Anda di halaman 1dari 8

Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang mengandung bahan

berbahaya dan potensial dapat menjadi racun. Penyebab-penyebab tersebut antara lain:
1. Makanan
Proses pembusukan merupakan proses awal dari akibat aktivitas mikroorganisme
yang mempengaruhi langsung kepada nilai bahan makanan tersebut untuk
kepentingan manusia. Selain itu, keracunan bahan makanan dapat juga disebabkan
oleh bahan makanannya sendiri yang beracun, terkontaminasi oleh protozoa, parasit,
bakteri yang patogen dan juga bahan kimia yang bersifat racun.
Di Indonesia ada beberapa jenis makanan yang sering mengakibatkan keracunan,
antara lain:
a. Keracunan botolinum
Clostridium botolinum adalah kuman yang hidup secara anaerobik, yaitu
di tempat-tempat yang tidak ada udaranya. Kuman ini mampu melindungi dirinya
dari suhu yang agak tinggi dengan jalan membentuk spora. Karena cara hidupnya
yang demikian itu, kuman ini banyak dijumpai pada makanan kaleng yang diolah
secara kurang sempurna.
Gejala keracunan botolinum muncul secara mendadak, 18-36 jam sesudah
memakan makanan yang tercemar. Gejala itu berupa lemah badan yang
kemudian disusul dengan penglihatan yang kabur dan ganda. Kelumpuhan saraf
mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf-saraf otak lainnya, sehingga penderita
mengalami kesulitan berbicara dan susah menelan.Pengobatan hanya dapat
diberikan di rumah sakit dengan penyuntikan serum antitoksin yang khas untuk
botulinum. Oleh karena itu dalam hal ini yang penting ialah pencegahan.
Pencegahan: sebelum dihidangkan, makanan kaleng dibuka dan
kemudian direbus bersama kalengnya di dalam air sampai mendidih.
b. Keracunan jamur
Gejala muncul dalam jarak bebarapa menit sampai 2 jam sesudah makan
jamur yang beracun (Amanita sp). Gejala tersebut berupa sakit perut yang hebat,
muntah, mencret, haus, berkeringat banyak, kekacauan mental, pingsan.
c. Keracunan jengkol
Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam
saluran kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya
keracunan, yaitu: jumlah yang dimakan, cara penghidangan dan makanan
penyerta lainnya.
Gejala klinisnya seperti: sakit pinggang yang disertai dengan sakit perut,
nyeri sewaktu kencing, dan kristal-kristal asam jengkol yang berwarna putih
nampak keluar bersama air kencing, kadang-kadang disertai darah.
d. Keracunan ikan laut
Beberapa jenis ikan laut dapat menyebabkan keracunan. Diduga racun
tersebut terbawa dari ganggang yang dimakan oleh ikan itu. Gejala-gejala
keracunan berbagai binatang laut tersebut muncul kira-kira 20 menit sesudah
memakannya.Gejala itu berupa: mual, muntah, kesemutan di sekitar mulut, lemah
badan dan susah bernafas..
2. Baygon
Baygon adalah insektisida kelas karbamat, yaitu insektisida yang berada
dalam golongan propuxur. Penanganan keracunan Baygon dan golongan propuxur
lainnya adalah sama. Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin),
pirimicarb (rapid, aphox), timethacarb (landrin) dan lainnya.
Gejala keracunan sangat mudah dikenali yaitu diare, inkontinensia urin,
miosis, fasikulasi otot, cemas dan kejang. Miosis, salvias, lakrimasi,
bronkospasme, keram otot perut, muntah, hiperperistaltik dan letargi biasanya
terlihat sejak awal. Kematian biasanya karena depresi pernafasan.
a. Efek muskarinik (parasimpatik) berupa: miosis (pinpoint), Hipersalivasi,
lakrimasi, Hipersekresi bronchial, Bronkospasme, Hiperperistaltik : mual,
muntah, diare, kram perut., Inkontinensia urin, Pandangan kabur, Bradikardi
b. Efek nikotinik berupa: fasikulasi otot, kejang, kelumahan otot, paralysis,
ataksia, takikardi (hipertensi).
c. Efek SSP berupa: sakit kepala, bicara ngawur, bingung, kejang, koma, dan
depresi pernafasan.
d. Efek pada kardiovaskular bergantung pada reseptor mana yang lebih dominan.
3. Bahan Kimia
Keracunan bahan kimia biasanya melibatkan bahan-bahan kimia biasa
seperti bahan kimia rumah, produk pertanian, produk tumbuhan atau produk
industri. Beberapa jenis bahan kimia yang harus diperhatikan karena berbahaya
adalah:
Bahan Penjelasan Potensi Bahaya Kesehatan
Kimia
AgNO3 Senyawa ini beracun dan korosif. Dapat menyebabkan luka bakar
Simpanlah dalam botol berwarna dan kulit melepuh. Gas/uapnya
dan ruang yang gelap serta jauhkan juga menebabkan hal yang sama.
dari bahan-bahan yang mudah
terbakar.
HCl Senyawa ini beracun dan bersifat Dapat menyebabkan luka bakar
korosif terutama dengan kepekatan dan kulit melepuh. Gas/uapnya
tinggi. juga menebabkan hal yang sama.
H2S Senyawa ini mudah terbakar dan Menghirup bahan ini dapat
beracun menyebabkan pingsan, gangguan
pernafasan, bahkan kematian.
H2SO4 Senyawa ini sangat korosif, Jangan menghirup uap asam sulfat
higroskopis, bersifat membakar pekat karena dapat menyebabkan
bahan organik dan dapat merusak kerusakan paru-paru, kontak
jaringan tubuh dengan kulit menyebabkan
Gunakan ruang asam untuk proses dermatitis, sedangkan kontak
pengenceran dan hidupkan kipas dengan mata menyebabkan
penghisapnya. kebutaan.
NaOH Senyawa ini bersifat higroskopis Dapat merusak jaringan tubuh.
dan menyerap gas CO2.
NH3 Senyawa ini mempunyai bau yang Menghirup senyawa ini pada
khas. konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan pembengkakan
saluran pernafasan dan sesak
nafas. Terkena amonia pada
konsentrasi 0.5% (v/v) selama 30
menit dapat menyebabkan
kebutaan.
HCN Senyawa ini sangat beracun. Hindarkan kontak dengan kulit.
Jangan menghirup gas ini karena
dapat menyebabkan pingsan dan
kematian.
HF Gas/uap maupun larutannya sangat Dapat menyebabkan iritasi kulit,
beracun. mata, dan saluran pernafasan.
HNO3 Senyawa ini bersifat korosif. Dapat menyebabkan luka bakar,
menghirup uapnya dapat
menyebabkan kematian.
4. Asidosis metabolic
Disebabkan oleh:
a. peningkatan produksi asam atau mengkonsumsi makanan atau zatyang dapat
dikonversi menjadi asam
b. Hilangnya bikarbonat
c. Akumulasi Asam laktat terjadi karena tidak tersedianya cukup oksigen untuk
melakukan metabolism karbohidrat.
d. Kelainan metabolic
5. Gigitan ular berbisa
Gigitan ular yang berbisa, biasanya hanya meninggalkan bekas gigitan
yang lebih sedikit, dan yang paling menonjol adalah bekas gigi taring yang
runcing dan lebih besar dari gigi lainnya.
Sedangkan bekas gigitan ular yang tidak berbisa, biasanya akan
meninggalkan bekas gigitan berupa dua baris bekas gigi yang kecil-kecil, tetapi
tidak ada bekas gigi taring.

A. Penatalaksanaan Kedaruratan Keracunan


1. Tujuan penatalaksanaan
Tujuan tindakan kedaruratan adalah menghilangkan atau meng-inaktifkan racun
sebelum diabsorbsi, untuk memberikan perawatan pendukung, untuk memelihara
sistem organ vital, menggunakan antidotum spesifik untuk menetralkan racun, dan
memberikan tindakan untuk mempercepat eliminasi racun terabsorbsi. Penatalaksanaan
umum kedaruratan keracunan antara lain :
a. Dapatkan kontrol jalan panas, ventilasi, dan oksigenisasi. Pada keadaan tidak
ada    kerusakan serebral atau ginjal, prognosis pasien bergantung pada
keberhasilan penatalaksanaan pernapasan dan sistem sirkulasi.
b. Coba untuk menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan waktu tertelan,
gejala, usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang tepat.
c. Tangani syok yang tepat.
d. Hilangkan atau kurangi absorbsi racun.
e. Berikan terapi spesifik atau antagonis fisiologik secepat mungkin untuk
menurunkan efek toksin.
f. Dukung pasien yang mengalami kejang. Racun mungkin memicu sistem saraf
pusat atau pasien mungkin mengalami kejang karena oksigen tidak adekuat.
g. Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung penghilangan zat yang
ditelan, yaitu :
1) Diuresis untuk agen yang dikeluarkan lewat jalur ginjal
2) Dialisis Hemoperfusi (proses melewatkan darah melalui sirkuit ekstrakorporeal dan
cartridge containing an adsorbent [karbon atau resin], dimana setelah detoksifikasi
darah dikembalikan ke pasien.
h. Pantau tekanan vena sentral sesuai indikasi.
i. Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit.
j. Menurunkan peningkatan suhu.
k. Berikan analgesik yang sesuai untuk nyeri.
l. Bantu mendapatkan spesimen darah, urine, isi lambung dan muntah.
m. Berikan perawatan yang konstan dan perhatian pada pasien koma.
n. Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, disritmia jantung dan kejan
o. Jika pasien dipulangkan, berikan bahan tertulis yang menunjukkan tanda dan
gejala masalah potensial dan prosedur untuk bantuan ulang.
2. Terapi Farmakologis
a. Makanan
1) Oralit befungsi menggantikan glukosa, garam dan mineral penting lain yang
hilang akibat muntah dan diare.
b. Baygon
1) Spesifik terapi
a) Bilas lambung ( 100-200 ml ), diikuti pemberian karbon aktif.
Direkomendasikan pada kasus yang mengancam.
b) Karbon aktif . Dosis ≥ 12 tahun : 25 – 100 gr dalam 300-800 ml.
Supportif : diazepam 5-10 mg IV bila kejang dan furosemide 40-160
mg bila ronki basah basal muncul.
c. Asidosis metabolic
Pengobatan asidosis metabolic akan tergantung pada penyebab yang
mendasarinya. Jika pH darah turun hingga dibawah 7,1, pemberian bikarbonat
secara intravena mungkin diperlukan untuk menetralisir asam. Pada kasus berat
dialysis diperlukan untuk mengbati asidosis mtabolik.
d. Gigitan bisa ular
1) Penting menentukan diagnose patokan ular berbisa
2) Bila ragu observasi 24 jam
3) Kalau gejala keracunan bisa nyata perlu pemberian anti bisa
4) Pasang infuse, berikan ABU IV:
Bila alergi serum kuda:
a) adrenalin 0,5 mg SC
b) ABU IV pelan-pelan
5) Bila tanda-tanda laryngospasme, bronchospasme, urtikaria hipotensi: adrenalin
0,5 mg IM, hydrokortison 100 mg IV.
3. Terapi Non Farmakologi
a. Makanan
1) Clostridium Botulinum
a) Dekontaminasi dengan memuntahkan isi lambung jika korban masih sadar
bisa juga dilakukan bilas lambung
b) Jika terdapt antitoksin botulinum pada keracunan simptomatik (perlu
dilakukan uji alergi sebelumnya)
2) Keracunan Jamur
Tindakan pertolongan: apabila tidak ada muntah-muntah, penderita
dirangsang agar muntah. Kemudian lambungnya dibilas dengan larutan encer
kalium permanganat (1 gram dalam 2 liter air), atau dengan putih telur campur
susu. Bila perlu, berikan napas buatan dan kirim penderita ke rumah sakit.
3) Keracunan Jengkol
Tindakan pertolongan: pada keracunan yang ringan, penderita diberi
minum air soda sebanyak-banyaknya. Obat-obat penghilang rasa sakit dapat
diberikan untuk mengurangi sakitnya. Pada keracunan yang lebih berat,
penderita harus dirawat di rumah sakit.
4) Keracunan Ikan laut
Tindakan pertolongan:  usahakan agar dimuntahkan kembali makanan
yang sudah tertelan itu. Kalau mungkin lakukan pula pembilasan lambung dan
pernafasan buatan. Obat yang khas untuk keracunan binatang-binatang laut itu
tidak ada.
b. Baygon
1) General Management
a) Airways: jaga jalan nafas, bersihkan dari bronchial sekresi.
b) Breathing: beri oksigen 100% , bila tidak adekuat lakukan intubasi
c) Circulation: pasang IV line, pantau vital sign.
4. Bahan Kimia
Berikut adalah beberapa alternatif obat yang dapat anda gunakan untuk
pertolongan pertama terhadap korban keracunan bahan kimia:

Jenis Peracun Pertolongan Pertama


Asam-asam korosif seperti asam sulfat Bila tertelan berilah bubur
(H2SO4), fluoroboric acid, hydrobromic acid aluminium hidroksida atau milk of
62%, hydrochloric acid 32%, hydrochloric magnesia diikuti dengan susu atau
acid fuming 37%, sulfur dioksida, dan lain- putih telur yang dikocok dengan air.
lain. Bila tertelan berilah bubur aluminium Jangan diberi dengan karbonat atau
hidroksida atau milk of magnesia diikuti soda kue.
dengan susu atau putih telur yang dikocok
dengan air.
Alkali (basa) seperti amonia (NH3), amonium Bila tertelan berilah asam asetat
hidroksida (NH4OH), Kalium hidroksida encer (1%), cuka (1:4), asam sitrat
(KOH), Kalsium oksida (CaO), soda abu, dan (1%), atau air jeruk. Lanjutkan
lain-lain. dengan memberi susu atau putih
telur.
Kation Logam seperti Pb, Hg, Cd, Bi, Sn, dan Berikan antidote umum, susu,
lain-lain minum air kelapa, norit, suntikan
BAL, atau putih telur.
Pestisida Minum air kelapa, susu, vegeta,
norit, suntikan PAM
Garam Arsen Bila tertelan usahakan pemuntahan
dan berikan milk of magnesia.
5. Gigitan bisa ular
a. Tenangkan korban jangan gerakan bagian yang terkena gigitan
b. Balut tekan dibawah dan diatas dari gigitan untuk memperlambat aliran darah
c. Segera bawa ke dokter. Bila jauh dari fasilitas kesehatan/dokter, lakukn sayatan
pada luk gigitan baru dengan pisau yang telah bebas kuman, kemudian hisaplah
dan ludahkan secepatnya, lakukan beberapa kali.

Anda mungkin juga menyukai