Anda di halaman 1dari 195

“KEPERAWATAN KOMUNITAS PESANTREN

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS PESANTREN DI


PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH KECAMATAN
TANGGULANGIN”

Disusun Oleh:
5C/Kelompok 01
1. Rizma Yuhana D. 1130019002
2. Aldila Ayu W. 1130019011
3. Lailil Ika F.R.M 1130019023
4. Shelly Nursofya L. 1130019043
5. Nur Jamila 1130019051
6. Audrey Akmalia S.A 1130019054
7. Rohemtaus Soleha 1130019057
8. Idda Fauziyyah 1130019063
9. Sitti Lathifatul Isniah 1130019069
10. Erna Ni’matus S. 1130019070
11. Veronika Amanda N. 1130019071
12. Salsabillah D.A 1130019075
13. Cindy Fareza M. 1130019079
14. Aprillia Nadya C.L 1130019081
15. Marshanda Catur C.C 1130019084
16. Afdhol Mufassirin 1130019098
17. Aldiansyah R. 1130019100
18. Alvianita Suherman 1130019108

Dosen Fasilitator:
Khamida , S.Kep.Ns.,M.Kep

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan
Komunitas Pesantren pada Santriwati SMP dan SMA dengan Penyakit Diare di
Pondok Pesantren Al-Hidayah Kecamatan Tanggulangin dapat selesai seperti
waktu yang telah direncanakan. Tersusunnya laporan asuhan keperawatan ini
tentunya tidak lepas dari peran berbagai pihak yang memberikan bantuan secara
materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu kelompok mengucapkan terimakasih kepada:
1. Fasilitator kelompok kami pada mata kuliah Keperawatan Komunitas
Pesantren, Khamida, S. Kep. Ns.,M. Kep
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada kami
sehingga laporan asuhan keperawatn ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan tenaga dan
semangat agar laporan asuhan keperawatan ini dapat kami selesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang membalas budi baik
yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak yang kami sebutkan di atas. Tak ada
gading yang tak retak, untuk itu kami pun menyadari bahwa laporan asuhan
keperawatan yang telah kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak
kelemahan serta kekeliruan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu
kelompok membuka pintu selebar-lebarya kepada semua pihak agar dapat
memberikan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-
penulisan mendatang, dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang
dianggap tidak berkenan dihati pembaca mohon dimaafkan

Surabaya, 20 Desember 2021

Kelompok 03

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 2
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 3
1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa....................................................................... 3
1.4.2 Manfaat Bagi Pesantren .......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................. 4
2.1. Konsep Pesantren ......................................................................................... 4
2.1.1. Pengertian Pesantren .............................................................................. 4
2.1.2. Sejarah Pesantren ................................................................................... 5
2.1.3. Tujuan Didirikan Pesantren ................................................................... 6
2.1.4. Unsur-unsur Pesantren ........................................................................... 6
2.1.5. Tipe-tipe Pesantren .............................................................................. 10
2.1.6. Ciri Khas Pesantren ............................................................................. 13
2.1.7. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Pesantren ............................................ 13
2.1.8. Budaya-budaya Pesantren .................................................................... 14
2.2. Kosep Poskestren ....................................................................................... 15
2.3. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) .................................................. 22
2.4. Upaya Kesehatan Lingkungan di Pondok Pesantren .................................. 24
2.5. Penyakit Diare ............................................................................................ 25
2.6. Disminore ................................................................................................... 28
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN .............................................................. 33
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 70
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 88
5.1. Simpulan ..................................................................................................... 88
5.2. Saran ........................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89
Lampiran 1 .......................................................................................................... 91
TERM OF REFERENCE (TOR) Pondok Pesantren Al-Hidayah ................ 91
Lampiran 2 ........................................................................................................ 154
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) .................................................... 154

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga.Pondok pesantren juga merupakan bagian dari lingkup komunitas
yang pada umumnya tergambar pada ciri khas yang biasanya dimiliki oleh pondok
pesantren, yaitu adanya pengasuh pondok pesantren (Kyai/ Ajengan/ Tuan Guru/
Buya/ Tengku/ Ustadz), adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan tempat
belajar, adanya santri yang belajar, serta adanya asrama sebagai tempat tinggal
santri.
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan Proses keperawatan komunitas
merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis,
dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah
seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Diare
merupakan penyakit yang dapat dicegah dan di obati namun sampai saat ini
masih saja menjadi penyebab masalah yang paling sering ditemui pada
lungkungan yang padat penduduk. Dehidrasi yang timbul akibat diare, terjadi bila
hilangnya cairan dan elektrolit ini tidak diganti secara adekuat, sehingga
timbulah kekurangan cairan dan elektrolit sehingga berakibat kelemahan hingga
keletihan dan paling bahaya yaitu kematian. Banyak faktor yang secara langsung
maupun tidak langsung menjadi faktor pendorong terjadinya diare namun,
beberapa faktor tersebut dapat dilakukan untuk mecegah terjadinya diare seperti
pemberian pola makan yang teratur, pola cuci tangan, penerapan hidup bersih
dan sehat, menjaga lingkungansekitar, serta perilaku membuang tinja yang tepat.
Bila dilihat dari sisi kesehatan, pada umumnya kondisi kesehatan dilingkungan
pondok pesantren masih memerlukan perhatian dari berbagai pihak terkait, baik

1
dalam aspek pelayanan kesehatan, perilaku sehat maupun aspek kesehatan
lingkungannya. Salah satu upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan bagi
warga pondok pesantren adalah menumbuhkembangkan pos kesehatan pesantren
(POSKESTREN).
Maka dari itu praktek pondok pesantren kami bertempat di pondok pesatren
Al- Hidayah terdiri dari 1.200 santriwan santriwati. Di pondok pesantren Al-
Hidayah ini terdapat banyak kasus penyakit, diantaranya adalah diare, grastitis,
disminore, kurangnya pengetahuan terkait Covid- 19, self efficient, dan masih
banyak lagi. Oleh sebab itu kami sebagai mahasiswa kesehatan melakukan upaya-
upaya untuk mencegah dan meminimalisir angka terjadinya penyakit-penyakit
diatas, terutama masalah yang kelompok kami angkat yaitu penyakit diare yang
terjadi pada santriwati pondok pesantren Al-Hidayah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Konsep Pesantren?
2. Bagaimana Konsep Poskestren?
3. Bagaimana Upaya Kesehatan Lingkungan di Pondok Pesantren?
4. Apa Itu PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat)?
5. Apa Itu Penyakit Diare?
6. Apa Itu Disminore?
7. Bagaimana Asuhan Keperawatan Komunitas Pesantren?
8. Bagaimana TOR pada Pondok Pesantren Al-Hidayah ?
9. Bagaimana Satuan Acara Penyuluhan pada Pondok Pesantren Al-
Hidayah?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Terwujudnya pesantren Al-Hidayah yang sehat serta peduli dan
tanggap terhadap permasalahan kesehatan santri maupun santriwati di pondok
Al-Hidayah Kecamatan Tanggulangin.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan santri tentang kesadaran diri akan
kesehatan

2
2. Mengedukasi santriwati untuk melaksaknakan hidup bersih dan
sehat
3. Meningkatkan kesehatan lingkungan di pesantren
4. Meningkatkan kemampuan dan kemauan santri untuk menolong
dirisendiri
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menambah ilmu pwengetahuan dengan menyusun
laporan praktik ini yang terkait dengan konsep pesantren dan poskestren
beserta asuhan keperawatan komunitas pesantren, sehingga dapat menjadi
bahan evaluasi dalam proses akademik.

1.4.2 Manfaat Bagi Pesantren


Dengan adanya poskestren diharapkan dapat membantu permasalahan
yang terkait dengan kesehatan, sehingga mampu mengatasi masalah
kesehatan di lingkungan pondok pesantren ataupun diri sendiri.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Pesantren

2.1.1. Pengertian Pesantren


Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata ”santri” yang mendapat
imbuhan awalan ”pe” dan akhiran ”an” yang menunjukkan tempat, maka artinya
adalah tempat para santri. Terkadang pula pesantren dianggap sebagai gabungan
dari kata ”santri” (manusia baik) dengan suku kata ”tra” (suka menolong)
sehingga kata pesantren dapat diartikan tempat pendidikan manusia baik-baik.
Pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah pondok yang dalam arti kata
bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan menekankan
kesederhanaan bangunan atau pondok juga berasal dari bahasa Arab ”Fundũq”
yang berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana, atau mengandung arti tempat
tinggal yang terbuat dari bambu.
Pesantren atau lebih dikenal dengan istilah pondok pesantren dapat diartikan
sebagai tempat atau komplek para santri untuk belajar atau mengaji ilmu
pengetahuan agama kepada kiai atau guru ngaji, biasanya komplek itu berbentuk
asrama atau kamar-kamar kecil dengan bangunan apa adanya yang menunjukkan
kesederhanaannya. Pesantren adalah suatu bentuk lingkungan masyarakat yang
unik dan memiliki tata nilai kehidupan yang positif yang mempunyai ciri khas
tersendiri, sebagai lembaga pendidikan Islam.Pondok pesantren merupakan suatu
komunitas tersendiri, dimana kyai, ustadz dan santri dan pengurua pesantren
hidup bersama dalam satu lingkungan yang berlandaskan nilai-nilai agama Islam
lengkap dengan norma-norma dan kebiasaan – kebiasaannya tersendiri. Sistem
pendidikan pesantren dapat diselenggarakan dengan biaya yang relatif murah
karena semua kebutuhan belajar mengajar disediakan bersama oleg para anggota
pesantren dengan dukungan masyarakat sekitarnya (Herman, H. 2013).

4
2.1.2. Sejarah Pesantren
Ada dua versi pendapat mengenai asal usul dan latar belakang berdirinya
pesantren di Indonesia yaitu (Ferdinan, 2016):
Pertama, pendapat yang menyebutkan bahwa pesantren berakar pada
tradisi Islam sendiri, yaitu tradisi tarekat. Pesantren mempunyai kaitan yang erat
dengan tempat pendidikan yang khas bagi kaum sufi. Pendapat ini berdasarkan
fakta bahwa penyiaran Islam di Indonesia pada awalnya lebih banyak dikenal
dalam bentuk kegiatan tarekat. Hal ini ditandai oleh terbentuknya kelompok-
kelompok organisasi tarekat yang melaksanakan amalan-amalan zikir dan wirid-
wirid tertentu. Pemimpin tarekat itu disebut kiai, khalifah, atau mursyid.
Kedua, pesantren yang kita kenal sekarang ini pada mulanya merupakan
pengambilalihan dari sistem pesantren yang diadakan oleh orang-orang Hindu di
Nusantara. Hal ini didasarkan pada fakta bahasa sebelum datangnya Islam ke
Indonesia lembaga pesantren sudah ada di negara ini. Pendirian pesantren pada
masa itu dimaksudkan sebagai tempat mengajarkan ajaran-ajaran agama Hindu
dan tempat membina kader-kader penyebar Hindu. Tradisi penghormatan murid
kepada guru yang pola hubungan antara keduanya tidak didasarkan kepada hal-
hal yang sifatnya materi juga bersumber dan tradisi Hindu. Fakta lain yang
menunjukkan bahwa pesantren bukan berakar dari tradisi IsLam adalah tidak
ditemukannya lembaga pesantren di negara-negara Iskam lainnya, sementara
lembaga yang serupa dengan pesantren banyak ditemukan di dalam masyarakat
Hindu dan Buddha, seperti di India, Myanmar, dan Thailand."
Wahjoetomo mengatakan bahwa pesantren yang berdiri ditanah air,
khususnya di Jawa dimulai dan dibawa oleh Wali Songo.dan tidak berlebihan
bila dikatakan bahwa pondok pesantren yang pertama didirikan adalah "pondok
pesantren yang pertama didirikan oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim atau
terkenal dengan sebulan Syekh Maulana Magrhribi (w. 12 Rabiul awal 822 H/3
April 1419 M di Gresik). Pada masa-masa berikutnya, lembaga pesantren
berkembang terus dalam segi jumlah, sistem, dan matode yang diajarkan.
Bahkan pada tahun 1910 beberapa pesantren seperti Pesantren Denanyar,
Jombang, mulai membuka pondok khusus untuk santri-santri wanita. Kemudian

5
pada tahun 1920-an pesantren-pesantren di Jawa Timur, seperti Pesantren
Tebuireng (Jombang), Pesantren Singosari (Making), mulai mengajarkan
pelajaran umum seperti bahasa Indonesia, bahasa Belanda, berhitung ilmu bumi,
dan sejarah.
Pada masa-masa berikutnya, lembaga pesantren berkembang terus dalam
segi jumlah, sistem, dan matode yang diajarkan. Bahkan pada tahun 1910
beberapa pesantren seperti Pesantren Denanyar, Jombang, mulai membuka
pondok khusus untuk santrisantri wanita. Kemudian pada tahun 1920-an
pesantren-pesantren di Jawa Timur, seperti Pesantren Tebuireng (Jombang),
Pesantren Singosari (Making), mulai mengajarkan pelajaran umum seperti
bahasa Indonesia, bahasa Belanda, berhitung ilmu bumi, dan sejarah.

2.1.3. Tujuan Didirikan Pesantren


Adapun tujuan dibentuknya pondok pesantren adalah:
1. Mencetak ulama yang menguasai ilmu –ilmu agama.
2. Mendidik muslim yang dapat melaksanakan syariat agama.
3. Mendidik agar objek memiliki ketranpilan dasar yang relevan
4. Dengan terbentuknya masyarakat beragama.
Dengan demikian tujuan pesantren dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
1) Tujuan khusus, yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi
orang yang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang
bersangkutan serta mengamalkannnya dalam masyarakat.
2) Tujuan umum , yaitu membimbing anak didik untuk menjadi
manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu
agamanya menjadi muballigh Islam dalam masyarakat sekitar
melalui ilmu dan amalnya (Zulhimma, Z. 2013).

2.1.4. Unsur-unsur Pesantren


1. Kyai
Dalam bahasa Jawa, pengertian kyai mempunyai makna yang luas.
Sebutan kyai dapat berarti orang yang mempunyai sifat yang istimewa

6
dan dihormati atau benda-benda yang punya kekuatan sakti. Keris
Jawa dikatakan sakti bila sang Empu sanggup, dari logam dan dengan
cara-cara membuatnya serta upacara doa dan mantra memasukkan
kesaktian kedalamnya. Keris-keris semacam itu dimiliki atau diberi
predikat “Kyai”.
Pengertian kyai yang lain, bahwa dalam kebudayaan Jawa
tradisional laki- laki yang berusia lanjut, arif dan dihormati juga
sebutan kyai melekat pada dirinya. Terutama bila ia sebagai “pimpinan
masyarakat setempat dan akrab dengan rakyatnya, memiliki pengaruh
kharismatik, wibawa, walaupun kedudukan sosial mereka yang
istimewa tidak mengubah gaya hidupnya yang sederhana”.
Sedangkan pengertian kyai khususnya oleh masyarakat pesantren
berupa gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli
agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan
mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya.
Kepemimpinan kyai dalam pesantren sangat unik, relasi antara kyai
dengan santri dibuat atas dasar kepercayaan, bukan atas dasar
hubungan darah atau kepemimpinan. Ketaatan para santri kepada kyai
disebabkan ingin mendapat barokah. Kyai Abdur Rahma Wahid
memposisikan pesantren sebagai sub kultur tersendiri dalam pelataran
kultur masyarakat dan bangsa Indonesia. Ini disebabkan pesantren
sebagai hasil dari pergulatan kebudayaan yang kreatif antara tradisi
kajian, sistem pendidikan dan pola interaksi, kyai-santri masyarakat
yang dibangun, pesantren akhirnya memiliki pola yang spesifik.
2. Santri
Kata santri dalam khasanah kehidupan bangsa Indonesia
mempunyai dua makna. Pertama, menunjukkan sekelompok peserta
sebuah pendidikan atau pondok dan yang kedua adalah menunjuk
budaya sekelompok pemeluk Islam. DalamDalam pesantren, santri
yang belajar pada pesnatren pada dasarnya ada dua bentuk yaitu:
a. Santri mukim, yaitu santri yang menetap pada pondok yang
disediakan oleh pondok pesantren.

7
b. Santri kolong, yaitu santri yang tidak menetap pada asrama
yang ada pada pesantren dan mereka tinggal disekitar pondok
pesantren.

Pesantren-Pesantren yang menyediakan pondok untuk santri


mukim disana biasanya pesantren besar seperti di Jawa, Pesantren
Ponorogo, Tebu Ireng, Jombang, dan Pesantren Darussalam di
Martapura serta pesantren lainnya. Semakin banyak santri yang mukim
pada sebuah pesantren merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi
pesantren. Tentunya hal ini menunjukkan bahwa pesantren tersebut
sangat diminati oleh masyarakat.
3. Pondok
Istilah pondok kemungkinan berasal dari bahasa yaitu kata
“funduk” yang berarti penginapan atau hotel. Tetapi kata pondok itu
khususnya dalam pesantren lebih mirip sebagai pemondokan dalam
lingkungan padepokan yaitu perumahan sederhana yang dipetak-petak
dalam kamar merupakan asrama bagi para santri.
Para santri tidur dan belajar di pondok pesantren dan pada saat ini
pondok pesantren merupakan gabungan antara pondok dan
memberikan pendidikan dan pengajaran dengan sistem seorang dan
wetonan. Pondok pesantren tidak selamanya ada pemondokan, maka
namanya hanya pesantren saja. Tetapi jika disediakan pondok maka
namanya menjadi pondok pesantren. Tokoh pendidikan nasional Ki
Hajar Dewantara, seperti yang dikatakan oleh H. Alamsyah Ratu
Perwiranegara mengemukakan bahwa “Sistem pondok dan asrama
adalah sistem nasional”.
4. Masjid
Pada sebuah pesantren, masjid merupakan unsur yang pokok,
masjid dengan fungsi utamanya adalah tempat shalat lima waktu
ditambah dengan shalat Jum’at. Masjid dapat diperankan sebagai
tempat pendidikan bagi orang dewasa dan anak-anak. Dalam masjid

8
berlangsung komunikasi antara santri dengan kyai dalam membahas
kitab-kitab literatur yang diperbincangkan.
Dengan demikian, masjid dijadikan oleh pimpinan pesantren
sebagai tempat diskusi keilmuan, meskipun pesantren sudah
mempunyai local-lokal yang banyak. Dalam masjid dapat terbina
persaudaraan.
Persaudaraan dalam Islam karena setiap akan ada pendirian sebuah
pesantren terlebih dahulu didirikan masjid sebagai pembinaan
dimaksud.
5. Pengajaran Kitab Klasik
Kitab klasik atau sebutan lain Kitab Kuning sudah merata dikenal
secara luas. TetapiTetapi pengertian tentang kitab kuning atau klasik
belum secara luas disepakati. AdaAda yang membatasi kitab
kuning/klasik dengan tahun karangan, ada yang membatasi kitab
teologi, fiqih, tafsir dan lainnya. Kitab-kitab kuning/klasik dalam
kalangan pesantren disebut dengan “Kitab Gundul” karena tidak diberi
syakl dan memberi sebutan kitab kuno.
Afandi lebih lanjut mengatakan bahwa kitab kuning selalu
dipandang kitab-kitab keagamaan berbahasa Arab atau berhuruf Arab
sebagai produk pemikiran ulama masa lampau (as-salaf) yang ditulis
dengan format khas pra-modern.
Masdat F. Mas’udi lebih lanjut mempertegas bahwa kitab kuning
adalah karya tulis (tulis: Arab) yang di susun para sarjana Islam abad
pertengahan dan karena itu sering disebut pula dengan Kitab Kuno.
Hampir seluruh kitab kuning itu mempunyai dua kompenen yaitu
kompenen matan dan komponen syarah. Matan diuraikan oleh syarah
dalam kitab kuning kasik. PenjelasanPenjelasan lebih lanjut tentang
kitab kuning / klasik ini adalah :
a. Ditulis oleh ulama-ulama “asing” tetapi secara turun temurun
menjadi referensi yang dipedomani oleh para ulama Indonesia.
b. Ditulis-Ditulis oleh ulama Indonesia sebagai karya tulis yang
“independen”.

9
c. Ditulis oleh ulama Indonesia sebagai barometer atau terjemahan
atas kitab karya ulama “asing”.
Dalam penggunaan kitab kuning/klasik pada pesantren ada dua
metode yang digunakan yaitu metode solongan yaitu santri
membacakan kitab kuning dihadapan kyai, langsung disaksikan kyai
diabsahkan bacaan santri, baik dalam konteks makna maupun bacaan
(nahu dan sahrf). Sedangkan pada acara kedua, santri secara bersama-
sama mendengarkan bacaan dan penjelasan sang kyai, sambil membuat
catatan pada bukunya. KemampuanKemampuan santri dalam
membaca kitab kuning/klasik adalah kriteria yang paling mendasar
dalam menilai kemampuan santri. Kitab kuning/ klasik merupakan
kumpulan kodifikasi tata nilai yang dianut oleh masyarakat pesantren.
Secara lebih terinci Azyumatdi Azra mendefinisikan kitab kuning
adalah “Kitab-kitab keagamaan berbahasa Arab Melayu atau Jawa atau
berbahasa lainnya di Indonesia dengan menggunakan aksara Arab,
yang selain ditulis oleh ulama Timur Tengah juga ditulis oleh ulama
Indonesia sendiri”. Dari definisi kitab kuning/klasik di atas, didapat
suatu titik temu, bahwa pada dasarnya kitab kuning itu adalah kitab
keagamaan, baik dengan bahasa aslinya yaitu bahasa Arab ataupun
yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia atau buku-buku
agama yang ditulis oleh ulama Indonesia, tetapi tetap menggunakan
aksara Arab, meskipun bahasanya dengan bahasa Indonesia atau
bahasa arab (Nasution, S. 2020).

2.1.5. Tipe-tipe Pesantren


Kemenag membagi tipe-tipe pesantren menjadi 3 yaitu pesantren
salafiyah, pesantren khalafiyah (Ashriyah), dan pesantren kombinasi.
1. Pesantren Salaf
Pesantren salaf atau pondok pesantren salafiyah adalah sebutan
bagi pondok pesantren yang mengkaji kitab-kitab kuning (kitab
kuno). Pesantren salaf identik dengan pesantren tradisional (klasik)
yang berbeda dengan pesantren modern dalam hal metode dan

10
infrasukturnya. Di pesantren salaf, hubungan antara kyai dan santri
cukup dekat dengan emosional. Kyai terjun langsung dalam
menangani para santrinya.
Pada dasarnya, pesantren salaf adalah bentuk asli dari lembaga
itu sendiri. Sejak munculnya pesantren, format pendidikan pesantren
adalah bersistem salaf. Kata salaf merupakan bahasa arab yang
berarti terdahulu, klasik, kuno, atau tradisional. Seiring
berkembangnya zaman, tidak sedikit pesantren salaf yang
beradaptasi dan mengombinsikan sistem pembelajaran modern.
2. Pesantren modern
Pesantren modern dikenal juga dengan istilah pesantren khalaf.
Ciri khas dari pesantren modern ialah tidak terfokus pada kajian
kitab kuning, tetapi juga mengikuti perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi. Pesantren model ini dalam wujud sistem
pendidikannya sudah terbentuk kurikulum yang diorganisir dengan
ragam perampingan terhadap nilai- nilai intrinsic kitab kuning
tersebut sehingga bersifat ilmiah yang disertai dengan ilmu-ilmu
umum.
Salah satu contoh model pesantren ialah pesantren modern
Darussalam gontor, zaitun solo, darun najah, dan darur Rahman
jakarta, dan al-kinanah jambi. Karakteristik dari model pesantren ini
ialah menekan pada penguasaan bahasa asing, kurikulum berbasis
modern, penekanan pada rasionalitas, orientasi masa depan,
percaturan hidup yang semakin mengglobal dan penguasaan terhadap
teknologi informasi dan komunikasi.
Pesantren modern setidaknya memiliki empat ciri penting.
Pertama, memiliki menajemen dan administrasi modern yang baik.
Kedua, tidak terikat pada figur kyai sebagai tokoh dan pimpinan
sentral. Ketiga, pola dan sistem pendidikan yang digunakan modern
dengan kurikulum tidak hanya bergantung pada ilmu agama, tetapi
juga ilmu umum. Keempat, sarana dan prasarana bangunan lebih
mapan, tertata rapih, permenen dan berpagar. Berbagai fasilitas

11
pendidikan yang terdapat dalam pesantren modern menjadi salah satu
keunggulan tersendiri yang bisa meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
Kendati ciri khas pesantren modern memiliki keunggulan dari
segi perkembangan kurikulum dan sistem pendidikan yang
dijalankan, namun masih terdapat beberapa kelemahan yang harus
dibenahi dalam rangka mengembalikan khittah berdirinya pesantren.
Pesantren modern sring kali hanya terfokus pada penguasaan bahasa
asing dan pengembangan tekonologi sehingga mengabaikan
penguasaan tradisi kitab kuning yang sudah mendara daging dalam
peradapan sejarah pesantren sejak dulu sampai sekarang
3. Pesantren semi modern merupakan perpaduan antara pesantren
tradisional dan modern.
Pesantren model ini bercirikan nilai-nilai tradisional yang masih
kental dipegang teguh, kyai masih menempati posisi sentral, dan
norma kode etik pesantren masih tetap menjadi standrat pola
pengembangan pesantren. Tetapi pesantren juga mengadopsi sistem
pendidikan modern yang revelan dengan perkembangan zaman dan
tantangan masa depan.
Selain pengajaran kitab kuning, model pesantren ini juga masih
terus menerus mengembangkan nalar kritis dan keterampilan santri
sehingga keberadaannya pun mampu beradaptasi dengan lingkungan
sekitar dan berkiprah dalam pengembangan sosial kemasyararakat.
Pesamtren yang menerapkan model ini ialah pesantren annuquyah
(sumenep), pesantren tebuireng (jombang), dan pesantren mathali’ul
falah (kajen).
Sementara itu ciri khas pesantren semi modern ini ialah ada dua
perpaduan antara keduanya memang terkesan tidak fokus. Namun
sesunggunya model pesantren ini berupaya mecetak kader-kader
santri yang tidak hanya menguasai ilmu agama. Penguasaan terhadap
bahasa asing dan pengembangan teknologi modern juga menjadi
penekanan yang sangat kuat demi tercapainya pengembangan

12
keilmuan yang integratif. Di tengah arus modernisasi ini, keilmuan
integratif menjadi sangat penting dalam menopang kematangan
seorang santri agar potensi yang terpendam dapat tersalurkan dengan
baik. (Syafe’I, Imam. 2017).

2.1.6. Ciri Khas Pesantren


Adapun ciri khas dari pesantren antara lain (Feridnan, 2016):
1. Dalam lembaga pendidikan Islam yang disebut pesantren, sekurang-
kurangnya ada unsur-unsur: Kyai yang mengajar dan mendidik, santri
yang belajar dari kyai, masjid sebagai tempat penyelenggaraan
pendidikan, shalat berjama’ah dan sebagainya, serta pondok atau
asrama tempat tingggal para santri.
2. Lima elemen pesantren, yaitu: pondok, masjid, pengajaran kitab-kitab
klasik, santri dan kyai

2.1.7. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Pesantren


Fungsi pendidikan pesantren adalah dapat menyumbang penanaman iman,
suatu yang diinginkan oleh pendidikan nasional dan seiring dengan berjalannya
waktu, pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan agama non formal
ini mengalami kenaikan yang signifikan dari masa ke masa, dimana dalam suatu
lembaga ini menyuguhkan kajian baik tradisional ataupun modern. (Tafsir,
ahmad.2010)
Tujuan pendidikan dalam pandangan Mastuhu sebagai berikut :
Menciptakan kepribadian muslim yaitu kepribadian yang berima dan bertaqwa
kepada tuhan, berakhalak mulia bermanfaat bagi masyarakat atau berhikmat
kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau menjadi abdi masyarakat
mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama
atau menegakkan islam dan kejayaan umat islam di tengah-tengah masyarakat
dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia.
Idealnya pengembangan kepribadian yang ingin dituju ialah kepribadian
mukhsin, bukan sekedar muslim Mastuhu.2017)

13
Sebagaimana yang diketahui, bahwa pondok pesantren adalah suatu
lembaga pendidikan swasta yang didirikan oleh seorang kyai sebagai sentral
figure yang berdaulat menetapkan tujuan pendidikan pondoknya, tujuan
diselenggarakannya pendidikan pesantren secara umum adalah membimbing
peserta didik santri untuk menjadi manusia yang memiliki kepribadian islamu,
yang dengan ilmu agamanya mereka sanggup menjadi mubaligh untuk
menyebarkan agama islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya.
(Barizi, ahmad.2015)

2.1.8. Budaya-budaya Pesantren


Ada banyak sekali pengertian mengenai budaya. A.L. Kroeber dan C.
Kluckhohn menghimpun sebanyak 160 lebih mengenai definisi kebudayaan
tersebut dalam buku mereka berjudul Culture, a Critical Review of Concepts and
Definitions. Secara etimologis, Koentjaraningrat menyatakan bahwa kata budaya
berasal dari kata budhayah, bahasa Sanskerta, yang merupakan bentuk jamak
dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan
dapat dikatakan “hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal.” Karena ia
berkaitan dengan budi dan akal manusia, maka skupnya pun menjadi demikian
luas. Koentjaraningrat kemudian menyatakan bahwa kebudayaan paling sedikit
mempunyai tiga wujud, yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-
nilai, norma peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas, kelakuan berpola
dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Berdasarkan pengertian tentang budaya yang demikian, maka setiap
individu, komunitas dan masyarakat melalui kreasinya pun bisa menciptakan
sebuah budaya tertentu Ketika kreasi yang diciptakan itu kemudian secara
berulang, bahkan kemudian menjadi kesepakatan kolektif maka pada saat itu
kreasi itu telah menjelma menjadi sebuah budaya. Salah satu komunitas yang
mampu membentuk budaya yang khas adalah pesantren.

14
Menurut Manfred Ziemek asal kata pesantren adalah “pe-santri-an” yang
artinya tempat santri. Jadi pesantren adalah tempat para santri untuk menuntut
ilmu (Agama Islam). Pesantren adalah sebuah kawasan yang khas yang ciri-
cirinya tidak dimiliki oleh kawasan yang lain. Karenanya tidak berlebihan jika
Abdurrahman Wahid menyebut sebagai sub-kultur tersendiri. Adapun unsur-unsur
yang terdapat dalam sistem pendidikan pesantren secara tradisional yang
menjadikannya khas adalah kiai, santri, masjid, pondok dan pengajaran kitabkitab
klasik.
Secara garis besar, tipologi pesantren bisa dibedakan paling tidak menjadi
tiga jenis, walaupun agak sulit untuk membedakan secara ekstrim diantara tipe-
tipe tersebut yaitu salafiyah (tradisional), khalafiyah (modern) dan terpadu.
Salafiyah adalah tipe pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam,
atau kitab-kiab klasik yang ditulis oleh para ulama terdahulu. Metode pengajaran
yang digunakan hanyalah metode bandongan, sorogan, hafalan dan musyawarah.
Khalafiyah adalah tipe pesantren modern, yang di dalamnya mengajarkan
ilmu-ilmu agama Islam dan ilmu-ilmu pengetahuan umum, tetapi masih tetap
mengajarkan kitab-kitab klasik seperti pesantren salafiyah. Pola kepemimpinan
pesantren tipe ini biasanya kolektif- demokratis, sehingga tugas dan wewenang
telah dideskripsikan secara jelas, sehingga tidak ada pemusatan keputusan pada
figur seorang kiai. Sistem yang digunakan adalah sistem klasikal, dan evaluasi
yang digunakan telah memiliki standar yang jelas dan modern.
Pesantren salafiyah atau tradisional adalah model pesantren yang muncul
pertama kali. Pesantren ini biasanya berada di pedesaan, sehingga warna yang
muncul adalah kesederhanaan, kebersahajaan dan keikhlasan yang murni. Tetapi
seiring perkembangan zaman maka pesantren juga harus mau beradaptasi dan
mengadopsi pemikiran-pemikiran baru yang berkaitan dengan sistem (M.
Syaifuddien Zuhrly. 2011)

2.2. Kosep Poskestren


2.2.1. Definisi Poskestren
Poskestren adalah wujud Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat di
Pondok pesantren yang memberikan pelayanan kesehatan dasar yang difokuskan
pada pelayanan promotif, preventif, rehabilitatif (melindungi, mencegah

15
memelihara kesehatan) menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), namun
demikian, poskestren ternyata belum sepenuhnya dimanfaatkan warga yang
ada di pesantren terutama para santri (Farisy, 2016).
Poskestren merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok pesantren, dengan prinsip dari, oleh,
dan untuk warga pondok pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif,
preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif, dengan binaan
puskesmas setempat (Permenkes 2013).

2.2.2. Tujuan Poskestren


Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN) bertujuan meningkatkan
pengetahuan kesehatan dan sikap hidup sehat serta pemberian layanan
keesehatan untuk warga pesantren, (Wahyudin, 2015), dapat memberdayakan
santri dalam bidng kesehatan diri dan lingkungannya (Anita, 2020)
Menurut (Permenkes, 2013) Tujuan POSKESTREN yaitu : Tujuan Umum
: Mewujudkan kemandirian warga pondok pesantren dan masyarakat sekitar
dalam berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan warga pondok pesantren dan masyarakat
sekitarnya tentang kesehatan
2. Meningkatkan sikap dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi warga
pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya
3. Meningkatkan peran serta aktif warga pondok pesantren dan warga
masyarakat sekitarnya dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dan
4. Memenuhi layanan kesehatan dasar bagi warga pondok pesantren dan
masyarakat sekitarnya.

2.2.3. Fungsi Poskestren


Menurut (Permenkes, 2013) fungsi POSKESTREN yaitu :
1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dalam
alih informasi pengetahuan dan keterampilan, dari petugas kepada
warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya, dan antar sesama
pondok pesantren dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat.

16
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada
warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya.
3. Sebagai wadah pembelajaran tentang nilai dan ajaran agama Islam
dalam menghadapi permasalahan kesehatan.

2.2.4. Manfaat Poskestren


Menurut (Permenkes, 2013) manfaat POSKESTREN yaitu :
1. Bagi pondok pesantren
a. Tersedianya layanan dan akses kesehatan dasar.
b. Penyebaran informasi kesehatan.
c. Pengembangan dan perluasan kerja sama pondok pesantren
dengan instansi terkait.
d. Terpeliharanya sarana sanitasi lingkungan.
2. Bagi Warga Pondok Pesantren dan Masyarakat Sekitarnya
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi,
pengetahuan dan pelayanan kesehatan dasar.
b. Memperoleh bantuan secara profesional dalam pemecahan
masalah kesehatan.
c. Mendapat infomasi awal tentang kesehatan.
d. Dapat mewujudkan kondisi kesehatan yang lebih baik bagi
warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya.
3. Bagi Kader Poskestren
a. Mendapatkan informasi lebih awal tentang kesehatan.
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya untuk membantu warga
pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya.
4. Bagi Puskesmas
a. Dapat mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata
pertama.

17
b. Dapat memfasilitasi warga pondok pesantren dan masyarakat
sekitarnya dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi
setempat.
c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui
pemberian pelayanan kesehatan secara terpadu.
5. Bagi Sektor Lain
a. Dapat memfasilitasi warga pondok pesantren dan masyarakat
sekitarnya dalam pemecahan masalah sektor terkait.
b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara
terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing
sektor.

2.2.5. Sasaran Poskestren


Sasaran Poskestren terdiri atas :
1. Pondok pesantren
2. Masyarakat pondok pesantren, yang terdiri atas:
a. Warga pondok pesantren: santri, kiai, pimpinan, pengelola, dan
pengajar di pondok pesantren termasuk wali santri
b. Masyarakat di lingkungan pondok pesantren;
c. Tokoh masyarakat: tokoh agama Islam, Pimpinan Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) dan pimpinan organisasi
kemasyarakatan lainnya di lingkungan pondok pesantren; dan d.
petugas kesehatan dan stakeholders terkait lainnya (S, Wijaya
2018).

2.2.6. Kegiatan Poskestren


1. Kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan Poskestren, lebih
diutamakan dalam hal pelayanan promotif (peningkatan kesehatan) dan
preventif (pencegahan), tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan)
dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan), yang dilandasi semangat
gotong royong dengan pembinaan oleh Puskesmas setempat.
Pelayanan yang disediakan oleh Poskestren adalah pelayanan

18
kesehatan dasar, yang meliputi promotif, preventif, rehabilitatif
(memelihara kesehatan, mencegah, pemulihan kesehatan) dan kuratif
(pengobatan). Khusus untuk pelayanan kuratif dan beberapa pelayanan
preventif tertentu, seperti imunisasi dan pemeriksaan kesehatan berkala
dilaksanakan oleh petugas kesehatan. Pelayanan kesehatan tersebut di
atas, secara rinci sebagai berikut:
1) Upaya Promotif, antara lain:
a. Konseling kesehatan
b. Penyuluhan kesehatan, antara lain: PHBS, penyehatan
lingkungan, gizi, kesehatan reproduksi, kesehatan jiwa dan
NAPZA, penyakit menular dan tidak menular, serta TOGA
c. Olahraga teratur; dan
d. Lomba lingkungan bersih dan sehat, mading, poster.
2) Upaya Preventif, antara lain:
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Penjaringan kesehatan santri
c. Imunisasi
d. Kesehatan lingkungan dan kebersihan diri
e. Pemberantasan nyamuk dan sarangnya
f. Penyediaan dan pemanfaatan air bersih dan
g. Deteksi dini gangguan jiwa dan NAPZA.
3) Upaya Kuratif
Upaya kuratif dapat dilakukan oleh Poskestren dalam bentuk
merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau kunjungan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dari puskesmas. Selain itu
upaya kuratif yang dapat dilakukan oleh Poskestren antara lain
melakukan pertolongan pertama pada penyakit ringan dan
menyediakan kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
4) Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif dilakukan oleh Poskestren untuk
menindaklanjuti penanganan pasien pasca perawatan di
puskesmas/rumah sakit.

19
2. Waktu dan tempat penyelenggaraan
a. Rutin atau ditetapkan sesuai kesepakatan bersama
b. Pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan di ruang tersendiri,
baik menggunakan salah satu ruang pondok pesantren atau
tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh warga
pondok pesantren dan masyarakat sekitar.
Tempat penyelenggaraan sekurang-kurangnya di lengkapi dengan :
a. Tempat pemeriksaan
b. Tempat konsultasi (gizi,sanitasi, dll)
c. Tempat penyimpanan obat (S, Wijaya 2018)
3. Selain sarana tersebut di atas, Poskestren perlu dilengkapi dengan:
1) Peralatan
Peralatan Medis yang di sesuaikan dengan jenis pelayanan yang
disediakan
2) Peralatan Non Medis
Sarana pencatatan, meja, kursi, tempat tidur, dan lain-lain sesuai
kebutuhan.
3) Obat-obatan Jenis dan jumlah obat-obatan yang perlu disediakan di
Poskestren sesuai dengan petunjuk petugas puskesmas setempat
(Permenkes, 2013)
2.2.7. Pengelola Poskestren
Struktur organisasi Poskestren ditetapkan melalui musyawarah warga
pondok pesantren pada saat pembentukan Poskestren. Struktur organisasi tersebut
bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan,
kondisi, permasalahan dan kemampuan sumber daya yang ada. Struktur organisasi
minimal terdiri dari:
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara dan
4. Kader Poskestren yang merangkap sebagai anggota.
Pengelola Poskestren dipilih dari dan oleh warga pondok pesantren dan
masyarakat sekitarnya pada saat musyawarah pembentukan Poskestren. Kriteria

20
pengelola Poskestren antara lain sebagai berikut: Diutamakan berasal dari warga
pondok pesantren dan tokoh masyarakat setempat. Memiliki semangat pengabdian
berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi masyarakat dan . Bersedia bekerja
secara sukarela bersama masyarakat. (S, Wijaya, 2018).

2.2.8. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksanaan Poskestren


Tugas dan Tanggung Jawab Para Pelaksana Terselenggaranya pelayanan
Poskestren melibatkan banyak pihak. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-
masing pihak dalam menyelenggarakan Poskestren adalah sebagai berikut:
1. Kader Poskestren (Santri Husada)
Kader Poskestren merupakan ujung tombak di Poskestren. Selain sebagai
pelaksana, para kader Poskestren diharapkan dapat berfungsi antara lain
sebagai penggerak masyarakat, pemberi semangat, pengagas kegiatan,
maupun suri teladan. Jumlah kader untuk setiap Poskestren minimal 3 % dari
jumlah santri atau disesuaikan dengan kebutuhan dan kegiatan yang
dikembangkan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh kader
Poskestren antara lain:
a) Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan
b) Melakukan inspeksi sanitasi (pemeriksaan kesehatan lingkungan)
c) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat
d) Menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi
keagamaan
e) Mengukur berat dan tinggi badan
f) Memeriksa tajam penglihatan
g) Mendeteksi dini masalah kesehatan jiwa dan NAPZA
h) Memberikan pelayanan kesehatan sesuai kewenangannya, misalnya
memberikan vitamin,pemberian tablet zat besi (Fe) dan oralit serta
menolong santri yang sakit
i) Melakukan pencatatan pada buku catatan Poskestren
j) Mengadakan pemutakhiran data sasaran Poskestren.

2. Pengelola Poskestren:

21
a) Bertanggung jawab terhadap keberlangsungan Poskestren
b) Merencanakan, mengorganisasi, dan mengevaluasi penyelenggaraan
Poskestren
c) Menggalang dukungan dana
d) Menjalin kemitraan
e) Menyediakan kebutuhan Poskestren
f) Melakukan pencatatan.
g) Petugas Puskesmas
Poskestren merupakan salah satu UKBM binaan puskesmas. Kehadiran
tenaga kesehatan puskesmas yang diwajibkan dalam pembinaan di Poskestren
hanya satu kali dalam sebulan. Peran petugas puskesmas antara lain sebagai
berikut :
1. Membimbing dan membina kader dalam pengelolaan Poskestren termasuk
melakukan orientasi dan pelatihan
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan kehadiran wajib
petugas puskesmas untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan satu kali
dalam sebulan. Namun untuk Poskestren yang baru dibentuk, fasilitasi
petugas puskesmas dapat dilakukan sesuai kebutuhanMenyelenggarakan
penyuluhan kesehatan masyarakat kepada pengunjung Poskestren dan
masyarakat sekitarnya
3. Mengolah dan menganalisa data hasil kegiatan Poskestren, menyusun
rencana kerja peningkatan kesehatan di pondok pesantren
4. Menerima konsultasi atau rujukan dalam menangani berbagai kasus
kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi oleh kader Poskestren
5. Merujuk ke unit layanan kesehatan yang lebih tinggi bila diperlukan
6. Membantu pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan yang dibutuhkan
Poskestren (Permenkes, 2013).

2.3. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)


2.3.1 Pengertian PHBS
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat

22
dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu
masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri sehingga masyarakat
sadar, mau dan mampu mempraktekkan PUBS melalui pendekatan pimpinan
(Advokasi), bina suasana (Sosial Suport) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu PHBS Rumah Tangga, PHBS
Sekolah, PHBS Tempat Kerja, PHBS Sarana Kesehatan, PHBS Tempat-tempat
Umum.

2.3.2 PHBS di Lingkungan Pesantren


Dikatakan, hidup sehat sebagaimana diajarkan rosulullah sebenarnya telah
menjadi dasar perikehidupan dalam lingkungan pesantren dan layanan pos
kesehatan sebagai penunjang agar para santri dan masyarakat di lingkungan
pesantren terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat. Dalam tausyiyahnya
Habib Luthfi mengatakan, sebenarnya dirinya sangat malu bila melihat ummat
Islam susah diajak hidup bersih dan sehat. Pasalnya dalam Islam sendiri
sebenarnya telah diajarkan bagaimana hidup bersih itu sesungguhnya bagian dari
iman. Akan tetapi pada kenyatannya banyak diantara kita belum terbiasa
berperilaku hidup bersih dan sehat, ujarnya di hadapanribuan jama’ah maulid.
Pondok Pesantren pada awal berdirinya mempunyai pengertian yang
sederhana, yaitu tempat pendidikan santri-santri untuk mempelajari pengetahuan
agama Islam di bawah bimbingan seorang Guru/Ustadz/Kyai dengan tujuan
untui menyiapkan santri-santri menguasai Ilmu Agama Islam dan siap
mengajarkan agama Islam dengan mendirikan Pesantren baru untuk
memperbanyak jumlah kader dakwah Islamaiyahnya.
Pesantren merupakan tempat untuk mendidik agar santri-santri menjadi
orang yang bertaqwa, berakhlak mulia serta memeiliki kecerdasan yang tinggi.
Santri-santri yang berada di pondok Pesantren merupakan anak didik yang pada
dasarnya sama saja dengan anak didik di sekolah-sekolah umum yang harus
berkembang dan merupakan sumber daya yang menjadi generasi penerus
pembangunan yang perlu mendapat perthatian khusus terutama kesehatan dan
pertumbuhannya. Permasalahan kesehatan yang dihadapi santri-santri tidak beda

23
dengan permasalahan yang dihadapi anak sekolah umum bahkan bagi santri
yang mondok akan bertambah lagi dengan masalah kesehatan lingkungan yang
ada di pondok yang mereka tempati. Berdasarkan hal tersebut di atas dituntut
suatu peran aktif dari masyarakat dalam hal ini adalah Pesantren bekerjasam
dengan pihak kesehatan melakukan pembinaan kesehatan bagi santri-santri yang
ada sehingga terwujud pola perilaku hidup bersih dan sehat bagi para santri dan
masyarakat Pondok Pesantren serta masyarakat lingkungannya.

2.4. Upaya Kesehatan Lingkungan di Pondok Pesantren


2.3.3 Ciri-ciri Pondok Pesantren Sehat
1. Bersih, Jika Pondok Pesantren bersih otomatis lingkungan Pondok
Pesantren juga sehat dan terhindar dari bakteri atau virus yang
menyebabkan penyakit
2. Tidak Genangan Air
Genangan air juga sangat berpengaruh pada kesehatan lingkungan di
Pondok Pesantren mengapa demikian, karena jika terdapat genangan
air dan tidak segera disurutkan atau dibersihkan akan menyebabkan
nyamuk bertelur dan air tersebut terdapat banyak jentik-jentik dan
penyebab penyakit DBD
3. Sampah Tidak Berserakan
Ini juga ciri-ciri pondok pesantren sehat, karena sampah merupakan
sumber dari sumber virus dan bakteri bertempat tinggal. Jadi jika
pondok pesantren bebas dari sampah yang berserakan akan tercipta
lingkungan pondok pesantren yang sehat
4. Tersedia Jamban Sehat
Yang dimaksud jamban sehat yaitu pembuangan kotoran manusia
atau feses pada jamban yang dibuat tidak membuangnya di sungai
atau lainnya
5. Bangun Gedung Sehat
Salah satunya hindari bangunan yang lembab dan buat ventilasi udara
agar ruangan gedung bisa bertukar udara

24
2.3.4 Manfaat
Dimana beberapa manfaat yang dapat kita rasakan apabila kita menjaga
santasi atau kebersihan di Pondok Pesantren, yaitu :
1. Mencegah penyakit
2. Mencegah timbulnya bau tidak sedap
3. Menghindari pencemaran baik air, udara maupun tanah
4. Mengurangi jumlah presentase orang sakit
5. Pondok Pesantrren menjadi bersih, sehat dan nyaman

2.3.5 Penyakit yang Muncul


A. Scabies
Penyakit scabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh tungau
yang berukuran kecil, sehingga untuk melihatnya diperlukan alat bantu
berupa mikroskop dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tungau
ini bisa bertahan hidup hanya dalam dua sampai tiga hari
Gejala scabies yaitu gatal pada kulit terutama memburuk atau
bertambah parah saat malam hari. Dimana cara penularannya antara lain :
penggunaan sabun yang bergantian, baju, handuk dan selimut juga
digunakan banyak orang atau bergantian merupakan cara penularan
penyakit ini, selain itu juga tidak bernah menjemur Kasur.

2.5. Penyakit Diare


2.5.1. Penegertian Diare
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan
dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau
lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011). Diare adalah buang air besar pada
balita lebih dari 3 kali sehari disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair
dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu
(Juffrie dan Soenarto, 2012).
Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat
kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10ml/kg/hari) dengan
peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung

25
kurang dari 14 hari (Tanto dan Liwang, 2014). Berdasarkan ketiga definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa diare adalah buang air besar dengan
bertambahnya frekuensi yang lebih dari biasanya 3 kali sehari atau lebih dengan
konsistensi cair.

2.5.2. Faktor-faktor
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E.
coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas,
dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus,
dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan
jamur (C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan
yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa
dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan
galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang
terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu bisa terjadi
malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor Makanan
a. Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun
dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
a. Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas),
jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.

2.5.3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala awal diare ditandai dengan anak menjadi cengeng,
gelisah, suhu meningkat, nafsu makan menurun, tinja cair (lendir dan tidak
menutup kemungkinan diikuti keluarnya darah, anus lecet, dehidrasi (bila terjadi
26
dehidrasi berat maka volume darah berkurang, nadi cepat dan kecil, denyut
jantung cepat, tekanan darah turun, keadaan menurun diakhiri dengan syok),
berat badan menurun, turgor kulit menurun, mata dan ubun-ubun cekung, mulut
dan kulit menjadi kering (Octa dkk, 2014).

2.5.4. Pengobatan Diare


Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan: jenis cairan, cara
memberikan cairan, jumlah pemberianya.
Cairan per oral. Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan
diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCL dan NaHCO3, KCL dan
glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak di atas umur 6 bulan kadar
natrium 90 mEq/L.Formula lengkap sering disebut oralit.Cairan sederhana yang
dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandung garam dan gula
(NaCL dan sukrosa), atau air tajin yang diberi garam dan gula untuk pengobatan
sementara di rumah sebelum dibawa berobat ke rumah sakit/pelayanan
kesehatan untuk mencegah dehidrasi lebih jauh.
Cairan parental. Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan
sesuai dengan kebutuhan pasien misalnya untuk bayi atau pasien yang MEP.
Tetapi kesemuanya itu bergantung tersedianya cairan setempat. Pada umumnya
cairan ringer laktat (RL) selalu tersedia di fasilitas kesehatan dimana saja.
Mengenai pemberian cairan seberapa banyak yang diberikan bergantung dari
berat /ringanya dehidrasi, yang pemberian cairan pasien malnutrisi energi protein
(MEP) tipe marasmik.

2.5.5. Penularan Diare


Menurut departemen Kesehatan RI (2005), kuman penyebab diare
biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan atau minuman
yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita.
Beberapa perilaku yang dapat menyebabkan penyebaran kuman enteric
dan meningkatkan resiko terjadinya dire yaitu: tidak memberikan ASI secara
penuh 4-6 bulanpada pertama kehidupan, menggunakan botol susu, menyimpan
makanan masak pada suhu kamar, menggunakan air minum yang tercemar, tidak

27
mencuci tangan sesudah membuang tinja anak, tidak mencuci tangan sebelum
dan sesudah menyuapi anak dan tidak membuang tinja termasuk tinja bayi yang
benar.
2.5.6. Pencegahan Diare
Untuk mencegah penyebaran diare dapat dilakukan dengan cara:
1. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun sampai bersih pada
lima waktu penting:
a. Sebelum makan.
b. Sesudah buang air besar (BAB).
c. Sebelum menyentuh balita anda.
d. Setalah membersihkan balita anda setelah buang air besar.
e. Sebelum proses menyediakan atau menghidangkan makan
untuk siapapun.
2. Mengkonsumsi air yang bersih dan sehat atau air yang sudah melalui
proses pengolahan. Seperti air yang sudah dimasak terlebih dahulu,
proses klorinasi.
3. Pengolahan sampah yang baik dengan cara pengalokasiannya
ditempatkan ditempat yang sudah sesuai, supaya makanan anda tidak
dicemari oleh serangan (lalat, kecoa, kutu, dll)
4. Membuang proses MCK (Mandi Cuci Kakus) pada tempatnya,
sebaiknya anda meggunakan WC/jamban yang bertangki septik atau
memiliki sepiteng (Ihramsulthan.com, 2010).

2.6. Disminore
2.6.1. Pengertian Disminore
Tanda dan gejala awal diare ditandai dengan anak menjadi cengeng,
gelisah, suhu meningkat, nafsu makan menurun, tinja cair (lendir dan tidak
menutup kemungkinan diikuti keluarnya darah, anus lecet, dehidrasi (bila terjadi
dehidrasi berat maka volume darah berkurang, nadi cepat dan kecil, denyut
jantung cepat, tekanan darah turun, keadaan menurun diakhiri dengan syok),
berat badan menurun, turgor kulit menurun, mata dan ubun-ubun cekung, mulut
dan kulit menjadi kering (Octa dkk, 2014). didefinisikan sebagai kondisi medis

28
yang terjadi sewaktu haid/menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas dan
memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah
perut maupun panggul. (Judha,2012).
Dengan demikian, istilah Dismenorea biasa dipakai untuk nyeri haid yang
cukup berat. Sehingga, memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan
pekerjaan atau aktivitas rutinnya sehari-hari selama beberapa jam atau beberapa
hari. Dismenorea berat adalah nyeri haid yang disertai mual, muntah, diare,
pusing, nyeri kepala, dan kadang pingsan. Jika sudah demikian, penderita tidak
boleh menganggap remeh dan harus segera memeriksakan diri ke dokter.
(Anurogo&Wulandari,2011).
2.6.2. Faktor-faktor
Secara umum nyeri haid muncul akibat kontraksi distritmik miometrium
yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai
berat di perut bagian bawah ,bokong, dan nyeri spasmodic di sisi medial paha.
Riset biologi molekuler terbaru berhasil menemukan kerentanan gen
(susceptibility genes), yaitu genotype CYP1A1 Mspl dan Hincll memodifikasi
hubungan antara merokok pasif (passive smiking) dan nyeri haid. Berikut adalah
penyebab nyeri haid.
1. Dismenorea Primer
a. Faktor endokrin, pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang
terjadi pada Dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang
berlebihan. Factor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus
dan kontraktilitas otot usus.
b. Faktor kejiwaan, pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil,
apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang
proses haid, mudah timbul dismenorea.
c. Faktor konstitusi, factor ini yang erat hubungannya denganfaktor
tersebut diatas , dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri.
Factor-faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebgainya dapat
mempengaruhi timbulnya Dismenorea.
d. Faktor obstruksi kanalis servikalis (leher rahim), salah satu teori
paling tua untuk menerangkan dismenorea primer adalah stenosis

29
kanalis servikalis. Sekarang hal tersebut tidak lagi dianggap sebagai
faktor penting sebagai penyebab Dismenorea primer, karena banyak
wanita yang mengalami Dysmenorrhea primer tanpa uterus dalam
hiperantefleksi, begitu juga sebaliknya. (Sarwono,2008) .
2. Dismenorea Sekunder
a. Uterine myoma (tumor jinak rahim yang terdiri dari jaringan otot),
terutama mioma submukosa (bentuk mioma uteri)
b. Uterine polyps (tumor jinak rahim)
c. Adanya AKDR (Alat kontrasepsi dalam rahim)
d. Endometriosis pelvis (jaringan endometrium yang berada di panggul)
e. Penyakit radang panggul kronis
f. Tumor ovarium
g. Factor psikis, seperti gangguan libido dan konfik dengan pasangan
h. Allen-Masters Syndrome (kerusakan lapisan otot di panggul sehingga
pergerakan serviks (leher rahim) meningkat abnormal). Sindrom
masters ditandai dengan nyeri perut bagian bawah yang akut, nyeri saat
bersenggama ,kelelahan yang sangat ,nyerii panggul secara umum, dan
nyeri punggung (backache). (Anurogo&Wulandari,2011)

2.6.3. Gambaran Klinis


1. Dismenorea primer
Dismenorea primer muncul berupa serangan ringan,kram pada bagian
tenga,bersifat spasmodic yang dapat menyebar ke punggung atau paha bagian
dalam.(Morgan&Hamilton ,2009). Umumnya ketidaknyamanan dimulai 1-2
hari sebelum menstruasi, namun nyeri paling berat selama 24 jam pertama
menstruasi dan mereda pada hari kedua. Muntah
1. Diare
2. Sakit kepala
3. Sinkop
4. Nyeri kaki

2. Dismenorea Sekunder

30
a) Indikasi
- Dismenorea dimulai setelah usia 20 tahun
- Nyeri bersifat unilateral

3. Faktor-faktor yang berhubungan sebagai penyebab


a. PRP
b. Awitan akut
c. Dispareunia
d. Nyeri tekan saat palpasi dan saat bergerak
e. Massa adneksa yang dapat teraba
f. Endometriosis
g. Dispareunia siklik
h. Intensitas nyeri semakin meningkat epanjang menstruasi (tidak terjadi
sebelum menstruasi dan tidak berakhir dalam beberapa jam, seperti
pada kasus Dismenorea primer
i. Nyeri yang menetap bukannya kram dan mungkin spesifik pada sisi
lesi
j. Kadang ditemukan nodul yang mungkin teraba selama pemeriksaan

4. Fibroleiomioma dan Polip Uterus


a. Awitan Dismenorea sekunder lebih lambat pada
b. tahun reproduksi daripada dismenorea primer
c. Disertai perubahan dalam aliran menstruasi
d. Nyeri kram d) Fibroleimioma yang dapat teraba
e. Polip yang bias atau tidak menonjol pada serviks

5. Prolaps uterus
a. Awitan Dismenorea sekunder lebih lambat pada tahun-tahun
reproduktif daripada Dismenorea primer
b. Lebih umum terjadi pada pasien multipara
c. Nyeri punggung awalnya dimulai saat pramenstruasi dan menetap
sepanjang menstruasi

31
d. Disertai dipareunia dan nyeri panggul yang lebih berat saat
pramenstruasi ,dan mungkin dapat dipulihkan dengan posisi telentang
atau lutut-dada
e. Sistokel dan inkontinensia stress urine terjadi bersamaan.
(Morgan&Hamilton ,2009)

6. Faktor Risiko
Ada beberapa banyak hal yang menjadi factor risiko terjadinya
Dismenorea primer dan sekunder. Faktor faktor tersebut antara lain
(Anurogo&Wulandari,2011)
1. Faktor risiko Dismenorea primer, berikut adalah beberapa faktor risiko
Dismenorea primer :
a. Usia saat mentruasi pertama kurang dari 12 tahun
b. Belum pernah melahirkan anak
c. Haid memanjang atau dalam waktu yang lama
d. Merokok
e. Riwayat keluarga positif terkenan penyakit
f. Kegemukan
g. Faktor risiko Dismenorea sekunder
2. Faktor risiko Dismenorea sekunder :
a. Endometriosis
b. Penyakit radang panggul
c. Kista ovarium

32
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PONDOK PESANTREN
PUTRI AL-HIDAYAH TANGGULANGIN

KASUS :
Pondok Pesantren Al-Hidayah adalah sebuah Pondok Pesantren yang
berada di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Pondok Pesantren tersebut
mempunyai santriwan dan santriwati yang berjumlah 1.200 orang pada saat kami
mengunjungi pondok tersebut kami menjumpai di Pondok Pesantren Al-Hidayah
para santrinya kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan sehingga banyak
santri yang mengalami masalah-masalah kesehatan. Pada saat kami melakukan
observasi kondisi lingkungan kamar cukup bersih dan tertata namun dengan
banyaknya orang yang tinggal disana mengakibatkan kondisi terlihat masih
kurang rapi . Untuk area sekitar pondok masih didapatkan banyak sampah
berserakan. Kami juga meihat santri sering keluar untuk membeli makanan atau
jajanan. Santri juga mengatakan bahwa belum ada penyakit serius yan diderita
oleh para santri. Para santri juga mengatakan bahwa semenjak adanya pandemic
hampir 50% santri mengalami mengalami demam, batuk dan pilek secara
bersamaan.

33
3.1. PENGKAJIAN
A. DATA INTI
1) Geografis
Wilayah : Kecamatan Tanggulangin , Sidoarjo
Luas : 71.424,25 Ha.
Jumlah :-
Batas wilayah : -
Utara : Pondok Santriwati Al-Hidayah
Selatan : Pondok Santriwan Al-Hidayah
Barat : Masjid
Timur : Pemukiman warga
2) Demografi
Jumlah warga pesantren : 1.200(Seluruh santriwan
santriwati Ponpes Al-Hidayah Ketegan)
Jumlah Santri : 500 santriwati
Table 1. Distribusi Santriwati Berdasarkan Usia

No Umur Frekuensi Presentase


1. 13-15 tahun 100 orang 30%
2. 16 - 18 tahun 120 orang 36%
3 19 – 22 tahun 280 orang 34%
Jumlah 500 orang 100%

Penjelasan: Jumlah keseluruhan santri Pondok Pesantren Al-


Hidayah adalah 330 orang. Dari data yang di dapat sebanyak 100 orang
santriwati berusia 13- 15 tahun dengan presentase 30%, dan 120 orang
santriwati berusia 16-18 tahun dengan presentase 36%, dan 110 orang
santriwati dengan presentase 34%

Table 2. Distribusi Santriwati Berdasarkan Suku


No Suku Frekuensi Presentase
1. Jawa 1.200 orang 58%

34
Juml 1.200 orang 100%
ah

3) Sejarah Pondok Pesantren


Di Pondok Pesantren “al-Hidayah” didirikan oleh
almarhum KH. Ma’shum Ahmad pada tanggal 15 Muharram
1395 H bertepatan dengan tanggal 28 Januari 1975 M.
Berdirinya Pondok Pesantren ini di latar belakangi oleh upaya
untuk mengamalkan ilmu yang beliau miliki sekaligus
menyediakan fasilitas pendidikan yang bernuansa agamis bagi
masyarakat desa Ketegan dan sekitarnya. Namun pada
perkembangan selanjutnya ternyata banyak juga masyarakat
dari luar daerah Sidoarjo yang datang untuk menuntut ilmu di
Pesantren ini.
Pada periode awal berdirinya, Pondok Pesantren al-Hidayah
ini hanya mengembangkan sistem pendidikan non formal
dengan metode klasik sebagaimana yang digunakan di
pesantren-pesantren salaf pada umumnya yaitu metode
bandongan, wetonan, hafalan dan sorogan.
Tanggal 2 Dzulqo’dah 1410 H, seiring dengan semakin
banyaknya jumlah santri diresmikanlah Madrasah Diniyah al-
Hidayah. Sistem madrasah ini dimaksudkan untuk memberikan
jenjang pendidikan yang bisa ditempuh oleh santri, mengingat
latar belakang yang dimiliki oleh santri yang beragam dan tidak
mungkin menyamaratakan materi pendidikan yang diberikan
kepada mereka.
Perluasan lingkup pendidikan semakin terasa ketika pada
tanggal 18 Juli 1994 diresmikan berdirinya Madrasah Aliyah
Salafiyah. Yang pada awal hanya program Keagamaan, dan
pada tahun 1998 dibuka program IPS guna memberikan
pelayanan bagi santri yang ingin memperdalam ilmu-ilmu
sosial. Dan pada tanggal 18 Juni 2002 diresmikan berdirinya

35
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah. Pendirian ini dimaksudkan
untuk menfasilitasi santri agar dapat mengikuti pendidikan
formal selain pendidikan non formal yang merupakan ciri khas
dan karakter pesantren.
Upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan baik
sistem, metode, ataupun sarana itu sampai saat ini terus
dilaksanakan melalui berbagai cara dengan mempertimbangkan
kebutuhan dan kemaslahatan santri sebagai bekal mereka
nantinya terjun kembali ke tengah masyarakat.

B. DATA SUB SISTEM


1) Lingkungan Fisik
a) Kualitas Air
Hasil Observasi : Pada air di kamar mandi terlihat
bersih berwarna putih di kamar mandi, untuk WC nya
bersih dan tidak ada kotoran di kamar mandi. Airnya
tidak beraroma.
Hasil Wawancara : Para santri mengatakan air di
pondok ada yang memakai PAM dan ada juga yang
menggunakan air sumur.
Hasil : Kamar mandi berjumlah 12, di bawah ada 5
kamar mandi diatas ada 7 kamar mandi beserta WC nya
sekaligus.
a) Penyediaan air bersih
(1) PAM
(2) Sumur
(3) Sungai
(4) Laut
b) Sumber air untuk masak dan minum :
(1) Sumur
(2) PAM
(2)

36
(3) Air Mineral
c) Sistem pengolahan air minum :
(1) Tidak dimasak
(2) Dimasak
d) Sumber air mandi/ mencuci :
(1) PAM
(2) Sumur
(3) Sungai
(4) Laut
e) Tempat penampungan air sementara :
(1) Gentong
(2) Tandon
(3) Ember
(4) Bak
f) Kondisi Tempat Penampungan Air :
(1) Tertutup
(2) Terbuka
g) Kondisi air dalam penampungan Berwarna
(1) Berbau
(2) Berasa
(3)
(3) Tidak berasa/ berwarna
h) Ada jentik dalam penampungan air
(1) Ya
(2) Tidak

a) Pembuangan Limbah
Hasil Observasi : Pembuangan sampah mengunakan
kantong kresek yang di buang di pondok laki-laki yang
sudah ada tempat pembuangan sampah seperti gerobak
sampah, sampah terlihat menumpuk dan bercampur
sampah organic maupun anorganik baik sampah basah
maupun kering. Dan di tempat sampah terlihat

37
berserakan. Serta terlihat pembuangan air limbah
menggunakan got di sekitar pondok. Hasil Wawancara :
Para santri mengatakan pembuangan sampah di gerobak
sampah ketika sampah sudah penuh dikirim ke tempat
pembuangan sampah akhir.
1) Pembuangan Sampah
a) Tempat Pembuangan Sampah
(1) Tempat sampah karet
(2) Tempat sampah plastic
(3) Tempat sampah semen
b) Jenis Sampah
(1) Organik
(2) Anorganik
(3) Basah
(4) Kering
(3)
c) Pengolahan sampah :
(1) Di daur ulang
(2) Ditimbun
(3) Dibakar
d) Penampungan Sampah Sementara :
(1) Ada
(2) Tidak ada
e) Bila ada, keadaannya :
(1) Terbuka
(1)
(2) Tertutup
f) Jarak tempat sampah dengan kamar :
(1) Jauh (<5 m)
(2) Dekat (>5 m )
(2)

2) Pembuangan Limbah
a) Kebiasaan santri BAB & BAK :
(1) Jamban/WC

38
(2) Sungai
(3) Sembarangan
b) Jenis jamban yang digunakan :
(1) Duduk
(2) Jongkok
c) Pembuangan air limbah :
(1) Resapan Got
(2) Sungai
(2)
(3) Got
(4) Sembarangan
d) Kondisi saluran pembuangan:
(1)
(1) Tersumbat/tergenang
(2) Lancar
g) Kualitas Udara
Hasil observasi : pintu dan jendela nampak terbuka
dan ada celah untuk pergantian udara, tidak lembab,
cahaya matahari bisa masuk dengan baik melalui
jendela yang terbuka.
Hasil Wawancara : para santri mengatakan bahwa udara
baik, tidak lembab, cuaca panas dan dingin tergantung
pada keadaan, dan akhir-akhir ini udara terasa dingin.
h) Pondok (Binatang dan Daerah Hijau)
Hasil Observasi : Tidak nampak hewan peliharaan,
tidak nampak kandang peliharaan.
Hasil Wawancara : Para santri mengatakan bahwa
pondok pesantren tidak memiliki hewan peliharaan dan
juga tidak memiliki kandang peliharaan, hanya saja
terkadang terdapat kucing lewat diarea pondok
pesantren.
a) Terdapat Kandang ternak
(1) Tidak
(2) Ya
(2)

39
b) Jika ada, Jumlah Kandang Ternak
(1) < 5 kandang ternak
(2) > 5 kandang ternak
c) Jika ada, Letak Kandang Ternak
(1) Di Dalam Pondok
(2) Di Luar Pondok
d) Keadaan Kandang Ternak
(1) Bersih
(2) Kotor
i) Kamar
Hasil observasi : kamar nampak bersih, rapi,
terdapat pakaian gantung pada kamar, terdapat kipas
angin, karpet, almari.
Hasil wawancara : para santri mengatakan kamar besar,
tidur bersebelahan dengan teman sekamar dilantai yang
dialasi dengan karpet atau kasur lantai. Jika malam
kadang gerah namun akhir-akhir ini dingin dan tidak
gerah. 1 kamar terdiri dari 15-20 orang.
a) Tipe kamar :
(1) Tidak Permanen
(1)
(2) Semi permanen
(3) Permanen
b) Lantai :
(1) Tanah
(2) Papan
(3) Tegel/keramik
(3)
(4) semen
c) Ada jendela disetiap kamar :
(1) Ya
(2) Tidak
d) Penerangan kamar oleh cahaya matahari:
(1) Baik
Bai
k
40
(2) Kurang
(3) Cukup
e) Luas Kamar :
(1) Memenuhi syarat
(1)
(2) Tidak memenuhi syarat
f) Jarak antar Kamar :
(1) Bersatu
(2) Dekat
g) Halaman/teras disekitar kamar :
(1) Memiliki
(2) Tidak memiliki
j) Kualitas Makanan
Hasil wawancara : santri mengatakan untuk makan
sehari 2x pada siang hari jam 10.30 dan malam jam
08.00. Untuk lauk makanannya lebih sering tempe tahu
goreng, untuk lauk ayamnya jarang, sayurnya lebih
sering ke sayur bening bayam, terkadang rasanya
hambar, untuk buahnya tidak disediakan. Makanan
yang disediakan pondok untuk santri itu memasak
sendiri dan santri-santri akan mengambil makanan di
dapur dengan diadakannya piket kamar.
k) Akses
Hasil observasi : jalan didaerah Pondok Pesantren
Al-Hidayah terlihat ramai dan bisa dilalui banyak
kendaran seperti sepeda, motor, mobil, truck dll.
Tempat pondoknya pun sangat strategis yaitu pas di
sebelah jalan raya.
1) Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Hasil observasi : Terdapat poskestren di Pondok Al-
Hidayah Tanggulangin Sidoarjo dan juga memiliki program
kesehatan (Poskestren).
Hasil Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara terhadap

41
petugas poskestren kondisi kesehatan disana cukup baik.
Sudah ada bagian kesehatan yang bertugas untuk mengurusi
santri yang sakit. Santri yang sakit akan diberi obat, namun jika
sakitnya sudah parah akan diberitahukan kepada orang tua dan
langsung dibawa pulang. Saat pandemi 50% santri mengalami
sakit berupa sakit kepala, berdasarkan hasil wawancara hal ini
terjadi karena cemas akibat adanya pandemi. Selain itu penyakit
yangsering diderita oleh santri berupa demam dan diare.
a) Sarana kesehatan
Terdapat poskestren
b) Program kesehatan (poskestren)
Program kesehatan sudah berjalan
c) Pengobatan
Diberi obat paten
d) Angka Kesakitan
Saat pandemi 50% santri mengalami sakit berupa sakit
kepala, berdasarkan hasil wawancara hal ini terjadi
karena cemas akibat adanya pandemi. Selain itu penyakit
yang sering diderita oleh santri berupa demam dan diare.
2) Ekonomi
Hasil wawancara : santri mengatakan uang SPP pondok
untuk makan 2x sehari SPP Rp. 750.000 dalam satu bulan.
Ketika ada santri yang melanggar pelanggaran akan dikenakan
denda.
a. Sumber keuangan
Dari data yang didapat di Pondok Pesantren Al-Hidayah,
sumber keuangan santriwan dan santriwati sebanyak 500
orang di Pondok Pesantren Al-Hidayah adalah dari orang
tua dengan presentase 100%
b. Jenis pekerjaan orangtua
Wiraswasta, swasta dan PNS.

42
3) Keamanan dan Transportasi
Hasil observasi : Ada pos keamanan pondok
Hasil wawancara : berdasarkan wawancara terhadap santri
dan pengurus disana terdapat pos keamanan dan ada bagian
pengurus untuk keamanan pondok.
a) Keamanan dipondok : Ada poskamling
b) Perselisihan antar santri : Tidak ada
c) Alat transportasi : untuk melakukan aktivitas
keluar pondok santri hanya jalan kaki seperti ke madrasah
maupun ke pasar. Ketika ada kegiatan diluar pondok makan
menggunakan transportasi mobil yang disediakan oleh
pondok.
4) Politik dan Pemerintah
Data sekunder
Hasil :
a. RT/RW : 05/01
b. Kel/Desa : Ketegan
c. Kecamatan : Tanggulangin
d. Kota : Kabupaten Sidoarjo
5) Komunikasi
Hasil observasi : saat pengkajian santri dan pengurus
pondok mudah akrab dan mudah diajak untuk berkomunikasi.
Hasil wawancara : santri mengatakan sangat terbuka antara satu
dengan lainnya. Untuk berkomunikasi dengan orang tua santri
menggunakan handphone pondok.
6) Pendidikan
Hasil Observasi : Terdapat masjid, aula, madrasah untuk
belajar santri Mts dan MA (Madrasah Aliyah).
Hasil Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara santri
mengatakan kegiatan pondok cukup padat. Dimulai jam 3 pagi
untuk melakukan sholat malam. Disana santri mendapatkan
pendidikan non formal, berupa ngaji kitab. Untuk sekolah

43
formal di mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 12.30 WIB.
Kemudian pukul 12.30-13.30 WIB santri melakukan sholat
dhuhur dan istirahat sebentar dan dilanjutkan sekolah
diniyyah pukul 13.30-17.00 WIB.
Santri mengatakan untuk pelanggaran dipondok yang paling
berat yaiu pacaran dan berpegangan tangan dengan hukuman
memakai kerudung dengan tulisan hukuman selama
dipondok dan sekolah formal atau membersihkan kamar
mandi selama 1 bulan dan untuk pelanggaran paling ringan
santri hanya dengan membayar denda.
7) Rekreasi
Hasil wawancara :
Hasil :
a. Terdapat taman pondok :
(1) Ya
(2) Tidak
b. Jika ada, jumlah taman pondok :
(1) <5 Taman
(1)
(2) >5 Taman
c. Jika ada, letak taman pondok :
(1) Dekat dengan pondok
(2) Jauh dengan pondok
(2)
d. Keadaan taman pondok :
(1)
(1) Bersih
(2) Kotor
e. Terdapat kolom pondok :
(1) Ya
(2) Tidak
f. Jika ada, jumlah kolam pondok :
(1)
(1) <5 kolam
(2) >5 kolam
g. Jika ada, letak kolom pondok :

44
(1) Dekat dengan pondok
(2) Jauh dengan pondok
h. Keadaan air kolam pondok :
(1) Bersih
(2) Kotor
i. Kegiatan waktu istirahat
Ada yang tidur, membaca novel, sholat, mengaji.
j. Jenis liburan
Membaca novel, memainkan alat music banjari,
olahraga.
k. Jumlah hari libur :
2 kali libur pada hari jum’at dan minggu
l. Tujuan hari libur :
Pada hari jumat sesudah sholat subuh santri
melakukan bersih-bersih dan khataman. Untuk hari
minggunya sesudah subuh bersih-bersih, mengaji
kitab dan latihan qiro’ah. Kemudain di hari libur
pada hari jumat dan minggu juga digunakan untuk
sambang/kunjungan orangtua.

45
C. DATA PERSEPSI
Pengetahuan Santri Mengenai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
SebelumPenyuluhan di Pondok Pesantren Al-Hidayah
No. Pengetahuan tentang PHBS Frekuensi Persentase
1. Sangat baik 900 orang 41%
2. Kurang baik 300 orang 31,4%
Jumlah 1.200 72,4%
orang

Pengetahuan Santri Mengenai Tentang Hidup Sehat


No. Pengetahuan tentang hidup Frekuensi Persentase
sehat itu bagaimana
1. Sangat baik 400 orang 56%
2. Kurang baik 100 orang 36%
Jumlah 500 orang 92%

Pengetahuan santri mengenai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat sesudah


penyuluhan
No. Pengetahuan tentang Frekuensi Persentase
1. Sangat baik 450 orang 46,5%
2. Kurang baik 50 orang 42,7%
Jumlah 500 orang 89,2%

Menurut kelompok kami pengetahuan santri di Pondok Pesantren


Al-Hidayah mengenai perilaku hidup bersih dan sehat sudah baik akan
tetapi masih kurang dalam pengimplementasian. Pengetahuan santri
semakin baik setelah kelompok kami memberikan materi penyuluhan dan
pelatihan beserta pemantauan, hal dapat di terimadengan baik oleh santri.

46
3.2. ANALISA DATA
No Data subyektif Data obyektif Diagnosa keperawatan
1. 1. Berdasarkan hasil 1. Padatnya jadwal kegiatan Perilaku kesehatan
wawancara terhadap 50 para santriwan sehingga cenderung berisiko
santriwan santriwati santriwati kurang istirahat
SMP dan SMA di 2. Para santriwan santriwati
pondok pesantren Al- sering jajan sembarangan di
Hidayah Tanggulangin luar pondok
mereka mengatakan
bahwa dalam beberapa
bulan terakhir banyak
yang mengalami sakit
demam, batuk dan
pilek hal ini
dikarenakan kondisi
pandemi yang
membuat merek a ingin
pulang.
2. Dari wawancara
terhadap 50 santriwan
santriwati SMP dan
SMA di pondok
pesantren Al-Hidayah
Tanggulangin
mengatakan beberapa
santri sering
mengalami diare
karena suka makan
makanan pedas

47
2. 1.Santriwati mengatakan 1. Sampah yang berserakan Defisit pengetahuan pola
belum mengetahui cara diarea sekitar pondok hidup bersih dan sehat
cuci tangan yang benar, Baju yang digantung di
menjaga kebersihan kamar serta tumpukan di bak
2.Santriwati mengatakan
agak cemas pada masa
pandemi sehingga
menyebabkan mereka
Sakit

3. 1. Pengurus (kader 1. Adanya structural Kesiapan peningkatan


poskestren) santriwan kepengurusan khususnya manajemen kesehatan
santriwati bahwa sudah bagian kesehatan
ada kader kesehatan 2. Terdapat kotak obat
sehingga ketika ada yang berupa rak bersusun
sakit bisa segera di beri Adanya jadwal kegiatan
obat dan diperiksa. bersih-bersih
2. Pengurus
santriwan santriwati
mengatakan 1 tahun lalu
sering diadakan
kujungan dari
puskesmas untuk
mengecek kesehatan
santri namun sekarang
sudah tidak berjalan

48
3. Santriwan santriwati 1. Makanan untuk Kesiapan peningkatan
mengatakan jarang santriwati berupa nutrisi
mengonsumsi buah, catering(sudah sedia di
sayuran karena tidak tempat makan) dari
disediakan dari pondok. pondok sedangkan
4. Santriwan santriwati santriwan sering keluar
mengatakan bahwa sehari untukmembeli makanan
makan 2kali pada pukul
08.30 WIB dan pukul
16.00

3.3. SKORING PRIORITAS DIAGNOSA


Diagnosa Pentingnya Perubahan positif Penyelesaian Total
Keperawatan penyelesaia untuk untuk skor
nmasalah penyelesaian di peningkatan
1: rendah komunitas kualitas hidup 0:
2: sedang 0: tidak ada tidak ada
3: tinggi 1: rendah 1: rendah
2: sedang 2: sedang
3: tinggi 3: tinggi
Perilaku kesehatann 3 2 3 8
cenderung berisiko
Defisit pengetahuan 3 2 2 7
Kesiapan 3 2 2 7
peningkatan
manajemen
kesehatan
Kesiapan 2 2 2 6
peningkatan nutrisi

49
3.4. Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa keperawatan
1. Perilaku kesehatann cenderung berisiko
2. Defisit pengetahuan

3. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

4. Kesiapan peningkatan nutrisi

50
3.5. INTERVENSI KEPERAWATAN
DATA DIAGNOSIS SLKI SIKI
KEPERAWATAN
Hasil wawancara: Perilaku kesehatan cenderung Setelah diberikan penyuluhan Intervensi yang dapat
50 santriwan santriwati di berisiko kesehatan kepada santriwati di diberikan kepada santriwati
pondok pesantren Al-Hidayah Pondok Pesantren Al-Hidayah pondok pesantren Al-
mereka mengatakan bahwa sebanyak 3 kali pertemuan Hidayah agar terhindar dari
dalam beberapa bulan terakhir diharapkan masalah dapat teratasi perilaku kesehatan
banyak yang mengalami sakit dengan kriteria hasil sebagai berikut: cenderung beresiko yaitu:
demam, batuk dan pilek hal 1. Penerimaan terhadap perubahan 1. Anjurkan menggunakan
ini dikarenakan kondisi status kesehatan dari skala 2 (cukup air bersih
pandemi yang membuat menurun) menjadi skala 4 (cukup 2. anjurkan mencuci tangan
mereka ingin pulang serta meningkat) dengan air bersih dan sabun
mengalami diare karena suka 2. Kemampuan melakukan 3. Anjurkan menggunkan
makan makanan pedas tindakan pencegahan masalah jamban sehat
kesehatan dari skala 2 (cukup 4. Anjurkan memberantas
menurun) menjadi skala 4 (cukup jentik di pondok seminggu
meningkat) sekali

51
Hasil observasi: 3. Kemampuan peningkatan 5. Anjurkan makan sayur
1. Padatnya jadwal kegiatan para kesehatan dari skala 2 (cukup danbuah
santriwan santriwati sehingga menurun) menjadi skala 4 (cukup 6. Anjurkan melakukan
kurang istirahat meningkat) aktivitas fisik setiap hari
2. Para santriwan santriwati
sering jajan sembarangan di
luar pondok

Hasil wawancara: Defisit Pengetahuan Setelah diberikan pendidikan Intervensi yang dapat
Santriwati mengatakan kesehatan kepada santriwati di diberikan kepada santriwati
belum mengetahui cara cuci Pondok Pesantren Al-Hidayah pondok pesantren
tangan yang benar serta sebanyak 3 kali pertemuan Al-Hidayah agar tidak terjadi
cemas pada masa pandemi diharapkan masalah dapat teratasi defisit pengetahuan warga
sehingga menyebabkan mereka dengan kriteria hasi sebagai berikut: pesantren yaitu:
sakit 1. Mengidentifikasi faktor

52
Hasil Obsevasi: 1. Perilaku sesuai anjurandari skala dan menurunkan motivasi
1. Sampah yang berserakan di 2(cukup menurun) ke skala 4 (cukup perilaku hidup bersih dan
area sekitar pondok meningkat) sehat
2. Baju yang digantung di 2. Perilaku sesuai dengan 2. Menyediakan materi dan
kamar pengetahuan dari skala 2 media pendidikan kesehatan
(cukupmenurun) ke skala 4 (cukup 3. Menjadwalkan
meningkat) pendidikan kesehatan sesuai
3. Pertanyaan tentang masalah yang kesepakatan
dihadapi dari skala 2 (cukup 4. Memberikan
meningkat) menjadi skala 4 (cukp kesempatan untuk
menurun) bertanya
4. Perilaku dari skala 3 (sedang) 5. Mengajarkan
menjadi skala 4 (cukup membaik perilaku hidup bersih
dan sehat
6. Anjurkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
Hasil wawancara: Kesiapan peningkatan Setelah diberikan pelatihan dasar Intervensi yang dapat
manajemen kesehatan kesehatan kesehatan kepada diberikan kepada santriwati

53
Pengurus santri mengatakan pengurus santriwati di Pondok Pondok pesantren An-
bahwa sudah ada sie kesehatan Pesantren Al-Hidayah sebanyak 3 Najiyah untuk kesiapa
sehingga ketika ada yang sakit kali pertemuan diharapkan masalah peningkatan manajemen
bisa segera di beri obat 2 tahun dapat teratasi dengan kriteria hasil kesehatan yaitu:
lalu sering diadakan kujungan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi
dari puskesmas untuk mengecek 1. Kemampuan melakukan tindakan masalah kesehatan yang ada
kesehatan santri namun pencegahan masalah kesehatan dari di pondok pesantren
sekarang sudah tidak berjalan skala 2 (cukup menurun) menjadi 2. Memfasilitasi kebutuhan
skala 4 (cukup meningkat) kesehatan secara mandiri
Hasil observasi: 2. Kemampuan peningkatan 3. Melibatkan teman untuk
1. Adanya structural kesehatan dari skala 2 (cukup membimbing pemenuhan
kepengurusan khususnya bagian menurun) menjadi skala 4 (cukup kebutuhan kesehatan
kesehatan meningkat) 4. Bimbing untuk
2. Terdapat kotak obat 3. Pencapaian pengendalian bertanggung jawab
berupa rak bersusun kesehatan dari skala 2 (cukup mengidentifikasi dan
3. Adanya jadwal kegiatan menurun) menjadi skala 4 (cukup mengembangkan
bersih-bersih meningkat) kemampuan memecahkan
masalah kesehatan secara
mandiri

54
3.6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Indikator Hasil Media Pelaksana
Melakukan Setelah dilakukan Seluruh 1. Dihadiri oleh 1. Leaflet dengan Mahasiswa di
1. penyuluhan asma, penyuluhan asma, santriwan santriwan menggunakan lantai 1 Masjid
pola hidup bersih pola hidup bersih dan santriwati pondok metode ceramah, Pondok
dan sehat serta sehat serta sanitasi pondok pesantren Al- diskusi Pesantren Al-
sanitasi lingkungan lingkungan pesantren Hidayah 2. Kuisioner Hidayah
yang baik kepada diharapkan santriwati 2. Para santriwati
santriwan pondok memahami
santriwati pondok pesantren Al- penyuluhan
pesantren Al- Hidayah dapat asma, pola
Hidayah mengimplementasikan hidup bersih
dalam kesehariannya dan sehat serta
dengan baik dan benar sanitasi
lingkungan
serta bisa
menerapkan
dalam
kehidupan

55
sehari-hari
3. Mampu mengisi
lembar kuisoner
dengan baik

56
Melakukan Setelah dilakukan Seluruh 1. Dihadiri oleh 1. Leaflet Mahasiswa di
2. penyuluhan penyuluhan santriwan santriwan dengan lantai 1 Masjid
mengenai manajemen stress, santriwati santriwati metode Pondok
manajemen stress, penanganan diare, pondok pondok ceramah, Pesantren Al-
penanganan diare, serta sistem pesantren Al- pesantren Al- diskusi, Hidayah
serta sistem reproduksi diharapkan Hidayah Hidayah dandrama
reproduksi para santri mampu 2. Para santriwan 2. Kuisioner
untuk melakukan santriwati
pencegahan akibat mampu
masalah tersebut serta memahami
penanganan yang tepat materi yang
akibat penyakit disampaikan
tersebut. 3. Mengisi
kuisioner
dengan baik
Melakukan Setelah dilakukan santriwan 1. Dihadiri oleh 1. Peralatan Mahasiswa
3. pelatihan mengenai pelatihan mengenai santriwati serta santriwan pelatihan, di lantai 1 Masjid
hipertemi, tanda- hipertemi, tanda-tanda pengurus santriwati serta form Pondok Pesantren
tanda vital, serta vital, serta pondok pengurus pengkajia Al-Hidayah
penyuluhan sistem penyuluhan sistem pesantren Al- pondok n

57
reproduksi reproduksi diharapkan Hidayah pesantren Al- 2. Metode
santriwan santriwati serta pengurus Hidayah dengan
pondok akan 2. Pengurus dapat demontras
lebih mudah dalam melakukan apa i dan
melakukan pencegahan yang kami praktik
dan penanganan ketika terapkan selama
adamasalah kesehatan melakukan
pelatihan agar
bisa melakukan
ketika santriwan
santriwati
sedang sakit.

58
3.7. EVALUASI
1. Penyuluhan asma ,pola hidup bersih dan sehat, serta sanitasi
lingkungan
a. Dihadiri oleh santriwati pondok pesantren Al-Hidayah
b. Para santriwan santriwati memahami cara mencegah asma, pola
hidup bersih dan sehat serta sanitasi lingkungan bisa menerapkan
dalam kehidupansehari-hari
c. Mampu mengisi lembar kuisoner dengan baik

2. Penyuluhan mengenai manajemen stres, penanganan


diare, edukasi covid-19, poskestren
a. Dihadiri oleh santriwati pondok pesantren Al-Hidayah
b. Para santriwati mampu memahami materi yang disampaikan
c. Mampu mengisi kuisioner dengan baik

3. Pelatihan serta penyuluhan mengenai hipertemi, sistem


reproduksi, tanda tanda vital
a. Dihadiri oleh pengurus pondok pesantren Al-Hidayah
b. Pengurus dapat melakukan pengkajian dan pencatatan
terhadap temannya yang sakit
c. Peserta pelatihan dapat mempraktekkan apa yang sudah
disampaikanpemateri

69
BAB IV
PEMBAHASAN
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu dan Media dan Penanngung jawab Hasil
tanggal metode

1. Pembukaan Membuka secara resmi Warga Santriwati Selasa, 21 Media: Mic , Semua Mahasiswa Warga santriwan
praktik praktik keperawatan Pondok Desember 2021. Sound System, santriwati
keperawatan komunitas pesantren, Pesantren Al- Pukul 08.00 Banner, mengikuti acara
komunitras serta mengajak warga Hidayah – 09.00 WIB Meja,Laptop secara resmi
pesantren pondok pesantren Kecamatan Metode: dengan baik serta
santriwan santriwati Tanggulangin, Cerama tertib.
untuk berkenalan satu Sidoarjo h
samalain agar tercipta
keharmonisan antar
sesama ser
2. Melakukan Setelah dilakukan Warga Santriwan Selasa, 21 Media: Alat Semua Mahasiswa Panitia melakukan
Pengkajian pengkajian diharapkan SantriwatiPondok Desember 2021. tulis, From pengkajian
Pondok pesantren bisa mengindentifikasi Pesantren Al- Pukul 13.00 Pengkajian dengan kepada
Al-Hidayah dan mengenali Hidayah – 15.00 WIB Warga santriwan
Kecamatan masalah Kecamatan Metode: santriwati untuk
Tanggulangin, – masalah kesehatan Tanggulangin, Wawancara mengetahui

70
Sidoarjo yang ada di pondok Sidoarjo ,survey data beberapa
pesantren Al-Hidayah penyakit.
Kecamatan
Tanggulangin, Sidoarjo

3. Penyuluhan Asma Setelah dilakukan Warga Santriwan Rabu, 22 Media : 1. Cindy Dari hasil postest yang telah
penyuluhan asma Santriwati Desember Pamflet Fareza diberikan dapat diisi dengan baik
diharapkan para Pondok Pesantren 2021. Pukul PHBS, 2. Marshan oleh para santiwan san santriwati,
santriwan santriwati Al-Hidayah 08.30- Leaflet da Catur sehingga bisa disimpulkan
bisa mengetahui Kecamatan 10.30. PHBS C.C santriwan dan santriwati
penyebab dan Tanggulangin, Metode : Pre memahami apa yang
penanganan asma . Sidoarjo Test, Post disampaikan oleh pemateri atau
tidak. Dengan edukasi ini
Test, diharapkan santriwan dan
Ceramah, santruwati di Pondok Pesantren
Tanya Jawab, IceBreaking Al-Hidayah dapat menerapkan
bagaimana cara pencegahan dan
menanggulangi asma dalam
keseharian mereka selama berada

71
di pondok pesantren. Harapannya
dengan dilakukannya edukasi
tentang pencegahan dan
penanggulangan asma, Santriwan
dan santriwati dapat
menerapkannya dengan benar
sehingga kasusnya tidak akan
semakin bertambah banyak

4. Penyuluhan Setelah dilakukan Warga Santriwan Rabu, 22Media : 1. Idda Untuk materi penyuluhan PHBS
PHBS penyuluhan tentang Santriwati Desember Pamflet Fauziyyah memaparkan selama 1 jam di
PHBS diharapkan Pondok Pesantren 2021. Pukul Penyakit 2. Rizma lanjutkan dengan sesi tanya
Santriwan Santriwati Al-Hidayah 13.00 - kulit, Leaflet Yuhana jawab , kemudian beberapa
Pondook Al-Hidayah Kecamatan 14.00. Penyakit Defitri santriwan ada yang bertanya
Kecamatan Tanggulangin, kulit terkait materi PHBS yaitu kenapa
Tanggulangin, Sidoarjo Sidoarjo Metode : Pre rokok berbahaya untuk di
biasa menerapkan Test, Post konsumsi dengan bahasa istilah
perilaku hidup bersih santriwan bertanya, selanjutnya
dan sehat serta menjaga Test, oleh pihak kelompok
lingkungan yang benar Ceramah, menjelaskan dan semua dari

72
Tanya Jawab pihak santriwati santriwan
sangat jelas dan paham apa yang
sudah dijelaskan oleh kelompok,
dan mereka menyimak materi
PHBS dengan sangat antusias
beserta kelompok juga
melakukan pelatihan bagaimana
cara untuk mencuci tangan 6
langkah dengan benar, dan
santriwan maju untuk
menerapkan cuci tangan 6
langkah .

5. Penyuluhan Setelah dilakukan Warga Santriwan Kamis , Media : 1. Sitti Untuk materi penyuluhan sanitasi
sanitasi kegiatan penyuluhan Santriwati 23 Pamflet Lathifatu lingkungan di paparkan selama 1
lingkungan sanitasi lingkungan, Pondok Pesantren Desembe sanitasi l Isniah jam, dan mereka menyimak
diharapkan santriwati Al-Hidayah r 2021 . lingkungan, 2. Erna materi penyuluhan sanitasi
lebih memahami Kecamatan Pukul Leaflet Ni’m lingkungan dengan sangat
bagaimna cara Tanggulangin, 08.00-09.00 sanitasi atus antusias beserta kelompok juga
memahami terkait Sidoarjo lingkungan S. melakukan pelatihan bagaimana
sanitasi lingkungan. Metode : Pre cara menjaga kebersihan

73
Test, Post lingkungan sekitar.

Test,
Ceramah,
Tanya Jawab, Ice
Breaking
6. Penyuluhan Setelah dilakukan Warga Santriwan Kamis , Media : 1. Nur Untuk materi penyuluhan
edukasi penyuluhan tentang Santriwati 23 Pamflet Jamila Manajemen Stres dilakukan
manajemen stres edukasi manajemen Pondok Desembe edukasi 2. Salsa selama kurang lebih 45-60
stres PesantrenAl- r manajemen danoe A. menit,yang kemudian dilanjutkan
Hidayah stres, dengan sesi tanya jawab dengan
Kecamatan para santri. Kemudian beberapa
Tanggulangin, santri ada yang mengatakan
Sidoarjo bahwa mengalami stres selama
dipondok ketika mereka setor
hafalan dan kemudian dilanjut
dengan pemateri memberikan 7
cara manajamen stres yang bisa
dilatih oleh santri di pondok.
Kemudian dari pihak pemateri

74
juga menjelaskan bahwa stres ini
memang tidak dapat
dihindari,karena stres adalah
salah satu proses pertumbuhan
dan perkembangan menuju
dewasa.

, diharapkan santriwatan 2021 . Pukul Leaflet edukasi


santriwati memahami 13.00-14.00 manajemen stres
dan menerapkannya Metode : Pre
yang telah di berikan Test, Post
cara menanganinya. Test,
Ceramah,
Tanya
Jawab

75
7. Penyuluhan Setelah dilakukan Warga Jumat, 24 Media : 1. Rohematus kelompok
penanganan diare Penyuluhan diare Santriwan Desember Pamflet Soleha Memberikan
diharapkan santriwatan Santriwati 2021. Jam diare, Leaflet 2. Veronika Reward kepada
santriwati bisa Pondok 08.30 – 09.30 diare Metode : Amanda Santriwan dan
Menjaga pola makan Pesantren Al- Pre Test, Post santriwati yang
pada setiap harinya Hidayah Test, Ceramah, Mau menjawab
setelah di berikan Kecamatan Tanya Jawab, atas pertanyaan
penyuluhan oleh tim. Tanggulangin, Ice Breaking dari kelompok
Sidoarjo mengenai
bagaimana cara
mengatasi Diare.

Hasil yang
didapatkan
adalah santriwan
santriwati
semakin paham
mengenai cara
mengatasi
penyakit diare
dan hal-hal yang

76
perlu
diperhatikan agar
terhindar dari
penyakit diare

8. Penyuluhan Setelah dilakukan Warga Jumat, 24 Media : Pamflet 1. Sitti Lathifatul Hasil yang
tentang edukasi penyuluhan tentang Santriwan Desember edukasi Covid- Isniah didapatkan
Covid-19 edukasi Covid-19 Santriwati 2021. Jam 19 2. Erna Ni’matus adalah santriwan
(Pembentukan (Pembentukan satgas Pondok 13.00 – 14.00 (Pembentukan S. dan santriwati
satgas Covid-19) Covid-19) diharapkan Pesantren Al- satgas Covid- mengalami
santriwatan santriwati Hidayah 19), Leaflet peningkatan
mematuhi protokol Kecamatan edukasi Covid- mengenai
kesehatan seperti Tanggulangin, 19 pengetauhan
memakai msker, cuci Sidoarjo (Pembentukan tentang penyakit
tangan dengan 6 satgas Covid- COVID-19 dan
langkah dll dan bisa 19) semakin
diterapkan untuk sehari Metode : Pre memahami hal
hari nya . Test, Post apa saja yang

77
Test, akan timbul jika
Ceramah, tidak mematuhi
Tanya protokol
Jawab, kesehatan selama
demontra pandemi
si berlangsung
9. Penyuluhan Setelah dilakukan Warga Jumat, 24 Media: Pamflet 1. Aldila ayu Santriwan dan
poskestren penyuluhan di harapkan Santriwan Desember. poskestren, 2. AldiRachmanto santriwati sangat
santriwan santriwati bisa Santriwati Pukul Leaflet antusias dan
memahami terkait materi Pondok 14.00- poskestren, mengerti
yang sudah di paparkan. Pesantren Al- 15.00 Metode : Pre bagaimana cara
Hidayah Test, Post Test, penanganan jika
Kecamatan Ceramah, Tanya ada santri yang
Tanggulangin, Jawab, Ice sakit nantinya
Sidoarjo Breaking akan dilarikan
Metode: ceramah, dimana dan
demonstrasi, setelah dilakukan
tanya jawab sesi tanya jawab,
santriwan dan
santriwati sangat

78
memahami apa
itu poskestren
dan alurnya.

10. a. Penyuluhan Setelah dilakukan Warga Santriwan Sabtu, 25 Media format 1. Aprilia Cindy L Santriwan dan
hipertemi penyuluhan di harapakan Santriwati , Desember pengkajian 2. Alvianita santriwati sangat
santriwan santriwati Kader Kesehatan Pondok 2021. Metode: Suherman antusias dan
memahami apa itu Pesantren Al- Pukul ceramah, mengerti
hipertemi yang sudah di Hidayah 08.00 – 09.00 demonstras bagaimana cara
jelaskan oleh tim. Kecamatan i, tanya penanganan jika
Tanggulangin, jawab ada santri yang
Sidoarjo sakit nantinya
akan dilarikan
dimana dan
setelah dilakukan
sesi tanya jawab,
santriwan dan
santriwati sangat
memahami apa
itu poskestren

79
dan alurnya.

b. Penyuluhan Setelah dilakukan Warga Santriwan Sabtu, 25 Media format 1. Shelly Nur S.
Pemateri
Sistem penyuluhan di Santriwati , Desember pengkajian 2. Audrey Akmalia
menjelaskan
reproduksi harapakan santriwan Kader Kesehatan Pondok 2021. Metode:
tentang Kesehatan
santriwati memahami Pesantren Al- Pukul ceramah,
Reproduksi dan di
apa itu sistem Hidayah 09.30 – 10.30 demonstras
pertengahan acara
reproduksi yang sudah Kecamatan i, tanya
diadakan sesi
di jelaskan oleh tim Tanggulangin, jawab
tanya jawab lalu
Sidoarjo
mahasiswa
memberi
pertanyaan tentang
materi terkait
pencegahan
penyakit
reproduksi yang
umum seperti cara
menjaga kesehatan
reproduksi yang
baik dan benar

80
lalu siswa siswi
dapat menjawab
pertanyaan dengan
benar. Setelah itu
yang bertanya atau
bisa menjawab
pertanyaan dari
pemateri akan
mendapatkan
hadiah

c. Pelatihan Setelah dilakukan Warga Santriwan Sabtu, 25 Media: tensi 1. Afdhol Pemateri
tentang pelatihan tanda tanda vital Santriwati , Desember 2021. meter, Mufassirin melakukan
Tanda – diharapkan santriwan Kader Kesehatan Pondok Pukul 13.00- stetoskop, 2. Lailil Ika F. penyuluhan terkait
Tanda Vital santriwati menjaga Pesantren Al- 14.00 thermometer materi pelatihan
(TTV) kesehatan di pondok Al- Hidayah ,termo gun pemeriksaan
Hidayah Tanggulangin, Kecamatan Metode: tanda-tanda vital
Sidoarjo mengetahui Tanggulangin, ceramah, dengan santriwan
normal atau tidaknya Sidoarjo demonstrasi santriwati beserta
ketika teman mereka , tanya kader pada

81
sakit. jawab khususnya pondok
pesantren Al-
Hidayah. Peserta
yang mengikuti
acara penyuluhan
yang kami
selenggarakan
disambut sangat
baik oleh
santriwan-
santriwati dan
kader pondok
pesantren Al-
Hidayah dengan
jumlah 50 peserta
yang berpatisipasi
dalam penyuluhan
tersebut. Sebelum
materi penyuluhan
dimulai santriwan

82
santriwati dan
kader Ponpes Al-
Hidayah disuruh
untuk mengisi
daftar hadir
peserta bagi yang
mengikuti
kegiatan
penyuluhan.

83
11. Melakukan Setelah dilakukan Warga Santriwati Senin, 27 Media : a. Asma terdiri Selama kelomok
pemantauan pemantauan satgas Pondok Pesantren Desember Bulpoin, Format dari : Cindy kecil masing-
satgas Covid-19 di harapkan Al-Hidayah 2021. pemantauan Fareza, masing memantau
Covid-19 santriwati bisa menjaga Kecamatan Pukul satgas Covid-19 Marshanda hasil pada warga
sesuai materi lingkungan beserta Tanggulangin, 08.00- Metode: Sesi Catur C.C santriwati tidak
: kebersihan Sidoarjo 10.30 wawancara b. PHBS terdiri ada yang
a. Asma terkait dari : Idda mengalami pada
b. PHBS pemantauan Fauziyyah, kesehatan tubuh
c. Diare Rizma nya
Yuhana
Defitri
c. Diare terdiri
dari :
Rohematus
Sholeha,
veronika
Amanda

84
Melakukan Setelah dilakukan Warga Santriwati Selasa, 28 Media : a. Manajemen Selama kelomok
pemantauan pemantauan satgas Pondok Pesantren Desember Bulpoin, Format stres terdiri dari kecil masing-
satgas Covid-19 di harapkan Al-Hidayah 2021. pemantauan : Salsa Danoe masing memantau
Covid-19 santriwan santriwati bisa Kecamatan Pukul satgas Covid-19 Adjani, Nur hasil pada warga
sesuai materi menjaga lingkungan Tanggulangin, 08.00- Metode: Sesi Jamila santriwati tidak
: beserta kebersihan Sidoarjo 10.30 wawancara b. Covid-19 terdiri ada yang
a. Manajemen terkait dari : Sitti mengalami pada
stress pemantauan Lathifatul kesehatan tubuh
b. Covid-19 Isniah, Erna nya
c. Sistem Ni’matus S.
Reproduksi c. Sistem
Reproduksi
terdiri dari :
Shelly Nur
S.,Audrey
Akmalia

85
Melakukan Setelah dilakukan Warga Santriwan Rabu, 29 Media : a. Hipertemi Selama kelomok
pemantauan pemantauan satgas Santriwati Pondok Desember Bulpoin, Format terdiri dari kecil masing-
satgas Covid-19 di harapkan Pesantren Al- 2021. pemantauan :Aprilia Cindy masing memantau
Covid-19 santriwan santriwati bisa Hidayah Pukul satgas Covid-19 L, Alvianita hasil pada warga
sesuai materi menjaga lingkungan Kecamatan 08.00- Metode: Sesi Suherman santriwan tidak
: beserta kebersihan Tanggulangin, 10.30 wawancara b. Poskestren ada yang
a. Hiperte Sidoarjo terkait terdiri dari: mengalami pada
mi pemantauan Aldila ayu W. kesehatan tubuh
b. Poskestr ,Aldiansyah nya
en Rachamanto
c. TTV c. TTV terdiri
dari : Afdhol
Mufassirin,
Lailil Ika F.

86
13. Penutupan Di harapkan santriwan Warga Santriwan Sabtu, 1 Media: Semua Mahasiswa Santriwan
Kegiatan santriwati mengikuti Santriwati Pondok Januari Sound santriwati
Komunita dalam penutupan acara Pesantren Al- 2021 Syste, LCD, mengikuti dengan
s penyuluhan Hidayah .Pukul Banner baik beserta aktif
Pesantren Kecamatan 08.00-11.30 Metode: Ceramah untuk menjawab
Tanggulangin, pertanyaan dari
Sidoarjo panitia.

87
BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan
Pesantren sebagai suatu sekolah bersama untuk mempelajar ilmu agama,
kadang-kadang lembaga demikian ini mencakup mang gerak dan hias sekali dan
mata pelajaran yang dapat diberikan dan meliputi hadist, ilmu kalam, fiqih dan ilmu
tasawuf. Dari pengertian tersebut diatas, maka dapatlah dipahami bahwa pesantren
adalah wadah yang mana di dalamnya terdapat santri yang dapat diajar dan belajar
dengan berbagai ilmu lingkungan kompleks pesantren dimana kyai bertempat tinggal
yang jga menyediakan sebuah masjid untuk beribadah, untuk belajar dan kegiatan-
kegiatan.
Pos kesehatan pesantren, yang selanjutnya disebut Poskestren merupakan salah
satu wujud UKBM dilingkungan pondok pesantren, dengan prinsip dari, oleh dan
warga pondok pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif (peningkatan) dan
prefentif (pencegahan) tanpa mengabaikan aspekulatif (pengobatan) dan
rehabilitative (pemulihan kesehatan) dengan binaan Puskesmas setempat. UKBM
merupakan salah satu pemberdaya masyarakat yang I masyarakat, dikelola oleh
masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat dalam upaya menanggulangi
permasalahan kesehatan yang dihadapi dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki
masyarakat setempat.

5.2. Saran
Demikian laporan ini kami buat, terimakasih kami ucapkan kepada seluruh pihak
yang telah membantu menyelesaikan laporan serta pelaksanaan acara yang kami
laksanakan dalam praktik komunitas pesantren. Kami berharap laporan ini dapat
menjadi evaluasi yang positif dan dapat menjadi dasar dalam kinerja yang
selanjutnya. Semoga laporan dan kegiatan ini memberikan manfaat yakni:
1. Bagi pesantren agar dapat mengembangkan poskestren serta kader yang ada.
2. Bagi kelompok agar dapat meningkatkan kemampuan dalam menulislaporan.
3. Bagi institusi sebagai referensi dalam melakukan penelitian
terkaitdengan komunitas pesantren.

88
DAFTAR PUSTAKA
Alfatihah, Bella Aulia. 2019. Hambatan-Hambatan Program Pos Kesehatan Pesantren
(POSKESTREN) Di Kota Bandung (Karya Tulis Ilmiah). Bandung: Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pndidikan Indonesia
Anita, D. C. 2020. Pembentukan Poskestren Di Pesantren Tahfidz Nurani Insani Desa
Balecatur Gamping Sleman , Yogyakarta. Jurnal pengabdian dan pengembangan
masyarakat
Arman Suparman. 2010.Hubungan Sani- tasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bara-Baraya Makassar, Makassar.
Farisy, F., & Siswantara, P. (2016). Faktor Yang Berhubungan Dengan Niat Dan
Perilaku Santri Pesantren Al Fitrah Untuk Terlibat Aktif Dalam Poskestren.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada.
Ferdinan. 2016. Pondok Pesantren, Ciri Khas Perkembangannya. Jurnal Tarbawi Vol 01
No. 01. Makassar: Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Unismuh
Makassar.
Ferdinan. 2016. Pondok Pesantren, Ciri Khas Perkembangannya. Jurnal Tarbawi Vol
01 No. 01. Makassar: Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Unismuh
Makassar.
Herman, H. (2013). Sejarah Pesantren di Indonesia. Al-TA'DIB: Jurnal Kajian Ilmu
Kependidikan, 6(2), 145-158.
Iswanti Purwaningsih,dkk.2019. “Pkm Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) Di
Pondok Pesantren Modern MBS Plaret Bantul Yogyakarta”. Yogyakarta. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Karya Husada
M. Syaifuddien Zuhrly. 2011. Budaya Pesantren dan Pendidikan Karakter pada
Pondok Pesantren Salaf. Jurnal walisongo Vol 19 No. 02. Jogjakarta:
Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Nasution, S. (2020). PESANTREN: KARAKTERISTIK DAN UNSUR-UNSUR
KELEMBAGAAN. TAZKIYA, 8(2).
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren
Permenkes RI. 2013. Pedoman Penyelenggaraan Dan Pembinaan Pos Kesehatan
Pesantren. Jakarta : Kemenkes
Racmawati F. J. dkk. 2018. Peran Rekestren (Relawan kesehatan pesantren) Dalam
Meningkatkan Derajat Kesehatan Pesantren.
S, wijaya, Agus Aan, 2018. “Analisis Pelaksanaan Manajemen Pos Keseshatan
Pesantren (Poskestren) (Studi Di Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah
Kedinding, Kota Surabaya”. Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya
SDKI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (Definisi dan Indikator
Diagnostik). Jakarta : PPNI
SIKI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (Definisi dan Tindakan
Keperawatan). Jakarta PPNI
SLKI. 2019. Standart Luaran Keperawatan Indonesia (Definisi Kriteriam Keperawatan).
Jakarta : PPNI
Sodikin. 2011. Keperawatan Anak: Gangguan Pencernaan.Jakarta: EGC WHO. 2013.
Dhiarreal Disease. USA : WHO

89
Syafe’I, Imam. 2017. Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter.
Jurnal Al-Tadzkiyyah Vol.8 No.01. Lampung. Pendidikan Agama Islam
Fakultas Pendidikan UIN Raden Intan lampung.
Wahyudin, U & Arifin , H. S. (2015). Sosialisasi Sanitasi Diri Dan Lingkungan Di
Pesantren Salafi Melalui Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) Dalam
Membentuk Sikap Santri Terhadap Sanitasi. Jurnal Kajian Komunikasi
Zuhriy, M. Syaifuddien. 2011. Budaya Pesantren dan Pendidikan Karakter Pada
Pondok Pesantren Salaf Volume 19 No. 02. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga

90
Lampiran 1
TERM OF REFERENCE (TOR) Pondok Pesantren Al-Hidayah

I. LATAR BELAKANG
Asma dapat mempengaruhi kualitas hidup serta beban sosial ekonomi. Asma
mempunyai tingkat fatalitas yang rendah namun kasusnya cukup banyak di
negara dengan pendapatan menengah kebawah. Asma adalah penyakit inflamasi
saluran nafas yang dapat menyerang semua kelompok umur. Asma ditandai
dengan serangan berulang sesak nafas dan mengi, yang bervariasi setiap
individunya dalam tingkat keparahan dan frekuensi. Hal ini akan dialami semua
kelompok umur, begitupun dengan santriwati di pondok pesantren Al-Hidayah
di daerah Tanggulangin, Sidoarjo. Pengetahuan para santriwati tentang penyakit
asma merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kontrol
asma. Sehingga dengan adanya penyuluhan tentang pencegahan dan
penanggulangan asma menjadi sangat penting untuk diketahui.

II. NAMA KEGIATAN


Kegiatan ini adalah kegiatan praktik pengalaman lapangan keperawatan
komunitas pesantren dengan penyuluhan pencegahan dan penanggulangan asma
di lingkungan pesantren

III. TUJUAN KEGIATAN


Kegiatan ini bertujuan untuk :
1. Memberikan edukasi kepada para santri bagaimana cara mencegah asma.
2. Memberikan edukasi cara menangani asma dengan baik dan benar.

IV. MANFAAT KEGIATAN


Kegiatan ini bermanfaat bgi peserta penyuluhan diantaranya:
1. Adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman berkaitan dengan
kesehatan saluran pernafasan.
2. Mencegah dan menanggulangi jika ada santri/santriwati yang mempunyai
penyakit asma
V. BENTUK KEGIATAN

91
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk mempresentasikan kepada
santri/santriwati, dimana pemateri sebelum menjelaskan materinya, terlebih
dahulu membagikan lembar pre test tentang “pencegahan dan penanggulangan
asma di lingkungan pondok pesantren”. Kemudian dilanjutkan dengan
menjelaskan materi oleh pemateri, pemateri membagikan lembar post test untuk
diisi oleh santri/santriwati. Tujuannya untuk memberikan arahan yang benar
pada jawaban yang sudah diisi sebelumnya.

VI. PESERTA
Kegiatan ini diikuti oleh 27 santriwati di Pondok Pesantren Al-Hidayah
Sidoarjo.

VII. WAKTU DAN TEMPAT


Hari : Rabu, 22 Desember 2021

Waktu : 08.30-10.30 WIB

Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

VIII. SUSUNAN PENGORGANISASIAN


Moderator : Rohematus Soleha
Pemyaji : Cindy Fareza, Marshanda Catur
Fasilitator : Rizma Yuhana

IX. MATERI

Kompetensi Indikator Sasaran Metode Alokasi


Dasar Waktu
a. Mencegah - Tanda dan - Santri/santriwati Edukasi 08.30-
asma dan gejala asma menyimak materi 10.30
cara - Cara yang WIB
menangani mencegah disampaikan oleh
nya asma pemateri agar

92
- Cara dapat menjawab (60
menangani post test yang Diskusi menit)
asma telah disediakan
- Santri/santriwati
mampu
memberikan
pertanyaan
kepada pemateri
jika materi yang
disampaikan
kurang jelas.

X. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan penyuluhan dimulai pukul 08.30 WIB dengan acara pembukaan oleh
wakil dari mahasiswa/i UNUSA dan pimpinan pondok pesantren. Kemudian
dilakukan penyuluhan dan diskusi interaktif dari pemateri. Pemberian materi
dilakukan secara santai, menyenangkan, dan jelas. Santriwan dan santriwati
dibagikan pretest dan postest oleh tim.
Kegiatan penyuluhan ini tetap memperhatikan protokol kesehatan yang sesuai
dengan aturan yaitu santriwan dan santriwati memakai masker, menjaga jarak
dan tidak melakukan aktivitas yang berlebihan selama acara edukasi
berlangsung.
Secara garis besar untuk pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan lancar dan
tertib, santriwan dan santriwati dengan cepat memahami materi dilihat dari
jawaban postest yang telah diberikan oleh tim.

Setelah kegiatan penyuluhan selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah


pengisian postest. Dari hasil postest yang telah diberikan dapat diisi dengan baik
oleh para santiwan san santriwati, sehingga bisa disimpulkan santriwan dan
santriwati memahami apa yang disampaikan oleh pemateri atau tidak.

93
Dengan edukasi ini diharapkan santriwan dan santruwati di Pondok Pesantren
Al-Hidayah dapat menerapkan bagaimana cara pencegahan dan menanggulangi
asma dalam keseharian mereka selama berada di pondok pesantren. Harapannya
dengan dilakukannya edukasi tentang pencegahan dan penanggulangan asma,
Santriwan dan santriwati dapat menerapkannya dengan benar sehingga kasusnya
tidak akan semakin bertambah banyak.

XI. PENUTUP
Demikianlah Torm Of Reference (TOR) ini kami susun sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan penyuluhan Pencegahan dan Penanggulangan Asma di
Pondok Pesantren. Kami berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan
bermanfaat bagi seluruh pihak yang sudah berpartisipasi serta dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari Kami mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam
pembuatan TOR kegiatan ini. Sekian dan terimakasih.

XII. DOKUMENTASI
1. Absensi Santri

2. Absensi Mahasiswa

94
3. Link Dokumentasi
Vidio : https://drive.google.com/file/d/1uEqC8NWk3w9N8iLyuJLE_uU-
39Qp1fVe/view?usp=drivesdk
Foto :
https://drive.google.com/drive/folders/1mH9e5oWtbFqZ0Aywm52Rlge8
XvQs0TZH

95
96
Lampiran 2
I. LATAR BELAKANG
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan. Penyuluhan
kesehatan menekankan pada upaya perubahan sikap yang menstimuluskan
santri untuk berperilaku sehat. Penyuluhan dengan media visual aids yang
terbukti efektif membantu menyasar sekelompok komunitas, salah satu indera
paling banyak menyalurkan pengetahuan kedalam otak adalah mata yaitu:
kurang lebih 75%- 85%. Media visual aids bukan hanya meningkatkan
ketertarikan, tetapi untuk menghentikan kebiasaan buruk, bahkan mampu
membentuk kelompok perubahan dalam komunitas.
Di lingkungan pondok pesantren hidup bersama dengan banyak orang,
bercampur baur dengan berbagai kepribadian yang beda. Masalah kesehatan
di pondok pesantren seperti demam,batuk dan pilek, diare dan yang sering
terjadi adalah penyakit kulit menular scabies. Pondok pesantren karna padat
berpenghuni. Penyuluhan kesehatan media visual aids menekankan pada
upaya perubahan atau perbaikan sikap yang menstimulus santri untuk
berperilaku sehat.
Hampir 50% santriwati Pondok Pesantren memiliki perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) yang tergolong kurang. Perilaku PHBS dinilai mengambil
peran terkait status gizi remaja. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat
dilakukan di berbagai tempat, misalnya di lingkungan rumah tangga, di
lingkungan pendidikan maupun di tempat-tempat umum. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan individu untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat baik didalam rumah tangga, di lingkungan pendidikan maupun di
tempat-tempat umum.
Hasil wawancara dengan pengurus pondok pesantren, didapatkan hasil bahwa
belum ada penyuluhan terkait PHBS sehingga pengetahuan santriwan
santriwati tentang perilaku hidup bersih dan sehat masih sangat minim,
pengurus sering menjumpai anak-anak santri mandi di sungai, terdapat 10
santri mengeluh gatal-gatal di karenakan mandi di sungai, sebagian santri

97
sering mengalami sakit perut setelah meminum air sumur atau keran,
walaupun sudah ada larangan dari pengurus tetapi tidak diterapkan oleh
santri. Pada saat observasi dan wawancara pada anak-anak pondok pesantren
di dapatkan hasil bahwa keadaan kuku kotor dan panjang, rambut berkutu,
terdapat santri tidur tanpa alas kasur, halaman kotor berserakan sampah dan
sandal di bagian sudut pondok pesantren, dan santri masih sering meminum
air keran atau sumur karena keadaan tergesa-gesa bermain bola.

II. NAMA KEGIATAN


Kegiatan ini adalah kegiatan praktik pengalaman lapangan keperawatan
komunitas pesantren dengan penyuluhan Infeksi Dan Bakteri Tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di Pondok Pesantren Al-Hidayah.

III. TUJUAN KEGIATAN


Secara umum kegiatan yang dilakukan untuk memberikan perubahan perilaku
hidup bersih dan sehat di Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo.

IV. MANFAAT KEGIATAN


Kegiatan ini bermanfaat bagi peserta latih, dantaranya :
1. Adanya peningkatan pemanfaatan, kemampuan dan keterampilan yang
berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren.
2. Mendorong terbentuknya perilaku yang sehat pada santriwati pondok
serta mengurangi tingkat kejadian penyakit demam, diare,batuk pilek
di pondok pesantren.
3. Terciptanya suatu kerjasama yang harmonis pihak pengurus pesantern
dan santriwatan santriwati.

V. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk diskusi, dimana pemateri sebelum
menjelaskan materinya, fasilitator membagikan pre test dan leaflet tentang
Infeksi dan Bakteri , kemudian dilanjutkan dengan penjelasan materi oleh

98
pemateri. Selanjutnya dilakukan sesi Tanya jawab dengan santriwati sehingga
dengan metode pendekatan ini tujuannya yang hendak diwujudkan dalam
acara ini lebih mudah dicapai.

VI. PESERTA
Kegiatan ini diikuti oleh 50 santriwan santiwati di Pondok Pesantren Al-
Hidayah Sidoarjo.

VII. WAKTU DAN TEMPAT


Hari : Rabu, 22 Desember 2021
Waktu : 13.00-14.00 WIB
Tempat :Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo .

VIII. SUSUNAN PENGORGANISASIAN


Moderator : Rohematus Sholeha
Penyaji : Idda Fauziyyah
Fasilitator : Rizma Yuhana Defitri

IX. MATERI PENYULUHAN


Kompetensi Indikator Sasaran Metode Alokasi
Dasar Waktu
Mengetahui 1. Definisi PHBS 1. Santriwatan dan Diskusi, 13.000-
Tentang Kebersihan pondok Santriwati 14.00 wib
diri dan lingkungan pesantren menyimak atau
di pondok Al- 2. Menjelaskan mendengarka n Ceramah (60
Hidayah bagaimana pemaparan menit)
cara menjaga materi atau
kebersihan diri penjelasan yang
(kebersihan disampaikan
perorangan) 2. Santriwati dan
3. Cara untuk Santriwati

99
menjaga mampu
kesehatan memberikan
lingkungan pertanyaan
4. Bagaimana cara atas
kita mencegah pemaparan
dari bahaya materi yang
asap rokok, telah
Napza, disampaikan
HIV/AIDS

X. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada hari selasa kelompok kecil melakukan penyuluhan terkait materi PHBS
dengan santriwan santriwati beserta kader masing-masing berjumlah 50 dan
sudah melukan absensi sebelum materi di paparkan. Untuk materi penyuluhan
PHBS memaparkan selama 1 jam di lanjutkan dengan sesi tanya jawab ,
kemudian beberapa santriwan ada yang bertanya terkait materi PHBS yaitu
kenapa rokok berbahaya untuk di konsumsi dengan bahasa istilah santriwan
bertanya, selanjutnya oleh pihak kelompok menjelaskan dan semua dari pihak
santriwati santriwan sangat jelas dan paham apa yang sudah dijelaskan oleh
kelompok, dan mereka menyimak materi PHBS dengan sangat antusias beserta
kelompok juga melakukan pelatihan bagaimana cara untuk mencuci tangan 6
langkah dengan benar, dan santriwan maju untuk menerapkan cuci tangan 6
langkah .

XI. PENUTUP
Demikianlah Torm Of Reference (TOR) ini kami susun sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan PHBS. Kami berharap semoga
kegiatan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat serta dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan. Kami mohon maaf jika terdapat
kesalahan dalam pembuatan TOR kegiatan ini. Sekian dan terimakasih.

100
XII. DOKUMENTASI
1. Absensi Santri

101
2. Absensi Mahasiswa

3. Link Dokumentasi
Vidio:
https://drive.google.com/file/d/1MzwjuqTPHA8Y4MuYf5xKDc4Xq8wQ8
AHL/view?usp=drivesdk
Foto :
https://drive.google.com/folderview?id=1mUt5RZNQeQUXoBaMUFKnJ4-
aZza_wX7k

102
103
Lampiran 3
I. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Karena dengan
kesehatan kita dapat melanjutkan segala aktivitas sehari-hari. Dan dengan tubuh
yang sehat serta jiwa yang sehat pula kita dapat beribadah kepada-Nya. Begitu
pentingnya kesehatan bagi kehidupan dan aktivitas, maka kesehatan perlu sekali
untuk dijaga, terutama dengan pencegahan (preventif). Karena mencegah lebih
baik dan murah daripada mengobati.
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya
status kesehatan yang optimum pula. Pengertian kesehatan lingkungan menurut
WHO adalah ilmu dan keterampilan yang memusatkan perhatian pada usaha
pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang
diperkirakan menimbulkan hal-hal yang merugikan perkembangan fisiknya,
kesehatan maupun keberlangsungan hidupnya.
Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan,
yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan
berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan
manusia.
Sanitasi lingkungan adalah bagian dari ilmu kesehatan lingkungan yang
meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat untuk mengontrol dan
mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta
yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia.
Sehubungan dengan pemeliharaan kesehatan pada seluruh elemen
masyarakat, pondok pesantren adalah salah satu komunitas dan tempat
berkumpulnnya berbagai macam elemen masyarakat, maka pondok pesantren
merupakan salah satu tempat yang perlu untuk ditindak lanjuti dalam masalah
kesehatan. Karena pondok pesantren juga merupakan sebuah wahana pemersatu
umat dan panutan untuk lingkungan sekitar.

104
II. NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini adalah kegiatan praktik lapangan keperawatan komunitas pesantren
dengan kegiatan penyuluhan sanitasi lingkungan.

III. TUJUAN KEGIATAN


Secara umum kegiatan yang dilakukan adalah untuk menambah pengetahuan
tentang cara menjaga kesehatan lingkungan agar terhindar dari penyakit.

IV. MANFAAT KEGIATAN


Kegiatan ini bermanfaat bagi peserta, diantaranya:
1. Adanya peningkatan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan di
Pondok Pesantren
2. Mendorong terbentuknya perilaku yang sehat pada para santri di Pondok
Pesantren
3. Terciptanya suatu kerjasama yang harmonis dari pihak pengurus Pondok
Pesantren dan para santri

V. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk diskusi, dimana pemateri sebelum
menjelaskan materinya, fasilitator membagikan pre-test tentang sanitasi
lingkungan, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan materi oleh pemateri.
Selanjutnya fasilitator membagikan post-test sehingga dengan metode
pendekatan ini diwujudkan agar kegiatan ini lebih mudah dicapai.

VI. PESERTA
Kegiatan ini diikuti oleh 30 santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo.

VII. WAKTU DAN TEMPAT


Hari : Kamis, 23 Desember 2021
Waktu : 08.00 – 09.00 WIB
Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

105
VIII. SUSUNAN PENGORGANISASIAN
MC : Rohematus Soleha
Penyaji : Erna Ni’matus Sa’diyyah
Fasilitator : Sitti Lathifatul Isniah

IX. MATERI PENYULUHAN

Kegiatan Tujuan Sasaran Hari / Metode


Waktu

Penyuluhan Setelah Para santri Kamis, 23 Diskusi,


sanitasi dilakukannya Pondok Desember
lingkungan. penyuluhan Pesantren Al- 2021 / 08.00 – Ceramah (60
sanitasi Hidayah, 09.00 WIB. menit)
lingkungan Tanggulangin,
diharapkan para Sidoarjo.
santri lebih
memahami
bagaimana cara
menjaga
kesehatan
lingkungan.

X. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada hari kamis pada jam 08.00 WIB kelompok kecil melakukan penyuluhan
terkait materi sanitasi lingkungan dengan santriwan santriwati beserta kader
masing-masing berjumlah 30 dan sudah melukan absensi sebelum materi di
paparkan. Untuk materi penyuluhan sanitasi lingkungan di paparkan selama 1
jam, dan mereka menyimak materi penyuluhan sanitasi lingkungan dengan
sangat antusias beserta kelompok juga melakukan pelatihan bagaimana cara
menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

106
XI. PENUTUP
Demikianlah Torm Of Reference (TOR) ini kami susun sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan sanitasi lingkungan. Kami berharap semoga
kegiatan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat serta dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kami mohon maaf jika
terdapat kesalahan dalam pembuatan TOR kegiatan ini. Sekian dan terimakasih.

XII. DOKUMENTASI
1. Absensi Santri

2. Absensi Mahasiswa

107
3. Link Dokumentasi
Vidio: https://drive.google.com/file/d/1vAGl13lglbBK-
mkNPuMNx8caO4gojCqr/view?usp=drivesdk
Foto:
https://drive.google.com/folderview?id=1mn09pR9pJ79ktCspZ3O4jCDUY
12HtJSd

108
Lampiran 4
I. LATAR BELAKANG
Stres ini adalah fakta kehidupan sehari-hari. Setiap orang pasti akan pernah
mengalaminya. Apabila terdapat orang yg mengaku tidak pernah mengalami
stres, maka hampir mampu dipastikan dia tidak mempunyai kepedulian terhadap
diri, lingkungan, orang lain dan keadaan pada sekitarnya. ketika seseorang
mencari jalan keluar buat mengatasi stres, mereka seringkali berurusan
menggunakan keadaan, situasi, dan sumber stress pada kehidupan yg
menghasilkan mereka merasa kewalahan secara emosional serta fisik. Banyak
orang merasa bahwa mereka memiliki sangat sedikit sumber daya atau
keterampilan buat menangani tertekan taraf tinggi yg mereka alami. Penganut
keyakinan ini beropini bahwa manfaat pengurangan stres dan teknik relaksasi
bisa menjadi cara terbaik selesainya mereka mempraktekkan secara teratur
selama jangka waktu tertentu.
Secara teknis psikologik, stress didefinisikan sebagai suatu respons penyesuaian
seseorang terhadap situasi yang dipersepsikan menantang atau mengancam
kesejahteraan orang yang bersangkutan.
Stres ini merupakan bagian dari proses pertumbuhan serta perkembangan
menuju kedewasaan. sebab stres tidak mampu dihindari, sebagai akibatnya yang
bisa kita lakukan artinya menegelola stres dengan baik supaya tak menimbulkan
dampak lanjut yang membahayakan fisik maupun psikis.
Kemampuan individu pada mengelola stres juga sangat menentukan tercapainya
keseimbangan dan kesehatan mental.
Jadi baiknya setiap individu hendaknya mampu dan memiliki pengetahuan buat
meminimalkan akibat akibat stres yg dialami serta menentukan beberapa cara
pencegahan terhadap stres yg sesuai menggunakan kemampuan dan syarat dari
setiap invidu.

II. NAMA KEGIATAN


Kegiatan ini adalah kegiatan praktik pengalaman lapangan keperawatan
komunitas pesantren dengan penyuluhan tentang Edukasi Manajemen Stres.

109
III. TUJUAN KEGIATAN
Secara umum kegiatan yang dilakukan untuk memberikan Edukasi Manajemen
Stres kepada santriwaan dan santriwati di Pondok Pesantren Al-Hidayah
Sidoarjo.

IV. MANFAAT KEGIATAN


Kegiatan ini bermanfaat bagi peserta,diantaranya :
1. Adanya peningkatan pemanfaatan,kemampuan dan keterampilan yang
berkaitan dengan manajemen stres
2. Peserta mampu memahami konsep dari Manajemen Stres dan mampu
menmanajemen stres yang dialami santriwan dan santriwati di dalam
pondok pesantren

V. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk diskusi,dimana pemateri sebelum
menjelaskan materi nya,fasilitator membagikan pre test dan leaflet tentang
Manajemen Stres, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan materi oleh
pemateri. Selanjutnya dilakukan sesi Tanya jawab dengan santriwan dan
santriwati sehingga dengan metode peningkatan ini tujuannya yang hendak
diwujudkan dalam acara ini lebih mudah dicapai.

VI. PESERTA
Kegiatan ini diikuti oleh 30 santri yang terdiri dari 15 santriwan dan 15
santriwati di Pondok Pesantren Al-Hidayah

VII. WAKTU DAN TEMPAT


Hari : Kamis, 23 Desember 2021
Waktu : 13.00-14.00 WIB
Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

110
VIII. SUSUNAN PENGORGANISASIAN
Moderator : Lailil Eka Feby Rahma Martha
Penyaji : Nur Jamila,Salsabillah Danoe Adjani
Fasilitator : Erna Ni’matus Sa’diyyah

IX. MATERI PENYULUHAN

Kompetensi Indikator Sasaran Metode Alokasi


Dasar Waktu
Mengetahui a. Konsep a. Santriwan dan Disuksi, 13.00-
tentang Manajemen santriwati 14.00 WIB
Manajemen Stres menyimak
Stres b. Macam- aatau Ceramah 60 menit
macam Stress mendengarkan
c. Cara pemaparan
memanajemen materi atau
Stress penjelasan yang
disampaikan
b. Santriwan dan
santriwati
mampu
memberikan
pertanyaan atas
pemaparan
materi yang
telah
disampaikan

X. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada hari Kamis kelompok kecil melakukan penyuluhan terkait materi
Manajemen Stres dengan jumlah 30 santri,beserta kader dari santriwati 5 orang

111
dan santriwan 3 orang dari perwakilan masing-masing. Untuk materi penyuluhan
Manajemen Stres dilakukan selama kurang lebih 45-60 menit,yang kemudian
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan para santri. Kemudian beberapa
santri ada yang mengatakan bahwa mengalami stres selama dipondok ketika
mereka setor hafalan dan kemudian dilanjut dengan pemateri memberikan 7 cara

me manajamen stres yang bisa dilatih oleh santri di pondok. Kemudian dari
pihak pemateri juga menjelaskan bahwa stres ini memang tidak dapat
dihindari,karena stres adalah salah satu proses pertumbuhan dan perkembangan
menuju dewasa. Setelah dijelaskan tentang cara me manajemen stres yang
baik,semua para santri menyimak penjelasan dengan respon antusias yang sangat
luar biasa.

XI. PENUTUP
Demikianlah Torm Of Reference (TOR) ini kami susun sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan dalam penyuluhan Edukasi Manajemen Stres. Kami
berharap semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat
serta dapat mengimplementasikan dalam kehidupan. Kami mohon maaf jika
terdapat kesalahan dalam pembuatan TOR kegiatan ini. Sekian dan Terimakasih.

XII. DOKUMENTASI
1. Absensi Santri

112
2. Absensi Mahasiswa

3. Link Dokumentasi
Vidio :
https://drive.google.com/file/d/1UoSaFSw9TsesQmz0ozuBt3ngJ_zT4GP
Y/view?usp=drivesdk

113
Foto: https://drive.google.com/folderview?id=1mXHMkJzrBd9Vbrs-
Lm9hnQsmpaMCt2XQ

114
Lampiran 5
I. LATAR BELAKANG
Penyakit menular adalah penyakit yang diderita banyak orang Indonesia sejak
dulu, termasuk infeksi usus (diare). Diare adalah gejala klinis gangguan pada
pencernaan usus dengan ditandai adanya peningkatan buang air besar lebih dari
biasanya. Secara umum, diare disebabkan makanan dan minuman yang terpapar virus,
bakteri, atau parasit. Diare biasanya terjadi karena kurangnya air bersih yang
memenuhi persyaratan kesehatan. Air minum yang baik harus steril dan bebas dari zat
dan bakteri berbahaya. Namun, banyak masyarakat yang tidak menghiraukan bahaya
dari kandungan air yang tidak steril sehingga dapat menyebabkan penyakit, salah
satunya yaitu diare. (Muhammad, 2019).
Indonesia masih dalam permasalahan stunting dan diare. Angka prevalensi
nasional untuk stunting sendiri masih mencapai 27,67 persen, dan ini masih di bawah
standar ambang batas yang diminta WHO, yakni 20 persen. Sedangkan untuk diare,
angka prevalensi secara nasional di tahun 2018 mencapai 12,3 persen. Namun kabar
baiknya, angka ini turun menjadi 4,5 persen di 2019. (Vania, 2020).
Berdasarkan Kemenkes RI, 2019 Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare yang terjadi
terjadi pada tahun 2017 tercatat sebanyak 21 kali yang tersebar di 12 provinsi dan 17
kabupaten/kota dengan jumlah penderita 1725 orang dan kematian sebanyak 34 orang
(CFR 1,97%) (Kemenkes RI, 2018). Jawa Timur menjadi provinsi yang mempunyai
kasus diare tertinggi ke-2 sebanyak 151.878 dengan prevalensi 7,6%, sedangkan
Surabaya menangani sejumlah 78.463 kasus hampir 50% dari total kasus diare di Jawa
Timur. (Soeseno, W. G., Suryawan, I. W. B., & Suarca, K. 2019).

II. NAMA KEGIATAN


Kegiatan ini adalah kegiatan praktik pengalaman lapangan keperawatan komunitas
pesantren dengan penyuluhan Promosi Kesehatan Penanggulangan Akibat Diare.

115
III. TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap kesehatan sistem
pencernaan pada santriwan dan santriwati di pondok pesantren Al-Hidayah
Ketegan Sidoarjo
2. Mampu menjaga kesehatan sistem pencernaan agar terhindar dari diare
3. Mampu mengetahui dan mengerti cara mencegah dari diare

IV. MANFAAT KEGIATAN


Kegiatan ini bermanfaat bagi peserta penyuluhan diantaranya :
1. Adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman yang berkaitan dengan
kesehatan sistem pencernaan
2. Mendorong terbentuknya perilaku hidup yang sehat dan bersih khusus mengenai
kesehatan sistem pencernaan pada santriwan/santriwati pondok pesantren

V. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk diskusi, dimana pemateri sebelum
menjelaskan materi yang akan dibawakan. Audiens dari santriwan dan santriwati akan
diberikan pre-test dan secarik poster terlebih dahulu tentang penyakit diare. Di dalam
poster terdapat beberapa tahap melawan diare diantaranya edukasi, cara mencegah,
dan cara mengobati. Kemudian, setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan materi oleh
pemateri. Selanjutnya dilakukan sesi tanya jawab dengan santriwan dan santriwati
sehingga dengan metode pendekatan ini tujuannya yang hendak dicapai dalam
kegiatan tersebut lebih mudah dicapai.

VI. PESERTA
Kegiatan ini diikuti oleh santriwan yang berjumlah 20 dan santriwati yang berjumlah
25 sehingga seluruhnya dengan total 45 orang di pondok pesantren Al-Hidayah
Sidoarjo.

116
VII. WAKTU DAN TEMPAT
Hari/Tanggal : Jum’at, 24 Desember 2021
Waktu : 08.30-10.30 WIB
Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

VIII. SUSUNAN PENGORGANISASIAN


Moderator : Lailil Ika Feby Rahma Martha
Penyaji : Rohematus Soleha dan Veronika Amanda Nirwaningsih
Fasilitator : Erna Ni’matus Sa’diyyah

IX. MATERI PENYULUHAN


Komepetensi Indikator Sasaran Metode Alokasi Waktu
Dasar

a. Mengetahui - Definisi diare - Santriwan dan Diskusi, 08.30 – 10.30


tentang diare - Penyebab diare santriwati dapat WIB
- Tanda dan menyimak dan
gejala diare mendengarkan
- Faktor yang pemaparan materi atau Ceramah (60 menit)

mempengaruhi penjelasan yang


diare disampaikan oleh
- Dasar pemateri atau penyaji
pengobatan - Santriwan dan
diare santriwati mampu
- Penularan diare mengajukan
- Pencegahan pertanyaan yang
diare berkaitan dengan
materi yang telah
disampaikan

117
X. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada hari jum’at kelompok kecil melakukan penyuluhan terkait materi
“Penanggulangan Diare” dengan santriwan santriwati beserta kader masing-masing
berjumlah 50 dan sudah melukan absensi sebelum materi di paparkan. Untuk materi
penyuluhan diare di paparkan selama 1 jam di lanjutkan dengan sesi tanya jawab ,
Kemudian setelah ada sesi presensi dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi seperti
pemateri bertanya kepada audiens santriwan dan santriwati terkait materi diare yaitu
Bagaimana Pencegahan diare ? santriwan dan santriwati menjawab dengan benar
Namun ada beberapa point jawaban yang belum tersampaikan selanjutnya oleh pihak
kelompok menjelaskan kembali jawabannya dan semua dari pihak santriwati santriwan
sangat jelas dan paham apa yang sudah dijelaskan oleh kelompok, dan mereka
menyimak materi tentang diare dengan sangat antusias.
Setelah itu kelompok Memberikan Reward kepada Santriwan dan santriwati yang Mau
menjawab atas pertanyaan dari kelompok mengenai bagaimana cara mengatasi Diare.
Hasil yang didapatkan adalah santriwan santriwati semakin paham mengenai cara
mengatasi penyakit diare dan hal-hal yang perlu diperhatikan agar terhindar dari
penyakit diare.

XI. PENUTUP
Demikianlah Torm Of Reference (TOR) ini kami susun sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan mengenai Penanggulangan Akibat Diare. Kami
berharap semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat serta
dapat mengimplementasikan dalam kehidupan. Kami mohon maaf jika terdapat
kesalahan dalam pembuatan TOR kegiatan ini. Sekian dan terima kasih.

118
XII. DOKUMENTASI
1. Absensi Santri

2. Absensi Mahasiswa

119
3. Link Dokumentasi
Vidio :
https://drive.google.com/file/d/1uZSd_H_t94U635vPAJQySGNKWOdWkkKu/vie
w?usp=drivesdk
Foto: https://drive.google.com/folderview?id=1monp2ufxql7wHcoo319XrR-
nzi0x737-

120
121
Lampiran 6
I. LATAR BELAKANG
Pada awal tahun 2020, hampir seluruh penduduk dunia terancam dengan
munculnya virus baru yang berasal dari kota Wuhan Cina, virus tersebut disebut
dengan Severe acute respiratory syndrome-related coronavirus -2 (SARS-COV-
2) atau dikenal dengan COVID-19 (Kemenkes, 2020). Penyebaran virus ini
sangatlah cepat ke berbagai Negara termasuk ke Indonesia. COVID-19
merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan dan menular lewat
droplet penderita, umumnya tanda dan gejala dari infeksi corona virus ini adalah
demam, sesak nafas, lemas, batuk dan bisa menimbulkan syndrome pernapasan
akut bahkan kematian. Gejala yang muncul diawal infeksi masih bersifat ringan
dan sering diabaikan, padahal harus segera ditangani karena gejala virus ini
muncul secara bertahap dengan masa inkubasi rata- rata 5- 6 hari dan masa
inkubasi terpanjang 14 hari (Sari, 2021).
Pandemi COVID-19 di tahun 2020 berdampak luar biasa, melumpuhkan
hampir semua aspek kehidupan. Semua orang diwajibkan untuk menerapkan
protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).
Penerapan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) ini harus
tetap dilakasanakan dalam setiap kegiatan, baik itu didalam ruangan maupun di
luar ruangan. Kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan 3M (memakai
masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) merupakan kontribusi masyarakat
terhadap upaya penanganan COVID-19. Hal ini merupakan strategi terbaik
pemerintah dalam upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19, menepatkan
warga sebagai garda terdepan dengan perubahan perilaku sebagai ujung tombak,
sedangkan dokter, perawat, dan tenaga medis yang jumlahnya terbatas
merupakan benteng terakhir pengendalian COVID-19 (Sari, 2021).
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke

122
manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang
yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan
pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19. Penyakit COVID-
19 masih sangat awam di kalangan santriwati. Dan santriwati masih sering
menganggap remeh terhadap penyakit COVID-19. Masih banyak santriwati
yang belum mengetahui bahaya akan Penyakit COVID-19. Padahal penyakit ini
sangat berbahaya dan mudah menular. Untuk kedepannya diharapkan
pengetahuan mengenai COVID-19 di Pondok Pesantren Al-Hidayah,
Tanggulangin, Sidoarjo mengalami peningkatan supaya santriwati dapat
menjaga kesehatannya agar tidak terjangkit wabah coronavirus.

II. NAMA KEGIATAN


Kegiatan ini adalah kegiatan praktik lapangan keperawatan komunitas pesantren
dengan kegiatan penyuluhan Covid-19.

III. TUJUAN KEGIATAN


Secara umum kegiatan yang dilakukan adalah untuk memberikan perubahan
perilaku disiplin protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan
Menjaga jarak).

IV. MANFAAT KEGIATAN


Kegiatan ini bermanfaat bagi peserta, diantaranya:
1. Adanya peningkatan yang berkaitan dengan disiplin protokol kesehatan
3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak) di Pondok
Pesantren
2. Mendorong terbentuknya perilaku yang sehat pada para santri di Pondok
Pesantren
3. Terciptanya suatu kerjasama yang harmonis dari pihak pengurus Pondok
Pesantren dan para santri

123
V. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk diskusi, dimana pemateri sebelum
menjelaskan materinya, fasilitator membagikan pre-test tentang Covid-19,
kemudian dilanjutkan dengan penjelasan materi oleh pemateri. Selanjutnya
fasilitator membagikan post-test sehingga dengan metode pendekatan ini
diwujudkan agar kegiatan ini lebih mudah dicapai.

VI. PESERTA
Kegiatan ini diikuti oleh 30 santrindi Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo.

VII. WAKTU DAN TEMPAT


Hari : Jum’at, 24 Desember 2021
Waktu : 13.00 – 14.00 WIB
Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

VIII. SUSUNAN PENGORGANISASIAN


MC : Lailil Ika Feby Rahma Martha
Penyaji : Sitti Lathifatul Isniah
Fasilitator : Erna Ni’matus Sa’diyyah

IX. MATERI PENYULUHAN

Kegiatan Tujuan Sasaran Hari / Metode


Waktu

Penyuluhan Setelah dilakukannya Para santri Jum’at, 24 Ceramah,


tentang penyuluhan tentang Pondok Desember diskusi
edukasi edukasi Covid-19 Pesantren Al- 2021 / pukul
Covid-19 (Pembentukan Satgas Hidayah, 13.00 – 14.00
(Pembentukan Covid-19) diharapkan Tanggulangin, WIB.
Satgas Covid- para santri dapat Sidoarjo.
19). mematuhi protokol

124
kesehatan 3M
(Memakai masker,
Mencuci tangan, dan
Menjaga jarak).

X. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada hari sabtu jam 13.00 WIB kelompok kecil melakukan penyuluhan terkait
materi Covid-19 dengan santriwan santriwati beserta kader masing-masing
berjumlah 30 dan sudah melakukan absensi sebelum materi di paparkan. Kami
dari panitia telah mengundang sebanyak 50 santriwan dan santriwati, akan tetapi
20 santri yang lainnya adalah santriwati Mts tidak bisa hadir ketika penyuluhan
berlangsung yang saat itu juga mempunyai jadwal pelajaran dikelas sehingga
mereka tidak bisa hadir pada penyuluhan hari itu. Untuk materi penyuluhan
Covid-19 di paparkan selama 1 jam, dan mereka menyimak materi Covid-19
dengan sangat antusias beserta kelompok juga melakukan pelatihan bagaimana
cara mencegah Covid-19 dan melakukan pemilihan untuk praktik menjadi
SATGAS COVID-19 yang benar, para santri pun antusias untuk maju didepan
mempraktikan.
Hasil yang didapatkan adalah santriwan dan santriwati mengalami peningkatan
mengenai pengetauhan tentang penyakit COVID-19 dan semakin memahami
hal apa saja yang akan timbul jika tidak mematuhi protokol kesehatan selama
pandemi berlangsung.

XI. PENUTUP
Demikianlah Torm Of Reference (TOR) ini kami susun sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan Covid-19. Kami berharap semoga kegiatan ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat serta dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kami mohon maaf jika
terdapat kesalahan dalam pembuatan TOR kegiatan ini. Sekian dan terimakasih.

125
XII. DOKUMENTASI
1. Absensi Santri

2. Absensi Mahasiswa

3. Link Dokumentasi
Vidio :
https://drive.google.com/file/d/1CSRzY9BFynFeXmK6QwqegHj2yGO
N76Ap/view?usp=drivesdk

126
Foto : https://drive.google.com/folderview?id=1mpYLWB14trJ-
gn6dxbaW3Zxd9pAqg2Ll

127
128
Lampiran 7
I. LATAR BELAKANG
Poskestren merupakan salah satu wujud Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) di lingkungan pondok pesantren, dengan prinsip dari, oleh dan untuk warga
pondok pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif (peningkatan) dan preventif
(pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan kesehatan), dengan binaan Puskesmas setempat.
Tujuan umum dari poskestren adalah untuk mewujudkan kemandirian warga pondok
pesantren dan masyarakat sekitar dalam perilaku hidup bersih dan sehat. 1.
Meningkatkan pengetahuan warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya tentang
kesehatan. 2. meningkatkan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat bagi warga
pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya. 3. meningkatkan peran serta aktif warga
pondok pesantren dan warga masyarakat sekitarnya dalam penyelenggaraan upaya
bkesehatan 4. memenuhi pelayanan kesehatan dasar bagi warga pondok pesantren dan
masyarakat sekitarnya.
Fungsi poskestren yaitu 1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan, dalam ahli informasi, pengetahuan dan ketrampilan, dari petugas ke warga
pondo pesantren dan masyarakat sekitarnya, dan antar sesame pondok pesantren dalam
rangka meningkatkan perilaku hidup sehat. 2. Sebagai wadah untuk mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar kepada warga pondok pesantren dan sekitarnya. 3. Sebagai
wadah pembelajaran tentang nilai dan ajaran agama islam dalam menghadapi
permasalahan kesehatan.

II. NAMA KEGIATAN


Kegiatan ini adalah kegiatan praktik pengalaman lapangan keperawatan komunitas
pesantren dengan penyuluhan atau sosialisasi Poskestren.

III. TUJUAN KEGIATAN


Kegiatan ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap pos kesehatan pesantren pada
santriwan dan santriwati di pondok pesantren Al-Hidayah Ketegan Sidoarjo

129
2. Mampu menjaga kesehatan dan kebersihan dan pemahaman tugas poskestren agar
terhindar dari penyakit
3. Mampu mengetahui dan mengerti fungsi dibentuknya pos kesehatan pesantren

IV. MANFAAT KEGIATAN


Kegiatan ini bermanfaat bagi peserta penyuluhan diantaranya :
1. Adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman yang berkaitan dengan
kesehatan
2. Mendorong terbentuknya perilaku hidup yang sehat dan bersih khusus mengenai
kesehatan pada santriwan/santriwati pondok pesantren

V. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk diskusi, dimana pemateri sebelum
menjelaskan materi yang akan dibawakan. Audiens dari santriwan dan santriwati akan
diberikan pre-test dan secarik poster terlebih dahulu tentang pos kesehatan pesantren.
Di dalam poster terdapat beberapa fungsi,tujuan,cara pelaporan oleh anggota
poskestren. Kemudian, setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan materi oleh pemateri.
Selanjutnya dilakukan sesi tanya jawab dengan santriwan dan santriwati sehingga
dengan metode pendekatan ini tujuannya yang hendak dicapai dalam kegiatan tersebut
lebih mudah dicapai.

VI. PESERTA
Kegiatan ini diikuti oleh santriwan yang berjumlah 20 dan santriwati yang berjumlah
25 sehingga seluruhnya dengan total 45 orang di pondok pesantren Al-Hidayah
Ketegan Sidoarjo.

VII. WAKTU DAN TEMPAT


Hari/Tanggal : Jum’at, 24 Desember 2021
Waktu : 14.00-15.00 WIB
Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

130
VIII. SUSUNAN PENGORGANISASIAN
Moderator : Idda Fauziyyah
Penyaji : Aldiansyah Rachmanto dan Aldila Ayu Widya
Fasilitator : Rizma Yuhana Defitri

IX. MATERI PENYULUHAN


Komepetensi Indikator Sasaran Metode Alokasi
Dasar Waktu
b. Mengetah a. Definisi - Santriwan dan santriwati Diskusi 14.00-15.00
ui tentang poskestren dapat menyimak dan WIB
pos b. Tujuan mendengarkan
(60 menit)
kesehatan poskestren pemaparan materi atau Ceramah
masyaraka c. Sasaran penjelasan yang
t dari disampaikan oleh
poskestren pemateri atau penyaji
d. Pengorgan - Santriwan dan santriwati
isasian mampu mengajukan
poskestren pertanyaan yang
e. Pencatatan berkaitan dengan materi
dan yang telah disampaikan
pelaporan
poskestren

X. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada hari rabu mahasiswa melaksanakan pemaparan materi dengan jumlah siswa siswi
60 dari smk sma dan smp selama pemaparan dilaksanakan selama 1 jam dan
menjelaskan alur untuk poskestren yang baik dan benar dan si pertengahan acara
diadakan sesi tanya jawab lalu mahasiswa memberi pertanyaan tentang materi terkait
tindakan poskestren yang umum seperti cara menghindari stres dam bagaimana cara
pengompresan yang baik dan benar lalu siswa siswi dapat menjawab pertanyaan
dengan benar.

131
Membahas tentang bagaimana alur poskestren yang benar dan untuk penangganan
lebih lanjut agar tidak di beri tindakan yang tidak sesuai prosedur dan aturanya.
Santriwan dan santriwati sangat antusias dan mengerti bagaimana cara penanganan
jika ada santri yang sakit nantinya akan dilarikan dimana dan setelah dilakukan sesi
tanya jawab, santriwan dan santriwati sangat memahami apa itu poskestren dan
alurnya.

XI. PENUTUP
Demikianlah Torm Of Reference (TOR) ini kami susun sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan mengenai poskestren. Kami berharap semoga
kegiatan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat serta dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan. Kami mohon maaf jika terdapat kesalahan
dalam pembuatan TOR kegiatan ini. Sekian dan terima kasih.

XII. DOKUMENTASI
1. Absensi Santri

132
2. Absensi Mahasiswa

3. Link Dokumentasi
Vidio :
https://drive.google.com/file/d/1AJBpJoRhO78HNUog2nqE26y8abrf8D3r/view?
usp=drivesdk
Foto :
https://drive.google.com/folderview?id=1mEzoGozhpfHm3hJDm1iHOYdw7KN
8Whhl

133
134
135
Lampiran 8
I. LATAR BELAKANG
Hipertermi (demam) adalah suatu keadaan tubuh dalam keadaan suhu Tubuh
diatas batas normal sebagai pengaruh dari peningkatan pusat pengaturan Suhu di
hipotalamus. Pada kondisi normal, terjadi keseimbangan antara produksi dan
pelepasan panas tubuh. Pada kondisi tidak normal, terjadi ketidakseimbangan
antara produksi dan pembatasan panas sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh
yang tidak teratur, itulah yang disebut hipertermia. Nilai normal suhu tubuh
manusia adalah 36,5°C – 37°C.
Seseorang dikatakan hipertermi apabila suhu tubuh mencapai > 37°C.
Hipertermi pada anak dengan typoid mengalami masa inkubasi rata-rata 10-14
hari. Pada penderita demam typoid biasanya terjadi suhu yang meningkat pada
minggu pertama. Demam akan naik turun pada minggu berikutnya tergantung
dari penanganannya. Apabila demam tidak ditangani dengan baik, maka dapat
terjadi syok, stupor dan koma. Ruam akan muncul pada hari ke 7-10 selama 2-3
hari. Penderita biasa mengeluh nyeri kepala, nyeri perut, kembung, mual,
muntah, terkadang diare, konstipasi, pusing, nyeri otot, bradikardi, batuk,
epitaksis
Hipertermi pada anak dibutuhkan perlakuan dan penanganan tersendiri yang
berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini dikarenakan, apabila
tindakan dalam mengatasi hipertermi tidak tepat dan lambat maka akan
mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu. Hipertermi
dapat membahayakan keselamatan anak, jika tidak ditangani dengan cepat dan
tepat akan menimbulkan komplikasi lain seperti, hipertermi, kejang dan
penurunan kesadaran. Hipertermi yang mencapai suhu 41°C angka kematiannya
mencapai 17%, dan pada suhu 43°C akan koma dengan kematian 70%, dan pada
suhu 45°C akan meninggal dalam beberapa jam.

136
II. NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini adalah kegiatan praktik pengalaman lapangan keperawatan
komunitas pesantren dengan penyuluhan tentang Edukasi Hipertermi.

III. TUJUAN KEGIATAN


Secara umum kegiatan yang dilakukan untuk memberikan Edukasi Hipertermi
kepada santriwaan dan santriwati di Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo.

IV. MANFAAT KEGIATAN


Kegiatan ini bermanfaat bagi peserta,diantaranya :
1. Adanya peningkatan pemanfaatan,kemampuan dan keterampilan yang
berkaitan dengan mengatasi Hipertermi
2. Peserta mampu memahami konsep dari Hipertermi dan mampu mencegah
Hipertermi yang dialami santriwan dan santriwati di dalam pondok
pesantren

V. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk diskusi,dimana pemateri sebelum
menjelaskan materi nya,fasilitator membagikan pre test dan poster tentang
Hipertermi, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan materi oleh pemateri.
Selanjutnya dilakukan sesi Tanya jawab dengan santriwan dan santriwati
sehingga dengan metode peningkatan ini tujuannya yang hendak diwujudkan
dalam acara ini lebih mudah dicapai.

VI. PESERTA
Kegiatan ini diikuti oleh 30 santri yang terdiri dari 15 santriwan dan 15
santriwati di Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo.

VII. WAKTU DAN TEMPAT


Hari : Sabtu, 25 Desember 2021
Waktu : 08.00-09.00 WIB
Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo.

137
VIII. SUSUNAN PENGORGANISASIAN
Moderator : Idda Fauziyyah
Penyaji : Alvianita Suherman, Aprillia Nadya Cindy Lathifah
Fasilitator : Rohematus Sholehah

IX. MATERI PENYULUHAN

Kompetensi Indikator Sasaran


Dasar Metode Alokasi
Waktu
a. Mengetahui - Konsep - Santriwan dan
tentang Hipertermi santriwati Disuksi, 08.00-
Hipertermi - Penyebab menyimak aatau Ceramah 09.00
Hipertermi mendengarkan WIB
- Cara pemaparan materi
mencegah atau penjelasan
Hipertermi yang disampaikan
- Santriwan dan
santriwati mampu
memberikan
pertanyaan atas
pemaparan materi
yang telah
disampaikan.

X. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada hari sabtu pukul 08.00 WIB kelompok kecil melakukan penyuluhan terkait
materi Hipertermi dengan santriwan santriwati beserta kader, dengan total
berjumlah 35 orang dan sudah melukan absensi sebelum materi di paparkan.
Untuk materi penyuluhan Hipertermi memaparkan selama 1 jam di lanjutkan
dengan sesi tanya jawab, dengan pemateri memberi pertanyaan kemudian
beberapa santriwan dan santriwati menjawab terkait materi Hipertermi,

138
kelompok juga memberi contoh dan melakukan pelatihan bagaimana cara untuk
menangani hipertermi dengan cara kompres hangat dengan benar.
Pengetahuan 35 santriwan dan santriwati pada pre test menghasilkan 80% belum
mengetahui tentang hipertermi dinilai dari pengajuan soal pre-test berjumlah 5
soal pada post-test 95% santriwan dan santriwati yg berjumlah 35 telah
mengetahui tentang hipertermi setelah diberi penyuluhan materi dan dilakukan
post test pada saat penutupan 95% santriwan dan santriwati berebut dan antusias
saat diminta untuk me-review materi secara lisan.

XI. PENUTUP
Demikianlah Torm Of Reference (TOR) ini kami susun sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan dalam penyuluhan Edukasi Manajemen Stres. Kami
berharap semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat
serta dapat mengimplementasikan dalam kehidupan. Kami mohon maaf jika
terdapat kesalahan dalam pembuatan TOR kegiatan ini. Sekian dan Terimakasih.

XII. DOKUMENTASI
1. Absensi Santri

2. Absensi Mahasiswa

139
3. Link Dokumentasi
Vidio :
https://drive.google.com/file/d/1S_vXfNJd7LZSOhby04v1nW0s8YFP7pL
z/view?usp=drivesdk
Foto
:https://drive.google.com/folderview?id=1mKBB9Lbzr9VjcZf9kQoiEYYt
Q2w4XsFL

140
141
Lampiran 9
I. LATAR BELAKANG
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan
sosial secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
semua hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi. World
Health Organization (WHO) dalam Nikmah menyatakan bahwa masalah kesehatan
reproduksi wanita yang buruk telah mencapai 33% dari jumlah total beban penyakit
yang menyerang para wanita di seluruh dunia. Salah satu masalah kesehatan
reproduksi yang sejak lama menjadi persoalan bagi wanita adalah masalah
keputihan.
Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena
kebersihan akan mempengaruhi kesehatan seseorang. Blum dalam Karina
menyebutkan bahwa status kesehatan seseorang dapat dipengaruhi oleh
lingkungannya.16 Kehidupan di lingkungan pondok pesantren lebih mengutamakan
keterbatasan dan kesederhanaan. Hal tersebut menjadikan salah satu faktor yang
mempengaruhi kebiasaan berperilaku sehat santri. Aktivitas padat dimulai dari
sebelum subuh hingga sampai kembali tidur sehingga menyebabkan kurang
pedulinya santri terhadap kebersihan dirinya terutama area kemaluan.

II. NAMA KEGIATAN


Kegiatan ini adalah kegiatan praktik pengalaman lapangan keperawatan komounitas
pesantren dengan penyuluhan Kesehatan Reproduksi.

III. TUJUAN KEGIATAN


Secara umum kegiatan yang dilakukan untuk memberikan penyuluhan Kesehatan
Reproduksi di Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo.

IV. MANFAAT KEGIATAN


Kegiatan ini bermanfaat bagi peserta latih, diantaranya :
1. Adanya peningkatan pengetahuan, dan kemampuan yang berkaitan dengan
Kesehatan Reprodukasi di Pondok Pesantren.

142
2. Mendorong terbentuknya perilaku yang sehat pada santriwan dan santriwati
pondok.
3. Terciptanya suatu Kerjasama yang harmonis pihak pengurus pesantren,
santriwan, dan santriwati.

V. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk diskusi, dimana pemateri sebelum
menjelaskan materinya. Fasilitator membagikan pre test tentang Kesehatan
reproduksi, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan materi oleh pemateri. Setelah
dilakukan penjelasan oleh pemateri, fasilitator mengambil pre test dan dilanjutkan
membagikan post test. Setelah itu dilakukan sesi Tanya jawab dengan santriwan
dan santriwati sehingga dengan metode pendekatan ini tujuannya yang bentuk
diwujudkan dalam acara ini lebih mudah dicapai.

VI. PESERTA
Kegiatan ini di ikuti oleh 39 santriwan dan santriwati di Pondok Pesantren Al-
Hidayah Tanggulangin Sidoarjo

VII.WAKTU DAN TEMPAT


Hari : Sabtu, 25 Desember 2021
Waktu : 08.30 – 10. 30
Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Tanggulangin Sidoarjo

VIII. SUSUNAN PENGORGANISASIAN


Moderator : Lailil Ika F.R.M
Penyaji : Shelly Nursofya Lestari
Fasilitator : Audrey Akmalia Salsabila Amir

143
IX. MATERI PENYULUHAN
Kompetensi Indikator Sasaran Metode Alokasi
Dasar
Waktu
a. Mengetahui - Konsep - Santriwan dan Diskusi, 08.30 – 10.30
Kesehatan Kesehatan santriwati Ceramah WIB
Reproduksi Reproduksi menyimak atau (60 menit)
- Cara mendengarkan
menjaga pemaparan materi
Kebersihan atau penjelasan
Reproduksi yang disampaikan
- Macam– - Santriwan dan
macam santriwati mampu
penyakit memberikan
Reproduksi pertanyaan atau
pemaparan materi
yang tekah
disampaikan

X. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada hari Sabtu mahasiswa melaksanakan pemaparan materi dengan jumlah siswa
siswi 39 dari smk sma dan smp selama pemaparan dilaksanakan selama 1 jam dan
menjelaskan tentang Kesehatan Reproduksi dan di pertengahan acara diadakan sesi
tanya jawab lalu mahasiswa memberi pertanyaan tentang materi terkait pencegahan
penyakit reproduksi yang umum seperti cara menjaga kesehatan reproduksi yang
baik dan benar lalu siswa siswi dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Setelah
itu yang bertanya atau bisa menjawab pertanyaan dari pemateri akan mendapatkan
hadiah.
XI. PENUTUP
Demikianlah Torm Of Reference (TOR) ini kami susun sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan Kesehatan Reproduksi. Kami berharap semoga

144
kegiatan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat serta dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan. Kami mohon maaf jika terdapat
kesalahan dalam pembuatan TOR kegiatan ini. Sekian dan terimakasih.

XII. DOKUMENTASI
1. Absensi Santri

2. Absensi Mahasiswa

145
3. Link Dokumentasi
Vidio : https://drive.google.com/file/d/1uNRdsf5oEGfSk6r-
XfkV6c7ya3SHAVl2/view?usp=drivesdk
Foto : https://drive.google.com/file/d/1uNRdsf5oEGfSk6r-
XfkV6c7ya3SHAVl2/view?usp=drivesdk

146
Lampiran 10
I. LATAR BELAKANG
Pemeriksaan tanda vital adalah cara untuk mengetahui perubahan sistem di dalam
tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan
tekanan darah. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam keadaan sakit
atau kelelahan. Perubahan tersebut merupakan indicator adanya gangguan sistem
tubuh. Pemeriksaan tanda vital di tatanan klinik dilaksanakan oleh tenaga medis
seperti dokter, perawat, dan bidan digunakan untuk memantau perkembangan
pasien. Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatann rutin pada pasien, tetapi
merupakan tindakan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem tubuh.
Pelaksanaan pemeriksaan tanda vital di Pondok Pesantren Al Hidayah Kategan
Sidoarjo sangat penting untuk deteksi dini gangguan kesehatan dan hal ini tidak
mungkin dilakukan oleh tenaga kesehatan secara terus menerus tetapi harus
dilakukan oleh anggota masyarakat tersebut yang sudah teralatih dalam bidang
kesehatan. Kondisi tersebut yang menjadi dasar dilakukan pelatihan “Prosedur
pemeriksaan tanda vital” yang dilakukan yaitu Kader Pokestren diharapkan dapat
bermanfaat bagi masyarakat.

II. NAMA KEGIATAN


Kegiatan ini adalah kegiatan praktik pengalaman lapangan keperawatan
komunitas pesantren dengan penyuluhan Prosedur Pemeriksaan Tanda Vital.

III. TUJUAN KEGIATAN


Kegiatan ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap prosedur
pemeriksaan tanda vital pada santriwan dan santriwati di pondok pesantren
Al-Hidayah Ketegan Sidoarjo
2. Mampu mengetahui perubahan sistem tubuh yang ada didalam tubuh.
3. Mampu melakukan pengoperasian alat pemeriksaan tanda vital yang
benar.

147
IV. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk diskusi, dimana pemateri sebelum
menjelaskan materi yang akan dibawakan. Audiens dari santriwan dan santriwati
akan diberikan pre-test dan secarik leaflet terlebih dahulu tentang pemeriksaan
tanda vital. Di dalam leaflet terdapat beberapa penjelasan tentang prosedur
pemeriksaan tanda vital dan terdiri apa saja pemeriksaan tanda-tanda vital.
Kemudian, setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan materi oleh pemateri.
Selanjutnya dilakukan sesi tanya jawab dengan santriwan dan santriwati
sehingga dengan metode pendekatan ini tujuannya yang hendak dicapai dalam
kegiatan tersebut lebih mudah dicapai.

V. PESERTA
Kegiatan ini diikuti oleh santriwan yang berjumlah 20 dan santriwati yang
berjumlah 25 sehingga seluruhnya dengan total 45 orang di pondok pesantren
Al-Hidayah Sidoarjo.

VI. WAKTU DAN TEMPAT


Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Desember 2021
Waktu : 13.00-14.00 WIB
Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

VII. SUSUNAN PENGORGANISASIAN


Moderator : Idda Fauziyyah
Penyaji : Afdhol Mufassirin dan Ila Ika Feby M
Fasilitator : Rizma Yuhana Defitri

148
VIII. MATERI PENYULUHAN
Komepetensi Indikator Sasaran Metode Alokasi
Dasar Waktu
c. Mengetah - Definisi - Santriwan dan Diskusi 13.00 – 14.00
ui tentang Pemeriksaan santriwati dapat WIB
pemeriksa tanda-tanda menyimak dan
an tanda- vital mendengarkan
tanda vital - Tujuan dan pemaparan materi
Fungsi atau penjelasan
pemeriksaan yang disampaikan
tanda-tanda oleh pemateri atau
vital penyaji
- Faktor yang - Santriwan dan Ceramah (60 menit)
mempengaruhi santriwati mampu
tanda-tanda mengajukan
vital pertanyaan yang
- Memberikan berkaitan dengan
pelatihan materi yang telah
bagaimana cara disampaikan
menggunakan
alat tanda-tanda
vital yang benar

IX. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada hari sabtu bertempatan pada tanggal 25 desember 2021, kami dari
kelompok kecil melakukan penyuluhan terkait materi pelatihan pemeriksaan
tanda-tanda vital dengan santriwan santriwati beserta kader pada khususnya
pondok pesantren Al-Hidayah. Peserta yang mengikuti acara penyuluhan yang
kami selenggarakan disambut sangat baik oleh santriwan-santriwati dan kader
pondok pesantren Al-Hidayah dengan jumlah 50 peserta yang berpatisipasi

149
dalam penyuluhan tersebut. Sebelum materi penyuluhan dimulai santriwan
santriwati dan kader Ponpes Al-Hidayah disuruh untuk mengisi daftar hadir
peserta bagi yang mengikuti kegiatan penyuluhan.

Untuk materi penyuluhan tanda-tanda vital memaparkan materi tersebut selama


1 jam di lanjutkan dengan sesi tanya jawab dan pelatihan pemeriksaan tanda-
tanda vital yang sesuai prosedur. Kemudian beberapa santriwan santriwati dan
kader ada yang bertanya terkait materi tanda-tanda vital yang belum mereka
ketahui seperti apa saja alat-alat pemeriksaan TTV dan bagaimana cara
pengoperasian alat TTV. Selanjutnya pihak pemateri menjelaskan dari semua
pertanyaan santriwan santriwati dan Kader yang diajukan kepada pemateri.
Setelah pemateri menjelaskan pertanyaan yang diajukan oleh semua pihak
santriwan santriwati dan kader. Mereka cukup puas dan paham apa yang sudah
disampaikan oleh pemater. karena materi yang disampaikan sangat bermanfaat
bagi santriwan santriwati dan kader Ponpes Al-Hidayah. Selanjutnya pemateri
membuat sesi pelatihan TTV dan santriwan santriwati maupun kader Ponpes Al-
Hidayah sangat antunsias mengikuti pelatihan TTV yang diadakan oleh
pemateri. Disini pemateri mengajarkan bagaimana cara menggunakan alat TTV
dengan benar, dan santri maupun kader mampu menerapkan penggunaan TTV
secara benar dan mencoba memperaktikan penggunaan TTV kepada rekan santri
maupun kader Pondok Pesantren Al-Hidayah.

X. PENUTUP
Demikianlah Torm Of Reference (TOR) ini kami susun sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan prosedur pemeriksaan tanda-tanda vital. Kami
berharap semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat
serta dapat mengimplementasikan dalam kehidupan. Kami mohon maaf jika
terdapat kesalahan dalam pembuatan TOR kegiatan ini. Sekian dan terima kasih.

XI. DOKUMENTASI
1. Absensi Santri

150
2. Absensi Mahasiswa

3. Link Dokumentasi

151
Vidio :
https://drive.google.com/file/d/1CPEUmvScpQhYIa4yXRPBKX6j_v3SKu
ej/view?usp=drivesdk
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1CPEUmvScpQhYIa4yXRPBKX6j_v3SKu
ej/view?usp=drivesdk

Pembahasan Materi yang dibawakan oleh Pemateri (Afdhol Mufassirin)


Pembahasan Materi yang dibawakan oleh Pemateri 2 (Ila Ika F)

152
Selanjutnya diadakan sesi tanya jawab kepada Santriwan dan
Santriwati,Peserta yang bertanya akan mendapatkan reward sebagai
apresiasi kepada audiens karena sudah berani bertanya kepada pemateri

153
Lampiran 2
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan. Hal ini dapat diartikan bahwa kesehatan merupakan salah satu hak
asasi yang fundamental bagi setiap penduduk. Selain sebagai hak asasi,
kesehatan juga merupakan insvestasi. Untuk itu, mengingat kesehatan
merupakan tanggung jawab bersama, maka perlu diperjuangkan oleh berbagai
pihak bukan hanya jajaran kesehatan semata. Hal ini sejalan dengan Pasal 9
ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang
menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Kesehatan merupakan salah satu diantara tiga faktor utama
yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human
Development Indeks (HDI). Selain pendidikan dan pendapatan (tingkat daya
beli masyarakat). Menurut United Nations Development Program (UNDP),
IPM Indonesia tahun 2011 diurutan 124 dari 187 Negara yang disurvei,
dengan skor 0,617. Peringkat ini turun dri peringkat 108 pada tahun 2010.
Pondok pesantren merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan
keagamaan yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat dan berperan penting
dalam pengembangan sumber daya manusia. Santri dan para pemimpin serta
pengelola pondok pesantren, tidak saja mahir dalam aspek pembangunan
moral dan spiritual dengan intelektual yang agamis namun dapat pula menjadi
Innvator dan motivator dalam pembangunan kesehatan serta menjadi teladan
dalam berperilaku hidup bersih dan sehat dalam masyarakat sekitar
(Depkes,2007)
Perkembangan pondok pesantren di Indonesia cukup pesat, baik dari sisi
kuantitas maupun kualitas. Pondok pesantren yang ada di Indonesia berjumlah
27.218 lembaga, terdiri dari 13.446 (49,4%) pondok pesantren salafi/salafiah
154
(tradisional) , 3.064 (11,3%) pondok pesantren salfi/salafiah (modern) dan
pondok pesantren terpadu/ kombinasi sebanyak 10.708 (39,3%), dengan
jumlah santri sebanyak 3.642.738 orang. Dari jumlah santri tersebut, laki-laki
terdiri 1.895.580 (52,0%) dan perempuan 1.747.158 (48,0%) (Education
Management Information System/EMIS, kemenag, 2010/2011).
Perkembangan pondok pesantren secara demografis paling banyak dipulau
Jawa yaitu sejumlah 23.329 buah dari 28.3839 (82,74%), dan paling sedikit
ada di Indonesia Timur yaitu sejumlah 641 atau (2.275%). (data EMIS
2015/2016).
Bila dilihat dari sisi kesehatan, pada umumnya kondisi kesehatan
dilingkungan pondok pesantren masih memerlukan perhatian dari berbagai
pihak terkait, baik dalam aspek pelayanan kesehatan, perilaku sehat maupun
aspek kesehatan lingkungannya. Salah satu upaya untuk mendekatkan
pelayanan kesehatan bagi warga pondok pesantren adalah
menumbuhkembangkan pos kesehatan pesantren (POSKESTREN).
Untuk itu peneliti melihat bahwa perlu dilakukan penelitian yang
membahas tentang pelaksanaan manajemen Pokestren. Dari hasil penelitian
diharapkan bisa disusun suatu rekomendasi yang bisa dijadikan pedoman
praktis yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan manajemen
pengembangan Poskestren. Maka melihat latar belakang diatas, peneliti
mengambil fokus penelitian tentang “Pelaksanaan Manajemen Pos Kesehatan
Pesantren (Poskestren) (Studi di Pondok Pesantren Al-Hidayah Kecamatan
Tanggulangin Sidoarjo)”.

2. Nama Kegiatan
“Kegiatan ini adalah kegiatan praktik pengalaman lapangan keperawatan
komunitas pesantren”.

3. Tema Kegiatan
“Menciptakan Pondok Pesantren Tangguh dan Sehat di Masa Pandemi Covid-
19”

155
4. Tujuan Kegiatan
Secara umum kegiatan yang dilakukan untuk memberikan perubahan perilaku
hidup bersih dan sehat di pondok pesantren Al-Hidayah Kecamatan
Tanggulangin Sidoarjo.

5. Manfaat
Kegiatan ini bermanfaat bagi peserta latih, dintaranya :
1. Adanya peningkatan pemanfaatan, kemampuan dan keterampilan yang
berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren.
2. Mendorong terbentuknya perilaku yang sehat pada santriwati pondok.
3. Terciptanya suatu kerjasama yang harmonis pihak pengurus pesantren
dan santriwan santriwati.
6. Kegiatan
Adapun kegiatan yang di lakukan selama 2 minggu di pondok pesantren
Al-Hidayah Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo, sebagai berikut :
a. Pembukaan kegiatan praktik kerja lapangan
b. Melakukan pengkajian
c. Penyuluhan tentang Asma
d. Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
e. Penyuluhan Sanitasi Lingkungan
f. Penyuluhan Edukasi Manajemen Stres
g. Penyuluhan Diare
h. Penyuluhan Tentang Edukasi Covid-19
i. Penyuluhan Poskestren
j. Penyuluhan Kebersihan Reproduksi
k. Penyuluhan Hipertermi
l. Pelatihan Tanda-Tanda Vital (TTV)
m. Penutupan Kegiatan Komunitas Pesantren
7. Peserta
Kegiatan ini diikuti oleh 20 Santriwan dan 20 Santriwati di Pondok
Pesantren Al-Hidayah Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo
8. Waktu dan Tempat

156
Waktu : Disesuaikan dengan jadwal Santriwan dan Santriwati dan tertera
di bagian susunan acara
Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Kecamatan Tanggulangin
Sidoarjo

9. Susunan Panitia
Jabatan Nama Jabatan atau
Jurusan
Pembina Khamida, S.Kep., Ns., Dosen Pembimbing
M.Kep
Ketua Shelly Nursofya Lestari S-1 Keperawatan

Seketaris Sitti Lathifatul Isniah S-1 Keperawatan


Idda Fauziyyah
Rizma Yuhana Defitri
Bendahara Nur Jamila S-1 Keperawatan

Sie. Acara Rohematus Soleha S-1 Keperawatan


Aprillia Nadya Cindy L.
Alvianita Suherman
Aldila Ayu Widya
Erna Ni’matus Sa’diyyah
Cindy Fareza Maharani
Aldiansyah Rahmanto
Sie. Perlengkapan Afdhol Mufassirin S-1 Keperawatan
Marshanda Catur Cahyaning C.
Sie. Dekdok Audrey Akmalia S.A S-1 Keperawatan
Veronika Amanda N.
Salsa Danoe A.

10. Susunan Kegiatan


No. Hari / Jam Kegiatan Pengisi acara PJ
Tanggal

157
1. Selasa, 21 08.00 Pembukaan Seluruh Semua
Desember – 09.00 praktik Mahasiswa Mahasiswa
2021 keperawatan
komunitras
pesantren
2. Selasa, 21 13.00– Melakukan Seluruh Semua
Desember 15.00 Pengkajian Mahasiswa Mahasiswa
2021 Pondok
Pesantren Al-
Hidayah
Kecamatan
Tanggulangin
Sidoarjo
3. Rabu, 22 08.30- Penyuluhan Cindy Fareza Shelly
Desember 09.30. Asma Marshanda Catur Nursofya
2021.
4. Rabu, 22 13.00- Penyuluhan Rizma Yuhana Shelly
Desember 14.00. PHBS Idda Fauziyyah Nursofya
2021.
5. Kamis, 23 08.00- Penyuluhan Sitti Lathifatul Shelly
Desember 09.00 Sanitasi Erna Ni’matus Nursofya
2021 Lingkungan

6. Kamis, 23 13.00- Penyuluhan Nur Jamila Cindy


Desember 14.00 Edukasi Salsa Danoe Fareza
2021 Manajemen
Stres
7. Jum’at, 24 08.30- Penyuluhan Rohematus Cindy
Desember 09.30 Diare Soleha Fareza
2021 Veronika
Amanda

158
8. Jum’at, 24 13.00- Penyuluhan Sitti Lathifatul Cindy
Desember 14.00 Edukasi Covid- Erna Ni’matus Fareza
2021 19

9. Jum’at, 24 15.00- Penyuluhan Aldila Ayu Rizma


Desember 16.00 Poskestren Aldiansyah Yuhana
2021 Rahmanto

10. Sabtu, 25 13.00- Penyuluhan Aprilia Cindy L. Rizma


Desember 14.00 Hipertermi Alvianita Yuhana
2021 Suherman

11. Sabtu, 25 09.30- Penyuluhan Shelly Nursofya Rizma


Desember 10.30 Kebersihan Audrey Akmalia Yuhana
2021 Sistem
Reproduksi
12. Sabtu, 25 13.00- Pelatihan Afdhol Rizma
Desember 14.00 Tanda Tanda Mufassirin Yuhana
2021 Vital (TTV) Lailil Ika F

159
Lampiran 2.1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas Pesantren

Hari / Tanggal : Rabu, 22 Desember 2021

Topik Pembahasan : Penyuluhan Tentang Asma

Sub Topik : Penyuluhan Tentang Pencegahan dan


Penanggulangan Asma

Sasaran : Santriwan dan Santriwati Al-Hidayah Sidoarjo

Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

Waktu : 08.30-09.30 WIB

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Pencegahan dan
Penanggulangan Asma diharapkan peserta dapat menambah pengetahuan
tentang apa itu Asma dan bagaimana cara mencegah dan
menanggulanginya dengan baik.

B. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhan 60 menit, diharapkan para santriwan dan
santriwati dapat mengerti dengan benar :
1. Apa itu Asma
2. Penyebab Asma
3. Bagaimana cara mencegah dan menanggulangi Asma

C. Kepanitiaan
1. Pengorganisasian :
Moderator : Rohematus Soleha
Penyaji : Cindy Fareza, Marshanda Catur C.C
160
Fasilitator : Afdhol Mufassirin, Shelly Nursofya
2. Rincian Tugas :
a. Moderator
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri dan anggota
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
5. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan (kontrak waktu)
6. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan penyaji
b. Penyaji
1. Apa itu Asma
2. Penyebab Asma
3. Bagaimana cara mencegah dan menanggulangi Asma
c. Fasilitator
1. Menyiapkan tempat untuk penyuluhan
2. Menyiapkan media untuk penyuluhan
3. Mencatat semua pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan

3. Uraian Kegiatan
No Waktu Kegiatan Sasaran Pelaksana
penyuluhan
1 5 menit Pembukaan: Respon: Moderator
1. Membuka 1. Menjawab
kegiatan dengan salam
mengucapkan 2. Mendengarkan
salam dan
2. Memperkenalkan memperhatikan
diri dan anggota 3. Mendengarkan
3. Menjelaskan dan
tujuan dari memperhatikan
penyuluhan 4. Mendengarkan

161
4. Menyebutkan dan
materi yang akan memperhatikan
diberikan dan 5. Mengungkapka
menjelaskan n pengetahuan
waktu yang dimiliki
penyuluhan
(kontrak waktu)
5. Memberikan
kesempatan
kepada peserta
untuk
mengungkapkan
pengetahuan
tentang asma

2 5 menit Pelaksanaan : Respon : Fasilitator


1. Memberikan 1. Menerima Pretest
Pretest
3 20 menit Pelaksanaan : Respon : Penyaji
1. Menyampaikan 1. Mendengarkan
Materi dan
• Apa itu Asma memperhatikan
• Penyebab Asma materi yang
• Cara disampaikan
Penanganan
dan
menanggulangi
Asma
4. 10 menit Pelaksanaan : Respon : Moderator dan
1. Memberikan 1. Mengajukan Fasilitator
kesempatan peserta pertanyaan dari
untuk bertanya materi yang

162
seputar materi yang diberikan
sudah dijelaskan 2. Mendengarkan
2. Mengulangi dan
pertanyaan dari memperhatikan
peserta yang sudah 3. Menerima
ditulis oleh postest
fasilitator agar
lebih jelas
3. Memberikan
postest
5 10 menit Pelaksanaan : Respon : Penyaji
1. Menjawab semua 1. Mendengarkan
pertanyaan dan
memperhatikan
penjelasan dari
penyaji
6 10 menit Pelaksanaan : Respon : Moderator,
1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan fasilitator, dan
hasil dari dan penyaji
penjelasan materi memperhatikan
dan pertanyaan 2. Berkumpul dan
yang diajukan dan foto bersama
dijawab 3. Menjawab salam
2. Foto bersama
3. Penutupan dan
memberikan salam

163
Lampiran 2.2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas Pesantren

Hari / Tanggal : Rabu, 22 Desember 2021

Topik Pembahasan : Penyuluhan Tentang PHBS

Sub Topik : Penyuluhan Tentang Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat di Lingkungan Pondok Pesantren

Sasaran : Santriwan dan Santriwati Al-Hidayah Sidoarjo

Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

Waktu : 13.00-14.00 WIB

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai PHBS dan Lingkungan
Sehat diharapkan peserta dapat menambah pengetahuan tentang perilaku
hidup bersih dan sehat serta dapat menerapkan lingkungan sehat di
kehidupan sehari – hari.

B. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhan 60 menit, diharapkan para santriwan dan
santriwati dapat mengerti dengan benar :
1. Konsep PHBS
2. Macam-Macam PHBS di Pondok Pesantren
3. Cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan

C. Kepanitiaan
1. Pengorganisasian :

164
Moderator : Rohematus Soleha
Penyaji : Idda Fauziyyah, Rizma Yuhana D.
Fasilitator : Afdhol Mufassirin, Shelly Nursofya
2. Rincian Tugas :
a. Moderator
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri dan anggota
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
5. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan (kontrak waktu)
6. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan penyaji
b. Penyaji
1. Konsep PHBS
2. Macam-Macam PHBS di Pondok Pesantren
3. Cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan
c. Fasilitator
1. Menyiapkan tempat untuk penyuluhan
2. Menyiapkan media untuk penyuluhan
3. Mencatat semua pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan

3. Uraian Kegiatan
No Waktu Kegiatan Sasaran Pelaksana
penyuluhan
1 5 menit Pembukaan: Respon: Moderator
1. Membuka kegiatan 1. Menjawab
dengan mengucapkan salam
salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri dan
dan anggota memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan 3. Mendengarkan
dari penyuluhan dan

165
4. Menyebutkan materi memperhatikan
yang akan diberikan 4. Mendengarkan
dan menjelaskan waktu dan
penyuluhan (kontrak memperhatikan
waktu)
5. Memberikan
kesempatan kepada 5. Mengungkapka
peserta untuk n pengetahuan
mengungkapkan yang dimiliki
pengetahuan tentang
pola hidup bersih dan
sehat
2 5 menit Pelaksanaan : Respon : Fasilitator
1. Memberikan Pretest 1. Menerima
Pretest
3 20 menit Pelaksanaan: Respon : Penyaji
1. Menyampaikan Materi 1. Mendengarakan
: dan
• Konsep PHBS memperhatikan
• Macam- Macam materi yang
PHBS di Pondok disampaikan
Pesantren
• Cara menjaga
kebersihan diri dan
lingkungan
• Jenis-jenis
komponen 4 sehat
5 sempurna
4 10 Menit Pelaksanaan: Respon: Moderator
1. Memberikan 1. Mengajukan dan
kesempatan peserta beberapa fasilitator
untuk bertanya pertanyaan

166
seputar materi yang dari materi
sudah dijelaskan yang
2. Mengulangi diberikan
pertanyaan dari 2. Mendengarka
peserta yang sudah n dan
ditulis oleh fasilitator memperhatik
agar lebih jelas an
3. Membagikan postest
3. Menerima
postest
5 10 menit Pelaksanaan: Respon: Penyaji
1. Menjawab semua 1. Mendengarkan
pertanyaan peserta dan
memperhatikan
penjelasan dari
penyaji
6 10 menit Pelaksanaan: Respon: Moderator,
1. Menyimpulkan hasil 1. Mendengarka Fasilitator,
dari penjelasan materi n dan dan Penyaji
dan pertanyaan yang memperhatik
diajukan dan dijawab an
2. Memberikan 2. Menerima
reward kepada souvenir
peserta yang dari
bertanya fasilitator
3. Foto bersama 3. Berkumpul
4. Penutupan dan dan foto
memberikan bersama
salam 4. Menjawab
salam

167
Lampiran 2.3
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas Pesantren

Hari / Tanggal : Kamis, 23 Desember 2021

Topik Pembahasan : Penyuluhan Tentang Sanitasi Lingkungan dan


Scabies

Sub Topik : Upaya Kesehatan Lingkungan di Pesantren dan


Menjaga Kulit

Sasaran : Santriwan dan Santriwati Al-Hidayah Sidoarjo

Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

Waktu : 08.00-09.00 WIB

A. Tujuan Utama
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Sanitasi Lingkungan dan
Penyakit Scabies diharapkan peserta dapat menambah pengetauhan
tentang cara menjaga kesehatan lingkungan serta cara menjaga kesehatan
kulit agar terhindar dari penyakit scabies/gudik di kehidupan seharu-hari.

B. Tujuan Khusus
Setelah melakukan penyuluhan 60 menit, diharapkan para santriwan dan
santriwati dapat mengerti dengan benar :
1. Pengertian sanitasi lingkungan
2. Ciri-ciri pondok pesantren yang sehat
3. Manfaat yang dapat dirasakan ketika menjaga sanitasi di pondok
pesantren
4. Pengertian penyakit scabies
5. Gejala scabies
6. Penyebab scabies
168
7. Cara penularannya
8. Cara menjaga agar terhindar dari penyakit scabies

C. Kepanitiaan
1. Pengorganisasian
MC : Rohematus Soleha
Penyaji : Sitti Lathifatul Isniah, Erna Ni’matus S.
Fasilitator : Afdhol Mufassirin, Shelly Nursofya
2. Rincian tugas :
a. Moderator :
1. Membuka kegiatan dengan mengucap salam
2. Memperkenalkan diri dan anggota
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
5. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan (kontrak waktu)
6. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan penyaji
b. Penyaji :
1. Pengertian sanitasi lingkungan
2. Ciri-ciri pondok pesantren yang sehat
3. Manfaat yang dapat dirasakan ketika menjaga sanitasi di
pondok pesantren
4. Pengertian penyakit scabies
5. Gejala scabies
6. Penyebab scabies
7. Cara penularannya
8. Cara menjaga agar terhindar dari penyakit scabies
c. Fasilitator :
1. Menyiapkan tempat untuk penyuluhan
2. Menyiapkan media penyuluhan
3. Membuat leaflet untuk peserta penyuluhan
4. Mencatat semua pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan

169
5. Memberikan doorprize untuk peserta yang bertanya

3. Uraian Kegiatan :
No Waktu Kegiatan Sasaran Pelaksana
penyuluhan
1 5 menit Pembukaan: Respon: Moderator
1. Membuka kegiatan 1. Menjawab
dengan salam
mengucapkan 2. Mendengarkan
salam dan
2. Memperkenalkan memperhatikan
diri dan anggota 3. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dan
dari penyuluhan memperhatikan
4. Menyebutkan 4. Mendengarkan
materi yang akan dan
diberikan dan memperhatikan
menjelaskan waktu 5. Mengungkapkan
penyuluhan pengetahuan yang
(kontrak waktu) dimiliki
5. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
mengungkapkan
pengetahuan
tentang lingkungan
pondok pesantren
yang bersih itu
bagaimana
2. 5 menit Pelaksanaan: Respon: Fasilitator
1. Membagikan pretest 1. Menerima pretest

170
3. 20 menit Pelaksanaan : Respon : Penyaji
1. Menyampaikan 1. Mendengarakan
materi: dann memperhatikan
• Pengertian Sanitasi materi yang
Lingkungan disampaikan
• Manfaat yang dapat
dirasakan ketika
menjaga sanitasi di
pondok pesantren
• Ciri-ciri pondok
pesantren yang
bersih
• Pengertian scabies
• Gejala scabies
• Penyebab scabies
• Cara penularannya
• Cara menjaga agar
terhindar dari
penyakit scabies
3. 10 menit Pelaksanaan: Respon: Moderator
1. Memberikan 1. Mengajukan dan
kesempatan peserta beberapa fasilitator
untuk bertanya pertanyaan dari
seputar materi yang materi yang
sudah dijelaskan diberikan
2. Mengulangi 2. Mendengarkan
pertanyaan dari dan
peserta yang sudah memperhatikan
ditulis oleh fasilitator 3. Menerima postest
agar lebih jelas
3. Memberikan postest

171
4. 10 menit Pelaksanaan: Respon: Penyaji
1. Menjawab semua 1. Mendengarkan dan
pertanyaan peserta memperhatikan
penjelasan dari
penyaji
5. 10 menit Pelaksanaan: Respon: Moderator.
1. Menyimpulkan hasil 1. Mendengarkan Fasilitator
dari penjelasan dan dan penyaji
materi dan memperhatikan
pertanyaan yang 2. Menerima
diajukan dan dijawab souvenir dari
2. Memberikan fasilitator
reward kepada 3. Berkumpul dan
peserta yang foto bersama
bertanya 4. Menjawab salam
3. Foto bersama
4. Penutupan dan
memberikan
salam

172
Lampiran 2.4
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas Pesantren

Hari / Tanggal : Kamis, 23 Desember 2021

Topik Pembahasan : Penyuluhan Edukasi Manajemen Stres

Sub Topik : Cara Memanajemen Stres

Sasaran : Santriwan dan Santriwati Al-Hidayah Sidoarjo

Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

Waktu : 13.00-14.00 WIB

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Manajemen Stress
diharapkan peserta dapat menambah pengetahuan tentang apa itu stress dan
bagaimana cara memanajemen stress dengan baik.

B. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan 60 menit, diharapkan para santriwan dan
santriwati dapat mengerti dengan benar :
1. Konsep Manajemen Stress
2. Macam – macam Stress
3. Bagaimana cara Memanajemen Stress

C. Kepanitiaan
1. Pengorganisasian
Moderator : Lailil Eka Feby Rahma Martha
Penyaji : Nur Jamila, Salsabillah Danoe Adjani
Fasilitator : Afdhol Mufassirin, Cindy Fareza
2. Rincian Tugas
173
a. Moderator
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri dan anggota
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
5. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan (kontrak waktu)
6. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan penyaji
b. Penyaji
1. Konsep Manajemen Stress
2. Macam – macam Stress
3. Bagaimana cara Memanajemen Stress
c. Fasilitator
1. Menyiapkan tempat untuk penyuluhan
2. Menyiapkan media untuk penyuluhan
3. Membuat leaflet untuk peserta penyuluhan
4. Membagikan leaflet untuk peserta penyuluhan
5. Mencatat semua pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan
6. Memberikan doorprize untuk yang bertanya

3. Uraian Kegiatan :
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Pelaksana
1 5 Pembukaan : Respon : Moderator
menit 1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam
dengan 2. Mendengarkan dan
mengucapkan salam memperhatikan
2. Memperkenalkan 3. Mendengarkan dan
diri dan anggota memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan 4. Mendengarkan dan
dari penyuluhan memperhatikan
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan

174
dan menjelaskan 5. Mengungkapkan
waktu penyuluhan pengetahuan yang
(kontrak waktu) dimiliki
5. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
mengungkapkan
pengetahuan tentang
stress
2 5 Pelaksanaan : Respon : Fasilitator
menit 1. Membagikan leaflet 1. Menerima leaflet
2. Memberikan Pretest yang dibagikan
2. Menerima Pretest

3 20 Pelaksanaan : Respon : Penyaji


menit 1. Menyampaikan 1. Mendengarkan dan
materi : memperhatikan
• Konsep materi yang
Manajemen disampaikan
Stress
• Macam – macam
Stress
• Cara
memanajemen
Stress

4 10 Pelaksanaan : Respon : Moderator


menit 1. Memberikan 1. Mengajukan dan
kesempatan peserta beberapa fasilitator
untuk bertanya pertanyaan dari
seputar materi yang materi yang
sudah dijelaskan diberikan

175
2. Mengulagi 2. Mendengarkan dan
pertanyaan dari memperhatikan
peserta yang sudah
ditulis oleh
fasilitator agar lebih
jelas
3. Memberikan Postest 3. Menerima Postest

5 10 Pelaksanaan : Respon : penyaji


menit 1. Menjawab semua 1. Mendengarkan dan
pertanyaan peserta memperhatikan
penjelasan dari
penyaji
6 10 Pelaksanaan : Respon : Moderator,
menit 1. Menyimpulkan hasil 1. Mendengarkan dan fasilitator,
dari penjelasan memperhatikan dan
materi dan 2. Menerima souvenir penyaji
pertanyaan yang dari fasilitator
diajukan dan 3. Berkumpul dan foto
dijawab bersama
2. Memberikan rewars 4. Menjawab salam
kepada peserta yang
bertanya
3. Foto bersama
4. Penutupan dan
memberikan salam

176
Lampiran 2.5
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas Pesantren

Hari / Tanggal : Jum’at, 24 Desember 2021

Topik Pembahasan : Promosi Kesehatan Penanggulangan Akibat


Diare

Sub Topik : Penanggulangan Akibat Diare

Sasaran : Santriwan dan Santriwati Al-Hidayah Sidoarjo

Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

Waktu : 09.30-10.30 WIB

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Promosi kesehatan
Penanggulangan Akibat Diare diharapkan peserta dapat menambah
pengetahuan tentang apa itu Diare dan Bagaimana Cara Mengatasi dan
Mengobati diare dengan baik.

B. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan 60 menit, diharapkan para santriwan dan
santriwati dapat mengerti dengan benar :
1. Apa itu definisi dari Diare
2. Apa penyebab dari Diare
3. Bagaimana tanda dan gejala dari Diare
4. Apa faktor yang mempengaruhi Diare
5. Bagaimana pengobatan dari Diare
6. Bagaimana Penularan dari Diare
7. Bagaimana cara pencegahan Diare

177
C. Kepanitiaan

1. Pengorganisasian
Moderator : Lailil Eka Feby Rahma Martha
Penyaji : Rohematus Soleha dan Veronika Amanda
Fasilitator : Afdhol Mufassirin, Cindy Fareza

2. Rincian Tugas
a. Moderator
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri dan anggota
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
5. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan (kontrak waktu)
6. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan penyaji
b. Penyaji
1. Definisi diare
2. Penyebab diare
3. Tanda dan gejala diare
4. Faktor Yang Mempengaruhi Diare
5. pengobatan Diare
6. Penularan Diare
7. Pencegahan Diare
c. Fasilitator
1. Menyiapkan tempat untuk penyuluhan
2. Menyiapkan media untuk penyuluhan
3. Membuat Brosur untuk peserta penyuluhan
4. Membagikan Brosur untuk peserta penyuluhan
5. Mencatat semua pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan
6. Memberikan doorprize untuk yang bertanya

3. Uraian Kegiatan :

178
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Pelaksana

1. 5 menit Pembukaan : Respon : Moderator

1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam


dengan mengucapkan 2. Mendengarkan dan
salam memperhatikan
2. Memperkenalkan diri 3. Mendengarkan dan
dan anggota memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari 4. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
4. Menyebutkan materi 5. Mengungkapkan
yang akan diberikan dan pengetahuan yang
menjelaskan waktu dimiliki
penyuluhan (kontrak
waktu)
5. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
mengungkapkan
pengetahuan tentang
Diare
2. 5 menit Pelaksanaan : Respon : Fasilitator

1. Membagikan Brosur 1. Menerima Brosur


2. Memberikan Pretest yang dibagikan
2. Menerima Pretest
3. 25 Pelaksanaan : Respon : Penyaji
menit
1. Menyampaikan materi : 1. Mendengarkan dan
a. Definisi Diare memperhatikan materi
b. Penyebab Diare yang disampaikan
c. Tanda dan gejala
Diare
d. Faktor Yang

179
Mempengaruhi Diare
e. Pengobatan Diare
f. Penularan Diare
g. Pencegahan Diare
4. 10 Pelaksanaan : Respon : Moderator
menit dan
1. Memberikan kesempatan 1. Mengajukan beberapa
Fasilitator
peserta untuk bertanya pertanyaan dari materi
seputar materi yang yang diberikan
sudah dijelaskan 2. Mendengarkan dan
2. Mengulagi pertanyaan memperhatikan
dari peserta yang sudah 3. Menerima Postest
ditulis oleh fasilitator
agar lebih jelas
3. Memberikan Postest
5. 10 Pelaksanaan : Respon : Penyaji
menit
1. Menjawab semua 1. Mendengarkan dan
pertanyaan peserta memperhatikan
penjelasan dari
penyaji
6. 10 Pelaksanaan : Respon : Moderator,
menit Fasilitator,
1. Menyimpulkan hasil dari 1. Mendengarkan dan
dan
penjelasan materi dan memperhatikan
Penyaji
pertanyaan yang 2. Menerima souvenir
diajukan dan dijawab dari fasilitator
2. Memberikan reward 3. Berkumpul dan foto
kepada peserta yang bersama
bertanya 4. Menjawab salam
3. Foto bersama
4. Penutupan dan
memberikan salam

180
Lampiran 2.6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas Pesantren

Hari / Tanggal : Jum’at, 24 Desember 2021

Topik Pembahasan : Penyuluhan Tentang Pengetahuan Mengenai


COVID-19

Sub Topik : Upaya Untuk Mencegah Agar Terhindar dari


COVID-19

Sasaran : Santriwan dan Santriwati Al-Hidayah Sidoarjo

Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

Waktu : 13.00-14.00 WIB

A. Tujuan Utama
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Penyakit COVID-19 dan cara
pencegahannya diharapkan peserta dapat menambah pengetauhan tentang cara
menjaga kesehatan di masa pandemic covid-19 ini serta dapat menerapkan
protokol kesehatan yang sudah dijelaskan ketika penyuluhan di kehidupan
sehari-hari untuk meminimalisir terjadinya penyebaran COVID-19 di
lingkungan Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo.

B. Tujuan Khusus
Setelah melakukan penyuluhan 60 menit, diharapkan para santriwan dan
santriwati dapat mengerti dengan benar :
1. Pengertian COVID-19
2. Penyebab COVID-19
3. Cara penularan COVID-19

181
4. Gejala COVID-19
5. Pencegahan yang dapat dilakukan
6. Membentuk SATGAS COVID-19 di Pesantren
7. Tugas SATGAS COVID-19 di Pondok Pesantren

C. Kepanitiaan
1. Pengorganisasian
MC : Lailil Ika F.R.M
Penyaji : Sitti Lathifatul Isniah, Erna Ni’matus
Fasilitator : Afdhol Mufassirin, Cindy Fareza
2. Rincian Tugas
a. Moderator :
1. Membuka kegiatan dengan mengucap salam
2. Memperkenalkan diri dan anggota
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
5. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan (kontrak waktu)
6. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan penyaji
b. Penyaji :
1. Pengertian COVID-19
2. Penyebab COVID-19
3. Cara penularan COVID-19
4. Gejala COVID-19
5. Pencegahan yang dapat dilakukan
6. Membentuk SATGAS COVID-19 di Pesantren
7. Tugas SATGAS COVID-19 di Pondok Pesantren
c. Fasilitator :
1. Menyiapkan tempat untuk penyuluhan
2. Menyiapkan media penyuluhan
3. Membuat leaflet untuk peserta penyuluhan
4. Mencatat semua pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan
5. Memberikan doorprize untuk peserta yang bertanya

182
3. Uraian Kegiatan :
No Waktu Kegiatan Sasaran Pelaksana
penyuluhan
1 5 menit Pembukaan: Respon: Moderator
1. Membuka 1. Menjawab
kegiatan dengan salam
mengucapkan
salam
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan dan
diri dan anggota memperhatikan
3. Menjelaskan 3. Mendengarkan dan
tujuan dari memperhatikan
penyuluhan 4. Mendengarkan dan
4. Menyebutkan memperhatikan
materi yang akan 5. Mengungkapkan
diberikan dan pengetahuan yang
menjelaskan dimiliki
waktu
penyuluhan
(kontrak waktu)
5. Memberikan
kesempatan
kepada peserta
untuk
mengungkapkan
pengetahuan
tentang penyakit
COVID-19 dan
perasaannya
selama pandemi
berlangsung.

183
2. 5 menit Pelaksanaan: Respon: Fasilitator
1. Membagikan 1. Menerima leaflet yang
leaflet dibagikan
2. Membagikan 2. Menerima pretest
pretest
3. 20 menit Pelaksanaan : Respon : Penyaji
1. Menyampaikan 1. Mendengarakan dan
materi: memperhatikan materi
• Pengertian yang disampaikan
COVID-19
• Penyebab
COVID-19
• Cara penularan
COVID-19
• Gejala COVID-
19
• Pencegahan
yang dapat
dilakukan
• Membentuk
SATGAS
COVID-19 di
Pesantren
• Tugas SATGAS
COVID-19 di
Pondok
Pesantren

3. 10 menit Pelaksanaan: Respon: Moderator


1. Memberikan 1. Mengajukan beberapa dan
kesempatan pertanyaan dari materi fasilitator
peserta untuk yang diberikan
bertanya seputar

184
materi yang sudah 2. Mendengarkan dan
dijelaskan memperhatikan
2. Mengulangi 3. Menerima postest
pertanyaan dari
peserta yang
sudah ditulis oleh
fasilitator agar
lebih jelas
3. Membrikan
postest
4. 10 menit Pelaksanaan: Respon: Penyaji
1. Menjawab semua 1. Mendengarkan dan
pertanyaan peserta memperhatikan
penjelasan dari penyaji
5. 10 menit Pelaksanaan: Respon: Moderator.
1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan dan Fasilitator
hasil dari memperhatikan dan penyaji
penjelasan materi 2. Menerima
dan pertanyaan souvenir dari
yang diajukan dan fasilitator
dijawab 3. Berkumpul dan foto
2. Memberikan bersama
reward kepada 4. Menjawab salam
peserta yang
bertanya
3. Foto bersama
4. Penutupan dan
memberikan
salam

185
Lampiran 2.7
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas Pesantren

Hari / Tanggal : Jum’at, 24 Desember 2021

Topik Pembahasan : Penyuluhan Poskestren

Sub Topik : Menjelaskan Poskestren

Sasaran : Santriwan dan Santriwati Al-Hidayah Sidoarjo

Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

Waktu : 14.00-15.0 IB

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Penyuluhan poskestren
diharapkan peserta dapat menambah pengetahuan tentang apa itu poskestren
lebih detail

B. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan 60 menit, diharapkan para santriwan dan
santriwati dapat mengerti dengan benar :
1. Tujuan dibentuknya poskestren
2. Cara pencatatan dan pelaporan poskestren
3. Fungsi poskestren

C. Kepanitiaan
1. Pengorganisasian
Moderator : Idda Fauziyyah
Penyaji : Aldiansyah Rachamnato, Aldila Ayu Widya
Fasilitator : Rizma Yuhana Defitri, Marshanda Catur
2. Rincian Tugas
186
a. Moderator
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri dan anggota
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
5. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan (kontrak waktu)
6. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan penyaji
b. Penyaji
1. Konsep poskestren
2. Tujuan dan fungsi poskestren
3. Sasaran dari poskestren
4. Pengorganisasian poskestren
5. Pencatatan dan Pelaporan poskestren
c. Fasilitator
1. Menyiapkan tempat untuk penyuluhan
2. Menyiapkan media untuk penyuluhan
3. Membuat leaflet untuk peserta penyuluhan
4. Membagikan leaflet untuk peserta penyuluhan
5. Mencatat semua pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan
6. Memberikan doorprize untuk yang bertanya

3. Uraian Kegiatan :
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Pelaksana

1 5 Pembukaan : Respon : Moderator


menit
1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam
dengan 2. Mendengarkan dan
mengucapkan salam memperhatikan
2. Memperkenalkan 3. Mendengarkan dan
diri dan anggota memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan 4. Mendengarkan dan

187
dari penyuluhan memperhatikan
4. Menyebutkan materi 5. Mengungkapkan
yang akan diberikan pengetahuan yang
dan menjelaskan dimiliki
waktu penyuluhan
(kontrak waktu)
5. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
mengungkapkan
pengetahuan tentang
poskestren
2 5 Pelaksanaan : Respon : Fasilitator
menit
1. Menampilkan ppt 1. Menerima dan
2. Memberikan Pretest memperhatikan
media ppt yang
diberikan
2. Menerima Pretest

3 20 Pelaksanaan : Respon : Penyaji


menit
1. Konsep poskestren 1. Mendengarkan dan
2. Tujuan dan fungsi memperhatikan
poskestren materi yang
3. Sasaran dari disampaikan
poskestren
4. Pengorganisasian
poskestren
5. Pencatatan dan
Pelaporan
poskestren

188
4 10 Pelaksanaan : Respon : Moderator
menit dan
1. Memberikan 1. Mengajukan
fasilitator
kesempatan peserta beberapa
untuk bertanya pertanyaan dari
seputar materi yang materi yang
sudah dijelaskan diberikan
2. Mengulagi 2. Mendengarkan dan
pertanyaan dari memperhatikan
peserta yang sudah 3. Menerima reward
ditulis oleh 4. Menerima Postest
fasilitator agar lebih
jelas
3. Pemeberian reward
bagi yang bertanya
4. Memberikan Postest

5 10 Pelaksanaan : Respon : Penyaji


menit
1. Menjawab semua 1. Mendengarkan dan
pertanyaan peserta memperhatikan
penjelasan dari
penyaji

6 10 Pelaksanaan : Respon : Moderator,


menit fasilitator,
1. Menyimpulkan hasil 1. Mendengarkan dan
dan
dari penjelasan memperhatikan
penyaji
materi dan 2. Berkumpul dan foto
pertanyaan yang bersama
diajukan dan 3. Menjawab salam
dijawab

189
2. Foto bersama
3. Penutupan dan
memberikan salam

190
Lampiran 2.8
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas Pesantren

Hari / Tanggal : Sabtu, 25 Desember 2021

Topik Pembahasan : Penyuluhan Kesehatan Reproduksi

Sub Topik : Menjelaskan tentang Kesehatan Reproduksi dan


Cara Pencegahan dari Penyakit pada Organ
Reproduksi

Sasaran : Santriwan dan Santriwati Al-Hidayah Sidoarjo

Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

Waktu : 08.00-09.00 WIB

A. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan pengetahuan santriwan dan santriwati di


Pondok Pesantren Al-Hidayah Ketegan Sidoarjo agar mereka memiliki
pengetahuan yang tepat terhadap proses reproduksi, serta cara menjaga
Kesehatan dan diharapkan mampu membuat para santri lebih bertanggung
jawab terutama mengenai proses reproduksi, dan dapat berpikir ulang
sebelum melakukan hal yang dapat merugikan diri sendiri.

B. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan 60 menit, diharapkan para
santriwan dan santriwati dapat mengerti dengan benar :
1. Konsep Kesehatan Reproduksi
2. Penyebab Penyakit pada Organ Reproduksi
3. Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi
191
C. Kepanitiaan
1. Pengorganisasian
Moderator : Idda Fauziyyah
Penyaji : Shelly Nursofya Lestari dan Audrey Akmalia S. A.
Fasilitator : Rizma Yuhana Defitri, Marshanda Catur
2. Rincian Tugas
a. Moderator
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri dan anggota
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
5. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan (kontrak waktu)
6. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan penyaji
b. Penyaji
1. Konsep Kesehatan Reproduksi
2. Penyebab Penyakit pada Organ Reproduksi
3. Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi
c. Fasilitator
1. Menyiapkan tempat untuk penyuluhan
2. Menyiapkan media untuk penyuluhan
3. Membuat pre test dan post test untuk peserta penyuluhan
4. Mengingatkan waktu menyajikan materi
5. Mencatat semua pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan
6. Memberikan doorprize untuk yang menjawab pernyataan
3. Uraian Kegiatan :
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Pelaksana
1 5 Pembukaan : Respon : Moderator
menit 1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam
dengan mengucapkan 2. Mendengarkan dan
salam memperhatikan
2. Memperkenalkan diri 3. Mendengarkan dan

192
dan anggota memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan 4. Mendengarkan dan
dari penyuluhan memperhatikan
4. Menyebutkan materi 5. Mengungkapkan
yang akan diberikan pengetahuan yang
dan menjelaskan waktu dimiliki
penyuluhan (kontrak
waktu)
5. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
mengungkapkan
pengetahuan tentang
stress
2 5 Pelaksanaan : Respon : Fasilitator
menit 1. Membagikan Poster 1. Menerima Poster yang
2. Memberikan Pretest dibagikan
2. Menerima Pretest
3 20 Pelaksanaan : Respon : Penyaji
menit 1. Menyampaikan materi : 1. Mendengarkan dan
• Konsep Hipertermi memperhatikan materi
• Penyebab yang disampaikan
Hipertermi
• Penanganan
Hipertermi

4 10 Pelaksanaan : Respon : Moderator


menit 1. Memberikan 1. Mengajukan beberapa dan
kesempatan peserta pertanyaan dari materi fasilitator
untuk bertanya seputar yang diberikan
materi yang sudah
dijelaskan 2. Mendengarkan dan

193
2. Mengulangi pertanyaan memperhatikan
dari peserta yang sudah
ditulis oleh fasilitator
agar lebih jelas 3. Menerima Postest
3. Memberikan Postest

5 10 Pelaksanaan : Respon : penyaji


menit 1. Memberi pertanyaan 1. Mendengarkan dan
kepada peserta memperhatikan
penyuluhan penjelasan dari penyaji
2. Memberikan reward 2. Menerima reward dari
kepada peserta yang peyaji
aktif dalam menjawab
6 10 Pelaksanaan : Respon : Moderator,
menit 1. Menyimpulkan hasil 1. Mendengarkan dan fasilitator,
dari penjelasan materi memperhatikan dan penyaji
dan pertanyaan yang 2. Menerima souvenir
diajukan dan dijawab dari fasilitator
2. Memberikan reward
kepada peserta yang 3. Berkumpul dan foto
bertanya bersama
3. Foto bersama 4. Menjawab salam
4. Penutupan dan
memberikan salam

194
Lampiran 2.9
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas Pesantren

Hari / Tanggal : Sabtu, 25 Desember 2021

Topik Pembahasan : Penyuluhan Hipertermi

Sub Topik : Menjelaskan Penanganan Hipertermi

Sasaran : Santriwan dan Santriwati Al-Hidayah Sidoarjo

Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

Waktu : 09.30-10.30 WIB

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Hipertermi diharapkan peserta
dapat menambah pengetahuan tentang apa itu Hipertermi dan cara
penanganan Hipertermi.

B. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan 60 menit, diharapkan para santriwan dan
santriwati dapat mengerti dengan benar :
1. Konsep Hipertermi
2. Penyebab Hipertermi
3. Cara Penanganan Hipertermi

C. Kepanitiaan
1. Pengorganisasian
Moderator : Idda Fauziyyah
Penyaji : Alvianita Suherman, Aprillia Nadya Cindy Lathifah

195
Fasilitator : Rizma Yuhana Defitri, Marshanda Catur
2. Rincian Tugas
a. Moderator
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri dan anggota
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
5. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan (kontrak waktu)
6. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan penyaji
b. Penyaji
1. Konsep Hipertermi
2. Penyebab Hipertermi
3. Penanganan Hipertermi
c. Fasilitator
1. Menyiapkan tempat untuk penyuluhan
2. Menyiapkan media untuk penyuluhan
3. Membuat leaflet untuk peserta penyuluhan
4. Membagikan leaflet untuk peserta penyuluhan
5. Mencatat semua pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan
6. Memberikan doorprize untuk yang bertanya

3. Uraian Kegiatan :
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Pelaksana

1 5 Pembukaan : Respon : Moderator


menit 1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam
dengan mengucapkan 2. Mendengarkan dan
salam memperhatikan
2. Memperkenalkan diri 3. Mendengarkan dan
dan anggota memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari 4. Mendengarkan dan

196
penyuluhan memperhatikan
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan dan 5. Mengungkapkan
menjelaskan waktu pengetahuan yang
penyuluhan (kontrak dimiliki
waktu)
5. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
mengungkapkan
pengetahuan tentang
stress
2 5 Pelaksanaan : Respon : Fasilitator
menit 1. Membagikan Poster 1. Menerima Poster yang
2. Memberikan Pretest dibagikan
2. Menerima Pretest
3 20 Pelaksanaan : Respon : Penyaji
menit 1. Menyampaikan materi 1. Mendengarkan dan
: memperhatikan materi
• Konsep Hipertermi yang disampaikan
• Penyebab
Hipertermi
• Penanganan
Hipertermi
4 10 Pelaksanaan : Respon : Moderator
menit 1. Memberikan 1. Mengajukan beberapa dan
kesempatan peserta pertanyaan dari materi fasilitator
untuk bertanya seputar yang diberikan
materi yang sudah 2. Mendengarkan dan
dijelaskan memperhatikan
2. Mengulangi pertanyaan
dari peserta yang sudah

197
ditulis oleh fasilitator 3. Menerima Postest
agar lebih jelas
3. Memberikan Postest
5 10 Pelaksanaan : Respon : penyaji
menit 1. Menjawab semua 1. Mendengarkan dan
pertanyaan peserta memperhatikan
penjelasan dari penyaji

6 10 Pelaksanaan : Respon : Moderator,


menit 1. Menyimpulkan hasil 1. Mendengarkan dan fasilitator,
dari penjelasan materi memperhatikan dan penyaji
dan pertanyaan yang 2. Menerima souvenir
diajukan dan dijawab dari fasilitator
2. Memberikan rewars 3. Berkumpul dan foto
kepada peserta yang bersama
bertanya 4. Menjawab salam
3. Foto bersama
4. Penutupan dan
memberikan salam

198
Lampiran 2.10

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas Pesantren

Hari / Tanggal : Sabtu, 25 Desember 2021

Topik Pembahasan : Penyuluhan Tanda – Tanda Vital (TTV)

Sub Topik : Menjelaskan bagaimana cara menggunakan


alat TTV

Sasaran : Santriwan dan Santriwati Al-Hidayah Sidoarjo

Tempat : Masjid Pondok Pesantren Al-Hidayah Sidoarjo

Waktu : 13.00-14.00 WIB

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Penyuluhan Tanda-Tanda Vital
diharapkan peserta dapat menambah pengetahuan tentang apa itu
pemeriksaan TTV lebih detail
B. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan 60 menit, diharapkan para santriwan dan
santriwati dapat mengerti dengan benar :
1. Apa itu pemeriksaan TTV?
2. Pemeriksaaan TTV dipergunakan untuk apa?
3. Bagaimana cara melakukan pengoperasian alat TTV?
C. Kepanitiaan
1. Pengorganisasian
Moderator : Idda Fauziyyah
Penyaji : Afdhol Mufassirin & Ila Ika Feby M
Fasilitator : Rizma Yuhana Defitri, Marshanda Catur
2. Rincian Tugas
199
a. Moderator
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri dan anggota
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
5. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan (kontrak waktu)
6. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan penyaji
b. Penyaji
1. Menjelaskan Apa itu Pemeriksaan TTV
2. Tujuan dan fungsi pemeriksaan TTV
3. Sasaran Pemeriksaan TTV
4. Memperaktikan bagaimana cara menggunakan alat TTV yang
benar
c. Fasilitator
1. Menyiapkan tempat untuk penyuluhan
2. Menyiapkan media untuk penyuluhan
3. Membuat leaflet untuk peserta penyuluhan
4. Membagikan leaflet untuk peserta penyuluhan
5. Mencatat semua pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan
6. Memberikan doorprize untuk yang bertanya

3. Uraian Kegiatan :
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Pelaksana

1 5 Pembukaan : Respon : Moderator


menit
1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam
dengan mengucapkan 2. Mendengarkan dan
salam memperhatikan
2. Memperkenalkan diri 3. Mendengarkan dan
dan anggota memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan 4. Mendengarkan dan

200
dari penyuluhan memperhatikan
4. Menyebutkan materi 5. Mengungkapkan
yang akan diberikan pengetahuan yang
dan menjelaskan waktu dimiliki
penyuluhan (kontrak
waktu)
5. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
mengungkapkan
pengetahuan tentang
TTV
2 5 Pelaksanaan : Respon : Fasilitator
menit
1. Menampilkan ppt 1. Menerima dan
2. Memberikan Pretest memperhatikan media
ppt yang diberikan
2. Menerima Pretest
3 20 Pelaksanaan : Respon : Penyaji
menit
1. Menjelaskan Apa itu 1. Mendengarkan dan
Pemeriksaan TTV memperhatikan materi
2. Tujuan dan fungsi yang disampaikan
pemeriksaan TTV
3. Sasaran Pemeriksaan
TTV
4. Memperaktikan
bagaimana cara
menggunakan alat TTV
yang benar

4 10 Pelaksanaan : Respon : Moderator


dan

201
menit 1. Memberikan 1. Mengajukan beberapa fasilitator
kesempatan peserta pertanyaan dari materi
untuk bertanya seputar yang diberikan
materi yang sudah 2. Mendengarkan dan
dijelaskan memperhatikan
2. Mengulagi pertanyaan 3. Menerima reward
dari peserta yang sudah 4. Menerima Postest
ditulis oleh fasilitator
agar lebih jelas
3. Pemeberian reward
bagi yang bertanya
4. Memberikan Postest

5 10 Pelaksanaan : Respon : penyaji


menit
1. Menjawab semua 1. Mendengarkan dan
pertanyaan peserta memperhatikan
penjelasan dari
penyaji
6 10 Pelaksanaan : Respon : Moderator,
menit fasilitator,
1. Menyimpulkan hasil 1. Mendengarkan dan
dan penyaji
dari penjelasan materi memperhatikan
dan pertanyaan yang 2. Berkumpul dan foto
diajukan dan dijawab bersama
2. Foto bersama 3. Menjawab salam
3. Penutupan dan
memberikan salam

202

Anda mungkin juga menyukai