Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Paliatif

Perawatan paliatif merupakan perwatan yang dilakukan secara aktif terutama pada
pasien yang menderita penyakit yang membatasi hidup, dan keluarga pasien, yang
dilakukan oleh tim secara interdisiplin, dimana penyakit pasien tersebut sudah tidak dapat
lagi berespon terhadap pengobatan atau pasien yang mendapatkan intervensi untuk
memperpanjang masa hidup (Yodang, 2018).

Istilah perawatan hospis seirng digunakan sebagai sinonim untuk perwatan


paliatif. Namun, di beberapa Negara perawatan hospis merujuk pada perawatan paliatif
berbasis komuniti. Secara pilosofi perawatan paliatif dan perawatan hospis memiliki
makna yang sama. Akan tetapi, semua perawatan hospis adalah perawatan hospis.
Perawatan paliatif disediakan untuk semua pasien yang emnderita penyakit kronis dengan
kondisi penyakit yang membatasi masa hidup atau mengancam jiwa maupun kronis
dengan kondisi asien yang mendapatkan perwatan hospis di peruntukkan kepada pasien
dengan konsisi masa harapan hidup yang di perkirakan kurang dari enam bulan (Yodang,
2018)

Perawatan akhir hidup atau perawatan menjelang kematian merupakan perawatan


yang diberikan baik kepada pasien maupun kelaurga pasien yang ebrtujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan untuk mengurangi berbagai masalah penderitaan yang
di hadapi baik dari segi fisik psikologis, sosial dan spiritual ketika pengobatan kuratif
tidak memiliki respon lagi. Semua tenaga kesehatan yang ada, termasuk perawat hsrus
berperan aktif dalam memberikan perawatan kepada pasien. Perawat merupakan salah
satu tenaga kesehatan yang memiliki waktu yang banyak bersama dengan pasien sehingga
perawat lebih mengetahui keadaan umum dan perkembangan kondisi pasien terbaru
(Siangian, 2020)

Tujuan perawatan paliatif adalah untuk mengurangi penderitaan, memperpanjang


umur, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan support kepada keluarga penderita.
Meski pada akhirnya penderita meninggal, yang terpenting sebelum meninggal penderita
siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang
dideritanya.

Perawatan paliatif diberikan sejak diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat.


Artinya tidak memperdulikan pada stadium dini atau lanjut, masih bisa disembuhkan atau
tidak, mutlak perawatan paliatif harus diberikan kepada penderita. Perawatan paliatif
tidak berhenti setelah penderita meninggal, tetapi masih diteruskan dengan memberikan
dukungan kepada anggota keluarga yang berduka. Perawatan paliatif mencakup
pelayanan terintegrasi antara dokter, perawat, pekerja social, psikolog, konselor spiritual,
relawan, apoteker dan profesi lain yang diperlukan (Anita,2016)

Kemenkes (2013), menjelaskan prinsip pelayanan paliatif pasien kanker:

a. Menghilangkan nyeri dan gejala fisik lain.


b. Menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses normal
c. Tidak bertujuan mempercepat atau menunda kematian
d. Mengintegrasikan aspek psikologis, social dan spiritual
e. Memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin
f. Memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita
g. Menggunakaan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya
h. Menghindari tindakan sia-sia

Perawatan paliatif lebih berfokus pada dukungan dan motivasi ke penderita.


Kemudian setiap keluhan yang timbul ditangani dengan pemberian obat untuk
mengurangi rasa sakit. Perawatan paliatif ini bisa mengeksplorasi individu penderita dan
keluarganya bagaimana memberikan perhatian khusus terhadap penderita,
penanggulangannya serta kesiapan untuk menghadapi kematian (Anita, 2016)

Perawatan paliatif dititikberatkan pada pengendalian gejala dan keluhan, serta


bukan terhadap penyakit utamanya karena penyakit utamanya tidak dapat disembuhkan.
Dengan begitu penderita terbebas dari penderitaan akibat keluhan dan bisa menjalani
akhir hidupnya dengan nyaman. Perawatan paliatif diperlukan karena setiap orang berhak
dirawat dan mati secara bermartabat, menghilangkan nyeri: fisik, emosional, spiritual dan
sosial adalah hak asasi manusia, perawatan paliatif adalah kebutuhan mendesak seluruh
dunia untuk orang yang hidup dengan kanker stadium lanjut.
Berbagai hal terkait pendekatan keperawatan paliatif yang perlu mendapatkan
perhatian diantaranya adalah:

a. Komunikasi antar tim


b. Manajemen nyeri,
c. Bimbingan dan pertimbangan budaya dalam pengambilan keputusan, dan
d. Dukungan emosional dan spiritual bagi paisen dan keluarga.

Permasalahan yang sering muncul ataupun terjadi pada pasien dengan


perawatan paliatif meliputi masalah psikologi, masalah hubungan sosial, konsep diri,
masalah dukungan keluarga serta masalah pada aspek spiritual (Campbell, 2013).
Perawatan paliatif ini bertujuan untuk membantu pasien yang sudah mendekati
ajalnya, agar pasien aktif dan dapat menerima sakitnya. Perawatan paliatif ini meliputi
mengurangi rasa sakit dan gejala lainnya, membuat pasien menganggap kematian
sebagai proses yang normal, mengintegrasikan aspek-aspek psikokologis dan spritual.
Selain itu perawatan paliatif juga bertujuan agar pasien terminal tetap dalam keadaan
nyaman dan dapat meninggal dunia dengan baik dan tenang (Yennurajalingam &
Bruera, 2016)

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan terutama bila mencapai stadium


terminal menimbulkan penderitaan bukan saja bagi pasien, tetapi juga bagi keluarga.
Penderitaan akibat gejala fisik yang tidak ditangani dengan baik, misalnya nyeri dapat
menimbulkan gejala fisik lain seperti kehilangan nafsu makan, mual, gangguan tidur,
keterbatasan aktivitas, kelelahan yang mengakibatkan turunnya kualitas hidup. Nyeri
juga menimbulkan kecemasan dan ketakutan yang pada akhirnya memperburuk
kondisi fisik. Berkurangnya kecantikan tubuh akibat penyakit atau pengobatan atan
menimbulkan rasa rendah diri dan keinginan mengisolasi diri (Ariani, 2018)

2.2. Elemen Dalam Perawatan Paliatif

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia prinsip pelayanan


perawatan paliatif yaitu menghilangkan nyeri dan mencegah timbulnya gejala serta
keluhan fisik lainnya, penanggulangan nyeri, menghargai kehidupan dan menganggap
kematian sebagai proses normal , tidak bertujuan mempercepat atau menghambat
kematian, memberikan dukungan psikologis, sosial dan spiritual, memberikan
dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin, memberikan dukungan kepada
keluarga sampai masa dukacita, serta menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi
kebutuhan pasien dan keluarganya (Kemenkes RI, 2017)

Elemen dalam perawatan paliatif menurut National Consensus Project dalam


(Campbell, 2013) meliputi :

1. Populasi pasien. Dimana dalam populasi pasien ini mencangkup pasien


dengan semua usia, penyakit kronis atau penyakit yang mengancam
kehidupan.
2. Perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga. Dimana pasien dan
keluarga merupakan bagian dari perawatan paliatif itu sendiri.
3. Waktu perawatan paliatif. Waktu dalam pemberian perawatan paliatif
berlangsung mulai sejak terdiagnosanya penyakit dan berlanjut hingga sembuh
atau meninggal sampai periode duka cita.
4. Perawatan komprehensif. Dimana perawatan ini bersifat multidimensi yang
bertujuan untuk menanggulangi gejala penderitaan yang termasuk dalam aspek
fisik, psikologis, sosial maupun keagamaan.
5. Tim interdisiplin. Tim ini termasuk profesional dari kedokteran, perawat,
farmasi, pekerja sosial, sukarelawan, koordinator pengurusan jenazah, pemuka
agama, psikolog, asisten perawat, ahli diet, sukarelawan terlatih.
6. Perhatian terhadap berkurangnya penderitaan. Tujuan perawatan paliatif
adalah mencegah dan mengurangi gejala penderitaan yang disebabkan oleh
penyakit maupun pengobatan.
7. Kemampuan berkomunikasi: Komunikasi efektif diperlukan dalam
memberikan informasi, mendengarkan aktif, menentukan tujuan, membantu
membuat keputusan medis dan komunikasi efektif terhadap individu yang
membantu pasien dan keluarga.
8. Kemampuan merawat pasien yang meninggal dan berduka
9. Perawatan yang berkesinambungan. Dimana seluruh sistem pelayanan
kesehatan yang ada dapat menjamin koordinasi, komunikasi, serta kelanjutan
perawatan paliatif untuk mencegah krisis dan rujukan yang tidak diperukan.
10. Akses yang tepat. Dalam pemberian perawatan paliatif dimana timharus
bekerja pada akses yang tepat bagi seluruh cakupanusia, populasi, kategori
diagnosis, komunitas, tanpa memandang ras, etnik, jenis kelamin, serta
kemampuan instrumental pasien.
11. Hambatan pengaturan. Perawatan paliatif seharusnya mencakup pembuat
kebijakan, pelaksanaan undang-undang, dan pengaturan yang dapat
mewujudkan lingkungan klinis yang optimal.
12. Peningkatan kualitas. Dimana dalam peningkatan kualitas membutuhkan
evaluasi teratur dan sistemik dalam kebutuhan pasien.
2.3. Masalah Psikologis Keperawatan Pada Pasien Paliatif
Permasalahan perawatan paliatif yang sering digambarkan pasien yaitu
kejadian-kejadian yang dapat mengancam diri sendiri eimana masalah yang seringkali
di keluhkan pasien yaitu mengenai masalah seperti nyeri, masalah fisik, psikologi
sosial, kultural serta spiritual (IAHPC, 2016).Permasalahan ng muncul pada pasien
yang menerima perawatan paliatif dilihat dari persepktif keperawatan meliputi
masalah psikologi, masalah hubungan sosial, konsep diri, masalah dukungan keluarga
serta masalah pada aspek spiritual atau keagamaan
1. Masalah Fisik
Masalah fisik yang seringkali muncul yang merupakan keluhan dari pasien
paliatif yaitu nyeri. Nyeri merupakan pengalaman emosional dan sensori yang
tidak menyenangkan yang muncul akibat rusaknya jaringan aktual yang terjadi
secara tibatiba dari intensitas ringan hingga berat yang dapat diantisipasi dan
diprediksi. Masalah nyeri dapat ditegakkan apabila data subjektif dan objektif
dari pasien memenuhi minimal tiga criteria.
2. Problem Oksigenisasi
Respirasi irregular, cepat atau lambat, pernafasan cheyne stokes, sirkulasi
perifer menurun, perubahan mental: Agitasi-gelisah, tekanan darah menurun,
hypoksia, akumulasi secret, dan nadi ireguler.
3. Problem Eliminasi
Konstipasi, medikasi atau imobilitas memperlambat peristaltic, kurang diet
serat dan asupan makanan jugas mempengaruhi konstipasi, inkontinensia fekal
bisa terjadi oleh karena pengobatan atau kondisi penyakit (mis Ca Colon),
retensi urin, inkopntinensia urin terjadi akibat penurunan kesadaran atau
kondisi penyakit misalnya : Trauma medulla spinalis, oliguri terjadi seiring
penurunan intake cairan atau kondisi penyakit mis gagal ginjal.
4. Problem Nutrisi dan Cairan
Asupan makanan dan cairan menurun, peristaltic menurun, distensi abdomen,
kehilangan BB, bibir kering dan pecah-pecah, lidah kering dan membengkak,
mual,muntah, cegukan, dehidrasi terjadi karena asupan cairan menurun.
5. Problem suhu
Ekstremitas dingin, kedinginan sehingga harus memakai selimut.
6. Problem Sensori
Penglihatan menjadi kabur, refleks berkedip hilang saat mendekati kematian,
menyebabkan kekeringan pada kornea, Pendengaran menurun, kemampuan
berkonsentrasi menjadi menurun, pendengaran berkurang, sensasi menurun.
7. Problem nyeri
Ambang nyeri menurun, pengobatan nyeri dilakukan secara intra vena, klien
harus selalu didampingi untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan
kenyamanan.
8. Problem Kulit dan Mobilitas
Seringkali tirah baring lama menimbulkan masalah pada kulit sehingga pasien
terminal memerlukan perubahan posisi yang sering.
9. Masalah Psikologi
Masalah psikologi yang paling sering dialami pasien paliatif adalah
kecemasan. Hal yang menyebabkan terjadinya kecemasan ialah diagnosa
penyakit yang membuat pasien takut sehingga menyebabkan kecemasan bagi
pasien maupun keluarga (Campbell, 2013).
Kecemasan adalah keadaan suasana hati yang ditandai oleh afek negatif dan
gejala-gejala ketegangan jasmaniah dimana seseorang mengantisipasi
kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan di masa yang akan datang
dengan perasaan khawatir. Kecemasan merupakan keadaan individu atau
kelompok saat mengalami perasaan yang sulit (ketakutan) dan aktivasi sistem
saraf otonom dalam berespon terhadap ketidakjelasan atau ancaman tidak
spesifik (Anita, 2016)
Masalah psikologis klien Terminal dan orang terdekat biasanya mengalami
banyak respon emosi, Perasaan marah dan putus asa seringkali ditunjukkan
titik problem psikologis lain yang muncul pada pasien Terminal antara lain
ketergantungan, hilang kontrol diri tidak mampu lagi produktif dalam hidup,
kehilangan harga diri dan harapan, kesenjangan komunikasi atau berrier
komunikasi
10. Masalah Sosial
Masalah pada aspek sosial dapat terjadi karena adanya ketidak normalan
kondisi hubungan sosial pasien dengan orang yang ada disekitar pasien baik
itu keluarga maupun rekan kerja.Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian
yang dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif
dan mengancam. Individu mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak
mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain
(Anita, 2016)
11. Masalah Spiritual
Salah satu masalah yang sering muncul pada pasien paliatif adalah distress
spiritual. Distres spiritual dapat terjadi karena diagnose penyakit kronis, nyeri,
gejala fisik, isolasi dalam menjalani pengobatan serta ketidakmampuan pasien
dalam melakukan ritual keagamaan yang mana biasanya dapat dilakukan
secara mandiri. Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam
mengalami dan mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri,
orang lain, seni, musik, literature, alam dan kekuatan yang lebih besr dari
dirinya. Definisi lain mengatakan bahwa distres spiritual adalah gangguan
dalam prinsip hidup yang meliputi seluruh kehidupan seseorang dan
diintegrasikan biologis dan psikososial (Anita, 2016)
2.4. Pengkajian Psikologis Dalam Perawatan Paliatif
2.4.1. Mengkaji kondisi psikologis
1. Kondisi pikiran dan suasana hati (mood)
Meliputi: Apakah dalam bulan terkahir anda merasakan seperti merasa putus
asa atau merasa tidak bersdaya? Kehilangan minat? Apakah anda pernah
mengalami serangan panic? Apakah ada hal spesifik yang anda harapkan?
2. Penyesuaian terhadap sakit
Meliputi: Apa pemahaman anda terhadap sakit anda saat ini? Gali dengan hati-
hati ekspresi pasien
3. Sumber-sumber dan hal yang menguatkan
Meliputi: Apakah sumber dukungan anda? Misalnya: orang-orang, hobi, iman
dan kepercayaan
4. Total pain (nyeri multidimensi yang tidak terkontrol)
Meliputi: Adakah masalah psikologis, sosial, spiritual yang dialami yang
berkontribusi terhadap gejala yang dialami?
5. Sakit sebelumnya (dapat dikaji langsung atau pada keluarga)
Meliputi: Adakah resiko stress psikologikal dan riwayat masalah kesehatan
mental?
2.4.2. Reaksi Proses psikologis Hal-hal yang biasa di jumpai

Reaksi Proses psikologis Hal-hal yang biasa dijumpai

Shock (kaget, goncangan Merasa bersalah, marah, Rasa takut, hilang akal,
batin) tidak berdaya frustasi, rasa sedih,
susahm acting out.
Mengucilkan diri Merasa cacat dan tidak Khawatir menginfeksi
berguna, menutup diri orang lain, murung
Membuka status secara Ingin tahu reaksi orang Penolakan, stress,
terbatas lain, pengalihan stress, Konfrontasi
ingin dicintai

Mencari orang lain Berbagi rasa, pengenalan, Ketergantungan, campur


yang HIV positif kepercayaan, penguatan, tangan, tidak percaya
dukungan social pada pemegang rahasia
dirinya
Status khusus Perubahan keterasingan Ketergantungan,
menjadi manfaat khusus, dikotomi kita dan mereka
perbedaan menjadi hal (semua orang dilihat
yang istimewa, sebagai terinfeksi HIV
dibutuhkan oleh yang dan direspon seperti itu),
lainnya. over identification.
Perilaku mementingkan Komitmen dan kesatuan Pemadaman, reaksi dan
orang lain kelompok, kepuasan kompensasi yang berlebihan
memberi dan berbagi
perasaan sebagai kelompok
Penerimaan Integrasi status positif HIV Apatis, sulit berubah
dengan identitas diri,
keseimbangan antara
kepentingan orang lain
dengan diri sendiri bisa
menyebutkan kondisi
seseorang

2.5. Masalah Psikologias Yang Timbul Pada Penyakit Terminal


BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Perawatan paliatif merupakan perawatan yang berofkus pada pasien dan keluarga
dalam mengoptimalkan kualitas hidup dengan mengantisipasi, mencegah dan
menghilangkan penderitaan. Permasalahan perwatan paliatif yang sering digambarkan
pasien yaitu kejadian-kejadian yang dapat mengancam diri sendiri dimana masalah yang
seringkali di keluhkan pasien yaitu mengenai masalah seperti nyeri, masalah fisik,
psikologi sosial, kultural serta spiritual. Dalam perawatan paliatif peran perawat adalah
memberikan asuhan keperawatan pada pasien terminal untuk membantu pasien menjalani
sisa hidupnya dalam keadaan seoptimal mungkin. Perawat harus memahami apa yang
dialami klien dengan kondisi terminal, tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan
bantuan bagi klien sehingga pada saat-saat terakhir dalam hidup bisa bermakna dan
akhirnya dapat meninggal dengan tenang dan damai

3.2.Saran

Perawat harus mempu mengenali perubahan fisik, psikologis, dan yang terjadi
pada klien, klien mungkin mengalami berbagai gejala selama berbulanbulan sebelum
terjadi kematian. Perawat harus respek terhadap perubahan fisik yang terjadi pada klien
terminal karena hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan dan penurunan kemampuan
yang dialami dirinya sendiri
Nama Akhir Pengarang, Nama depan. (Tahun Penerbitan). Judul Artikel.
Nama Jurnal, Volume(edisi jika ada), halaman. Contoh:
Ready, R. (2000). Mothers’ personality and its interaction with child
temperament as predictors of parenting behavior. Journal of Personality
and Social Psychology, 79, 274-285.

DAFTAR PUSTAKA

Yanto. 2018. Pengkajian fisik psikologis dalamkeperawatan palatif. Tersedia pada


https://www.scribd.com/document/388723641/pengkajian-fisik-psikologi-keperawatan-
paliatif Diakses pada tanggal 02 Oktober 2021 Pukul 13.28 WIB
Ariani, N. (2016). Rumah Singgah Dalam Perawatan Paliatif. Bali: Universitas
Udayana. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2021 pukul 15.18
file:///C:/Users/User/Downloads/248bdfcdb51ab22ebd6b82572c13f876.pdf
Yodang. (2018). Buku Ajar Keperawatan Paliatif Berdasarkan Kurikulum AIPNI
2015. Jakarta: Trans Info Media
Anita. (2016). Perawatan Paliatif Dan Kualitas Hidup Penderita Kanker. Bandar
Lampung: Jurnal Kesehatan. 7(03), 508-513
Siagian, E. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tenaga Kesehatan Terhadap
Kematian Tentang Keperawatan Paliatif. Bandung: Chmk Nursing Scorntific Journal. 4 (3),
278-284

Anda mungkin juga menyukai