1
1. Wajib Pajak pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia, wajib melakukan
pembukuan.
Sesuai dengan UU No. 16 tahun 2000 pasal 1 ;
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau
pemotongan pajak tertentu.
Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, badang usaha Milik Negara atau Daerah dengan
nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, kopersai, dana
pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk
usaha tetap, dan bentuk usaha lainnya.
Sedangkan pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk
memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja.
misalnya dokter, pengacara, konsultan Dan lain-lain.
2. Dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan
sebgaimana dimaksud pada butir (1) tetapi wajib melakukan
pencatatan adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan diperbolehkan menghitung
penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto dan wajib pajak orang pribadi yang tidak melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
3. Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan
memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan
usaha yang sebenarnya.
2
4. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia
dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang
rupiah dan disusun dalam bahasa indonesia atau dalam bahasa asing
yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.
5. Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan
stelsel akrual atau stelsel kas. Prinsip taat asas adalah prinsip yang
sama digunakan dalam metode pembukuan dengan tahun-tahun
sebelumnya, untuk mencegah penggeseran laba atau rugi. Prinsip taat
asas dalam metode pembukuan, misalnya penggunaan :
a. Stelsel pengakuan penghasilan.
b. Tahun buku.
c. Metode penilaian persediaan.
d. Metode penyusutan dan amortisasi.
Stelsel akrual adala suatu metode penghitungan penghasilan dan
biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya
diakui pada waktu terutang, jadi tidak tergantung kapan penghasilan
itu diterima dan kapan biaya itu dibayar tunai.
Stelsel kas adalah suatu metode yang penghitungannya didasarkan
atas penghasilan yang diterima dan biaya yang dibayar secara tunai,
jadi penghasilan baru dianggap sebagai penghasilan bila benar-benar
telah diterima tunai dalam suatu periode tertentu, serta biaya baru
dianggap sebagai biaya bila benar-benar telah dibayar tunai dalam
suatu biaya tertentu.
Untuk penghitungan Pajak Penghasilan dalam mamakai stelsel kas
harus memperhatikan hal-hal antara lain sebagai berikut :
a. Penghitungan jumlah penjualan dalam suatu periode harus meliputi
seluruh penjualan, baik yang tunai maupun yang bukan. Dalam
menghitung harga pokok penjualan harus diperhitungkan seluruh
pembelian dan persediaan.
3
b. Dalam memperoleh harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yang
dapat diamortisasi, biaya-biaya yang dikurangkan dari penghasilan
hanya dapat dilakukan melalui penyusutan dan amortisasi.
c. Pemakai stelsel kas harus dilakukan secara taat asas (konsisten).
6. Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus
mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak.
7. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan
pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.
8. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang
selain rupiah dapat diselenggarakan oleh wajib pajak setelah
mendapat izin Menteri Keuangan.
9. Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) terdiri dari data
yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau penerimaan
bruto dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung
jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek
pajak dan atau yang dikenakan pajak yang bersifat final.
10. Dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan dan
melakukan pencatatan adalah Wajib Pajak orang pribadi yang tidak
wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan.
11. Buku-buku, catatan-catatan, dokumen-dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain wajib disimpan di
Indonesia selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu ditempat
kegiatan atau ditempat tinggal bagi wajib pajak orang pribadi, atau
ditempat kedudukan bagi wajib pajak badan.
Dalam penjelasan ditegaskan bahwa dokumen termasuk juga hasil
data elektronik dalam undang-undang dapat diartikan bahwa
penyelenggaraan pembukuan dalam perpajakan dapat menggunakan
komputer.
4
12. Bentuk dan tata cara pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) diatur dengan keputusan Direktur Jenderal Pajak.
5
hari sebelum tahun buku dimulai yang keputusan permohonan tersebut
selambat-lambatnya tuga puluh hari setelah diterimanya permohonan.
Sekalipun wajib pajak tersebut diperkenankan untuk menyelenggarakan
pembukuan dalam bahasa inggris dan mata uang Dollar AS, namun Surat
Pemberitahuan Masa dan Tahunan harus disampaikan dalam bahasa Indonesia
dan pembayaran pajaknya dilakukan dalam mata uang rupiah sesuai dengan
kurs yang berlaku. Sedang laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan
rugi laba tetap disajikan dalam bahasa Inggris dan mata uang dollar AS.
6
4). Memperlihatkan dan meminjamkan segala dokumen yang dipakai sebagai
masukan (input) komputer, termasuk output program baik dalam bentuk
kartu punch (punch card), floppy diskette maupun dalam bentuk pita
(tape).
Tujuan
Laporan Keuangan
Asumsi dan
Konsep Dasar
Prinsip
Akuntansi
Metode dan
Prosedur
Laporan
Keuangan
7
Penggolongan Aktiva, Utang dan Modal
1. Aktiva
Ialah sesuatu atau sumber perusahaan yang dapat dipergunakan untuk
mendapatkan atau memperoleh penghasilan
2. Pasiva/Kewajiban
Bila perusahaan menerima pinjaman sebesar Rp. 3 juta maka terjadi
kewajiban yang harus dibayar kepada kreditor, kewajiban ini disebut pasiva.
3. Modal/Ekuitas
Ialah jumlah harta yang diterima dari penanaman modal, harta yang diterima
dari pemilik dapat berupa uang tunai atau dalam bentuk lain.
Persamaan/Rumus Akuntansi
Aktiva = Kewajiban + Modal
Aktiva – Kewajiban = Modal
Kesatuan Akuntansi
Kesatuan akuntansi : Suatu usaha dinyatakan terpisah dari pemiliknya.
Konsep Kesinambungan
Konsep ini beranggapan bahwa tujuan pendirian suatu usaha adalah untuk
berkembang dan hidup untuk seterusnya atau disebut going concern concept.
8
Dengan dasar konsep ini harta yang ada dalam neraca tidak dinilai dengan
harga pasar tetapi dinilai dengan harga perolehannya.
Masa Akuntansi
Masa akuntansi atau periode adalah jangka waktu tertentu yang digunakan
sebagai dasar untuk menghitung posisi keuangan suatu perusahaan. Jadi
leporan keuangan yang terdiri dari neraca dan perhitungan rugi-laba disusun
setiap kurun waktu tertentu misalnya tiap kuartal, semester atau tahun. Masa
akuntansi dibutuhkan sesuai dengan konsep kesinambungan, yang
mengasumsikan perusahaan didirikan untuk seterusnya tanpa batas waktu.
Apabila pembuatan laporan ditunggu sampai saat perusahaan akan dibubarkan
maka perkembangan usaha tidak dapat diikuti.
9
Apabila tahun buku atau tahun pajak ingin dirubah, wajib pajak harus mempunyai
cukup alasan yang diajukan dalam permohonan yang diajukan kepada fiskus :
a. Perubahan tahun buku atau tahun pajak dikehendaki oleh pemegang saham,
pemeberi kredit, partner usaha, pemerintah atau pihak-pihak lainnya, dimana
apabila tahun buku atau tahun pajak tidak diubah akan mengakibatkan
kesulitan dan atau kerugian bagi perusahaan.
b. Permohonan perubahan tahun buku atau tahun pajak tersebut baru pertama
kali diajukan dan tidak ada niat untuk melakukan perubahan lagi pada tahun-
tahun yang akan datang.
c. Tidak ada maksud bahwa perusahaan dengan sengaja berusaha untuk
melakukan penggeseran laba-rugi guna meringankan beban pajak.
Menutup rekening
Penutupan dilakukan dengan memisahkan rekening-rekening dalam neraca
saldo ke rekening neraca dan rekening laba-rugi.
Laporan Keuangan
Tahap terakhir proses akuntansi ialah penyusunan laporan keuangan yang terdiri
dari neraca dan perhitungan rugi-laba. Dari laporan ini pengambil keputusan
dapat mengetahui posisi dan perkembangan keuangan suatu perusahaan.
Bentuk Neraca
Ada dua bentuk penyajian neraca yaitu bentuk huruf “T” atau skontro dan bentuk
staffel. Bentuk skontro adalah neraca yang harta disajikan disebelah kiri,
sedangkan utang dan modal disebelah kanan. Bentuk staffel adalah neraca
dimana harta, utang dan modal disusun mulai dari atas sampai ke bawah.
10
Rekening bentuk T
Cara penggunaan tata buku berpasangan dapat digambarkan dengan
menggunakan rekening bentuk T. Disebut rekening bentuk T karena bentuknya
sama dengan huruf T
Neraca
Komponen-komponen atau pos-pos yang biasa ada dalam neraca :
1. Aktiva :
a. aktiva lancar.
b. Investasi.
c. aktiva tetap.
d. aktiva tidak berwujud.
e. aktiva lain-lain.
2. Kewajiban :
a. kewajiban lancar.
b. Kewajiban jangka panjang.
c. Kewajiban lain-lain.
3. Modal :
a. modal saham.
b. agio saham.
c. laba yang ditahan.
11
Aktiva Lancar
Aktiva atau harta lancar meliputi semua kekayaan yang dapat dicairkan
menjadi uang tunai dalam waktu relatif singkat yaitu dalam waktu satu tahun.
Contoh aktiva lancar : Kas, Piutang, Wesel Tagih, Persediaan Barang dan biaya
dibayar dimuka. Yang digolongkan ke dalam kas ialah uang tunai dikasir,
rekening koran atau giro dibank.
Tidak semua piutang dapat digolongkan ke dalam aktiva lancar, piutang
yang umurnya lebih dari setahun dapat disishkan dari piutang lancar.
Penyisihannya dapat dilakukan dengan analisis piutang berupa pengukuran
umur piutang (aging)
Investasi
Investasi ialah penyertaan modal pada perusahaan lain. Umumnya
maksud penyertaan adalah untuk menguasai distribusi dan pengadaan bahan
baku.
Persediaan barang ialah semua barang niaga atau barang yang sedang
dalam proses pengolahan. Barang yang dikonsinyasikan masih termasuk barang
yang dikuasai perusahaan.
Biaya yang dibayar dimuka ialah semua biaya yang manfaatnya baru
dinikmati pada periode yang akan datang.
Aktiva Tetap
Aktiva tetap ialah semua yang digunakan dalam beberapa tahun,
misalnya tanah, mesin, gedung, peralatan kantor, kendaraan dan alat transpor
lainnya. Nilai aktiva dicantumkan dalam neraca sesuai dengan harga
perolehannya.
12
sehingga menurut akuntansi dan perpajakan harus diamortisasi dengan metode
tertentu. Aktiva tidak berwujud yang diperkirakan masa manfaatnya tidak lebih
dari setahun atau jumlahnya dianggap kecil, baik menurut akuntansi maupun
perpajakan dapat dikurangkan sekaligus sebagai biaya.
Modal
Modal ialah harta yang ditanamkan oleh pemilik ke dalam suatu usaha.
Bentuk modal bergantung pada jenis hukum usaha. Menurut hukum kekayaan
perseroan terbatas terpisah dari kekayaan pemiliknya. Modal perusahaan
perorangan dan firma tidak terbagi dalam saham dan secara hukum tidak
terpisah dari kekayaan pemilik.
13
Bentuk multiple step (bertahap) adalah bentuk laporan rugi-laba dimana
dilakukan beberapa pengelompokan terhadap pendapatan-pendapatan dan
biaya-biaya yang disusun dalam urutan-urutan tertentu.
Bentuk single step adalah bentuk laporan rugi laba dimana tidak dilakukan
pengelompokkan pendapatan dan biaya kedalam kelompok-kelompok usaha dan
diluar usaha, tetapi hanya dipisahkan antara pendapatan-pendapatan dan biaya-
biaya.
14
d. Biaya usaha
Umumnya biaya usaha terdiri dari :
1. Biaya administrasi dan umum.
2. Biaya penjualan.
f. Pajak penghasilan
Pajak penghasilan adalah pajak terutang selama tahun pajak.
g. Laba neto
Laba neto ialah laba setelah dikurangi pajak penghasilan.
15
a. Neraca fiskal.
b. Perhitungan rugi laba dan perubahan laba yang ditahan.
c. Penjelasan laporan keuangan fiskal.
d. Rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal.
e. Ikhtisar kewajiban pajak
Neraca Fiskal
Neraca fiskal ialah laporan yang menggambarkan posisi keuangan yang terdiri
dari harta, utang dan modal pada tanggal penutupan buku yang disusun dari
pembukuan wajib pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan dan sesuai dengan prinsip akuntansi indonesia.
Penyajian dan klasifikasi pos-pos neraca fiskal dan komersial adalah sama,
perbedaannya hanyalah sedikit yaitu adanya keharusan pada neraca fiskal untuk
mengungkapkan utang dan piutang dalam hubungan istimewa.
Adapun penggolongan pos-pos neraca fiskal adalah sebagai berikut :
a. Aktiva :
1. Aktiva lancar
2. Piutang dalam hubungan istimewa
3. Investasi jangka panjang
4. Aktiva tetap
5. Aktiva tidak berwujud
6. Aktiva lain-lain
b. Kewajiban :
1. Hutang lancar (jangka pendek)
2. Hutang dalam hubungan istimewa
3. Hutang jangka panjang
4. Hutang lain-lain
16
c. Modal :
1. Modal saham
2. Tambahan modal disetor
3. Selisih penilaian kembali aktiva tetap
4. Laba yang ditahan
17
b. Beda Tetap
Beda tetap adalah perbedaan pengakuan suatu penghasilan atau biaya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan
prinsip akuntansi yang sifatnya permanen. Dengan arti lain, suatu
penghasilan atau biaya tidak akan diakui untuk selamanya dalam rangka
menghitung penghasilan kena pajak. Misalnya pemberian kenikmatan atau
natura kepada pegawai sama sekali tidak dapat dikurangkan sebagai biaya,
sedangkan bagi perusahaan pemberian kenikmatan atau natura merupakan
biaya yang harus diperhitungkan sebagai biaya.
18
II. PENGHASILAN
A. Konsep Materialitas
Akuntansi dimaksudkan untuk menyajikan data yang relevan menurut konsep
meterialitas. Contoh konsep materialitas :
- Menurut prinsip akuntansi, aktiva yang jangka waktu penggunaan lebih dari
satu tahun (kecuali tanah) harus disusutkan. Alat-alat perlengkapan seperti
gelas dan alat-alat kecil lainnya dapat digunakan lebih dari satu tahun, namun
karena nilainya kecil maka harga pembeliannya dapat sekaligus dikurangkan
sebagai biaya.
- Perusahaan membeli sebotol tinta, sebenarnya pemakaiannya sedikit demi
sedikit, sehingga baru akan habis seluruhnya setelah beberapa lama dan
tidak perlu dilakukan pencatatan pemakaian.
Dari uraian tersebut dapatlah dikatakan bahwa batasan materialitas ini relatif.
Pada prinsipnya konsep materialitas tidak berlaku dalam perpajakan, karena
penghitungan Penghasilan Kena Pajak dilakukan berdasarkan pada data yang
benar dan yang sesungguhnya. Dalam perpajakan tidak ada istilah yang dapat
mengabaikan data hanya karena jumlahnya relatif kecil. Dari jumlah rupiah yang
terbesar sampai yang terkecil harus dimasukkan dalam perhitungan.
Penyimpangan yang menyebabkan kesalahan penghitungan Penghasilan Kena
Pajak akan merupakan kesalahan yang dikenakan sanksi perpajakan.
B. Konsep Konservatisme
Contoh : Suatu perusahaan membeli sebidang tanah dilokasi tertentu.
Beberapa waktu setelah transaksi pemerintah memperbaiki sarana yang
mengakibatkan naiknya harga tanah didaerah itu. Walaupun telah terjadi
kenaikan harga jual tanah, tetapi dalam akuntansi kenaikan harga tanah
tersebut tidak dapat dicatat sebagai penghasilan karena tanahnya belum
dijual.
C. Konsep Realisasi
Contoh : Suatu perusahaan mempunyai seekor sapi yang sedang
mengandung, kemudian sapi tersebut melahirkan dua ekor anak sapi.
Dengan demikian jumlah harta berupa sapi bertambah menjadi tiga ekor.
19
Sekalipun harta perusahaan bertambah, tetapi sesuai dengan prinsip
akuntansi pertambahan ini belum dapat diakui sebagai penghasilan. Harta
yang bertambah boleh dicatat diluar pembukuan dan baru dapat diakui jika
kedua ekor sapi tersebut telah dijual.
20
Dengan memperhatikan persyaratan tersebut dapat dikatakan bahwa
pemakaian stelsel dalam perpajakan adalah stelsel akrual dan stelsel
campuran (stelsel kas dangan akrual) /Hybrid Method.
E. Pengakuan Penghasilan
Penghasilan dapat ditetapkan pada saat penjualan dilaksanakan atau saat
penyerahan barang atau pelaksanaan jasa. Adakalanya perusahaan
menerima uang muka, sedangkan barang atau jasa baru kemudian
diserahkan. Biasanya istilah yang digunakan untuk transaksi ini adalah
Pendapatan Diterima Dimuka. Penerimaan uang muka belum dapat
ditetapkan sebagai penghasilan sebelum barang atau jasa diserahkan.
F. Penjualan Konsinyasi
Dalam sistem penjualan konsinyasi, barang telah diserahkan tetapi hak
pemilikan masih ada dipihak perusahaan yang menyerahkan barang.
Penyerahan barang dalam konsinyasi tidak dapat ditetapkan sebagai
penjualan yang menambah penghasilan, baru dicatat dalam buku jika telah
ada laporan penjualannya. Barang yang diserahkan masih tercatat dalam
persediaan.
G. Ability To Pay
Konsep Ability To Pay yaitu konsep yang menyatakan bahwa pajak harus
dipungut pada saat yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk
membayar. Contohnya uang sewa yang diterima dimuka.
Konsep ability to pay mengakibatkan adanya penangguhan pengakuan
terhadap biaya-biaya tertentu, yaitu pada saat pembayaran dilakukan atau
pada saat piutang benar-benar dihapus.
21
III. BIAYA & PENGELUARAN
22
Contoh :
1. Suatu perusahaan membayar sewa kantor untuk periode tiga tahun sebesar
Rp. 3.000.000,-. Berdasarkan stelsel akrual beban pada tahun pertama
hanya sepertiganya, yaitu Rp. 1.000.000,-. Dengan demikian, pengeluaran
sebesar Rp. 3.000.000,- tidak seluruhnya menjadi biaya pada tahun pertama.
2. Suatu perusahaan meminjam sejumlah uang selama enam bulan dari
September 2004 sampai Februari 2005. Bunga dibayarkan pada akhir
Februari 2005 sebesar Rp. 600.000,- atau Rp. 100.000,- tiap bulan. Menurut
standar akuntansi keuangan dan perpajakan beban biaya pada tahun 2004
sebesar Rp. 400.000,- sekalipun seluruh pembayarannya dilakukan pada
akhir Februari 2005. Pada tahun 2005 beban biaya hanya sebesar Rp.
200.000,-.
Dari contoh diatas dapat diketahui bahwa biaya tidak sama dengan
pengeluaran. Dalam kasus ini terjadinya biaya selalu akan menimbulkan
kewajiban. Utang bunga ini akan berkurang dan akhirnya lenyap apabila
pembayarannya telah dilakukan.
Ketentuan perpajakan sangat tegas dan jelas mengatur biaya belanja modal dan
belanja rutin, dimaksudkan agar tidak terjadi penggeseran rugi-laba melalui
pengaturan besarnya biaya dan mencegah Wajib Pajak melakukan
penghindaran pajak. Hal ini dijelaskan dalam memori penjelasan Pasal 6 (1) UU
No. 17 Tahun 2000 yang berbunyi :
“ Beban-beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dapat dibagi dalam 2
(dua) golongan, yaitu beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1
(satu) tahun dan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun. Beban yang
mempunyai masa tidak lebih dari 1 (satu) tahun merupakan biaya pada tahun yang
bersangkutan, misalnya gaji, biaya administrasi dan bunga, biaya rutin pengolahan
limbah dan sebagainya. Sedangkan pengeluaran yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 1 (satu) tahun, pembebanannya dilakukan melalui penyusutan atau melalui
amortisasi. Disamping itu apabila dalam suatu tahun pajak didapat kerugian karena
penjualan harta atau karena selisih kurs, maka kerugian-kerugian tersebut dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto.”
23
Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka (prepaid expense) ialah aktiva perusahaan yang belum
terpakai, apabila biaya tersebut dipakai, aktiva tersebut berkurang.
Pengurangannya dapat dilakukan berangsur-angsur dengan berlalunya waktu.
Contoh biaya dibayar dimuka misalnya premi asuransi dan sewa kantor.
Ketentuan perpajakan juga mengakui adanya biaya dibayar dimuka sehingga
pengeluaran untuk biaya ini tidak seluruhnya dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto.
Contoh :
Suatu perusahaan membeli polis asuransi dengan masa penutupan selama 3
tahun sebesar Rp. 3.000.000,- mulai berlaku dari tanggal 1 Januari 2004. Akibat
pembayaran ini, kas perusahaan berkurang sebesar Rp. 3.000.000,- dan aktiva
bertambah sebesar pengeluaran kas. Setiap akhir tahun biaya polis asuransi
tersebut masing-masing berkurang sebesar Rp. 1.000.000,-.
Contoh :
Dana pensiun A yang pendiriannya telah mendapat pengesahan dari Menteri
Keuangan memperoleh penghasilan bruto yang terdiri dari :
a. penghasilan yang merupakan bukan Objek Pajak
sesuai dengan Pasal 4 (3) huruf h sebesar Rp.100.000.000,-
b. penghasilan bruto lainnya sebesar Rp.300.000.000,-
24
Apabila total biaya adalah sebesar Rp.200.000.000,- maka biaya yang boleh
dikurangkan untuk mendapat, menagih dan memelihara penghasilan adalah
¾ x Rp.200.000.000 = Rp.150.000.000,-.
Mengenai biaya untuk promosi perlu dibedakan antara biaya yang benar-benar
dikeluarkan untuk promosi dengan biaya yang pada hakekatnya merupakan
sumbangan. Biaya yang benar-benar dikeluarkan untuk promosi boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto.
25
b. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
pemegang saham, sekutu, atau anggota ;
c. pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali cadangan piutang tak
tertagih untuk usaha bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi, cadangan
untuk usaha asuransi, dan cadangan biaya reklamasi untuk usaha
pertambangan, yang ketentuan dan syarat-syaratnya ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan ;
d. premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi beasiswa, yang dibayarkan oleh Wajib Pajak orang
pribadi, kecuali jika dibayar pemberi kerja dan premi tersebut dihitung
sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan ;
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan
dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam
bentuk natura dan kenikmatan didaerah tertentu dan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan.
f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham
atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan;
g. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan dan warisan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali zakat atas
penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi
pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat
yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah;
h. Pajak Penghasilan;
i. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib
Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya;
j. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau persekutuan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atau saham;
k. Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana
berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan penundang-undangan
dibidang perpajakan.
26
sebagai penghasilan, pembayarannya tidak diperkenankan sebagai biaya yang
dikurangkan dari penghasilan bruto
1. Fasilitas Pengobatan
a. Klinik atau rumah sakit milik perusahaan
Jika pegawai perusahaan memperoleh fasilitas pengobatan yang tidak
diterima dalam bentuk uang tunai maka bagi yang bersangkutan
penerimaan kenikmatan ini bukan penghasilan. Dengan sendirinya
pembayaran kenikmatan tersebut oleh perusahaan tidak dapat
dikurangkan sebagai biaya.
27
4. Fasilitas Rekreasi dan Olah raga
Pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk pengadaan dan pembiayaan
fasilitas rekreasi dan oleh raga yang terletak jauh dari kota untuk menjaga
kesehatan dapat dikurangkan sebagai biaya. Kenikmatan ini tidak merupakan
penghasilan bagi pegawai. Jika fasilitas tersebut berada dekat atau dalam
kota, pengeluaran demikian tidak dapat dikurangkan sebagai biaya.
5. Biaya Perjalanan
a. Biaya perjalanan dalam rangka perjalanan dinas
Biaya perjalanan dalam rangka perjalanan dinas bukan merupakan
penghasilan bagi pegawai yang bersangkutan sehingga pengeluaran ini
merupakan biaya yang dapat dikurangkan.
7. Fasilitas Kafetaria
Apabila perusahaan menyediakan dan membiayai kafetaria dalam
memberikan makanan dan minuman gratis kepada pegawai, pengeluaran ini
tidak diperkenankan untuk dikurangkan sebagai biaya.
8. Fasilitas Kendaraan
Apabila kendaraan semata-mata dipakai untuk keperluan perusahaan dan
sama sekali tidak pernah dipakai untuk keperluan pribadi (tidak pernah
dibawa pulang ke rumah) maka biaya yang berhubungan dengan kendaraan
ini dan biaya eksploitasinya dapat dikurangkan sebagai biaya dalam
penghitungan Pajak Penghasilan.
28
9. Asuransi Kecelakaan
Biaya asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dikurangkan sebagai
biaya dan bagi pegawai pengeluaran ini diperhitungkan sebagai penghasilan.
Apabila ternyata kemudian ada pembayaran santunan asuransi, penerimaan
ini bukan penghasilan yang dikenakan pajak. Dengan demikian, perusahaan
asuransi yang membayar santunan asuransi tidak memotong Pajak
Penghasilan tertanggung atau pegawai.
29
7. biaya sewa gedung dan utilities (listrik, telepon, air);
8. biaya laboratorium;
9. biaya penyelenggaraan asrama;
10. bunga bank dan biaya bank lainnya;
11. biaya pemeliharaan kampus;
12. biaya penyusutan;
13. kerugian karena penjualan/pengalihan harta;
14. biaya penelitian dan pengembangan;
15. biaya beasiswa dan pelatihan dosen/pengajar/karyawan;
16. biaya pembelian buku perpustakaan dan alat-alat olahraga serta alat-alat
peragaan;
17. subsidi/beasiswa bagi siswa yang kurang mampu;
18. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bagi yang terkenan.
Kompensasi Kerugian
Jika penghasilan bruto sesudah dikurangi biaya yang diperkenankan menurut
pajak didapat kerugian maka kerugian tersebut dapat dikompensasikan dengan
penghasilan selama 5 tahun dihitung sejak tahun yang berikutnya sesudah
diderita kerugian itu.
Misalnya pada tahun 1990 diderita kerugian sebesar Rp.500.000,-. Kerugian ini
dapat dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun 1991 s/d 1995.
Kompensasi dapat dilakukan secara berangsur-angsur atau sekaligus,
bergantung pada keinginan Wajib Pajak. Dengan dikompensasikannya kerugian
tersebut maka Penghasilan Kena Pajak berkurang sebesar kerugian yang
dikompensasi.
30
IV. mmmm
AKUNTANSI PERPAJAKAN
31
32
33