Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PATIEN SAFETY

DOSEN PENGAMPUH : Fera Pattikawa S.Kep.Ns.,M.Kep

,,

NAMA : NILA RESTI

NIM : 124021-2020-040

TINGKAT : 2C

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK. III . Dr. J. A. LATUMETEN

AMBON 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah “Patien Safety” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen dalam
bidang studi Patien Safety. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “Hak dan Kewajiban Pasien Serta Jenis-Jenis Insiden” bagi pembaca dan juga
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fera Pattikawa, selaku dosen Mata
Kuliah Patien Safety yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.

Saya menyadari, makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan dalam kesempurnaan
makalah berikutnya.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................4

A. Latar Belakang.................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................5
C. Tujuan..............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................6

A. Hak Pasien........................................................................................6
B. Kewajiban Pasien.............................................................................7
C. Jenis-Jenis Insiden............................................................................8

BAB III PENUTUP.....................................................................................9

A. Kesimpulan......................................................................................9
B. Saran.................................................................................................9

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia, dimana dalam Pasal 25 Deklarasi Umum
Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan setiap orang berhak atas
taraf hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI,
2009).
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Bab III tentang Hak dan
Kewajiban Pasien dalam Pasal 8 menyatakan bahwa pasien mempunyai hak untuk
memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan
yang akan diterima maupun yang telah diterima oleh
pasien dari tenaga kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang perlu diketahui oleh
pasien. Sesuai dengan Pasal 45 Undang-Undang Praktek Kedokteran No. 24 Tahun 2004
tentang Praktek Kedokteran memberikan batasan minimal informasi yang selayaknya
diberikan kepada pasien mengenai diagnosis
dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis yang dilakukan, alternatif tindakan
lain dan resikonya, resiko komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan.
Dunia kedokteran masa kini informasi merupakan hak asasi pasien karena
berdasarkan informasi itulah pasien dapat mengambil keputusan tentang suatu tindak
medis yang dilakukan terhadap diri pasien. Di pihak lain, memberikan informasi secara
benar kepada pasien merupakan kewajiban pokok seorang dokter yang sedang
menjalankan profesi. Selain berkaitan moral, serta norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat (Setiawan, 2009).
Hak-hak untuk memperoleh informasi merupakan hak asasi pasien yang paling utama
bahkan dalam tindakan khusus diperlukan Informed Consent (persetujuan tindakan
medis) (Notoatmodjo, 2010). Hubungan antara informed consent dan tindakan medis
yang akan dilakukan oleh dokter dapat dikatakan
bahwa informed consent merupakan komponen utama yang mendukung adanya tindakan
medis tersebut (Setiawan, 2009).
Informed consent berarti suatu izin (consent) atau pernyataan setuju dari pasien yang
diberikan dengan bebas dan rasional, sesudah mendapatkan informasi dari dokter dan
sudah mengerti oleh pasien. Informasi didalam informed consent mengenai
pengungkapan dan penjelasan (disclosure and explanation) kepada pasien dalam bahasa
yang dapat dimengerti oleh pasiennya tentang penegakkan diagnosis, sifat dan prosedur
atau tindakan medic yang diusulkan, kemungkinan timbulnya resiko, manfaat dari
tindakan medis, dan alternative dari tindakan medis tersebut, serta harus
didokumentasikan.

Komunikasi yang efektif antara pasien dan tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk
mengkondisikan faktor kurangnya pengetahuan, sikap pasien terhadap informasi
mengenai data kesehatan termasuk tindakan dan pengobatan yang akan dilakukan dan
setelah dilakukan. Komunikasi yang baik akan diterima oleh pasien dan selama informasi
tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan serta
kepercayaan akan menimbulkan persepsi yang baik kepada pasien terhadap pelayanan
yang diberikan (Notoatmodjo, 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui Hak dan kewajiban pasien.
2. Mengetahui jenis-jenis insiden.

C. Tujuan
1. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang hak dan kewajiban pasien untuk
mendapatkan informasi medis di RS.
2. Mengetahui jenis-jenis insiden yang terjadi di RS.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hak Pasien
1. Memperoleh  informasi mengenai tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, jujur dan tanpa diskriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai standar profesi dan standar
prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efesien sehingga pasien terhindar dari kerugian
fisik dan materi.
6. Mengajukan pengajuan atas kualitas pelayanan yang di dapat.
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik dalam maupun di luar Rumah Sakit.
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya.
10. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
11. Memberikan persetujuan dan penolakan atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang di deritanya.
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak menganggu pasien lainnya.
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit.
15. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya.
16. Memperoleh layanan kerohanian sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
17. Mengajukan pengaduan kepada instansi terkait apabila Rumah Sakit di duga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai standar berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
18. Mengajukan keluhan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
kebagian pelayanan RS.

B. Kewajiban Pasien
1. Pasien dan keluarga wajib untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku
di RS.
2. Wajib untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya.
3. Wajib memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang
diderita kepada dokter yang merawat.
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua biaya atas jasa
pelayanan Rumah Sakit atau dokter.
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban menyetujui informasi dan menaati
persetujuan yang telah dibuatnya (informed consent).
6. Wajib menghormati hak dokter dan hak Rumah Sakit.
7. Wajib berterus terang apabila timbul masalah.
8. Pasien wajib beritikad baik kepada dokter, tenaga kesehatan dan seluruh staf RS.
9. Memeriksakan sedini mungkin.
10. Berobat ulang sesuai anjuran.
11. Berkeyakinan bahwa dokter beritikad baik.

C. Jenis-Jenis Insiden
1. KPC (Kondisi Potensial Cedera /Reportable Circumstance)
Suatu kondisi / situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera,
tetapi belum terjadi insiden.
Contoh :
 ICU yang sangat sibuk tetapi jumlah staf selalu kurang.
 Penempatan defibrillator  standby di IGD ternyata rusak dan tidak dapat
digunakan.

2. KNC (Kejadian Nyaris Cedera/Near Miss)


Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
Contoh :
 Unit transfusi darah sudah siap dipasang pada pasien yang salah, namun
kesalahan tersebut diketahui sebelum transfusi dimulai.

3. KTC (Kejadian Tidak Cedera/No Harm Incident)


Suatu kejadian insiden yang sudah terpapar ke pasien tetapi tidak
menimbulkan cedera.
Contoh :
 Darah transfusi yang sudah dialirkan ke pasien tetapi tidak menimbulkan
cedera/gejala inkompatibilitas pada pasien tersebut.

4. KTD (Kejadian Tidak Diharapkan/Adverse Event)


Suatu kejadian insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien.
Contoh :
 Transfusi yang salah mengakibatkan pasien meninggal karena reaksi
hemolisis.

5. Kejadian Sentinel
Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera serius, kehilangan
fungsi secara permanen yang tidak berhubungan dengan perjalanan alamiah penyakit
atau kondisi yang mendasari.
Yang termasuk kategori sentinel :
 Kematian yang tidak diharapkan.
 Kehilangan fungsi tubuh yang utama.
 Operasi pada posisi yang salah, prosedur yang salah, atau pasien yang salah.
 Penculikan anak.
 Anak diserahkan pada orang tua yang salah.
 Pemerkosaan yang terjadi di RS.
 Bunuh diri di RS.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari penjelasan diatas kita semua dapat simpulkan bahwa pasien mempunyai hak
untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan prosedur yang ada, selain memiliki hak
pasien juga tidak boleh semena-mena terhadap/badan Hukum yang melayani
pelayanan kesehatan, pasien juga mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi seperti
yang diatur dalam Permenkes No 69 Tahun 2014 Tentang Kewajiban Rumah sakit
dan Kewajiban Pasien, seperti mematuhi segala perarturan yang ada di Rumah sakit
tersebut, dan mematuhi segala perintah dari dokter yang menyarankan untuk
kesehatan pasien tersebut.
2. Jangan sampai terjadi kesalahan pahaman antara pihak pasien dan pihak dari Rumah
Sakit sehingga mengalami perseteruan yang tidak diinginkan,itu semua tidak lepas
dari kesalahan pihak Rumah Sakit, yang kurang memberikan informasi terhadap
pihak pasien sehingga hal tersebutpun terjadi.

B. Saran
Saran Dari penjelasan di atas, kita semua harus mengikuti perarturan yang di sudah
ada, menjalankan hak sesuai dengan apa yang sudah ditentukan dan mempunyai
kewajiban yang harus dipenuhi satu sama lain sehingga terciptanya pelayanan kesehatan
yang baik.

Anda mungkin juga menyukai