekuatan dalam
model Porter, karena itu merubah kekuatan
• Kekuatan Penawaran para pembeli relatif dan dengannya, kemenarikan dalam
Kita ketahui bahwa produk-produk sebuah industri.
perguruan tinggi mencakup ilmu pengetahuan, Pemahaman seluruh lingkungan dimana
sebuah perguruan tinggi berjalan melibatkan
penelitian, layanan-layanan jasa konsultasi,
lulusan, program-program, itu semua scanning (membaca sekilas), monitoring,
meramalkan dan menilai kekuatan yang
diperlukan pembeli-pembeli untuk produk
yang dihasilkan perguruan tinggi. Para pembeli memungkinkan untuk bagaimana faktor-faktor

Jurnal Administrasi Pendidikan VolllVNo.l April 2012


Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

lingkungan dapat mempengaruhi perguruan Siapa yang harus menjadi sasaran kompetitor,
tinggi. Sebuah perguruan tinggi harus teratur dan langkah apa yang harus diambil ?
scan (melihat sekilas) makro lingkungan untuk Apakah strategic move kompetitor itu dan
signal perubahan lingkungan atau tren umum seberapa seriuskah harus diperhatikan ?
yang terjadi. Dalam mengamati sebuah trend Hal apa yang harus dihindari untuk
yang mengarah pada perubahan lingkungan menghindari respons yang emosional dan
yang relevan, perguruan tinggi perlu untuk desperate ?
memonitor perubahan sehingga mempunyai
pemahaman lebih baik dari sifat tetap atas Analisis internal : sumber, kapabilitas,
perubahan dan apakah diterapkan pada kompetensi untuk bersaing
organisasi. Jika proses monitoring Dalam dunia strategi bisnis, semua
menyarankan bahwa perubahan adalah relevan, perusahaan menginginkan untuk
maka perguruan tinggi perlu meramalkan mempertahankan keunggulan kompetitif/daya
bagaimana perubahan akan mempengaruhi saing. Secara umum, kemampuan kompetitif
kerja di masa depan. atau daya saing sebuah perusahaan Hill, Jones
Setelah kita memahami peranan-peranan & Galvin (2002:115) membagi faktor-faktor
kekuatan dan makro lingkungan yang terus yang harus dimiliki perusahaan untuk
menerus menghadang setiap pertumbuhan dan mengembangkan dan mempertahankan
perkembangan perguruan tinggi, maka dalam persaingan kompetitif, sebagaimana nampak
membangun strategi untuk memenangkan pada gambar berikut ini :
kompetisi, salah satu fokus utama adalah
memahami tentang posisi dan gerakan kompetitor.
Berikut ini pertanyaan mendasar dalam
menganalisis kompetitor (Fakry Gaffar, 24:147)
yaitu:

Sumber

Superior:
• Efisiensi
• Kualitas
• Inovasi Profitabilitas
• Responsif superior
konsumen

Gambar 4: Dasar keunggulan kompetitif

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XIVNo.l April 2012


Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

Gambar 4 ini menunjukan faktor —faktor perusahaan menggabungkan tugas - tugas


yang mempengaruhi kemampuan perusahaan khusus ini untuk mengarahkan aktivitas lebih
untuk membangun dan mendukung luas - berbasis kapabilitas (seperti kapabilitas
keunggulan kompetitif. Keunggulan pabrik) dan kapabilitas fungsi). Pada
kompetitif suatu perusahaan ditandai oleh gilirannya, keempat faktor mengijinkan sebuah
kemampuan untuk terus memfokuskan pada perusahaan untuk (1) membedakan penawaran
efisiensi, kualitas, inovasi dan responsif produknya dan maka menciptakan nilai
pelanggan - dan untuk mengembangkan konsumen yang diterima lebih besar, dan (2)
kompetensi khusus, yang berkontribusi pada merendahkan struktur biaya.
hasil superior dalam bidang - bidang ini. Efisiensi, kualitas, inovasi dan responsif
Sumber adalah faktor - faktor yang pada konsumen semuanya adalah elemen
dimiliki perusahaan, kendalikan dan penting dalam meraih keunggulan kompetitif.
digunakan untuk tujuan menciptakan nilai. Efisiensi superior memungkinkan sebuah
Secara umum sumber dibagi ke dalam sumber perusahaan merendahkan biayanya; kualitas
nyata dan sumber tidak nyata. Sumber nyata superior memberikan penetapan harga lebih
termasuk aset yang finansial dalam sifatnya tinggi dan merendahkan biayanya ; responsif
(sebagai contoh, cash/uang, debt/hutang dan superior pada pelanggan memberikan
equity/kewajaran) atau mempunyai sifat fisik penetapan harga lebih tinggi; dan inovasi
(sebagai contoh, bangunan, peralatan, superior dapat mengarah pada harga lebih
penemuan, lahan dan bahan - bahan mentah). tinggi atau unit biaya lebih rendah.
Sumber tidak nyata termasuk asset — asset Agar perguruan tinggi dapat bergerak
nonfisik yang perusahaan gunakan untuk dalam kompetisi dan dalam menetapkan
menghasilkan barang - barang atau strategi dengan tepat dan benar, maka
penyediaan pelayanan, atau harapan untuk diperlukan penentuan posisi baru dengan
menghasilkan keuntungan produktif masa paradigma baru dan orientasi baru yang
depan. disebut dengan repositioning. Repositioning
Kompetensi khusus adalah kelebihan perguruan tinggi dilaksanakan dengan
unik yang membuat sebuah perusahaan untuk melakukan analisis internal. Analisis internal
mencapai efisiensi superior, kualitas, inovasi, yaitu upaya menilai dan me- review seluruh
atau responsif pada konsumen. Kompetensi kekuatan dan kelemahan sehingga dapat
khusus mungkin juga adalah kemampuan menentukan mana yang harus diperbaiki dan
untuk mengelola sumber lebih baik daripada diperkuat. Kegiatan analisis internal juga
para pesaing lakukan, atau kepemilikan dimaksudkan agar perguruan tinggi harus juga
sumber unik yang sangat bernilai dan mengetahui resources dan potensial serta
kapabilitas untuk secara efektif capabilities yang dimiliki untuk memulai
mengeksploitasi sumber tersebut. Perusahaan suatu gerakan dalam bersaing.
mendapatkan, mengembangkan dan Mustahil kalau suatu lembaga ingin
menggunakan beragam sumber untuk mempunyai daya saing yang tinggi kalau tidak
membangun keuntungan kompetitif. mempunyai sumber daya (resources) yang
Kompetensi khusus adalah kelebihan memadai. Di perguruan tinggi, sumber daya ini
unik yang membuat sebuah perusahaan untuk dapat berupa sumber daya yang dapat dilihat
mencapai efisiensi superior, kualitas, inovasi, {tangible) yang sumber daya yang tidak dapat
atau responsif pada konsumen. Perusahaan dilihat (in-tangible). Sumber daya yang tangible,
mendapatkan, mengembangkan dan antara lain: manusia (dosen, pegawai) dan sumber
menggunakan beragam sumber untuk daya pendukung lainnya atau sarana dan prasarana
membangun keunggulan kompetitif. seperti laboratorium, gedung administrasi, ruang
Kapabilitas adalah kapasitas perusahaan rapat, ruang kerja dosen dan karyawan, ruang
untuk secara produktif menggunakan sumber, perpustakaan, ruang perkuliahan, teknologi audio
biasanya dalam kombinasi untuk membawa dan video, komputer dan internet, dana, IPR
hasil yang diinginkan. Kapabilitas dapat {intellect property rights), hak monopoli dan hak
dikenali dan didefinisikan dalam istilah jenis exclusive licenses. Sementara itu yang in-tangible
aktivitas yang perusahaan lakukan untuk adalah sistem/program pendidikan, kurikulum,
menciptakan nilai. Kita dapat memikirkan organisasi dan kepemimpinan, strong brands, serta
kapabilitas organisasi sebagai hirarki - bukan kemampuan bekerjasama.
hirarki administratif, tetapi hirarki integrasi Kualitas produk lembaga pendidikan adalah
pengetahuan. Pertama, para pekerja faktor daya saing setelah recourses. Ada beberapa
memegang pengetahuan khusus (kapabilitas). produk lembaga pendidikan yang dapat dipakai
Kedua, perusahaan menggabungkan sebagai parameter kemampuan bersaing,
kapabilitas individual ini untuk berhubungan Soekartawi (2008: http://www.setnee.go.id)
dengan tugas — tugas khusus. Ketiga, memberikan contoh menjadi 3 klasifikasi pada

Jurnal Administrasi Pendidikan VolXIVNo.l April 2012


Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

yaitu produk yang tidak dapat dihasilkan oleh • Lembaga pendidikan tinggi yang dikenal
lembaga lain, produk yang sulit disaingi oleh reputasinya sebagai lembaga ilmiah yang
lembaga lain, dan produk yang rrelatif mudah dicirikan hasil penelitiannya yang banyak
disaingi oleh lembaga lain. mempengaruhi kebijakan, banyak buku-
Produk yang tidak dapat dihasilkan oleh buku yang ditulis oleh dosen, penghargaan
lembaga lain akademis khusus yang banyak diterima,
Contoh lembaga pendidikan tinggi yang dan sebagainya.
menghasilkan produk yang tidak dapat • Lembaga pendidikan tinggi yang dikenal
dihasilkan oleh lembaga lain seperti mempunyai networks dan partnerships
pendidikan tinggi yang mendapat exclusive yang kuat dan luas juga umumnya banyak
licenses akan menghasilkan produk yang tidak diminati mahasiswa.
dapat disangi oleh lembaga pendidikan tinggi • Lembaga pendidikan tinggi yang khas
yang lain. Misalnya, Akademi Kepolisian (unique) dan menawarkan program serta
yang lisensinya dari Markas Besar Kepolisian, keterampilan tertentu yang tidak banyak
Akademi ABRI atau Akabri yang lisensinya ditawarkan oleh lembaga pendidikan
dari Markas Besar ABRI. tinggi yang lain.
Produk yang sulit disaingi oleh lembaga lain • Lembaga pendidikan tinggi yang dikenal
Lembaga pendidikan sering banyak diminati reputasinya sebagai lembaga ilmiah yang
oleh mahasiswa dan keberadaannya sangat dicirikan hasil penelitiannya yan banyak
disegani oleh pesaingnya yang disebabkan mempengaruhi kebijakan, banyak buku-
karena dipunyai parameter daya saing yang buku yang ditulis oleh dosen, penghargaan
relatif sulit disaingi oleh lembaga tinggi akademis khusus yang banyak diterima,
lainnya. Parameter daya saing yang sulit dan sebagainya.
disaingi oleh lembaga tinggi lainnya, antara Produk yang relatif mudah disaingi oleh
lain: lembaga lain
Bila saja lembaga pendidikan berada di posisi
• Lembaga pendidikan tinggi yang sudah ini, maka dapat dipastikan akan menghadapi
mempunyai Strong Brands yang kuat, banyak pesaing, dan bila saja tidak full fight
karena selain pengalaman juga alumninya (bersungguh-sungguh) mengelolanya, maka
banyak yang mejabat jabatan tinggi bisa jadi sedikit saja atau bahkan tidak ada
• Lembaga pendidikan tinggi yang mahasiswa yang akan mendaftar.
mempunyai sumber daya pendidikan atau
produk yang khas dan berbeda Untuk menghasilkan produk yang mampu
{distinctive), Misalnya, distinctive-nya bersaing tentu diperlukan kemampuan (capability)
berada pada fasilitas teknologi informasi dalam memproduksinya. Karena itu diperlukan
yang dipunyai dan yang diajarkan ke penetapan terhadap produk-produk apa yang
mahasiswa. Parameter yang distinctive diinginkan, sumber daya dan kemampuan apa yang
dapat bermacam-macam dan keunggulan harus disiapkan atau bahkan dimiliki. Bila suatu
di parameter inilah sebenarnya yang dapat lembaga pendidikan sudah mempunyai
dipakai sebagai trigger (pemicu) untuk kemampuan berkompetisi dengan lembaga yang
menarik mahasiswa baru untuk memilih lain, maka tugas lebih lanjut adalah (a).
lembaga pendidikan tersebut. Parameter Mempertahankan kemampuan berkompetisi yang
distinctive ini bisa berbentuk: (a) telah dimilikinya (dalam jangka waktu yang relatif
teknologi informasi, (b) llulusannya lama), dan (b). Meningkatkan dan mencari macam
dibantu memperoleh pekerjaan (disalurkan kompetisi baru lainnya.
penempatannya, walaupun hanya beberapa
bulan sambil yang bersangkutan Membangun Keunggulan Strategi dalam
memperoleh pekerjaan tetap), (c) fasilitas Memenangkan Competitive Advantage
pendidikan lainnya lengkap, (d) dan
Strategi adalah sebuah rencana yang
sebagainya.
komprehensif yang mengintegrasikan segala
• Lembaga pendidikan tinggi yang dikelola
recourses dan capabilities yang mempunyai tujuan
oleh kepemimpinan (leadership)-nya kuat,
jangka panjang untuk memenangkan kompetisi
teamwork-nya juga kompak apalagi kalau
(Fakry Gaffar, 2004: 145). Jadi strategi adalah
lembaga pendidikan tersebut dibina atau
rencana yang mengandung cara komprehensif dan
dipimpin oleh orang yang dikenal
integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk
komitmennya membangun pendidikan,
bekerja, berjuang dan berbuat guna memenangkan
mempunyai prestasi akademis yang kompetisi. Berikut adalah beberapa definisi yang
handal, mempunyai track records
walaupun rumusannya bervariasi namun memiliki
pengabdian kepada masyarakat yang
karakteristik dan unsur-unsur yang esensinya sama.
tinggi.

Jurnal Administrasi Pendidikan YoLXIY Mod April 2012


Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

“Strategy is the great work o f organization. advantage), maka produk perguruan tinggi
In situations o f life and death, it is the Tao of dituntut untuk memenuhi dua macam produk
survival or extinction. Its study cannot be yang dicirikan oleh hal sebagai berikut:
neglected”.
Kualitas produk perguruan tinggi
“Strategy is the overall plan for deploying yang tidak dapat atau sulit ditiru
recourses to establish a favorable position for oleh perguruan tinggi lainnya
action ” {distinctive capability), baik yang
bersifat tangible maupun intangible.
Menghadapi era globalisasi ini, strategi
Sifat tangible ini misalnya
merupakan management instrument yang ampuh
mempunyai hak patent, mempunyai
dan tidak dapat dihindari, tidak hanya untuk
lisensi-lisensi tertentu, dan
survive dan memenangkan persaingan tapi juga
mempunyai hak monopoli untuk
tumbuh dan berkembang. Beberapa strategi untuk
kegiatan tertentu. Sedangkan yang
membangun daya saing /kompetitif perguruan
intangible, misalnya produk
tinggi dalam era kompetisi ini dapat
perguruan tingginya yang sudah
dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok
dikenal, kepemimpinan yang efektif
berikut ini :
di perguruan tinggi yang
• Menetapkan core competency bersangkutan, team work yang
Apakah yang disebut dengan core dikenal hebat, pimpinan perguruan
competency dan apa relevansinya dengan tingginya yang dikenal
peningkatan kemampuan melakukan cakap/berwibawa, mempunyai
kompetisi di perguruan tinggi? Menurut Ann organizational culture yang hebat,
Mooney (2007) core competency is ...the mempunyai kerjasama, dalam dan
one thing do better than its competitors. A luar negeri yang kuat, dan
core competency can be anything from sebagainya.
product development to employee Kualitas produk perguruan tinggi
dedication. I f a core competency yields a yang dapat ditiru oleh perguruan
long term advantage to the organization, it tinggi lainnya. Misalnya,
is said to be a sustainable competitive kemampuan teknis dosen atau
karyawan, kemampuan finansial,
Advantage. kemampuan promosi.
• Mengembangkan hubungan baik dengan
Menurut Hamel dan Prahalad customer. Customers perguruan tinggi ini
(1990), ada tiga komponen yang mencirikan amat kompleks dari mahasiswa, orang tua,
core competencies, yaitu: (1) Mempunyai bisnis dan industri lembaga persekolahan.
potensi akses yang luas. Misalnya, lulusan Customer satisfaction menjadi tujuan utama,
perguruan tinggi diperlukan dan karenanya sebab bila customer satisfaction tercipta,
cepat memperoleh pekerjaan, hasil keterkaitan emosional dalam hal ini loyalty
penelitiannya berbobot sehingga secara bertahap dapat berkembang.
mempengaruhi pengambilan keputusan di • Menciptakan trust and confidence di
lembaga lain yang lebih tinggi tingkatannya, kalangan berbagai kelompok stakeholders
dan sebagainya. (2) Mempunyai kemampuan yang amat luas dan kompleks itu. Trust and
untuk meningkatkan manfaat yang lebih confidence ini penting sebagai salah satu
kepada pengguna produk perguruan tinggi bentuk social and public accountability
tersebut, dan (3). Kualitas produknya sulit perguruan tinggi.
untuk disaingi oleh perguruan tinggi lainnya. • Membangun competitive advantage centers.
Atas dasar itu, perguruan tinggi dapat Menurut M. Fakry Gaffar (2004), pusat-
menentukan produk-produk apa yang pusat keunggulan ini bila dapat diwujudkan
dihasilkan dan mempunyai karakter seperti akan merupakan point o f promotion yang
yang dituliskan di definisi dan ciri-ciri core menarik. Umpamanya pembangunan
competencies di atas. Banyak cara yang fasilitas dan pengembangan sekolah
dapat ditempuh untuk memproduksi produk percontohan merupakan contoh competitive
perguruan tinggi yang mampu berkompetisi. advantage centers yang amat membantu
Misalnya, memberikan nilai tambah kepada dalam image building di masyarakat.
lulusannya untuk berkompetisi mencari • Mengembangkan berbagai model aplikasi
pekerjaan. ICT, baik dalam proses pembelajaran
Untuk memperoleh kemampuan maupun dalam manajemen yang dapat
berkompetisi secara jangka panjang yang memperkuat proses komunikasi
berkelanjutan {sustainable competitive kelembagaan. Prof. Sweeney dan Daly

ly ^ J II ^Urna^ ^ m^ siras‘ b i d i k a n M.XIVNo. J April 2012


Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

(2002) dalam artikel nya yang berjudul The • Program dan produk perguruan tinggi harus
Higher Education Compétitive Advantage: dipasarkan secara luas agar dikenal oleh
Accelerated Leaming and Artificial penggunanya. Hal ini penting karena
Intelligence lebih cenderung menyarankan bagaimanapun baiknya program dan produk
untuk memperkuat kemampuan teknologi yang ada, kalau tidak dikenal masyarakat luas
informasi. Sebab saat jaman global seperti sebagai buyers, maka program dan produk
sekarang ini kebutuhan akan kemampuan tersebut lamban dikenal. Dampaknya,
menguasai dan menggunakan teknologi perguruan tinggi tidak atau kurang
informasi adalah sangat besar. mendapatkan peminat dan produknya kurang
Membangun profesionalisme dalam dapat dipasarkan. Berbagai cara dapat
manajemen perguruan tinggi. ditempuh untuk memperluas pasar dari
Profesionalisme dalam manajemen dapat program yang dilaksanakan dan produk yang
diartikan sebagai proses “getting the job dihasilkan, antara lain:
done in the most désirable w aÿ\ Artinya Banyak publikasi ilmiah yang dimuat di
sebagai metode kerja, sebagai instrument Jurnal, baik di tingkat nasional maupun
untuk mewujudkan hasil dengan cara yang tingkat internasional
ideal dengan cara yang paling diinginkan, Banyak dosen yang membawakan
dengan cara yang paling baik dan paling makalah ilmiah yang disampaikan di
efisien dan efektif. Metode kerja yang berbagai forum ilmiah, apakah itu
profesional ini mengandung unsur-unsur : seminar, pelatihan, kuliah tamu atau
keahlian (expertise), keterampilan (skills), lainnya di tingkatan nasional maupun
pengetahuan (knowledge), disiplin, stamina, internasional.
kemauan, kecermatan, kualitas kerja, Banyak buku-buku dan karya ilmiah
kejujuran, tanggung jawab, dedikasi, lain yang ditulis oleh dosen.
kecepatan, dan keikhlasan. Semua itu Banyak berita-berita kegiatan perguruan
dikemas menjadi satu entity yang terpadu tinggi yang diliput oleh berbagai mass-
yang disebut dengan professionalism. media, baik elektronik maupun media
Membangun kerjasama, kemitraan dan cetak.
networking. Dalam dunia kompetisi batas Banyak dosen yang ditugaskan di
antara kerjasama dan bersaing kadang- berbagai lembaga lain sebagai seconded
kadang amat tipis. Kerjasama penting untuk employees (tenaga pinjaman).
membangkitkan daya saing dan daya jual, Banyak memproduksi buku, jurnal
tapi juga sekaligus membuka peluang untuk ilmiah, atau informasi yang lain.
menambah kekuatan kompetitor. Dalam Memperkuat website perguruan tinggi
kaitannya dengan memperkuat networks dan yang bersangkutan dengan selalu
partnerships, Prof. Goldstein memberikan memperbarui isinya, dan seterusnya.
saran tentang strategi apa yang perlu dibuat Kemampuan berkompetisi sebaiknya
(prioritas utama) untuk mengantisipasi berjangka panjang, walaupun diakui bahwa hal ini
kompetisi tersebut, antara lain: sulit. Mengapa? Sebab lingkungan pendidikan
Memperkuat partnerships (kerjasama) (education environment) berubah, kebutuhan atau
baik dengan lembaga di dalam negeri keinginan pengguna produk pendidikan (users)
maupun dengan lembaga luar. Sebab juga berubah, ekspetasi atau harapan, baik
kerjasama yang kuat (syukur kalau ekspetasi penyelenggara pendidikan (perguruan
dengan lembaga yang lebih tinggi tinggi) maupun pengguna lulusan juga berubah.
statusnya) dalam setiap kegiatan yang Belum lagi pengaruh globalisasi terhadap produk
mendukung proses belajar-mengajar dan perguruan tinggi menyebabkan pengelolaan
penelitian, maka dampaknya akan lebih perguruan tinggi harus lebih profesional.
berbobot. Mempertahankan kemampuan berkompetisi dalam
Memperkuat networks (jaringan) yang waktu yang relatif lama disebut dengan istilah
kuat baik dengan lembaga di dalam sustainable competitive advantage.
negeri maupun lembaga luar negeri,
personal networks (khususnya dengan
pembuat keputusan).

Jurnal Administrasi Pendidikan VolXIV No. 1 April 2012


Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

Dalam pemetaan paradigma penelitian, hasil perhitungan dapat dipetakan sebagai berikut:

Hasil Penelitian Pengaruh langsung Core competence (XI)


Berdasarkan model paradigma penelitian dan Keunggulan Posisional (X2) terhadap
yang telah digambarkan di atas, dalam penelitian result competition (Y) LPTK di Kota
ini diajukan hasil pengujian hipotesis dalam Bandung.
penelitian ini adalah sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan korelasi Product
Moment dari Pearson dengan bantuan jasa
Pengaruh langsung Core competence (XI)
komputer program SPSS 16.01 diperoleh matriks
terhadap result competition (Y) LPTK di
korelasi seluruh variabel seperti berikut:
Kota Bandung.
Pengaruh langsung Keunggulan Posisional
(X2) terhadap result competition (Y) LPTK di
Kota Bandung.
Tabel 1
Resume Hasil Perhitungan Kolerasi
Core Keunggulan Result
competence posisional Competitiveness

Core competence Pearson Correlation 1 .846(**) .753(**)


Sig. (2-tailed) .000 .000
N 34 34 34
Keunggulan posisional Pearson Correlation .846(**) 1 .835(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 34 34 34
Result Competitiveness Pearson Correlation .753(**) .835(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 34 34 34

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Jurnal Administrasi Pendidikan VoLXIV No.l April 2012


Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

• Pengaruh Core competence (XI) dalam nilai regresi variabel X 2 terhadap Y yang
strategi kompetisi LPTK di Kota Bandung didapat dari hasil perhitungnan dalam
terhadap Result Competitiveness (Y)
Besar nilai kolerasi X x ke Y dilihat dari persamaan sebagai berikut: Y = -0,207 + 0,975
hasil perhitungan SPSS 16.0 adalah 0,753 X 2 . Artinya perubahan pada variabel
dengan taraf signifikasi 0,05. sedangkan keunggulan posiosional ( X 2 ) akan diikuti
determinasi sebesar 0,566 atau bisa dikatakan,
oleh perubahan pada result competitiveness
variabel Y (Result Competitiveness)
(Y).
dipengaruhi oleh variabel X x sebesar 56%.
• Pengaruh Core competence (X() dan
Sedangkan nilai regresi variabel X { terhadap Keunggulan Posisional (X?) terhadap Result
Y yang didapat dari hasil perhitungnan dalam Competitiveness (Y) pada SMP di Kabupaten
Bandung
persamaan sebagai berikut: Y = 14,538 +
Berdasarkan perhitungan SPSS 16.0
0 ,7 9 9 ^ . Artinya perubahan pada variabel didapat nilai kolerasi ganda Xj dan X2
Core competence ( X {) akan diikuti oleh terhadap Y sebesar 0,84. Nilai kolerasi im
perubahan pada Result Competitiveness (Y) dikategorikan sangat tinggi. Dapat dilihat
secara positif. determinasi Xj dan X? terhadap Y adalah
sebesar 0,705. Artinya XI dan X2
• Pengaruh Keunggulan Posisional (X2) berkontribusi secara bersama-sama terhadap
terhadap Result Competitiveness (Y) pada variabel Y sebesar 70,5%. Nilai regresi dengan
SMP di Kabupaten Bandung menggunakan SPSS 16.0 terhadap variabel Xj
Besar nilai kolerasi X 2 ke Y dilihat dan X2 terhadap Y didapatkan persamaan
dari hasil perhitungan SPSS 16.0 adalah 0,835 sebagai berikut: Y"= -1.654 + 0.172 X| +
dengan taraf signifikasi 0,05. sedangkan 0.815 X2. Persamaan ini dapat diartikan
determinasi sebesar 0,697 atau bisa dikatakan, penurunan pada variabel Y akan diikuti oleh
variabel Y (result competitiveness) dipengaruhi kenaikan pada variabel X| dan juga diikuti
oleh kenaikan pada variabel X2.
oleh variabel X 2 sebesar 70%. Sedangkan
r^*
PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang berhasil dianalisis terutama dosen yang kompeten dan skill. Artinya
secara deskriptif menunjukan bahwa strategi kompetensi dosen penting bagi kekuatan daya
kompetisi yang dilakukan oleh LPTK berpengaruh saing perguruan tinggi, oleh karena itu harus
pada kemampuan daya saing lembaga. Dalam ditingkatkan. Disadari sepenuhnya, tanpa
penelitian ini, dikemukakan hasil analisis kompetensi dosen maka keberadaan perguruan
komponen utama yang membentuk masing-masing tinggi akan menurunkan minat mahasiswa maupun
variable. masyarakat untuk melanjutkan studi di perguruan
Variable strategi kompetisi dibangun oleh dua tinggi terkait. Kapabilitas perguruan tinggi yang
sub variable, yaitu (1) core competence yaitu kedua menurut pendapat responden adalah
recources dan capabilities perguruan tinggi yang dimilikinya skill. Hal ini diakui bahwa dalam suatu
terdiri dari sumber daya manusia, tempat, sarana organisasi selain diperlukan modal, tenaga kerja
prasarana, biaya, skill dan control:; (2) keunggulan dan factor-faktor produksi yang diperlukan adanya
posisional yang terdiri dari produk, harga, promosi, ■keahlian agar dapat dikelola secara maksimal.
layanan, networking dan partnership. Kedua sub Dengan demikian untuk mengembangkan
variable tersebut sama-sama membentuk strategi perguruan tinggi dengan tingkat profesionalisme
kompetisi, dimana dalam perhitungannya diperoleh yang tinggi, sangat diperlukan suatu keahlian pada
angka sebesar 0,753 dan 0,835. Hal ini dapat pengelolan perguruan tinggi maupun para tenaga
diterima, mengingat resources dan potensials serta kerjanya, agar perguruan tinggi memiliki daya
capabilities yang dimiliki oleh perguruan tinggi * saing untuk mengikuti competitiveness dalam
merupakan kekuatan untuk memulai suatu gerakan *persaingan. Sebagaimana diungkapkan oleh Cyret
dalam bersaing, repositioning. Dan agar perguruan (1993), terdapat tiga aspek yang memiliki pengaruh
tinggi dapat bergerak dalam kompetisi dan dalam pada kemampuan kompetisi perguruan tinggi,
menetapkan strategi dengan tepat dan benar, maka yaitu (1) pendidikan, (2) riset, (3) perilaku internal
diperlukan penentuan posisi baru dengan paradigm manajemen.
baru dan orientasi baru yang disebut dengan Oleh karena itu penting bagi perguruan tinggi
repositioning (Fakry Gaffar:2004). khususnya LPTK untuk memahami sumber
Diantara Recources dan capabilities yang keunggulan yang dimiliki berupa recources dan
membentuk core competence perguruan tinggi capabilities, sehingga akan diketahui kekuatan dan
menurut responden adalah memiliki SDM kelemahan sebelum menetapkan strategi

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.MY A!o. J April 2012 18lJ|


Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

kompetisi. Penetapan strategi kompetisi tanpa profit dan non profit, maupun perusahaan lokal
melihat recources dan capabilities lembaga atau global termasuk di dalamnya perguruan tinggi.
merupakan pengambilan keputusan dengan resiko Ketiga factor tersebut adalah service quality,
tinggi dan kesalahan yang fatal. Karena recources customer satisfaction dan behavioral intentions.
dan capabilities organisasi merupakan Peningkatan positioning perguruan tinggi menurut
motor/penggerak operasional organisasi. Peter Lindelof dan Hans Lofsten (2004) dapat pula
Sumber keunggulan bersaing (core dilakukan melalui sebuah metode kerjasama,
competence) merupakan ikatan kompleks dari misalnya metode kerjasama antara perguruan tinggi
keahlian dan pengetahuan yang terakumulasi, dengan perusahaan dalam berbagai penelitian.
dilatih melalui proses organisasional, yang Bagi perguruan tinggi, penerapan metode tersebut
memungkinkan organisasi untuk akan memberikan daya saing dalam mendapatkan
mengkoordinasikan aktivitas dan membuat asset- pengalaman-pengalaman praktis yang diperoleh
aset mereka berguna. Dengan demikian penentuan dari perusahaan.
strategi kompetisi dengan mempertimbangkan core Dengan demikian kemampuan daya saing
competence yang dimiliki LPTK, akan berpengaruh {competitiveness) LPTK sangat sulit dibangun atau
terhadap tingkat ketepatan strategi kompetisi, yang dihasilkan oleh hanya satu variable, setiap variabel
selanjutnya akan berdampak pada tinggi rendahnya kunci srategi kompetisi memberikan kontribusi
hasil kompetisi. tertentu pada hasil kompetisi perguruan tinggi.
Keberhasilan perguruan tinggi dalam suatu Dalam hal ini, interaksi sinergis seluruh sumber
kompetisi tergantung pada kemampuan perguruan daya dapat menghasilkan keunggulan posisional
tinggi untuk menciptakan posisi yang unik dalam bagi organisasi. Core competence yang dimiliki
benak mahasiswa dan masyarakat yang disebut suatu organisasi merupakan sumber keunggulan
dengan repositioning atau keunggulan posisional. organisasi yang bersangkutan. LPTK hams dapat
Tingkat pertimbangan LPTK dalam melaksanakan menempatkan produk jasa pendidikannya dalam
strategi positioning atau keunggulan posisional benak konsumen (mahasiswa) dalam pasar sasaran
LPTK termasuk dalam kategori cukup. Pimpinan sedemikian rupa sehingga memperoleh posisi yang
LPTK menyatakan mempertimbangkan daya tarik unik dan unggul dibandingkan dengan produk jasa
program studi, harga, pemasaran yang tepat, dari pendidikan tinggi lain sebagai pesaing.
sumber layanan sebagai kekuatan perguruan tinggi, Bagaimanapun kekuatan dan kelemahan para
dan mempertimbangkan relationship dengan para pesaing, LPTK harus mampu memberikan nilai
stakeholder. Diantara variable yang membentuk superior kepada pasar sasaran. Untuk itu LPTK
keunggulan positional, dilihat dari nilai baik adalah harus mencoba mendiferensiasi produk jasa
harga, biaya yang relatif dan fleksibilitas dalam pendidikannya untuk mencapai result
pembayaran yang diberikan oleh LPTK, kesesuaian competitiveness. Kotler & Keller (2006:297)
antara biaya yang dikeluarkan dengan pelayanan menjelaskan “differentiation is the act o f designing
yang diterima. Kondisi ini tentunya memerlukan a set o f meaningful differences to distinguish the
pembenahan pimpinan LPTK agar mahasiswa dan company’s ojfering from competitor’s offerings
masyarakat dalam hal ini memperoleh nilai yang Diferensiasi adalah tindakan merancang satu set
lebih dengan harga yang relatif rendah. perbedaan yang berarti untuk membedakan
Positioning merupakan usaha mendesain penawaran perusahaan dengan penawaran pesaing.
produk/jasa organisasi sehingga memberikan Lebih lanjut Kotler & Keller (2006:298)
perbedaan dan nilai dalam pikiran konsumen mengemukakan bahwa "'a company can
(Kotler,2006; Berman & Evan,2002). Persepsi differentiate its market offering along five
memegang peranan penting dalam konsep dimensions: product, service, personnel, channel,
positioning karena manusia menafsirkan suatu and image’". Dengan demikian LPTK dapat
produk/jasa melalui pesepsi, yaitu hubungan mendiferensiasikan penawaran pasarnya menurut
asosiatif yang disimpan melalui proses sensasi lima dimensi yaitu produk, pelayanan, personal,
(Mason,1994). Dengan demikian keunggulan distribusi dan citra untuk mencapai keunggulan.
posiosional LPTK sangat penting dalam rangka
menciptakan pencapaian result competitiveness.
Untuk memperoleh posisi yang unik dan unggul
dibandingkan dengan perguruan tinggi pesaing,
bukan suatu pekerjaan yang mudah. Perguruan
tinggi harus mampu memberikan surplus benefit
kepada stakeholdernya, sehingga mencapai
keunggulan posisional. Sebagaimana menurut
menurut Ham dan Hayduk (2003) untuk
memenangkan kompetisi terdapat tiga faktor yang
menjadi global issues dan berpengaruh kepada
semua organisasi besar maupun kecil, organisasi

182 Jurnal Administrasi Pendidikan YoLXIV i\o. I April 2012


Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

Simpulan cenderung dipandang sebagai sector layanan


publik, namun seiring dengan pesatnya secara
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka
kuntitas pertumbuhan perguruan tinggi
kesimpulan penelitian ini berjumlah lima buah.
menuntut persaingan antar perguruan tinggi.
Sesuai Zikmund, (2004) maka kesimpulan ini
Sayangnya kemajuan yang sangat pesat dari segi
merupakan jawaban dari sub pertanyaan penelitian.
kuantitas ini tidak diimbangi sdengan peningkatan
Setelah melalui pengujian statistik, maka terdapat
kualitas sehingga kondisi perguruan tinggi menjadi
hipotesa yang terbukti. Adapun kesimpulan secara
tidak sehat. Hal ini menunjukan bahwa masih
keseluruhan adalah strategi kompetisi yang
lemahnya daya saing perguruan tinggi di Indonesia
dilakukan akan mendorong LPTK untuk
dibandingkan dengan perguruan tinggi di luar
memperoleh dara saing (competitiveness) dengan
negeri.
perguruan tinggi lain.
Penelitian yang mengkaji aspek ini telah
Variable strategi kompetisi dibangun oleh dua
dilakukan oleh beberapa peneliti, namun
sub variable, yaitu (1) core compétence yaitu
demikian hasil penelitian ini tetap dapat
recources dan capabilities perguruan tinggi yang
memberikan pemikiran dalam membangun
terdiri dari sumber daya manusia, tempat, sarana
strategi kompetisi global perguruan tinggi guna
prasarana, biaya, skill dan control; (2) keunggulan
meningkatkan daya saing sumber daya manusia
posisional yang terdiri dari produk, harga, promosi,
perlu dikerjakan oleh semua pihak. Pemerintah,
layanan, networking dan partnership. Kedua sub
perguruan tinggi dan dunia usaha serta masyarakat
variable tersebut sama-sama membentuk strategi
perlu membagi peran masing-masing dalam
kompetisi, dimana dalam perhitungannya diperoleh
memformulasikan kerangka global strategic
angka sebesar 0,753 dan 0,835.
competitiveness perguruan tinggi dalam periode
Kualitas SDM (baik dosen maupun
jangka panjang.
administrative) dan skill lembaga merupakan
Di sisi lain kontribusi penelitian ini diarahkan
recources dan capabilities yang paling berperan
pada pembentukan teori umum manajemen
membentuk core compétence perguruan tinggi
strategik dan implementasi manajemen strategik
menurut responden.
pada sector pendidikan, dimana proses manajemen
Variable strategi positioning atau keunggulan
strategies membantu organisasi mengidentifikasi
posisional LPTK termasuk dalam kategori cukup.
apa yang ingin mereka capai dan bagaimana
Pimpinan LPTK menyatakan mempertimbangkan
seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai.
daya tarik program studi, harga, pemasaran yang
tepat, sumber layanan sebagai kekuatan perguruan
Saran
tinggi, dan mempertimbangkan relationship dengan
Penelitian ini hanya dilakukan pada Program
para stakeholder. Diantara variable yang
LPTK di Kota Bandung baik negeri maupun
membentuk keunggulan positional, dilihat dari nilai
swasta. Hasil menggambarkan bahwa praktik
baik adalah harga, biaya yang relatif dan
strategi kompetisi dan hasil kompetisi diantara
fleksibilitas dalam pembayaran yang diberikan oleh
LPTK berada dalam tingkatan yang tidak
LPTK, kesesuaian antara biaya yang dikeluarkan
menunjukan perbedaan yang bervariasi. Namun
dengan pelayanan yang diterima. Kondisi ini
demikian belum terungkap bagaimana
tentunya memerlukan pembenahan pimpinan
perbandingan kondisi yang terjadi jika penelitian
LPTK agar mahasiswa dan masyarakat dalam hal
dilakukan pada LPTK dan perguruan tinggi non
ini memperoleh nilai yang lebih dengan harga yang
LPTK. Oleh karena itu, untuk penelitian lebih
relatif rendah.
lanjut studi banding terhadap jenis perguruan tinggi
ini perlu dilakukan guna melihat bagaimana LPTK
Kontribusi Penelitian
mampu bersaing dalam mempertahankan
Konsep competitiveness atau daya saing
eksistensinya denga perguruan tinggi lain yang
yang dikemukakan oleh Hill, Jones & Galvin
tidak sejenis.
(2002:115) menjelaskan faktor - faktor yang
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
membangun dan mendukung keunggulan
kompetitif. Keunggulan kompetitif suatu
perusahaan ditandai oleh kemampuan untuk
terus memfokuskan pada efisiensi, kualitas,
inovasi dan responsif pelanggan - dan untuk
mengembangkan kompetensi khusus, yang
berkontribusi pada hasil superior dalam bidang
- bidang ini. Dalam dunia bisnis dan industri,
kompetisi itu melekat dengan gerak langkah
bisnis dan industri. Dunia pendidikan

Jurnal Administrasi Pendidikan VoLXIV jVo. / April 2012


Strategi dan Hasil Kompetisi Perguruan Tinggi

. 'W DAFTAR PUSTAKA;;;;


Hill, Charles W.L. Jones, Gareth R. & Galvin, Mooney, Ann (2007). Core Competence,
Peter. (2002/ Strategic Management : an Distinctive Competence, And Competitive
Integrated Approach. Australia: Houghton Advantage: What Is The Difference?.
Mifflin. Journal of Education for Business Stevens
Institute Of Technology Hoboken, New
Hitt, Michael A. Duane Ireland. (1992). Strategic Jersey
Management. An Integrated Approach.
Second Edition. Boston : Houghton Prahalad, C. K., & Hamel, G. (1990). The core
Mifflin Company. competence o f the corporation. Harvard
Business Review, 68, 79-91.
Moh. Fakry Gaffar. (2004). Membangun
Pendidikan Nasional Untuk Meningkatkan Sukartawi. (2008). Mendesak, Kebijakan
Kualitas dan Martabat Bangsa Indonesia. Revitalisasi Pendidikan untuk
Bandung: UPI PRESS. Meningkatkan Daya Saing Bangsa.
http://www.setneg.go.id

Jurnal Administrasi Pendidikan VolllV No. I April 2012

Anda mungkin juga menyukai