Anda di halaman 1dari 12

TEKNOLOGI MEMBRAN DALAM INDUSTRI MAKANAN

Almira Rahmaida

Teknik Kimia, ITB, Jalan Ganesa No. 10, Bandung, Indonesia


almira_rahmaida@students.itb.ac.id

Abstrak
Dewasa ini, proses berbasis membran mengalami peningkatan penggunaan dalam industri produksi makanan atau minuman seperti
demineralisasi, desalinasi, pemisahan, stabilisasi, penjernihan, pengolahan air limbah, pengolahan air untuk industri,
pengurangan kandungan mikroba, pengurangan kadar asam, dan masih banyak lagi. Proses membran yang digunakan antara lain
adalah elektrodialisis (ED), reverse osmosis (RO), nanofiltrasi (NF), ultrafiltrasi (UF), mikrofiltrasi (MF), distilasi osmotik (DO),
dan membran distilasi (MD). Beberapa karakteristik membran seperti ukuran pori, sifat laju alir, dan penggunaan tekanan
hidraulik adalah penentu utama dalam potensi kegunaan membran. Penggunaan membran dalam industri memberikan keuntungan
seperti membutuhkan energi yang lebih sedikit dari metode konvensional, mengurangi biaya modal, mengurangi dampak terhadap
lingkungan, menghasilkan produk dengan sifat kualitatif yang lebih baik, tidak merusak produk yang rentan terhadap suhu
tinggi,dapat mengeliminasi mikroorganisme yang tidak diinginkan, mengurangi kadar zat-zat yang berbahaya dalam makanan.
Akan tetapi, membran memiliki masalah utama yaitu adanya fouling dan polarisasi larutan yang dapat menyumbat pori membran
sehingga mengurangi performa kerja membran. Foulant tidak dapat dihilangkan secara sempurna, namun kandungan foulant dapat
dikurangi dengan pembersihan secara berkala ataupun pengolahan zat sebelum diproses menggunakan membran. Membran
memiliki beragam desain dan dapat mengoptimalkan inovasi produk. Dibutuhkan pengembangan lebih lanjut terhadap membran
agar kualitas kerja membran meningkat dan dapat diaplikasikan untuk bidang-bidang lain.

Kata kunci : industri makanan, teknologi membran, fouling.

1. PENDAHULUAN membran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-


Teknologi pemrosesan berbasis membran adalah salah masing yang menentukan potensi penggunaannya.
satu bidang yang penting dalam ilmu makanan. Di seluruh
dunia, industri makanan memiliki porsi 20-30% dalam 2. ELEKTRODIALISIS
bidang membran. Jenis teknologi membran yang paling Prinsip utama dari ED adalah pemisahan ion-ion dari
banyak digunakan adalah UF, NF, RO, dan MF [1]. UF larutan menggunakan membran dan listrik. Kation akan
adalah varian dari filtrasi membran dimana tekanan berpindah menuju elektroda negatif sementara anion
hidrostatik memaksa cairan menembus membran menuju elektroda positif. Membran bersifat kedap ion
semipermeabel, padatan tersuspensi dan pelarut dengan sehingga lama kelamaan akan terakumulasi pada kedua
berat molekul tinggi akan tertahan sementara air dan sisi pada sistem, tergantung pada muatannya, sementara
pelarut dengan berat molekul rendah melewati membran muatan ionik berkurang pada partisi yang tersisa [4, 5].
[2]. NF adalah proses filtrasi membran yang relatif baru, Parameter fluks (Js) dan larutan (Jv) yang melewati
seringkali digunakan dengan air dengan jumlah total membran pada densitas arus, I, dapat dideskripsikan
padatan terlarut yang sedikit [2]. RO adalah metode filtrasi dengan persamaan 1 dan 2 :
dengan mengaplikasikan tekanan eksternal pada larutan 𝐽𝑠 = 𝜆(𝐼/𝑆) − 𝜇(𝐶 ′′ − 𝐶 ′ ) (1)
′′ ′
untuk melawan tekanan osmotiknya sehingga air 𝐽𝑣 = 𝜑(𝐼/𝑆) + 𝜌(𝐶 − 𝐶 ) (2)
berpindah dari larutan hipertonik ke larutan hipotonik. MF dengan λ adalah total bilangan transport, μ adalah total
mengacu pada proses filtrasi yang menggunakan membran permeabilitas zat terlarut, φ adalah total permeabilitas
berpori untuk memisahkan partikel tersuspensi dengan elektro-osmotik, dan ρ adalah total permeabilitas hidraulik
diameter 0.1-10 μm [2]. Membran MF terletak di antara [6].
membran UF dan filter konvensional. ED digunakan dalam desalinasi air untuk
Proses membran lainnya yang digunakan dalam menghasilkan air minum, makanan dengan kandungan
industri makanan adalah elektrodialisis (ED) dan distilasi garam yang lebih rendah, dan menghasilkan garam dari
osmotik (OD). ED adalah sebuah proses dimana ion berbagai sumber (pembuatan garam dapur dari air laut,
berpindah melalui membran karena perbendaan potensial desalinasi air limbah, dll) [4].
listrik dan digunakan membran yang selektif terhadap ion Air buangan banyak dihasilkan dalam pemrosesan
tertentu [2]. Distilasi membran osmotik adalah teknik ikan dan seafood. Air buangan ini mengandung zat aroma
distilasi membran yang diaplikasikan pada suhu rendah. yang bernilai ekonomi tinggi. Berdasarkan studi yang
Membran yang bersifat hidrofobik ini dapat menghalangi dilakukan Cros dkk [7], air buangan ini diolah mula-mula
penetrasi larutan, sehingga hanya senyawa yang mudah dengan ED (menghilangkan garam) dilanjutkan dengan
menguap yang dapat melewati pori membran [3]. RO (penahanan garam) karena tingginya tekanan osmotik
Dewasa ini, teknologi berbasis membran digunakan pada zat aroma. Alat elektrodialisis yang digunakan
secara luas dalam pengolahan makanan. Ukuran pori dan adalah P1; EIVS, Le V´esinet, France yang dioperasikan
karakteristik membran menentukan ukuran partikel yang secara batch pada 175Lh-1 dan 20±2oC. Membran
terpisah berdasarkan ukurannya atau massa. Setiap dibersihkan setelahnya (0.1M HCl, 20min-3gL-1 larutan
NaOH, 20 min) untuk menghilangkan foulant. Proses RO
dilakukan menggunakan membran tubular dari Beberapa penelitian menunjukkan proses ED dapat
polietersulfon-poliamida. Laju produk maksimum 2.5m.s- menstabilkan minuman anggur merah, putih, dan rose
1
(50 bar). Metode ini hemat biaya dan pembersihan dapat tanpa berdampak besar pada sifat sensorik dari produk-
menghilangkan deposit film pada membran. Penggunaan produk ini. Pada metode ED, minuman angur dilewatkan
ED menghasilkan produk dengan kualitas lebih baik pada saluran membran persegi panjang. Ion-ion berpindah
dibanding metode diafiltrasi. melalui membran dengan dorongan dari medan listrik
Pembuatan garam dapur dengan metode ED sudah eksternal sehingga menghasilkan minuman anggur dengan
diaplikasikan di Jepang. Dengan metode ED, larutan muatan ionik yang lebih sedikit [13].
garam 20% (w/w) dihasilkan, kemudian dikeringkan Vinasse adalah produk sampingan dari proses
dengan perlakuan termal. Diperkirakan 1 milyar kg pembuatan etanol pada industri pengolahan gula. Setelah
produk terkumpul tiap tahunnya dengan metode ini. penggunaan ED untuk mengolah vinasse, pH larutan
Sebuah studi dilakukan untuk mengetahui potensi menjadi berkurang. Demineralisasi vinasse pada kadar
demineralisasi susu skim menggunakan ED menggunakan 80% pengurangan K+, pengurangan signifikan Na+ (52%),
dua membran yang berbeda, PVC dan monovalen ion Ca2+ (40%), dan Mg2+ (19%) terukur. Demineralisasi
selektif. Percobaan dilakukan pada suhu 24oC. Persentase vinasse pada kadar 76% mengurangi persentasi SO42-
produk demineralisasi yang terukur adalah 45% untuk sebesar 38% [14].
PVC dan 42% untuk monovalen ion selektif. Metode lain Selama proses berlangsung, tidak ada perubahan
dilakukan dengan rentang waktu yang lebih kecil tanpa konsentrasi betaine sementara peningkatan persentase
hilangnya ion lain. Hasil menunjukkan 63% untuk PVC total asam amino terlihat jelas pada produk akhir. Untuk
dan 77% utuk monovalen ion selektif. Kelemahan utama kadar demineralisasi 75%, dibutuhkan 10Whg-1 abu.
metode kedua adalah meningkatnya kebutuhan energi Keuntungan dari penggunaan ED adalah mengurangi
sebesar 27% dan fouling. Solusinya adalah dengan dampak terhadap lingkungan, pemurnian satu tahap,
menerapkan densitas yang rendah dan membersihkan teknologi sederhana, konsumsi biaya rendah, mudah
membran[8]. dalam pelaksanaan, hasil yang cepat, dan dapat
ED dengan membran bipolar (EDBM) digunakan dilaksanakan pada level temperatur rendah. Kekurangan
untuk mengekstraksi asam dan basa dari pelarut garam. terbesarnya adalah biaya pembuatan membran cukup
Metode ini membutuhkan energi yang banyak dan dapat tinggi dan rapuh [15].
digunakan untuk memenuhi beragam kebutuhan seperti Biaya akhir proses ditentukan oleh morfologi
perolehan kembali HF dan HNO3, NaOH dari aliran membran. Morfologi membran juga berpengaruh pada
mengandung Na2SO4, asam glukonat, dll [9, 10]. karakteristik umpan dan produk akhir yang sudah
EDBM dari polifenilen oksida digunakan untuk terfiltrasi [10]. Bahkan, kemungkinan biaya tinggi untuk
membuat asam sitrat dari natrium sitrat. Percobaan membuat elektromembran yang spesifik dan konsumsi
dilakukan dengan sel ED (area fungsional 0.20 m2). energi yang tinggi dapat mencegah penggunaan membran
Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap dalam industri produksi produk bernilai tambah tinggi.
karakteristik membran, data akumulasi Na2SO4 dan Akan tetapi, kemampuan ED untuk menahan mikroba
natrium sitrat dianalisa berdasarkan transpor dan berbahaya dapat menjadi pilihan utama dalam industri.
pertukaran ion. Diperkirakan, konsentrasi Na2SO4
bervariasi antara 0.5-1.0M dan konsentrasi natrium sitrat 3. REVERSE OSMOSIS
0.25-1.5M. Jumlah maksimum zat terkonsentrasi dapat Difusi zat melalui membran RO dapat terjadi dengan
dicapai pada 0.5M Na3Cit – 0.5M Na2SO4 dalam waktu pemberian tekanan. Efisiensi filtrasi dari berbagai
kurang dari 200 menit pada suhu 25oC [11]. senyawa karbonat dan non-karbonat dapat mendapai 95-
Asam laktat dapat diproduksi secara sinitesis kimia 99% menghasilkan produk berupa air dengan sifat
atau dengan fermentasi, namun pembentukan asam laktat kualitatif yang sangat baik. Fluks pelarut, Jv, dan fluks zat
dengan cara fermentasi cukup sulit dan mahal. terlarut, Js, pada membran RO dapat dideskripsikan dalam
Pengulangan proses ED secara batch untuk memeroleh persamaan 3 dan 4 [16]:
kembali asam laktat dengan dikombinasikan dengan 𝐽𝑠 = 𝐵𝑠 (𝐶𝑏 − 𝐶𝑝 ) (3)
larutan asam yang sama atau kaldu fermentasi. Dalam 𝐽𝑣 = 𝐴𝑤 (ΔΠ − ΔΠ) (4)
semua proses, fluks laktat meningkat hingga 7.0 mol/m2h, Aw adalah koefisien transpor pelarut, Bs adalah koefisien
laktat hampir pulih sempurna (>99%) dan pengeluaran transpor zat terlarut, ΔP adalah beda tekan di antara kedua
energi/unit laktat tidak melebihi 0.25 kWh/kg. sisi membran. Beda tekan osmotik, ΔΠ, di antara kedua
Penggunaan ED untuk memproduksi produk sisi membran adalah ΔΠ = γTau; (𝐶𝑏 − 𝐶𝑝 ) dengan γ
fermentasi dengan tambahan 100g/L glukosa adalah konstanta gas, T adalah nilai temperatur, Cb dan Cp
menghasilkan produk asam kurang dari 92.4g/L (laju adalah konsentrasi zat terlarut pada tiap sisi membran[16].
produksi 0.67g/L.h). Lebih lanjut, penggunaan ED yang
dikombinasikan dengan 150g/L tepung jagung hidrolisat Teknologi berbasis membran kini merupakan
dan 5 g/L ekstrak jagung terfermentasi, ada peningkatan teknologi yang paling diminati untuk desalinasi air laut
sebesar 2.5 kali lipat pada produksi asam dan 1.8 kali lipat dibandingkan dengan teknologi sebelumnya, yaitu
pada pertumbuhan sel optimum [12]. evaporasi, karena penggunaan energi yang lebih rendah.
2
Teknologi membran yang paling banyak digunakan untuk Sebuah studi dilakukan untuk menguji permeasi RO
desalinasi air laut adalah RO yang menjadi 60% kapasitas terhadap zat aromatik pada jus apel. Membran RO yang
desalinasi dunia, disusul teknologi sebelumnya, yaitu digunakan adalah filter spiral terbuat dari poliamida
multi stage flash kemudian elektrodialsis dan dengan koefisien rejeksi garam 99.2%. Proses dilakukan
elektrodeionisasi. pada tekanan 1.5-3.5 MPa, laju alir 200-600 L/h, bilangan
RO telah mencakup lebih dari setengah dari pabrik Reynolds 100-300, dan pada suhu 25oC. Jumlah zat yang
desalinasi dunia. Meningkatnya penerapan teknologi RO terrejeksi meningkat pada kondisi laju tinggi. Hasilnya
berujung pada peningkatan pasar barang komplemennya seperti yang diharapkan pada kebanyakan bahan
seperti bahan kimia yang digunakan seperti agen pencuci, hidrofilik, namun dengan zat yang terrejeksi cukup rendah
deklorinasi, biosida, pengatur pH, flokulan, koagulan, dan [19].
antiscalan. Kebutuhan pretreatment berbasis membran Penguapan jus buah dapat menghilangkan zat-zat yang
juga meningkat dan ditawarkan oleh berbagai produsen mudah menguap. Zat-zat ini dapat ditahan agar tidak
membran di seluruh dunia. Pasar ini dikuasai sebagian menguap pada pemekatan dengan membran. RO dapat
besar oleh Hyflux dan Norif [17]. memekatkan larutan ester (0,1% v/v pada 10, 20, 30, dan
Penerapan RO pada industri produk susu berfokus pada 40 bar) dan aldehid (0,1% v/v dan 0.05% v/v pada 40 bar).
pemisahan limbah padat dari air yang digunakan untuk Metode ini dapat memberikan hasil lebih baik pada
operasi industri. Prosedur ini dapat digunakan untuk konsentrasi aldehid dan massa molekul yang lebih besar
mencapai dua tujuan utama : pertama untuk mengurangi [20].
BOD dari produk agar mengurangi biaya pengolahan air Blackcurrant adalah buah yang mengandung banyak
dan kedua untuk memberi nilai tambah yang tinggi ke zat yang diakui akan aktivitas biologisnya. Jus
padatan yang bisa didehidrasi dan dibuang untuk blackcurrant dipekatkan dengan RO untuk
kebutuhan umpan. Produk akhir RO memiliki nilai BOD mempertahankan zat-zat berharga. Alat Paterson Candy
yang rendah (30-300 mg/L), sehingga dapat digunakan International (PCI) digunakan untuk pemekatan jus
untuk proses pembersihan [18]. dilengkapi dengan B1 RO modul membran tubular. Area
RO dapat digunakan untuk pemekatan dan pemisahan aktif membran seluas 0.9 m2. Pemekatan jus dilakukan
protein air dadih. Keuntungan pemekatan dengan RO pada suhu 20oC dan tekanan 60 bar. Fluks permeat
adalah transportasi dan pemeliharaan air dadih menjadi diperlakukan dengan dua enzim pektinolitik untuk
kurang mahal, demineralisasi, meningkatkan performa memeriksa implementasi RO terhadap pemekatan jus
membran UF untuk pemekatan protein air dadih [18]. blackcurrant. Fluks permeat terendah ada pada sampel
Metode pemekatan jus buah dengan RO lebih disukai kontrol, sedangkan TSS maksimum konsentrat mencapai
daripada dengan suhu tinggi. Dengan RO, jumlah produk 22.5oBrix. Penambahan selobiosa dari Aspergillus niger
yang berkurang akibat paparan panas berkurang secara pada jus sebelum dipekatkan menghasilkan fluks permeat
signifikan. tertinggi [21].

Gambar 1. Skema Pengolahan Air dengan Sistem RO [85].

Dealkoholisasi dengan RO membutuhkan peralatan digunakan untuk dealkoholisai produk dengan kadar
dan biaya yang cukup banyak. Oleh karena itu, RO biasa alkohol rendah (<0.45%). Produk dengan pH tinggi dapat
3
menyebabkan polarisasi konsentrasi sehingga fouling membasmi kuman dari air buangan. Produk akhir dari
meningkat dengan mencegah operasi normal dan proses ini adalah air yang aman untuk diminum
profitabilitas dari membran. Namun, metode RO dapat (berdasarkan ketentuan German Drinking Water Act –
ditingkatkan secara signifikan dengan syarat kemampuan DWA). Air ini dapat digunakan kembali untuk memenuhi
penggantinya ditingkatkan [22]. berbagai kebutuhan dalam industri produksi makanan[29].
Keuntungan utama dari pemekatan zat menggunakan NF dapat digunakan untuk penghilangan kation
RO adalah sifat kualitatifnya (nutrisi yang terjaga dengan polivalen dalam air dan fraksinasi garam dari campuran
baik dan sifat sensoriknya) karena perlakuan pada suhu yang massa molekulnya rendah. NF dapat digunakan
rendah, biaya yang dibutuhkan rendah, dan kemudahan sebagai pelengkap dalam pengolahan garam, untuk
dalam operasi. menahan senyawa sulfat dalam penyaringan air laut dan
Metode RO memiliki beberapa kekurangan. Persiapan pengolahan produk minyak tanah[30]. Sayangnya,
sebelum operasi dimulai harus dilakukan dengan hati-hati permasalahan utama dari penggunaan NF adalah
dan penggunaan bahan kimia yang berbeda dapat akumulasi foulant.
meningkatkan biaya produksi. Terlebih lagi, tidak ada NF dapat digunakan untuk menghilangkan zat-zat
kemungkinan produksi air bersih dan membran memiliki dengan berat molekul rendah yang tidak diinginkan atau
jangka waktu hidup tertentu (3-5 tahun). Kandungan air berbahaya. Teknologi ini digunakan dalam industri untuk
yang rendah dapat menyebabkan masalah di perpipaan dan mengikat DDT [(1,1-bis(4-klorofenil)-2,2,2-
alat sehingga dibutuhkan tekanan tinggi untuk memicu triklorometana)].Parameter yang diuji adalah jumlah zat
tahap awal operasi[23]. Kekurangan yang utama adalah awal dalam sampel, pH, dan laju penyaringan. Laju umpan
rendahnya efisiensi dari produk konsentrat yang didapat dijaga tetap pada 35L/h (0.24 MPa). Ketika konsentrasi
dengan RO dibanding dengan evaporasi termal. Hal ini DDT pada awal proses sekitar 5-20 μg/L, zat yang
dikarenakan meningkatnya tekanan osmotik yang terrejeksi mencapai 95-85%. Zat terrejeksi berkurang
membuat efisiensi proses berkurang[24]. dengan pembatasan konsentrasi awal DDT. Dengan laju
perolehan kembali yang dijaga dalam kondisi tunak,
4. NANOFILTRASI peningkatan fluks menyebabkan jumalh zat yang
Dalam beberapa tahun terakhir, NF digunakan secara terrejeksi berkurang[31].
ekstensif dalam skala industri untuk pemisahan partikel NF dapat digunakan untuk pemurnian asam laktat dan
bermuatan atau tidak dalam suatu larutan berair[25]. NF asam amino bernilai tinggi. Tiga membran NF yang
biasa diaplikasikan pada desalinasi air laut dan air payau, berbeda (PES10, N30F, dan MPF36) digunakan untu
penahanan mineral dari air buangan, pengolahan limbah dievaluasi metode yang paling sesuai. Puncak aliran
cair dari industri tekstil, eliminasi kontaminan dari industri teramati pada 6.5Lm-2h-1 dan intensitas warna berkurang
obat, produk organik, dan makanan[26]. hingga 80-99%. Hasil optimum didapat saat penggunaan
Membran NF membutuhkan biaya lebih sedikit bila PES10[32].
dibandingkan dengan RO dan kapasitas retensi zat organik Penggunaan NF untuk pemisahan ion-ion beda valensi
lebih tinggi dibanding UF[27]. Permasalahan utama pada dan senyawa organik dari larutan dapat diaplikasikan
NF adalah fouling yang dapat terjadi akibat interaksi secara luas dalam industri makanan. Walaupun demikian,
partikel pada skala nano, dengan demikian untuk metode ini harus ditingkatkan secara signifikan untuk
memperbaikinya cukup sulit. Fouling dapat membuat meningkatkan efisiensi dan menyelesaikan berbagai
jangka waktu hidup membran terbatas dan mengurangi masalah yang ditemui[28].
kuantitas perolehan kembali. Dengan adanya fouling, Pomace (daging dan biji sisa setelah proses ekstraksi)
maka membran harus dibersihkan secara berkala dan anggur kaya akan antioksidan. Pemekatan zat ini dapat
larutan yang akan dilewatkan harus diperlakukan terlebih dilakukan menggunakan metode UF dan NF,
dahulu untuk mengurangi fouling[28]. menghasilkan limbah padat yang disebut distilat pomace
NF membran yang terbuat dari polimer dapat anggur. NF merupakan salah sau metode efektif dalam
direpresentasikan dengan pola difusi larutan. Fluks zat meningkatkan kadar gula dalam anggur yang diperlukan
organik yang melewati membran dapat dijelaskan melalui dalam pembuatan wine. Metode ini cukup akurat dan tidak
persamaan 5 : menghasilkan produk berkualitas tinggi[33].
𝑉 1 𝑉𝑚
𝐽 ∝ ( 𝜂𝑚)(𝜑𝜋𝛾 ) atau 𝐽 ∝ (𝜂Δ𝛾 ) (5) Beberapa komponen penting dalam wine dapat
𝑚 dipekatan secara efektif dengan NF. Membran NF dapat
Δγ adalah beda tegangan permukaan (mN/m), 𝜂 adalah digunakan untuk melewatkan H2O atau etanol dengan
viskositas dinamis (Pa.s), Vm adalah volume molar performa yang lebih baik dari MF dan UF. Membran RO
pelarut (m3/mol), dan φ adalah kuantitas interaksi juga menunjukkan hasil yang serupa, namun untuk
membran dan pelarut[28]. beroperasi dibutuhkan tekanan sehingga biaya yang
Meningkatnya kebutuhan pengolahan air dan air dibutuhkan lebih mahal. Terlebih, penggunaan NF tidak
buangan membuat industri kecil makanan dan minuman memerlukan suhu yang tinggi sehingga menjaga kualitas
menanamkan investasi pada pengembangan metode asli dari wine[34].
pengolahan air dari limbah cair dengan biaya yang rendah. Membran NF spiral-wound digunakan untuk perolehan
Salah satu caranya adalah mennggunakan membran kembali dan penggunaan kembali larutan dengan kadar
bioreaktor yang mampu menghilangkan COD >95%, garam tinggi setelah digunakan untuk menghilangkan
kemudian diolah dengan metode NF/US yang mampu warna dari gula. Metode ini terbukti efektif dengan
4
pengurangan NaCl sebesar 74% dan lebih murah suhu sekitar 50oC karena pada kondisi ini viskositas
dibanding metode konvensional. Membran NF terbuat produk yang terfiltrasi cukup rendah. Pemresasan pada
daru polimer dengan MWCO 0.5 kDa digunakan untuk suhu lebih tinggi dapat mendenaturasi protein dengan
memisahkan larutan berwara dari larutan hijau yang cepat dan berdampak pada efektivitas membran [41].
mengandung gula (39.2% d.m.). Efektivitas metode ini Jus buah secara alami keruh karena kehadiran
diuji pada 30oC dan 50oC (5-30 bar). Hasilnya lebih baik polisakarida (pektin, selulosa, hemiselulosa, lignin, dan
pada tekanan 30 bar dan laju alir sekitar (300-400 L/h). pati), protein, tannin, dan logam. Metode konvensional
Pada kondisi ini, intensitas warna dibatasi sekitar dalam produksi jus melibatkan banyak tahap seperti
76%[35]. perlakuan enzimatik (depektinisasi), pendinginan,
flokulasi, dekantasi, sentrifugasi, dan filtrasi. Proses ini
secara umum berlangsung lambat. UF dan MF merupakan
5. ULTRAFILTRASI alternatif dari proses tradisional. Keuntungan proses UF
UF adalah proses membran yang menggunakan dan MF dibanding proses konvensional adalah
tekanan sebagai tenaga penggerak. Membran UF meningkatnya perolehan jus; kemungkinan operasi satu
digunakan untuk memisahkan molekul besar dan substansi tahap untuk mengurangi waktu kerja; tidak menggunakan
koloidal dari cairan[36]. Dalam prosesnya, zat menembus gelatin, adsorben, dan pembantu filtrasi; pengurangan
membran bergantung pada ukuran pori membran dan penggunaan enzim; dan tidak digunakannya pasteurisasi
bukan karena tekanan osmotik. UF dapat diaplikasikan sehingga mengurangi kesegaran jus. Penggunaan
pada level tekanan rendah (1-5 atm)[37]. Keuntungan membran UF, misalnya pada proses klarifikasi jus tebu,
penggunaan UF adalah tidak dibutuhkan saringan dapat menjaga kandungan komponen alami seperti zat anti
tambahan dan flokulan seperti pada proses filtrasi diabet di dalam jus tebu karena temperatur operasinya
konvensional dan kualitas permeat yang dihasilkan bebas rendah [42].
dari padatan tersuspensi[38]. Aplikasi UF pada jus buah di antaranya adalah untuk
Dibalik segala keuntungan penggunaan UF dalam pembuatan jus apel, jus jeruk, jus kiwi, dan jus tebu.
industri, terdapat kelemahan yaitu pori membran bisa Dalam pembuatan jus apel dengan UF, dihasilkan produk
tersumbat. Metoda penanganan fouling belum cukup dengan kejernihan dan turbiditas yang lebih baik serta
berkembang karena keterbatasan pengetahuan terhadap peningkatan warna[43]. Pemrosesan jus jeruk dengan UF
sifat fisik-kimia membran[39]. menghasilkan jus yang lebih jernih dan kualitasnya mirip
Fluks pada UF (J) dan protein yang biasa terakumulasi dengan jus jeruk segar, namun adanya padatan yang tidak
dalam pori membran dapat dihubungkan dengan larut dan jumlah antioksidan yang lebih kecil dari bahan
persamaan 6 : mentahnya[44]. Jus kiwi segar diolah dengan enzim
𝐽 = 𝐾 ln(𝐶𝑔 /𝐶𝑏 ) (6) pektolitik kemudian disaring dengan UF untuk
dengan K adalah koefisien perpindahan massa, Cb adalah menghasilkan produk yang lebih jernih. Jus kiwi yang
konsentrasi bulk, Cg adalah faktor yang terukur pada dihasilkan setelah diproses dengan UF mengandung
eksperimen [40]. vitamin C 84% dari konsentrasi awal dan jumlah
antioksidan berkurang sebesar 8%[45]. Penjernihan
merupakan proses terpenting dalam pengolahan nira tebu
karena menentukan kualitas produk akhir yang dihasilkan.
Proses penjernihan konvensional tidak ramah lingkungan
karena menghasilkan limbah anorganik yang banyak. UF
merupakan alternatif yang prospektif karena konsumsi
energi rendah sehingga biaya operasi lebih ekonomis dan
ramah lingkungan. UF juga dapat menghasilkan produk
dengan kualitas yang tinggi [46].
Gambar 2. Skema peralatan UF [86]. Penggunaan membran UF yang terbuat dari polisulfon
pada air limbah peternakan unggas dapat mengisolasi
Susu skim yang dilewatkan pada membran UF yang sebagian besar protein. Pada saat yang sama, kadar COD
terbuat dari polietersulfon (PES) digunakan sebagai uji turun hingga kurang dari 200 mg/L. Fluks maksimum
untuk memproduksi keju. Uji dilakukan selama 6-8 jam membran mencapai 100Lm-2h-1. Beberapa faktor seperti
padda suhu 50oC, kemudian dilakukan pembilasan dengan pH (6.74), laju alir volumetrik (683 ml/min), dan tekanan
air. Prosedur dua tahap ini dapat meningkatkan kandungan tangensial (0.97 bar) terhadap membran berdampak pada
gizi dalam keju[39]. peningkatan fluks hingga mencapai 200Lm-2h-1.
Pemekatan susu rendah lemak dan pemrosesan air Akumulasi foulant dapat diatasi dengan pemebersihan
dadih mengandung protein menggunakan metode UF, dengan detergen[47].
sebagaimana dengan pemekatan dan pemrosesan produk
terultrafiltrasi dengan NF dapat dilakukan dengan 6. MIKROFILTRASI
membran FS10, SP015, dan RA55. Setelah penggunaan Membran MF dapat terbuat dari keramik, logam, gelas,
UF, protein yang tertahan tidak melebihi 92-98% dan fluks dan polimer. MF diaplikasikan dalam industri untuk
permeasi sekitar Lm-2h-1. Proses UF terhadap susu skim pemisahan partikel dan menjaga produk dari
dan air dadih protein dapat dijalankan dengan efektif pada mikroorganisme[48]. Penggunaan membran MF memiliki
5
beberapa keuntungan teknis seperti dapat berlangsung dilakukan terhadap jus melon. Kualitas permeat yang
pada kondisi sedang, tidak ada perubahan fasa, kebutuhan dihasilkan mirip dengan bahan mentahnya dengan padatan
energi menurun, tidak perlu aditif, dan desain yang efektif tersuspensi dan karotenoid yang lebih sedikit karena tidak
sehingga sering digunakan dalam pemisahan padat- menembus membran. Keseluruhan prosedur
cair[49]. Kelemahan utama penggunaan membran MF menghasilkan dua produk dengan nilai tambah; jus melon
adalah adanya fouling khususnya pada laju alir yang tinggi yang tidak rusak aibat pemanasan dan retentat berwarna
dan tersumbatnya pori akibat foulant[50]. oranye berkilauan yang kaya akan provitamin A[56].
Penjernihan jus markisa dapat dilakukan dengan
Tabel 1. Karakteristik membran MF [87]. pencairan dengan enzim dilanjutkan dengan membran MF
Membran Simetrik berpori crossflow terbuat dari keramik dengan diameter pori 0.2
Ketebalan ≈ 10-150 μm μm. Peningkatan laju crossflow berdampak pada
Ukuran Pori ≈ 0.05-10 μm pengurangan sedang laju alir fluida. Akan tetapi, pengaruh
Drivving Force Tekanan (< 2bar) enzim pada dinding sel polisakarida yang diikuti dengan
Prinsip Pemisahan Mekanisme sieving MF efektif meningkatkan laju fluks. Aksi kombinasi dari
Material Membran Polimer, keramik pektinase dan selulase meningkatkan fluks permeasi.
Kualitas permeat dapat dijaga dengan efektif dan satu-
Membran MF sering digunakan untuk pemrosesan satunya kekurangan adalah banyak aroma yang hilang.
produk cairan karena terbukti efektif menjaga produk dari Kualitas retentat mirip dengan buah markisa asli [57].
mikroorganisme berbahaya dan juga dapat mengurangi Bir yang jernih ditandai dengan tidak adanya koloid
partikel tersuspensi dalam cairan[51]. Kasein yang dan senyawa makromolekul seperti karbohidrat, protein,
terkumpul melalui pemekatan MF dalam produksi keju pewarna, perasa, dsb yang menentukan sifat kualitatif
memiliki efisiensi yang lebih tinggi dari susu skim. produk. Penjernihan dapat dilakukan denngan
Terlebih lagi, produk air dadih dengan kualitas yang baik menggunakan membran tubular MF terbuat dari keramik.
dapat diperoleh dari permeasi produk dan dapat digunakan Penggunaan membran kontinyu tanpa aplikasi simultan
sebagai umpan dalam pemurnian protein serum dengan pembilasan balik dapat memberi efek drastis pada
hasil yang lebih baik daripada air dadih keju[52]. efektivitas metode (pengurangan fluks >95% dalam waktu
Selama penggunaan MF, faktor fluks (J) dapat 1 jam setelah proses dimulai) dan meningkatan kualitas
dijelaskan melalui persamaan 7 : bir[58].
1 𝑑𝑉 Dibandingkan dengan metode konvensional, metode
𝐽 = ( ) ( ) = ΔΠ/𝜇(𝑅𝑚.0 + 𝑅𝑐 ) (7) MF pada pembuatan wine jauh lebih efisien sehingga
Ω 𝑑𝑡
dengan berdasarkan fakta bahwa tahanan laju alir terdiri dapat diaplikasikan untuk mendapatkan hasil yang lebih
dari dua parameter; tahanan cake (Rc) dan tahanan baik. Pengecualian untuk brendi, metode tradisional
membran (Rm,0). Angka 0 menunjukkan tahanan awal menghasilkan produk filtrasi dengan kualitas lebih
membran[53]. baik[59].
Persamaan 8 adalah persamaan yang umum digunakan Kelemahan penggunaan MF untuk mengolah wine
untuk membran MF : adalah akumulasi foulant dan pengurangan efektivitas
𝐽 = Δ𝑃/[𝜇(𝑅𝑚 + 𝑅𝑓 )] (8) membran. Sebelum diolah, wine mengandung partikel zat
dengan J adalah fluks permeat, Δ𝑃 merepresentasikan terlarut, zat koloidal, beragam mikroorganisme, dan zat-
TTM, μ adalah viskositas, Rm adalah tahanan intrinsik zat organik lainnya. Zat koloidal dapat berupa pektin dan
membran, dan Rf adalah tahanan akibat fouling [54]. ragi. Karena kerumitan berbagai faktor tersebut, fouling
Pemanasan produk dapat menyebabkan hilangnya dapat terjadi akibat stimulasi berbagai faktor selama
nutrisi penting yang cukup signifikan, oleh karena itu pembuatan wine[60].
penggunaan MF dapat menjadi pilihan dalam menjaga jus
buah dari patogen dan mikroorganisme berbahaya. MF 7. DISTILASI OSMOTIK
tidak memerlukan tekanan dan temperatur yang tinggi DO merupakan metode pemekatan yang banyak
sehingga kualitas produk dapat terjaga lebih baik digunakan dalam industri proses makanan cair seperti jus
dibanding dengan pemanasan[55]. Metode MF biasa buah dan jus sayuran. DO dapat diaplikasikan pada suhu
diaplikasikan untuk pemrosesan buah tropis untuk rendah dan menjaga sifat kualitatif produk yang mudah
memberi nilai tambah [56]. rusak atau busuk. Pada metode DO, larutan pekat
Pada pemurnian jus nanas digunakan membran MF dilewatkan pada membran dan terjadi pengurangan air.
tubular terbuat dari polietersulfon (0.05m2). 10 uji Membran DO biasanya bersifat hidrofobik dan terbuat dari
dilakukan pada 25oC (100kPa) untuk mengetahui PTFE atau polipropilen[61]. Fluks volume membran
pengaruh MF terhadap sterilisasi dingin dan penjernihan berbanding lurus dengan perbedaan tekanan uap
produk. Fluks permeat sedikit berubah pada menit ke-15. 𝐽 = 𝐶 × ∆𝑃𝑚 (9)
Stabilisasi terukur pada nilai sekitar 100Lm-2h-1. Jus nanas J adalah fluks volume/unit permukaan membran, ΔPm
yang dihasilkan memiliki viskositas yang lebih adalah beda tekanan uap air pada dua sisi membran, dan C
rendah[55]. adalah koefisien yang digunakan untuk mengembangkan
Penjernihan dengan membran MF crossflow yang model. Akan tetapi, persamaan 9 tidak dapat digunakan
diikuti dengan pemekatan dengan penguapan osmotik akibat efek dari fenomena polarisasi konsentrasi. Sehingga
persamaan 10 :
6
𝐽 = 𝐶 × ∆𝑃𝑚 = 𝐶′∆𝑃𝑏 (10) 9. FOULING MEMBRAN
lebih sering digunakan. ΔPb adalah beda tekanan uap air Fouling adalah proses yang menyebabkan performa
pada air murni dan larutan pekat, dan C’ adalah perkiraan membran berkurang akibat pengendapan zat tersuspensi
koefisien distilasi osmotik [62]. atau terlarut pada permukaan eksternal, pada muka pori
Dalam sebuah studi, diuji potensi penggunaan DO ataupun di dalam pori [70]. Fouling dapat terjadi saat
untuk proses pemekatan jus kiwi denngan targetnya adalah senyawa tertentu dalam larutan yang difiltrasi menyumbat
peluang terkecil kerusakan minimum pada karakteristik atau melapisi pori membran sehingga membatasi
kualitatif seperti asam askorbat dan TAA. Penggunaan DO kemampuan membran untuk menyaring [71]. Fenomena
tidak menghasilkan pengurangan asam askorbat dan TAA, polarisasi konsentrasi adalah salah satu masalah yang
namun dengan proses termal terjadi pengurangan sebesar dapat terjadi pada proses membran karena dapat
87% untuk asam askorbat dan 50% untuk TAA[63]. menyebabkan penurunan drastis fluks transmembran [72].
Unit membran DO hollow fiber digunakan untuk Polarisasi konsentrasi dapat dipicu dari akumulasi zat pada
memroses larutan fruktosa dan jus anggur. Beberapa permukaan membran. Polarisasi konsentrasi terjadi saat
faktor seperti laju alir, fluks, suhu, dll diuji selama proses. zat yang terkandung dalam larutan yang difiltrasi
Fluks air bervariasi antara 0.58-2.02 kg.m-2h-1, sementara menyumbat pori atau mengurangi laju fluks dan
suhu dan konsentrasi zat yang terfiltrasi mempengaruhi mengakibatkan degradasi kualitatif produk[73].
fluks secara signifikan. Laju yang tinggi dianggap dapat Permasalahan utama yang diakibatkan dari akumulasi
meminimalisir fenomena polarisasi konsentrasi dan suhu foulant adalah penyusutan fluks dan perubahan yang
polarisasi dapat dibatasi dengan meningkatkan bilangan terjadi pada zat yang disaring. Sayangnya, pemusnahan
Reynolds dan menurunkan suhu[64]. total fouling tidak mungkin dilakukan. Penelitian
mengenai fouling seharusnya hanya fokus pada satu
8. DISTILASI MEMBRAN proses produksi spesifik, karena fenomena yang terjadi d
DM adalah prosedur berdasarkan termal yang an efeknya sangat bervariasi untuk tiap membran
digunakan untuk memisahkan molekul uap yang dapat dan produk filtrasi [74]. Beberapa cara untuk membatasi
menembus pori mikro pada lapisan membran. Membran terjadinya fouling adalah dengan mengolah larutan yang
DM bersifat hidrofobik dan proses filtrasi yang terjadi akan difiltrasi sehingga mengurangi zat yang tidak terlarut
disebabkan oleh beda tekanan uap (akibat perbedaan dan memebersihkan permukaan dan pori membran [70].
temperatur) pada sistem membran [65]. Persamaan 11 Pada membran ED, pengurangan fouling dapat
adalah persamaan untuk perpindahan massa dalam DM : menggunakan pulsed power [75]. Pembersihan fouling
𝐾 𝐾 𝛿 𝜈 pada membran RO dapat menggunakan bola sponge [74],
𝑁 = −𝑀/𝛿 ( 𝑜 𝐾1𝐷𝑤𝑎 𝐺 + 𝑥𝑎 𝐾𝑜 𝜈𝐺 ) Δ𝑛𝑤 (11)
1 𝑤𝑎 larutan asam atau basa, detergen, atau pembersih
dengan N adalah fluks massa, v adalah kecepatan permukaan aktif[70]. Pengurangan fouling pada RO juga
molekular gas rerata, M adalah massa molar, δ adalah dapat dilakukan dengan memberikan getaran torsional
ketebalan membran, Δ𝑛𝑤 adalah beda konsentrasi mol uap pada lembaran membran[76]. Fouling pada membran UF
air, 𝑥𝑎 dapat disebabkan karena pertumbuhan dan pembelahan
rata-rata fraksi mol udara, Ko adalah faktor laju Knudsen, diri mikroorganisme dan penutupan permukaan membran
Dwa adalah koefisien difusi biasa, dan K1 adalah faktor oleh berbagai material, sehingga pembersihan dapat
geometri sistem membran [66]. dilakukan dengan menggunakan pembersih fisik, kimia,
Prosedur DO digambarkan dengan laju fluks ganda dan biologis [77]. Fouling pada membran MF diakibatkan
dibandingkan dengan DM karena suhu polarisasi oleh akumulasi protein protein dan foulant biologis
berdampak tinggi pada DM. Terlebih, pada prosedur DM lainnya pada permukaan membran pada laju alir tinggi
terjadi penurunan efisiensi penahanan aroma [78]. Pembersihan fouling pada membran MF dilakukan
dibandingkan dengan DO. Dengan demikian, DO secara simultan menggunakan pembersih fisik dan kimia
memberikan hasil lebih baik dibanding DM [67]. adalah metode yang umum untuk pembersihan permukaan
DM digunakan untuk memperoleh kembali 2,4- membran yang optimum [79].
dekadionat yang dianggap sebagai zat aroma pada buah Fouling pada pori kebanyakan disebabkan oleh
pir. Membran yang digunakan terbuat dari polipropilen pengendapan materi koloidal di dalam pori membran dan
dan menggunakan larutan 2,4-dekadionat dalam etanol pembentukan lapisan cake pada permukaan membran,
dan air. Hasil menunjukkan zat kaya aroma berhasil sehingga meningkatkkan tahanan filtrasi (R, m-1).
didapatkan. Membran dapat menahan substansi yang 𝑅 = Δ𝑃/𝜇𝐽 (12) (Hukum Darcy)
mudah menguap secara efektif[68]. J adalah fluks permeasi, μ adalah viskositas permeat, dan
Peningkatan efisiensi DM dilakukan untuk ΔP adalah gradien tekanan transmembran [80].
menghilangan biopolimer pada pemekatan jus apel. Untuk filtrasi lumpur aktif, total tahanan permeasi, Rt,
Minimalisir persentase biopolimer dapat dilakukan dapat digambarkan sebagai jumlah dari tiga komponen
dengan menambah konsentrasi enzim deproteinisasi dan 𝑅𝑡 = 𝑅𝑚 + 𝑅𝑝 + 𝑅𝑐 (13)
menggunakan UF untuk menjernihkan produk. Prosedur
Rm adalah tahanan intrinsik membran, Rp adalah tahanan
ini dapat meningkatkan laju fluks yang melewati
pori fouling, dan Rc adalah tahanan lapisan cake [80].
membran, selama penggunaan DM, karena viskositas
produk yang terbatas sehingga mengurangi efek
konsentrasi dan suhu polarisasi [69].
7
10. KESIMPULAN
Proses berbasis membran banyak digunakan dalam
indusri makanan untuk mengolah produk, penanganan
limbah, pemurnian, dan masih banyak kegunaan lainnya.
Keuntungan penggunaan proses-proses berbasis membran
adalah tidak melibatkan perubahan fasa atau tambahan
bahan kimia, sederhana dalam konsep dan operasi,
modular sehingga mudah scale up, serta efisiensi tinggi
akan bahan baku dan potensi daur ulang byproduct [81].
ED dengan membran bipolar digunakan untuk
mengolah produk makanan seperti jus buah, protein
kacang kedelai, dan wine. Kelemahan utama dari metode
ini adalah kecenderungan pori untuk tersumbat dan harga
alat yang cukup mahal[9]. MF digunakan untuk
memastikan wine bersih dari mikroorganisme dan
stabilisasi. Kombinasi ED dengan crossflow MF lebih
menguntungkan dibanding metodenya masing-masing
karena dapat mengatasi masalah kestabilan mikrobiologis,
kestabilan tartarat, penjernihan, dan oksidasi wine [1].
Penggunaan teknologi membran RO dapat memberikan
keuntungan seperti lebih sedikit CO2 yang dilepas dan
konsentrasi air garam yang dibuang sebagai limbah lebih
sedikit. Pada teknologi MD, digunakan membran yang
bersifat hidrofobik. MD dapat menahan ion-ion serta
senyawa dan makromolekul yang tidak mudah menguap.
Selain itu, pennggunaanya dapat dilakukan pada suhu
yang lebih rendah dari metode konvensional, lebih sedikit
fouling pada membran, dan tekanan operasi pada
membran yang lebih rendah [82]. PM dapat ditingkatkan
efektifitasnya dengan menggunakan sistem membran
terintegrasi seperti halnya pengolahan pendahuluan pada
membran RO. Kombinasi distilasi dan pervaporasi
memberikan keuntungan besar seperti konsumsi energi
yang lebih rendah (50-60%), peningkatan kualitas produk,
dan dapat menguji campuran azeotrop [83].
Sebagai kesimpulan, ilmu dan teknologi membran
memberikan banyak pilihan dalam desain dan optimasi
produksi inovatif. Sistem membran terintegrasi terbukti
sangat efektif (lebih sedikit konsumsi energi dan dampak
terhadap lingkungan) dalam industri makanan dan
petrokimia, proses bioteknolgi, dan pemisahan campuran
gas atau larutan berair [84].

DAFTAR SINGKATAN
BOD = Kebutuhan oksigen biologis
COD = Kebutuhan oksigen kimia
ED = Elektrodialisis
HF = Hollow fiber
MF = Mikrofiltrasi
PES = Polietersulfon
RO = Reverse Osmosis
TAA = Total aktivitas antioksidan
TTM = Tekanan transmembran

8
DAFTAR PUSTAKA [14] Fidaleo, M. dan Moresi, M. Electrodialysis
REFERENCES applications in the food industry. Adv. Food Nutr.
[1] Daufin, G., Escudier, J.-P., Carr´ere, H., B´erot, S., Res. 51 (2006) 265–360.
Fillaudeau, L. dan Decloux, M. Recent and [15] Elías-Serrano, R., Medina, D. I. T., Álvarez, L. D.,
emerging applications of membrane processes in Beltrán, L. A., Chanona-Pérez, J., Calderón
the food and dairy industry. Inst. Chem. Eng. 79 Domínguez, G., Fito, P. dan Gutiérrez-López, G. F.
(2001) 89–10. Acid-salt conversion by means of electrodialysis:
[2] Wenten, I.G.; Khoiruddin; Aryanti, P.T.P.; Hakim, Application of the systematic approach to food
A.N.; “Pengantar Teknologi Membran.” Teknik engineering systems (SAFES) methodology. J.
Kimia Institut Teknologi Bandung, 2010. Food Eng. 83 (2007) 277–284.
[3] Gryta, M. (2005). Osmotic MD and other [16] Sundaramoorthy, S., Srinivasan, G. dan Murthy, D.
membrane distillation variants. J.Membr. Sci. 246 V. R. An analytical model for spiral wound reverse
(2005) 145–156. osmosis membrane modules: Part I. Model
development and parameter estimation.
[4] Pourcelly, G. (2000). Electrodialysis: Ion
Desalination. 280 (2011) 403–411.
Exchange. In: Encyclopedia of Analytical Sciences,
2nd ed., pp 2665–2675. Worsfold, P., Townshend, [17] Wenten, I.G.; “Industri Membran dan
A. dan Poole, C. Eds., Academic Press, Montpellier, Perkembangannya.” Teknik Kimia Institut
France. Teknologi Bandung, 2015.
[5] Vera, E., Sandeaux, J., Persin, F., Pourcelly, G., [18] El-Salam, A. M. H. (2003). Applications of Reverse
Dornier, M. dan Ruales, J. (2009). Modeling of Osmosis In: Encyclopedia of Analytical Sciences,
clarified tropical fruit juice deacidification by 2nd ed., pp. 3833–3837.Worsfold, P., Townshend,
electrodialysis. J. Membr. Sci. 326 (2009) 472–483. A. dan Poole, C., Eds., Elsevier Science Ltd, Cairo,
Egypt.
[6] Tanaka, Y. (2009). A computer simulation of
continuous ion exchange membrane electrodialysis [19] Álvarez, S., Riera, F. A., A´ lvarez, R. dan Coca, J.
for desalination of saline water. Desalination. 249 Permeation of apple aroma compounds in reverse
(2009) 809–821. osmosis. Separat. Purif. Technol. 14 (1998) 209–
220.
[7] Cros, S., Lignot, B., Jaouen, P. dan Bourseau, P.
Technical and economical evaluation of an [20] Pozderović, A., Moslavac, T. dan Pichler, A.
integrated membrane process capable both to Concentration of aqua solutions of organic
produce an aroma concentrate and to reject clean components by reverse osmosis. In: Influence of
water from shrimp cooking juices. J. Food Eng. 77 trans-membrane pressure and membrane type on
(2006) 697–707. concentration of different ester and aldehyde
solutions by reverse osmosis. J. Food Eng. 76
[8] Andr´es, L. J., Riera, F. A. dan Alvarez, R.
(2006) 387–395.
Skimmed milk demineralization by electrodialysis:
Conventional versus selective membranes. J. Food [21] Szép, A., Kertész, S., Beszédes, S., László, Z. dan
Eng. 26 (1995) 57–66. Hodúr, C. Effects of pectinase and cellulase
enzymes on the blackcurrant juice by reverse
[9] Bazinet, L., Lamarche, F. dan Ippersiel, D. (1998).
osmosis. J. Proc. Energy Agric. 13 (2009) 271–273.
Bipolar-membrane electrodialysis: Applications of
electrodialysis in the food industry. Trends Food [22] Pilipovik, M. V. dan Riverol, C. Assessing
Sci. Technol. 9 (1998) 107–113. dealcoholization systems based on reverse osmosis.
J. Food Eng. 69 (2005) 437–441.
[10] Tongwen, X. Electrodialysis processes with bipolar
membranes (EDBM) in environmental protection— [23] Bena, D. W. (2004). Beverages: Non-alcoholic
A review. Resources, Conservation Recycling. 37 Carbonated Beverages In: Food Processing
(2002) 1–22. Principles and Applications, pp. 203–224. Smith, J.
S. dan Hui, Y. H., Eds., Blackwell Publishing,
[11] Tongwen, X. dan Weihua, Y. Citric acid production
Ames, IA.
by electrodialysis with bipolar membranes. Chem.
Eng. Process. 41 (2002) 519–524. [24] Jesus, D. F., Leite, M. F., Silva, L. F. M., Modesta,
R. D., Matta, V. M. dan Cabral, L. M. C. Orange
[12] Wee, Y. J., Yun, J. S., Lee, Y. Y., Zeng, A. P. dan
(Citrus sinensis) juice concentration by reverse
Ryu, H.W. (2005). Recovery of lactic acid by
osmosis. J. Food Eng. 81 (2007) 287–291.
repeated batch electrodialysis and lactic acid
production using electrodialysis wastewater. J. [25] Wang, X-L., Shang, W-J., Wang, D-X., Wu, L. dan
Biosci. Bioeng. 99 vol. 2 (2005) 104–108. Tu, C-H. Characterization and applications of
nanofiltration membranes: State of the art.
[13] Gonçalves, F., Fernandes, C., Santos, P. C. dan
Desalination. 236 (2009) 316–326.
Pinho, M. N. Wine tartaric stabilization by
electrodialysis and its assessment by the saturation [26] Bowen, W. R. dan Welfoot, J. S. Modelling of
temperature. J. Food Eng. 59 (2003) 229–23. membrane nanofiltrationpore size distribution
effects. Chem. Eng. Sci. 57 (2002) 1393–1407.
9
[27] Bessarabov, D.,Twardowski, Z. dan Chemetics, K. [40] Elysée-Collen, B. dan Lencki, R. W. Protein
Industrial application of nanofiltration—New ultrafiltration concentration polarization layer flux
perspectives. Membr. Technol. Sept. 2002 (2002) resistance. Part I. Importance of protein layer
6–9. morphology on flux decline with gelatin. J. Membr.
[28] Van der Bruggen, B., Mänttäri, M. dan Nyström, M. Sci. 129 (1997) 101–113.
Drawbacks of applying nanofiltration and how to [41] Atra, R., Vatai, G., Bekassy-Molnar, E. dan Balint,
avoid them: A review. Separat. Purif. Technol. 63 A. Investigation of ultra- and nanofiltration for
(2008) 251–263. tilization of whey protein and lactose. J. Food Eng.
[29] Blöcher, C., Noronha, M., F¨unfrocken, L., Dorda, 67 (2005) 325–332.
J., Mavrov, V., Janke, H. D. dan Chmiel, H. [42] Wenten, I.G.; “Teknologi Membran dan
Recycling of spent process water in the food Aplikasinya di Indonesia.” Teknik Kimia Institut
industry by an integrated process of biological Teknologi Bandung, 2014.
treatment and membrane separation. Desalination. [43] De Bruijn, J. P. F., Venegas, A., Martínez, J. A. dan
144 (2002) 143–150. Bórquez, R. Ultrafiltration performance of
[30] Vellenga, E. dan Trägårdh, G. Nanofiltration of Carbosep membranes for the clarification of apple
combined salt and sugar solutions: Coupling juice. Lebensmittel-Wissenschaft und-Technologie.
between retentions. Desalination. 120 (1998) 211– 36 (2003) 397–406.
220. [44] Cassano, A., Tasseli, F., Conidi, C. dan Drioli, E.
[31] Pang, W., Gao, N. dan Xia, S. Removal of DDT in Ultrafiltration of Clementine mandarin juice by
drinking water using nanofiltration process. hollow fibre membranes. Desalination. 241 (2009)
Desalination. 250 (2010) 553–556. 302–308.
[32] Koschuh, W., Thang, V. H., Krasteva, S., Novalin, [45] Cassano, A., Donato, L. dan Drioli, E.
S. dan Kulbe, K. D. Flux and retention of Ultrafiltration of kiwifruit juice: Operating
nanofiltration and fine ultrafiltration membranes in parameters, juice quality and membrane fouling. J.
filtrating juice from a green biofinery: A membrane Food Eng. 79 (2007a) 613–621.
screening. J. Membr. Sci. 261 (2005) 121–128. [46] Wenten, I.G.; Aryanti, P.T.P.; “Teknologi
[33] García-Martín, N., Palacio, L., Prádanos, P., Membran dalam Pengolahan Pangan.” Teknik
Hern´andez, A., Ortega-Heras, M., Pérez- Kimia Institut Teknologi Bandung, 2014.
Magariño, S. dan González-Huerta, D. C. [47] Lo, Y. M., Cao, D., Argin-Soysal, S.,Wang, J. dan
Evaluation of several ultra- and nanofiltration Hahm, T. S. Recovery of protein from poultry
membranes for sugar control in winemaking. processingwastewater using membrane
Desalination. 245 (2009) 554–558. ultrafiltration. Bioresour. Technol. 96 (2005) 687–
[34] Banvolgyi, S., Kiss, I., Bekassy-Molnar, E. dan 698.
Vatai, G. Concentration of red wine by [48] Han, K., Xu, W., Ruiz, A., Ruchhoeft, P. dan
nanofiltration. Desalination. 198 (2006) 8–15. Chellam, S. Fabrication and characterization of
[35] Ģyura, J., Šereš, Z. dan Eszterle, M. Influence of polymeric microfiltration membranes using
operating parameters on separation of green syrup aperture array lithography. J. Membr. Sci. 249
colored matter from sugar beet by ultra- and (2005) 193–206.
nanofiltration. J. Food Eng. 66 (2005) 89–96. [49] Günther, J., Albasi, C. dan Lafforgue, C. Filtration
[36] De Bruijn, J. P. F., Salazar, F. N. and Bórquez, R. characteristics of hollow fiber microfiltration
Membrane blocking in ultrafiltration. A new membranes used in a specific double membrane
approach to fouling. Food Bioproducts Process. 83 bioreactor. Chem. Eng. Process. 48 (2009) 1255–
(C3) (2005) 211–219. 1263.
[37] Lonsdale, H. K. The growth of membrane [50] Filippov, A., Starov, V. M., Lloyd, D. R.,
technology. J. Membr. Sci. 10 (1982) 81–181. Chakravarti, S. dan Glaser, S. Sieve mechanism of
[38] Morão, A., Alves, A. M. B., Cardoso, J. P. microfiltration. J. Membr. Sci. 89 (1994) 199–213.
Ultrafiltration of demethylchlortetracycline [51] Peter-Varbanets, M., Zurbrügg, C., Swartz, C. dan
industrial fermentation broths. Separat. Purif. Wouter, P. Decentralized systems for potable water
Technol. 22–23 (2001) 459–466. and the potential of membrane technology. Water
[39] Rabiller-Baudry, M., Paugam, L., Bégoin, L., Res. 43 (2009) 245–265.
Delaunay, D., Fernandez-Cruz, M., Phina-Ziebin, [52] Lawrence, N. D., Kentish, S. E., O’Connor, A. J.,
C., Guadiana, C. L. G. dan Chaufer, B. Alkaline Barber, A. R. dan Stevens, G. W. Microfiltration of
cleaning of PES membranes used in skimmed milk skim milk using polymeric membranes for casein
ultrafiltration: From reactor to spiral-wound module concentrate manufacture. Separat. Purif. Technol.
via a plate-and-frame module. Desalination. 191 60 (2008) 237–244.
(2006) 334–343.

10
[53] Xu, Y., Dodds, J. dan Leclerc, D. Optimization of a [67] Alves, V. D. dan Coelhoso, I. M. Orange juice
discontinuous microfiltration-backwash process. concentration by osmotic evaporation and
Chem. Eng. J. 57 (1995) 247–251. membrane distillation: A comparative study. J.
[54] Kwon, D. Y., Vigneswaran, S., Fane, A. G. dan Food Eng. 74 (2006) 125–133.
Aim, R. B. Experimental determination of critical [68] Diban, N., Voinea, O. C., Urtiaga, A. dan Ortiz, I.
flux in cross-flow microfiltration. Separat. Purif. (2009). Vacuum membrane distillation of the main
Technol. 19 (2000) 169–181. pear aroma compound: Experimental study and
[55] Carneiro, L., Sa, IdS., Gomes, FdS., Matta, V. M. mass transfer modeling. J. Membr. Sci. 326 (2009)
dan CabralM. C. Cold sterilization and clarification 64–75.
of pineapple juice by tangential microfiltration. [69] Lukanin, O. S., Gunko, S. M., Bryk, M. T. dan
Desalination. 148 (2002) 93–98. Nigmatullin, R. R. The effect of content of apple
[56] Vaillant, F., Pérez, A. M., Acosta, O. dan juice biopolymers on the concentration by
Dornier,M. Turbidity of pulpy fruit juice: A key membrane distillation. J. Food Eng. 60 (2003) 275–
factor for predicting cross-flowmicrofiltration 280.
performance. J. Membr. Sci. 325 (2008) 404–412. [70] Madaeni, S. S., Mohamamdi, T. dan Moghadam, M.
[57] Vaillant, F., Millan, P., O’Brien, G., Dornier, M., K. Chemical cleaning of reverse osmosis embranes.
Decloux, M. dan Reynes, M. Crossflow Desalination. 134 (2001) 77–82.
microfiltration of passion fruit juice after partial [71] Jamal, K., Khan, M.A. dan Kamil, M. Mathematical
enzymatic liquefaction. J. Food Eng. 42 (1999) modeling of reverse osmosis systems. Desalination.
215–224. 160 (2004) 29–42.
[58] Gan, Q. Beer clarification by cross-flow [72] Matthiasson, E. dan Sivik, B. Concentration
microfiltration—Effect of surface hydrodynamics Polarization and Fouling. Desalination. 35 (1980)
and reversed membrane morphology. Chem. Eng. 59–103.
Process. 40 (2001) 413–419. [73] Slater, C. S., Zielinski, J. M.,Wendel, R. G. dan
[59] Palacios, V. M., Caro, I. dan Pérez, L. Comparative Uchrin, C. G. Modeling of small scale reverse
study of crossflow microfiltration with osmosis systems. Desalination. 52 (1985) 267–284.
conventional filtration of sherry wines. J. Food Eng. [74] Potts, D. E., Ahlert, R. C. dan Wang, S. S. A critical
54 (2002) 95–102. review of fouling of reverse osmosis membranes.
[60] Vernhet, A. dan Moutounet, M. Fouling of organic Desalination. 36 (1981) 235–264.
microfiltration membranes by wine constituents: [75] Ruiz, B., Sistat, P., Huguet, P., Pourcelly, G.,
Importance, relative impact of wine Araya-Farias, M. dan Bazinet, L. Application of
polysaccharides and polyphenols and incidence of relaxation periods during electrodialysis of a casein
membrane properties. J. Membr. Sci. 201 (2002) solution: Impact on anion-exchange membrane
103–122. fouling. J. Membr. Sci. 287 (2007) 41–50.
[61] Gostoli, C. Thermal effects in osmotic distillation. [76] Shi, W. dan Benjamin, M. M. Fouling of RO
J. Membr. Sci. 163 (1999) 75–91. membranes in a vibratory shear enhanced filtration
[62] Mengual, J. I., De Z´arate, J. M. O., Peña, L. dan process (VSEP) system. J. Membr. Sci. 331 (2009)
Velázquez, A. Osmotic distillation through porous 11–20.
hydrophobic membranes. J. Membr. Sci. 82 (1993) [77] Kazemimoghadam, M. dan Mohammadi, T.
129–140. Chemical cleaning of ultrafiltration membranes in
[63] Cassano, A. dan Drioli, E. Concentration of the milk industry. Desalination. 204 (2007) 213–
clarified kiwifruit juice by osmotic distillation. J. 218.
Food Eng. 79 (2007) 1397–1404. [78] Wakeman, R. J. dan Williams, C. J. Additional
[64] Thanedgunbaworn, R., Jiraratananon, R. dan techniques to improve microfiltration. Separat.
Nguyen, M. H. Mass and heat transfer analysis in Purif. Technol. 26 (2002) 3–18.
fructose concentration by osmotic distillation [79] Al-Malack,M. H. dan Anderson, G. K. Use of
process using hollow fibre module. J. Food Eng. 78 crossflow microfiltration in wastewater treatment.
(2007) 126–135. Water Res. 31 vol. 12 (1997) 3064–3072.
[65] Alkhudhiri, A., Darwish, N. dan Hilal, N. [80] Fang, H. H. P. dan Shi, X. Pore fouling of
Membrane distillation: A comprehensive review. microfiltration membranes by activated sludge. J.
Desalination. 287 (2012) 2–18. Membr. Sci. 264 (2005) 161–166.
[66] Izquierdo-Gil, M. A., Fernández-Pineda, C. dan [81] Wenten, I.G.; “Teknologi Membran: Prospek dan
Lorenz, M. G. Flow rate influence on direct contact Tantangannya.” Teknik Kimia Institut Teknologi
membrane distillation experiments: Different Bandung. 2015.
empirical correlations for Nusselt number. J.
Membr. Sci. 321 (2008) 356–363.

11
[82] Drioli, D., Stankiewicz, A. I. dan Macedonio, F.
Membrane engineering in process intensification-
An overview. J. Membr. Sci. 380 (2011) 1–8.
[83] Lipnizki, F., Field, R. W. dan Ten, P-K.
Pervaporation based hybrid process: A review of
process design, application and economies. J.
Membr. Sci. 153 (1999) 183–210.
[84] Konstantinos V. K. dan Ioannis S. A. (2015).
Membrane Processing Technology in the Food
Industry: Food Processing, Wastewater Treatment,
and Effects on Physical, Microbiological,
Organoleptic, and Nutritional Properties of Foods,
Critical Reviews in Food Science and Nutrition,
55:9, 1147-1175,
DOI: 10.1080/10408398.2012.685992
[85] Said, N. I., Indriatmoko, H., Raharjo, N.,
Herlambang, A. Pengolahan Air Asin atau Payau
dengan Sistem Osmosis Balik. Tersedia :
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Ro/ro.ht
ml, diakses 09-04-2016.
[86] Brião, V. B. and Tavares, C. R. G. Pore Blocking
Mechanism for the Recovery of Milk Solids from
Dairy Wastewater by Ultrafiltration. Brazilian J.
Chem. Eng. 29 vol. 2 (2012) 393-407.

12

Anda mungkin juga menyukai