Anda di halaman 1dari 3

definisi yang benar-benar memuaskan, baik lantaran sifatnya yang

terlalu luas, kabur, atau tidak terlalu spesifik dan operasional. Karena
itulah, bagi mereka yang sedang mempelajari kebijakan publik,
sangat dianjurkan untuk pandai-pandai memilih definisi yang tepat,
yang kira-kira cocok dengan isu atau persoalan kebijakan yang
sedang dipikirkan atau dibahasnya.

Berikut ini kita akan memaparkan bermacam-macam definisi


tersebut. Contoh-contoh definisi kebijakan publik yang kendati
cukup akurat dalam menjelaskan hal-hal berkaitan langsung dengan
kebijakan publik, tetapi cakupannya terlalu luas, ialah definisi
Eystone (1971: 18) yang merumuskan dengan pendek bahwa
kebijakan publik ialah "the relationship of governmental unit to its
environment" (antar hubungan yang berlangsung di antara unit/
satuan pemerintahan dengan lingkungannya). Demikian pula
definisi yang pernah disodorkan oleh Wilson (2006: 154) yang
merumuskan kebijakan publik sebagai berikut:
"The actions, objectives, and pronouncements of governments on
particular matters, the steps they take (or fail to take) to implement
them, and the explanations they give for what happens (or does not
happen)" (tindakan-tindakan, tujuan-tujuan, dan pernyataan-
pernyataan pemerintah mengenai macalah-masalah tertentu, langkah-
langkah yang telah/sedang diambil (atau gagal diambil) untuk
diimplementasikan, dan penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh
mereka mengenai apa yang telah terjadi (atau tidak terjadi)). •

Definisi-definisi tersebut di atas, karena terlampau luas, tentu


saja berisiko mudah menggelincirkan orang atau bahkan
menyesatkan bagi mereka yang barn saja mengenal dan mempelajari
kebijakan publik. Dalam situasi seperti itu, bisa saja menyebabkan
seseorang tetap tidak dapat memahami dengan bagus apa hakik ah Pakar Inggris, WI. Jenkins (1978: 15), merumuskan kebijakan
at publik sebagai berikut:
kebijakan publik yang sebenarnya. Definisi lain, yang tak kal
`A set of interrelated decisions taken by a political actor or group of
luasnya, dikemukakan oleh Thomas R. Dye (1978; 1987: 1) yang
actors concerning the selection of goals and the means of achieving
menyatakan bahwa kebijakan publik ialah "whatever governments
them within a specified situation where these decisions should, in
choose to do or not to do" (pilihan tindakan apa pun yang dilakukan
principle, be within the power of these actors to achieve" (serangkaian
atau tidak ingin dilakukan oleh pemerintah). Definisi yang diusulkan
keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang aktor
Dye ini sering dikutip dan hampir selalu dapat kita jumpai di
politik atau sekelompok aktor, berkenaan dengan tujuan yang telah
setiap buku teks yang ditulis oleh para ahli. Namun, meski cukup
dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya dalam suatu situasi.
akurat, is sebenarnya tidak cukup memadai untuk mendeskripsikan
Keputusan-keputusan itu pada prinsipnya masih berada dalam batas-
substansi atau esensi kebijakan publik yang sesungguhnya. Dengan
batas kewenangan kekuasaan dari Para aktor teisebut).
pemaknaan seperti yang digagas oleh Dye itu, kemungkinan akan
Chief J. 0. Udoji, seorang pakardari Nigeria (1981), telah men-
menimbulkan kerancuan tertentu. Sebab, dalam realita memang
definisikan kebijakan publik sebagai "an santioned course of action
terdapat perbedaan makna yang cukup besar dan mendasar antara
addressed to a particular problem or group of related problems that
apa yang ingin dilakukan oleh pemerintah dengan apa yang nyata
affect society at large" (suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada
dilakukan pemerintah. Hal yang disebut pertama mungkin hanya
berupa sesuatu yang bersifat simbolik-retorik, yakni ada sejumlah suatu tujuan tertentu yang saling berkaitan dan memengaruhi
pidato resmi presides atau para menteri, bahan rencana-r encanaaksi- sebagian besar warga masyarakat).
aksi bagus kabinet, namun tak satupun yang d kiikuti oleh konkret. Pakar Prancis, Lemieux (1995: 7), merumuskan kebijakan
Sedangkan hal yang disebut kedua telah ada curahan energi dan publik sebagai berikut:
aksi-aksi tertentu dari pihak pemerintah, terlepas dari coal apakah
"The product of activities aimed at the resolution of public problems
nantinya membuahkan keberhasilan ataukah justru
in the environment by political actors whose relationship are
kegagalan. Selain itu, jika kita men ado definisi Dye tersebut,
kita akan dengan terpaksa memasukkan Pula tindakan-tindakan seperti structured. The entire process evolves over time" (produk aktivitas-
pengangkatan pegawai lokal, atau pembuatan berbagai rupa surat aktivitas yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah-masalah
sirkulasi divas, pemberian izin cuti sakit, dan lairsbagainya. Padahal publik yang terjadi di lingkungan tertentu yang dilakukan oleh aktor-
tindakan-tindakan seperti ini, karena dampnya (secara ekonomi dan aktor politik yang hubungannya terstruktur. Keseluruhan proses
politik) tidakluas, dan tidak memiliki dialcnah stratasa aegish aktivitas itu berlangsung sepanjang waktu).
,

biasanya tidak secara otomatis dianggap sebagai masalaIm. dalam


...........lingkup kebijakan.............................................................
BA 01.53.2504
ANALISIS KEBIJAKAN: Dari Formulasi ke Penyusunan
Model-Model Implementasi Kebijakan Publik

Oleh : Prof. Dr. H. Solichin Abdul Wahab, M.A.


Editor : Fandy Hutari
Layouter : Sri Mulyati Chasanah

Diterbitkan oleh PT Bumi Aksara


Ji. Sawo Raya No. 18
· Jakarta 13220

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak


buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan dengan
cara apa pun juga, baik secara mekanis maupun elektronis,
termasuk fotokopi, rekaman, dan lain-lain tanpa izin tertulis
dari penerbit.

Cetakan pertama, September 2012


Cetakan kedua, Maret 2014
Perancang kulit, Pena Grafika
Dicetak oleh Paragonatama Jaya

ISBN 978-602-217-228-4

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Solichin Abdul Wahab, Haji


Analisis kebijakan: dari formulasi ke penyusunan
model-model implementasi kebijakan publik/
H. Solichin Abdul Wahab, editor; Fandy Hutari.
-- Ed. 1, Cet. 2. -- Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
xii + 262 hlm.; 21 cm.

Anda mungkin juga menyukai