DISUSUN OLEH :
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian HIV/AIDS
HIV atau human immunodeficiency virus disebut sebagai retrovirus yang
membawa materi genetik dalam asam ribonukleat (RNA) dan bukan asam
merupakan stadium akhir infeksi HIV (Widyanto & Triwibowo, 2013). Kerusakan
progresif pada system kekebalan tubuh menyebabkan ODHA amat rentan dan
2. Etiologi HIV/AIDS
AIDS disebabkan oleh HIV yaitu suatu retrovirus pada manusia yang
termasuk dalam keluarga lentivirus. secara genetik HIV dibedakan menjadi dua,
tetapi berhubungan secara antigen, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Keduanya merupakan
virus yang menginfeksi sel T-CD4 yang memiliki reseptor dengan afinitas tinggi
untuk HIV. (Widyanto & Triwibowo, 2013). AIDS disebabkan oleh HIV yang
dikenal dengan retrovirus yang di tularkan oleh darah dan punya afinitas yang
a. Gejala Mayor yaitu penurunan berat badan, diare lebih dari 1 bulan
b. Gejala Minor yaitu kandidiasis oral, batuk, pnemonia, dan infeksi kulit.
4. Patofisiologi HIV/AIDS
dengan cepat dan kadar virus dalam darah berkembang cepat, dalam satu hari HIV
dapat membelah diri menghasilkan virus baru jumlahnya sekitar 10 miliar. Proses
terjadinya defisit nutrisi pada HIV/AIDS, pasien akan mengalami 4 fase yaitu :
a. Periode jendela
Pada periode ini pemeriksaan tes antibodi HIV masih negatif walaupun
virus sudah ada dalam darah pasien. Hal itu karena antibodi yang terbentuk
terhadap HIV muncul dalam 3-6 minggu hingga 12 minggu setelah infeksi
primer. Pada periode ini pasien mampu dan berisiko menularkan HIV kepada
orang lain.
Proses ini di mulai setelah HIV menginfeksi sel target kemudian terjadi
proses replika yang menghasilkan virus baru yang jumlahnya berjuta-juta virion.
Virimea dari banyak virion ini memicu munculnya sindrom infeksi akut dengan
gejala mirip flu. Sekitar 50-70% orang hiv yang terinfeksi mengalami sindrom
infeksi akut selama 3-6 minggu seperti influenza yaitu demam, sakit otot,
berkeringat, ruam, sakit tenggorokan, sakit kepala, keletihan, pembengkakan
Antigen HIV terdeteksi kira-kira 2 minggu setelah infeksi dan terus ada
selama 3-5 bulan. Pada fase akut terjadi penurunan limfosit T yang dramatis
kemudian terjadi kenaikan limfosit T karena respon imun. Pada fase ini jumlah
limfosit T masih di atas 500 sel/mm3 kemudian akan menurun setelah 6 minggu
terinfeksi HIV.
Pada fase infeksi laten terjadi pembentukan respon imun spesifik HIV dan
hilang dan mulai memasuki fase laten. Pada fase ini jarang di temukan virion
kelenjar limfe dan terjadi replika. Jumlah limfosit T-CD4 menurun sekitar 500-
umumnya belum menunjukan gejala klinis (asimtomatis). Fase ini terjadi sekitar
8-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada tahun ke delapan setelah terinfeksi HIV
gejala klinis akan muncul seperti demam , kehilangan BB < 10%, diare, lesi pada
Selama fase ini, replika virus terus terjadi di dalam kelenjar limfe yang di
ikuti kematian SDF karena banyaknya virus. Fungsi kelenjar limfe yaitu sebagai
perangkap virus akan menurun atau bahkan hilang dan virus diluncurkan dalam
darah. Pada fase ini terjadi peningkatan jumlah virion berlebihan, limfosit
semakin tertekan karena infeksi HIV semakin banyak. Pada saat tersebut terjadi
menyebabkan sistem imun pasien menurun dan semakin rentan terhadap berbagai
AIDS.
adalah Keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal)
atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk
merupakan suatu keadaan ketika individu yang tidak puasa mengalami atau
yang tidak adekuat atau metabolisme nutrient yang tidak adekuat untuk kebutuhan
penyerapan zat gizi, menurunnya atau habisnya cadangan vitamin dan mineral
dalam tubuh. Defisit nutrisi pada pasien HIV/AIDS terjadi karena pasien
mengalami diare kronis, kandialisis oral, dan sariawan yang menyebabkan nafsu
makan menurun, pasien tidak mampu menelan makanan dan pasien tidak mampu
pada ODHA dimulai sejak dini. Walaupun jumlah makanan ODHA sudah cukup
dan berimbang, tetapi ODHA harus mengonsumsi suplemen atau nutrisi
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) penyebab defisit nutrisi pada
HIV/AIDS yaitu :
gangguan menelan, kenyamanan saat makan, anoreksia, mual dan muntah atu
kelebihan intake kalori. Intake nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh
HIV/AIDS disebabkan oleh asupan gizi yang tidak adekuat karena berkurangnya
nafsu makan, yang bisa disebabkan oleh kesulitan dalam menelan makanan
akibat dari infeksi seperti sariawan atau esofagitis yang disebabkan oleh jamur
dan muntah.
digestivus, interaksi obat dengan zat gizi. Hal ini menyebabkan malabsorbsi
karbohidrat dan lemak sehingga mempengaruhi vitamin larut dalam lemak seperti
Secara spesifik tanda gejala defisit nutrisi pada pasien HIV/AIDS menurut
Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular tahun 2003 yaitu pasien HIV pada
umumnya mengalami penurunan nafsu makan. Tanda dan gejala lain defisit
nutrisi pada ODHA yakni terjadinya penurunan berat badan minimal 10% dari
rentang ideal dan diare kronis menyebabkan dehidrasi, absorpsi makanan buruk.
makan menurun.
2) Data objektif : bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan
1. Pengkajian keperawatan
pemeriksaan fisik dan peninjauan informasi riwayat pasien yang diberikan oleh
keperawatan yang ada yang telah dikembangkan menjadi kerangka. Kerangka ini
yang menyediakan cara untuk mengkategorikan data dalam jumlah yang besar ke
yang dialami oleh pasien sehingga dapat ditentukan diagnosis yang sesuai untuk
terapeutik yang efektif dengan pasien. Dengan kata lain, pengkajian adalah
pengkajian perawat harus mengkaji tanda dan gejala yang dibagi menjadi dua
kategori yaitu tanda mayor dan minor. Tanda dan gejala defisit nutrisi pada
2. Diagnosa keperawatan
atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada
mengenai situasi yang berkaitan dengan kesehatan. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016).
menggunakan pola PES, yaitu problem sebagai masalah inti dari respon klien
berupa data objektif dan gejala yang berupa data subjektif. (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2016)
masuk ke dalam kategori fisiologi dengan subkategori nutrisi dan cairan. Defisit
gejala (sign/symptom) yang muncul berupa tanda gejala mayor dan minor. Tanda
rentang ideal (objektif). Sedangkan tanda gejala minor diantaranya cepat kenyang
bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah, membran
mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun, rambut rontok berlebihan, diare
(objektif).
nyeri abdomen, nafsu makan menurun, bising usus hiperaktif, otot pengunyah
lemah, otot menelan lemah, membran mukosa pucat, sariawan, serum albumin
3. Perencanaan keperawatan
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
DPP PPNI, 2018). Setiap rencana keperawatan terdiri atas tiga komponen yaitu
label, definisi dan tindakan. Tindakan ini terdiri atas observasi, terapeutik,
edukasi, dan kolaborasi. Menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018),
kebutuhan metabolisme (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Dalam perencanaan
yang dapat diobservasi dan diukur yang meliputi kondisi, perilaku, dan persepsi
keperawatan. Dalam hal ini mengunakan standar luaran yaitu status nutrisi yang
tindakan yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahun dan
penilaian klinis untuk mencapai standar luaran yang diharapkan. Dalam hal ini
Adapun intervensi yang dapat dirumuskan pada pasien HIV/AIDS dengan defisit
4. Pelaksanaan keperawatan
keperawatan yang telah disusun oleh perawat untuk mengatasi masalah pasien.
dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu
Evaluasi keperawatan adalah tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini merupakan
membandingkan hasil yang telah dicapai setelah proses implementasi keperawatan dengan tujuan yang
diharapkan dalam perencanaan dan kriteria hasil evaluasi yang telah diharapkan dapat terapai. Proses evaluasi
dalam asuhan keperawatan di dokumentasikan dalam SOAP (subjektif, objektif, assesment, planing ).
a. Subjektif yaitu respon evaluasi tertutup yang tampak hanya pada pasien yang mengalami dan hanya
dapat dijelaskan serta diverifikasi oleh pasien tersebut. Pada pasien HIV/AIDS dengan defisit nutrisi
diharapkan pasien mengatakan tidak cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri abdomen menurun, nafsu
makan meningkat.
b. Objektif yaitu respon evaluasi yang dapat dideteksi, diukur, dan diperiksa menurut standar yang diterima
melalui pengamatan, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan medis lainnya. Pada pasien HIV/AIDS
dengan defisit nutrisi diharapkan berat badan tidak menurun, bising usus normal, otot pengunyah
normal, otot menelan normal, membran mukosa tidak pucat lagi, sariawan menurun, serum albumin
c. Assessment adalah proses evaluasi untuk menentukan telah tercapainya hasil yang diharapkan. Ketika
menentukan apakah hasil telah tercapai, perawat dapat menarik satu dari tiga kemungkinan yaitu tujuan
d. Planning adalah penilaian tentang pencapaian tujuan untuk menentukan rencana tindakan yang akan
Arriza, Beta Kurnia., dkk. (2011). Memahami Rekonstruksi Kebahagiaan Pada Orang
Dengan HIV/AIDS (ODHA). Jurnal Psikologi Undip.
http://download.portalgaruda.org/article. (Diakses pada tanggal 13 Januari 2017)
Bararah dan Jauhar.M, 2103. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat
Profesional Jilid 2. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Desima,Dkk. (2013). Karakteristik Penderita HIV/AIDS Di Klinik VCT Rumah Sakit Umum
HKBP Balige Tahun 2008-2012. http://download.portalgaruda.org/article. (Diakses
pada tanggal 12 Januari 2017)
Dinas Kesehatan Kota Padang. (2015). Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2014.
https://dinkeskotapadang1.files.wordpress.com/2015/07/profil-tahun-2014-edisi-
2015.pdf (Diakses Pada Tanggal 11 Januari 2017).
Ditjen P2P Kementrian Kesehatan RI, (2016). Laporan Perkembangan HIV AIDS
triwulan 1 Tahun 2016. Jakarta. http://www.yaids.com/materi/M-5780-
Final%20Laporan%20HIV%20AIDS%20TW%201%202016.pdf . (Diakses
pada tanggal 12 Januari 2017)
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Sekretaris
Jenderal
Mardalis. (2010). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara
Nurasalam. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV AIDS, Jakarta :
Salemba Medika
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identifikasi Klien :
a. Nama : Tn.U
b. No. MR : 97.91.00
c. Tempat/ Tgl Lahir : Pariaman, 1 Februari 1967
d. Umur : 50 tahun
e. Jenis Kelamin : Laki – Laki
f. Status Kawin : Kawin
g. Agama : Islam
h. Pendidikan terakhir : SMP
i. Pekerjaan : Pabrik
j. Tanggal Masuk : 21 Mei 2017
k. Alamat : Perumahan Cendana Anak Air C/2 Koto
Tangah
l. Diagnosa Medis : Diare kronik,
IO dengan TB Paru, condidiasis oral, dan anemia
ringan
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Tinggi badan : 153 cm
2) Berat badan : 33 kg
3) IMT : 14,10 (Berat badan kurang)
4) Lingkar lengan : 19 cm
5) Kesadaran : Composmentis Coperatif
6) Tekanan darah : 100/70 mmHg
7) Nadi : 110 x/i
8) Pernafasan : 19 x/i
9) Suhu : 37,0 oC
b. Kepala
Kepala simetris, tidak ada pembengkakan pada kepala dan tidak ada lesi.
c. Wajah
Ekspresi wajah tampak tegang
d. Rambut
Rambut bewarna hitam, tampak kusam distribusi rambut merata, rambut
mudah rontok dan berketembo.
e. Mata
Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sklera tidak
ikhterik,reflek cahaya positik kiri dan kanan, reflek pupil isokor, ukuran
pupil 2mm/2mm
f. Hidung
Hidung simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak terdapat
pembengkakan, tidak terdapat nyeri tekan.
g. Mulut
Bibir tampak kering dan pecah-pecah, terdapat condidiasis oral, terdapat
sariawan, terdapat gigi yang berlubang
h. Telinga
Telinga simetris, tidak terdapat pembengkakan di area telinga, terdapat
serumen di kedua telinga terdapat serumen di kedua telinga.
i. Leher
Leher simetris, tidak ada pembengkakan kelenjer getah bening, dan
tidak terdap bendungan vena jugularis.
j. Paru-Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan,
tidak terdapat retraks dinding dada,
terdapat bantuan otot bantu pernafasan
Palpasi : Premitus kiri dan kanan sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi :Vasikuler
k. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi :Ikhtus kordis teraba satu jari RIC 3
Perkusi : Pekak pada batas jantung
Auskultasi : reguler
l. Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat pembengkakan atau asites
pada Perut, tidak terdapat distensi abdomen.
Ausklutasi : bising usus 22x/i
Palpasi : saat dilakukan perkusi didapatkan suara timpani
Perkusi : hepar terba dan tidak ada nyeri tekan pada
abdomen
m. Kulit
Kulit terlihat kering, terdapat tanda-tanda lesi (sarkoma kaposi), turgor
kulit jelek.
n. Genitalia
Pasien mengatakan tidak ada keluhan di area kemaluan.
o. Ekstremitas
Atas : Pasien terpasang NaCL 0,9% 20 tetes/menit di tangan
sebelah kanan, akral teraba dingin, tidak terdapat udema, kulit kering,
CRT > 3 detik tonus otot melemah.
Bawah : terdapat udema, kulit kering, akral teraba dingin, CRT >
3 detik, tonus otot melemah.
6. Data Psikologis
a. Status Emosional
Emosi pasien stabil, pasien mampu diajak komunikasi.
b. Kecemasan
Pasien mengatakan perasaan cemas karena merasa kondisinya belum
juga membaik, pasien mengatakan tidak mengerti dengan penyakitnya
saat ini.
c. Pola Koping
Pasien bersemangat dalam menjalani proses pengobatan,dan sabar
dalam menjalani penyakitnya saat ini.
d. Gaya Komunikasi
Pasien mampu diajak berkomunikasi, pasien mampu berkomunikasi
secara terbuka.
e. Konsep diri diurai untuk komponen gambaran diri, harga diri, peran,
identitas, dan ideal diri.
Pasien memiliki konsep diri yang baik, pasien ingin segera sembuh agar
bisa kembali bekerja dan berkumpul besama keluarga.
8. Data Spiritual
Pasien merupakan seorang muslim dan berkeyakinan bahwa allah akan
memberikan kesembuhan kepadanya. pasien mengatakan dalam masih
sering meninggalkan shalat.
MCV 76 82 – 92 fL
gi
MCH 23 27 – 31 pg
MCHC 31 32 – 36
Basofil 0 0 - 1,0 %
Eosinofil 0 1,0 – 3,0 %
N. Batang 10 2,0 – 6,0 %
N.Segmen 79 50 – 70 %
Limfosit 8 20 – 40 %
Monosit 3 2,0 – 8,0 %
GDS 84 < 200 mg/dl
Ureum darah 32 10,9-50,0 mg/dl
Kreatinin Darah 0,8 0,6-1,1 mg/dl
Kimia Klinik
Warna kuning
saa
rik
Konsistensi Lunak
Darah Negatif
Lendir Negatif
Leukosit 0-1 ≤5
Eritrosit 0-1 ≤1
Tes darah samar Positif negatif
HbsAg < 0,13 ( Negatif )
Imnunolog
Serologi
DO :
DO:
DO:
DO :
DO :
a. Ekspresi wajah tampak
tegang
1 Kekurangan 25 Mei
volume cairan 2017
berhubungan
dengan
Kehilangan
cairan aktif
2 Diare 25 Mei
berhubungan 2017
dengan Proses
Infeksi
3 Ketidak 25 Mei
seimbangan 2017
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan faktor
biologis
4 Resiko 25 Mei
kerusakan 2017
integritas kulit
berhubungan
dengan faktor
imunologis
5 Ansietas 25 Mei
berhubungan 2017
dengan kurang
pengetahuan
Monitor Elektrolit
8) Monitor serum
elektrolit
9) Monitor serum
albumin dan kadar
protein total, sesuai
dengan indikasi
10) Monitor ketidak
seimbangan asam basa
11) Identifikasi
kemungkinan
penyebab ketidak
seimbangan elektrolit
12) monitor adanya
kehilangan cairan
elektrolit, jika
diperlukan
13) monitor adanya mual,
muntah dan diare
14) monitor adanya
penyakit medis yang
dapat menyebabkan
ketidak seimbangan
elektrolit
1) Berikan pengobatan
IV, sesuai yang
diresepkan, dan
monitor untuk
hasilnya
2) Monitor kecepatan
aliran intravena dan
area intravena selama
pemberian infus
3) Monitor tanda- tanda
Vital
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan terjadi
peningkatan nafsu
makan dengan kriteria 5) Identifikasi adanya
hasil : abnormalitas rambut
(misalnya kering,
4) Intake makanan tipis, kasar dan mudah
tidak terganggu patah)
5) Intake nutrisi tidak 6) Monitor adanya muall
terganggu muntah
6) Intake cairan tidak 7) Identifikasi
terganggu abnormalitas eliminasi
bowel (misalnya
Setelah dilakukan diare)
tindakan keperawatan 8) Monitor diet dan
diharaokan terjadi asupan kalori
peningkatan status 9) Identifikasi penurunan
nutrisi : asupan nafsu makan
makanan dan cairan 10) Monitor adanya warna
dengan kriteria hasil : pucat, kemerahan dan
jaringan konjungtiva
3) Asupan makanan
yang kering
secara oral
11) Identifikasi adanya
sebagian besar
ketidak normalan
adekuat
dalam rongga mulut
4) Asupan cairan
(misalnya;inflamasi,
intravena
kenyal, ompong, gusi
sepenuhnya
berdarah, kering, bibir
adekuat
peceh-pecah, bengkak,
merah tua, lidah kasar
12) Lakukan pemeriksaan
laboratorium, moitor
hasilnya (misalnya
kolesterol, serum
albumin, nitrogen,
urin, selama 24 jam,
hitung limfosit total
dan nilai elektrolit)
Pemberian nutrisi total
parenteral:
1) Pastikan isersi
intravena cukup paten
untuk memberikan
nutrisi intravena
2) Pertahankan
kecepatan aliran yang
konstan
3) Monitor masukan dan
output cairan
4) Monitor kadar
albumin, protein total,
elektrolit profil lipid,
glukosa darah dan
kimia darah
5) Monitor tanda tanda
vital
4 Resiko Setelah dilakukan Pemberian obat kulit:
kerusakan tindakan keperawatan
integritas kulit diharapkan integritas 4) Ikuti prinsip 5 benar
berhubungan jaringan kulit dan pemberian
dengan faktor membranmukosa dapat 5) Catat riwayat medis
imunologis ditingkatkan : pasien dan riwayat
alergi
7. Suhu kulit tidak 6) Tentukan pengetahuan
terganggu pasien mengenai
8. Tekstur kulit tidak medikasi dan
terganggu pemahaman pasien
9. Integritas kulit mengenai metode
tidak terganggu pemberian obat
10. Pigmentasi
abnormal ringan Pengecekan kulit :
11. Lesi mukosa
ringan 5) Amati warna,
12. Kanker kulit tidak kehangatan,
ada bengkak, pulsasi,
tekstur, edema, dan
ulserasi pada
ekstremitas
6) Monitor warna dan
suhu kulit
7) Monitor kulit dan
selaput lendir
terhadap area
perubahan warna,
memar, dan pecah
8) Monitor kulit untuk
adanya ruam dan
lecet
O:
- Pasien tampak lemah
- BB : 33 kg
- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
- Denyut nadai cepat
N :102
TD : 90/60 mmHg
S : 37,8 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus NaCl 00,9%,
- CRT > 3 detik
- Turgor kulit jelek
- Albumin 1,7 gr/dl
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
25 Mei Diare berhubungan S :
2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB sudah 2 kali,
konsistensi cair,
warna kuning, dan
volumenya sedang
- Pasien mengatakan
mengalami diare
sejak 3 minggu
yang lalu
O:
- Pasien tampak lemah
- Bising usus 19 x/i
- Turgor kulit jelek
- N : 102 x/i
- TD :90/60
P : Masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
25 mei Ketidak seimbangan S :
2017 nutrisi kurang dari - Pasien mengtakan
kebutuhan tubuh tidak nafsu makan
berhubungan dengan - Pasien mengatakan
faktor biologis porsi makan hanya
dihabiskan 2 sendok
- Pasien mengatakan
tidak merasa mual
- Pasien mengatakan
tidak memiliki
riwayat alergi
- Pasien mengatakan
masih diare
O:
- BB : 33 Kg
TB :153 cm
- IMT : 14,10 (berat
bada kurang)
- Lingkar lengan : 19
cm
- Turgor kulit jelek
- Diit tampak tidak
dihabiskan
- Konjung tiva anemis
- Bibir kering terdapat
sariawan, dan
kondidiasis oral
- Albumin 1,7 gr/dl
- Limfosit
- Terpasang infus
NaCl 0,95 8 tetes/i
- Infus paten
- Gula darah puasa
N :102 x/i
RR : 19 x/i
S : 37,8OC
P : Masalah belum
teratasi
A: Intervensi
dilanjutkan
25 Mei Resiko kerusakan S :
2017 integritas kulit - Pasien mengatakan
berhubungan dengan kulit gatal – gatal
faktor imunologi dan kemerahan
- Pasien mengatakan
kulit memerah
sejak
1 minggu yang lalu
- Pasien mengatakan
tidak memiliki
riwayat alergi
A:
- Kulit tampak
memerah
- Kulit kering
- Turgor kulit jelek
P : masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
25 Mei Ansietas S:
2017 berhubungan
dengan kurang - Pasien mengatakan
pengetahuan ada perasaan cemas
- Pasien mengatakan
merasa cemas
karena
tidak mengetahu
kondisinya
- Pasien tidak
mengerti dengan
proses penyakit
saat
ini
O:
- Ekspresi wajah
tampak tegang
A : Masalah belum
teratasi
P :
intervensi
dilanjutkan
26 Mei Kekurangan volume S :
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan terasa lemah
dan letih
- Pasien mengatakan
masih diare
O:
- Pasien tampak lemah
- BB : 33 kg
- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
- Denyut nadai cepat
N :100
TD : 80/60 mmHg
S : 35,9 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus NaCl 00,9%,
- CRT > 3 detik
- Turgor kulit jelek
- Albumin 1,7 gr/dl
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
26 Mei Diare berhubungan S :
2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB sudah 2 kali,
konsistensi cair,
warna kuning, dan
volumenya sedang
- Pasien mengatakan
mengalami diare
sejak 3 minggu
yang lalu
O:
- Pasien tampak lemah
- Bising usus 19 x/i
- Turgor kulit jelek
- N : 100 x/i
- TD :80/60
- S : 35,90c
P : Masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
26 Mei Ketidak seimbangan S :
2017 nutrisi kurang dari - Pasien mengtakan
kebutuhan tubuh tidak nafsu makan
berhubungan dengan - Pasien mengatakan
faktor biologis porsi makan hanya
dihabiskan 1 sendok
- Pasien mengatakan
masih diare
O:
- BB : 33 Kg
- TB :153 cm
- IMT : 14,10 (berat
bada kurang)
- Lingkar lengan : 19
cm
- Turgor kulit jelek
- Diit tampak tidak
dihabiskan
- Konjung tiva anemis
- Bibir kering terdapat
sariawan, dan
kondidiasis oral
- Albumin 1,7 gr/dl
- Limfosit
- Terpasang infus
NaCl 0,95 8 tetes/i
- Infus paten
- Gula darah puasa
- N :100 x/i
- RR : 18 x/i
- S : 35,9OC
P : Masalah belum
teratasi
A: Intervensi
dilanjutkan
A:
- Kulit tampak
memerah
- Kulit kering
- Turgor kulit jelek
P : masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
26 Mei Ansietas S:
2017 berhubungan
dengan kurang - Pasien mengatakan
pengetahuan ada perasaan cemas
- Pasien tidak
mengerti dengan
proses penyakit
saat
ini
O:
- Ekspresi wajah
tampak tegang
A : Masalah belum
teratasi
P :
intervensi
dilanjutkan
27 Mei Kekurangan volume S :
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan terasa lemah
dan letih
- Pasien mengatakan
masih diare
O:
- Pasien tampak
lemah
- BB : 33 kg
- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
- N :82
TD : 90/70 mmHg
S : 36,6 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus NaCl 0,9%,
- CRT > 3 detik
- Turgor kulit jelek
- Albumin 1,7 gr/dl
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
27 Mei Diare berhubungan S :
2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB sudah 2 kali,
konsistensi cair,
warna kuning, dan
volumenya sedang
- Pasien mengatakan
mengalami diare
sejak 3 minggu
yang lalu
O:
- Pasien tampak
lemah
- Bising usus 19 x/i
- Turgor kulit jelek
- N : 82 x/i
- TD :90/70
- S : 36,60c
P : Masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
27 Mei Ketidak seimbangan S :
2017 nutrisi kurang dari - Pasien mengtakan
kebutuhan tubuh tidak nafsu makan
berhubungan dengan - Pasien mengatakan
faktor biologis porsi makan hanya
dihabiskan 1
sendok
- Pasien mengatakan
masih diare
O:
- BB : 33 Kg
- TB :153 cm
- IMT : 14,10 (berat
bada kurang)
- Lingkar lengan : 19
cm
- Turgor kulit jelek
- Diit tampak tidak
dihabiskan
- Konjung tiva anemis
- Bibir kering terdapat
sariawan, dan
kondidiasis oral
- Albumin 1,7 gr/dl
- Limfosit
- Terpasang infus
NaCl 0,95 8 tetes/i
- Infus paten
- Gula darah puasa
- N :82 x/i
- RR : 18 x/i
- S : 36,6OC
P : Masalah belum
teratasi
A: Intervensi
dilanjutkan
A:
- Kulit tampak
memerah
- Kulit kering
- Turgor kulit jelek
P : masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
27 Mei Ansietas S:
2017 berhubungan
dengan kurang - Pasien mengatakan
tidak ada lagi rasa
pengetahuan cemas
O:
A : Masalah teratasi
P : intervensi sihentikan
28 Mei Kekurangan volume S :
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan terasa lemah
dan letih
- Pasien mengatakan
masih diare
O:
- Pasien tampak lemah
- BB : 33 kg
- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
- Denyut nadai cepat
N :87
TD : 80/70 mmHg
S : 37,0 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus NaCl 0,9%,
- CRT > 3 detik
- Turgor kulit jelek
- Albumin 1,7 gr/dl
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
P : Masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
O:
- BB : 33 Kg
- TB :153 cm
- IMT : 14,10 (berat
bada kurang)
- Lingkar lengan : 19
cm
- Turgor kulit jelek
- Diit tampak tidak
dihabiskan
- Konjung tiva anemis
- Bibir kering terdapat
sariawan, dan
kondidiasis oral
- Albumin 1,7 gr/dl
- Limfosit
- Terpasang infus
NaCl 0,95 8 tetes/i
- Infus paten
- Gula darah puasa
- N :87 x/i
- RR : 18 x/i
- S : 37,0
P : Masalah belum
teratasi
A: Intervensi
dilanjutkan
A:
- Kulit tampak
memerah
- Kulit kering
- Turgor kulit jelek
P : masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
29 Mei Kekurangan volume S :
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan terasa lemah
dan letih
- Pasien mengatakan
masih diare
O:
- Pasien tampak
lemah
- BB : 33 kg
- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
- Denyut nadai cepat
N :90
TD : 90/70 mmHg
S : 36,8 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus NaCl 0,9%,
- CRT > 2 detik
- Turgor kulit jelek
- Albumin 1,7 gr/dl
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
29 Mei Diare berhubungan S :
2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB sudah 2 kali,
konsistensi cair,
warna kuning, dan
volumenya sedang
O:
- Pasien tampak
lemah
- Bising usus 19 x/i
- Turgor kulit jelek
- N : 90 x/i
- TD :90/70 mmHg
- S : 37,00c
P : Masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
29 Mei Ketidak seimbangan S :
2017 nutrisi kurang dari - Pasien mengtakan
kebutuhan tubuh tidak nafsu makan
berhubungan dengan - Pasien mengatakan
faktor biologis porsi makan hanya
dihabiskan 3
sendok
- Pasien mengatakan
masih diare
O:
- BB : 33 Kg
- TB :153 cm
- IMT : 14,10 (berat
bada kurang)
- Lingkar lengan : 19
cm
- Turgor kulit jelek
- Diit tampak tidak
dihabiskan
- Konjung tiva
anemis
- Bibir kering
terdapat
sariawan, dan
kondidiasis oral
- Albumin 1,7 gr/dl
- Limfosit
- Terpasang infus
NaCl 0,95 8 tetes/i
- Infus paten
- Gula darah puasa
- N :90 x/i
- RR : 19 x/i
- S : 37,0
P : Masalah belum
teratasi
A: Intervensi
dilanjutkan
A:
- Kulit tampak
memerah
- Kulit kering
- Turgor kulit jelek
P : masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
LANJUTAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A DENGAN HIV AIDS
DI IRNA NON BEDAH PENYAKIT DALAM PRIA
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identifikasi Klien :
a. Nama : Tn.A
b. No. MR 969457
c. Tempat/ Tgl Lahir :Lubuk Basung, 13 Februari 1988
d. Umur : 29 tahun
e. Jenis Kelamin : Laki – Laki
f. Status Kawin : Belum Kawin
g. Agama : Islam
h. Pendidikan terakhir : Perguruan Tinggi
i. Pekerjaan : Guru honorer
j. Tanggal Masuk : 19 Mei 2017
k. Alamat : Jorong V Sungai Jaring Lubuk Basung
l. Diagnosa Medis : Sepsis ec BP droplet CAP
SIDA putus obat,susp TB, condidiasis oral, Diare
kronis
Gangguan Faal hepar
2. Identifikasi Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. R
b. Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga
c. Alamat : Jorong V Sungai Jaring Lubuk Basung
d. Hubungan : Ibu Kandung
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama
Pasien masuk RSUP Dr. M. Djamil Padang melalui IGD dirujuk dari
RSUD Lubuk Basung pada tanggal 19 Mei 2017 jam 14.30 WIB,
dengan keluhan demam tinggi terus menerus sejak 1 minggu yang lalu,
diare, badan terasa lemah dan letih, nafsu makan menurun, sariawan,
bibir kering dan pecah-pecah serta kehilangan berat badan yang
signifikan.
2) Keluhan Saat Dikaji
Pada saat pengkajian tanggal 23 Mei 2017 jam 10.00 WIB didapatkan
pasien dengan kesadaran komposmentis, keadaan umum klien tampak
lemah dan letih. Pasien mengatakan demam tidak ada lagi, pasien
mengatakan masih diare, BAB cair dengan frekuensi 2-3 kali sehari
konsistensi cair, bewarna kuning. Pasien mengatakan nyeri dada di
sebelah kanan bagian bawah dan punggung kanan, nyeri terasa seperti
mendesak, pasien mengatakan skala nyeri berkirasar antara 6 sampai 7,
nyeri di rasakan hilang timbul. Pasien juga mengatakan nafsu makan
menurun, Sariawan di mulut, bibir kering dan pecah pecah. Pasien
mengatakan tidak ada keluhan pada paru.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien pernah dirawat 3 bulan yang lalu dan di diagnosa HIV AIDS, pasien
mendapat terapi ARV namun dihentikan karena pasien mengeluh mual saat
makan obat tersebut. Pasien merupakan mahasiswa tamatan tahun 2012,
pasien mengaku sejak tinggal di Riau untuk kuliah terpengaruh dengan
lingkungan,pasien mengaku sering keluar malam, pasien berhubungan
seksual dengan sesama jenis atau yang di sebut dengan homoseksual. Pasien
mengatakan tidak minum alkohol, merokok, ataupun narkoba.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit HIV
AIDS. Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai
penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM, Jantung serta penyakit TBC.
e. Konsep diri diurai untuk komponen gambaran diri, harga diri, peran,
identitas, dan ideal diri.
Pasien merupakan seorang laki – laki yang berusia 29 tahun, belum menikah
dan merupakan seorang guru agama. Pasien mengatakan merasa malu
dengan kondisinya saat ini, pasien tidak percaya diri dengan tubuhnya saat
ini dan malu jika bertemu dengan orang lain. Pasien mengatakan pasrah
dengan penyakit yang di deritanya saat ini..
MCV 96 82 – 92 fL
gi
MCH 31 27 – 31 pg
MCHC 32 32 – 36
Basofil 0 0 - 1,0 %
Eosinofil 0 1,0 – 3,0 %
N. Batang 6 2,0 – 6,0 %
N.Segmen 84 50 – 70 %
Limfosit 9 20 – 40 %
Monosit 1 2,0 – 8,0 %
GDS 107 < 200 mg/dl
Kimia Klinik
AGD
PO2 162 86
HCO3- 16,4 25,9
Kuning Kuning - Coklat
Warna
muda
Kekeruhan Negatif Negatif
Pemeriksaan Urin
Serologi
DO :
Do:
DO:
DS:
DO:
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Ditemukan Masalah Dipecahkan Masalah
Keperawatan
Tgl Paraf Tgl Paraf
1 Kekurangan 23 Mei
volume cairan 2017
berhubungan
dengan
Kehilangan
cairan aktif
3 Diare 23 Mei
berhubungan 2017
dengan Proses
Infeksi
4 Ketidak 23 Mei
seimbangan 2017
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan faktor
biologis
2) Monitor tekanan
darah, nadi, suhu, dan
status pernafasan
dengan tepat
Monitor Elektrolit
1) Monitor serum
elektrolit
2) Memonitor serum
albumin dan kadar
protein total, sesuai
dengan indikasi
3) Memonitor ketidak
seimbangan asam basa
4) Identifikasi ketidak
seimbangan elektrolit
5) Monitor ketidak
seimbangan asam basa
6) Identifikasi
kemungkinan
penyebab ketidak
seimbangan elektrolit
7) Monitor adanya mual,
muntah dan diare
1) Berikan pengobatan
IV, sesuai yang
diresepkan, dan
monitor untuk
Hasilnya
2) Monitor kecepatan
aliran intravena dan
area intravena selama
selama pemberian
infusu
3) Monitor tanda vital
Peningkatan koping :
4) Gunakan pendekatan
yang tenang dan
memberikan jaminan
5) Berikan suasana
penerimaan
6) Sediakan informasi
aktual mengenai
diagnosis, penanganan
dan prognosis
3) Monitor penerimaan
pasien mengenai harga
diri
4) Jangan mengkritisi
pasien secara negatif
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl/ Diagnosa Tindakan Paraf
Hari Keperawatan Keperawatan
O:
- Pasien tampak lemah
- BB : 33 kg
- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
- Kulit tampak kering
- Denyut nadai cepat
N :102
TD : 80/70 mmHg
S : 37,8 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus WIDA KN-2,
- CRT > 3 detik
- Turgor kulit jelek
- Albumin 2,8 gr/dl
A : masalah belum
terataso
P : Intervensi
dilanjutkan
O:
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
O:
- Pasien tampak
lemah
- TD : 90/60 mmHg
- N : 124 x/i
- Pasien tampak lemah
- Bising usus 16 x/i
- Turgor kulit jelek
- PH : 7,46
- Pasien mendapat
terapi IVFD WIDA
KN-2
P : masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
A: Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
23 Mei Harga diri rendah S:
2017 situasional - Pasien mengatakan
berhubungan dengan berat badannya
gangguan citra tubuh sekarang berkurang
drastis
- Pasien mengatakan
tidak percaya diri
dengan postur
tubuhnya saat ini
A:
- Pasien tampak
banyak diam
- Saat berbicara pasien
lebih banyak
menunduk
- Pasien hanya
sesekali menatap
lawan bicara
- Pasien belum bisa
berkomunikasi
terbuka
P :masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
24 Mei Kekurangan volume S:
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan masih terasa
lemah
- Pasien mengatakan
hari ini BAB 2 kali
- Pasien mengatakan
konsistensi awalnya
lunak lalu cair
- Paseien mengatakan
warna fases kuning
O:
A : masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
O:
- Pasien tampak
melindungi nyeri
- TD: 80/70 mmHg
- N : 88 x/i
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
24 Mei Diare berhubungan S:
2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB sudah 2 kali,
konsistensi awalnya
lunak lalu cair,
warna kuning, dan
volumenya sedang
O:
- Pasien tampak
lemah
- TD : 80/70 mmHg
- N : 88 x/i
- Pasien tampak lemah
- Bising usus 16 x/i
- Turgor kulit jelek
- Pasien mendapat
terapi IVFD WIDA
KN-2
A : masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
24 Mei Harga diri rendah S :
2017 situasional - Pasien mengatakan
berhubungan dengan masih bermasalah
gangguan citra tubuh dengan berat
badannya
- Pasien mengatakan
masih belum
percaya
diri
A:
- Pasien tampak
banyak diam
- Pasien sudah berani
bertanya dan
menyampaikan
keluhannya
P :masalah belum
teratasi
A :
Intervensi
dilanjutkan
25 Mei Kekurangan volume S :
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan masih terasa
lemah
- Pasien mengatakan
hari ini BAB 2 kali
- Pasien mengatakan
konsistensi awalnya
lunak lalu cair
- Paseien mengatakan
warna fases kuning
O:
A : masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
O:
- Pasien tampak
melindungi nyeri
- TD: 90/70 mmHg
- N : 93 x/i
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
O:
- Pasien tampak
lemah
- TD : 90/70 mmHg
- N : 93 x/i
- Pasien tampak lemah
- Bising usus
- Turgor kulit jelek
- Pasien mendapat
terapi IVFD WIDA
KN-2
A : masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
A : Masalah belum
teratasi
P :Intervensi dilanjutkan
25 Mei Harga diri rendah S :
2017 situasional - Pasien mengatakan
berhubungan dengan masih bermasalah
gangguan citra tubuh dengan berat
badannya
- Pasien mengatakan
masih belum
percaya
diri
A:
- Pasien tampak
banyak diam
- Pasien sudah berani
bertanya dan
menyampaikan
keluhannya
P :masalah belum
teratasi
A :
Intervensi
dilanjutkan
26 Mei Kekurangan volume S :
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan terasa lemah
dan letih
- Pasien mengatakan
hari ini BAB 1 kali
- Pasien mengatakan
konsistensi lunak
- Paseien mengatakan
warna fases kuning
O:
A : masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
26 Mei Nyeri akut S :
2017 berhubungan dengan
agen cedera; - Pasien mengatakan
biologis nyeri masih terasa di
dada bagian bawah
- Pasien mengatakan
nyeri terasa seperti
mendesak
- Pasien mengtakan
skala nyeri berkisar
antara 4 sampai 5
- Pasien mengatakan
nyeri terasa hilang
timbul
- Pasien mengtakan
posisi tidur lebih
nyaman miring ke
kiri, agar tidak terasa
nyeri
O:
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
26 Mei Diare berhubungan S :
2017 dengan Proses - Pasien mengatakan
Infeksi BAB satu kali,
konsistensi lunak,
warna kuning, dan
volumenya sedang
O:
- Pasien tampak
lemah
- TD : 100/80 mmHg
- N : 85 x/i
- Bising usus 16 x/i
- Turgor kulit mulai
membaik
- Pasien mendapat
terapi IVFD WIDA
KN-2
P : masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutka
A:
P :masalah teratasi
A : Intervensi dihentikan
27 Mei Kekurangan volume S :
2017 cairan berhubungan
dengan kehilangan - Pasien mengatakan
cairan aktif badan terasa lemah
dan letih
- Pasien mengatakan
hari ini BAB 1 kali
- Pasien mengatakan
konsistensi lunak
- Paseien mengatakan
warna fases kuning
O:
- Pasien tampak lemah
- Tonus otot melemah
- Mukosa bibir kering
- Denyut nadai cepat
N :102
TD : 80/70 mmHg
S : 37,8 oc
RR : 19 x/i
- Pasien terpasang
infus WIDA KN-2,
- Turgor kulit jelek
- Albumin 2,8 gr/dl
A : masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
27 Mei Nyeri akut S :
2017 berhubungan dengan
agen cedera; - Pasien mengatakan
biologis nyeri masih terasa di
dada bagian bawah
- Pasien mengatakan
nyeri terasa seperti
mendesak
- Pasien mengtakan
skala nyeri berkisar
antara 4 sampai 5
- Pasien mengatakan
nyeri terasa hilang
timbul
- Pasien mengtakan
posisi tidur lebih
nyaman miring ke
kiri, agar tidak terasa
nyeri
O:
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
O:
- Pasien tampak
lemah
- TD : 100/80 mmHg
- N : 85 x/i
- Bising usus 16 x/i
- Turgor kulit mulai
membaik
- Pasien mendapat
terapi IVFD WIDA
KN-2
P : masalah teratasi
A : Intervensi
dihentikan
26 Mei Ketidak seimbangan S :
2017 nutrisi kurang dari - Pasien mengatakan
kebutuhan tubuh nafsu makan
masih
berhubungan dengan kurang
faktor biologis O:
- BB : 31 kg
- TB :157 cm
- IMT : 12,19 (berat
badan kurang)
- Lingkar lengan :
19
Cm
- Turgor mulai
membaik
- Diit tampak
dihabiskan ¼
porsi
- Bibir kering,
terdapat
sariawan,
dan kondidiasis
oral
- Albumin 2,8
- Limfosit 9%
- Terpasang IVFD
WIDA KN-2 8
tetes/menit
Infuspaten
- Gula darah puasa
107 mg/dl
- TD : 100/80
mmHg
N: 85 x/i
RR : 19 x/i
S : 37,8 oC
A : Masalah belum
Teratasi
P : Intervensi dilanjutka