Anda di halaman 1dari 23

Ilmu Penyakit Dan Penunjang

Diagnostik
Kelompok 1:
Penyakit “HIV/AIDS”
Definisi
 HIV Merupakan patogen yang
menyerang sistem imun manusia,
terutama semua sel yang memiliki
penanda CD4+ di permukaannya
seperti makrofag dan limfosit T.
Sementara acquired-
immunodeficiency syndrome (AIDS)
merupakan suatu kondisi (sindrom)
imunosupresif yang berkaitan erat
dengan berbagai infeksi oportunistik,
neoplasma sekunder. Serta manifestasi
neurologik tertentu akibat infeksi HIV.
(Risca, Iris, 2014).
 Acquired Immunodeficiency
Syndrome adalah singkatan dari
AIDS. AIDS adalah kumpulan gejala
klinis akibat penurunan sistem
kekebalan tubuh yang timbul akibat
infeksi HIV (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2013).Virus HIV
memasuki tubuh seseorang maka
tubuh akan terinfeksi dan virus mulai
mereplikasi diri dalam sel orang
tersebut (Sel limfosit T CD4 dan
Etiologi
Penyebab penyakit AIDS HIV yang dahulu disebut
adalah virus HIV dan saat ini virus limpotrofik sel T
telah diketahui dua tipe yaitu manusia atau virus
tipe HIV-1 dan HIV-2.Infeksi limfadenopati(LAV), adalah
yang terjadi sebagianbesar suatu retrovirusmanusia
disebabkan oleh HIV-1, sitopatikdari famili lentivirus.
sedangkan HIV-2 benyak Retrovirusmengubah
terdapat di Afrika Barat. asamribonukleatnya(RNA)
Gambaran klinis dari HIV-1 menjadi asam
dan HIV-2 relatif sama, deoksiribonukleat(DNA)
hanya infeksi oleh HIV-1 setelahmasuk ke dalam sel
jauh lebih mudah ditularkan penjamu. HIV-1 dan HIV-2
dan masa inkubasisejak adalah lentivirus
mulai infeksi sampai sitopatik,dengan HIV-1
timbulnya penyakit lebih menjadi penyebab utama
pendek (Martono, 2006). AIDS di seluruh
dunia(Sylvia& Wilson, 2005).
Klasifikasi
Stadium III :
Stadium HIV AIDS yaitu:
BB menurun > 10%. Diare
Stadium I:
kronis yg berlangsung > 1
Tidak bulan. Demam berkepanjangan
bergejala/asimptomatik, >1 bulan. Kandidiasis oral. Oral
hairy lekoplakia. TB paru dalam
Limpadenopati
tahun terakhir. Infeksi bakteri
generalisata. yang berat seperti pneumoni,
Stadium II: piomisitis
BB menurun < 10%. Stadium IV :
HIV wasting syndrome.
Kelainan kulit dan mukosa
Pneumonia Pneumocytis carinii.
yg ringan, dermatitis Toksoplasmosis otak.
seboroik, prurigo,ulkus RetinitisCMV. TB di luar paru.
oral yg rekuren. Herpes Limfoma maligna. Encepalopati
Zoster dalam 5 tahun HIV. Mikosis dessiminataseperti
terakhir. Infeksi saluran histoplasmosis
nafas atas yg berulang.
Patofisiologi
Penyebab dari AIDS adalah Human Immunodeficiency
Virus (HIV) yang termasuk dalam famili retrovirus. Virus
HIV melekat dan memasuki limfosit T helper CD4+. Virus
tersebut menginfeksi limfosit CD4+ dan sel-sel imunologik
lain dan akan mengalami destruksi sel secara bertahap. Sel-
sel ini, yang memperkuat dan mengulang
responsimunologik, dan bila sel-sel tersebut berkurang dan
rusak, maka fungsi imunologik lain terganggu.
HIV merupakan retrovirus yang membawa informasi genetic
RANA. Pada saat virus HIV masuk dalam tubuh virus akan
menginfeksi sel yang mempunyai antigen CD4+ (Sel T
pembantu, helper T cell). Sekali virus masuk ke dalam sel,
virus akan membuka lapisan protein sel dan menggunakan
enzim Reserve transcriptase untuk mengubah RNA. DNA
virus akan terintergrasi dalam sel DNA host dan akan
mengadakan duplikasi selama proses normal pembelahan.
Dengan memasuki limfosit T4, virus memaksa limfosit T4
untuk memperbanyak dirinya sehingga akhirnya menyebabkan
kematian limfosit T4. Kematian limfosit T4 membuat daya
tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang infeksi dari
luar (baik virus lain, bakteri, jamur atau parasit). Hal itu
menyebabkan kematian pada orang yang terjangkit HIV/AIDS.
Selain menyerang limfosit T4, virus AIDS juga memasuki sel
tubuh yang lain. Organ yang paling sering terkena adalah otak
dan susunan saraf lainnya. Virus AIDS diliputi oleh suatu
protein pembungkus yang sifatnya toksik (racun) terhadap sel.
Khususnya sel otak dan susunan saraf pusat dan tepi lainnya
yang dapat mengakibatkan kematian sel otak.
Sel CD4+ (Sel T pembantu / helper T cell) sangat berperan
penting dalam fungsi system immune normal, mengenai antigen
dan sel yang terinfeksi, dan mengaktifkan sel Buntuk
memproduksi antibody. Juga dalam aktivitas langsung pada
cell-mediated cell immune (immune sel bermedia) dan
mempengaruhi aktivitas langsung pada sel kongetitis duplikasi.
Tanda Dan Gejala
Menurut KPA (2007), gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu
gejala mayor (umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum
terjadi).
1. Gejala mayor:
a) Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
b) Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c) Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d) Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
e) Demensia/ HIV ensefalopati
2. Gejala Minor
a) Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b) Dermatitis generalisata
c) Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang
d) Kandidias orofaringeal
e) Herpes simpleks kronis progresif
f) Limfadenopati generalisata
g) Retinitis virus Sitomegalo
Sistem Penularan
Pada dasarnya, HIV dapat ditularkan melalui
cairan tubuh, termasuk darah, cairan sperma,
cairan vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi
HIV. Siapa pun dari segala usia, ras, maupun
jenis kelamin bisa terinfeksi HIV, termasuk
bayi yang lahir dari ibu dengan HIV.
Beberapa metode penularan HIV antara lain
adalah melalui:
1. Hubungan seks
2. Penggunaan jarum suntik
3. Kehamilan, persalinan atau menyusui
4. Transfusi darah
Faktor Resiko
Beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko penularan adalah
sebagai berikut:
1. Berhubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan dan tanpa menggunakan pengaman
2. Menggunakan jarum suntik bersama-sama
3. Melakukan pekerjaan yang melibatkan
kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa
menggunakan alat pengaman diri yang
cukup
Penatalaksanaan
Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi
perlu dilakukan pencegahan untuk
mencegahterpajannya HIV, bisa dilakukan
dengan:
1. Melakukan abstinensi seks / melakukan hubungan
kelamin dengan pasangan yang tidak terinfeksi.
2. Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan
setelah hubungan seks terakhir yang tidak
terlindungi.
3. Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan
orang yang tidak jelas status HIVnya.
4. Tidak bertukar jarum suntik,jarum tato, dan
sebagainya.
5. Mencegah infeksi kejanin / bayi baru lahir.
Apabila terinfeksi HIV, maka terapinya
yaitu :
a. Pengendalian Infeksi Opurtunistik
b. Terapi AZT (Azidotimidin)
c. Terapi Antiviral Baru
d. Vaksin dan Rekonstruksi Virus
e. Pendidikan untuk menghindari alcohol
dan obat terlarang, makan-makanan
sehat,hindari stress,gizi yang
kurang,alcohol dan obat-obatan yang
mengganggu fungsi imun.
Diet
Jika pasien penderita penyakit HIV/AIDS, wajib
mengutamakan kebutuhan nutrisi, karena tubuh akan
mengalami banyak perubahan, sebagai dampak dari
penyakit itu sendiri dan dari obat-obatan yang
konsumsi. Misalnya, berat badan akan turun dengan
drastis, kemungkinan mengalami berbagai infeksi
dan diare. Perubahan yang umum terjadi juga
meliputi lipodistrofi atau fat distribution syndrome
yang dapat menyebabkan perubahan bentuk tubuh
dan menaikan kadar kolesterol.
 Nutrisi yang baik dapat memperkuat sistem
kekebalan tubuh sehingga membantu mencegah
infeksi, membantu pengobatan dan mencegah
terjadinya komplikasi.
Manfaat yang didapat dari mengonsumsi makanan tersebut:
a) Kalori. 
Sebagai ‘bahan bakar’ tubuh.
b) Protein. 
Untuk membentuk otot-otot tubuh, melindungi organ dan
memperkuat sistem kekebalan tubuh. Pilihlah daging dan
susu yang rendah lemak.
c) Karbohidrat. 
Untuk memberikan energi. Perbanyak makan buah dan
sayuran bisa mengonsumsinya tiga sampai lima kali sehari
dengan warna yang berbeda-beda untuk mendapatkan nutrisi
yang lebih maksimal. Cobalah nasi merah untuk ekstra serat.
d) Lemak. 
Untuk tambahan energi. Yang baik ialah lemak tak jenuh,
seperti yang ada pada alpukat, kacang-kacangan, ikan dan
minyak zaitun.
e) Vitamin dan mineral.
TERIMAKASIH YA BANH

Anda mungkin juga menyukai