Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKERIN

DI PT. PLN (PERSERO) AREA BASO


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Prakerin
Tahun Diklat 2016 / 2017

NAMA                                 :    MUHAMMAD RINALDI


NIS                                       :    
PROGRAM KEAHLIAN  :    TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI


SMK N 1 Tanjung Raya
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

LAPORAN PRAKERIN DI PT. PLN (Persero) BASO


DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD RINALDI

TEKNIK
Instalasi tenaga listrik

Pembimbing 1                                                                                                 Pembimbing 2

Rahmatsyah ST                                                                                            Erwin saputra


NIP .                                                                                                               NIP .

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

LAPORAN PRAKERIN DI PT. PLN (Persero) BASO

DISUSUN OLEH :
MUAHAMMAD RINALDI

TEKNIK KETENAGA LISTRIKAN

Kepala Personalia                                                                                            Pembimbing
MOTTO
1.      Teknologi yang canggih adalah teknologi yang cepat guna.

2.      Teknologi merupakan harapan bangsa dan Negara untuk membangun Negara secara modern.

3.      Disiplin adalah kunci pokok suatu keberhasilan

4.      Kegagalan merupakan jembatan emas untuk meraih suatu keberhasilan, serta  kesulitan yang
timbul  adalah suatu gejala yang wajar dari sebuah kehidupan yang berarti.

5.      Sebelum melakukan sesuatu kuasailah dulu ilmunya.

6.      Berfikir dahulu sebelum bertindak.

7.      Orang yang cerdas akan memikirkan orientasi masa depan, tetapi orang yang bodoh akan
memikirkan kejadian yang telah berlalu.

8.      Jangan menunda-nunda waktu kalau kamu mampu.

9.      Guru yang paling baik adalah pengalaman.


KATA PENGANTAR

Alhamdu lillahi rabbil-‘aalamiin. Segala puja dan puji hanya kepada Allah SWT. atas
segala nikmat yang selalu dilimpahkan kepada hamba-Nya, baik nikmat yang tanpa diminta
maupun yang dengan sengaja diminta dari-Nya, sehingga pada akhirnya  penulis dapat
menyelesaikan PRAKERIN.

Sholawat serta salam   semoga senantiasa dianugerahkan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW., para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa berjalan di atas ajaran Allah dan
sunnah Nabi hingga hari akhir.

PRAKERIN yang dilaksanakan di Kantor PLN (Persero) Baso ini dilakukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan pendidikan SMK NEGERI 1 Tanjung Raya Jurusan Teknik
Instalasi Tenaga Listrik. Sekaligus melatih siswa bekerja dilapangan. Namun demikian, sangat
disadari bahwa program-program yang dilaksanakan dalam PRAKERIN ini tak lepas dari
kesalahan dan kekurangan, sehingga diharapkan dapat diperbaiki dan disempurnakan oleh siswa
PRAKERIN selanjutnya.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kegiatan ini masih terdapat kekurangan yang
tidak disadari oleh saya. Maka dari itu, saya berharap kepada semua pembaca untuk dapat
memberikan kritik dan sarannya yang tentunya bersifat membangun demi terciptanya
penyusunan laporan kegiatan yang baik dan benar.
Akhir kata, semoga buku ini dapat bermanfaat.
 Amin.

BASO, 13 Juni 2016

Muhammad rinaldi
DAFTAR ISI
Judul                                                                                          Halaman
Lembar Pengesahan Sekolah                                                            i
Lembar Pengesahan Perusahaan                                                    ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP                                                        iii
KATA PENGANTAR                                                                      iv
DAFTAR ISI                                                                                     vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang                                                       
1.2.      Tujuan Prakerin                                                    
1.3.      Manfaat Prakerin                                                    
1.4.      Waktu Pelaksanaan                                              
1.5.      Lokasi Prakerin                                                        
1.6.      Sistematika Penulisan                                             
BAB II. URAIAN
2.1.   Kondisi Umum Perusahaan                                    
2.1.1.   Lokasi Perusahaan                                                    
2.1.2.   Sarana dan Fasilitas Perusahaan                               
2.1.3.   Tata Tertib Perusahaan                                             
2.1.4.   Keselamatan Kerja                                                   
2.1.5. Sejarah Singkat Perusahaan ________________
          
  BAB III. LANDASAN TEORI
3.1. KWH Meter _____________________________
3.1.2.   Jenis-jenis KWH Meter _________________
3.1.3.      Fungsi dan Prinsip Kerja KWH Meter _____
3.1.4.      Tips Menggunakan KWH Meter __________
3.1.5.   Current Transformer CT ________________
            BAB IV. URAIAN JURNAL PRAKERIN
4.1.   Jurnal Kegiatan                                                    
   4.1.2.    Uraian Jurnal PRAKERIN di PLN (Persero)BASO
               __________________
4.2. 3  Tugas dan Cara Kerjanya                                       

            BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1.   Kesimpulan                                                              
5.2.   Saran                                                                        
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
 PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
         Sesuai dengan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan, setiap taruna-taruni lulusan SMK
dituntut untuk mempunyai suatu keahlian, dan siap kerja. Kegiatannya itu disebut dengan
PRAKERIN (Praktek Kerja Industri). Prakerin adalah suatu kegiatan yang sangat diwajibkan
untuk tingkatan SMK dan sederajat, untuk dapat mengenal dunia industri yang sebenarnya.
         Sekolah Menengah Kejuruan, sistem pendidikannya menggunakan metode sistem
pendidikan dengan dua jalur. Yaitu, jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah.
Maksudnya, jalur pendidikan luar sekolah adalah taruna-taruni wajib melaksanakan Prakerin.
Dalam melaksanakan Prakerin ini seperti yang tertera pada Undang-Undang Prakerin no. 2 tahun
1989 tentang Pendidikan Nasional, dan peraturan lainnya ;
1.    Penyelenggaraan pendidikan dilakukan dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah.
2.    Penyelenggaraan Sekolah Kejuruan dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama dunia
usaha dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan.
(PP. 29, Bab XI, Pasal 29, Ayat 1)
                        Untuk melaksanakan Prakerin, taruna-taruni memerlukan skill yang bagus, mental
dan fisik yang kuat. Maka dari itu peserta Prakerin harus mempunyai kedisiplinan yang tinggi,
untuk menunjang keberhasilan Prakerin. Kedisiplinan adalah suatu sikap yang setiap kegiatannya
diatur yang dijalankan secara patuh dan taat, kemudian disiplin artinya mentaati dan mengikuti
peraturan yang ada pada situasi atau keadaan tertentu.
                        Selain itu peserta Prakerin juga harus memiliki mental yang kuat untuk
menghadapi segala situasi, baik disaat sulit maupun tidak. Dan peserta Prakerin harus memiliki
fisik yang kuat. Maka dari itu, untuk memiliki fisik yang kuat, SMK melaksanakan suatu
kegiatan yang disebut dengan LATDASTAR (Latihan Dasar Taruna). Dalam kegiatan ini selain
untuk menjadikan fisik yang kuat, taruna-tarunipun melatih mental, dan mendapatkan materi-
materi pengetahuan seputar Dunia Usaha Dunia Industri (DUD
1.2.       Tujuan Prakerin
Tujuan PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) adalah sebagai berikut :
1.    Meningkatkan dan mengembangkan hubungan antara sekolah dengan dunia usaha atau dunia
industri.
2.    Menghasilkan tenaga kerja yang profesional dan berkualitas.
3.    Mengasah keterampilan yang telah diberikan oleh sekolah ke dunia industri.
4.    Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan kerja yang berkualitas.
5.    Menambah keterampilan serta wawasan dalam dunia usaha.
6.    Mewujudkan visi dan misi sekolah.
7.    Sebagai syarat mengikuti Ujian Nasional.

1.3.       Manfaat Prakerin
Adapun manfaat dari PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) yaitu :
1.      Dapat mengenali seperti apa pekerjaan industri di lapangan, sehingga setelah lulus taruna taruni
sudah tidak asing lagi dengan dunia kerja.
2.      Dapat menambah keterampilan serta wawasan dalam dunia usaha.
3.      Untuk mengasah keterampilan yang telah diberikan oleh sekolah, taruna taruni juga dapat
melatih jiwa mandiri, berani, bertanggung jawab, serta disiplin.
4.      Meningkatkan kedisiplinan serta rasa tanggung jawabnya.
5.      Memperoleh link and match  antara perusahaan dengan sekolah.

1.4.       Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Prakerin yang telah dilaksanakan oleh saya selama Prakerin di PLN
(Persero)BASO, yang dimulai pada tanggal 13 Maret 2016 sampai dengan tanggal 13 Juni 2016.
Dengan itu, maka saya telah menyelesaikan Prakerin selama 3 bulan di PLN (Persero)BASO.
Jadwal masuknya setiap hari senin s/d jum`at, pukul 0800-17:00 WITA. Berikut ini adalah
jadwal masuk yang penulis laksanakan selama PRAKERIN di PLN (Persero)BASO:
Jam Kerja
No. Hari
Masuk Istirahat Pulang
1 Senin 08.00 – 12.00 12.00 – 14.00 14.00 – 17.00
2 Selasa 08.00  – 12.00 12.00 – 14.00 14.00 – 17.00
3 Rabu 08.00  – 12.00 12.00 – 14.00 14.00 – 17.00
4 Kamis 08.00  – 12.00 12.00 – 14.00 14.00 – 17.00
BAB II
5 Jum’at 08.00  – 12.00 12.00 – 14.00 14.00 – 17.00
Sabtu & URAIAN
6 LIBUR
Minggu

Tabel 1.1
Jadwal masuk di PT. PLN (Persero) BASO

Lokasi prakerin
Lokasi tempat berlangsungnya penulis
melaksanakan Prakerin selama waktu yang telah
ditentukan yaitu di :
Nama Perusahaan : PLN (Persero) baso
Alamat : Jln. RAYA Payekumbuah
2.1.   Kondisi Umum Perusahaan
           (isi sendiri ajah sesuai keinginan :D )

2.1.1.    Lokasi Perusahaan
Adapun lokasi perusahaan yang penulis masuki selama PRAKERIN yaitu :
Nama Perusahaan          : PLN (Persero) Area Baso
Alamat                           : Jln. Raya payekumbuah
No. Tlp/Fax                   :

2.1.3.    Sarana dan Fasilitas Perusahaan


1.      Beberapa unit kendaraan pick up dan kendaraan bermotor
2.      Beberapa unit telepon
3.      Beberapa unit perangkat komputer dan printer
4.      Beberapa  unit televise , AC dan  kulkas
5.      Mushola
6.      Areal Parkir
 2.1.4.    TataTertibPerusahaan
Ketentuan-ketentuan kedisiplinan pegawai baik d lapangan maupun didalam perusahaan
seperti :
1.      Memakai seragam yang telah ditentukan oleh perusahaan.
2.      Berpakaian rapi.
3.      Datang tepat waktu.
4.      Tidak boleh membawa barang-barang milik perusahaan tanpa seizin atasan, dan lain sebagainya.
2.1.5.    Keselamatan Kerja
      Menggunakan helm proyek.
      Menggunakan safety belt  (sabuk keselamatan).
      Menggunakan sarung tangan.
2.2. Sejarah Singkat Perusahaan
Visi 
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan Terpercaya dengan
bertumpu pada Potensi Insani. 
Misi 
* Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan,
anggota perusahaan dan pemegang saham. 
* Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 
* Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 
* Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. 
Moto 
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik 
Sejarah 
Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat
beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan
pembangkit listrik untuk keperluan sendiri. 
Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan- perusahaan Belanda tersebut
oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II. 
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat
Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik
melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat
berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut
kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk
Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas
pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW. 
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan
Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan
pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan
Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara
(PGN) sebagai pengelola gas diresmikan. 
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara
(PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. 
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk
bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari
Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam
menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang. 

BAB III
 LANDASAN TEORI
3.1.      KWH Meter
              kWH meter adalah alat untuk mengukur penggunaan daya listrik berdasarkan kilo Watt
dalam satuan waktu per jam.
Umumnya perhitungan dilakukan dengan semacam motor yang menggerakkan piring indikator
dan counter/penghitung mekanik yang sudah di kalibrasi sesuai dengan pemakaian daya.
Kalau misalnya daya yang digunakan 1 kilo Watt, maka piring akan berputar dan dalam 1 jam
akan memutar penghitung mekanik yang 1/10 an 10 kali dan mengakibatkan yang satuan naik 1
digit.
Piring KWH berputar bukan "digerakan" oleh motor, tetapi berputar dengan prinsip kerja seperti
motor induksi.
Piringannya sebagai rotor, sedangkan statornya merupakan kombinasi belitan antara Tegangan
dan Arus.
Belitan Tegangan = Trafo Potensial, dihubungkan parallel dengan jala2.
Belitan Arus = Trafo Arus (CT), dihubungkan SERIE dengan jala2.
Seperti kita ketahui bahwa P (watt) = I (arus/ampere) x E (tegangan/volt)
Ketika Arus=0, piring tidak berputar, ketika Arus membesar, putaran bertambah cepat.
KWH Meter adalah alat penghitung pemakaian energi listrik. Alat ini bekerja menggunakan
metode induksi medan magnet dimana medan magnet tersebut menggerakan piringan yang terbuat
dari alumunium. Pengukur Watt atau Kwatt, yang pada umumnya disebut Watt-meter/Kwatt meter
disusun sedemikian rupa, sehingga kumparan tegangan dapat berputar dengan bebasnya, dengan
jalan demikian tenaga listrik dapat diukur, baik dalam satuan WH (watt Jam) ataupun dalam Kwh
(kilowatt Hour).
Pemakaian energi listrik di industri maupun rumah tangga menggunakan satuan kilowatt- hour 
(KWH),  dimana  1  KWH  sama  dengan  3.6  MJ.  Karena  itulah  alat  yang  digunakan  untuk
mengukur  energi  pada  industri  dan  rumah  tangga  dikenal  dengan  watthourmeters.  Besar 
tagihan listrik  biasanya  berdasarkan  pada  angka-angka  yang  tertera  pada  KWH  meter  setiap 
bulannya
Untuk saat ini. KWH meter induksi adalah satu-satunya tipe yang digunakan pada perhitungan daya
listrik rumah tangga.
Bagian-bagian utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus, sebuah  
piringan   aluminium,   sebuah   magnet   tetap,   dan   sebuah   gir   mekanik   yang   mencatat
banyaknya putaran piringan. Jika meter dihubungkan ke daya satu fasa, maka piringan mendapat
torsi  yang  membuatnya  berputar  seperti  motor  dengan  tingkat  kepresisian  yang  tinggi. 
Semakin besar  daya  yang  terpakai,  mengakibatkan  kecepatan  piringan  semakin  besar; 
demikian  pula sebaliknya

3.1.2.   Jenis-jenis KWH Meter


Apabila dilihat dari cara kerjanya, KWH Meter dibedakan menjadi :
1. KWH meter Analog
2. KWH meter Digital
Untuk Penjelasannya dapat dilihat dibawah ini :
1.    KWH meter Analog
Adapun bagian-bagian  utama dari sebuah KWH meter Analog antara lain, sebagai berikut :
1. kumparan tegangan
2. kumparan arus
3. piringan aluminium
4. magnet tetap
5. gear mekanik yang mencatat jumlah perputaranpiringan aluminium
6. Bendera pengereman berfungsi mengatur piringan pengujian beban nol pada tegangan
normal.
7. Lidah pengereman adalah merupakan pasangan dengan bendera(8).Posisi lidah
pengereman dan bendera pengereman harus tepat sehingga:
 Pada beban nol,tegangan norminal piringan berhenti pada saat posisi mereka berdekatan.
 Tetapi arus mula (0,5 % Id) piringan harus dapat berputar > 1 putaran.

2.    KWH Meter Digital


KWH Meter digital digunakan untuk mengatasi kelemahan dari KWH Meter analog. Adapun
kelebihan dari KWH Meter Digital antara lain sebagai berikut :
 Sistem pembayarannya dengan sistem prabayar, dengan sistem prabayar menggantikan
cara pembayaran umumnya, dengan menggunakan kartu prabayar elektronik pengganti tagihan
bulanan.
 KWH meter denan tampilan digital yang menyala dan berukuran cukup besar.
 Akurasi perhitungan KWH, tidak adanya tunggakan pembayaran tagihan listrik,
kemudahan memutus sambungan listrik pelanggan yang melakukan tunggakan tagihan dengan
menggunakan alat yang bisa di set up dari jarak maximal 200 meter.

3.1.3.      Fungsi dan prinsip kerja KWH Meter


            Prinsip Kerja
1. KWH Meter Analog
Ditinjau dari segi cara bekerjanya maka pengukur ini memakai prinsip azas induksi atau azas
Ferraris. Dan pada umumnya alat pengukur ini digunakan untuk mengukur daya listrik arus
bolak balik.
Pada alat ini dipasang sebuah cakera alumunium (alumunium disk) yang dapat berputar, dimuka
sebuah kutub magnit listrik (Electro magnet).
Magnit llsitrik ini diperkuat oleh kumparan tegangan dan kumparan arus. Dengan adanya
lapangan magnit tukar yang berubah-ubah maka cakera (Disk) alumunium ditimbulkan suatu
arus bolak-balik, yang menyebabkan cakera tadi mulai berputar dan menggerakkan pesawat
hitungnya.
Secara umum perhitungan untuk daya listrik dapat di bedakan menjadi tiga macam, yaitu
1. Daya kompleks S(VA) = V.I
2. Daya reaktif Q(VAR) = V.I sin φ
3. Daya aktif P(Watt) = V.I cos φ
Dari ketiga daya tersebut yang terukur pada KWH meter adalah daya aktif, yang dinyatakan
dengan satuan Watt. Sedangkan daya reaktif dapat diketahui besarnya dengan menggunakan alat
ukur Varmeter. Untuk pemakaian pada rumah, biasanya hanya digunakan KWH meter.
Pada pembebanan bebas induksi kecepatan berputarnya cakera sangat tergantung pada hasil kali
tegangan pada hasil kali dari tegangan (E) x Kuat arus (I) dalam satuan watt. Jumlah putaran
tergantung pada kecepatan dan lamanya, dengan demikian dapat kita rumuskan sebagai berikut :
Tegangan x Kuat Arus x Waktu = E x I x t dalam satuan Watt jam (WH)
Untuk alat pengukur Kilowatt jam (KWH) arus putar, pada umunya mempunyai tiga system
magnit, yang masing masing dengan sebuah kumparan arus dan tegangan yang bekerja pada
sebuah cakera turutan, dimana ketiga cakera itu dipasang  pada sumbu yang sama.

cara kerja KWH Meter


Pada  piringan  KWH  meter  terdapat  suatu  garis  penanda  (biasanya  berwarna  hitam  atau
merah).  Garis  ini  berfungsi  sebagai  indikator  putaran  piringan.  Untuk  1  KWH  biasanya 
setara dengan 900 putaran (ada juga 450 putaran tiap KWH). Saat beban banyak memakai daya
listrik, maka putaran piringan KWH ini akan semakin cepat. Hal ini tampak dari cepatnya garis
penanda ini melintas.

2. KWH METER DIGITAL


Adapun cara kerja dari KWH meter digital antara lain sebagai berikut :
1. KWH Meter digital dikontrol oleh sebuah mikrokontroler dengan tipe
AVR90S8515 dan menggunakan sebuah sensor digital tipe ADE7757 yang berfungsi untuk
membaca tegangan dan arus serta untuk mengetahui besar energi yang digunakan pada instalasi
rumah.
2. Seven Segment sebagai penampil data besaran energi listrik yang
digunakan di rumah. Dari komponen-komponen tersebut dihasilkan sebuah KWH meter
moderen dengan tampilan digital yang dapat mengukur besaran penggunaan energi, dengan
batasan maksimal beban 500 watt.
Adapun sistem pembayaran KWH Meter digital yaitu dengan sistem pembayaran moderen
membeli sebuah voucher elektronik, berisi besaran digital yang berfungsi sebagai pulsa dan juga
sebagai pembanding besaran energi yang digunakan. Secara otomatis sistem ini memutuskan
tegangan rumah bila besaran tersebut mencapai nilai 0.
           
 3.1.4. Fungsi nya
            Kwh meter fungsi ny digunakan untuk mengukur energi arus bolak balik, merupakan alat
ukur yang sangatpenting, untuk Kwh yang diproduksi, disalurkan ataupun kWh yang dipakai
konsumen-konsumen listrik.Alat ukur ini sangat popular dikalangan masyarakat umum, karena
banyak terpasang padarumah-rumah penduduk (konsumen listrik A) dan menentukan besar
kecilnya rekening listrik sipemakai.Mengingat sangat pentingnya arti kWh meter ini baik bagi
PLN ataupunsipemakai, maka agar diperhatikan benar cara penyambungan alat ukur ini.Gambar
penyambungan adalah sebagai berikut

Megger

            Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik maupun
instalasi-instalasi, output dari alat ukur ini umumnya adalah tegangan tinggi arus searah, yang
diputar olehtangan.Besar tegangan tersebut pada umumnya adalah : 500, 1000, 2000 atau 5000
volt dan bataspengukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20 meter ohm dan 5 sampai 5000
meter ohm danlain-lain sesuai dengan sumber tegangan dari megger tersebut.

3.1.5.      Tugas dan Cara Kerjanya 


Sebenarnya untuk mengukur besarnya daya listrik sudah ada alatnya, yaitu dengan menggunakan
Watt Meter. Namun sangat jarang yang memiliki alat tersebut, belum lagi bagi orang awam
susah juga kalau mau masang alat ukur tersebut.
Seringkali kita mengeluhkan besarnya tagihan listrik padahal kita merasa menggunakan energy
listrik lebih sedikit dari tagihan di rekening. Atau kita sering membandingkan pemakaian listrik
rumah kita dengan rumah tetangga. Tentunya tanpa benar-benar tahu (dengan pengukuran)
berapa watt rata-rata yang kita pakai dalam sehari.
Tahukah Anda bahwa Meteran listrik yang terpasang di rumah selain untuk mengukur energy
(KWh) juga bisa digunakan untuk mengukur daya terpakai di rumah Anda? Ya, dengan bantuan
stopwatch (stopwatch di HP juga boleh) dan sedikit perhitungan kita bisa mengetahui berapa
besar daya listrik yang Anda gunakan saat itu.
Langsung aja ya, gini caranya…
1. Sudah tahu kan yang namanya KWH Meter?
Umumnya kita menyebutnya sebagai meteran Listrik. Kalau belum tahu, yang begini ini loh
bentuknya…

2. Yang perlu diperhatikan dari KWH Meter tersebut adalah putaran dari piringan KWH.
Semakin banyak alat listrik yang kita gunakan, maka putaran KWH meter akan semakin cepat.
Itu artinya daya aktif (watt) yang kita pakai juga semakin banyak, itu berarti pula angka di stand
KWH meter akan semakin cepat bertambah.
3. Nah, kecepatan putaran piringan KWH meter inilah yang akan kita hitung dengan
stopwatch.
Untuk menghitung putaran piringan KWH meter kita harus memperhatikan tanda berwarna
hitam pada piringan KWH meter. Tanda hitam inilah yang menjadi patokan mulai dan berhenti
saat menghitung waktu putaran piringan KWH Meter.
4. Selain putaran piringan KWH meter, yang perlu kita catat adalah konstanta dari KWH
meter tersebut.
Coba dilihat di name plate KWH meter, disana akan ditemukan banyak spesifikasi dari meteran
listrik tersebut. Konstanta KWH meter selalu diikuti satuan PUTARAN/KWH atau PUT/KWH.
Sebagai contoh adalah konstanta 900 Put/KWH. Maksudnya, untuk menghasilkan angka 1 KWH
di stand meter piringan KWH harus berputar sebanyak 900 kali. Konstanta KWH meter berbeda-
beda, jadi harus melihat langsung di name plate KWH meter tersebut. Konstanta yang umum
adalah 900 put/KWH, 1250 put/KWH, 720 put/KWH dan 600 put/KWH.
5. Kalo sudah paham, langsung praktek aja…
1. Perhatikan name plate KWH meter di rumah Anda, carilah konstanta dari KWH
meter tersebut. Catat hasilnya. Misal : 900 put/KWH.
2. Siapkan Stopwatch, jika tidak memiliki bisa menggunakan stopwatch yang ada di
Hand phone.
3. Perhatikan putaran piringan KWH meter. Tunggu sampai muncul warna hitam di
piringan KWH meter.
4. Saat tanda hitam mucul dan posisi tepat di tengah, tekan tombol START pada
stopwatch.
5. Tunggu sampai tanda hitam itu muncul lagi, itu artinya piringan KWH Meter
sudah berputar 1 kali. Untuk perhitungan biasanya jumlah putaran minimal 3 kali.
6. Tekan tombol STOP pada stopwatch setelah Anda mendapatkan jumlah putaran
yang Anda inginkan.
7. Catat waktunya (dalam detik), misal dari pengukuran diperolah hasil 3
putaran=43,52 detik.
8. Kalo sudah, untuk menghitung besarnya WATT yang kita pakai adalah =

6. WATT     = (3600 x Jumlah Putaran) / (Konstanta x Waktu n Putaran) x 1000

1. Sebagai contoh pengukuran di atas :


WATT    = (3600 x 3)/(900 x 43,52) x 1000
= 0,275 x 1000 = 275 Watt

2. Artinya, pada saat pengukuran tadi kita sedang menggunakan daya listrik
sebanyak 275 Watt.
3. Untuk memperkirakan pemakaian satu bulan (dengan asumsi pemakaian adalah
sama seperti saat pengukuran sepanjang hari), tinggal dikalikan 0,72 (dari 24 jam x 30 hari
/1000), nanti munculnya dalam bentuk KWH. Misal untuk pengukuran di atas, 275 x 0,72 = 198
KWH/bulan.
Dengan melakukan pengukuran secara langsung kita baru benar-benar tahu
berapa perkiraan WATT yang sebenarnya kita gunakan.
Sebagai catatan, yang terukur disini adalah daya aktif (WATT) yang terukur oleh KWH meter,
bukan VA (daya semu) yang dijadikan patokan daya kontrak. Ketelitian pengukuran sangat
tergantung pada ketelitian kita saat mengukur waktu putaran dan tentu saja ketelitian dari KWH
meter itu sendiri.

3.1.6.      Apa itu Trafo Arus, Current Transformer (CT) ?


Salah satu bidang yang menjadi perhatian khusus di PLN adalah pengukuran. Selain di sisi
pengukuran pada pemakaian tenaga listrik juga diaplikasikan pada sistem proteksi arus dan
transfer energi antar unit.
Salah satu peralatan yang selalu digunakan dalam pengukuran adalah Trafo Arus , Current
Transformer yang biasanya di lapangan cukup disebut CT.
CT adalah trafo yang menghasilkan arus di sekunder dimana besarnya sesuai dengan ratio dan
arus primernya. CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang dililiti oleh konduktor kawat
tembaga. Output dari skunder biasanya adalah 1 atau 5 ampere, ini ditunjukan dengan ratio yang
dimiliki oleh CT tersebut.
Misal 400:5, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 5 ampere jika sisi primer dilalui
arus 400 Ampere. Dari kedua macam output tersebut yang paling banyak ditemui, dipergunakan
dan lebih murah adalah yang 5 ampere.
Pada CT tertulis class dan burden, dimana masing masing mewakili parameter yang dimiliki oleh
CT tersebut. Class menunjukan tingkat akurasi CT, misalnya class 1.0 berarti CT tersebut
mempunyai tingkat kesalahan 1%. Burdenmenunjukkan kemampuan CT untuk menerima
sampai batas impedansi tertentu. CT standart IEC menyebutkan burden 1.5 VA (volt ampere), 3
VA, 5 VA dst. Burden ini berhubungan dengan penentuan besar kabel dan jarak pengukuran.
Catt :
1. Ada 2 standart yang paling banyak diikuti  pada CT yaitu : IEC 60044-1 (BSEN 60044-1)
& IEEE C57.13 (ANSI)
1. sebagai alat listrik yang berfungsi untuk mengubah atau mentransformasikan besaran listrik (arus)
dari besar menjadi kecil, gunanya untuk pengukuran dan proteksi.
2. sebagai isolasi dari tegangan pada sistem dengan alat ukur atau alat proteksi.

Berikut ini, Langkah-langkah menentukan arus primer pada CT (CT primary current).


Dalam menentukan nilai rating arus phasa ke phasa dalam sistem 3 phasa, digunakan rumus
dibawahini:I(A)=(S(kVA))/(√3xU(kV))

Contoh:Jika kita dalam perhitungan besarnya I = 13 A dengan menggunakan rumus di atas, maka
kita pilih besarnya arus primer pada trafo arus (Current Transformer)= 15 A. Nilai 15 A ini dipilih
berdasarkan standar yang digunakan, seperti IEC atau lainya. Yang perlu diperhatikan adalah Nilai
yang dipilih selalu lebih besar dari nilai perhitungan dan nilai yang terdekat.

Dari contoh diatas, bisakan kita memilih arus primer pada trafo arus = 10 A setelah melakukan
perhitungan yang besarnya diperoleh, yaitu 13 A. Jawabannya tidak, karena jika kita kalikan dengan
1,2 x arus nominalnya (10A x 1,2 In) = 12 A, hasil ini lebih kecil dari pada perhitungan. kalo
besarnya arus nominal 1,2 In dengan In = 13 A maka, didapat 15,6 A. Dari nilai, sebaiknya dipilih
arus primer yang lebih tinggi dari maksimum nilai nominalnya, yaitu 15 A.

Berdasarkan standar IEC 60044-1, Level Arus Primer pada trafo arus (current transformer)
adalah : 10 – 12.5 – 15 –20 – 25 – 30 – 40 – 50 – 60 - 75 - 10x

sebagai catatan: nilai yang dicetak miring, yang biasa digunakan.


Pada penentuan arus sekunder pada CT (Current Transformer) umumnya dipilih sebesar 5 A.
berdasarkan fungsi CT atau trafo arus itu sendiri yang berhubungan dengan Relay atau Ammeter,
proteksi dan lain-lain, dipengaruhi oleh jarak sehingga arus sekunder (Secondary Current)
Kenapa dipilih arus sekunder (secondary current) pada CT (Current Transformer) atau trafo arus
sama dengan 1 A, karena besarnya rugi-rugi pada kabel lebih kecil dibandingkan dengan arus
sekunder sebesar 5 A, hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan rumus rugi-rugi daya
dibawah ini :

                                                                    P = R x I2
    
Dan juga mempengaruhi Cost pada CT, dengan nilai 1 A maka akan terjadi pengurangan Cable
Cross Section atau persilangan kabel pada saat instalasi, karena penggunaanya jauh lebih sedikit.
Hal ini menjadi keterkaitan dengan Burden CT itu sendiri. Kurangnya penggunaan kabel, maka
mempengaruhi kurangnya Burden, sehingga design Current Transformer atau Trafo Arus akan
lebih kecil dan nilai ALF (Accuracy Load Factor) yang lebih baik terdapat pada nilai arus
sekunder CT sebesar 1 A. Sehingga menyebabkan operasi dari Relay Proteksi (Protection
Relay’s) dan waktu trippingnya akan lebih sensitive dari pada arus sekunder 5 A.

CURRENT TRANSFORMER (TRAFO ARUS)

Current transformer (CT) atau Trafo Arus adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang
berupa trafo yang digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya hingga ratusan ampere dan
arus yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Di samping untuk pengukuran arus, trafo arus
juga digunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh, dan rele proteksi.
Kumparan primer trafo dihubungkan seri dengan rangkaian atau jaringan yang akan dikur arusnya
sedangkan kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau dengan rele proteksi.

Prinsip kerja trafo arus sama dengan trafo daya satu fasa. Bila pada kumparan primer
mengalir arus I1, maka pada kumparan timbul gaya gerak magnet sebesar N 1I1. Gaya gerak ini
memproduksi fluks pada inti, dan fluks ini membangkitkan gaya gerak listrik pada kumparan
sekunder. Bila terminal kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus
I1. Arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada kumparan sekunder. Pada trafo arus biasa
dipasang burden pada bagian sekunder yang berfungsi sebagai impedansi beban, sehingga trafo
tidak benar-benar short circuit. Apabila trafo adalah trafo ideal, maka berlaku persamaan :
N1I1 = N2I2
I1/I2 = N2/N1
di mana, N1 : Jumlah belitan kumparan primer
N2 : Jumlah belitan kumparan sekunder
I1 : Arus kumparan primer
I2 : Arus kumparan sekunder
Dalam pemakaian sehari-hari, trafo arus dibagi menjadi jenis-jenis tertentu berdasarkan
syarat-syarat tertentu pula, adapun pembagian jenis trafo arus adalah sebagai berikut :
§ Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Kumparan Primer
a. Jenis Kumparan (Wound)
Biasa digunakan untuk pengukuran pada arus rendah, burden yang besar, atau pengukuran yang
membutuhkan ketelitian tinggi. Belitan primer tergantung pada arus primer yang akan diukur,
biasanya tidak lebih dari 5 belitan. Penambahan belitan primer akan mengurangi faktor thermal dan
dinamis arus hubung singkat.
b. Jenis Bar (Bar)
Konstruksinya mampu menahan arus hubung singkat yang cukup tinggi sehingga memiliki faktor
thermis dan dinamis arus hubung singkat yang tinggi. Keburukannya, ukuran inti yang paling
ekonomis diperoleh pada arus pengenal yang cukup tinggi yaitu 1000A.
§ Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Rasio
a. Jenis Rasio Tunggal
Rasio tunggal adalah trafo arus dengan satu kumparan primer dan satu kumparan sekunder.
b. Jenis Rasio Ganda
Rasio ganda diperoleh dengan membagi kumparan primer menjadi beberapa kelompok yang
dihubungkan seri atau paralel.

§ Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Inti


a. Inti Tunggal
Digunakan apabila sistem membutuhkan salah satu fungsi saja, yaitu untuk pengukuran atau
proteksi.
b. Inti Ganda
Digunakan apabila sistem membutuhkan arus untuk pengukuran dan proteksi sekaligus.
§ Jenis Trafo Arus Menurut Konstruksi Isolasi
a. Isolasi Epoksi-Resin
Biasa dipakai hingga tegangan 110KV. Memiliki kekuatan hubung singkat yang cukup tinggi karena
semua belitan tertanam pada bahan isolasi. Terdapat 2 jenis, yaitu jenis bushing dan pendukung.
b. Isolasi Minyak-Kertas
Isolasi minyak kertas ditempatkan pada kerangka porselen. Merupakan trafo arus untuk tegangan
tinggi yang digunakan pada gardu induk dengan pemasangan luar. Dibedakan menjadi jenis tangki
logam, kerangka isolasi, dan jenis gardu. Kelebihannya, penyulang pada sisi primer lebih pendek,
digunakan untuk arus pengenal dan arus hubung singkat yang besar.

c. Isolasi Koaksial

Jenis trafo arus dengan isolasi koaksial biasa ditemui pada kabel, bushing trafo, atau pada
rel daya berisolasi gas SF6. Sering digunakan inti berbentuk cincin dengan belitan sekunder yang
dibelit secara seragam pada cincin dan dimasukkan pada isolasi, dengan demikian terbuka jalan
untuk membawa lapisan terluar bagian yang di-ground keluar dari trafo arus.

3.1.7.      Pengujian Trafo Arus (Current Transformer)

CT atau Trafo Arus merupakan perantara pengukuran arus, dimana keterbatasan kemampuan baca
alat ukur. Misal pada sistem saluran tegangan tinggi, arus yang mengalir adalah 2000A sedangkan
alat ukur yang ada hanya sebatas 5A. Maka dibutuhkan sebuah CT yang mengubah representasi
nilai aktual 2000A di lapangan menjadi 5A sehingga terbaca oleh alat ukur.
CT umumnya selain digunakan sebagai media pembacaan juga digunakan dalam sistem proteksi
sistem tenaga listrik. Sistem proteksi dalam sistem tenaga listrik sangatlah kompleks sehingga CT
itu sendiri dibuat dengan spesifikasi dan kelas yang bervariatif sesuai dengan kebituhan sistem yang
ada.
Spesifikasi pada CT antara lain:
1.      Ratio CT, rasio CT merupakan spesifikasi dasar yang harus ada pada CT, dimana representasi nilai
arus yang ada di lapangan di hitung dari besarnya rasio CT. Misal CT dengan rasio 2000/5A, nilai
yang terukur di skunder CT adalah 2.5A, maka nilai aktual arus yang mengalir di penghantar adalah
1000A. Kesalahan rasio ataupun besarnya presentasi error (%err.) dapat berdampak pada besarnya
kesalahan pembacaan di alat ukur, kesalahan penghitungan tarif, dan kesalahan operasi sistem
proteksi.
2.      Burden atau nilai maksimum daya (dalam satuan VA) yang mampu dipikul oleh CT. Nilai daya ini
harus lebih besar dari nilai yang terukur dari terminal skunder CT sampai dengan koil relay proteksi
yang dikerjakan. Apabila lebih kecil, maka relay proteksi tidak akan bekerja untuk mengetripkan
CB/PMT apabila terjadi gangguan.
3.      Class, kelas CT menentukan untuk sistem proteksi jenis apakah core CT tersebut. Misal untuk
proteksi arus lebih digunakan kelas 5P20, untuk kelas tarif metering digunakan kelas 0.2 atau 0.5,
untuk sistem proteksi busbar digunakan Class X atau PX.
4.      Kneepoint, adalah titik saturasi/jenuh saat CT melakukan excitasi tegangan. Umumnya proteksi
busbar menggunakan tegangan sebagai penggerak koilnya. Tegangan dapat dihasilkan oleh CT
ketika skunder CT diberikan impedansi seperti yang tertera pada Hukum Ohm. Kneepoint hanya
terdapat pada CT dengan Class X atau PX. Besarnya tegangan kneepoint bisa mencapai 2000Volt,
dan tentu saja besarnya kneepoint tergantung dari nilai atau desain yang diinginkan.
5.      Secondary Winding Resistance (Rct), atau impedansi dalam CT. Impedansi dalam CT pada
umumnya sangat kecil, namun pada Class X nilai ini ditentukan dan tidak boleh melebihi nilai yang
tertera disana. Misal: <2.5Ohm, maka impedansi CT pada Class X tidak boleh lebih dari 2.5Ohm
atau CT tersebut dikembalikan ke pabrik untuk dilakukan penggantian.
Berdasarkan kriteria diatas, maka dapat dilakukan pengujian CT sebagai berikut:
Contoh-contoh beserta uraian dalam artikel kali ini saya ambil dari pengalaman-pengalaman saya
melakukan SAT CT dan HV Equipments pada Project: Cikarang Listrindo 4x60MW Gas Power Plant
Project, Inalum 275kV OHL Prot’n Panel Replacement Project, dan 2x250MW Muara Karang Gas
Power Plant Project.
Ratio Test

Misal: Ratio CT = 2000/5A


Untuk melakukan pengujian bahwa apakah benar nilai skunder CT tersebut apabila line primer diberi
arus sebesar 2000A adalah 5A, maka disini diperlukan alat injeksi arus yang mampu mengalirkan
arus sebesar 2000A. Tentu saja alat ini sangat langka dan besar sekali.
Tentu saja nilainya tidaklah tepat seperti yang tertera pada kalkulator tapi setidaknya nilai tersebut
dapat tercapai. Metering ataupun instrument terpasang harus menunjukkan nilai kurang-lebih
2000A.
Pada kasus umumnya yang terjadi di lapangan, ternyata jenis alat test yang mampu menghasilkan
arus dalam jumlah yang besar ini cukup susah untuk dicari (karena harganya mahal maka umumnya
kami rental dari temen-temen)
Di balik itu ternyata banyak CT yang hasil pengukurannya tidak linear / atau tidak berbanding lurus
dengan rasio yang tertera. Dengan kata lain nilai presentase error-reading-nya bervariatif dan
umumnya semakin kecil arus yang diberikan, presentase error-reading-nya semakin besar
melampaui batas spesifikasi CT yang tertera pada nameplate. Padahal untuk beberapa sistem
proteksi seperti Distance Relay menggunakan pembacaan parameter arus pada nilai yang rendah.
Pemeriksaan Kondisi Transformator Saat Beroperasi

Pada saat transformator beroperasi ada beberapa pemeriksaan dan analisa yang harus dilakukan,
antara lain:

1. Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi transformator, meliputi:


– Tegangan tembus (breakdown voltage)
– Analisa gas terlarut (dissolved gas analysis, DGA)
– Analisa minyak isolasi secara menyeluruh (sekali setiap 10 tahun)

• Pemeriksaan dan analisa kandungan gas terlarut (Dissolved gas analysis, DGA), untuk mencegah
terjadinya:(partial) discharges, Kegagalan thermal (thermal faults), Deteriorasi / pemburukan kertas
isolasi/laminasi.

• Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi secara menyeluruh, meliputi: power factor (cf. Tan δ),
kandungan air (water content), neutralisation number, interfacial tension, furfural analysis dan
kandungan katalisator negatif (inhibitor content)

2.Pengamatan dan Pemeriksaan Langsung (Visual inspections)


– Kondisi fisik transformator secara menyeluruh.
– Alat-alat ukur, relay, saringan/filter dll.
– Pemeriksaan dengan menggunakan sinar infra-merah (infrared monitoring),
setiap 2 tahun.
Kemudian cara pengujian dan kalkulasi presentasi

Contoh untuk 2000A:


         CT 2.1 - Core #3

         Serial No. CT: 0805451

         Terminal Tap yang digunakan 3S1~3S3

         Class 0,5 Security Factor (FS) < 20, maksimum %err. adalah 0.5%

         Ratio 2000/5 A

         Injeksi Arus sebesar 200A, arus terukur pada sisi primer CT adalah: 199,96A, tentu saja ada losses
di kabel dan sambungan pada sisi primer.
         Arus terukur pada sisi skunder CT adalah: 501,55 mA

         Dengan rumus diatas, maka nilai arus primernya adalah: 2000A dan nilai arus skundernya adalah
5,0165A
         Sehingga %err. = 0,33% [OK]

Pengujian Secondary Burden CT (VA)

Pengujian secondary burden CT merupakan pengujian untuk mengetahui nilai aktual beban yang
terpasang pada sisi sekunder CT, mulai dari kabel sampai dengan panel proteksi dan metering.
Pengujian ini tidak bisa menentukan nilai burden nominal ataupun maksimal CT, untuk melakukan
hal ini harus menggunakan metode tegangan atau dengan alat uji yang dikenal dengan nama CT
Analyzer.
Mengetahui nilai burden pada sisi sekunder CT pada dasarnya cukup sederhana, karena hanya
menggunakan perhitungan Hukum Ohm. Dimana VA = Arus x Tegangan.
Apabila CT mengeluarkan arus 1A nominal, maka kita bisa memberikan arus sebesar 1A untuk sisi
kabel yang terpasang pada CT. Terminal sekunder CT tidak boleh ikut dialiri arus karena akan
berdampak timbulnya arus besar pada sisi primer.
Di dalam pengujian ini pada dasarnya kita hanya ingin mengetahui berapa sih besarnya impedansi
loop tertutup pada beban CT (kabel + relay + metering + dst). Apabila nilai burden atau impedansi
terukur pada arus 1A melebihi rating burden nominal CT (dalam satuan VA), maka harus dilakukan
penggantian kabel yang lebih besar atau penggantian relay dengan burden yang lebih kecil.
Berikut ini adalah skema wiring pada saat dilakukan pengujian Secondary CT Burden:

Berikut ini adalah contoh perhitungan nilai Secondary Burden yang didapat, disini saya buat sistem
perhitungan otomatis dengan menggunakan Excel, dimana formulanya sangat mudah diingat (VA =
Volt x Ampere):
Pengujian Secondary Winding Resistance (Rct)

Pengujian Secondary Winding CT umumnya mengacu pada standar IEC 60076-1. Formula dan
sistem pengujian harus mengacu pada setandar tersebut. Pengujian diluar standar tersebut tidak
sah dan tidak memenuhi kriteria pengujian standar CT.
Berdasarkan pada IEC 60076-1, elemen-elemen pengukuran yang harus diambil saat pengujian
Secondary Winding CT adalah sebagai berikut:
         IDC :   Arus DC aktual yang diinjeksikan ke terminal sekunder CT. biasanya nilai arus yang saya
gunakan adalah 5A untuk CT tipe 5A nominal secondary output.
         VDC :   Tegangan terukur yang dihasilkan oleh injeksi arus DC pada sisi kumparan/winding CT.

         R meas :   Nilai winding resistance atau tahanan dalam CT, yang diperoleh dari hasil perhitungan
VDC/IDC (Hukum Ohm). 
         Time :   Total waktu yang diperlukan dalam pengujian

         Dev :   Sudut deviasi yang dinyatakan dalam nilai % antara nilai maksimum dan minimum yang
terukur dan dievaluasi sekurang-kurangnya 10 detik dari pengukuran. Hasil dinyatakan stabil jika
Dev < 0.1%.
         Tmeas :   ambient temperature atau suhu ruang

         Tref :   operating temperature dari CT, biasanya nilai yang digunakan umumnya adalah 75°C.
Sebaiknya lihat data FAT pabrikan atau referensi manual dari CT.
Sehingga formulasi perhitungan Secondary Winding Burden CT dapat dibuat sebagai berikut ini:

Pengujian secondary burden ini cukup penting, mengingat bahwa test ini sekaligus merupakan
pengecekan terhadap rangkaian beban CT seperti panel relay, metering, buspro, logger, dsb.
Rangkaian CT harus selalu tertutup (short-circuit) agar dapat mengasilkan arus.
Rangkaian tidak boleh ada impedansi yang besar atau bahkan terpotong, apabila terjadi maka arus
tidak dapat mengalir dan CT menjadi panas dan overload. Alhasil CT bisa rusak, pecah, atau
bahkan meledak. Pengujian ini sekaligus memastikan kondisi rangkain CT layak dioperasikan
ataukah belum.
Pengujian Eksitasi CT atau CT Kneepoint

Di dalam pengujian titik saturasi CT atau kneepoint ada tiga jenis Standar yang mengatur, ketiganya
memiliki nilai kneepoint yang berbeda namun ketiganya dianggap sah, bergantung dari Standar apa
yang hendak digunakan setidaknya Produsen CT dan End-User menggunakan Standar yang sama.
         IEC/BS - According to IEC 60044-1, the knee point is defined as the point on the curve where a
voltage increment of 10% increases the current by 50%.
         ANSI 45° - According to IEEE C57.13, the knee point is the point where, with a double logarithmic
representation, the tangent line to the curve forms a 45° angle.Applies to current transformer cores
without an air gap.
         ANSI 30° - Like ANSI 45° but forming a 30° angle.Applies to current transformer cores with an air
gap.
Di Indonesia umumnya mengacu pada Standar IEC, sebagai standar intalasi tegangan tinggi dan
menengah.
Untuk melakukan pengujian CT, maka diperlukan sebuah sumber tegangan AC yang mampu
digunakan untuk menguji CT Class X, dimana nilai kneepoint-nya bisa mencapai 2000Volts.
Tegangan eksitasi diberikan pada terminal skunder CT di tiap Core-nya, kemudian tegangan
dinaikan perlahan sampai mencapai nilai arus nominal CT. Pengukuran arus bisa dilakukan dengan
cara memasang Ampere-meter yang dihubung seri dengan alat injeksi atau penggunakan clamp
meter pada kabel output alat injeksi teg
angan.
Model pengujian yang umumnya saya gunakan adalah seperti di bawah ini:

Setiap perubahan arus signifikan atau setiap kelipatan berapa volts dari tegangan, bisa dilakukan
pengukuran dan pencatatan secara simultan agar di dapat grafik yang halus dan presisi. Contoh
grafik tersebut adalah seperti berikut ini:

Jika dibuat grafik pada Excel, maka grafik-nya akan berbentuk seperti dibawah ini:

Sayangnya, tidak semua atau jarang sekali pabrikan CT yang menyebutkan nilai Kneepoint yang
didapat saat dilakukan FAT (karena tidak semua orang mudah dan mengerti untuk menentukan nilai
dari pengukuran yang didapat). Biasanya pabrikan hanya melampirkan data nilai eksitasi beserta
nilai arus yang di dapat serta melampirkan grafiknya.
Kunci inti pengujian tegangan eksitasi pada CT ini hanyalah menentukan di nilai berapa Volt, CT
sudah mencapai titik jenuh dan sudah tidak menghasilkan perubahan arus yang signifikan.
Misal spesifikasi CT adalah Vk > 1,7kV maka tegangan eksitasi CT harus melebihi 1,7kV untuk
menghasilkan 5A, setidaknya 2kV baru mencapai 5A. Maka CT tersebut memiliki spesifikasi yang
sesuai dengan yang tertera.

Pengujian Isolasi atau Megger

Pengujian diatas secara keseluruhan hanyalah untuk menentukan bahwa CT tersebut layak
beroperasi sesuai spesifikasi desain sistem dan tidak terjadi kesalahan pengukuran arus
sebenarnya dimana CT merupakan elemen metering dan proteksi.
Untuk menentukan apakah CT tersebut layak bertegangan ataukah tidak, maka harus dilakukan
pengujian Isolasi atau Megger. Megger yang digunakan adalah 5kV untuk sisi primer dan 1kV untuk
sisi skunder.
Titik yang bisa dilakukan pengetesan adalah:
         Terminal Primer dengan Ground tidak boleh ada hubungan

         Terminal Primer dengan Skunder tidak boleh ada hubungan

         Terminal Skunder dengan Ground tidak boleh ada hubungan

Cek Fisik

CT saat datang dan saat dipasang harus diulakukan cek fisik terlebih dahulu sebagai wujud sebuah
quality control. Tidak boleh ada retakan, atau bahkan rembesan oli trafo.
“Mudah-mudahan artikel diatas mampu menambah wawasan dan meningkatkan kualitas kontrol
terhadap produk-produk ataupun proyek-proyek pengembangan infrastruktur kelistrikan di
Indonesia. Listrik yang lebih baik untuk masa depan, dan mari ber-Hemat Energi.”
GALAT PADA TRAFO ARUS
Kesalahan pada trafo arus atau yang sering disebut dengan galat trafo arus merupakan
perbandingan antara arus primer dan arus sekunder.
Kn=IpIs
Kesalahan arus (current error) : ε%=kn.Is-IpIp.100%
Di mana : Kn = perbandingan trafo
ε = kesalahan arus %
Is = Arus sekunder sebenarnya (A)
Ip = Arus primer sebenarnya (A)
Karena adanya perbedaan arus antara arus yang masuk di sisi primer dengan arus yang terbaca di
sisi sekunder, dapat menimbulkan perbedaan rasio transformasi arus yang sebenarnya dengan
kenyatannya. Bila CT dipergunakan untuk pengukuran energy (kWh meter), kesalahn arus ini
sangat berpengaruh terhadap pengukuran energy.

Securrity Factor (Fs)


Faktor security adalah rasio dari sekuriti arus primer pengenal (Ips) dan arus primer pengenal (Ip).
Fs= IpsIp
Sekurity dari meter yang dihubungkan ke CT,a dalah kebalikan dari Fs-nya. Sesuai standar sekuriti
factor Fs = Fs5.
Galat Komposit dari Trafo Arus
Galat komposit merupakan pada kondisi di bawah steady state, nilai rms mempunyai perbedaan
antara nilai sesaat dari arus primer dengan nilai sesaat dari arus sekunder sebenarnya yang
dikalikan dengan rasio CT pengenal. Untuk kerja dari trafo arus pada saat primernya dialiri arus
hubung singkat, digambarkan dengan faktor arus lebih n, dimana saat arus primer sama dengan nI 1,
galat masih dalam batas yang ditentukan.
Untuk penggunaan pengukuran biasanya dioperasikan pada bagian kurva yang linier. Trafo atrus
proteksi harus lambat mengalami kejenuhan 1; biasanya memiliki factor arus lebih yang tinggi yakni
n=10. Trafo arus untuk pengukuran arus segera jenuh untuk melindungi peralatan agar tidak
kelebihan beban. Oleh karena itu, trafo arus ini memiliki factor arus lebih yang rendah yakni n=5.
Perbandingan arus magnetisasi efektif dengan arus sekunder disimbolkan sebagai galat komposit:
Galat komposit =100Ip1T0T(kn.is-ip)2dt %
Di mana : Ip = arus primer (rms)
ip = arus sesaat primer
is = arus sesaat sekunder
T = satu perioda
kn = rasio transformasi nominal
1
 Jenuh pada arus gangguan yang besar diperlukan karena output arus di sekunder collapse,
sehingga alat pengukuran tidak sampai dialiri arus besar.
BAB IV. URAIAN JURNAL PRAKERIN
4.1.      Jurnal Kegiatan Prakerin
            Pada bab ini penulis akan menguraikan pekerjaan-pekerjaan yang telah penulis lakukan
selama melaksanakan PRAKERIN.
Saya melaksanakan PRAKERINdi PLN (Persero)BASO. Berikut ini adalah uraian kegiatannya:
4.1.1.      Uraian Jurnal PRAKERIN di PT. PLN (Persero) BASO
No Tanggal Uraian pekerjaan yang dilakukan

1
2
3
4
5
6
7
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.       Kesimpulan
            Penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan PRAKERIN penulis
mendapatkan banyak hal, diantaranya :
1.      Kegiatan PRAKERIN ini sangat bermanfaat untuk taruna-taruni SMK yang sebentar lagi lulus
sekolah dan perlu menjadi orang yang sudah siap kerja.
2.      Taruna-taruni juga dapat menambah ilmu dalam dunia usaha yang sebelumnya belum sempat
diberikan oleh sekolah.
3.      Taruna-taruni dapat menunjukan keahlian hasil pendidikan selama disekolah ke dalam dunia
industri.
4.      Kegiatan prakerin sangatlah berguna untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam
melakukan interaksi di lingkungan kerja yang sesungguhnya.
5.      Dengan prakerin dapat melatih siswa bekerjasama menetapkan langkah-langkah dalam suatu
pekerjaan
6.      Berinteraksi atau menggeluti dunia usaha bukanlah hal yang mudah, ada banyak hal yang perlu
dilakukan agar orang yang akan melakukan hubungan kerja dengan kita dapat terkesima akan
apa yang kita lakukan /kerjakan.
7.      Pembelajaran di dunia kerja melalui prakerin adalah suatu strategi yang memberi peluang
kepadda siswa untuk mengalami proses belajar melalui bekerja langsung pada pekerjaan yang
sesungguhnya sehinga tidak kaget lagi saat benar-benar terjun ke dunia kerja.
5.1.2.       Saran
Saran yang dapat saya sampaikan kepada pihak sekolah adalah sebagai berikut :
1.      Kedisiplinan taruna-taruni lebih ditingkatkan lagi, karena supaya saat diperusahaan taruna-taruni
sudah terbiasa dengan sikap disiplin.
2.      Kedisiplinan dalam kebersihan dilingkungan sekolah juga harus lebih diperhatikan lagi, karena
dalam perusahaan-perusahaan besar sikap ini sangat dibutuhkan demi menunjang kelancaran dan
kerapian dalam bekerja.
3.      Pengetahuan taruna-taruni dalam mata pelajaran umum juga harus lebih ditingkatkan lagi.
Keefektifan dalam pembelajaran, menjadikan taruna-taruni yang cerdas. Dengan begitu taruna-
taruni jadi lebih percaya diri untuk menghadapi dunia luar. Karena selain taruna-taruni SMK
sudah lebih unggul dalam mental, fisik, juga kedisiplinan, ilmu pengetahuan juga sangat
diperlukan.
4.      Keahlian dalam penguasaan bahasa asing harus lebih ditingkatkan lagi. Karena, hal ini juga
sangat diperlukan untuk kelancaran berkomunikasi di lingkungan perusahaan. Terutama untuk
kelancaran  berkomunikasi dengan atasan yang berasal dari luar negeri. Dan jika bisa, sekolah
mengadakan bimbingan belajar bahasa asing lebih sering atau lebih lama. Selain itu juga, saat
berkomunikasi di dalam kelas ada baiknya menggunakan sedikit bahasa asing untuk pembiasaan
dan kelancaran dalam pengucapan.

Anda mungkin juga menyukai