Anda di halaman 1dari 6

BAB VII

Pengelolaan Tenaga Kependidikan

A. Pentingnya Pengelolaan Tenaga Kependidikan

Dalam pekembangan organisasi dari waktu ke waktu di berbagai Negara memunculkan kesepakatan
bahwa sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting, karena kontribusi sumber daya
manusia dinilai sangat signifikan dalam pencapaian tujuan organisasi. Tujuan organisasi melalui
pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki secara tepat dan relevan bagian yang tidak terpisahkan
dari dinamika suatu organisasi

Organisasi yang efektif bersedia melakukan hal hal yang penting untuk dapat bertahan dan
meningkatkan kemampuan stragtegisnya. Dengan mengantisipasi tantangan ini, organisasi dapat
meningkatkan kemampuannya dan para pegawai dapat mempertajam keahlian mereka. Dalam system
pendidikan nasional, organisasi yang bergerak dalam system tersebut merupakan subsistem yang
memiliki sumber daya manusia yang perlu dikelola dengan tepat. Para tenaga kependidikan yang
memiliki peran sangat penting dalam mewujudkan tujuan organisasi pendidikan yang pada gilirannya
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Produktivitas pendidikan nasional, khususnya peningkatan multi pendidikan pada akhirnya banyak
tergantung pada seberapa jauh kntoribusi yang diberikan sumber daya ini melalui pelaksaan tugas
mereka sehari hari. Untuk mencapai mutu pendidikan yang tinggi tujuan harus dirumuskan, kebijakan
harus dibuat dan ditetapkan, fasilitas harus disediakan, keuntungan harus diperoleh dan setiap
pelaksaan tugas dimanapun harus dikoordinasikan. Tindakan pengelolaan tenaga kependidikan
bukanlah sekedar menyangkut pendayagunakaan tenaga manusia dalam organisasi; yang justru
cenderung mengandung unsur pemerasan, melainkan merupakan tindakan terpadu nilai dari
perencanaan, perekrutan, penempatan, pembinaan atau pengembangan, penilaian hingga
pemberentian itu sendiri

Ditingkat nasional, pengelolaan tenaga kependidikan merupakan langkah penting dalam


mewujudkan system pendidikan nasional yang efektif dan efisien. Dengan kata lain system pendidikan
nasional memerlukan mekanisme pengelolaan tenaga kependidikan yang searah dengan pencapaian
tujuan pendidikan nasional

B. Tujuan dan tantangan pengelolaan tenaga kependidikan

Pengelolaan tenaga kependidikan berbeda dengan pengelolaan tenaga kerja dalam organisasi
bisnis atau perusahaan dan instansi pemerintahan lainnya. Penyelenggaraan pendidikan melalui jalur
sekolah sebagai suatu unit organisasi haruslah mampu mencapai tujuan tujuan secara efektif dan
efisien. System sekolah berfungsi menarik sebagai suatu tempat terjadinya proses belajar peserta didik.
Jadi pengelolaan atas pendidikan adalah pengelolaan yang minitikberatkan perhatian kepada soal soal
ketenagaan atau pesonil pendidikan yang benar benar benar mendudukung terwujudnya fungsi sekolah
tersebut.
Adapun tujuan kepengelolaan tenaga kependidikan ialah

1. mewujudkan system sekolah yang mampu mengatasi kelemahan kelemahannya sendiri.

2. secara berkesinabungan menyesuaikan program pendidikan sekolah terhadap kebutuhan kehidupan


peserta didik

3. bentuk kepemimpinan yang menjamin munculnya peningkatan produktivitas pendidikan sebagai


paduan fungsi kefektifan efisiensi dan ekuitas

C. Jenis Jenis tenaga kependidikan

Dilihat dari jabatannya tenaga kependidikan dapat kita bedakan menjadi 3 jenis yakni, tenaga
structural, tenaga fungsional dan tenaga teknis penyelenggara pendidikan. Tenaga structural ialah
tenaga kependidikan yang menempati jabatan jabatan eksekutif umum yang bertanggungjawab baik
langsung maupun tidak langsung atas satuan pendidikan. Tenaga fungsional merupakan tenaga
kependidikan yang menempati jabatan fungsional yakni jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaanya
mengandalakan keahlian akademis kependidikan sedangkan tenaga teknis kependidikan merupakan
tenaga kependidikan yang dalam pelaksaan pekerjaanya lebih dituntut kecakapan teknis opersional atau
teknis administratif.

Menurut perundang undangan yang berlaku diIndonesia, yaitu UUSPN NO.20 Tahun 2003,
khusunya BAB 1 pasal 1 ayat 5 menyebutkan bahwa tenaga kepenididkan itu adalah anggota masyarakat
yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelanggaraan penididkan, dan ayat 6 pendidik
adalah tenaga kepedidikan yang berkualifikasi sebagai guru,doesen,konselor,pamong
belajar,widyaiswayara,tutor,instruktur,fasilitator dan sebutan lainya serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Pasal 39 ayat 1 selanjutnya menjelaskan bahwa tenaga kependidikan
adalah melaksanakan admimistrasi,pengelolaan,pengembangan,pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan dalam suatu pendidikan. Dan ayat 2 menyebutkan bahwa pendidik
tenaga professional yang bertugas merencanakan,dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran,melakukan pembibingan dan pelatihan,serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat,terutama bagi kependidikan pada perguruan tinggi.

Khusus yang disebutkan tenaga pendidik dapat dipahami bahwa tenaga pendidik yang
dimakwsud adalah :

1. tenaga pengajar yang bertugas utamanya mengajar;yang jenajang pendidikan dasar dan menengah
disebut guru dan jenjang pendidikan tinggi disebut dosen.

2. tenaga pembimbing yang dikenal pula disekolah sebagai penyuluh pendidikan atau dewasa ini lenbih
tepat disebut guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan)

3. tenaga pelatih/pamong/widyaiswara/tutor/instruktur/fasilitator yang oleh sebagian pihak


ditempatkan sebagai teknisi seperti pelatih olahraga,kesenian,keterampilan.akan tetapi adapula yang
menempatkan tenaga pelatih ini sebagai pelatih tenaga fungsional yang termasuk kategori fungsional
yang termasuk kategori professional alasanya adalah karna mereka itu adalah pendidik dan pendidik
senantiasa diperjuangkan sebagai seorang professional.

Tabel 2

Jenis Jenis Tenaga Kependidikan Untuk Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional

Status Tempat kerja disekolah Tempat kerja diluar sekolah


Ketenagakerjaan
Tenaga Struktrural  Kepala sekolah  Pusat : Mentri, Sekjen, Dirjen,
 Wakil kepala sekolah  Wilayah: KA Kanwil; Kormin; Kepala
- Urusan Kurikulum Bidang
- Urusan Kesiswaan  Daerah: Kakandepdiknas Kab/Kec: Kasi
- Urusan Sarana Dan (Pejabat Pejabat Eksekutif umumyang
Prasarana secara tidak langsung atas
- Urusan layanan penyelnggaraan satuan pendidikan)
Khusus
Tenaga Fungsional  Guru  Pemilik
 Guru BP  Pengawas
 Peneliti  Pelatih
 Pengembangan  Tutor
Kurikulum dan  Pengembangan Pendidikan
Teknologi
pendidikan
 Pengembangan Tes
 Pustakawan
Tenaga Teknis  Laboran  Teknisi Sumber Belajar atau Sanggar
 Teknisi Sumber Belajar
Belajar  Petugas TU
 Pelatih Olahraga
 Tugas TU

D. Dimensi Kegiatan Pengelolaan Tenaga Kependidikan

Tujuan pengelolaan tenaga kependidikan ialah berusaha menghadapi berbagai tantangan yang
ada, dituntut diselenggaranya berbagai kegiatan yang jelas sebgai satu kesatuan fungsi dan integral.
Artinya tujuan tujuan itu pada dasarnya diimplementasikan melalui penyelenggaraan dimensif kegiatan
yang sejalan dengan fungsi menejemen sumber daya manusia, yaitu

1. perencaan tenaga kependidikan

Merupakan suatu proses sistematis dan rasional untuk memberikan jaminan bahwa
penempatan jumlah dan kuaitas tenaga kependidikan dalam berbagai formasi
2. Perekrutan Tenaga Kependidikan

Perekrutan atau Penarikan tenaga kependidikan merupakan usaha usaha yang dilakukan untuk
memperolah tenaga kependidikan yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan jabatan tertentu yang masih
kosong, baik sebagai akibat pembentukan unit unit baru maupun sebagai akibat terjadinya mutasi.
Perekrutan ini merupakan usaha usaha mengatur komposis tenaga kependidikan secara seimbang
sesuai dengan tuntutan pelaksaan tugas kependidikan melalui penyeleksian yang dilakukan. Dalam hal
ini kegiatan seleksi dalam proses perekrutan tenaga kependidikan merupakan kunci sukses pengelolaan
tenaga pendidikan itu sendiri

3. Menetapkan calon yang diterima

Penetapan atas calon calon yang diterima ini dapat diputuskan oleh atasan lansung atau oleh
bagian personalian/kepegawaian. Keputusan ini merupakan akhir dari kegiatan penyekenggaraan
seleksi. Artinya tenaga tenaga kependidikan yang baru ditetapkan..

Penempatan merupakan tindakan pengaturan atas seorang untuk menempati suatu posisi atau
jabatan. Pada dasarnya penempatan tenaga kependidikan ini merupakan tindakan yang menentukan
kekuaran dan komposisi ketenagaan dilihat dari kepentingan keseimbangan struktur organisasi
pedidikan nasional.

4. Pembinaan/ Pengembangan Tenaga Kependidikan

Merupakan usaha mendayagunakan,memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja setiap


tenaga kependidikan yang ada seluruh ketingkatan manajemen oragnisasi dan jenjang pendidikan
(sekolah). Tujuan dari kegiatan pembinaan ini adalah tumbuhnya kemampuan setiap tenaga
kependidikan yang meliputi pertumbuhan keilmuanya.

5. Penilaiaan Tenaga Kependidikan

Penilaian tenaga kependidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk mengetahui seberapa
baik performa seorang tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas kependidikanya dan seberapa
besar potensinya untuk berkembang.

Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang diwujudkan seseorang dalam pekerjaanya; apakah
suatu pekerjaan itu telak dilaksanakan menurut ketentuan yang berlaku dan kriteria yang ditetapkan..
cara kerja merupakan proses yang ditempuh seseorang dalam melaksanakan tugas pekerjaanya apakah
dapat ditempuh dengan cara efektif dan efisien.
6. Kompensasi Bagi Tenaga Kependidikan

Kompensasi merujuk pada semua bentuk upah atau imbalan yang berlaku bagi suatu pekerjaan.
Secara umum kompensasi ini memiliki dua komponen ,yaitu 1) kompensasi lansung berupa
upah,gaji,insentif,komisi dan bonus dan 2) kompensasi tidak lansung,misalnya berupa asuransi
kesehatan,fasilitas untuk rekreasi dan sebagainya. Sejauh ini (UU No.8 Tahun 1974) Masalah kompensasi
bagi tenaga kependidikan dewasa ini masih menjadi isu penting dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan tenaga kependidikan.kenaikan gaji berkala,dirasakan belum memadai dan disoroti secara
tajam. Hal ini berkaitan erat dengan kondisi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk sector
pendidikan yang masih jauh dibawah sektor lain.

7. Pemberhentian Tenaga Kependidkan

Merupakan proses yang membuat seorang tenaga kependidikan tidak dapat lagi melaksanakan
tugas pekerjaan atau fungsi jabatanya baik untuk sementara waktu maupun untuk selama-lamanya.
Penyebab tenaga kependidikan berhenti dari pekerjaanya,yaitu:

1. karena permintaan sendiri untuk berhenti

2. karena yang bersangkutan tidak cukup cakap jasmani atau rohani,seperti cacat.

3. karena meninggal dunia atau karena hilang sebagaimana dinyatakan oleh pejabar berwenang

Setelah pemberhentian dapat diikuti dengan pemberian pesangon atau uang pensiun sesuai
ketentuan atau perjanjian yang berlaku.

E. Tantangan-Tantangan dalam Pengelolaan Tenaga Kependidikan

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sedemikian pesat,sehingga


organisasi pendidikan sudah selayaknya untuk dapat mengantisipasi secara pro aktif. Eksistensi tenaga
kependidikan yang berada dilinkungan organisasi pendidikan senantiasa harus dapat menyesuaikan
dengan tuntutan perubahan dan perkembangan yang terjadi disekitarnya.

Gambaran tentang berbagai tantangan-tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan tenaga


kependidikan antara lain adalah :

1. Profesi dalam bidang pendidikan (selain guru) masih belum luas dikenal oleh masyarakat (seperti
laboran,pustakawan)sehingga kurang mendukung terhadap pengembangan profesi.

2. Perilaku tenaga kependidikan yang cenderung primodialisme, yaitu enggan meninggalakan tempat
asalnya, sehingga pemerataan tenaga ahli dibidang kependidikan sangat sulit dilaksanakan.
3. Mutasi yang terjadi di lingkungan organisasi pendidikan kadang berkonotasi buruk akibatnya
perpindahan tenaga kependidikan dari satu wilayah ke wilayah lainnya sangat jarang dilakukan. Hal ini
berakibat buruk bagi pengembangan staf.

Anda mungkin juga menyukai