Anda di halaman 1dari 101

ASUHAN KEPERAWATAN PADA “Tn G” DENGAN DIAGNOSA HIV AIDS DI

RUANG ISOLASI RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU AMBON

DISUSUN OLEH :

Nama : Yulianti La sadjo


Nim : 1240-212020-065

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III.dr.J.A.LATUMETEN
AMBON
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar HIV/AIDS

1. Pengertian HIV/AIDS
HIV atau human immunodeficiency virus disebut sebagai retrovirus yang

membawa materi genetik dalam asam ribonukleat (RNA) dan bukan asam

deoksibonukleat (DNA). HIV disebut retrovirus karena mempunyai enzim reverce

transcriptase yang memungkinkan virus mengubah informasi genetiknya yang

berada dalam RNA ke dalam bentuk DNA.(Widyanto & Triwibowo, 2013).

AIDS atau acquired immunodeficiency syndrome didefinisikan kumpulan

penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan

merupakan stadium akhir infeksi HIV (Widyanto & Triwibowo, 2013). Kerusakan

progresif pada system kekebalan tubuh menyebabkan ODHA amat rentan dan

mudah terjangkit bermacam-macam penyakit (Rendy & Margareth, 2012).

2. Etiologi HIV/AIDS

AIDS disebabkan oleh HIV yaitu suatu retrovirus pada manusia yang

termasuk dalam keluarga lentivirus. secara genetik HIV dibedakan menjadi dua,

tetapi berhubungan secara antigen, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Keduanya merupakan

virus yang menginfeksi sel T-CD4 yang memiliki reseptor dengan afinitas tinggi

untuk HIV. (Widyanto & Triwibowo, 2013). AIDS disebabkan oleh HIV yang

dikenal dengan retrovirus yang di tularkan oleh darah dan punya afinitas yang

kuat terhadap limfosit T. (Rendy & Margareth, 2012).


3. Tanda dan Gejala HIV/AIDS

Berikut ini adalah tanda-tanda gejala mayor dan minor untuk

mendiagnosis HIV berdasarkan WHO. (Nursalam & Kurniawati, 2009)

a. Gejala Mayor yaitu penurunan berat badan, diare lebih dari 1 bulan

(kronis/berulang), demam, dan tuberkulosis.

b. Gejala Minor yaitu kandidiasis oral, batuk, pnemonia, dan infeksi kulit.

4. Patofisiologi HIV/AIDS

Menurut Widyanto & Triwibowo, (2013) HIV dapat membelah diri

dengan cepat dan kadar virus dalam darah berkembang cepat, dalam satu hari HIV

dapat membelah diri menghasilkan virus baru jumlahnya sekitar 10 miliar. Proses

terjadinya defisit nutrisi pada HIV/AIDS, pasien akan mengalami 4 fase yaitu :

a. Periode jendela

Pada periode ini pemeriksaan tes antibodi HIV masih negatif walaupun

virus sudah ada dalam darah pasien. Hal itu karena antibodi yang terbentuk

belum cukup terdeteksi melalui pemeriksaan laboratium. Biasanya Antibodi

terhadap HIV muncul dalam 3-6 minggu hingga 12 minggu setelah infeksi

primer. Pada periode ini pasien mampu dan berisiko menularkan HIV kepada

orang lain.

b. Fase infeksi akut

Proses ini di mulai setelah HIV menginfeksi sel target kemudian terjadi

proses replika yang menghasilkan virus baru yang jumlahnya berjuta-juta virion.

Virimea dari banyak virion ini memicu munculnya sindrom infeksi akut dengan

gejala mirip flu. Sekitar 50-70% orang hiv yang terinfeksi mengalami sindrom

infeksi akut selama 3-6 minggu seperti influenza yaitu demam, sakit otot,
berkeringat, ruam, sakit tenggorokan, sakit kepala, keletihan, pembengkakan

kelenjar limfe, mual, muntah, anoreksia, diare, dan penurunan BB.

Antigen HIV terdeteksi kira-kira 2 minggu setelah infeksi dan terus ada

selama 3-5 bulan. Pada fase akut terjadi penurunan limfosit T yang dramatis

kemudian terjadi kenaikan limfosit T karena respon imun. Pada fase ini jumlah

limfosit T masih di atas 500 sel/mm3 kemudian akan menurun setelah 6 minggu

terinfeksi HIV.

c. Fase infeksi laten

Pada fase infeksi laten terjadi pembentukan respon imun spesifik HIV dan

terperangkapnya virus dalam sel dendritic folikuler (SDF) di pusat germinativum

kelenjar limfe. Hal tersebut menyebabkan virion dapat dikendalikan, gejala

hilang dan mulai memasuki fase laten. Pada fase ini jarang di temukan virion

sehingga jumlahnya menurun karena sebagian besar virus terakumulasi di

kelenjar limfe dan terjadi replika. Jumlah limfosit T-CD4 menurun sekitar 500-

200 sel/mm3. Meskipun telah terjadi serokonversi positif individu pada

umumnya belum menunjukan gejala klinis (asimtomatis). Fase ini terjadi sekitar

8-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada tahun ke delapan setelah terinfeksi HIV

gejala klinis akan muncul seperti demam , kehilangan BB < 10%, diare, lesi pada

mukosa dan infeksi kulit berulang.

d. Fase infeksi kronis

Selama fase ini, replika virus terus terjadi di dalam kelenjar limfe yang di

ikuti kematian SDF karena banyaknya virus. Fungsi kelenjar limfe yaitu sebagai

perangkap virus akan menurun atau bahkan hilang dan virus diluncurkan dalam

darah. Pada fase ini terjadi peningkatan jumlah virion berlebihan, limfosit
semakin tertekan karena infeksi HIV semakin banyak. Pada saat tersebut terjadi

penurunan, jumlah limfosit T-CD4 di bawah 200 sel/mm3. Kondisi ini

menyebabkan sistem imun pasien menurun dan semakin rentan terhadap berbagai

infeksi sekunder. Perjalanan penyakit semakin progresif yang mendorong ke arah

AIDS.

B. Konsep Dasar Defisit Nutrisi Pada HIV/AIDS

1. Pengertian Defisit Nutrisi


Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme.(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Defisit nutrisi

adalah Keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal)

atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk

kebutuhan metabolisme.(Nursalam & Kurniawati, 2009). Defisit nutrisi

merupakan suatu keadaan ketika individu yang tidak puasa mengalami atau

berisiko mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan asupan

yang tidak adekuat atau metabolisme nutrient yang tidak adekuat untuk kebutuhan

metabolik. (Carpenito, 2012).

2. Etiologi Defisit Nutrisi

HIV/AIDS dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan dan gangguan

penyerapan zat gizi, menurunnya atau habisnya cadangan vitamin dan mineral

dalam tubuh. Defisit nutrisi pada pasien HIV/AIDS terjadi karena pasien

mengalami diare kronis, kandialisis oral, dan sariawan yang menyebabkan nafsu

makan menurun, pasien tidak mampu menelan makanan dan pasien tidak mampu

mencerna makanan dan mengabsorbsi nutrien. Defisiensi vitamin dan mineral

pada ODHA dimulai sejak dini. Walaupun jumlah makanan ODHA sudah cukup
dan berimbang, tetapi ODHA harus mengonsumsi suplemen atau nutrisi

tambahan. (Tjokroprawiro dkk, 2015).

Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) penyebab defisit nutrisi pada

HIV/AIDS yaitu :

a. Ketidakmampuan menelan makanan

Masuknya nutrisi yang adekuat atau sesuai kebutuhan dipengaruhi oleh

kemampuan pemilihan bahan dan cara persiapan makanan, pengetahuan,

gangguan menelan, kenyamanan saat makan, anoreksia, mual dan muntah atu

kelebihan intake kalori. Intake nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh

menimbulkan kekurangan nutrisi (Tarwoto & Wartonah, 2015). Pada pasien

HIV/AIDS disebabkan oleh asupan gizi yang tidak adekuat karena berkurangnya

nafsu makan, yang bisa disebabkan oleh kesulitan dalam menelan makanan

akibat dari infeksi seperti sariawan atau esofagitis yang disebabkan oleh jamur

Candidasp., infeksi oportunistik umum lainnya, demam, berupa perasaan mual

dan muntah.

b. Ketidakmampuan mencerna makanan dan mengabsorbsi nutrient

Kemampuan mencerna dan mengabsorpsi makanan dipengaruhi oleh

adekuatnya fungsi organ pencernaan. Adanya peradangan saluran cerna dapat

juga menimbulkan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi. (Tarwoto & Wartonah,

2015). Pada pasien HIV/AIDS terjadi perubahan mekanisme kerja traktus

digestivus, interaksi obat dengan zat gizi. Hal ini menyebabkan malabsorbsi

karbohidrat dan lemak sehingga mempengaruhi vitamin larut dalam lemak seperti

vitamin A dan E, yang penting dalam sistem kekebalan tubuh.


3. Tanda dan Gejala Defisit Nutrisi

Secara spesifik tanda gejala defisit nutrisi pada pasien HIV/AIDS menurut

Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular tahun 2003 yaitu pasien HIV pada

umumnya mengalami penurunan nafsu makan. Tanda dan gejala lain defisit

nutrisi pada ODHA yakni terjadinya penurunan berat badan minimal 10% dari

rentang ideal dan diare kronis menyebabkan dehidrasi, absorpsi makanan buruk.

(Nursalam & Kurniawati, 2009).

Gejala dan tanda defisit nutrisi menurut PPNI, (2016) yaitu

a. Gejala dan tanda mayor

1) Data subjektif : tidak ada

2) Data objektif : berat badan menurun minimal 10 % di bawah rentang ideal

b. Gejala dan tanda minor

1) Data subjektif : cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri abdomen, nafsu

makan menurun.

2) Data objektif : bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan

lemah, membran mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun, rambut

rontok berlebihan, diare.

C. Asuhan Keperawatan Defisit Nutrisi pada HIV/AIDS

1. Pengkajian keperawatan

Pengkajian keperawatan mencangkup pengumpulan informasi subjektif

dan objektif (misalnya, tanda tanda vital, wawancara pasien/ keluarga,

pemeriksaan fisik dan peninjauan informasi riwayat pasien yang diberikan oleh

pasien/keluarga, atau di temukan dalam rekam medik. Perawat juga

mengumpulkan informasi tentang kekuatan pasien/ keluarga (untuk


mengidentifikasi peluang promosi kesehatan) dan risiko ( untuk mencegah atau

menunda potensi masalah). Pengkajian dapat didasarkan pada teori-teori

keperawatan yang ada yang telah dikembangkan menjadi kerangka. Kerangka ini

yang menyediakan cara untuk mengkategorikan data dalam jumlah yang besar ke

dalam kategori data terkait. Pengkajian dilakuakan untuk memahami masalah

yang dialami oleh pasien sehingga dapat ditentukan diagnosis yang sesuai untuk

melaksanakan tindakan keperawatan.Selama langkah pengkajian dan diagnosis

dari proses keperawatan, perawat mengumpulkan data mengolahnya menjadi

informasi, dan kemudian mengatur informasi yang bermakna dalam kategori

pengetahuan, yang dikenal sebagai diagnosis keperawatan. Pengkajian

memberikan kesempatan terbaik bagi perawat untuk membangun hubungan

terapeutik yang efektif dengan pasien. Dengan kata lain, pengkajian adalah

aktivitas intelektual dan interpersonal. (NANDA, 2018).

Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016) dalam melaksanakan

pengkajian perawat harus mengkaji tanda dan gejala yang dibagi menjadi dua

kategori yaitu tanda mayor dan minor. Tanda dan gejala defisit nutrisi pada

HIV/AIDS sebagai berikut :


Tabel 1
Gejala dan Tanda Mayor Minor Defisit Nutrisi pada pasien HIV/AIDS

Gejala dan Subjektif Objektif


Tanda
1. Mayor - 1. Berat badan menurun
minimal 10 % di bawah
rentang ideal

2. Minor 1. Cepat kenyang 1. Bising usus hiperaktif


setelah makan 2. Otot pengunyah lemah
2. Kram/nyeri 3. Otot menelan lemah
abdomen 4. Membran mukosa pucat
3. Nafsu makan 5. Sariawan
menurun 6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok
berlebihan
8. Diare

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman

atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada

risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosis keperawatan

merupakan bagian penting dalam menetukan asuhan keperawatan yang sesuai

untuk membantu pasien mencapai kesehatan yang optimal. Diagnosis

keperawatan ini bertujuan untuk mengetahui pendapat pasien dan keluarga

mengenai situasi yang berkaitan dengan kesehatan. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,

2016).

Proses penegakan diagnosis keperawatan terdiri dari tiga tahap yaitu

analisis data, identifikasi masalah, dan perumusan diagnosis. Analisis data

dilakukan dengan membandingkan data dengan nilai normal serta melakukan

pengelompokkan data. Identifikasi masalah yaitu melakukan identifikasi data-data


kedalam kelompok masalah aktual, risiko, dan promosi kesehatan. Perumusan

diagnosis dilakukan sesuai dengan masalah yang telah diidentifikasi dengan

menggunakan pola PES, yaitu problem sebagai masalah inti dari respon klien

terhadap kondisi kesehatannya, etiologi sebagai penyebab atau faktor yang

mempengaruhi perubahan status kesehatan, dan sign/symptom berupa tanda yang

berupa data objektif dan gejala yang berupa data subjektif. (Tim Pokja SDKI DPP

PPNI, 2016)

Masalah (problem) dalam diagnosis pada pasien HIV/AIDS yaitu defisit

nutrisi. Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) defisit nutrisi

masuk ke dalam kategori fisiologi dengan subkategori nutrisi dan cairan. Defisit

nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme. Adapun penyebab (etiologi) yang menimbulkan terjadinya masalah

defisit nutrisi yaitu ketidakmampuan menelan makanan, ketidakmampuan

mencerna makanan, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien. Sedangkan tanda dan

gejala (sign/symptom) yang muncul berupa tanda gejala mayor dan minor. Tanda

dan gejala mayor diantaranya berat badan menurun minimal 10 % di bawah

rentang ideal (objektif). Sedangkan tanda gejala minor diantaranya cepat kenyang

setelah makan, kram/nyeri abdomen, nafsu makan menurun (subjektif) serta

bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah, membran

mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun, rambut rontok berlebihan, diare

(objektif).

Diagnosa keperawatan dalam penelitian ini adalah defisit nutrisi

berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan/ Ketidakmampuan

mencerna makanan dan mengabsorbsi nutrient ditandai dengan berat badan


menurun minimal 10 % di bawah rentang ideal, cepat kenyang setelah makan,

nyeri abdomen, nafsu makan menurun, bising usus hiperaktif, otot pengunyah

lemah, otot menelan lemah, membran mukosa pucat, sariawan, serum albumin

turun, rambut rontok berlebihan, dan diare.

3. Perencanaan keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah segala perawatan yang dikerjakan oleh

perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai

luaran (outcome) yang di harapkan. Luaran keperawatan ini mengarahkan status

diagnosis keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan. (Tim Pokja SIKI

DPP PPNI, 2018). Setiap rencana keperawatan terdiri atas tiga komponen yaitu

label, definisi dan tindakan. Tindakan ini terdiri atas observasi, terapeutik,

edukasi, dan kolaborasi. Menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018),

Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Dalam perencanaan

keperawatan pada pasien HIV/AIDS dengan defisit nutrisi mengacu kepada

Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang merupakan aspek-aspek

yang dapat diobservasi dan diukur yang meliputi kondisi, perilaku, dan persepsi

dari pasien, keluarga, dan komunitas sebagai respon terhadap perencanaan

keperawatan. Dalam hal ini mengunakan standar luaran yaitu status nutrisi yang

diharapkan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme membaik

(Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019).


Sedangkan perencanaan keperawatan dirumuskan sesuai dengan Standar

Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang merupakan segala rencana

tindakan yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahun dan

penilaian klinis untuk mencapai standar luaran yang diharapkan. Dalam hal ini

perencanaan keperawatan terdiri dari : manajemen nutrisi dan promosi berat

badan. (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)

Adapun intervensi yang dapat dirumuskan pada pasien HIV/AIDS dengan defisit

nurisi adalah sebagai berikut :


Tabel 2
Perencanaan Keperawatan Pada Pasien HIV/AIDS dengan Defisit Nutrisi di
Ruang Oleg RSD Mangusada Badung Tahun 2020

Diagnosis Tujuan dan kriteria Intervensi keperawatan


keperawatan hasil
1 2 3
a. Defisit nutrisi b/d Setelah dilakukan a. Manajemen nutrisi
ketidakmampuan tindakan 1. Identifikasi alergi dan
menelan makanan/ keperawatan selama intoleransi makanan
Ketidakmampuan 3x 24 diharapkan 2. Identifikasi makanan yang
mencerna asupan nutrisi untuk disukai
makanan dan memenuhi 3. Monitor asupan makanan
mengabsorbsi kebutuhan 4. Monitor hasil pemeriksaan
nutrient d.d berat metabolisme laboratorium
badan menurun membaik 5. Lakukan oral hygiene
minimal 10 % di SLKI label : Status sebelum makan, jika perlu
bawah rentang Nutrisi 6. Kolaborasi dengan ahli gizi
ideal, cepat 1. Porsi makanan untuk menentukan jumlah
kenyang setelah yang di habiskan kalori dan jenis nutrien
makan, nyeri meningkat (5) yang dibutuhkan, jika perlu
abdomen, nafsu 2. Kekuatan otot b. Promosi berat badan
makan menurun, pengunyah 1. Monitor adanya mual dan
bising usus meningkat (5) muntah
hiperaktif, otot 3. Kekuatan otot 2. Monitor berat badan
pengunyah lemah, menelan 3. Sediakan makanan yang
otot menelan meningkat (5) tepat sesuai kondisi pasien
lemah, membran 4. Serum albumin
mukosa pucat, dalam batas
sariawan, serum normal ( 3,5-4,5
albumin turun, mg/dL)
rambut rontok 5. Perasaan cepat
1 2 3

berlebihan dan kenyang menurun


diare (5)
6. Nyeri abdomen
menurun (5)
7. Sariawan menurun
(5)
8. Diare menurun(5)
9. Frekuensi makan
membaik (5)
10. Nafsu
makan
membaik (5)
11. Bising usus
membaik (5)
Membran mukosa
tidak pucat lagi (5)

4. Pelaksanaan keperawatan

Implementasi keperawatan adalah tahap pelaksanaan rencana tindakan

keperawatan yang telah disusun oleh perawat untuk mengatasi masalah pasien.

Implementasi dilaksanakan sesuai rencana yang sudah dilakukan, teknik

dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu

memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai implementasi,

dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan

bagaimana respon dari pasien (Bararah & Jauhar, 2013).


5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini merupakan

membandingkan hasil yang telah dicapai setelah proses implementasi keperawatan dengan tujuan yang

diharapkan dalam perencanaan dan kriteria hasil evaluasi yang telah diharapkan dapat terapai. Proses evaluasi

dalam asuhan keperawatan di dokumentasikan dalam SOAP (subjektif, objektif, assesment, planing ).

(Bararah & Jauhar, 2013).

a. Subjektif yaitu respon evaluasi tertutup yang tampak hanya pada pasien yang mengalami dan hanya

dapat dijelaskan serta diverifikasi oleh pasien tersebut. Pada pasien HIV/AIDS dengan defisit nutrisi

diharapkan pasien mengatakan tidak cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri abdomen menurun, nafsu

makan meningkat.

b. Objektif yaitu respon evaluasi yang dapat dideteksi, diukur, dan diperiksa menurut standar yang diterima

melalui pengamatan, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan medis lainnya. Pada pasien HIV/AIDS

dengan defisit nutrisi diharapkan berat badan tidak menurun, bising usus normal, otot pengunyah

normal, otot menelan normal, membran mukosa tidak pucat lagi, sariawan menurun, serum albumin

normal (3,5-4,5 mg/dl), diare menurun.

c. Assessment adalah proses evaluasi untuk menentukan telah tercapainya hasil yang diharapkan. Ketika

menentukan apakah hasil telah tercapai, perawat dapat menarik satu dari tiga kemungkinan yaitu tujuan

tercapai, tujuan tercapai sebagian, tujuan tidak tercapai.

d. Planning adalah penilaian tentang pencapaian tujuan untuk menentukan rencana tindakan yang akan

dilakukan sesuai dengan assessment.


DAFTAR PUSTAKA

Arriza, Beta Kurnia., dkk. (2011). Memahami Rekonstruksi Kebahagiaan Pada Orang
Dengan HIV/AIDS (ODHA). Jurnal Psikologi Undip.
http://download.portalgaruda.org/article. (Diakses pada tanggal 13 Januari 2017)

Bararah dan Jauhar.M, 2103. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat
Profesional Jilid 2. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Bulechek,Gloria M, Dkk (2013). Nursing Interventions Classification (NIC).


United kingdom: ELSEVIER

Desima,Dkk. (2013). Karakteristik Penderita HIV/AIDS Di Klinik VCT Rumah Sakit Umum
HKBP Balige Tahun 2008-2012. http://download.portalgaruda.org/article. (Diakses
pada tanggal 12 Januari 2017)

Dinas Kesehatan Kota Padang. (2015). Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2014.
https://dinkeskotapadang1.files.wordpress.com/2015/07/profil-tahun-2014-edisi-
2015.pdf (Diakses Pada Tanggal 11 Januari 2017).

Ditjen P2P Kementrian Kesehatan RI, (2016). Laporan Perkembangan HIV AIDS
triwulan 1 Tahun 2016. Jakarta. http://www.yaids.com/materi/M-5780-
Final%20Laporan%20HIV%20AIDS%20TW%201%202016.pdf . (Diakses
pada tanggal 12 Januari 2017)

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Sekretaris
Jenderal

Kumar,Cotran,Robbins.(2011). Buku Ajar Patologi (Awal Prasetyo,Brahm U.Pandit,


Toni Prilino, Penerjemah). Jakarta: EGC

Kunoli, F.J.,(2012). Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta: TIM

Mardalis. (2010). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara

Moorhead,Sue, Dkk. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). United


Kingdom: ELSEVIER

NANDA International. (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta.


EGC

Nurasalam. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV AIDS, Jakarta :
Salemba Medika

Nursalam dan Kurniawati,Ninuk Dian. 2011. Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.U DENGAN HIV AIDS
DI IRNA NON BEDAH PENYAKIT DALAM PRIA

RSUP Dr. M DJAMIL PADANG

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identifikasi Klien :
a. Nama : Tn.U
b. No. MR : 97.91.00
c. Tempat/ Tgl Lahir : Pariaman, 1 Februari 1967
d. Umur : 50 tahun
e. Jenis Kelamin : Laki – Laki
f. Status Kawin : Kawin
g. Agama : Islam
h. Pendidikan terakhir : SMP
i. Pekerjaan : Pabrik
j. Tanggal Masuk : 21 Mei 2017
k. Alamat : Perumahan Cendana Anak Air C/2 Koto
Tangah
l. Diagnosa Medis : Diare kronik,
IO dengan TB Paru, condidiasis oral, dan anemia
ringan

2. Identifikasi Penanggung Jawab


a. Nama : Ny. E
b. Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga
c. Alamat : Perumahan Cendana Anak Air C/2 Koto
Tangah
d. Hubungan : Istri
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama
Pasien masuk RSUP Dr. M. Djamil Padang melalui IGD pada tanggal
19 Mei 2017 jam 09.45 WIB dirujuk dari Rs. Siti Rahma, dengan
keluhan diare sejak 3 minggu yang lalu, konsistensi cair dan berlendir,
frekuensi 3 sampai 4 kali dalam sehari, BAB bewarna kuning, dan
kadang berdarah, pasien mengatakan badan terasa lemah dan letih
2) Keluhan Saat Dikaji
Pada saat pengkajian tanggal 25 Mei 2017 jam 11.00 WIB, didapatkan
pasien dengan kesadaran komposmentis, keadaan umum klien tampak
lemah dan letih. Saat pengkajian pasien mengatakan masih diare,
frekuensi 4 sampai 5 kali dalam sehari, BAB cair, bewarna kuning
kadang berdarah serta berlendir, pasien mengeluhkan badan terasa
lemah dan letih, nafsu makan menurun, pasien mengatakan berat
badan semakin berkurang BB sekarang 33 kg, pasien mengatakan
mulut sariawan serta bibir kering, pasien juga mengeluhkan kulit
gatal-gatal dan bewarna kemerahan.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan dua bulan yang lalu pernah dirawat karena penyakit
paru, pasien mengatakan tidak mendapat terapi obat paru, pasien
mengatakan sudah berhenti merokok sejak 2 bulan yang lalu, pasien
mengatakan pernah minum alkohol sewaktu muda pasien mengatakan
tidak pernah mengkonsumsi narkoba, pasien mengatakan pernah seks
bebas sebelum menikah.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit
HIV AIDS. Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM, Jantung serta
penyakit TBC.
4. Pola aktivitas sehari – hari (ADL)
a. Pola Nutrisi
1) Sehat
Saat sehat pasien makan 3 kali sehari pasien menkonsumsi nasi
ditambah lauk pauk, sayur dan habis dalam satu porsi, pasien
kadang-kadang juga mengkonsumsi buah. Pasien minum air putih
5-6 gelas/hari, pasien juga mengatakan sering mengkonsumsi kopi.
2) Sakit
Pasien mengatakan nafsu makan berkurang sejak 1 bulan terakhir.
Pasien mendapatkan diet ML dan hanya dihabiskan 3-4
sendok.pasien sering mengeluhkan haus. Saat sakit pasien banyak
mengkonsumsi air putih ±800 ml perhari
b. Pola Eliminasi
1) Sehat
BAB : pada saat sehat pasien BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lunak bewarna kecoklatan. BAK : pada saat sehat pasien BAK lebih
kurang 6 kali sehari, pasien BAK dengan lancar
2) Sakit
BAB : pasien mengatakan diare sejak 3 minggu sebelum masuk
rumah sakit frekuensi 4-5 kali dalam sehari, bewarna kuning
terkadang berdarah, konsistensi cair dan berlendir. Pasien BAK 5
sampai 7 kali sehari. pasien terpasang pempers, kebutuhan eliminasi
pasien dilakukan ditempat tidur.
c. Pola Tidur dan Istirahat
1) Sehat
Saat sehat pasien tidur malam 6 sampai 7 jam perhari, pasien
mengatakan tidak terbiasa tidur siang karena bekerja
2) Sakit
Selama sakit jam tidur pasien meningkat, waktu pasien lebih banyak
digunakan untuk tidur dan istirahat. Pasien mengatakan tidur malam
6-8 jam perhari dan tidur siang 2-3 jam. Pasien mengatakan pola
tidur terganggu karena diare.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Sehat
Saat sehat pasien mampu melakukan aktifitas sehari hari secara
mandiri.
2) Sakit
Saat sakit aktivitas pasien lebih banyak di tempat tidur . aktivitas
pasien dibantu keluarga.
e. Pola bekerja
1) Sehat
Saat sehat pasien bekerja sebagai petani karet, pasien bekerja 5 jam
dalam sehari.
2) Sakit
Pasien mengatakan sudah 6 minggu tidak bekerja karena badan
terasa lelah dan letih.

5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Tinggi badan : 153 cm
2) Berat badan : 33 kg
3) IMT : 14,10 (Berat badan kurang)
4) Lingkar lengan : 19 cm
5) Kesadaran : Composmentis Coperatif
6) Tekanan darah : 100/70 mmHg
7) Nadi : 110 x/i
8) Pernafasan : 19 x/i
9) Suhu : 37,0 oC
b. Kepala
Kepala simetris, tidak ada pembengkakan pada kepala dan tidak ada lesi.
c. Wajah
Ekspresi wajah tampak tegang
d. Rambut
Rambut bewarna hitam, tampak kusam distribusi rambut merata, rambut
mudah rontok dan berketembo.
e. Mata
Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sklera tidak
ikhterik,reflek cahaya positik kiri dan kanan, reflek pupil isokor, ukuran
pupil 2mm/2mm
f. Hidung
Hidung simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak terdapat
pembengkakan, tidak terdapat nyeri tekan.
g. Mulut
Bibir tampak kering dan pecah-pecah, terdapat condidiasis oral, terdapat
sariawan, terdapat gigi yang berlubang
h. Telinga
Telinga simetris, tidak terdapat pembengkakan di area telinga, terdapat
serumen di kedua telinga terdapat serumen di kedua telinga.
i. Leher
Leher simetris, tidak ada pembengkakan kelenjer getah bening, dan
tidak terdap bendungan vena jugularis.
j. Paru-Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan,
tidak terdapat retraks dinding dada,
terdapat bantuan otot bantu pernafasan
Palpasi : Premitus kiri dan kanan sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi :Vasikuler
k. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi :Ikhtus kordis teraba satu jari RIC 3
Perkusi : Pekak pada batas jantung
Auskultasi : reguler
l. Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat pembengkakan atau asites
pada Perut, tidak terdapat distensi abdomen.
Ausklutasi : bising usus 22x/i
Palpasi : saat dilakukan perkusi didapatkan suara timpani
Perkusi : hepar terba dan tidak ada nyeri tekan pada
abdomen
m. Kulit
Kulit terlihat kering, terdapat tanda-tanda lesi (sarkoma kaposi), turgor
kulit jelek.
n. Genitalia
Pasien mengatakan tidak ada keluhan di area kemaluan.
o. Ekstremitas
Atas : Pasien terpasang NaCL 0,9% 20 tetes/menit di tangan
sebelah kanan, akral teraba dingin, tidak terdapat udema, kulit kering,
CRT > 3 detik tonus otot melemah.
Bawah : terdapat udema, kulit kering, akral teraba dingin, CRT >
3 detik, tonus otot melemah.

6. Data Psikologis
a. Status Emosional
Emosi pasien stabil, pasien mampu diajak komunikasi.
b. Kecemasan
Pasien mengatakan perasaan cemas karena merasa kondisinya belum
juga membaik, pasien mengatakan tidak mengerti dengan penyakitnya
saat ini.
c. Pola Koping
Pasien bersemangat dalam menjalani proses pengobatan,dan sabar
dalam menjalani penyakitnya saat ini.
d. Gaya Komunikasi
Pasien mampu diajak berkomunikasi, pasien mampu berkomunikasi
secara terbuka.
e. Konsep diri diurai untuk komponen gambaran diri, harga diri, peran,
identitas, dan ideal diri.
Pasien memiliki konsep diri yang baik, pasien ingin segera sembuh agar
bisa kembali bekerja dan berkumpul besama keluarga.

7. Data Sosial Ekonomi


Keluarga mengatakan pasien merupakan seseorang yang senag
bersosialisasi dengan orang lain. Pasien bekerja di kebun karet pasien
mengatakan penghasilan bersihnya Rp. 2.000.000 perbulan. Gajinya
digunakan untuk membantu biaya ppendidikan anak anaknya dan juga
membeli kebutuhan rumah tangga. Pasien memakai kartu BPJS kelas II
untuk pembiayaan di rumah sakit.

8. Data Spiritual
Pasien merupakan seorang muslim dan berkeyakinan bahwa allah akan
memberikan kesembuhan kepadanya. pasien mengatakan dalam masih
sering meninggalkan shalat.

9. Lingkungan tempat tinggal


a. Tempat pembuangan kotoran : WC + sepctic tang
b. Tempat pembuangan sampah : dikumpul ke mobil sampah
c. Pekarangan : hanya ada teras rumah
d. Sumber air minum : klien minum dengan
air galon
e. Pembuangan air limbah : klien buang air limbah diselokan
depan di rumah
10. Data Penunjang
Hasil
Jenis Pemeriksaan 19 20 22 29 30 Nilai Rujukan
Hemoglobin 10,2 8,8 14-18 g/dl
Leukosit 4.060 3.050 5.000-10.000/mm3
Eritrosit 3,8 4,5-5,5 Juta
Trombosit 330.000 285.000 150.000-400.000/ mm3
Hematokrit 32 29 40-48%
Retikulosit 0,5 0,5 – 2 %
LED 0 – 10 mm
Hematolo

MCV 76 82 – 92 fL
gi

MCH 23 27 – 31 pg
MCHC 31 32 – 36
Basofil 0 0 - 1,0 %
Eosinofil 0 1,0 – 3,0 %
N. Batang 10 2,0 – 6,0 %
N.Segmen 79 50 – 70 %
Limfosit 8 20 – 40 %
Monosit 3 2,0 – 8,0 %
GDS 84 < 200 mg/dl
Ureum darah 32 10,9-50,0 mg/dl
Kreatinin Darah 0,8 0,6-1,1 mg/dl
Kimia Klinik

Kalsium 7,2 8,1-10,4mg/dl


Natrium 129 136-145 Mmol/L
Kalium 3,3 3,5 – 5,1 Mmol/L
Klorida serum 102 97-111 Mmol/L
Total protein 4,0 66 – 87 g/dl
Albumun 1,7 2,8 gr/dl
Globulin 2,3 1,3 – 2,7 g/dl
Kuning Kuning - Coklat
Warna
muda
Kekeruhan Negatif Negatif
BJ 1.020 1,003 – 1,030
Pemeriksaan Urin

PH 5,5 4,6 – 8,0


Leukosit 1–2 ≤5
Eritrosit 0–1 ≤1
Protein Positif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif

Urobilinogen Positif Positif

Warna kuning
saa
rik

Konsistensi Lunak
Darah Negatif
Lendir Negatif
Leukosit 0-1 ≤5
Eritrosit 0-1 ≤1
Tes darah samar Positif negatif
HbsAg < 0,13 ( Negatif )
Imnunolog

Serologi

Anti HCV < 1 ( Negatif )


i–

CD4 ≥ 600 Sel/μL


Procalation < 0,5 Low Risk

11. Program dan Rencana Peengobatan


Program pengobatan pasien mulai dari tanggal 19 mei 2017 :
Nacl 0,9% 2x-1–1
New diatab 3 x1 (PO)
Nacetilsistein 3 x 200 g (PO)
Lansoprazol 1 x 30 mg (PO)
Albumin 20% 1 kali trnfusi (IV)
Niflec 1 ekstra (PO)
Dexametasone 3 x 1amp ( IV)
Clindamicin 4 x 600 (PO)

12. ANALISA DATA KEPERAWATAN


Data Masalah Penyebab

DS : Kekurangan Kehilangan cairan aktif


f. Pasien mengatakana badan volume cairan
terasa lemah dan letih
g. Pasien mengatakan BAB cair
h. Frekuensi BAB 3 sampai 4
kali dalam sehari
i. Pasien merasakan sering
merasa haus
j. Pasien mengatakan sering
keringat malam

DO :

i. Pasien tampak lemah


j. Bibir tampak kering
k. Turgor kulit Jelek
l. CRT > 3 detik
m. Kulit tampak kering
n. TD = 80/70 mmHg
o. N = 124 x/i
p. Pasien mendapatkan terapi
Nacl 0,9%
DS : Diare Proses Infeksi
d. Pasien mengatakan diare
seajak tiga minggu yang lalu
e. Pasien mengtakan
konsentrasi BAB cair
f. Pasien mengatakan frekuensi
diare 3 sampai 4 kali sehari,
konsistensi cair dan
berlendir, bewarna kuning,
kadang kemerah merahan.

DO:

e. Pasien tampak lemah


f. Bising usus 21 x/i
g. TD : 90/60 mmHg
h. N : 124 x/i
DS: Ketidak Faktor biologis
a. Pasein mengatakan berat seimbangan
badan mengalami penurunan nutrisi kurang
sejak sakit dari kebutuhan
b. Pasien mengatakan nafsu tubuh
makan berkurang
c. Pasien mengatakan nafsu
makan berkurang sejak sakit
d. Pasien mengatakan porsi
makan hanya dihabiskan 3
sampai 4 sendok makan

DO:

a. Pasien tampak kurus


b. Berat badan sekarang 33 kg
c. Tinggi badan 154 cm
d. IMT 14, 34 (Berat badan
kurang)
e. Lingkar lengan 19
f. Porsi makan tampak tidak
habis
g. Bising usus 21 x/i
h. Bibir kering
i. Terdapat sariawan
j. Tonus otot melemah
DS : Resiko kerusakan Faktor imunologi
integritas kulit
a. Pasien mengatakan kulit
gatal – gatal dan
memerah
b. Pasien mengatakan kulit
memerah sejak 1
minggu yang lalu
c. Pasien mengatakan tidak
memiliki riwayat alergi

DO :

a. Kulit tampak memerah


pada bagian ekstremitas
b. Kulit kering
c. Turgor kulit jelek
DS : Ansietas Kurang pengetahuan

a. Pasien mengatakan ada


perasaan cemas
b. Pasien mengatakan merasa
cemas karena kondisinya
belum juga membaik
c. Pasien mengatakan tidak
mengerti dengan proses
penyakitnya saat ini

DO :
a. Ekspresi wajah tampak
tegang

13. DIAGNOSA KEPERAWATAN


No Diagnosa Ditemukan Masalah Dipecahkan Masalah
Keperawatan
Tgl Paraf Tgl Paraf

1 Kekurangan 25 Mei
volume cairan 2017
berhubungan
dengan
Kehilangan
cairan aktif
2 Diare 25 Mei
berhubungan 2017
dengan Proses
Infeksi

3 Ketidak 25 Mei
seimbangan 2017
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan faktor
biologis

4 Resiko 25 Mei
kerusakan 2017
integritas kulit
berhubungan
dengan faktor
imunologis

5 Ansietas 25 Mei
berhubungan 2017
dengan kurang
pengetahuan

14. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


NO Diagnosa Intervensi
Keperawatan
NOC NIC

1 Kekurangan Setelah dilakukan Menajemen cairan:


volume cairan tindakan keperawatan 6) Jaga intake/ asupan
berhubungan diharapkan diharapkan yang akurat dan catat
dengan keseimbangan cairan ouput pasien
Kehilangan tidak terganggu dengan 7) Monitor status hidrasi
cairan aktif kriteria hasil : (misalnya membran
6) Tekanan darah mukosa lembab,
tidak terganggu denyut nadi adekuat,
7) Denyut nadi radial dan tekanan darah
tidak terganggu ortostatik)
8) Keseimbangan 8) Monitor hasil
intake dan output laboratorium yang
dalam 24 jam tidak relevan dengan retensi
terganggu cairan
9) Berat badan stabil 9) Monitor tanda tanda
10) Turgor kulit tidak vital
terganggu 10) Beri terapi IV, seperti
yang ditentukan
Setelah dilakukan 11) Distribusi cairan
tindakan keperawatan selama 24 jam
diharapkan hidrasi
tidak terganggu dengan Monitor cairan :
kriteria hasil :
8) Tentukan jumlah dan
8) Turgor kulit tidak jenis intake/asupan
terganggu cairan serta kebiasaan
9) Membran mukosa eliminasi
lemba tidak 9) Tentukan faktor faktor
terganggu yang menyebabkan
10) Intake cairan tidak ketidak seimbangan
terganggu cairan
11) Output cairan tidak 10) Periksa isi ulang
terganggu kapiler
12) Perfusi jaringan 11) Periksa turgor
tidak terganggu kulit
13) Tidak ada nadi 12) Monitor berat
cepat dan lemah badan
14) Tidak ada 13) Monitor kadar
kehilangan berat serum albumin dan
badan protein total
14) Monitor membran
mukosa, turgor kulit
dan respon haus

2 Diare Setelah dilakukan Menajemen saluran cerna


berhubungan tindakan keperawatan 3) Monitor buang air
dengan Proses diharapkan eliminasi besar termasuk
Infeksi usus tidak terganggu frekuensi, konsistensi,
dengan kriteria hasil : bentuk, volume dan
4) Pola eliminasi tidak warna dengan cara
terganggu yang tepat
5) Suara bising usus 4) Monitor bising usus
tidak terganggu
6) Diare tidak ada Menajemen diare

Setelah dilakukan 6) Tentukan riwat diare


tindakan keperawatan 7) Ambil tinja untuk
diharapka tidak terjadi pemeriksaan kultur
keparahan infeksi, dan sensitifitas bila
dengan kriteria hasil : diare berlanjut
8) Instruksikan pasien
4) Melaise tidak ada atau anggota keluarga
5) Nyeri tidak ada untuk mencatat warna,
6) Depresi jumlah sel volume, frekuensi, dan
darah putih tidak ada konsistensi tinja
9) Identifikasi faktor
yang bisa
menyebabkan diare
(misalnya medikasi,
bakteri, dan
pemberian makan
lewat selang)
10) Amati turgor kulit
secara berkala

Monitor Elektrolit

8) Monitor serum
elektrolit
9) Monitor serum
albumin dan kadar
protein total, sesuai
dengan indikasi
10) Monitor ketidak
seimbangan asam basa
11) Identifikasi
kemungkinan
penyebab ketidak
seimbangan elektrolit
12) monitor adanya
kehilangan cairan
elektrolit, jika
diperlukan
13) monitor adanya mual,
muntah dan diare
14) monitor adanya
penyakit medis yang
dapat menyebabkan
ketidak seimbangan
elektrolit

Terapi Intravena (IV)

1) Berikan pengobatan
IV, sesuai yang
diresepkan, dan
monitor untuk
hasilnya
2) Monitor kecepatan
aliran intravena dan
area intravena selama
pemberian infus
3) Monitor tanda- tanda
Vital

3 Ketidak Setelah dilakukan Menajemen nutrisi :


seimbangan tindakan keperawatan 4) Tentukan status gizi
nutrisi kurang diharapkan status pasien dan
dari kebutuhan nutrisi dapat kemampuan pasien
tubuh ditingkatkan dengan untuk memenuhi
berhubungan kriteria hasil : kebutuhan gizi
dengan faktor 3) Asupan nutrisi tidak 5) Identifikasi adanya
biologis menyimpang dari alergi atau intolerasi
rentang normal makanan yang
4) Asupan makanan dimiliki pasien
tidak menyimpang 6) Monitor kalori dan
dari rentang normal asupan makanan

Setelah dilakukan Monitor nutrisi :


tindakan keperawatan
diharapkan status 1) Lakukan pengukuran
nutrisi : Asupan nutrisi antopometri pada
dapat ditingkatkan komposisi tubuh
dengan kriteria hasil : (misalnya indeks
masa tubu)
7) Asupan kalori 2) Monitor kecendrungan
sebagian besar turun dan naiknya
adekuat berat badan
8) Asupan protein 3) Identifikasi perubahan
sebagian besar berat badan terakhir
adekuat 4) Monitor turgor kulit
9) Asupan lemak dan mobilitas
sebagian besar
adekuat
10) Asupan
karbohidrat
sebagian besar
adekuat
11) Asupan vitamin
sebagian besar
adekuat
12) Asupan mineral
sebagian besar
adekuat

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan terjadi
peningkatan nafsu
makan dengan kriteria 5) Identifikasi adanya
hasil : abnormalitas rambut
(misalnya kering,
4) Intake makanan tipis, kasar dan mudah
tidak terganggu patah)
5) Intake nutrisi tidak 6) Monitor adanya muall
terganggu muntah
6) Intake cairan tidak 7) Identifikasi
terganggu abnormalitas eliminasi
bowel (misalnya
Setelah dilakukan diare)
tindakan keperawatan 8) Monitor diet dan
diharaokan terjadi asupan kalori
peningkatan status 9) Identifikasi penurunan
nutrisi : asupan nafsu makan
makanan dan cairan 10) Monitor adanya warna
dengan kriteria hasil : pucat, kemerahan dan
jaringan konjungtiva
3) Asupan makanan
yang kering
secara oral
11) Identifikasi adanya
sebagian besar
ketidak normalan
adekuat
dalam rongga mulut
4) Asupan cairan
(misalnya;inflamasi,
intravena
kenyal, ompong, gusi
sepenuhnya
berdarah, kering, bibir
adekuat
peceh-pecah, bengkak,
merah tua, lidah kasar
12) Lakukan pemeriksaan
laboratorium, moitor
hasilnya (misalnya
kolesterol, serum
albumin, nitrogen,
urin, selama 24 jam,
hitung limfosit total
dan nilai elektrolit)
Pemberian nutrisi total
parenteral:

1) Pastikan isersi
intravena cukup paten
untuk memberikan
nutrisi intravena
2) Pertahankan
kecepatan aliran yang
konstan
3) Monitor masukan dan
output cairan
4) Monitor kadar
albumin, protein total,
elektrolit profil lipid,
glukosa darah dan
kimia darah
5) Monitor tanda tanda
vital
4 Resiko Setelah dilakukan Pemberian obat kulit:
kerusakan tindakan keperawatan
integritas kulit diharapkan integritas 4) Ikuti prinsip 5 benar
berhubungan jaringan kulit dan pemberian
dengan faktor membranmukosa dapat 5) Catat riwayat medis
imunologis ditingkatkan : pasien dan riwayat
alergi
7. Suhu kulit tidak 6) Tentukan pengetahuan
terganggu pasien mengenai
8. Tekstur kulit tidak medikasi dan
terganggu pemahaman pasien
9. Integritas kulit mengenai metode
tidak terganggu pemberian obat
10. Pigmentasi
abnormal ringan Pengecekan kulit :
11. Lesi mukosa
ringan 5) Amati warna,
12. Kanker kulit tidak kehangatan,
ada bengkak, pulsasi,
tekstur, edema, dan
ulserasi pada
ekstremitas
6) Monitor warna dan
suhu kulit
7) Monitor kulit dan
selaput lendir
terhadap area
perubahan warna,
memar, dan pecah
8) Monitor kulit untuk
adanya ruam dan
lecet

5 Ansietas Setelah dilakukan Bimbingan antisipatif :


berhubungan tindakan keperawatan
dengan kurang diharapkan tingkat 4) Bantu klien
pengetahuan kecemasan tidak mengidentifikasi
terganggu dengan kemungkinan
kriteria hasil : perkembangan
9) Tidak ada situasi krisis yang
wajah tegang akan terjadi dan efek
10) Tidak ada rasa dari krisis yang bisa
takut yang berdampak pada
disampaikan secara klien dan keluarga
lisan 5) Gunakan contoh
11) Tidak ada rasa kasus untuk
cemas yang di meningkatkan
sampaikan secara kemampuan
lisan pemecahan masalah
12) Tidak ada klien dengan cara
peningkatan tekan yang tepat
darah 6) Libatkan keluarga
13) Tidak ada maupun orang orang
peningkatan terdekat klien jika
tekanan nadi memungkinkan
14) Tidak ada
peningkatan Pengurangan kecemasan :
frekuensi
pernafasan 10) Gunakan
15) Tidak ada menarik pendekan yang
diri tenang dan
16) Tidak ada menyakinkan
gangguan pola 11) Nyaktakan
tidur dengan jelas harapan
terhadap prilaku
klien
12) Berikan informasi
faktual terkait
diagnosis, perawatan
dan progosis
13) Dorong keluarga
untuk mendampingi
pasien dengan cara
yang tepat
14) Puji kekuatan
prilaku yang baik
secara tepat
15) Dengarkan klien
16) Identifikasi pada
saat terjadi
perubahan
kecemasan
17) Instruksikan
pasien untuk
menggunakan teknik
relaksasi
18) Kaji untuk tanda
verbal dan nonverbal
keceemasan
15. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl/ Diagnosa Tindakan Paraf
Hari Keperawatan Keperawatan

25 Kekurangan volume 1) Mencatat Intake dan Output


Mei cairan berhubungan pasien
2017 dengan kehilangan 2) Menilai status hidarasi dari
cairan aktif mukosa bibir, denyut nadi, dan
tekanan darah
3) Mengukur TTV (tekanan darah,
nadi, pernafasan, dan suhu tubuh
4) Memberikan infus NACL 0,9%
5) Menentukan faktor–faktor yang
menyebabkan ketidak
seimbangan cairan
6) Memerika CRT
7) Memeriksa turgor kulit
8) Memonitor kadar albumin
9) Memonitor memonitor mokosa,
turgor kulit, dan respon haus
25 Diare berhubungan 1) Momonitor buang air besar
Mei dengan Proses Infeksi termasuk frekuensi, konsistensi,
2017 bentuk, volume dan warna
2) Memonitor bising usus
3) Mengkaji riwayat diare
4) Menginstruksikan pasien atau
anggota keluarga untuk mencatat
warna, volume, frekuensi dan
konsistensi tinja
5) Menilai turgor kulit
6) Monitor ketidak seimbangan
asam basa
7) Monitor adanya mual muntah
8) Mengidentifikasi ketidak
seimbangan elektrolit
9) Monitor adanya mual muntah dan
diare
10) Berikan terapi infus NaCl 0,9%
11) Monitor kecepatan aliran infus
12) Monitor tanda- tanda vital
25 Ketidak seimbangan 1) Menentukan status gizi
Mei nutrisi kurang dari 2) Mengkaji riwayat alergi
2017 kebutuhan tubuh 3) Monitor kalori dan asupan
berhubungan dengan makanan
faktor biologis 4) Menentukan IMT
5) Memonitor penurunan berat
badan
6) Memonitor turgor kulit
7) Memonitor rambut
8) Memonitor adanya mual muntah
9) Mengidentifikasi diare
10) Memonitor diet dan asupan kalori
11) Mengidentifikasi penurunan
nafsu makan
12) Memonitor konjungtiva
13) Mengidentifikasi rongga mulut
14) Menilai hasil laboratorium
(kolesterol, albumin, nitrogen,
limfosit, dan nilai elektrolit)
15) Memastikan insersi intravena
cukup paten
16) Mempertahankan kecepatan
aliran infus
17) Memonitor intake dan output
cairan
18) Memonitor kadar albumin,
protein total, elektrolit, profil
lipid, glukosa darah dan kimia
darah
19) Memonitor tanda- tanda vital
25 Resiko kerusakan 1) Menjalankan prinsip 5 benar
Mei integritas kulit pemberian obat
2017 berhubungan dengan 2) Mengkaji riwat alergi pasien
faktor imunologis 3) Menetukanpengetahuan pasien
tenntang metode pemberian obat
4) Periksa kulit terkait kemerahan
5) Mengamati warna kulit
6) Monitor adanya ruam dan lecet
25 Ansietas berhubungan 1) Membantu klien menidentifikasi
Mei dengan kurang kemungkinan pembengkakan
2017 pengetahuan situasi yang akan terjadi dan efek
dari krisis yang bisa berdampak
pada klien dan keluarga dengan
penyuluhan akan penyakit
2) Menggunakan perbandingan
kondisi pasien lain dengan pasien
lsin untuk meningkatkan rasa
percaya diri pasien
3) Melibatkan keluarga bercerita
dalam kasus pasien
4) Menggunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
5) Memuji prilaku yang baik pasien
6) Mendengarkan keluhan pasien,
mengkaji ungkapan kecemasan
pasien
26 Kekurangan volume 1) Mencatat Intake dan Output
Mei cairan berhubungan pasien
2017 dengan kehilangan 2) Menilai status hidarasi dan
cairan aktif mukosa bibir, denyut nadi, dan
tekanan darah
3) Mengukur TTV (tekanan darah,
nadi, pernafasan, dan suhu tubuh
4) Memberikan infus NACL 0,9%
5) Memeriksa CRT
6) Memeriksa turgor kulit
7) Memonitor kadar albumin
8) Memonitor memonitor mokosa,
turgor kulit, dan respon haus
26 Diare berhubungan 1) Momonitor buang air besar
Mei dengan Proses Infeksi termasuk frekuensi, konsistensi,
2017 bentuk, volume dan warna
2) Memonitor bising usus
3) Menginstruksikan pasien atau
anggota keluarga untuk mencatat
warna, volume, frekuensi dan
konsistensi tinja
4) Menilai turgor kulit
5) Monitor adanya mual muntah
6) Mengidentifikasi ketidak
seimbangan elektrolit
7) Monitor adanya mual muntah dan
diare
8) Berikan terapi infus NaCl 0,9%
9) Monitor kecepatan aliran infus
10) Monitor tanda- tanda vital
26 Ketidak seimbangan 1) Menentukan status gizi
Mei nutrisi kurang dari 2) Monitor kalori dan asupan
2017 kebutuhan tubuh makanan
berhubungan dengan 3) Menentukan IMT
faktor biologis 4) Memonitor penurunan berat
badan
5) Memonitor turgor kulit
6) Memonitor rambut
7) Memonitor adanya mual muntah
8) Mengidentifikasi diare
9) Memonitor diet dan asupan kalori
10) Mengidentifikasi penurunan
nafsu makan
11) Memonitor konjungtiva
12) Mengidentifikasi rongga mulut
13) Menilai hasil laboratorium
(kolesterol, albumin, nitrogen,
limfosit, dan nilai elektrolit)
14) Memastikan insersi intravena
cukup paten
15) Mempertahankan kecepatan
aliran infus
16) Memonitor intake dan output
cairan
17) Memonitor kadar albumin,
protein total, elektrolit, profil
lipid, glukosa darah dan kimia
darah
18) Memonitor tanda- tanda vital
26 Resiko kerusakan 1) Menjalankan prinsip 5 benar
Mei integritas kulit pemberian obat
2017 berhubungan dengan 2) Mengkaji riwat alergi pasien
faktor imunologis 3) Menetukanpengetahuan pasien
tenntang metode pemberian obat
4) Periksa kulit terkait kemerahan
5) Mengamati warna kulit
6) Monitor adanya ruam dan lecet
26 Ansietas berhubungan 1) Melibatkan keluarga bercerita
Mei dengan kurang dalam kasus pasien
2017 pengetahuan 2) Menggunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
3) Memuji prilaku yang baik pasien
4) Mendengarkan keluhan pasien,
mengkaji ungkapan kecemasan
pasien
27 Kekurangan volume 1) Mencatat Intake dan Output
Mei cairan berhubungan pasien
2017 dengan kehilangan 2) Menilai status hidarasi dan
cairan aktif mukosa bibir, denyut nadi, dan
tekanan darah
3) Mengukur TTV (tekanan darah,
nadi, pernafasan, dan suhu tubuh
4) Memberikan infus NACL 0,9%
5) Memeriksa CRT
6) Memeriksa turgor kulit
7) Memonitor kadar albumin
8) Memonitor memonitor mokosa,
turgor kulit, dan respon haus
27 Diare berhubungan 1) Momonitor buang air besar
Mei dengan Proses Infeksi termasuk frekuensi, konsistensi,
2017 bentuk, volume dan warna
2) Memonitor bising usus
3) Menginstruksikan pasien atau
anggota keluarga untuk mencatat
warna, volume, frekuensi dan
konsistensi tinja
4) Menilai turgor kulit
5) Monitor adanya mual muntah
6) Mengidentifikasi ketidak
seimbangan elektrolit
7) Monitor adanya mual muntah dan
diare
8) Berikan terapi infus NaCl 0,9%
9) Monitor kecepatan aliran infus
10) Monitor tanda- tanda vital
27 Ketidak seimbangan 1) Menentukan status gizi
Mei nutrisi kurang dari 2) Monitor kalori dan asupan
2017 kebutuhan tubuh makanan
berhubungan dengan 3) Menentukan IMT
faktor biologis 4) Memonitor penurunan berat
badan
5) Memonitor turgor kulit
6) Memonitor rambut
7) Memonitor adanya mual muntah
8) Mengidentifikasi diare
9) Memonitor diet dan asupan kalori
10) Mengidentifikasi penurunan
nafsu makan
11) Memonitor konjungtiva
12) Mengidentifikasi rongga mulut
13) Menilai hasil laboratorium
(kolesterol, albumin, nitrogen,
limfosit, dan nilai elektrolit)
14) Memastikan insersi intravena
cukup paten
15) Mempertahankan kecepatan
aliran infus
16) Memonitor intake dan output
cairan
17) Memonitor kadar albumin,
protein total, elektrolit, profil
lipid, glukosa darah dan kimia
darah
18) Memonitor tanda- tanda vital
27 Resiko kerusakan 1) Menjalankan prinsip 5 benar
Mei integritas kulit pemberian obat
2017 berhubungan dengan 2) Periksa kulit terkait kemerahan
faktor imunologis 3) Mengamati warna kulit
4) Monitor adanya ruam dan lecet

27 Ansietas berhubungan 1) Melibatkan keluarga bercerita


Mei dengan kurang dalam kasus pasien
2017 pengetahuan 2) Menggunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
3) Mendengarkan keluhan pasien,
mengkaji ungkapan kecemasan
pasien
28 Kekurangan volume 1) Mencatat Intake dan Output
Mei cairan berhubungan pasien
2017 dengan kehilangan 2) Menilai status hidarasi dan
cairan aktif mukosa bibir, denyut nadi, dan
tekanan darah
3) Mengukur TTV (tekanan darah,
nadi, pernafasan, dan suhu tubuh
4) Memberikan infus NACL 0,9%
5) Memeriksa CRT
6) Memeriksa turgor kulit
7) Memonitor mokosa, turgor kulit,
dan respon haus
28 Diare berhubungan 1) Momonitor buang air besar
Mei dengan Proses Infeksi termasuk frekuensi, konsistensi,
2017 bentuk, volume dan warna
2) Memonitor bising usus
3) Menginstruksikan pasien atau
anggota keluarga untuk mencatat
warna, volume, frekuensi dan
konsistensi tinja
4) Menilai turgor kulit
5) Monitor adanya mual muntah
6) Mengidentifikasi ketidak
seimbangan elektrolit
7) Monitor adanya mual muntah dan
diare
8) Berikan terapi infus NaCl 0,9%
9) Monitor kecepatan aliran infus
10) Monitor tanda- tanda vital
28 Ketidak seimbangan 1) Menentukan status gizi
Mei nutrisi kurang dari 2) Monitor kalori dan asupan
2017 kebutuhan tubuh makanan
berhubungan dengan 3) Menentukan IMT
faktor biologis 4) Memonitor turgor kulit
5) Memonitor rambut
6) Memonitor adanya mual muntah
7) Mengidentifikasi diare
8) Memonitor diet dan asupan kalori
9) Mengidentifikasi penurunan
nafsu makan
10) Memonitor konjungtiva
11) Mengidentifikasi rongga mulut
12) Menilai hasil laboratorium
(kolesterol, albumin, nitrogen,
limfosit, dan nilai elektrolit)
13) Memastikan insersi intravena
cukup paten
14) Mempertahankan kecepatan
aliran infus
15) Memonitor intake dan output
Cairan
16) Memonitor kadar albumin,
protein total, elektrolit, profil
lipid, glukosa darah dan kimia
darah
17) Memonitor tanda- tanda vital
28 Resiko kerusakan 1) Menjalankan prinsip 5 benar
Mei integritas kulit pemberian obat
2017 berhubungan dengan 2) Periksa kulit terkait kemerahan
faktor imunologis 3) Mengamati warna kulit
4) Monitor adanya ruam dan lecet

28 Ansietas berhubungan 1) Melibatkan keluarga bercerita


Mei dengan kurang dalam kasus pasien
2017 pengetahuan 2) Menggunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
3) Mendengarkan keluhan pasien,
mengkaji ungkapan kecemasan
pasien
29 Kekurangan volume 1) Mencatat Intake dan Output
Mei cairan berhubungan pasien
2017 dengan kehilangan 2) Menilai status hidarasi dan
cairan aktif mukosa bibir, denyut nadi, dan
tekanan darah
3) Mengukur TTV (tekanan darah,
nadi, pernafasan, dan suhu tubuh
4) Memberikan infus NACL 0,9%
5) Memeriksa CRT
6) Memeriksa turgor kulit
7) Memonitor mokosa, turgor kulit,
dan respon haus
29 Diare berhubungan 1) Momonitor buang air besar
Mei dengan Proses Infeksi termasuk frekuensi, konsistensi,
2017 bentuk, volume dan warna
2) Memonitor bising usus
3) Menginstruksikan pasien atau
anggota keluarga untuk mencatat
warna, volume, frekuensi dan
konsistensi tinja
4) Menilai turgor kulit
5) Monitor adanya mual muntah
6) Mengidentifikasi ketidak
seimbangan elektrolit
7) Monitor adanya mual muntah dan
diare
8) Berikan terapi infus NaCl 0,9%
9) Monitor kecepatan aliran infus
10) Monitor tanda- tanda vital
29 Ketidak seimbangan 1) Menentukan status gizi
Mei nutrisi kurang dari 2) Monitor kalori dan asupan
2017 kebutuhan tubuh makanan
berhubungan dengan 3) Menentukan IMT
faktor biologis 4) Memonitor turgor kulit
5) Memonitor rambut
6) Memonitor adanya mual muntah
7) Mengidentifikasi diare
8) Memonitor diet dan asupan kalori
9) Mengidentifikasi penurunan
nafsu makan
10) Memonitor konjungtiva
11) Mengidentifikasi rongga mulut
12) Menilai hasil laboratorium
(kolesterol, albumin, nitrogen,
limfosit, dan nilai elektrolit)
13) Memastikan insersi intravena
cukup paten
14) Mempertahankan kecepatan
aliran infus
15) Memonitor intake dan output
cairan
16) Memonitor kadar albumin,
protein total, elektrolit, profil
lipid, glukosa darah dan kimia
darah
17) Memonitor tanda- tanda vital
29 Resiko kerusakan 1) Menjalankan prinsip 5 benar
Mei integritas kulit pemberian obat
2017 berhubungan dengan 2) Periksa kulit terkait kemerahan
faktor imunologis 3) Mengamati warna kulit
4) Monitor adanya ruam dan lecet

29 Ansietas berhubungan 1) Melibatkan keluarga bercerita


Mei dengan kurang dalam kasus pasien
2017 pengetahuan 2) Menggunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
3) Mendengarkan keluhan pasien,
mengkaji ungkapan kecemasan
pasien
16. EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl/ Diagnosa Evaluasi Paraf
Hari Keperawatan Keperawatan

25 Mei Kekurangan volume S :


2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan terasa lemah
dan letih
- Pasien mengatakan
masih diare
- Pasien mengatakan
sering merasa haus

O:
- Pasien tampak lemah
- BB : 33 kg
- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
- Denyut nadai cepat
N :102
TD : 90/60 mmHg
S : 37,8 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus NaCl 00,9%,
- CRT > 3 detik
- Turgor kulit jelek
- Albumin 1,7 gr/dl
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
25 Mei Diare berhubungan S :
2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB sudah 2 kali,
konsistensi cair,
warna kuning, dan
volumenya sedang
- Pasien mengatakan
mengalami diare
sejak 3 minggu
yang lalu

O:
- Pasien tampak lemah
- Bising usus 19 x/i
- Turgor kulit jelek
- N : 102 x/i
- TD :90/60

P : Masalah belum
teratasi

A : Intervensi
dilanjutkan
25 mei Ketidak seimbangan S :
2017 nutrisi kurang dari - Pasien mengtakan
kebutuhan tubuh tidak nafsu makan
berhubungan dengan - Pasien mengatakan
faktor biologis porsi makan hanya
dihabiskan 2 sendok
- Pasien mengatakan
tidak merasa mual
- Pasien mengatakan
tidak memiliki
riwayat alergi
- Pasien mengatakan
masih diare

O:
- BB : 33 Kg
TB :153 cm
- IMT : 14,10 (berat
bada kurang)
- Lingkar lengan : 19
cm
- Turgor kulit jelek
- Diit tampak tidak
dihabiskan
- Konjung tiva anemis
- Bibir kering terdapat
sariawan, dan
kondidiasis oral
- Albumin 1,7 gr/dl
- Limfosit
- Terpasang infus
NaCl 0,95 8 tetes/i
- Infus paten
- Gula darah puasa
N :102 x/i
RR : 19 x/i
S : 37,8OC
P : Masalah belum
teratasi

A: Intervensi
dilanjutkan
25 Mei Resiko kerusakan S :
2017 integritas kulit - Pasien mengatakan
berhubungan dengan kulit gatal – gatal
faktor imunologi dan kemerahan
- Pasien mengatakan
kulit memerah
sejak
1 minggu yang lalu
- Pasien mengatakan
tidak memiliki
riwayat alergi

A:
- Kulit tampak
memerah
- Kulit kering
- Turgor kulit jelek
P : masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
25 Mei Ansietas S:
2017 berhubungan
dengan kurang - Pasien mengatakan
pengetahuan ada perasaan cemas
- Pasien mengatakan
merasa cemas
karena
tidak mengetahu
kondisinya
- Pasien tidak
mengerti dengan
proses penyakit
saat
ini

O:
- Ekspresi wajah
tampak tegang
A : Masalah belum
teratasi

P :
intervensi
dilanjutkan
26 Mei Kekurangan volume S :
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan terasa lemah
dan letih
- Pasien mengatakan
masih diare

O:
- Pasien tampak lemah
- BB : 33 kg
- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
- Denyut nadai cepat
N :100
TD : 80/60 mmHg
S : 35,9 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus NaCl 00,9%,
- CRT > 3 detik
- Turgor kulit jelek
- Albumin 1,7 gr/dl
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
26 Mei Diare berhubungan S :
2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB sudah 2 kali,
konsistensi cair,
warna kuning, dan
volumenya sedang
- Pasien mengatakan
mengalami diare
sejak 3 minggu
yang lalu

O:
- Pasien tampak lemah
- Bising usus 19 x/i
- Turgor kulit jelek
- N : 100 x/i
- TD :80/60
- S : 35,90c
P : Masalah belum
teratasi

A : Intervensi
dilanjutkan
26 Mei Ketidak seimbangan S :
2017 nutrisi kurang dari - Pasien mengtakan
kebutuhan tubuh tidak nafsu makan
berhubungan dengan - Pasien mengatakan
faktor biologis porsi makan hanya
dihabiskan 1 sendok
- Pasien mengatakan
masih diare

O:
- BB : 33 Kg
- TB :153 cm
- IMT : 14,10 (berat
bada kurang)
- Lingkar lengan : 19
cm
- Turgor kulit jelek
- Diit tampak tidak
dihabiskan
- Konjung tiva anemis
- Bibir kering terdapat
sariawan, dan
kondidiasis oral
- Albumin 1,7 gr/dl
- Limfosit
- Terpasang infus
NaCl 0,95 8 tetes/i
- Infus paten
- Gula darah puasa
- N :100 x/i
- RR : 18 x/i
- S : 35,9OC
P : Masalah belum
teratasi
A: Intervensi
dilanjutkan

26 Mei Resiko kerusakan S :


2017 integritas kulit - Pasien mengatakan
berhubungan dengan kulit gatal – gatal
faktor imunologi dan kemerahan
- Pasien mengatakan
kulit memerah sejak
1 minggu yang lalu
- Pasien mengatakan
tidak memiliki
riwayat alergi

A:

- Kulit tampak
memerah
- Kulit kering
- Turgor kulit jelek

P : masalah belum
teratasi

A : Intervensi
dilanjutkan
26 Mei Ansietas S:
2017 berhubungan
dengan kurang - Pasien mengatakan
pengetahuan ada perasaan cemas
- Pasien tidak
mengerti dengan
proses penyakit
saat
ini

O:
- Ekspresi wajah
tampak tegang
A : Masalah belum
teratasi

P :
intervensi
dilanjutkan
27 Mei Kekurangan volume S :
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan terasa lemah
dan letih
- Pasien mengatakan
masih diare

O:
- Pasien tampak
lemah
- BB : 33 kg
- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
- N :82
TD : 90/70 mmHg
S : 36,6 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus NaCl 0,9%,
- CRT > 3 detik
- Turgor kulit jelek
- Albumin 1,7 gr/dl

A : Masalah belum
teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan
27 Mei Diare berhubungan S :
2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB sudah 2 kali,
konsistensi cair,
warna kuning, dan
volumenya sedang
- Pasien mengatakan
mengalami diare
sejak 3 minggu
yang lalu

O:
- Pasien tampak
lemah
- Bising usus 19 x/i
- Turgor kulit jelek
- N : 82 x/i
- TD :90/70
- S : 36,60c
P : Masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
27 Mei Ketidak seimbangan S :
2017 nutrisi kurang dari - Pasien mengtakan
kebutuhan tubuh tidak nafsu makan
berhubungan dengan - Pasien mengatakan
faktor biologis porsi makan hanya
dihabiskan 1
sendok
- Pasien mengatakan
masih diare

O:
- BB : 33 Kg
- TB :153 cm
- IMT : 14,10 (berat
bada kurang)
- Lingkar lengan : 19
cm
- Turgor kulit jelek
- Diit tampak tidak
dihabiskan
- Konjung tiva anemis
- Bibir kering terdapat
sariawan, dan
kondidiasis oral
- Albumin 1,7 gr/dl
- Limfosit
- Terpasang infus
NaCl 0,95 8 tetes/i
- Infus paten
- Gula darah puasa
- N :82 x/i
- RR : 18 x/i
- S : 36,6OC

P : Masalah belum
teratasi

A: Intervensi
dilanjutkan

27 Mei Resiko kerusakan S :


2017 integritas kulit - Pasien mengatakan
berhubungan dengan kulit gatal – gatal
faktor imunologi dan kemerahan
- Pasien mengatakan
kulit memerah sejak
1 minggu yang lalu

A:

- Kulit tampak
memerah
- Kulit kering
- Turgor kulit jelek

P : masalah belum
teratasi

A : Intervensi
dilanjutkan

27 Mei Ansietas S:
2017 berhubungan
dengan kurang - Pasien mengatakan
tidak ada lagi rasa
pengetahuan cemas

O:

- Tidak ada lagi


ekpresi wajah tegang

A : Masalah teratasi

P : intervensi sihentikan
28 Mei Kekurangan volume S :
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan terasa lemah
dan letih
- Pasien mengatakan
masih diare

O:
- Pasien tampak lemah
- BB : 33 kg
- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
- Denyut nadai cepat
N :87
TD : 80/70 mmHg
S : 37,0 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus NaCl 0,9%,
- CRT > 3 detik
- Turgor kulit jelek
- Albumin 1,7 gr/dl
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan

28 Mei Diare berhubungan S :


2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB sudah 3 kali,
konsistensi cair,
warna kuning, dan
volumenya sedang
- Pasien mengatakan
mengalami diare
sejak 3 minggu
yang lalu
O:

- Pasien tampak lemah


- Bising usus 19 x/i
- Turgor kulit jelek
- N : 87 x/i
- TD :80/70
- S : 37,00c

P : Masalah belum
teratasi

A : Intervensi
dilanjutkan

28 Mei Ketidak seimbangan S :


2017 nutrisi kurang dari - Pasien mengtakan
kebutuhan tubuh tidak nafsu makan
berhubungan dengan - Pasien mengatakan
faktor biologis porsi makan hanya
dihabiskan 2 sendok
- Pasien mengatakan
masih diare

O:

- BB : 33 Kg
- TB :153 cm
- IMT : 14,10 (berat
bada kurang)
- Lingkar lengan : 19
cm
- Turgor kulit jelek
- Diit tampak tidak
dihabiskan
- Konjung tiva anemis
- Bibir kering terdapat
sariawan, dan
kondidiasis oral
- Albumin 1,7 gr/dl
- Limfosit
- Terpasang infus
NaCl 0,95 8 tetes/i
- Infus paten
- Gula darah puasa
- N :87 x/i
- RR : 18 x/i
- S : 37,0

P : Masalah belum
teratasi
A: Intervensi
dilanjutkan

28 Mei Resiko kerusakan S :


2017 integritas kulit - Pasien mengatakan
berhubungan dengan kulit gatal – gatal
faktor imunologi dan kemerahan
- Pasien mengatakan
kulit memerah
sejak
1 minggu yang lalu

A:
- Kulit tampak
memerah
- Kulit kering
- Turgor kulit jelek
P : masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
29 Mei Kekurangan volume S :
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan terasa lemah
dan letih
- Pasien mengatakan
masih diare

O:
- Pasien tampak
lemah
- BB : 33 kg
- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
- Denyut nadai cepat
N :90
TD : 90/70 mmHg
S : 36,8 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus NaCl 0,9%,
- CRT > 2 detik
- Turgor kulit jelek
- Albumin 1,7 gr/dl
A : Masalah belum
teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan
29 Mei Diare berhubungan S :
2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB sudah 2 kali,
konsistensi cair,
warna kuning, dan
volumenya sedang

O:
- Pasien tampak
lemah
- Bising usus 19 x/i
- Turgor kulit jelek
- N : 90 x/i
- TD :90/70 mmHg
- S : 37,00c
P : Masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
29 Mei Ketidak seimbangan S :
2017 nutrisi kurang dari - Pasien mengtakan
kebutuhan tubuh tidak nafsu makan
berhubungan dengan - Pasien mengatakan
faktor biologis porsi makan hanya
dihabiskan 3
sendok
- Pasien mengatakan
masih diare

O:
- BB : 33 Kg
- TB :153 cm
- IMT : 14,10 (berat
bada kurang)
- Lingkar lengan : 19
cm
- Turgor kulit jelek
- Diit tampak tidak
dihabiskan
- Konjung tiva
anemis
- Bibir kering
terdapat
sariawan, dan
kondidiasis oral
- Albumin 1,7 gr/dl
- Limfosit
- Terpasang infus
NaCl 0,95 8 tetes/i
- Infus paten
- Gula darah puasa
- N :90 x/i
- RR : 19 x/i
- S : 37,0

P : Masalah belum
teratasi

A: Intervensi
dilanjutkan

29 Mei Resiko kerusakan S :


2017 integritas kulit - Pasien mengatakan
berhubungan dengan kulit gatal – gatal
faktor imunologi dan kemerahan
- Pasien mengatakan
kulit memerah sejak
1 minggu yang lalu

A:

- Kulit tampak
memerah
- Kulit kering
- Turgor kulit jelek

P : masalah belum
teratasi

A : Intervensi
dilanjutkan
LANJUTAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A DENGAN HIV AIDS
DI IRNA NON BEDAH PENYAKIT DALAM PRIA

RSUP Dr. M DJAMIL PADANG

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identifikasi Klien :
a. Nama : Tn.A
b. No. MR 969457
c. Tempat/ Tgl Lahir :Lubuk Basung, 13 Februari 1988
d. Umur : 29 tahun
e. Jenis Kelamin : Laki – Laki
f. Status Kawin : Belum Kawin
g. Agama : Islam
h. Pendidikan terakhir : Perguruan Tinggi
i. Pekerjaan : Guru honorer
j. Tanggal Masuk : 19 Mei 2017
k. Alamat : Jorong V Sungai Jaring Lubuk Basung
l. Diagnosa Medis : Sepsis ec BP droplet CAP
SIDA putus obat,susp TB, condidiasis oral, Diare
kronis
Gangguan Faal hepar
2. Identifikasi Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. R
b. Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga
c. Alamat : Jorong V Sungai Jaring Lubuk Basung
d. Hubungan : Ibu Kandung
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama
Pasien masuk RSUP Dr. M. Djamil Padang melalui IGD dirujuk dari
RSUD Lubuk Basung pada tanggal 19 Mei 2017 jam 14.30 WIB,
dengan keluhan demam tinggi terus menerus sejak 1 minggu yang lalu,
diare, badan terasa lemah dan letih, nafsu makan menurun, sariawan,
bibir kering dan pecah-pecah serta kehilangan berat badan yang
signifikan.
2) Keluhan Saat Dikaji
Pada saat pengkajian tanggal 23 Mei 2017 jam 10.00 WIB didapatkan
pasien dengan kesadaran komposmentis, keadaan umum klien tampak
lemah dan letih. Pasien mengatakan demam tidak ada lagi, pasien
mengatakan masih diare, BAB cair dengan frekuensi 2-3 kali sehari
konsistensi cair, bewarna kuning. Pasien mengatakan nyeri dada di
sebelah kanan bagian bawah dan punggung kanan, nyeri terasa seperti
mendesak, pasien mengatakan skala nyeri berkirasar antara 6 sampai 7,
nyeri di rasakan hilang timbul. Pasien juga mengatakan nafsu makan
menurun, Sariawan di mulut, bibir kering dan pecah pecah. Pasien
mengatakan tidak ada keluhan pada paru.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien pernah dirawat 3 bulan yang lalu dan di diagnosa HIV AIDS, pasien
mendapat terapi ARV namun dihentikan karena pasien mengeluh mual saat
makan obat tersebut. Pasien merupakan mahasiswa tamatan tahun 2012,
pasien mengaku sejak tinggal di Riau untuk kuliah terpengaruh dengan
lingkungan,pasien mengaku sering keluar malam, pasien berhubungan
seksual dengan sesama jenis atau yang di sebut dengan homoseksual. Pasien
mengatakan tidak minum alkohol, merokok, ataupun narkoba.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit HIV
AIDS. Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai
penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM, Jantung serta penyakit TBC.

4. Pola aktivitas sehari – hari (ADL)


a. Pola Nutrisi
1) Sehat
Pasien mengatakan makan 2 kali sehari pasien mengkonsumsi nasi
ditambah lauk pauk, sayur dan kadang kadang juga mengkonsumsi buah
dan makanan tambahan seperti snack. Pasien mengatakan tidak
memiliki alergi makanan. Pasien minum air putih 6-7 gelas/hari. Pasien
mengatakan berat badan sebelum sakit (2 bulan yang lalu) yaitu 43 kg
dan berat badan sekarnag 31 kg.
2) Sakit
Porsi makan pasien sebelum dirawat di rumah sakit 3-5 sendok dalam 1
kali makan.Pasien mengatakan sudah mengalami penurunan nafsu
makan sejak lebih kurang 3 bulan yang lalu, saat di rawat di rumah
pasien lebih sering mengkonsumsi bubur kacang hijau dan susu. Pasien
sulit untuk makan karena sariawan dan bibir kering serta ada mual dan
muntah. Saat dirawat dirumah pasien minum 5-6 gelas dan minum susu
3 x 200 ml.
Pasien mengatakan saat dirawat di rumah sakit hanya menghabiskan 2-4
sendok dari porsi makanan yang disediakan di rumah sakit Pasien
mendapatkan diet ML rendah serat + ekstra ikan gabus tiga kali sehari.
Saat sakit pasien minum air putih 2 sampai 3 gelas ±600 cc perhari
b. Pola Eliminasi
1) Sehat
BAB : pada saat sehat pasien BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lunak bewarna kecoklatan. BAK : pada saat sehat pasien BAK lebih
kurang 5 kali sehari, pasien BAK dengan lancar
2) Sakit
BAB : pasien mengatakan diare sejak 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit frekuensi hilang timbul, jika diare 3-4 kali dalam sehari, bewarna
kuning, konsistensi cair.

c. Pola Tidur dan Istirahat


1) Sehat
Saat sehat pasien tidur 7 sampai 8 jam pada malam hari dan tidur siang
1-2 jam.
2) Sakit
Selama sakit jam tidur pasien meningkat, waktu pasien lebih banyak
digunakan untuk tidur dan istirahat. Masalah yang ditemukan pasien
saat tidur yaitu pada malam hari terbangun karena BAB, demam serta
berkeringat malam.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Sehat
Saat sehat pasien mampu melakukan aktifitas sehari hari secara mandiri.
2) Sakit
Saat sakit aktivitas pasien lebih banyak di tempat tidur dan bergerak di
dalam kamar. Aktivitas pasien sering dibantu orang tua untuk aktivitas
makan dan minum, mandi serta toileting.
e. Pola bekerja
1) Sehat
saat sehat pasien bekerja sebagai guru honorer di MTSn selama 6 kali
dalam seminggu
2) Sakit
Pada saat sakit pasien tidak bekerja karena tubuh terasa lemah dan letih,
pasien mengatakan sudah 2 bulan tidak lagi mengajar.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Tinggi badan : 157 cm
2) Berat badan : 31 kg
3) IMT : 12,91 ( Berat badan kurang )
4) Lingkar lengan : 19 cm
5) Kesadaran : Composmentis Coperatif
6) Tekanan darah : 80/60 mmHg
7) Nadi : 89 x/i
8) Pernafasan : 19 x/i
9) Suhu : 36,0 oC
b. Wajah
Simetris kiri dan kanan, tampak pucat, tidak ada lesi dan tidak ada udema.
c. Kepala
Kepala simetris, tidak ada pembengkakan pada kepala dan tidak ada lesi.
d. Rambut
Rambut bewarna pirang, distribusi rambut tidak merata, rambut mudah
rontok, berketombe.
e. Mata
Mata simetris kiri dan kanan, terdapat kantung mata, konjungtiva anemis,
sklera tidak ikhterik,reflek cahaya positik kiri dan kanan, reflek pupil
isokor, ukuran pupil 2mm/2mm
f. Hidung
Hidung simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak terdapat
pembengkakan, tidak terdapat nyeri tekan.
g. Mulut
Bibir tampak kering dan pecah-pecah, terdapat condidiasis oral, terdapat
sariawan, terdapat gigi yang berlubang
h. Telinga
Telinga simetris, tidak terdapat pembengkakan di area telinga, terdapat
serumen di kedua telinga.
i. Leher
Leher simetris, tidak ada pembengkakan kelenjer getah bening, dan tidak
terdap bendungan vena jugularis.
j. Paru-Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak terdapat
retraks dinding dada
Palpasi : Premitus kiri dan kanan sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi :Bronko vasikuler
k. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi :Ikhtus kordis teraba
Perkusi : batas-batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : reguler
l. Abdomen
Inspeksi : terdapat distensi abdomen, tidak terdapat udema
dan juga lesi
Ausklutasi : bising usus 20 x/m
Palpasi : hepar teraba dan terdapat nyeri tekan
Perkusi : saat dilakukan perkusi hepar didapatkan suara pekak
m. Kulit
Kulit terlihat kering, tidak terdapat tanda-tanda lesi (sarkoma kaposi)
terdapat sarkoma kaposi, turgor kulit jelek.
n. Genitalia
Pasien mengatakan tidak ada keluhan di area kemaluan.
o. Ekstremitas
Atas : Pasien terpasang IVFD Wida KN-2 8 tetes/menit di
tangan sebelah kanan, akral teraba dingin, tidak ada udema, CRT
> 3 detik, tonus otot melemah
Bawah : tidak terdapat udema, akral teraba dingin, CRT > 3 detik,
tonus otot melemah
6. Data Psikologis
a. Status Emosional
Pasien mampu untuk mengontrol emosi. Pasien tampak murung dan lesu.
Pasien mengatakan badan terasa leamah dan letih.
b. Kecemasan
Pasien mengatakan cemas karena merasa kondisinya semakin memburuk
dan belum merasakan perubahan dari kesehatannya.
c. Pola Koping
Pola koping pasien baik namun pasien tampak kurang bersemangat dalam
menjalani pengobatannya, dan merasa pasrah terhadap penyakit yang di
deritanya.
d. Gaya Komunikasi
Pasien mampu diajak berkomunikasi. Saat pengkajian pasien lebih banyak
merunduk, saat bicara pasien sesekali menatap ke lawan bicara.

e. Konsep diri diurai untuk komponen gambaran diri, harga diri, peran,
identitas, dan ideal diri.
Pasien merupakan seorang laki – laki yang berusia 29 tahun, belum menikah
dan merupakan seorang guru agama. Pasien mengatakan merasa malu
dengan kondisinya saat ini, pasien tidak percaya diri dengan tubuhnya saat
ini dan malu jika bertemu dengan orang lain. Pasien mengatakan pasrah
dengan penyakit yang di deritanya saat ini..

7. Data Sosial Ekonomi


Ibu pasien mengatakan saat sakit pasien lebih banyak dan sering menyendiri di
kamar.Pasien bekerja sebagai guru honorer di MTSn pasien mengatakan
mendapatkan gaji 1.350.000 per bulanya. gajinya pas pasan untuk membiayai
kehidupannya sendiri, pasien masih tinggal bersama kedua orang tuanya. Pasien
memakai kartu BPJS kelas III untuk membiayai rumah sakit.
8. Data Spiritual
Klien mengatakan berdoa untuk kesembuhannya. Saat sehat pasien rajin
melaksanakan shalat namun saat sakit klien tidak tampak melaksanakan shalat.
9. Lingkungan tempat tinggal
a. Tempat pembuangan kotoran : WC + sepctic tang
b. Tempat pembuangan sampah : dikumpulkan lalu dibakar
c. Pekarangan : pasien mengatakan perkarangan
rumah cukup luas
d. Sumber air minum : klien minum dengan air galon
dan kadang- kadang air sumur dengan di masak terlebih dahulu
e. Pembuangan air limbah : klien buang air limbah diselokan
belakang rumah

10. Data Penunjang


Jenis Hasil
Pemeriksaan Nilai Rujukan
19 20 22 23
Hemoglobin 10,1 9,2 14-18 g/dl
Leukosit 5.140 3230 5.000-10.000/mm3
Eritrosit 3,0 4,5-5,5 Juta
Trombosit 220.000 265.000 150.000-400.000/ mm3
Hematokrit 30 29 40-48%
Retikulosit 0,3 0,5 – 2 %
LED 75 0 – 10 mm
Hematolo

MCV 96 82 – 92 fL
gi

MCH 31 27 – 31 pg
MCHC 32 32 – 36
Basofil 0 0 - 1,0 %
Eosinofil 0 1,0 – 3,0 %
N. Batang 6 2,0 – 6,0 %
N.Segmen 84 50 – 70 %
Limfosit 9 20 – 40 %
Monosit 1 2,0 – 8,0 %
GDS 107 < 200 mg/dl
Kimia Klinik

Ureum darah 14 10,9-50,0 mg/dl


Kreatinin Darah 0,6 0,6-1,1 mg/dl
Albumun 2,8 2,8 gr/dl
Globulin 2,6 1,3 – 2,7 g/dl
SGOT 99 < 38 u/i
SGPT 366 < 41u/i
PH 7,46 7,49
PCO2 23 34

AGD
PO2 162 86
HCO3- 16,4 25,9
Kuning Kuning - Coklat
Warna
muda
Kekeruhan Negatif Negatif
Pemeriksaan Urin

BJ 1,010 1,003 – 1,030


PH 6,5 4,6 – 8,0
Leukosit 0-1 ≤5
Eritrosit 0-1 ≤1
Protein Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobinogen Positif Positif
HBsAg 0,01 < 0,13 ( Negatif )
Imnunol

Serologi

Anti HCV 0,10 < 1 ( Negatif )


ogi –

CD4 24 ≥ 600 Sel/μL


Procalation 0,41 < 0,5 Low Risk

11. Program dan Rencana Peengobatan


Program pengobatan pasien mulai dari tanggal 19 mei 2017 sampai 29 mei
2017 adalah sebagai berikut :
IVFD NaCl 0,9% 8J/kolf
Caeftazidime 2x1g (IV)
Paracetamol 3 x 500 g (PO)
Nacetilsistein 3 x 200 g (PO)
Flukonazole 1 x 150 g (PO)
Cotrimoxazole 1 x 960 g (PO)
Ciprofloxacin 2 x 120 (IV)
Tranfusi albumin 20% 100 cc (IV)
KCL 400 mg (IV)
WIDA KN-2 1 kolf
B. ANALISA DATA KEPERAWATAN
Data Masalah Penyebab

DS : Kekurangan Kehilangan cairan aktif


a. Pasien mengatakana badan volume cairan
terasa lemah
b. Pasien mengatakan BAB cair
c. Frekuensi BAB 2-3 kali sehari
d. Pasien merasakan sering haus
e. Pasien mengatakan jika suhu
tubuh naik, keringat sering
banyak

DO :

a. Pasien tampak lemah


b. Bibir klien tampak kering
c. Turgor kulit Jelek
d. CRT > 3 detik
e. Kulit tampak kering
f. TD = 80/60 mmHg
g. N = 89 x/i
h. Pasien mendapatkan terapi
IVFD Wida KN-2
DS : Nyeri akut Agen cedera; biologis
a. Pasien mengatakan nyeri
dada di sebelah kanan bagian
bawah dan punggung kanan
b. Pasien mengatakan nyeri
terasa seperti mendesak
c. Pasien mengatakan skala
nyeri berkisar antara 6
sampai 7
d. Pasien mengtakan nyeri
terasa hilang timbul
e. Pasien mengatakan posisi
tidur lebih senang miring ke
kiri, agar tidak terasa nyeri

Do:

a. Pasien tampak tidak


bersemangat
b. Pasien tampak
melindungi area nyeri
c. Nyeri pada abdomen
kuadran atas
d. TD : 80/60 mmHg
e. N : 89 x/i
DS : Diare Proses Infeksi
a. Pasien mengatakan diare
hilang timbul sejak 1
minnggu sebelum masuk
rumah sakit
b. Pasien mengtakan
konsentrasi BAB cair
c. Pasien mengatakan frekuensi
diare 2 sampai 3 kali ssehari

DO:

a. Pasien tampak lemah


b. Bising usus 21 x/i
c. TD : 80/60 mmHg
d. N : 89 x/i
DS : Ketidak Faktor biologis
a. Pasien mengatakan berat seimbangan
badan mengalami penurunan nutrisi kurang
drastis sejak 2 bula terakhir dari kebutuhan
b. Pasien mengatakan tidak tubuh
nafsu makan
c. Pasien mengatakan
penurunan nafsu makan
sudah sejak 2 bulan yang
lalu
d. Pasien mengatakan makanan
hanya dihabiskan 2-3 sendok
e. Pasien mengtakan merasa
mual jika makan nasi
f. Pasien mengatakan kadang
kadang muntah

DS:

a. Pasien tampak kurus


b. Berat Badan sekarang : 31
kg
c. Tinggi badan : 157 cm
d. IMT
e. Porsi makan tampak tidak
habis
f. Bising usus 20 x/i
g. Bibir kering
h. Terdapat sariawan
i. Tonus otot melemah
DS: Harga diri rendah Gangguan citra tubuh
a. Pasien mengatakan merasa situasional
malu dengan kondisinya
saat ini
b. pasien mengatakan tidak
percaya diri dengan
tubuhnya saat ini dan malu
bertemu dengan orang lain
c. pasien mengatakan pasrah
dengan penyakit yang
dideritanya saat ini
d. Ibu pasien mengatakan saat
sakit pasien lebih banyak
diam dan sering
menyendiri di kamar

DO:

a. Pasien tampak murung


b. Pasien tampak kurang
bersemangat dalam
menjalani pengobatannya
c. Saat berkomunikasi pasien
lebih banyak merunduk
d. Saat bicara pasien sesekali
menatap ke lawan bicara

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Ditemukan Masalah Dipecahkan Masalah
Keperawatan
Tgl Paraf Tgl Paraf

1 Kekurangan 23 Mei
volume cairan 2017
berhubungan
dengan
Kehilangan
cairan aktif

2 Nyeri akut 23 Mei


berhubungan 2017
dengan agen
cedera; biologis

3 Diare 23 Mei
berhubungan 2017
dengan Proses
Infeksi
4 Ketidak 23 Mei
seimbangan 2017
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan faktor
biologis

5 Harga diri 25 Mei


rendah 2017
situasional
berhubungan
dengan
Gangguan citra
tubu

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


NO Diagnosa Intervensi
Keperawatan
NOC NIC

1 Kekurangan Setelah dilakukan Menajemen cairan:


volume cairan tindakan keperawatan 1) Jaga intake/ asupan
berhubungan diharapkan yang akurat dan catat
dengan keseimbangan cairan ouput pasien
Kehilangan tidak terganggu dengan 2) Monitor status hidrasi
cairan aktif kriteria hasil : (misalnya membran
1) Tekanan darah mukosa lembab,
tidak terganggu denyut nadi adekuat,
2) Denyut nadi radial dan tekanan darah
tidak terganggu ortostatik)
3) Keseimbangan 3) Monitor tanda tanda
intake dan output vital
dalam 24 jam tidak 4) Beri terapi IV, seperti
terganggu yang ditentukan
4) Berat badan stabil 5) Distribusi cairan
5) Turgor kulit tidak selama 24 jam
terganggu
Monitor cairan :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 1) Tentukan jumlah dan
diharapkan hidrasi jenis intake/asupan
tidak terganggu dengan cairan serta kebiasaan
kriteria hasil : eliminasi
2) Tentukan faktor faktor
1) Turgor kulit tidak yang menyebabkan
terganggu ketidak seimbangan
2) Membran mukosa cairan
lemba tidak 3) Periksa isi ulang
terganggu kapiler
3) Intake cairan tidak 4) Periksa turgor kulit
terganggu 5) Monitor berat badan
4) Output cairan tidak 6) Monitor kadar serum
terganggu albumin dan protein
5) Perfusi jaringan total
tidak terganggu 7) Monitor membran
6) Tidak ada nadi mukosa, turgor kulit
cepat dan lemah dan respon haus
7) Tidak ada
kehilangan berat
badan

2 Nyeri akut Setelah dilakukan Pemberian analgesik :


berhubungan tindakan keperawatan 5) Tentukan lokasi,
dengan agen diharapkan kontrol karakteristik, kualitas
cedera; nyeri dapat dan keparahan nyeri
biologis dipertahankan dengan sebelum mengobati
kriteria hasil: pasien
4) Secara konsisten 6) Cek perintah
menunjukkan pengobatan meliputi
menggunakan obat, dosis, dan
tindakan frekuensi obat
pengurangan analgesik yang
(nyeri) tanpa diresepkan
analgesik 7) Cek adanya riwayat
5) Secara konsisten alergi obat
menunjukkan 8) Pilih analgesik atau
Menggunakan kombinasi analgesik
analgesik yang yang sesuai ketika
direkomendasikan lebih dari satu
6) Melaporkan nyeri diberikan
terkontrol
Menajemen nyeri :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 11) Lakukan pengkajian
tingkat nyeri dapat nyeri komprehensif
diatasi: yang meliputi lokasi,
karakteristik,
6) Nyeri yang onset/durasi,
dilaporkan tidak frekuensi, kualitas,
ada intensitas atau
7) Mengerang dan beratnya nyeri dan
meringis tidak ada faktor pencetus
8) Menyeringit tidak 12) Observasi adanya
ada petunjuk nonverbal
9) Ketegangan otot mengenai
tidak ada ketidaknyamanan
10) Tanda –tanda vital 13) Gunakan strategi
tidak mengalami komunikasi terapeutik
devisiasi untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan
sampaikan
penerimaan pasien
terhadap nyeri
14) Kaji bersama pasien
faktor-faktor yang
dapat menurunkan
atau memberatkan
nyeri
15) Ajarkan penggunaan
teknik non
farmakologilan nyeri
16) Evaluasi keefektifan
dari tindakan
pengontrolan
17) Mendukung istirahat
tidur
18) Memberikan
informasi terkait
dengan diagnosa dan
keperawatan
19) Mendorong keluarga
menemani pasien
20) Kaji tanda verbal dan
non verbal dari
ketidak nyamanan

Monitor tanda tanda vital :

2) Monitor tekanan
darah, nadi, suhu, dan
status pernafasan
dengan tepat

3 Diare Setelah dilakukan Menajemen saluran cerna


berhubungan tindakan keperawatan 1) Monitor buang air
dengan Proses diharapkan eliminasi besar termasuk
Infeksi usus tidak terganggu frekuensi, konsistensi,
dengan kriteria hasil : bentuk, volume dan
1) Pola eliminasi tidak warna dengan cara
terganggu yang tepat
2) Suara bising usus 2) Monitor bising usus
tidak terganggu
3) Diare tidak ada Menajemen diare

Setelah dilakukan 1) Tentukan riwat diare


tindakan keperawatan 2) Ambil tinja untuk
diharapka tidak terjadi pemeriksaan kultur
keparahan infeksi, dan sensitifitas bila
dengan kriteria hasil : diare berlanjut
3) Instruksikan pasien
1) Melaise tidak ada atau anggota keluarga
2) Nyeri tidak ada untuk mencatat warna,
3) Depresi jumlah sel volume, frekuensi, dan
darah putih tidak ada konsistensi tinja
4) Identifikasi faktor
yang bisa
menyebabkan diare
(misalnya medikasi,
bakteri, dan
pemberian makan
lewat selang)
5) Amati turgor kulit
secara berkala

Monitor Elektrolit

1) Monitor serum
elektrolit
2) Memonitor serum
albumin dan kadar
protein total, sesuai
dengan indikasi
3) Memonitor ketidak
seimbangan asam basa
4) Identifikasi ketidak
seimbangan elektrolit
5) Monitor ketidak
seimbangan asam basa
6) Identifikasi
kemungkinan
penyebab ketidak
seimbangan elektrolit
7) Monitor adanya mual,
muntah dan diare

Terapi Intravena (IV)

1) Berikan pengobatan
IV, sesuai yang
diresepkan, dan
monitor untuk
Hasilnya
2) Monitor kecepatan
aliran intravena dan
area intravena selama
selama pemberian
infusu
3) Monitor tanda vital

4 Ketidak Setelah dilakukan Menajemen nutrisi :


seimbangan tindakan keperawatan 1) Tentukan status gizi
nutrisi kurang diharapkan status pasien dan
dari kebutuhan nutrisi dapat kemampuan pasien
tubuh ditingkatkan dengan untuk memenuhi
berhubungan kriteria hasil : kebutuhan gizi
dengan faktor 1) Asupan nutrisi tidak 2) Identifikasi adanya
biologis menyimpang dari alergi atau intolerasi
rentang normal makanan yang
2) Asupan makanan dimiliki pasien
tidak menyimpang 3) Monitor kalori dan
dari rentang normal asupan makanan

Setelah dilakukan Monitor nutrisi :


tindakan keperawatan
diharapkan status 1) Lakukan
nutrisi : Asupan nutrisi pengukuranantropome
dapat ditingkatkan tri pada komposisi
dengan kriteria hasil : tubuh (misalnya
indeks masa tubuh)
1) Asupan kalori 2) Monitor kecendrungan
sebagian besar turun dan naiknya
adekuat berat badan
2) Asupan protein 3) Identifikasi perubahan
sebagian besar berat badan terakhir
adekuat 4) Monitor turgor kulit
3) Asupan lemak dan mobilitas
sebagian besar 5) Identifikasi adanya
adekuat abnormalitas rambut
4) Asupan (misalnya kering,
karbohidrat tipis, kasar dan mudah
sebagian besar patah)
adekuat 6) Monitor adanya mual
5) Asupan vitamin muntah
sebagian besar 7) Identifikasi
adekuat abnormalitas eliminasi
6) Asupan mineral bowel (misalnya
sebagian besar diare)
adekuat 8) Monitor diet dan
asupan kalori
Setelah dilakukan 9) Identifikasi penurunan
tindakan keperawatan nafsu makan
diharapkan terjadi 10) Monitor adanya warna
peningkatan nafsu pucat, kemerahan dan
makan dengan kriteria jaringan konjungtiva
hasil : yang kering
11) Identifikasi adanya
1) Intake makanan ketidak normalan
tidak terganggu dalam rongga mulut
2) Intake nutrisi tidak (misalnya;inflamasi,
terganggu kenyal, ompong, gusi
3) Intake cairan tidak berdarah; kering, bibir
terganggu pecah-pecah, bengkak,
merah tua, lidah kasar)
Setelah dilakukan
12) Lakukan pemeriksaan
tindakan keperawatan
laboratorium, monitor
diharaokan terjadi
hasilnya (misalnya
peningkatan status
kolesterol, serum
nutrisi : asupan
albumin,nitrogen,
makanan dan cairan
urin, selama 24 jam,
dengan kriteria hasil :
hitung limfosit total
1) Asupan makanan dan nilai elektrolit)
secara oral Pemberian nutrisi total
sebagian besar parenteral :
adekuat
2) Asupan cairan 1) Pastikan isersi
intravena intravena cukup paten
sepenuhnya untuk memberikan
adekuat nutrisi intravena
2) Pertahankan
kecepatan aliran yang
konstan
3) Monitor masukan dan
output cairan
4) Monitor kadar
albumin, protein total,
elektrolit, profil lipid,
glukosa darah dan
kimia darah
5) Monitor tanda tanda
vital

5 Harga diri Setelah dilakukan Peningkatan citra tubuh


rendah tindakan keperawatan 6) Tentukan harapan
situasional diharapkan terjadi citra diri pasien
berhubungan peningkatan harga diri didasarkan pada tahap
dengan dengan kriteria hasil : perkembangan
Gangguan citra 7) Tentukan perubahan
tubuh 6) Verbalisasi fisik saat ini apakah
penerimaan diri berkontribusi pada cita
7) Penerimaan diri pasien
terhadap 8) Bantu pasien untuk
keterbatasan diri mendiskusikan
8) Mempertahankan perubahan -perubahan
posisi tegak (bagian tubuh)
9) Mempertahankan disebabkan adanya
kontak mata penyakit dengan cara
10) Komunikasi yang tepat
terbuka 9) Monitor frekuensi dari
pernyataan
mengkritisi diri
10) Monitor pernyataan
yang mengidentifikasi
citra tubuh mengenai
ukuran dan berat
badan

Peningkatan koping :

4) Gunakan pendekatan
yang tenang dan
memberikan jaminan
5) Berikan suasana
penerimaan
6) Sediakan informasi
aktual mengenai
diagnosis, penanganan
dan prognosis

Peningkatan harga diri

3) Monitor penerimaan
pasien mengenai harga
diri
4) Jangan mengkritisi
pasien secara negatif

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl/ Diagnosa Tindakan Paraf
Hari Keperawatan Keperawatan

23 Kekurangan volume 10. Mencatat Intake dan Output


Mei cairan berhubungan pasien
2017 dengan kehilangan 11. Menilai status hidarasi dari
cairan aktif mukosa bibir, denyut nadi, dan
tekanan darah
12. Mengukur TTV (tekanan darah,
nadi, pernafasan, dan suhu tubuh
13. Memberikan terapi IV
14. Menentukan faktor – faktor yang
menyebabkan ketidak
seimbangan cairan
15. Memerika CRT
16. Memeriksa turgor kulit
17. Memonitor kadar albumin
18. Memonitor memonitor mokosa,
turgor kulit, dan respon haus
23 Nyeri akut 15. Pengkajian nyeri secara
Mei berhubungan dengan komprehensif yang meliputi
2017 agen cedera biologis lokasi, karakteristik, kualitas dan
keparahan nyeri sebelum
mengobati pasien
16. Mencek perintah pengobatan
sebelum memberikan analgesik,
meliputi obat, dosis, dan frekuensi
obat analgesik yang diresepkan
17. Cek adanya riwayat alergi obat
18. Pilih analgesik atau kombinasi
analgesik yang sesuai jika lebih
dari satu diberikan
19. Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif meliputi
lokasi, karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas,
beratnya nyeri dan faktor pencetus
20. Penggunaan komunikasi terapeutik
21. Mengkaji faktor – faktor yang
dapat memperberat nyeri
22. Mengajarkan teknik non
farmakologi seperti relaksasi
23. Mengevaluasi keefektifan dari
tindakan pengontrolan nyeri
24. Menganjurkan pasien untuk
istirahat dan tidur
25. Memberikan informasi terkait
diagnosa dan keperawatan
26. Mendorong keluarga menemani
pasien
27. Mengkaji situasi yang memicu
kecemasan
28. Mengkaji tanda verbal dan non
verbal dari ketidak nyamanan
1) Mengukur TTV, yaitu tekanan
darah, nadi, pernafasan dan suhu
Tubuh
23 Diare berhubungan 1) Momonitor buang air besar
Mei dengan Proses Infeksi termasuk frekuensi, konsistensi,
2017 bentuk, volume dan warna
2) Memonitor bising usus
3) Mengkaji riwayat diare
4) Menginstruksikan pasien atau
anggota keluarga untuk mencatat
warna, volume, frekuensi dan
konsistensi tinja
5) Menilai turgor kulit
6) Monitor ketidak seimbangan
asam basa
7) Monitor adanya mual muntah
8) Mengidentifikasi ketidak
seimbangan elektrolit
9) Monitor adanya mual muntah dan
diare
10) Berikan terapi IV
11) Monitor kecepatan aliran IV
12) Monitor tanda- tanda vital
23 Ketidak seimbangan 1) Menentukan status gizi
Mei nutrisi kurang dari 2) Mengkaji riwayat alergi
2017 kebutuhan tubuh 3) Monitor kalori dan asupan
berhubungan dengan makanan
faktor biologis 4) Menentukan IMT
5) Memonitor penurunan berat
badan
6) Memonitor turgor kulit
7) Memonitor rambut
8) Memonitor adanya mual muntah
9) Mengidentifikasi diare
10) Memonitor diet dan asupan kalori
11) Mengidentifikasi penurunan
nafsu makan
12) Memonitor konjungtiva
13) Mengidentifikasi rongga mulut
14) Menilai hasil laboratorium
(kolesterol, albumin, nitrogen,
limfosit, dan nilai elektrolit)
15) Memastikan insersi intravena
cukup paten
16) Mempertahankan kecepatan
aliran infus
17) Memonitor intake dan output
cairan
18) Memonitor kadar albumin,
protein total, elektrolit, profil
lipid, glukosa darah dan kimia
darah
19) Memonitor tanda- tanda vital
23 Harga diri rendah 1) Menentukan harapan tentang citra
Mei situasional diri pasien
2017 berhubungan dengan 2) Menentukan perubahan fisik saat
ini yang mempengaruhi citra
tubuh pasien
3) Membantu pasien untuk
gangguan citra tubuh mendiskusikan perubahan bagian
tubuh
4) Memonitor frekuensi dari
pernyataan pasien mengkritisi diri
5) Memonitor pernyataan pasien
tentang berat badan
6) Menggunakan pendekatan yang
menenagkan
7) Menyediakan informasi mengenai
diagnosis pasien
8) Memonitor peneriamaan diri
pasien
9) Tidak mengkritisi pasien
24 Kekurangan volume 1) Mencatat Intake dan Output
Mei cairan berhubungan pasien
2017 dengan kehilangan 2) Menilai status hidarasi dari
cairan aktif mukosa bibir, denyut nadi, dan
tekanan darah
3) Mengukur TTV (tekanan darah,
nadi, pernafasan, dan suhu tubuh
4) Memberikan terapi IV
5) Memerika CRT
6) Memeriksa turgor kulit
7) Memonitor kadar albumin
8) Memonitor memonitor mokosa,
turgor kulit, dan respon haus
24 Nyeri akut 1) Pengkajian nyeri secara
Mei berhubungan dengan komprehensif yang meliputi
2017 agen cedera; biologis lokasi, karakteristik, kualitas dan
keparahan nyeri sebelum
mengobati pasien
2) Mencek perintah pengobatan
sebelum memberikan analgesik,
meliputi obat, dosis, dan
frekuensi obat analgesik yang
diresepkan
3) Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif meliputi
lokasi, karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas,
beratnya nyeri dan faktor
pencetus
4) Penggunaan komunikasi
terapeutik
5) Mengkaji faktor – faktor yang
dapat memperberat nyeri
6) Mengajarkan teknik non
farmakologi seperti relaksasi
7) Mengevaluasi keefektifan dari
tindakan pengontrolan nyeri
8) Menganjurkan pasien untuk
istirahat dan tidur
9) Memberikan informasi terkait
diagnosa dan keperawatan
10) Mendorong keluarga menemani
pasien
11) Mengkaji tanda verbal dan non
verbal dari ketidak nyamanan
12) Mengukur TTV, yaitu tekanan
darah, nadi, pernafasan dan suhu
tubuh
24 Diare berhubungan 1) Momonitor buang air besar
Mei dengan Proses Infeksi termasuk frekuensi, konsistensi,
2017 bentuk, volume dan warna
2) Memonitor bising usus
3) Mengkaji riwayat diare
4) Menginstruksikan pasien atau
anggota keluarga untuk mencatat
warna, volume, frekuensi dan
konsistensi tinja
5) Menilai turgor kulit
6) Monitor ketidak seimbangan
asam basa
7) Monitor adanya mual muntah
8) Mengidentifikasi ketidak
seimbangan elektrolit
9) Monitor adanya mual muntah dan
diare
10) Berikan terapi IV
11) Monitor kecepatan aliran IV
12) Monitor tanda- tanda vital
24 Ketidak seimbangan 1) Monitor kalori dan asupan
Mei nutrisi kurang dari makanan
2017 kebutuhan tubuh 2) Menentukan IMT
berhubungan dengan 3) Memonitor penurunan berat
faktor biologis badan
4) Memonitor turgor kulit
5) Memonitor rambut
6) Memonitor adanya mual muntah
7) Mengidentifikasi diare
8) Memonitor diet dan asupan kalori
9) Mengidentifikasi penurunan
nafsu makan
10) Memonitor konjungtiva
11) Mengidentifikasi rongga mulut
12) Menilai hasil laboratorium
(kolesterol, albumin, nitrogen,
limfosit, dan nilai elektrolit)
13) Memastikan insersi intravena
cukup paten
14) Mempertahankan kecepatan
aliran infus
15) Memonitor intake dan output
cairan
16) Memonitor kadar albumin,
protein total, elektrolit, profil
lipid, glukosa darah dan kimia
darah
17) Memonitor tanda- tanda vital
24 Harga diri rendah 1) Menentukan harapan tentang citra
Mei situasional diri pasien
2017 berhubungan dengan 2) Menentukan perubahan fisik saat
gangguan citra tubuh ini yang mempengaruhi citra
tubuh pasien
3) Membantu pasien untuk
mendiskusikan perubahan bagian
tubuh
4) Memonitor frekuensi dari
pernyataan pasien mengkritisi diri
5) Memonitor pernyataan pasien
tentang berat badan
6) Menggunakan pendekatan yang
menenagkan
7) Menyediakan informasi mengenai
diagnosis pasien
8) Memonitor peneriamaan diri
pasien
9) Tidak mengkritisi pasien
25 Kekurangan volume 1) Mencatat Intake dan Output
Mei cairan berhubungan pasien
2017 dengan kehilangan 2) Menilai status hidarasi dari
cairan aktif mukosa bibir, denyut nadi, dan
tekanan darah
3) Mengukur TTV (tekanan darah,
nadi, pernafasan, dan suhu tubuh
4) Memberikan terapi IV
5) Memerika CRT
6) Memeriksa turgor kulit
7) Memonitor kadar albumin
8) Memonitor memonitor mokosa,
turgor kulit, dan respon haus
25 Nyeri akut 1) Pengkajian nyeri secara
Mei berhubungan dengan komprehensif yang meliputi
2017 agen cedera; biologis lokasi, karakteristik, kualitas dan
keparahan nyeri sebelum
mengobati pasien
2) Mencek perintah pengobatan
sebelum memberikan analgesik,
meliputi obat, dosis, dan
frekuensi obat analgesik yang
diresepkan
3) Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif meliputi
lokasi, karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas,
beratnya nyeri dan faktor
pencetus
4) Penggunaan komunikasi
terapeutik
5) Mengkaji faktor – faktor yang
dapat memperberat nyeri
6) Mengajarkan teknik non
farmakologi seperti relaksasi
7) Mengevaluasi keefektifan dari
tindakan pengontrolan nyeri
8) Menganjurkan pasien untuk
istirahat dan tidur
9) Memberikan informasi terkait
diagnosa dan keperawatan
10) Mendorong keluarga menemani
pasien
11) Mengkaji tanda verbal dan non
verbal dari ketidak nyamanan
12) Mengukur TTV, yaitu tekanan
darah, nadi, pernafasan dan suhu
tubuh
25 Diare berhubungan 1) Momonitor buang air besar
Mei dengan Proses Infeksi termasuk frekuensi, konsistensi,
2017 bentuk, volume dan warna
2) Memonitor bising usus
3) Mengkaji riwayat diare
4) Menginstruksikan pasien atau
anggota keluarga untuk mencatat
warna, volume, frekuensi dan
konsistensi tinja
5) Menilai turgor kulit
6) Monitor ketidak seimbangan
asam basa
7) Monitor adanya mual muntah
8) Mengidentifikasi ketidak
seimbangan elektrolit
9) Monitor adanya mual muntah dan
diare
10) Berikan terapi IV
11) Monitor kecepatan aliran IV
12) Monitor tanda- tanda vital
26 Ketidak seimbangan 1) Monitor kalori dan asupan
mei nutrisi kurang dari makanan
2017 kebutuhan tubuh 2) Menentukan IMT
berhubungan dengan 3) Memonitor penurunan berat
faktor biologis badan
4) Memonitor turgor kulit
5) Memonitor rambut
6) Memonitor adanya mual muntah
7) Mengidentifikasi diare
8) Memonitor diet dan asupan kalori
9) Mengidentifikasi penurunan
nafsu makan
10) Memonitor konjungtiva
11) Mengidentifikasi rongga mulut
12) Menilai hasil laboratorium
(kolesterol, albumin, nitrogen,
limfosit, dan nilai elektrolit)
13) Memastikan insersi intravena
cukup paten
14) Mempertahankan kecepatan
aliran infus
15) Memonitor intake dan output
cairan
16) Memonitor kadar albumin,
protein total, elektrolit, profil
lipid, glukosa darah dan kimia
darah
17) Memonitor tanda- tanda vital
26 Harga diri rendah 1) Menentukan harapan tentang citra
Mei situasional diri pasien
2017 berhubungan dengan 2) Menentukan perubahan fisik saat
gangguan citra tubuh ini yang mempengaruhi citra
tubuh pasien
3) Membantu pasien untuk
mendiskusikan perubahan bagian
tubuh
4) Memonitor frekuensi dari
pernyataan pasien mengkritisi diri
5) Memonitor pernyataan pasien
tentang berat badan
6) Menggunakan pendekatan yang
menenagkan
7) Menyediakan informasi mengenai
diagnosis pasien
8) Memonitor peneriamaan diri
pasien
9) Tidak mengkritisi pasien
27 Harga diri rendah 1) Memberikan suasana penerimaan
Mei situasional dengan melihat respon pasien
2017 berhubungan dengan 2) Memonitor penerimaan pasien
gangguan citra tubuh 3) Menilai kepercayaan diri pasien
27 Diare berhubungan 1) Menilai BAB pasien frekuensi,
Mei dengan Proses Infeksi bentuk, volume, dan warna
2017 2) Menghitung bisis usus
3) Menilai turgor kulit pasien
4) Memonitor serum elektrolit
5) Melihat AGD pasien untuk
menilai kadar PH
6) Mengkaji respon haus pasie
7) Memberikan obat pasien
27 Ketidak seimbangan 1) Melihat diet yang di
Mei nutrisi kurang dari dapatkan pasien
2017 kebutuhan tubuh 2) Memantau cairan infus yang
berhubungan dengan di dapatkan pasien
faktor biologis 3) Memastikan aliran infus pasien
berjalan lancar
4) Menilai Intake dan output pasien
5) Menilai kadar albumin, protein
total, elektrolit, glukosa darah, dan
kimia darah
6) Mengukur tekanan darah, nadi,
pernafasan, dan suhu tubuh pasien
27 Harga diri rendah 1) Menentukan harapan tentang citra
Mei situasional diri pasien
2017 berhubungan dengan 2) Menentukan perubahan fisik saat
gangguan citra tubuh ini yang mempengaruhi citra
tubuh pasien
3) Membantu pasien untuk
mendiskusikan perubahan bagian
tubuh
4) Memonitor frekuensi dari
pernyataan pasien mengkritisi diri
5) Memonitor pernyataan pasien
tentang berat badan
6) Menggunakan pendekatan yang
menenagkan
7) Menyediakan informasi mengenai
diagnosis pasien
8) Memonitor peneriamaan diri
pasien
9) Tidak mengkritisi pasien
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl/ Diagnosa Evaluasi Paraf
Hari Keperawatan Keperawatan

23 Mei Kekurangan volume S :


2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan terasa lemah
dan letih
- Pasien mengatakan
hari ini BAB 2 kali
- Pasien mengatakan
konsistensi masih
cair
- Paseien mengatakan
warna fases kuning
- Pasien mengatakan
badan terasa panas

O:
- Pasien tampak lemah
- BB : 33 kg
- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
- Kulit tampak kering
- Denyut nadai cepat
N :102
TD : 80/70 mmHg
S : 37,8 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus WIDA KN-2,
- CRT > 3 detik
- Turgor kulit jelek
- Albumin 2,8 gr/dl
A : masalah belum
terataso
P : Intervensi
dilanjutkan

23 Mei Nyeri akut S :


2017 berhubungan dengan
agen cedera; - Pasien mengatakan
biologis nyeri dada di sebelah
kanan bagian bawah
- Pasien mengatakan
nyeri terasa seperti
mendesak
- Pasien mengtakan
skala nyeri berkisar
antara 4 sampai 5
- Pasien mengatakan
nyeri terasa hilang
timbul
- Pasien mengtakan
posisi tidur lebih
nyaman miring ke
kiri, agar tidak terasa
nyeri

O:

- Pasien tampak tidak


bersemangat
- Pasien tampak
meringis jika daerah
abdomen kuadran
atas saat di palpasi
- Pasien tampak
melindungi nyeri
- TD: 80/60 mmHg
- N : 102 x/i

A : masalah belum
teratasi

P : intervensi
dilanjutkan

23 Mei Diare berhubungan S :


2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB sudah 2 kali,
konsistensi cair,
warna kuning, dan
volumenya sedang
- Pasien mengatakan
mengalami diare
sejak 1 minggu yang
lalu, diare hilang
timbul
- Pasien merasa mual
jika makan nasi

O:

- Pasien tampak
lemah
- TD : 90/60 mmHg
- N : 124 x/i
- Pasien tampak lemah
- Bising usus 16 x/i
- Turgor kulit jelek
- PH : 7,46
- Pasien mendapat
terapi IVFD WIDA
KN-2

P : masalah belum
teratasi

A : Intervensi
dilanjutkan

23 Mei Ketidak seimbangan S :


2017 nutrisi kurang dari - Pasien mengatakan
kebutuhan tubuh tidak nafsu makan
berhubungan dengan - Pasien mengatakan
faktor biologis tidak merasa mual
dan muntah
- Pasien mengatakan
masih diare
O:
- BB : 31 kg
- TB :157 cm
- IMT : 12,19 (berat
badan kurang)
- Lingkar lengan : 19
cm
- Turgor kulit jelek
- Diit tampak tidak
dihabiskan
- Konjungtiva
anemis
- Bibir kering,
terdapat sariawan,
dan kondidiasis
oral
- Albumin 2,8
- Limfosit 9%
- Terpasang IVFD
WIDA KN-2 8
tetes/menit
Infuspaten
- Gula darah puasa
107 mg/dl
- TD : 80/60 mmHg
N: 102 x/i
RR : 19 x/i
S : 37,8 o

A: Masalah belum
teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan
23 Mei Harga diri rendah S:
2017 situasional - Pasien mengatakan
berhubungan dengan berat badannya
gangguan citra tubuh sekarang berkurang
drastis
- Pasien mengatakan
tidak percaya diri
dengan postur
tubuhnya saat ini

A:
- Pasien tampak
banyak diam
- Saat berbicara pasien
lebih banyak
menunduk
- Pasien hanya
sesekali menatap
lawan bicara
- Pasien belum bisa
berkomunikasi
terbuka
P :masalah belum
teratasi

A : Intervensi
dilanjutkan
24 Mei Kekurangan volume S:
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan masih terasa
lemah
- Pasien mengatakan
hari ini BAB 2 kali
- Pasien mengatakan
konsistensi awalnya
lunak lalu cair
- Paseien mengatakan
warna fases kuning

O:

- Pasien tampak lemah


- BB : 33 kg
- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
dan pecah pecah
- Kulit tampak kering
- N :88 x/i
TD : 80/70 mmHg
S : 36,8 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus WIDA KN-2,
- CRT 3 detik

A : masalah belum
teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan

24 Mei Nyeri akut S:


2017 berhubungan dengan
agen cedera; - Pasien mengatakan
biologis nyeri masih terasa
- Pasien mengatakan
nyeri terasa seperti
mendesak
- Pasien mengtakan
skala nyeri berkisar
antara 4 sampai 5
- Pasien mengatakan
nyeri terasa hilang
timbul
- Pasien mengtakan
posisi tidur lebih
nyaman miring ke
kiri, agar tidak terasa
nyeri

O:

- Pasien tampak
melindungi nyeri
- TD: 80/70 mmHg
- N : 88 x/i

A : masalah belum
teratasi

P : intervensi
dilanjutkan
24 Mei Diare berhubungan S:
2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB sudah 2 kali,
konsistensi awalnya
lunak lalu cair,
warna kuning, dan
volumenya sedang

O:
- Pasien tampak
lemah
- TD : 80/70 mmHg
- N : 88 x/i
- Pasien tampak lemah
- Bising usus 16 x/i
- Turgor kulit jelek
- Pasien mendapat
terapi IVFD WIDA
KN-2
A : masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan

24 Mei Ketidak seimbangan S :


2017 nutrisi kurang dari - Pasien mengatakan
kebutuhan tubuh nafsu makan masih
berhubungan dengan kurang
faktor biologis - Pasien mengatakan
masih diare
O:
- BB : 31 kg
- TB :157 cm
- IMT : 12,19 (berat
badan kurang)
- Lingkar lengan : 19
cm
- Turgor kulit jelek
- Diit tampak
dihabiskan
seperempat porsi
- Konjungtiva
anemis
- Bibir kering,
terdapat sariawan,
dan kondidiasis
oral
- Terpasang IVFD
WIDA KN-2 8
tetes/menit Infus
paten
- TD : 80/70 mmHg
N: 88 x/i
RR : 19 x/i
S : 36,8 oC

A : Masalah belum
teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan
24 Mei Harga diri rendah S :
2017 situasional - Pasien mengatakan
berhubungan dengan masih bermasalah
gangguan citra tubuh dengan berat
badannya
- Pasien mengatakan
masih belum
percaya
diri

A:
- Pasien tampak
banyak diam
- Pasien sudah berani
bertanya dan
menyampaikan
keluhannya
P :masalah belum
teratasi

A :
Intervensi
dilanjutkan
25 Mei Kekurangan volume S :
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan masih terasa
lemah
- Pasien mengatakan
hari ini BAB 2 kali
- Pasien mengatakan
konsistensi awalnya
lunak lalu cair
- Paseien mengatakan
warna fases kuning

O:

- Pasien tampak lemah


- Mukosa bibir kering
dan pecah pecah
- N :94 x/i
TD : 90/70 mmHg
S : 37,0 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus WIDA KN-2,

A : masalah belum
teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan

25 Mei Nyeri akut S:


2017 berhubungan dengan
agen cedera; - Pasien mengatakan
biologis nyeri masih terasa
- Pasien mengatakan
nyeri terasa seperti
mendesak
- Pasien mengtakan
skala nyeri berkisar
antara 4 sampai 5
- Pasien mengatakan
nyeri terasa hilang
timbul
- Pasien mengtakan
posisi tidur lebih
nyaman miring ke
kiri, agar tidak terasa
nyeri

O:

- Pasien tampak
melindungi nyeri
- TD: 90/70 mmHg
- N : 93 x/i

A : masalah belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan

25 Mei Diare berhubungan S:


2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB sudah 2 kali,
konsistensi awalnya
lunak lalu cair,
warna kuning, dan
volumenya sedang

O:
- Pasien tampak
lemah
- TD : 90/70 mmHg
- N : 93 x/i
- Pasien tampak lemah
- Bising usus
- Turgor kulit jelek
- Pasien mendapat
terapi IVFD WIDA
KN-2
A : masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan

24 Mei Ketidak seimbangan S :


2017 nutrisi kurang dari - Pasien mengatakan
kebutuhan tubuh nafsu makan masih
berhubungan dengan kurang
faktor biologis - Pasien mengatakan
masih diare
O:
- BB : 31 kg
- TB :157 cm
- IMT : 12,19 (berat
badan kurang)
- Lingkar lengan : 19
cm
- Turgor kulit jelek
- Diit tampak
dihabiskan
seperempat porsi
- Konjungtiva
anemis
- Bibir kering,
terdapat sariawan,
dan kondidiasis
oral
- Terpasang IVFD
WIDA KN-2 8
tetes/menit Infus
paten
- TD : 90/70 mmHg
N: 93 x/i
RR : 19 x/i
S : 37,0 oC

A : Masalah belum
teratasi

P :Intervensi dilanjutkan
25 Mei Harga diri rendah S :
2017 situasional - Pasien mengatakan
berhubungan dengan masih bermasalah
gangguan citra tubuh dengan berat
badannya
- Pasien mengatakan
masih belum
percaya
diri

A:
- Pasien tampak
banyak diam
- Pasien sudah berani
bertanya dan
menyampaikan
keluhannya
P :masalah belum
teratasi

A :
Intervensi
dilanjutkan
26 Mei Kekurangan volume S :
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan terasa lemah
dan letih
- Pasien mengatakan
hari ini BAB 1 kali
- Pasien mengatakan
konsistensi lunak
- Paseien mengatakan
warna fases kuning

O:

- Pasien tampak lemah


- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
- Denyut nadai cepat
N :102
TD : 80/70 mmHg
S : 37,8 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus WIDA KN-2,
- Turgor kulit jelek
- Albumin 2,8 gr/dl

A : masalah belum
teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan
26 Mei Nyeri akut S :
2017 berhubungan dengan
agen cedera; - Pasien mengatakan
biologis nyeri masih terasa di
dada bagian bawah
- Pasien mengatakan
nyeri terasa seperti
mendesak
- Pasien mengtakan
skala nyeri berkisar
antara 4 sampai 5
- Pasien mengatakan
nyeri terasa hilang
timbul
- Pasien mengtakan
posisi tidur lebih
nyaman miring ke
kiri, agar tidak terasa
nyeri

O:

- Pasien tampak tidak


bersemangat
- Pasien tampak
meringis jika daerah
abdomen kuadran
atas saat di palpasi
- Pasien tampak
melindungi nyeri
- TD: 100/80 mmHg
- N : 85 x/i

A : masalah belum
teratasi

P : intervensi
dilanjutkan
26 Mei Diare berhubungan S :
2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB satu kali,
konsistensi lunak,
warna kuning, dan
volumenya sedang

O:
- Pasien tampak
lemah
- TD : 100/80 mmHg
- N : 85 x/i
- Bising usus 16 x/i
- Turgor kulit mulai
membaik
- Pasien mendapat
terapi IVFD WIDA
KN-2
P : masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan

26 Mei Ketidak seimbangan S :


2017 nutrisi kurang dari - Pasien mengatakan
kebutuhan tubuh nafsu makan masih
berhubungan dengan kurang
faktor biologis - Pasien mengatakan
tidak merasa mual
dan muntah
O:
- BB : 31 kg
- TB :157 cm
- IMT : 12,19 (berat
badan kurang)
- Lingkar lengan : 19
cm
- Turgor mulai
membaik
- Diit tampak
dihabiskan ¼ porsi
- Bibir kering,
terdapat sariawan,
dan kondidiasis
oral
- Albumin 2,8
- Limfosit 9%
- Terpasang IVFD
WIDA KN-2 8
tetes/menit
Infuspaten
- Gula darah puasa
107 mg/dl
- TD : 100/80
mmHg
N: 85 x/i
RR : 19 x/i
S : 37,8 oC

A : Masalah belum
teratasi

P : Intervensi dilanjutka

26 Mei Harga diri rendah S:


2017 situasional - Pasien mengatakan
berhubungan dengan tidak
gangguan citra tubuh mempermasalhkan
lagi berat badanya
- Pasien mengatakan
tidak percaya diri
dengan postur
tubuhnya saat ini

A:

- Pasien masih sering


diam
- Pasien berbicara
sudah menatap
wajah pembicara
- Pasien sudah
mampu
berkomunikasi
terbuka

P :masalah teratasi

A : Intervensi dihentikan
27 Mei Kekurangan volume S :
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan terasa lemah
dan letih
- Pasien mengatakan
hari ini BAB 1 kali
- Pasien mengatakan
konsistensi lunak
- Paseien mengatakan
warna fases kuning

O:
- Pasien tampak lemah
- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
- Denyut nadai cepat
N :102
TD : 80/70 mmHg
S : 37,8 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus WIDA KN-2,
- Turgor kulit jelek
- Albumin 2,8 gr/dl
A : masalah belum
teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan
27 Mei Nyeri akut S :
2017 berhubungan dengan
agen cedera; - Pasien mengatakan
biologis nyeri masih terasa di
dada bagian bawah
- Pasien mengatakan
nyeri terasa seperti
mendesak
- Pasien mengtakan
skala nyeri berkisar
antara 4 sampai 5
- Pasien mengatakan
nyeri terasa hilang
timbul
- Pasien mengtakan
posisi tidur lebih
nyaman miring ke
kiri, agar tidak terasa
nyeri

O:

- Pasien tampak tidak


bersemangat
- Pasien tampak
meringis jika daerah
abdomen kuadran
atas saat di palpasi
- Pasien tampak
melindungi nyeri
- TD: 100/80 mmHg
- N : 85 x/i

A : masalah belum
teratasi

P : intervensi
dilanjutkan

27 Mei Diare berhubungan S :


2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB satu kali,
konsistensi lunak,
warna kuning, dan
volumenya sedang

O:

- Pasien tampak
lemah
- TD : 100/80 mmHg
- N : 85 x/i
- Bising usus 16 x/i
- Turgor kulit mulai
membaik
- Pasien mendapat
terapi IVFD WIDA
KN-2

P : masalah teratasi

A : Intervensi
dihentikan
26 Mei Ketidak seimbangan S :
2017 nutrisi kurang dari - Pasien mengatakan
kebutuhan tubuh nafsu makan
masih
berhubungan dengan kurang
faktor biologis O:
- BB : 31 kg
- TB :157 cm
- IMT : 12,19 (berat
badan kurang)
- Lingkar lengan :
19
Cm
- Turgor mulai
membaik
- Diit tampak
dihabiskan ¼
porsi
- Bibir kering,
terdapat
sariawan,
dan kondidiasis
oral
- Albumin 2,8
- Limfosit 9%
- Terpasang IVFD
WIDA KN-2 8
tetes/menit
Infuspaten
- Gula darah puasa
107 mg/dl
- TD : 100/80
mmHg
N: 85 x/i
RR : 19 x/i
S : 37,8 oC

A : Masalah belum
Teratasi

P : Intervensi dilanjutka

Anda mungkin juga menyukai