OLEH :
MEI SINTA
NIM.Q1B119001
DOSEN PMK
Dr. MOH NUH. IBRAHIM, S.Pi., M.Si
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi meningkat maka penggunaan bahan kimia dalam industri
maupun kehidupan sehari-hari semakin meningkat. Selain bermanfaat bahan kimia juga
berpengaruh negatif terhadap manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan maupun lingkungan.
Aspek kuantitas atau jumlah/dosis sangat menentukan dalam menilai suatu toksisitas suatu
zat, seperti yang oleh Paraceleus (1943-1541) bahwa “Semua zat adalah racun, tidak ada
yang bukan racun, dosis yang tepat membedakan racun atau obat”.
Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia. Selain itu
toksikologi juga mempelajari jelas/kerusakan/ cedera pada organisme (hewan, tumbuhan,
manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja
efeknya, tetapi juga terjadinya efek tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia
yang merugikan organisme. Banyak peran toksikologi dalam kehidupan sehari-hari tetapi
bilaologi dengan lingkungan istilah toksikologi lingkungan dan ekotoksikologi.
Logam adalah bahan/material teknik yang sangat banyak di gunakan
dalam berbagai bidang. Dalam dunia keteknikan, logam merupakan material yang
paling mendominasi daribahan-bahan teknik lainnya sebagai bahan yang paling utama
dalam pembuatan mesin. Di dunia pendidikan kita harus mengerti unsur-unsur yang
terkandung di dalam logam tersebut. Pada makalah ini penulis akan memaparkan hal
yang bersifat teknis dan detail tentang logam. Penulis akan memberikan penjelasan
tentang makalah ini dan semoga penjelasan tersebut menambah wawasan pembaca.
Ilmu logam adalah ilmu yang mempelajari tentang benda yang mengandung
besi (ferro) dan bukan besi (non ferro). Logam terbuat bukan dalam bentuk murni,
melainkan dalam bentukbatuan yang mengandung bijih besi yang juga merupakan
persenyawaan antara besi dan oksigentapi dalam bentuk silivat. Bijih besi di hasilkan dari
pertambangan. Dalam pengertian logam yang merupakan besi atau bukan besi dapat kita
jumpai dimana-mana.Seperti pembangunan gedung-gedung yang sekarang bahan-
bahannya sebagian dari besi, pembuatan workshop/gudang yang memakai kerangka
baja dan juga di tempat penampunganbesi-besi bekas, yang nantinya besi-besi bekas
tersebut akan di daur ulang lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Devinisi Logam Berat
2. Mekanisme Keracunan Logam Berat
3. Sifat Toksisitas Logam Berat
4. Faktor Penyebab Racun Pada Logam
5. Beberapa Toksisitas logam berat di lingkungan Perairan
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Toksikologi Hasil Perikanan. Dan untuk mengetahui devinisi logam berat, Mekanisme
keracunan logam berat, Sifat Toksisitas Logam Berat, Faktor Penyebab racun pada logam
dan Beberapa toksisitas logam berat di lingkungan Perairan.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur kimia
yang siap membentuk kation . Logam adalah salah satu dari kelompok yang tidak dapat
dibedakan oleh sifat ionisasi dan, bersama dengan metaloid dan nonlogam.
Logam berat adalah senyawa yag memiliki nomor atom antara 21 (scandium) dan 92
(uranium) dari Tabel Sistem Periodik Bahan Kimia dan mempunyai berat jenis (specific
gravity) 5,0 atau lebih. Logam berat dapat dibedakan menjadi logam berat esensial dan non-
esensial. Logam berat esesial merupakan jenis logam berat yang pada jumlah tertentu sangat
dibutuhkan oleh suatu organisme hidup dan dalam jumlah yang berlebihan akan
mengakibatkan keracunan sedangkan logam berat non esensial merupakan jenis logam berat
yang fungsinya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui. Logam berat ini dapat
menimbulkan efek yang merugikan kesehatan manusia, sehingga sering disebut sebagai
logam beracun. Senyawa ini tidak dapat rusak di alam dan tidakberubah menjadi bentuk lain
(BPOM RI, 2010).
1. Memblokir atau menahan kerja gugus fungsi biomolekul yang esensial untuk proses
biologis, seperti protein dan enzim.
2. Menggantikan ion-ion esensial yang terdapat dalam molekul terkait.
3. Mengadakan modifikasi atau perubahan bentuk gugus aktif yang dimiliki oleh
boimolekul.
1. Bersifat toksik tinggi yang terdiri dari atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn.
2. Bersifat toksik sedang terdiri dari unsur-unsur Cr,Ni, dan Co.
3. Bersifat tosik rendah terdiri atas unsur Mn dan Fe.
D. Faktor Penyebab Racun Pada Logam
1.Tingkatan konsumsi dan banyaknya logam di alam Umumnya, semakin tinggi kadar
yang terdapat di alam, semakin tinggi pula efek keracunan yang ditimbulkan oleh
logam tersebut. Contohnya, kadmium dalam satu dosis tunggal dan besar dapat
menginduksi gangguan saluran pencernaan. Asupan kadmium yang lebih kecil dapat
mengakibatkan gangguan fungsi ginjal.
2. Bentuk senyawa kimia merkuri berpengaruh pada ginjal, senyawametil merkuri dan
etil merkuri akan berpengaruh pada susunan saraf. Pada saat ini, senyawa merkuri
bersifat lipofitik, sehingga meracuni darah danotak. Senyawa tetra etil timbal juga
dapat memengaruhi susunan saraf.
3. Kompleks protein-logam Berbagai kompleks protein - logam dibentuk dalam tubuh.
Contohnya, kompleks proteinlogam yang dibentuk dengan timbal, bismut, dan raksa-
selenium secara mikroskopik dapat terlihat sebagai badan inklusi dalam sel yang
tercemar logam. Besi dapat bergabung dengan protein untuk membentuk feritin yang
bersifat larut dalam udara atau hemosiderin yang tidak larut dalam udara. Kadmium
dan beberapa logam lain, seperti tembaga dan zinkbergabung dengan metaloticon,
suatu protein dengan bobot rendah. Kompleks protein kadmium (Cd) tidak begitu
beracun, jika dibandingkan dengan Cd2+.[4] Tetapi, dalam sel tubulus ginjal,
kadmium-metalotionein melepaskan Cd2+ dan menyebabkan keracunan.
4. Umur dan berat badan Pada orang yang usianya muda,seperti anak-anak, biasanya
lebih rentan terhadap serangan logam daripada orang dewasa.[5] Hal ini disebabkan
karena masalah dan tingkat penyerapan dalam saluran pencernaan mereka lebih
besar. Selain itu, pada anak-anak yang memiliki berat badan sangat kecil, lebih
mudah diserang oleh racun logam.
5. Faktor-faktor diet yang menyebabkan defisiensi protein, vitamin C, dan vitamin D
dapat meningkatkan keracunan logam.