Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Intensitas Cahaya dan Suhu Terhadap

Laju Fotosintesis
June 20th, 2010 | Author: ridwan.sy08

Tujuan :

Melihat pengaruh suhu dan intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis dengan mengukur banyaknya
oksigen yang dikeluarkan.

Pendahuluan :

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi laju fotosintesis adalah intensitas cahaya dan suhu.
Terdapat beberapa pengertian cahaya menurut Isaac Newton adalah cahaya terdiri atas benda –
benda / partikel kecil, menurut Hugens cahaya adalah gelombang dari eter dunia, sedangkan
menurut Planck and Einstein cahaya adalah pertikel – partikel kecil yang sifat sifat materi dan
Gelombang serta memiliki energi dinyatakan dengan kuantum.

Pada intensitas cahaya rendah laju fotosintesis akan rendah namun bila semakin tinggi laju
fotosintesis akan stagnan (tidak bergerak) karena stomata akam menutup pada daun  yang juga
mempengaruhi fotosintesis tidak dapat berlangsung, sehingga cahaya dan  menjadi faktor pembatas.
Puncak kegiatan fotosintesis  sesuai dengan banyaknya sinar dan tingginya temperatur tinggi  yaitu
pada siang hari dan meururn pada sore hari. Pada dearah tropik bila sinar cukup ,  cukup namun
suhu rendah maka fotosintesis akan terhambat, dapat dikatakan suhu sebgai faktor penghambat
(Dwijosaputro.1989.)

Laporan Praktikum FOTOSINTESIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.Jadi
fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang
memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat
berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya
matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang
gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda
(Salisbury, 1995).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi
dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas.
Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran
dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur
membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang
menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan
karbondioksida (Kimball, 1992).

Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang berasal
dari oksidasi dan zat-zat organik tertentu. Organisme yang demikian disebut kemoautotrof,
karena menggunakan zat – zat kimiawi dalam memproduksi senyawa organik dari senyawa non-
organik. Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri dilakukan oleh organisme autotrof yang
seringkali disebut dengan organisme fotoautotrof, karena dalam proses pembentukan senyawa
organiknya menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari(Kimball, 1992).
Fotosintesis sering didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan karbohidrat dan
karbondioksida serta air yang dilakukan sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari
yang disebabkan oleh oksigen (O2). Ada juga yang mengartikan fotosintesis dengan suatu
peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang terjadi pada daun dengan bantuan
cahaya matahari(Kimball, 1992).
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-
hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat.
Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan
molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Kimball, 1992).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis dapat
dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya
matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ untuk
memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel (Ellis, 1986).

1.2 Tujuan

Tujuan percobaan tentang fotosintesis ini adalah untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis
dihasilkan oksigen (O2), lalu mengamati pengaruh cahaya dan CO2 terhadap pembentukan
oksigen pada proses fotosintesis, dan untuk mengetahui ada tidaknya simpanan amilum dalam
jaringan daun yang diberi perlakuan cahaya matahari berbeda.

BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum fotosintesis ini berlangsung pada hari Senin tanggal 15 Desember 2008 pada pukul
13.30–15.30 WITA, bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat.

2.2 Alat dan Bahan

Alat – alat yang digunakan dalam praktikum tentang fotosintesis ini adalah beaker glass, corong
kaca, tabung reaksi, cawan petri, lampu spiritus/kompor, kaki tiga dan penjepit, juga kawat dan
cutter.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Hydrilla verticillata, air kolam, larutan 0,25 %
NaHCO3, Daun tumbuhan segar, larutan JKJ, alkohol 95 %, air, dan kertas karbon/aluminium
foil.

2.3 Prosedur kerja

Fotosintesis
1. Dimasukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata yang sehat sepanjang kira-kira 15 cm ke
dalam corong kaca

2. Dimasukkan corong kaca (a) ke dalam beaker glass yang berisi medium, dimana setiap 100
ml air ditambahkan 2 ml NaHCO3 0,25 %, dengan posisi corong menghadap ke bawah.

3. Ditutup bagian atas corong dengan tabung reaksi yang diusahakan dari sebagian besar
medium, dalam keadaan terbalik (di dalam bak yang berisi air)
4. Ditandai masing-masing perlakuan dengan label A, B, C, dan E, dimana :
a. A = Medium air dan diletakkan didalam ruangan (tanpa cahaya)
b. B = Medium air dan diletakkan ditempat terbuka (cahaya)
c. C = Medium air + larutan NaHCO3,diletakkan didalam ruangan (tanpa cahaya)
d. D = Medium air + larutan NaHCO3, diletakkan ditempat terbuka luar ruangan(cahaya)

5. Diamati timbulnya gelembung-gelembung gas yang muncul dari potongan cabang / ranting
yang terjadi selama 5’, 10’ , dan 15’. Banyaknya gelembung yang muncul per satuan waktu
dapat digunakan sebagai petunjuk laju fotosintesis. Dilakukan perhitungan sebanyak 3 kali dan
mengambil rata-ratanya.

6. Hasil pengamatan atau data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk grafik. Dibuat
pembahasan dan kesimpulan.

Pembentukan Karbohidrat pada Fotosintesis


1. Ditutup sebagian daun tumbuhan yang belum kena sinar matahari dengan aluminium foil /
kertas karbon dan dijepit selama 2 x 24 jam(sore hari I s.d pagi hari III)

2. Direbus air dalam beaker glass sampai mendidih pada lampu spiritus/panci berisi air mendidih
diatas kompor.

3. Dipanaskan alkohol di dalam beaker glass kecil pada air mendidih (2)

4. Dimasukkan daun tumbuhan yang akan diuji ke dalam air panas (5 menit) sampai layu,
kemudian dalam alkohol panas (5 menit).

5. Diulangi percobaan ini dengan menggunakan daun lain yang tidak diberi perlakuan air panas.

6. Dicuci daun (4) tersebut dengan air panas dan memasukan kedalam larutan JKJ selama
beberapa menit.

7. Dicuci daun tersebut dengan air panas dan kemudian dibentangkan dan diamati perubahan
yang terjadi (amilum + JKJ memberikan warna biru sampai kehitam-hitaman).

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Hasil Pengamatan

-------------------------------------------------------------------------------------------------

3.2 Pembahasan

Pada percobaan tentang proses fotosintesis, Hydrilla verticillata dengan panjang yang telah
ditentukan dimasukkan ke dalam corong kaca yang ditutup dengan tabung reaksi dan kemudian
ke dalam beaker glass yang berisi air sampai penuh, apabila dilakukan perlakuan dengan
memberikan cahaya pada Hydrilla verticillata tersebut akan menghasilkan gelembung udara
yang banyak, sedangkan apabila diberi perlakuan dengan ditempatkan pada tempat yang tidak
terdapat cahaya dengan lama pengamatan yang sama, maka Hydrilla verticillata yang direndam
akan mengeluarkan gelembung udara dalam jumlah yang relatif sangat sedikit. Dalam hal ini
penambahan larutan NaHCO3 dimaksudkan untuk menambah kandungan CO2 yang terdapat
dalam air, dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

NaHCO3 + H2O NaOH + CO2 + H2O

Dari kedua tabel, dapat dilihat perbandingan banyak gelembung gas yang timbul. Percobaan
yang ditambah larutn NaHCO3 ternyata dapat mempercepat laju fotosintesis. Fungsi larutan
NaHCO3 disini sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis :

1. Ketersediaan air
Kekurangan air menyebabkan daun layu dan stomata menutup, akibatnya penyerapan
karbondioksida terhambat sehingga laju fotosintesis menurun.

2. Intensitas cahaya
Makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang terbentuk, sehingga mempercepat
fotosintesis. Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi
kecepatan fotosintesis.

3. Konsentrasi karbondioksida (CO2)


Semakin tinggi konsentrasi CO2 semakin meningkatkan laju fotosintesis.
Semua faktor tersebut mempengaruhi fotosintesis, yang paling membatasi hanyalah faktor
ketersediaan air. Perbedaan warna antara daun yang tertutup kertas karbon dengan bgian daun
yang terbuka yaitu pada daun yang tidak ditutupi karbon akan tampak warna biru kehitam-
hitaman yang menandai bahwa pada daun telah terjadi proses fotosintesis. Hal ini disebabkan
karena kertas karbon mempunyai sifat memantulkan cahaya matahari sehingga fotosintesis tidak
dpat berlangsung. Berbeda dengan daun yang tidak mendapat perlakuan, akan tampak bercak-
bercak ungu kehitam-hitaman yang menandakan ada amilum.

Pada daun yang ditutupi oleh kertas karbon masih dapat melakukan respirasi dan transpirasi
walaupun tidak mendapat sinar matahari yang cukup, hal ini jelas terlihat adanya amilum pada
daun dengan jumlah yng sedikit. Namun pada daun yang tidak mendapat perlakuan terdapat
banyak amilum sebagai tanda melakukan proses fotosintesis.

Dari perbedaan warna yang terjadi atas perbedaan perlakuan menunjukkan bagian daun yang
berbeda warna disebabkan oleh faktor kurangnya cahaya matahari, sehingga daun tersebut
tidak dapat melaksanakan fungsi fisiologisnya secara sempurna. Dengan kata lain, secara umum
fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada cahaya matahari yang cukup mengenai
permukaan daun yang ditandai dengan adanya amilum pada daun.

selama menjadikan sel-sel daun lebih permeabel terhadap iodium atau JKJ. Memasukkan daun
dalam alkohol bertujuan untuk melarutkan klorofil dan menjadikan amilum lebih mudah bereaksi
dengan larutan JKJ. Setelah itu meletakkan daun pada cawan untuk ditetetsi permukaan daun
dengan larutan lugol/iodium sampai merata. Perlakuan ini membuat daun menjadi berwarna biru
kehitam-hitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun.Menguji ada tidaknya
amilum yang terdapat pada daun dilakukan dengan merebus daun pada air mendidih 30 menit,
hal ini dilakukan agar sel dalam daun mati dan

Proses pembentukan karbohidrat pada fotosintesis, daun yang diberi perlakuan dengan
dipanaskan pada air mendidih kemudian dimasukkan dalam alkohol panas mengakibatkan
pigmen daun jadi luntur. Daun yang semula berwarna hijau tua berubah menjadi hijau muda. Hal
ini dimaksudkan agar ada tidaknya amilum pada daun dapat terlihat dengan jelas pada saat
daun tersebut dicuci dengan larutan JKJ. Perebusan dilakukan agar sel dalam daun mati dan
menjadikan sel-sel daun lebih permeabel terhadap larutan JKJ. Memasukkan daun dalam
alkohol bertujuan untuk melarutkan klorofil dan menjadikan amilum lebih mudah bereaksi
dengan larutan JKJ. Setelah itu meletakkan daun pada cawan untuk ditetetsi permukaan daun
dengan larutan lugol/iodium sampai merata. Perlakuan ini membuat daun menjadi berwarna biru
kehitam-hitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun. Larutan JKJ disini
berfungsi untuk memberikan warna pada daun agar dapat dibedakan bagian daun yang
mengandung amilum dan tidak. Setelah dimasukkan dalam larutan JKJ, daun yang telah ditutup
sebelumnya berwarna agak kebiru-tuaan disekitar pinggir – pinggirnya dan di bagian – bagian
yang tidak ditutupi lainnya, sedangkan bagian tengahnya atau bagian yang ditutupi berwarna
sedikit lebih cerah. Hal ini disebabkan karena pada bagian yang ditutup tidak terjadi proses
fotosintesis, sehingga dibagian tersebut tidak terdapat amilum yang ditunjukkan oleh warna biru
tua kehitaman. Sedangkan pada daun yang tidak ditutup warna biru tua kehitamannya akan
merata diseluruh bagiannya, karena pada seluruh bagian permukaan daun terjadi proses
fotosintesis.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat
dengan memakai karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari dalam tanah dengan
bantuan cahaya matahari dan klorofil.

2. Gelembung-gelembung yang timbul dari percobaan menunjukkan dalam fotosintesis


dihasilkan oksigen.

3. Intensitas cahaya matahari dan karbondioksida ikut mempengaruhi pembentukan oksigen


pada proses ini.

4. Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang kompleks dengan menggunakan energi
matahari, CO2 dan H2O yang menghasilkan karbohidrat dan oksigen.

5. Bagian daun yang tidak tertutup kertas karbon menghasilkan warna ungu kehitam-hitaman
yang menandakan terbentuknya amilum yang berarti menunjukkan terjadinya fotosintesis.
6. Bagian daun yang ditutupi kertas karbon tidak mengalami perubahan warna dan ini berarti
tidak terjadinya fotosintesis dan tidak terdapat amilum.

5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan, daun yang akan digunakan ditutup dengan sebaik –
baiknya, agar hasil yang diperoleh tidak berlawanan dengan hasil yang diharapkan. Lalu
sebaiknya pemanas air yang dimiliki lebih dari satu, agar praktikum dapat lebih cepat selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Ellis, Nihayati. 1986. Anatomi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.

Kimball, John. W. 1992. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta.

Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB, Bandung.

Simpulan
Praktikum ini dapat disimpulkan bahwa cahaya dan suhu memiliki pengaruh terhadap laju
fotosintesis. Semakin besar intensitas cahaya yang diterima maka akan semakin cepat laju
fotosintesis tumbuhan dan begitupula sebaliknya terlihat pada intensitas cahaya 100 menghasilkan
oksigen terbanyak. Suhu yang tinggi juga akan mempercepat laju fotosintesis. Terlihat dari jumlah
volume O2 yang lebih besar pada 30 ‘C daripada 20 ‘C. Faktor pembatas (intensitas cahaya rendah
maka laju fotosintesis rendah) berada pada intensitas cahaya 1.56 (jarak 120 cm), karena pada
intensitas cahaya ini laju fotosintesis berlangsung lambat. Terbukti dari kecilnya volume O 2 yang
dihasilkan sebesar 0.0002 cm3 pada suhu 20 ‘C dan 0.004 ‘C pada suhu 30 ‘C. Jenuh cahaya
(kenaikan intensitas cahaya tidak mempengaruhi produksi oksigen) terjadi pada intensitas cahaya
1.56 pada suhu 30 ‘C dan 6.25 pada suhu 20 ‘C dimana jumlah oksigen tidak terjadi perubahan.
Pustaka

Tanaman membutuhkan CO2 untuk pertumbuhannya. Peningkatan konsentrasi


CO2 di atmosfir akan merangsang proses fotosintesis, meningkatkan pertumbuhan
tanaman dan produktivitas pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan kebutuhan air
(transpirasi).
Sebaliknya, kenaikan suhu di permukaan bumi mempunyai pengaruh yang "kurang
menguntungkan" terhadap pertanian, dapat mengurangi bahkan menghilangkan
pengaruh positif dari kenaikan CO2. Tulisan ini merupakan ulasan singkat untuk
mengupas hubungan antara kenaikan CO2 dan suhu dengan reaksi yang diberikan
tanaman. Pembahasan dititikberatkan pada tingkat daun dengan beberapa contoh-
contoh hasil penelitian penulis. Dibahas juga mengenai perbedaan reaksi antara
tanaman C3 dan C4 ; perlunya "modelling" untuk memperkirakan hasil pada skala
besar dan kompleksnya sistem yang dihadapi.

1.  Tujuan

Melihat pengaruh suhu dan intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis dengan mengukur
banyaknya O2yang dikeluarkan.

1. Pendahuluan

Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil dan bakteri
fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energi
kimia (ATP dan NADPH). Energi kimia tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pembentukan
karbohidrat, yang disusun melalui fiksasi karbondioksida dan air (Devlin, 1975). Fotosintesis
dapat diartikan juga sebagai suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu
glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat
hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua
makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis
menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan
sebagian besar oksigen yang terdapat diatmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi
melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof (http://en.wikipedia.org).
Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor, yaitu: faktor yang dapat mempengaruhi secara
langsung maupun faktor yang tidak mempengaruhi secara langsung. Faktor yang memengaruhi
langsung adalah kondisi lingkungan, seperti: intensitas cahaya, suhu, konsentrasi karbon
dioksida, kadar air, dan kadar fotosintat. Faktor yang memengaruhi secara tidak langsung, yakni:
terganggunya beberapa fungsiorgan yang penting bagi proses fotosintesis dan tahap
pertumbuhan tanaman. Proses fotosintesis sebenarnya peka terhadap beberapa kondisi
lingkungan yang memengaruhi secara langsung (direct), sehingga factor-faktor itu dikenal juga
sebagai faktor pembatas dalam laju fotosintesis (http://www.tutorvista.com).
III. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Jumlah Gas yang Dihasilkan pada Intensitas Cahaya yang Diberikan
Jarak Cahaya (cm) Intensitas Cahaya Jumlah Gas (mm/waktu)
Relatif 20°C 30°C
15 100 20 27,75
25 36 27,5 10,5
60 6,25 10 12,25
120 1,5625 2,5 5,5
IV. Pembahasan
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa
anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk
menghasilkan gula dan oksigenyang diperlukan sebagai makanannya. Selain bahan anorganik
tersebut, cahaya matahari juga sangat berperan penting dalam proses fotosintesis, oleh sebab itu
tumbuhan disebut juga sebagai organism fotoautotrof. Proses fotosintesis mengikuti persamaan
reaksi sebagai berikut :
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Praktikum ini membahas mengenai pengaruh intensitas cahaya dan suhu terhadap laju
fotosintesis dari tumbuhan air, Hydrilla sp. yang diamati dengan menggunakan mikroburet
audus. Berdasarkan hasil pengamatan, terjadi perbedaan volume oksigen yang dihasilkan oleh
Hydrilla sp. pada jarak sumber cahaya yang berbeda. Semakin dekat dengan sumber cahaya, akan
semakin banyak jumlah oksigen yang dihasilkan. Hal tersebut dapat diamati dari semakin
banyaknya gelembung-gelembung udara yang terbentuk pada pipa kapiler mikroburet audus.
Gelembung-gelembung ini awalnya berukuran kecil, kemudian membesar ketika bergabung
dengan gelembung lainnya. Jarak sumber cahaya yang lebih dekat dengan tanaman,
mengindikasikan jumlah cahaya/intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman akan semakin
besar. Diasumsikan pada jarak sebesar 15 cm, intensitas cahayanya adalah 100. Nilai ini akan
semakin menurun seiring dengan jarak sumber cahaya yang menjauh.
Tak hanya pengaruh intensitas cahaya, namun suhu air sebagai habitat hydrilla sp. Juga memiliki
pengaruh yang cukup signifikan. Terlihat perbedaan yang cukup besar antara perlakuan 20°C dan
30°C, yakni pada suhu yang lebih tinggi laju fotosintesis menjadi meningkat dengan volume
gelembung udara (O2) yang semakin membesar. Hasil demikian diperoleh karena enzim yang
mengatur proses fotosintesis pada tumbuhan bekerja optimum pada suhu 30°C. Enzim-enzim ini
mengkatalis reaksi fotosintesis agar berlangsung secara efisien dan efektif (www.tutorvista.com).
Selain factor intensitas cahaya dan suhu, terdapat beberapa factor lain yang mendorong laju
fotosintesis, yaitu : konsentrasi CO2, konsentrasi klorofil, air, aplikasi, dan titik kompensasi.
Kenaikan konsentrasi CO2 sebesar 0,1% dan konsentrasi klorofil akan berpengaruh secara
signifikan hingga mencapai 2 kali lipat laju fotosintesis semula. Air merupakan salah satu factor
pembatas dalam laju fotosintesis, karena membukanya stomata daun untuk memperoleh CO2
akan berdampak bagi transpirasi air oleh tumbuhan. Apabila kondisi transpirasi ini berlebihan,
maka akan sangat merugikan tumbuhan. Titik kompensasi yang terlalu kecil juga dapat
menghambat fotosintesis untuk mencapai kondisi optimum. Jumlah CO2 yang dilepaskan selama
proses respirasi terlalu besar, dan tidak seimbang denagn jumlah CO2 yang diserap untuk
fotosintesis. Hal tersebut akan merugikan tumbuhan, karena cadangan makanan terbatas, namun
respirasi dalam jumlah besar terus berlangsung (www.neiljohan.com).
Laju fotosintesis yang telah mencapai kapasitas maksimum, akan dibatasai oleh faktor pembatas.
Faktor ini akan mencegah laju fotosintesis dari naik di atas tingkat tertentu, bahkan jika kondisi
lainnya yang diperlukan untuk fotosintesis ditingkatkan. Setelah kondisi maksimum ini tercapai,
laju fotosintesis akan kembali menurun akibat dari factor pembatas ini. Penurunan ini dapat
terlihat dari belokan maupun patahan pada grafik. Terlihat dari grafik bahwa factor pembatas
pada suhu 20°C ketika intensitas cahaya bernilai 36, dan menurun pada intensitas cahaya 100.
Namun demikian, hasil percobaan ini dapat saja terpapar beberapa kesalahan sehingga hasil
yang diperoleh kurang tepat. Seperti kesalahan praktikan ketika mengukur panjang gelembung,
maupun ketidaktepatan sewaktu memasang alat yang memungkinkan O 2 yang dihasilkan tidak
seluruhnya masuk ke dalam mikroburet audus (www.123helpme.com).

1. Kesimpulan

Fotosintesis adalah suatu mekanisme pembentukan zat makanan yang dilakukan oleh organisme
fotoautotrof dengan menggunakan CO2, air, dan cahaya matahari. Laju fotosintesis dipengaruhi
oleh intensitas cahaya dan suhu, yaitu semakin tinggi intensitas cahaya dan suhu yang
berlangsung selama proses tersebut, maka fotosintesis akan berlangsung semakin cepat.
Besarnya laju fotosintesis dapat diamati dari jumlah O2 ynag dihasilkan. Selain kedua faktor di
atas, fotosintesis juga dipengaruhi oleh : konsentrasi karbon dioksida, konsentrasi klorofil, air,
dan titik kompensasi. Laju fotosintesis juga dikontrol oleh suatu faktor pembatas ketika telah
mencapai kondisi maksimum.
VI. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai