“STUTTERING”
9. SISWANTO (27)
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun,
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Berbahasa merupakan proses mengomunikasikan
bahasa tersebut. Proses berbahasa sendiri memerlukan pikiran dan perasaan yang
dilakukan oleh otak manusia untuk menghasilkan kata-kata atau kalimat. Secara teoritis
proses berbahasa dimulai dengan enkode semantik, enkode gramatika dan enkode
fonologi. Enkode semantik dan enkode gramatika berlangsung dalam otak, sedangkan
enkode fonologi dimulai dari otak lalu diteruskan pelaksanaannya oleh alat-alat bicara
yang melibatkan sistem syaraf otak bicara. Ketiga enkode tersebut berkaitan dalam
kegiatan produksi bahasa seseorang, yang juga berkaitan erat dengan hubungan antara
otak dan organ bicara seseorang.
Manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya tentu dapat berbahasa
dengan baik. Namun, mereka yang memiliki kelainan fungsi otak dan alat bicaranya,
tentu mempunyai kesulitan dalam berbahasa, baik produktif maupun reseptif (menerima
tanggapan dari orang lain). Jadi, kemampuan berbahasa terganggu.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan maka penulis mengambil permasalahan
dan merumuskannya dalam pertanyaan yakni: “Apa faktor yang menyebabkan terjadinya
berbicara gagap ”
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bisa berpedoman bagi orang yang melakukan penelitian tentang orang gagap.
E. Metode
Metode yang saya lakukan untuk mengetahui orang gagap bicara ini adalah dengan
melakukan wawancara. Wawancara yang saya lakukan ini untuk lebih tahu informasi
yang jelas.
BAB II
PEMBAHASAN
Dari hasil berbagai penelitian yang melibatkan sampel dalam jumlah besar,
fenomena bicara gagap ini lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan
dengan perbandingan 4:1. Hal tersebut juga sering bersifat "datang dan pergi", artinya
dua minggu hilang, kemudian muncul lagi. Apabila itu adalah ketidaklancaran normal
(normal disfluency) yang berarti bahwa meskipun kelancaran itu adalah penyimpangan
tetapi penyimpangan itu adalah hal yang normal pada anak-anak. Bahkan kita orang
dewasa juga masih melakukan pengulangan dalam kondisi tertentu, asumsi utamanya
adalah anak sedang berusaha menggunakan bentuk-bentuk baru dari bahasa yang
dikuasainya yang memerlukan kemahiran mengeluarkan bunyi atau makna yang baru.
Bentuk pengulangan tersebut dapat berupa bunyi (m-m-m-mama), suku kata (ma-
ma-ma-mama), kata (mama-mama-mama mau mana?), frasa (mama mau-mama mau-
mama mau mana?), bunyi memanjang (mmmmmm....mama), kesulitan start
(...................mama), dan pause yang sering dan tidak menentu.
Gagap adalah berbicara yang kacau karena sering tersendat-sendat, mendadak
berhenti, lalu mengulang-ulang suku kata pertama, kata-kata berikutnya, dan setelah
berhasil mengucapkan kata-kata itu kalimat dapat diselesaikan (Abdul Chaer, 2003: 153).
Gagap adalah gangguan bicara atau kesalahan dalam ucapan dengan cara mengulang-
ulang bunyi, suku kata atau kata, atau pengulangan konsonan dan suku kata secara
spasmodic (terjadi pengejaan).
Dapat disimpulan bahwa, gagap berbicara merupakan gangguan bicara dan bahasa
dimana aliran bicara normal (lancar) merupakan pengulangan sering terganggu oleh suara
atau suku kata, perpanjangan kata-kata atau frasa dan penyumbatan aliran udara.
a. Gagap perkembangan
b. Gagap sementara
Gagap yang disebabkan faktor psikologis biasanya terjadi pada anak usia 5-8
tahun. Umumnya disebabkan oleh faktor psikologis, misalnya anak mulai memasuki
lingkungan baru yang lebih luas, seperti lingkungan sekolah dan pergaulan,
sehingga anak memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri baik secara mental maupun
sosial.
c. Gagap menetap
Gagap yang tidak ada upaya atau ikhtiar disembuhkan seumur hidup. Biasanya
lebih banyak disebabkan oleh faktor kelainan fisiologis alat bicara dan akan terus
berlangsung, kecuali dibantu dengan terapi wicara (speech therapy).
Kegagapan adalah disfasia yang ringan (Sidharta dalam Abdul Chaer, 2003: 154).
Selanjutnya, kegagapan ini lebih sering berjadi pada kaum laki-laki daripada kaum
perempuan, dan lebih banyak pada golongan remaja daripada golongan dewasa
(Chauchard dalam Abdul Chaer, 2003: 154).
Gagap bicara disebabkan banyak faktor antara lain faktor biologis, sosiologis, dan
psikologis. Selanjutnya akan dibahas satu persatu sesuai dengan literatur yang ada.
a. Faktor Biologis
1. Kelahiran Prematur atau riwayat kelahiran bayi yang lahir prematur biasanya
mengalami kerusakan mental. Sering pertumbuhan jiwa dan jasmaninya tertunda atau
mengalami kelambatan.
2. Genetik terjadi ketika ada garis keturunan yang membawa presdiposisi rentan
terhadap serangan gagap bicara. Gangguan saraf atau neorologis terdapat gangguan pada
kordinasi dari fungsi motorik untuk berbicara.
b. Faktor Sosiologis
c. Faktor Psikologi
Sebenarnya gagap tidaknya seorang anak sudah bisa dideteksi sejak fase true
speech (bicara benar) di usia 18 bulan. Kegagapan ini akan tampak jelas di usia 4-5 tahun
karena pada usia ini seharusnya perkembangan bahasa anak sudah baik, pemahamannya
sudah bagus, pembentukan kalimat, bahasa ekspresif, dan kelancaran bicaranya juga
sudah bagus, serta sosialisasi anak pun sudah lebih luas.
Kondisi gagap pada anak bervariasi dari yang ringan sampai berat. Pada
gagap yang berat, selain sulit atau bahkan tak mampu mengucapkan kata dengan huruf
awal b, d, s, dan t. Huruf b, d, s, t adalah huruf yang membutuhkan tenaga pada saat
mengucapkannya dan justru kata-kata yang diawali dengan huruf itulah yang sering
mengalami gangguan pengucapan pada penderita gagap.
Penderita gagap umumnya juga sering diikuti oleh gerakan berulang pada
bagian tubuh yang tak bisa dia kendalikan. Namanya tics, yang terjadi pada wajah atau
gerak-gerak kecil pada bagian punggung yang berulang dan tak terkendali. Gerakan
ini merupakan representasi perjuangan dari dalam dirinya yang berat untuk dapat
berbicara lancar. Napasnya pun relatif lebih cepat. Serangan gagap ini dapat terjadi setiap
saat dan pada situasi-situasi tertentu seperti harus berbicara di hadapan orang-orang yang
dianggapnya memiliki kelebihan daripada dirinya.
Sementara pada gagap yang ringan, anak dalam keadaan tertentu dapat
bicara normal dan lancar saat sedang sendiri, berbisik, menyanyi, dan diantara
orang-orang yang dia anggap lebih rendah posisi atau usianya dibanding dirinya.
Serangan gagap bisa dialami bila ia merasa malu, rendah diri atau terlampau
menyadari kondisi dirinya.
Secara umum tanda-tanda kegagapan yang harus diwaspadai oleh orang tua
maupun guru menurut Dr. Ehud Yairi, Ph.D. dari Department of Speech and
Hearing Science, Universitas Illinois, Amerika Serikat adalah sebagai berikut :
b. Anak tampak tegang dan berjuang untuk bicara (tampak dari otot-otot wajah,
terutama di sekitar mulut).
d. Kadang suara anak seperti tercekat, udara atau suara tertahan selama beberapa
detik.
Ada 7 teknik yang bisa dilakukan untuk membantu seseorang menghentikan gangguan
bicara gagap, yaitu:
1. Mengidentifikasi penyebabnya
Meskipun terkadang sulit menentukan penyebab pastinya, tapi dengan
mengidentifikasi pola yang mendasarinya bisa membantu seseorang mengatasi gangguan
ini. Untuk mengatasinya cobalah berlatih artikulasi kata saat sedang sendiri dengan
menggunakan bantuan cermin.
2. Berbicara pelan-pelan
Teknik ini adalah salah satu metode yang dipraktekkan untuk menghentikan
gagap. Dengan berbicara pelan-pelan akan membantu seseorang membentuk kata-kata
dalam pikirannya, sehingga bisa mengurangi stres dan dapat mengucapkan kata dengan
benar. Jika praktek ini sering dilakukan, maka lama kelamaan gagap akan semakin
menurun dan bisa berbicara lebih lancar dan cepat.
3. Menyanyikan kata-kata
Meski belum ada alasan yang bisa diidentifikasi, kebanyakan orang yang gagap
tidak menghadapi masalah tersebut saat sedang bernyanyi. Karenanya metode bernyanyi
bisa digunakan untuk membantu menghentikan gagap. Cobalah untuk berbicara dengan
cara menyanyi, menambahkan beberapa irama pidato memungkinkan orang untuk
berkonsentrasi dan menjaga kata-kata yang akan diucapkannya.
4. Bernapas dalam-dalam
Jika pemicu gagap adalah stres, maka bernapas dalam-dalam bisa membantu
mengurangi stres. Latihan pernapasan bisa membantu menenangkan dan mengurangi
tekanan, serta pernapasan yang benar dapat memberi waktu jeda antara kata-kata.
Latihan membaca dengan suara keras saat sedang sendiri bisa membantu
mengatasi gagap. Latihan ini secara tidak sadar dapat memberikan seseorang waktu untuk
berkonsentrasi pada pengucapannya.Latihan ini juga memberikan nilai tambahan dengan
membantu meningkatkan kosa kata, sehingga memberikan kemampuan untuk mengganti
kata-kata yang sulit menjadi lebih sederhana.
6. Berpikirlah positif
Pemikiran ini merupakan salah satu hal yang penting, karena dengan berpikiran
positif bisa memberikan keberanian dalam mengatasi kesulitan berbicara dan membantu
mencapai tujuan. Hal lain yang penting untuk diingat adalah banyak orang yang bisa
bebas dari masalah gagap.
7. Melakukan terapi jika tak mampu mengatasi sendiri
BAB III
Pekerjaan : Tani
Menurut Orang terdekatnya Bapak Ajo menderita gagap bicara sejak beliau kecil,
anak seusia beliau telah lancar berbicara tapi beliau tidak seperti anak lainnya, kata yang
diucapkannya diulang-ulang dan tidak lancar. Belum pernah mendapatkan bantuan baik
medis maupun psikologis dari gangguan berbahasa gagap bicara yang dideritanya. Bapak
Ajo termasuk kepada orang yang mengalami gagap menetap, gagap yang tidak ada upaya
atau ikhtiar disembuhkan seumur hidup. Biasanya lebih banyak disebabkan oleh faktor
kelainan fisiologis alat bicara dan akan terus berlangsung, kecuali dibantu dengan
terapi wicara (speech therapy).
Di pandang dari faktor penyebab gagap bicara yaitu pada faktor fisiologis yang
berkaitan dengan masalah genetik, orang tua dari subjek observasi yang dilakukan
memberikan keterangan bahwa ayah kandung dari si penderita juga mengalami gagap
bicara yang juga dideritanya sejak kecil dan itu berlangsung sampai sekarang. Serta
keponakan laki-laki beliau yang berusia 8 tahun juga mengalami gangguan berbahasa
gagap bicara dan ini juga dideritanya sejak kecil juga masih gagap bicara sampai saat
sekarang ini.
Kami mendapatkan dua subjek penelitian, selain Ajo kami juga bertemu dengan
Bapak Safrial beliau juga menderita penyakit gagap. Beliau bekerja sebagai petani dan
supir. Beliau gagap bicara apabila beliau berbicara didesak, cemas, bicara cepat dan
bercerita, maka apa yang dibicarakannya kata demi kata akan diulang-ulang. Tapi ketika
bicara pelan dan tak banyak bercerita beliau bicara seperti orang normal tak terlihat
gagapnya. Saat kami wawancarai beliau bicaranya seperti orang normal, karena satu
pertanyaan dan satu jawaban dari beliau tak ada umpan balik. Maka kami tidak melihat
kegagapan bicaranya.
Menurut keterangan istrinya, bapak akan gagap ketika bicaranya didesak, cemas
dan bicara panjang lebar. Bapak Safril tergolong pada Gagap sementara, karna jenis
gagap mata ini terjadi diatas 5-8 tahun, dan bukan merupakan penyakit keturunan, dan
jenis gagap ini bisa diobati dengan terapi yang rajin. Bapak dulu pernah bercerita kalau
awal beliau gagap disebabkan oleh trauma, ketakutan, kecemasan yang berlebih pada saat
beliau diganggu oleh preman yang memperolok-olok beliau. Sehingga beliau ketakutan
sampai menangis tersedu-sedu, setiba di rumah ditanya oleh kedua orang tuanya. Beliau
menjawab sambil menangis tersedu-sedu sehingga apa yang dikatakan tidak jelas dan
terputus-putus kata demi kata, serta diulang-ulang. Sejak saat itu, ketika beliau cemas,
didesak untuk bicara dan bicara panjang lebar beliau gagap bicara hingga saat sekarang
ini.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, Bapak Ajo termasuk kepada orang
yang mengalami gagap menetap, gagap yang tidak ada upaya atau ikhtiar disembuhkan
seumur hidup. Biasanya lebih banyak disebabkan oleh faktor kelainan fisiologis alat
bicara dan akan terus berlangsung, kecuali dibantu dengan terapi wicara (speech
therapy). Faktor penyebab Ajo menderita gagap bicara tergolong kepada faktor fisiologis
yaitu berkaitan dengan masalah genetik atau gangguan organis. Sebab ayahnya sudah
lebih dahulu dan sekarang keponakan atau anak dari adik perempuannya juga mengalami
gagap bicara.
Bapak Safrial beliau juga menderita penyakit gagap. Saat kami wawancarai beliau
bicaranya seperti orang normal, karena satu pertanyaan dan satu jawaban dari beliau tak
ada umpan balik. Maka kami tidak melihat kegagapan bicaranya. Menurut keterangan
istrinya, bapak akan gagap ketika bicaranya didesak, cemas dan bicara panjang lebar.
Bapak Safril tergolong pada Gagap sementara, karna jenis gagap mata ini terjadi diatas 5-
8 tahun, dan bukan merupakan penyakit keturunan, dan jenis gagap ini bisa diobati
dengan terapi yang rajin. Bapak dulu pernah bercerita kalau awal beliau gagap
disebabkan oleh trauma, ketakutan, kecemasan yang berlebih pada saat beliau diganggu
oleh preman yang memperolok-olok beliau. Sehingga beliau ketakutan sampai menangis
tersedu-sedu, setiba di rumah ditanya oleh kedua orang tuanya. Beliau menjawab sambil
menangis tersedu-sedu sehingga apa yang dikatakan tidak jelas dan terputus-putus kata
demi kata, serta diulang-ulang. Sejak saat itu, ketika beliau cemas, didesak untuk bicara
dan bicara panjang lebar beliau gagap bicara hingga saat sekarang ini.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa gagap seperti berbicara
dengan tempo yang lamban, bernyanyi, berbicara keras-keras di depan cermin dan sering
membaca al-quran.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA