Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tali pusat merupakan jaringan yang sangat unik dan bisa menjadi sumber infeksi pada
bayi yang baru lahir jika tidak dirawat dengan baik dan benar, karena tali pusat merupakan
pintu masuk kuman selama post partum. Setelah bayi lahir tali pusat akan dipotong dan akan
mengalami membentuk luka dan memungkinkan segala bakteri dan kuman berkoloni dan
hidup di dalamnya (Hidayat, 2016) . Perawatan tali pusat yang tidak memadai dapat
menimbulkan infeksi yang dikenal sebagai omphalistis yang disertai dengan tanda awal yaitu
basah di sekitar tali pusat, mengeluarkan sedikit cairan, berbau, bengkak di sekitar tali pusat
dan demam. Pada bayi dengan omphalistis tanpa pengobatan dapat menyebabkan kematian
dalam beberapa hari karena timbulnya sepsis (Cunningham, 2012) .
Perawatan tali pusat penting untuk menghindari terjadinya infeksi tali pusat pada bayi,
tapi jarangnya ibu yang melakukan perawatan tali pusat secara aseptik maka akan
menimbulkan dampak negatif yaitu bayi akan mengalami tetanus dan dapat mengakibatkan
kematian. Perawatan tali pusat yang sekarang ini dikembangkan adalah dengan perawatan
terbuka. WHO (2000) merekomendasikan perawatan tali pusat berdasarkan prinsip-prinsip
aseptic dan kering serta tidak lagi dianjurkan menggunakan alcohol. Tali pusat juga tidak
boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain
memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan risiko infeksi (Taylor et al, 2012) .
Perawatan tali pusat merupakan salah satu bentuk dari perilaku. Menurut Notoatmodjo
(2010) perilaku seseorang atau masyarakat ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan,
tradisi dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas,
sikap dan perilaku kelompok referensi dari perilaku masyarakat, dan dukungan dari keluarga,
dukungan teman, dukungan dari masyarakat juga akan mendukung dan memperkuat
terbentuknya perilaku. Pengetahuan ibu yang kurang dalam merawat tali pusat, menyebabkan
ibu menggunakan obat tradisional sehingga memungkinkan berkembangnya clostridium
tetani yang dapat menyebabkan infeksi pada neonatus (Ngastiyah, 2016) . Dengan tingkat
pengetahuan yang baik tentang perawatan tali pusat, maka dapat meningkatkan perilaku
terhadap perawatan tali pusat yang telah diajarkan oleh perawatan selanjutnya .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis menetapkan rumusan masalah
Bagaimanakah Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Ibu
yang Melahirkan di Rumah Sakit roemani .

C. Tujuan

Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada ibu yang
melahirkan di rumah sakit roemani .

D. Manfaat

1. Bagi institusi Rumah Sakit roemani Sebagai masukan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat sehingga dapat digunakan sebagai
dasar pertimbangan dalam penyusunan prosedur tetap tentang pemberian pendidikan
kesehatan tentang perawatan tali pusat.
2. Bagi ibu post partum Menambah informasi dan pengetahuan kepada para ibu post partum
tentang perawatan tali pusat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian

Tali pusat atau funikulus umbilicalis adalah bagian dari plasenta yang
menghubungkan umbilicus janin dengan permukaaan fetal plasenta. Melalui tali pusat
ini darah kotor dari janin dialirkan ke plasenta dari janin dan darah yang kaya oksigen
dialirkan dari ibu ke janin (Depkes RI, 2012) . Perawatan tali pusat adalah melakukan
pengobatan dan pengikat tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan
bayi, dan kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan bersih dan terhindar dari infeksi
tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak
positif yaitu tali pusat akan “puput”pada hari ke-5 sampai hari ke-7 tanpa ada
komplikasi, sedangkan dampak negative dari perawatan tali pusat yang tidak benar
adalah bayi akan mengalami penyakit tetanus neonatorum dan dapat mengakibatkan
kematian (Depkes RI, 2012) .
2. Tujuan Perawatan Tali Pusat
Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus
pada bayi baru lahir penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus
ke dalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat yang tidak steril, pemakaian obat-
obatan, bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat
mengakibatkan infeksi (Depkes RI, 2016) . Wiknjosastro (2012) menyatakan bahwa
tujuan merawat tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada
bayi baru lahir, sehingga tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga
tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan oleh
Clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun), yang masuk
melalui luka tali pusat karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih
(Saifuddin, 2010) .
3. Manfaat Perawatan Tali Pusat
Manfaat perawatan tali pusat menurut Saifuddin (2016) yaitu
1. Dapat membersihkan tali pusat dan sekitarnya
2. Dapat mencegah timbulnya infeksi oleh bakteri
4. Metode Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat dilakukan pada bayi neonates sampai tali pusat tersebut
kering dan lepas (Sacharin, 2012) . Perawatan tali pusat ini dilakukan dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya infeksi tali pusat atau omphalitis. Omphalitis dapat
dicegah dengan perawatan tali pusat yang baik dan mencuci tangan terlebih dahulu
sebelum melakukan perawatan .
Perawatan tali pusat menurut JNPK-KR Depkes dan Kemenkes RI sebagai berikut
1. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan
apapun ke puntung tali pusat.
2. Lipat popok di bawah puntung tali pusat
3. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan
sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain
bersih

Anda mungkin juga menyukai