Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KOMUNIKASI KEPERAWATAN

“STUTTERING”

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2

1. DIMAS INDRAWAN (5)

2. FADILATUL LAYALLI (7)

3. FEBRIYANI LITCLARISTA G. (8)

4. HAFIZATUL HIKMAH (10)

5. IKA YUNIASARI (11)

6. NOVIA DAMAYANTI (22)

7. JOHANA PUTRI (12)

8. RIDHIYA TIARA OLIVIA (25)

9. SISWANTO (27)

10. I MADE PUTRA SANJAYA (16)

11. APRIA HANDAYANI (2)

12. NI LUH APRININDRA K.D (20)

13. RAHMATUL HUSNA (23)

14. MIRNA MAULINA (17)


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN “YARSI” MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN PELAJARAN 2019 - 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penyusun,

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Berbahasa merupakan proses mengomunikasikan
bahasa tersebut. Proses berbahasa sendiri memerlukan pikiran dan perasaan yang
dilakukan oleh otak manusia untuk menghasilkan kata-kata atau kalimat. Secara teoritis
proses berbahasa dimulai dengan enkode semantik, enkode gramatika dan enkode
fonologi. Enkode semantik dan enkode gramatika berlangsung dalam otak, sedangkan
enkode fonologi dimulai dari otak lalu diteruskan pelaksanaannya oleh alat-alat bicara
yang melibatkan sistem syaraf otak bicara. Ketiga enkode tersebut berkaitan dalam
kegiatan produksi bahasa seseorang, yang juga berkaitan erat dengan hubungan antara
otak dan organ bicara seseorang.

Manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya tentu dapat berbahasa
dengan baik. Namun, mereka yang memiliki kelainan fungsi otak dan alat bicaranya,
tentu mempunyai kesulitan dalam berbahasa, baik produktif maupun reseptif (menerima
tanggapan dari orang lain). Jadi, kemampuan berbahasa terganggu.

Gangguan-gangguan berbahasa tersebut sebenarnya akan sangat mempengaruhi


proses berkomunikasi dan berbahasa. Banyak faktor yang mempengaruhi dan
menyebabkan adanya gangguan berbahasa, kemudian faktor-faktor tersebut akan
menimbulkan gangguan berbahasa. Maka dari itu, dalam makalah ini akan dijabarkan
gangguan berbahasa yang dialami manusia yaitu salah satunya berbicara gagap berserta
faktor-faktor yang menyebabkannya.

B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan maka penulis mengambil permasalahan
dan merumuskannya dalam pertanyaan yakni: “Apa faktor yang menyebabkan terjadinya
berbicara gagap ”

C.     Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang kami lakukan ini adalah :

1.      Untuk mengetahui tentang orang gagap.

2.      Untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata pelajaran komunikasi keperawatan.


3.      Untuk mengetahui faktor penyebab orang gagap bicara dan mencari solusinya untuk
mengatasi gagap.

D.    Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang kami lakukan ini adalah :

1.      Bisa berpedoman bagi orang yang melakukan penelitian tentang orang gagap.

2.      Mengetahui faktor-faktor penyebab seseorang gagap dalam berbicara.

E.     Metode

Metode yang saya lakukan untuk mengetahui orang gagap bicara ini adalah dengan
melakukan wawancara. Wawancara yang saya lakukan ini untuk lebih tahu informasi
yang jelas.

BAB II

PEMBAHASAN

GANGGUAN BERBAHASA GAGAP BICARA

A.    Pengertian Gagap Bicara

Tertahan-tahan, tertegun-tegun tidak lancar ketika berbicara (Kamus Besar


Bahasa Indonesia). Gagap adalah gangguan bicara dimana suara, suku kata, atau kata-
kata diucapkan berulang atau berkepanjangan sehingga mengganggu aliran normal
berbicara. Sekitar 100% orang dewasa gagap, dimana 80% laki-laki dan 20% perempuan.

Dari hasil berbagai penelitian yang melibatkan sampel dalam jumlah besar,
fenomena bicara gagap ini lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan
dengan perbandingan 4:1. Hal tersebut juga sering bersifat "datang dan pergi", artinya
dua minggu hilang, kemudian muncul lagi. Apabila itu adalah ketidaklancaran normal
(normal disfluency) yang berarti bahwa meskipun kelancaran itu adalah penyimpangan
tetapi penyimpangan itu adalah hal yang normal pada anak-anak. Bahkan kita orang
dewasa juga masih melakukan pengulangan dalam kondisi tertentu, asumsi utamanya
adalah anak sedang berusaha menggunakan bentuk-bentuk baru dari bahasa yang
dikuasainya yang memerlukan kemahiran mengeluarkan bunyi atau makna yang baru.

Bentuk pengulangan tersebut dapat berupa bunyi (m-m-m-mama), suku kata (ma-
ma-ma-mama), kata (mama-mama-mama mau mana?), frasa (mama mau-mama mau-
mama mau mana?), bunyi memanjang (mmmmmm....mama), kesulitan start
(...................mama), dan pause yang sering dan tidak menentu.
Gagap adalah berbicara yang kacau karena sering tersendat-sendat, mendadak
berhenti, lalu mengulang-ulang suku kata pertama, kata-kata berikutnya, dan setelah
berhasil mengucapkan kata-kata itu kalimat dapat diselesaikan (Abdul Chaer, 2003: 153).
Gagap adalah gangguan bicara atau kesalahan dalam ucapan dengan cara mengulang-
ulang bunyi, suku kata atau kata, atau pengulangan konsonan dan suku kata secara
spasmodic (terjadi pengejaan).

Dapat disimpulan bahwa, gagap berbicara merupakan gangguan bicara dan bahasa
dimana aliran bicara normal (lancar) merupakan pengulangan sering terganggu oleh suara
atau suku kata, perpanjangan kata-kata atau frasa dan penyumbatan aliran udara.

B.     Macam-macam Gagap Bicara

a.       Gagap perkembangan

Ketidaksingkronan emosi anak yang mengebu-gebu dan pengaturan alat bicara


biasanya terjadi pada anak usia 2-4 tahun. Kondisi  gagap  pada  periode usia  2-4  tahun
merupakan  keadaan  yang  masih  wajar  terjadi  sebagai bagian  dari  proses
perkembangan bicara anak. Gagap biasanya muncul karena kontrol emosinya yang
masih  rendah  dan  antusiasme  anak  untuk  mengemukakan  ide-idenya belum
dibarengi  dengan  kematangan  alat  bicaranya.  Sementara  pada  anak remaja  biasanya
disebabkan  karena  rasa  kurang  percaya  diri  dan  kecemasan akibat perubahan fisik,
mental dan sosial yang sedang dialaminya.

b.      Gagap sementara

Gagap yang disebabkan faktor psikologis biasanya terjadi pada anak usia 5-8
tahun. Umumnya  disebabkan  oleh  faktor  psikologis, misalnya  anak  mulai  memasuki
lingkungan  baru  yang  lebih  luas,  seperti lingkungan  sekolah  dan  pergaulan,
sehingga  anak  memerlukan  waktu  untuk menyesuaikan diri baik secara mental maupun
sosial.

c.       Gagap menetap

Gagap yang tidak ada upaya atau ikhtiar disembuhkan seumur hidup. Biasanya
lebih  banyak disebabkan  oleh  faktor  kelainan  fisiologis  alat  bicara  dan  akan  terus
berlangsung, kecuali dibantu dengan terapi wicara (speech therapy).

C.     Penyebab Gagap Bicara

Hal-hal yang dianggap mempunyai peranan dalam menyebabkan terjadinya kegagapan


itu:
1.      Faktor-faktor “stress” dalam kehidupan berkeluarga.

2.      Pendidikan anak yang dilakukan secara diktator, dengan membentak-bentak, serta


tidak mengizinkan anak berargumentasi dan membantah.

3.      Adanya kerusakan pada belahan otak (hemisfer) yang dominan.

4.      Faktor neurotik famial (Abdul Chaer, 2003: 153-154).

Kegagapan adalah disfasia yang ringan (Sidharta dalam Abdul Chaer, 2003: 154).
Selanjutnya, kegagapan ini lebih sering berjadi pada kaum laki-laki daripada kaum
perempuan, dan lebih banyak pada golongan remaja daripada golongan dewasa
(Chauchard dalam Abdul Chaer, 2003: 154).

Gagap bicara disebabkan banyak faktor antara lain faktor biologis, sosiologis, dan
psikologis. Selanjutnya akan dibahas satu persatu sesuai dengan literatur yang ada.

a.       Faktor Biologis

1.      Kelahiran Prematur atau riwayat kelahiran bayi yang lahir prematur biasanya
mengalami kerusakan mental. Sering pertumbuhan jiwa dan jasmaninya tertunda atau
mengalami kelambatan.

2.      Genetik terjadi ketika ada garis keturunan yang membawa presdiposisi rentan
terhadap serangan gagap bicara. Gangguan saraf atau neorologis terdapat gangguan pada
kordinasi dari fungsi motorik untuk berbicara.

b.      Faktor Sosiologis

1.      Lingkungan keluarga yang disebabkan tekanan psikologis dari keluarga.

2.      Lingkungan masyarakat yang terasa asing sehingga membuatnya tertekan.

c.      Faktor Psikologi

Faktor Psikologi umumnya karena ketidakmatangan emosi seseorang atau kelambanan


perkembangan emosi seseorang.

D.    Tanda-tanda Gagap Bicara

Sebenarnya gagap tidaknya seorang anak sudah bisa dideteksi sejak fase true
speech (bicara benar) di usia 18 bulan. Kegagapan ini akan tampak jelas di usia 4-5 tahun
karena  pada usia ini seharusnya perkembangan bahasa anak sudah baik, pemahamannya
sudah  bagus,  pembentukan  kalimat,  bahasa  ekspresif,  dan kelancaran  bicaranya  juga
sudah  bagus,  serta  sosialisasi  anak  pun  sudah  lebih luas.
Kondisi  gagap  pada  anak  bervariasi  dari  yang  ringan  sampai  berat.  Pada
gagap yang berat, selain sulit atau bahkan tak mampu mengucapkan kata dengan huruf
awal b, d, s, dan t. Huruf b, d, s, t adalah huruf yang membutuhkan tenaga pada saat
mengucapkannya dan justru kata-kata yang diawali dengan huruf itulah yang sering
mengalami gangguan pengucapan pada penderita gagap.

Penderita  gagap  umumnya  juga  sering  diikuti  oleh  gerakan  berulang  pada
bagian tubuh yang tak bisa dia kendalikan. Namanya tics, yang terjadi pada wajah atau
gerak-gerak  kecil  pada  bagian  punggung  yang  berulang  dan  tak  terkendali. Gerakan
ini  merupakan  representasi  perjuangan  dari dalam  dirinya  yang  berat untuk dapat
berbicara lancar. Napasnya pun relatif lebih cepat. Serangan gagap ini dapat terjadi setiap
saat dan pada situasi-situasi tertentu seperti harus berbicara di hadapan orang-orang yang
dianggapnya memiliki kelebihan daripada dirinya.

Sementara  pada  gagap  yang  ringan,  anak  dalam  keadaan  tertentu  dapat
bicara  normal   dan  lancar  saat  sedang  sendiri,  berbisik,  menyanyi,  dan  diantara
orang-orang  yang dia anggap lebih rendah posisi atau usianya dibanding dirinya.
Serangan  gagap  bisa  dialami  bila  ia  merasa  malu,  rendah  diri  atau  terlampau
menyadari kondisi dirinya.

Secara  umum  tanda-tanda  kegagapan  yang  harus  diwaspadai  oleh  orang tua
maupun  guru  menurut  Dr.  Ehud  Yairi,  Ph.D.  dari  Department  of  Speech  and
Hearing Science, Universitas Illinois, Amerika Serikat adalah sebagai berikut :

a.       Mengulang-ulang bunyi lebih dari dua kali, seperti i-i-i-ini.

b.      Anak tampak tegang dan berjuang untuk bicara (tampak dari otot-otot wajah,
terutama di sekitar mulut).

c.       Nada suara mungkin naik seiring pengulangan

d.      Kadang suara anak seperti tercekat, udara atau suara tertahan selama beberapa
detik.

e.       Jika anak  mengalami  kegagapan  dalam  10%  lebih pembicaraannya,  maka


kegagapannya dianggap cukup parah.

E.     Cara menghilangkan gagap

Ada 7 teknik yang bisa dilakukan untuk membantu seseorang menghentikan gangguan
bicara gagap, yaitu:

1.      Mengidentifikasi penyebabnya
Meskipun terkadang sulit menentukan penyebab pastinya, tapi dengan
mengidentifikasi pola yang mendasarinya bisa membantu seseorang mengatasi gangguan
ini. Untuk mengatasinya cobalah berlatih artikulasi kata saat sedang sendiri dengan
menggunakan bantuan cermin.

2.      Berbicara pelan-pelan

Teknik ini adalah salah satu metode yang dipraktekkan untuk menghentikan
gagap. Dengan berbicara pelan-pelan akan membantu seseorang membentuk kata-kata
dalam pikirannya, sehingga bisa mengurangi stres dan dapat mengucapkan kata dengan
benar. Jika praktek ini sering dilakukan, maka lama kelamaan gagap akan semakin
menurun dan bisa berbicara lebih lancar dan cepat.

3.      Menyanyikan kata-kata

Meski belum ada alasan yang bisa diidentifikasi, kebanyakan orang yang gagap
tidak menghadapi masalah tersebut saat sedang bernyanyi. Karenanya metode bernyanyi
bisa digunakan untuk membantu menghentikan gagap. Cobalah untuk berbicara dengan
cara menyanyi, menambahkan beberapa irama pidato memungkinkan orang untuk
berkonsentrasi dan menjaga kata-kata yang akan diucapkannya.

4.      Bernapas dalam-dalam

Jika pemicu gagap adalah stres, maka bernapas dalam-dalam bisa membantu
mengurangi stres. Latihan pernapasan bisa membantu menenangkan dan mengurangi
tekanan, serta pernapasan yang benar dapat memberi waktu jeda antara kata-kata.

5.      Membaca dengan suara keras

Latihan membaca dengan suara keras saat sedang sendiri bisa membantu
mengatasi gagap. Latihan ini secara tidak sadar dapat memberikan seseorang waktu untuk
berkonsentrasi pada pengucapannya.Latihan ini juga memberikan nilai tambahan dengan
membantu meningkatkan kosa kata, sehingga memberikan kemampuan untuk mengganti
kata-kata yang sulit menjadi lebih sederhana.

6.      Berpikirlah positif

Pemikiran ini merupakan salah satu hal yang penting, karena dengan berpikiran
positif bisa memberikan keberanian dalam mengatasi kesulitan berbicara dan membantu
mencapai tujuan. Hal lain yang penting untuk diingat adalah banyak orang yang bisa
bebas dari masalah gagap.
7.      Melakukan terapi jika tak mampu mengatasi sendiri

Jika tidak mampu mengatasinya sendiri, cobalah untuk mencari bantuan


profesional. Terapis akan memberikan program-program yang harus dilalui untuk
menghentikan gagap.

BAB III

CONTOH HASIL IDENTIFIKASI PADA PENDERITA STUTTERING ( GAGAP)

A.    Identitas penderita gagap bicara

a.       Data penderita gagap bicara I

Nama                     : Asrul (Ajo)

Jenis kelamin         : Laki-laki

TTL                       : Alahan Panjang, 26 Juli 1978

Anak ke                 : 2

Agama                   : Islam

Alamat                  : Riak danau, Alahan Panjang kabupaten Solok

Pekerjaan               : Tani

B.     Analisis gagap bicara

Berdasarkan penelitian yang kami lakukan di lapangan tepatnya di Nagari Riak


Danau, Alahan Panjang, Kabupaten Solok. Pada hari sabtu tanggal 7 November 2015.
Menjadi subjek penelitian yaitu seorang petani Bapak Asrul akrabnya dipanggil Ajo.
Bekerja sebagai petani, di kebun beliau penuh dengan cabe, kentang, bawang, dan jeruk.
Dari  observasi  yang  dilakukan,  kasus  ini  memang  mempunyai  masalah kegagapan.
Ia sering mengulang-ulang kata  dan kesulitan  mengucapkan huruf-huruf tertentu ketika
berbicara. Dia mengalami salah satu gangguan berbicara yaitu gagap bicara. Beliau orang
yang periang, dan suka bercanda. Saat kami mewawancarai beliau, setiap kata yang
beliau ucapkan membuat kami tertawa, sikapnya yang hangat dan membuat kami mudah
akrab dengan beliau. Beliau juga mempunyai percaya diri yang tinggi, tidak merasa malu
meskipun beliau bicara tidak lancar.

Menurut Orang terdekatnya Bapak Ajo menderita gagap bicara sejak beliau kecil,
anak seusia beliau telah lancar berbicara tapi beliau tidak seperti anak lainnya, kata yang
diucapkannya diulang-ulang dan tidak lancar. Belum pernah mendapatkan bantuan baik
medis maupun psikologis dari gangguan berbahasa gagap bicara yang dideritanya. Bapak
Ajo termasuk kepada orang yang mengalami gagap menetap, gagap yang tidak ada upaya
atau ikhtiar disembuhkan seumur hidup. Biasanya  lebih  banyak disebabkan  oleh  faktor
kelainan  fisiologis  alat  bicara  dan  akan  terus berlangsung, kecuali dibantu dengan
terapi wicara (speech therapy).

Di pandang dari faktor penyebab gagap bicara yaitu pada faktor fisiologis yang
berkaitan dengan masalah genetik, orang tua dari subjek observasi yang dilakukan
memberikan keterangan bahwa ayah kandung dari si penderita juga mengalami gagap
bicara yang juga dideritanya sejak kecil dan itu berlangsung sampai sekarang. Serta
keponakan laki-laki beliau yang berusia 8 tahun juga mengalami gangguan berbahasa
gagap bicara dan ini juga dideritanya sejak kecil juga masih gagap bicara sampai saat
sekarang ini.

Kami mendapatkan dua subjek penelitian, selain Ajo kami juga bertemu dengan
Bapak Safrial beliau juga menderita penyakit gagap. Beliau bekerja sebagai petani dan
supir. Beliau gagap bicara apabila beliau berbicara didesak, cemas, bicara cepat dan
bercerita, maka apa yang dibicarakannya kata demi kata akan diulang-ulang. Tapi ketika
bicara pelan dan tak banyak bercerita beliau bicara seperti orang normal tak terlihat
gagapnya. Saat kami wawancarai beliau bicaranya seperti orang normal, karena satu
pertanyaan dan satu jawaban dari beliau tak ada umpan balik. Maka kami tidak melihat
kegagapan bicaranya.

Menurut keterangan istrinya, bapak akan gagap ketika bicaranya didesak, cemas
dan bicara panjang lebar. Bapak Safril tergolong pada Gagap sementara, karna jenis
gagap mata ini terjadi diatas 5-8 tahun, dan bukan merupakan penyakit keturunan, dan
jenis gagap ini bisa diobati dengan terapi yang rajin. Bapak dulu pernah bercerita kalau
awal beliau gagap disebabkan oleh trauma, ketakutan, kecemasan yang berlebih pada saat
beliau diganggu oleh preman yang memperolok-olok beliau. Sehingga beliau ketakutan
sampai menangis tersedu-sedu, setiba di rumah ditanya oleh kedua orang tuanya. Beliau
menjawab sambil menangis tersedu-sedu sehingga apa yang dikatakan tidak jelas dan
terputus-putus kata demi kata, serta diulang-ulang. Sejak saat itu, ketika beliau cemas,
didesak untuk bicara dan bicara panjang lebar beliau gagap bicara hingga saat sekarang
ini.  

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Gagap  merupakan  suatu  gangguan  bicara  dimana  aliran  bicara  terganggu


tanpa  disadari  dengan  adanya  pengulangan  dan  pemanjangan  suara,  suku  kata, kata
atau  frasa,  serta  jeda  atau  hambatan  tak  disadari  yang  mengakibatkan gagalnya
produksi  suara.  Kalau  dalam  komunikasi,  gagap  merupakan  salah  satu gangguan
irama kelancaran (disritmia) dalam tatanan ujaran.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, Bapak Ajo termasuk kepada orang
yang mengalami gagap menetap, gagap yang tidak ada upaya atau ikhtiar disembuhkan
seumur hidup. Biasanya  lebih  banyak disebabkan  oleh  faktor  kelainan  fisiologis  alat
bicara  dan  akan  terus berlangsung, kecuali dibantu dengan terapi wicara (speech
therapy). Faktor penyebab Ajo menderita gagap bicara tergolong kepada faktor fisiologis
yaitu berkaitan dengan masalah genetik atau gangguan organis. Sebab ayahnya sudah
lebih dahulu dan sekarang keponakan atau anak dari adik perempuannya juga mengalami
gagap bicara.

Bapak Safrial beliau juga menderita penyakit gagap. Saat kami wawancarai beliau
bicaranya seperti orang normal, karena satu pertanyaan dan satu jawaban dari beliau tak
ada umpan balik. Maka kami tidak melihat kegagapan bicaranya.  Menurut keterangan
istrinya, bapak akan gagap ketika bicaranya didesak, cemas dan bicara panjang lebar.
Bapak Safril tergolong pada Gagap sementara, karna jenis gagap mata ini terjadi diatas 5-
8 tahun, dan bukan merupakan penyakit keturunan, dan jenis gagap ini bisa diobati
dengan terapi yang rajin. Bapak dulu pernah bercerita kalau awal beliau gagap
disebabkan oleh trauma, ketakutan, kecemasan yang berlebih pada saat beliau diganggu
oleh preman yang memperolok-olok beliau. Sehingga beliau ketakutan sampai menangis
tersedu-sedu, setiba di rumah ditanya oleh kedua orang tuanya. Beliau menjawab sambil
menangis tersedu-sedu sehingga apa yang dikatakan tidak jelas dan terputus-putus kata
demi kata, serta diulang-ulang. Sejak saat itu, ketika beliau cemas, didesak untuk bicara
dan bicara panjang lebar beliau gagap bicara hingga saat sekarang ini. 

Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa gagap seperti berbicara
dengan tempo yang lamban, bernyanyi, berbicara keras-keras di depan cermin dan sering
membaca al-quran.

B.     Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kami menyarankan kepada pembaca


agar tidak memcemooh orang yang gagap bicara. Ketika kita berada diantara orang yang
menderita penyakit gagap, sebaiknya kita menjadi teman atau sahabat baginya. Jika kita
menjadi orang yang dekat bagi mereka, maka kita akan menjadi tahu apa yang
sebenarnya mereka rasakan. Dengan demikian, orang yang menderita penyakit gagap
akan menjadi orang yang merasa diperhatikan. Dengan itu mereka tidak akan merasa
menjadi canggung untuk bercampur dengan masyarakat. Kepada yang mempunyai
penyakit gagap, cobalah untuk lebih tenang dalam berbicara serta mencoba terapi yang
bisa menghilangkan penyakit gagap nya tersebut.
Semoga laporan penelitian orang gagap ini bisa bermanfaat bagi pembaca serta
menjadi referensi atau pun contoh apabila pembaca melakukan penelitian tentang orang
gagap. Laporan penelitian ini masih banyak terdapat kesalahan baik dalam penulisan
maupun dalam merangkai kata, maka dari itu kami mohon kritik dan saran untuk ke
depannya lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

 Adek Thia. 30 September 2011. Artikel: Pengeliminir Gagap Bicara, (Online),      


(http://pengeliminirgagapbicara.blogspot.com/2011/09/pengeliminir-gagap-bicara.html,
diakses 14 November 2015).
 Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.
 http://id.wikipedia.org/wiki/Gagap
 http://mediaonlinenews.com/kesehatan/7-teknik-mengobati-gagap
 Jatmiko. 19 Oktober 2010. Artikel: Gangguan Berbahasa, (Online),
(http://micocaem89.blogspot.com/2010/10/makalah-psikolinguistik.html, diakses 14
November 2015).
 Joko Kusmanto. 30 September 2003. Artikel: (Balita Anda) Permasalahan Gagap,
(Online), (http://www.mail-archive.com/balita-anda@balita-anda.com/msg15866.html,
diakses 15 November 2015).
 Rohmad. 2012. Tips-menyembuhkan gagap. (http://rohmad.net/2012/12/17/tip-
menyembukan-gagap/.html, 30 November 2015 ).
 Ruth Novasari. 24 September 2009. Artikel: Gagap pada Anak (Penyebab dan
Terapinya), (Online), (http://16happyday.blogspot.com/2009/09/gagap-pada-anak-
penyebab-dan-terapinya.html, diakses 30 November 2015).

Anda mungkin juga menyukai